Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Sumba

Original Research Paper

Analisis Kemampuan Literasi Numerasi Siswa SMP Negeri 2 Wanukaka


Dimu Dedi1, Dekriati Ate2, Samuel Rex M. Making3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Weetebula, Tambolaka, Indonesia

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui kemampuan peserta didik di
SMP Negeri 2 Wanukaka dalam meneyelesaiankan soal-soal literasi numerasi
Article history bertipe PISA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Received: 15 December 2021 kualitatif. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas IXA SMP Negeri 2
Revised: 06 April 2022
Accepted: 08 April 2022
Wanunaka dengan jumlah siswa 20 orang. subjek yang dipilih untuk dideskripsikan
hasilnya yaitu 5 subjek, kelima subjek dipilih berdasarkan kriteria baik sekali, baik,
cukup, kurang, kurang sekali, masing-masing kategori dipilih untuk diwawancarai.
*Corresponding Author: Jenis data yang dikumpulkan berupa data kualitatif dari hasil tes literasi numerasi
Dimu Dedi, STKIP siswa. Data dianalisis berdasarkan tahapan polya dan indicator literasi. Analisis
Weetebula, Tambolaka, data dilakukan berdasarkan tahap reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Indonesia; Hasil analisis data kemampuan literasi numerasi peserta didik pada tahap
Email: dedidimu@gmail.com memahami masalah 16% termasuk kategori kurang sekali, pada tahap
merencanakan 8% termasuk kategori kurang sekali, pada tahap melaksanakan
rencana 27% termasuk kategori kurang sekali, sedang pada tahap melihat kembali
0%, termasuk kategori kurang sekali. Sehingga dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan siswa untuk soal bertipe PISA masi tergolong rendah.
Kata kunci: kemampuan literasi numerasi, polya.

Abstract: The purpose of this study was to determine the ability of students at SMP
NEGERI 2 WANUKAKA in solving PISA type numeracy literacy questions. The
method used in this research is qualitative research. The subjects in the study were
students of class IXA SMP Negeri 2 Wanukaka with 20 students. The subjects
chosen to describe the results were 5 subjects, the six subjects were selected based
on the criteria of very good, good, sufficient, less and very less, each category was
chosen to be interviewed. The type of data collected is in the form of qualitative
data from the results of the student's numeracy literacy test. Data were analyzed
based on polya stages and literacy indicators. Data analysis was carried out based
on the stages of data reduction, data presentation, and conclusions. The results of
data analysis of students' numeracy literacy skills at the stage of understanding the
problem 16% included in the very poor category, at the planning stage 27%, at the
stage of implementing the plan 8%, while the review stage was 0% including the
very poor category. So from these results indicate that the ability of students for
PISA type questions is still relatively low.
Keywords: numeracy literacy ability, polya.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu hak dan kewajiban yang harus di dapat oleh setiap orang, karena
pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya
sehingga ia mampumenghadapi segala perubahan yang mungkin terjadi di kehidupannya. Menurut Soyomukti
(2010) pendidikan adalah suatu proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan
untuk. Memperdayakan diri. Oleh karena itu meningkat mutu pendidikan, pemerintah mengimplementasikan
kurikulum 2013 yang saat ini tengah dilaksanakan disekolah-sekolah.

© 2021 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.
Dedi, Ate, Making, Jurnal Penelitian Pendidikan Matematia Sumba, 2021 (3) 2: 125 – 132
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia selama manusia hidup. Tanpa adanya pendidikan, maka
dalam menjalani kehidupan ini manusia tidak akan dapat berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan
demikian pendidikan itu harus betul – betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas yang
mampu bersaing, memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Dalam Undang - Undang No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdikan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.” Sehingga dari kedua pernyataan tersebut, dapat terlihat bahwa pendidikan merupakan hal mendasar
yang harus diperoleh setiap manusia. Dengan pendidikan manusia dapat memperoleh pengetahuan serta hal
baru yang mampu meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka. Sedangkan fungsi pendidikan tidak
hanya mencerdaskan siswa tetapi juga membentuk karakter sebagai penerus Bangsa Indonesia yang nantinya
dapat memajukan dan membangun Bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan suatu proses penting dalam
kehidupan manusia untuk memajukan bangsa dan negara, dan usaha untuk menyadar diri betapa pentingnya
pendidikan untuk dirinya sendiri. Pendidikan juga merupakan proses untuk mendidik siswa-siswi untuk
penerus bangsa. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh mengembangkan sumber
daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar secara detail. Salah
satu tempat ubtuk mempercepat pendidikan adalah di sekolah, kegiatan yang dilakukan adalah intrakuler dan
dan ektrakuler. Salah satu kegiatan intrakuler adalah pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling berinteraksi.
Menurut Kamsinah (2009: 103) menyatakan bahwa mengajar adalah suatu proses yang kompleks yang tidak
hanya sekedar menyampaikan informasi oleh guru kepada peserta didik, tetapi banyak hal dan kegiatan yang
harus dipertimbangkan dan dilakukan. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas guru diperkenankan
menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar (Depdiknas, 2006:6).
Tujuan pembelajaran matematika yang ditetapkan Departemen Pendidian Nasional (2006) sejalan
dengan NCTM (2000:67) yang menetapkan lima kompetensi dalam pembelajaran matematika: pemecahan
masalah matematis (mathematical problem solving), komunikasi matematis (mathematicalcommunication),
penalaran matematis (mathematical reasoning), koneksi matematis (mathematical connection), dan
representasi matematis (mathematicalrepresentation). Gabungan kelima kompetensi tersebut perlu dimiliki
siswa agar dapat mempergunakan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan yang
mencakup kelima kompetensi tersebut adalah kemampuan literasi matematika. Menurut draf assessment
framework PISA (OECD, 2013: 17) literasi matematika merupakan kemampuan seseorang untuk
merumuskan,4 menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk melakukan
penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan,
menjelaskan, atau memperkirakan fenomena atau kejadian. Kemampuan literasi matematika membantu siswa
untuk memahami peran dan kegunaan matematika di setiap aspek kehidupan sehari – hari dan juga
menggunakannya untuk membantu membuat literasi penting untuk dimiliki siswa, karena dapat menyiapkan
siswa dalam pergaulan di masyarakat modern (OECD, 2010).
Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik maka guru harus mampu merencanakan proses
pembelajaran dengan baik. Menurut Sanjaya (2008) Sebagaimana dikutip oleh Arini, Ni Komang et al., (2013),
merencanakan pembelajaran sangat penting dilaksanakan karena perencanaan merupakan proses dan cara
berfikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan 8 sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan. Untuk menentukan kualitas pendidikan adalah dengan menggunakan pendekatan sistem. Melalui
pendekatan sistem maka dapat dilihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses
karena diawali dari perencanaan yang aktif. Berdasarkan hal tersebut, penulis akan melakukan sebuah
penelitian dengan judul “ Analisi Kemampuan Literasi Numerasi Siswa di SMP Negeri 2 Wanukaka”
Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metodelogi
penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan tingkah laku yang dapat diamati. Dalam penelitian

126
Dedi, Ate, Making, Jurnal Penelitian Pendidikan Matematia Sumba, 2021 (3) 2: 125 – 132
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2

ini peneliti berperan sebagai instrumen utama agar dapat berinteraksi secara langsung dengan responden untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki dalam menjawab soal tes yang diberikan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu metode tes, dokumentasi, dan wawncara. Teknik analisis data yaitu reduksi data,
penyejian dan penarikan kesimpulan. Subyek yang di gunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXA
SMP Negeri 2 Wanukaka berjumlah 20 orang.

Hasil Dan Pembahasan

1. Hasil Tes Soal Matematika yang mengukur kemampuan literasi numerasi siswa
Pada penelitian ini, penulis memberikan soal matematika yang mengukur literas inumerasi kepada
20 siswa di kelas IXA SMP Negeri 2 Wanukaka kemudian dianalisis berdasarkan jawaban peserta didik.
Berikut hasil dari tes soal matematika literasi numerasi. Siswa yang mengikutites ini berjumlah 20 orang.
Tes yang diberikan terdiri dari 6 soal dalambentuk soal literasi numerasi dan dilaksanakan dalam waktu
120 menit. Dibawah ini adalah hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Wanukaka dalam
menyelesaikan soal literasi numerasi.
2. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Literasi Numerasi Berdasarkan Tahapan Polya.
Pada kenyataannya kemampuan siswa adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam
menyelesaikan soal.Siswa dikatakan mampu dilihat darikemampuannya dalam memahami
masalah,membuat rencana melaksankanrencana dan memeriksa kembali berdasarkan tahapan
polya.Berdasarkan hasil jawaban dan wawancara dengan siswa diperoleh bahwa pada tahap memahami
masalah siswa mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari permasalahan tersebut. Pada
tahap ini hampir semua siswa mampu menuliskan informasis cara tepat. Setelah menganalisis data
peneliti memperoleh data bahwa siswa mampu menyelesaikan soal dengan berdasarkan 4 tahapan polya.
a. Tahap Memahami
Tahap ini tidak semua siswa mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal
sebagai informasi penting dalam menyelesaikan akan soal yang akan diselesaikan. Pada tahap ini,
beberapa siswa tidak mengalamiakan kesulitan. Apa yang dituliskan sesuai dengan informasi penting
dalam soal. Pada presentase kemampuan memahami siswa untuk nomor 1 (15%), nomor 2 (7%),
nomor 3 (15%), nomor 4 (15%), nomor 5 (15%) dan nomor 6 (30%) dengan presentase keseluruhan
soal untuk tahap memahami berada pada 16%.berikut hasil jawaban nomor 1 subjek OATDari gambar
dibawah ini dapat dilihat bahwa subjek OAT mampu memahami dan menuliskan informasi penting
yang diketahui dan ditanya pada soal nomor 1.Berikut jawaban subjek OAT pada soal nomor 1

Gambar 1 Hasil jawaban nomor 1 subjek OAT

Berdasarkan jawaban siswa peneliti melakukan wawancara untuk subjek OAT pada soal nomor 1.
Berikut hasil wawancara subjek OAT untuk soal nomor 1
Panggalan wawancara dengan subjek OAT
P : Apakah kamu memahami semua kata yang digunakan untuk menyatakan
masalah?
OAT : Ya, saya memahami
P : Menurut pendapat anda, apa yang di tanyakan?

127
Dedi, Ate, Making, Jurnal Penelitian Pendidikan Matematia Sumba, 2021 (3) 2: 125 – 132
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2

OAT : Yang di tanyakan untuk nomor 1 hitunglah diameter lumut dan berapa tahun es
menghilang,
P : informasi apa saja yang anda ketahui dari soal tersebut?
OAT : dari soal tersebut untuk nomor 1 yang diketahui t =16 tahun dan d =35mm dengan
menggunakan rumus d=7,0 x√(t-12,t,≥12)

Dari jawaban siswa diatas dapat disimpulkan bahwa subjek OAT kurang mampu memahami
masalah yang diberikan dengan menulis diketahui dan ditanya belum tepat.
b. Tahap Merencanakan
Pada tahap ini, siswa mampu Menyusun rencana.Terlihat bahwa kemampuan siswa dalam
menghubungkan informasi yang diketahui dengan jelas dan tepat.Sebagian siswa mampu membuat
model matematika yang jelas sesuai informasi..Disebabkan pemahanakan konsep matematika yang
kurang baik dari informasi yang ada. Siswa yang mampu merencanakan pemecahan masalah untuk
nomor 1 (15%), nomor 2 (10%), nomor 3 (5%), nomor 4 (5%), nomor 5 (5%) dan nomor 6
(10%).Sedangkan presentase keseluruhannya adalah 8 %.
 Subjek HHL untuk soal nomor 1 Dari gambar dibawah ini dapat dilihat bahwa subjek HHL
mampu menyusun rencana dari soal tersebut.Berikut jawaban subjek HHL pada soal nomor 1.

Gambar 2 Hasil jawaban nomor 1 subjek HHL

Berdasarkan jawaban siswa peneliti melakukan wawancara untuk subjek HHL pada soal nomor
1. Berikut hasil wawancara subjek HHL untuk soal nomor 1
Panggalan wawancara dengan subjek HHL
P : pernahkah anda melihat soal yang sama sebelumnya ?
HHL : pernah
P : Bisakah kamu menyatakan kembali masalah nya?
HHL : Iya ibu, untuk nomor 1 dengan menggunakan rumus d=7,0×√(12-t), hitung diameter
lumut, 16 tahun setelah es menghilang.

c. Tahap Melaksanakan Rencana


Pada tahap ini, kemampua siswa dilihat dari bagaimana siswa menyelesaikan masalah dengan
tepat dan teliti. Kemampuan siswa dalam proses ini harus mampu mengoperasikan dengan tepat
sehingga hasilnya sesuai dengan solusi yang diinginkan.Berdasarkan hasil jawaban hanya Sebagian
kecil siswa dapat menyelesaikan akan masalah dengan operasi dan pengerjaan yang tepat. Kebanyakan
siswa mengalami kesalahan Ketika mensubstitusikan akan suatu nilai dan tidak memperhatikan
dengan jelas Ketika pengubahannya.Seperti lupa menulis secara lengkap setelah disubstitusikan.
Siswa yang mampu melaksanakan untuk nomor 1 (5%), soal nomor 2 (10%), soal nomor 3 (0%), soal
nomor 4 (75%), soal nomor 5 (65%) dan soal nomor 6 (10%). Persentase keseluruhannya pada tahap
melaksanakan rencana 27%.
 Subjek OAT untuk soal nomor 4 Dari gambar dibawah ini dapat dilhat bahwa subjek OAT
mampu melaksanankan proses pengerjaan penyelesaian pada soal tersebut.Berikut jawaban
subjek OAT pada soal nomor 4

128
Dedi, Ate, Making, Jurnal Penelitian Pendidikan Matematia Sumba, 2021 (3) 2: 125 – 132
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2

Gambar 3 Hasil jawaban nomor 4 subjek OAT


Berdasarkan jawaban siswa peneliti melakukan wawancara untuk subjek OAT pada soal nomor
4.Berikut hasil wawancara subjek OAT untuk soal nomor 4
Panggalan wawancara dengan subjek OAT
P : jelaskan langkah penyelesaian kamu dalam menyelesaikan soal tersebut?
OAT : untuk nomor 4 bagian b saya mengalikan pola kesepuluh dengan tiga dan mendapatkan
hasilnya tiga puluh lingkaran
P : Bagaimana kamu mengerjakan soal nomor 4?
OAT : setiap gambar selalu bertambah, jadi gambar ke 4 jumlahnya 12 dan gambar ke 10
jumlahnya 30 lingkaran.

d. Melihat Kembali
Pada tahap ini, kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal adalah kemampuan dalam
menyimpulkan jawaban dengan bahasanya sendiri. Adapun pada tahap itu, diperoleh data jelasnya
pada saat wawancara. Kebanyakan siswa mampu melihat kembali dengan mengecek ulang proses
pengerjaan atau perhitungannya.Berdasarkan hasil jawaban siswa hanya Sebagian kecil siswa yang
dapat menyimpulkan jawabannya dengan tepat.Kebanyakan siswa menyimpulkan dari hasil kesalahan
pada proses melaksanakan rencana.Siswa yang mampu melihat kembali pada soal nomor 1 (0%), soal
nomor 2 (0%), soal nomor 3 (0%), soal nomor 4 (0%), soal nomor 5 (0%) dan soal nomor 6
(0%).Sedangkan presentase melihat kembali 0%.
3. Kemampuan siswa menyelesaikan soal berdasarkan Indikator literasi numerasi
a. Menggunakan berbagai macam angka dan symbol yang terkait dengan matematika dasar untuk
memecahkan masalah dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
Pada indikator ini sebagian besar siswa mampu memahami informasi yang ada dan
menggunakan berbagai macam angka dan simbol. Hampir Sebagian besar siswa mampu
menyelesaikan soal yang mengukur kemampuan siswa pada indicator ini.Terlihat dari jawaban siswa
dalam menyelesaikan soal.Siswa yang mampu menyelesaikan soal nomor 1 (15%) dan soal nomor 2
(20%) dengan presentase keseluruhannya adalah 17,5%.
b. Menafsirkan hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Pada indicator ini hanya Sebagian kecil siswa yang mampumenafsirkan informasi yang ada dan
menemukan solusinya. Terlihat dari jawaban siswa pada nomor 3 (0%) dan nomor 4 (55%) dengan
presentase keseluruhannya adalah 27,5%
c. Menganalisis yang di tampilkan dalam bentuk grafik, tabel, bagan dan diagram.
Pada indicator ini juga hanya Sebagian kecil siswa yang mampu menganalisis data yang ada
berupa grafik.Kemampuan siswa menganalisis dapat dilihat dari jawaban siswa pada soal nomor 5
(65%) dan nomor 6 (5%) dengan presentase keseluruhannya adalah 35%

129
Dedi, Ate, Making, Jurnal Penelitian Pendidikan Matematia Sumba, 2021 (3) 2: 125 – 132
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2

Pembahasan

1. Kemampuan Siswa Berdasarkan Tahapan Polya


Berdasarkan hasil penelitian tes dan wawancara peneliti menggelompokkan kemampuan siswa
SMP Negeri 2 Wanukaka berdasarkan tahapan Polya, memahami masalah, merencanakan, melaksanakan,
dan Berikut tabel kemampuan siswa berdasarkan tahapan Polya.

Tabel 1 Persentase kemampuan siswa berdasarkan tahapan polya


Tahapan Polya Kategori Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 rata-rata
M 15,0% 10,0% 0,0% 5,0% 5,0% 5,0% 6,7%
Memahami
KM 25,0% 30,0% 20,0% 15,0% 5,0% 25,0% 20,0%
masalah
TM 65,0% 65,0% 80,0% 80,0% 90,0% 70,0% 75,0%
M 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
Merencanakan KM 5,0% 5,0% 0,0% 10,0% 5,0% 0,0% 4,2%
TM 95,0% 95,0% 100,0% 90,0% 95,0% 100,0% 95,8%
M 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
Melaksanakan KM 5,0% 10,0% 0,0% 55,0% 60,0% 5,0% 22,5%
TM 95,0% 90,0% 100,0% 45,0% 40,0% 95,0% 77,5%
M 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
Melihat
KM 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
Kembali
TM 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Dari data pada tabel diatas, penelitih melihat kemampuan siswa berdasarkan tahapan polya,
penelitih meng umpulkan nilai siswa yang mampu, kurang mampu dan tidak mampu pada setiap
tahapan polya, sehingga rata-rata siswa yang mampu pada tahap memahami ada 7,7%, pada tahap
merencanakan siswa yang mampu 4,4%, pada tahap melaksanakan rencana siswa yang mampu 3,3% dan
pada tahap melihat Kembali siswa yang mampu 3,2%.
Dari data pada tabe kita dapat melihat bahwa kemampuan siswa pada tahap memahami masih
rendah karena kebanyakan siswa tidak menuliskan informasi penting yang terdapat dalam soal dan tidak
mampu menuliskan apa yang menjadi pertanyaan dari soalnya dengan berbagai alasan seperti tidak paham
informasi yang ada pada soal, lupa, karena cepat-cepat takut waktu habis dan salah mengerti terkait
informasi dan pertanyaan dalam soal. Lalu pada tahap merencanakan, juga masih sangat rendah
kebanyakan siswa mampu membuat rencana, namun rencana yang mereka buat untuk menyelesaikan soal
tersebut masih kurang tepat. Hal ini dikarenakan siswa yang belum paham tentang informasi dalam soal,
siswa yang salah memahami maksud soal yang mengakibatkan mereka membuat rencana yang salah dan
juga ada siswa yang belum memahami konsep-konsep dasar dalam matematika. Selanjutnya kita juga
melihat bahwa pada tahapan melaksanakan, kemampuan siswa lebih rendah dari pada kedua tahap
lainnya, karena pada tahap sebelumnya siswa belum mampu membuat strategi maka pada saat
melaksanakan strategi yang mereka buat banyak siswa yang tidak mampu dengan alasan mereka tidak
memahami angka dan symbol yang ada pada soal dan siswa tidak mampu mengoperasikan perhitungan
terkait matematika dasar. Selanjutnya pada tahap melihat kembali merupakan tahapan paling rendah
karena hanya sedikit yang mampu menyimpulkan apa yang telah mereka kerjakan, sedangkan yang
lainnya belum mampu menyimpulkan karena pada tahap melaksanakan mereka juga tidak mampu
menyelesaikan soal tersebut.

2. Kemampuan Siswa Berdasarkan Indikator Literasi Numerasi


Berdasarkan hasil penelitian tes dan wawancara peneliti juga menggelompokkan kemampuan
siswa SMP Negeri 2 Wanukaka berdasarkan indikator literasi numerasi yaitu, indikator I menggunakan
berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah
dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, indikator II menafsirkan hasil analisis untuk
memprediksi dan mengambil keputusan, dan indikator III menganalisis informasi yang ditampilkan
dalam bentuk grafik, tabel, bagan, dan diagram.

130
Dedi, Ate, Making, Jurnal Penelitian Pendidikan Matematia Sumba, 2021 (3) 2: 125 – 132
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2

Tabel 2 Persentase kemampuan siswa berdasarkan indikator literasi numerasi


Indikator 1 Indikator II Indikator III
Kategori Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Indikator
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6
Mampu 15% 20% 18% 0% 55% 28% 65% 5% 35% 26,7%
Tidak Mampu 85% 80% 83% 100% 45% 73% 35% 95% 65% 73,3%

Dari tabel diatas kita bisa melihat bahwa siswa yang mampu menyelesaikan soal berdasarkan
literasi numerasi dari rata-rata 26,7% dan tidak mampu menyelesaikan soal 73,3% dari beberapa
indikator.Dibawah ini diagram kemampuan siswa indikator literasi numerasi.

Kesimpulan Dan Saran

1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian dan pembahasa, peneliti dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
a) Berdasarkan analisis kemampuan literasi numeras isiswa, diperoleh 17,5% siswa yang memiliki
kemampuan dalam menggunakan berbagai macam angka dan symbol yang terkait dengan
matematika dasar untuk memecahkan masalah dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-
hari, 27,5% siswa yang mampu menafsirkan hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil
keputusan dan 35% siswa yang mampu Menganalisis yang ditampilkan dalambentuk grafik, tabel,
bagan dan diagram.
b) Berdasarkan tahapan polya, terdapat 16% siswa yang mampu dalam memahamiakan masalah yang
di berikan yaitu dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Sedangkan 8% siswa
yang mampu menyusun rencanaya itu dapat membuat model matematika dengan tepat dan 27%
siswa yang mampu melaksankan rencana serta 0% siswa yang mampu memeriksa kembali
jawabannya dengan menuliskan kesimpulan yang jelas.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut.

a) Bagi guru. Dapat memberikan bimbingan kesiswa mengenai kemampuan literasi numerasi siswa
agar kemampuan siswa dalam memahami akan soal-soal literasi numerasi.
b) Bagi siswa. Dapat menjadikan bahan evaluasi dalam menyelesaikan soal yang mengukur literasi
numerasi terutama bagi siswa kategori kurang sekali.
c) Bagi peneliti sejenis. Agar dapat menganalisis keseluruhan siswa untukmegetahui kemampuan
masing-masing berdasarkan teori polya.

Ucapan Terima Kasih

Penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada:


1. Ibu Dekriati Ate, S.Si.,M.Pd, selaku ketua program studi pendidikan matematika STKIP Weetebula serta
selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing sekaligus memberi motivasi kepada saya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Bapak Samuel Rex M. Making,S.Si.,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
sekaligus memberi motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Kaledi Peku, Mama Baba Mollu, Bapak Bernadus, Mama salomo, Kakak adi, kakak tina,Kakak
lukas , Kakak Lusi , kakak gabi, Adik Arny yang telah berikan semangat dan doa sehingga penulis dapat
menyelesaiankan skripsi dengan baik.
4. Bapak kepala sekolah SMP Negeri 2 Wanukaka yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Wanukaka
5. Siswa-siswi kelas IX A SMP Negeri 2 Wanukaka yang meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam
mengikuti tes dan wawancara yang di berikan peneliti.

131
Dedi, Ate, Making, Jurnal Penelitian Pendidikan Matematia Sumba, 2021 (3) 2: 125 – 132
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2

Daftar Pustaka

Anggrieni, Novika .Putri,Ratu Ilma Indra .2019 .Analisis Kemampuan Literasi Matematika Peserta Didik
Kelompok Kecil Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe PISA .Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan .472–481
Depdiknas. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP Belajar dari PISA dan TIMSS.
Yogyakarta: Depdiknas.
Kamsinah. 2009 MetodeDalam Proses PembelajaranLentera Pendidikan, Vol11 No. 1 Juni 2009 101-11
Depdiknas, (2006 : 6). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah
Atas. Jakarta : Depdiknas
OECD, 2010. PISA 2012 Mathematics Frameworj. Paris : The Organisation For Economic Co – operation
and Development Publication.
OECD. 2013. PISA 2012 Assesment and Analytical Framework: Mathematics, Reading,Science, Problem
Solving and Financial Literacy. Paris: OECD Publishing.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Soyomukti, Nurani. 2010 PengantarIlmuKomonikasi .Jogyakarta : Ar-Ruzz Media

132

Anda mungkin juga menyukai