Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Sumba

Original Research Paper

Analisis Kemampuan Literasi Numerasi Siswa SMP N.1 Kota Tambolaka


Anjelina Eta Leba Kaka1, Dekriati Ate2, Samuel rex M. Making3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Matematika, Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Weetebula, Indonesia

Article history Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan peserta didik
Received: 15 December 2021 di SMP N.1 Kota Tambolaka dalam menyelesaikan soal-soal literasi numerasi.
Revised: 31 January 2022 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek
Accepted: 10 February 2022 dalam penelitian adalah siswa kelas IXC SMP N.1 Kota Tambolaka dengan
jumlah siswa 27 orang. Subjek yang dipilih untuk dideskripsikan hasilnya yaitu 6
*Corresponding Author: subyek, keenam subyek dipilih berdasarkan kriteria baik sekali, baik, cukup,
Anjelina Eta Leba Kaka, kurang dan kurang sekali, masing- masing kategori dipilih untuk diwawancarai.
STKIP Weetebula, Tambolaka Jenis data yang dikumpuikan berupa data kualitatif dari hasil tes literasi numerasi
, Indonesia; siswa. Data dianalisis berdasarkan tahapan polya dan indikator literasi. Analisis
Email: data dilakukan berdasarkan tahap reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
angelkaka1209@gmail.com Hasil analisis data kemampuan literasi numerasi peserta didik pada tahap
memahami masalah 44%, pada tahap merencanakan 32%, pada tahap
melaksanakan rencana 13%, sedangkan tahap melihat kembali 11% termasuk
kategori kurang sekali. Sehingga dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan siswa untuk soal literasi numerasi masih tergolong rendah.
Kata kunci: kemampuan literasi numerasi, polya.

Abstract: The purpose of this study was to determine the ability of students at
SMP N.1 KOTA Tambolaka in solving numeracy literacy questions. The method
used in this research is qualitative research. The subjects in the study were
students of class IXC SMP N.1 KOTA Tambolaka with 27 students. The subjects
chosen to describe the results were 6 subjects, the six subjects were selected
based on the criteria of very good, good, sufficient, less and very less, each
category was chosen to be interviewed. The type of data collected is in the form
of qualitative data from the results of the student's numeracy literacy test. Data
were analyzed based on polya stages and literacy indicators. Data analysis was
carried out based on the stages of data reduction, data presentation, and
conclusions. The results of data analysis of students' numeracy literacy skills at
the stage of understanding the problem 44%, at the planning stage 32%, at the
stage of implementing the plan 13%, while the review stage was 11% including
the very poor category. So from these results indicate that the ability of students
for questions is still relatively low.
Keywords: numeracy literacy ability, polya.

Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Melalui Pendidikan
dapat dibentuk kemampuan manusia sehingga manusia mampu menggunakan rasionya secara efektif dan
efisien sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dalam usahanya untuk menggapai
masa depan yang baik. Oleh sebab itu, Pendidikan adalah kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia sebab dapat dirasakan dalam segala segi kehidupannya.
Pendidikan sebagai upaya untuk mewariskan nilai dan sebagai tuntunan dalam menjalani kehidupan.
Kualitas Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu bangsa. Usaha mengembangkan
Pendidikan di Indonesia terus diupayakan melalui pembenahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan
peningkatan karakter. Melalui Pendidikan, manusia memiliki wadah untuk mengembangkan potensinya.

© 2021 The Author(s). This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.
Kaka, Ate, Making, Jurnal Pendidikan Matematika Sumba, 2021 (3) 2: 88 – 96
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2
Secara umum manfaat Pendidikan adalah sebagai bekal peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan
masalah hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi, warga masyarakat maupun sebagai warga negara.
Dalam dunia Pendidikan pemilihan pendekatan dan model pembelajaran yang tepat adalah suatu hal yang
harus diperhatikan. Pemilihan pendekatan yang tepat akan memudahkan siswa untuk memahami materi
pelajaran. Salah ilmu dalam dunia Pendidikan yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan ilmu
pengetahuan adalah ilmu matematika.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang Pendidikan,
matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa.
Tujuan pengajaran matematika antara lain; (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3)
memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan
symbol, table, diagram, atau media lain untuk mempelajari keadaan atau masalah, dan (5) rasa ingin tahu,
perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah (pemendikbud no.22 tahun 2006)
Pada saat ini, pembelajaran matematika tidak hanya mengembangkan pada peningkatan kemampuan
berhitung karena kenyataannya kemampuan berhitung tidak cukup untuk menghadapi masalah kehidupan
sehari-hari. Dalam proses menemukan konsep matematika, sangat penting bagi siswa agar masalah realistik
digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Masalah realistik yang dimaksud adalah masalah
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang bisa dibayangkan siswa. Penggunaan masalah realistik
diawal pembelajaran matematika bertujuan untuk memberi kesempatan kepada siswa dalam menemukan
ide-ide atau konsep-konsep matematika serta untuk melihat kemampuan menggunakan matematika yang
telah dipelajari untuk memecahkan masalah-masalah dengan caranya sendiri.
Selain penggunaan masalah realistis, dalam proses menemukan konsep matematika, siswa harus
mengetahui konsep-konsep dasar matematika dan mampu menghubungkan konsep-konsep dasar matematika
tersebut untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan yang
demikian yang disebut dengan kemampuan literasi numerasi.
Literasi numerasi merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan berbagai macam
angka dan simbol terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam kehidupan
sehari-hari lalu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk serta menginterprestasi
hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan (Kemdikbud, 2017). Secara sederhana, numerasi
mempunyai makna sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi
hitung dalam kehidupan sehari-hari (seperti di rumah, pekerjaan dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat
dan sebagai warga negara) dan kemampuan untuk menginterprestasi informasi kuantitatif yang terdapat di
sekeliling kita. Kemampuan ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan serta cakap
menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini
merujuk pada apresiasi serta pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, seperti grafik, table
dan bagan.
Untuk mengukur kemampuan peserta didik dan memberi informasi yang berguna dalam
meningkatkan mutu Pendidikan sangat diperlukan sebuah study yang dilaksanakan secara
berkesinambungan atau berkelanjutan. Salah satu studi yang di maksud adalah PISA. PISA merupakan studi
internasional tentang prestasi kemampuan literasi dalam berbagai aspek antara lain, yakni aspek membaca,
aspek matematis, dan aspek sains. Program tersebut memiliki makna mengukur sejauh mana Pendidikan
dasar di suatu negara mampu menyiapkan siswa (warga negara) untuk menghadapi dunia nyata, menggapai
pengetahuan yang lebih tinggi, bersosialisasi di kancah global, dan untuk memenuhi kebutuhan dasar. PISA
bukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai kurikulum sekolah, melainkan untuk mengukur
kompetensi siswa usia 15 tahun dalam mengimplementasikan masalah-masalah di kehidupan nyata
(Pakpahan, 2016).

89
Kaka, Ate, Making, Jurnal Pendidikan Matematika Sumba, 2021 (3) 2: 88 – 96
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2
Indonesia adalah salah satu negara yang telah mengikuti tes PISA sejak tahun 2000. Hasil PISA dari
tahun ke tahun menunjukkan bahwa kompetensi siswa di Indonesia juga masih tergolong rendah. Berikut
hasil tes PISA siswa Indonesia.

Tabel 1 Hasil tes PISA pada bidang matematika siswa Indonesia dari tahun 2012 – 2018
Indonesia Total negara yang
Tahun Subjek
rangking skor berpartisipasi
2012 Matematika 64 375 65
2015 Matematika 63 386 70
2018 Matematika 74 379 79

Pencapaian literasi matematis di Indonesia mengalami kenaikan maupun penurunan yang tak berkala
dari tahun ke tahun. Hasil survei di atas menunujukkan bahwa Indonesia masuk dalam negara dengan
kemampuan literasi numerasi terendah.
Salah satu penyebab rendahnya kemampuan literasi numerasi siswa dalam menyelesaikan soal
bertipe PISA adalah faktor tidak terbiasa. Oleh sebab itu, untuk menyelesaikan soal bertipe PISA tidak
instan, perluh dilakukan berbagai upaya seperti guru harus lebih memberikan perhatian pada siswa dengan
melatih mengerjakan soal-soal bertipe PISA. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa Indonesia harus
melakukan perubahan dalam rangka memperbaiki kemampuan literasi numerasi siswa di Indonesia. Sebagai
contoh dapat kita lihat dalam soal-soal tes yang diberikan pada siswa-siswi di Sumba Timur di SMP
Andaluri, dari soal UAS yang diberikan tidak terdapat soal-soal yang menguji kemampuan literasi numerasi
siswa. Hal ini yang harus menjadi perhatian khusus buat pendidik dan calon pendidik.
Berdasarkan kurikulum 2013 siswa dituntut tidak hanya mampu menyelesaikan soal-soal dengan
menggunakan rumus, tetapi juga harus mampu bernalar dan menggunakan matematika untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan (Maulana & Hasnawati). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Analisis Kemampuan Literasi Numerasi Siswa di SMP N.1 Kota Tambolaka”

Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metodelogi
penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan tingkah laku yang dapat diamati. Dalam
penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen utama agar dapat berinteraksi secara langsung dengan
responden untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki dalam menjawab soal tes yang diberikan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes, dokumentasi, dan wawncara. Teknik analisis data
yaitu reduksi data, penyejian dan penarikan kesimpulan. Subyek yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IXC SMP N.1 Kota Tambolaka berjumlah 27 orang.

Hasil Dan Pembahasan


Penelitian ini dilaksanakan di SMP N.1 Kota Tambolaka, di kelas IX. Penelitian dilakukan pada
semester genap tahun ajaran 2021/2022. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatoris sekuensial
(sequential eksplanatorys), yaitu gabungan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data-data hasil
penelitian didapat dari instrumen tes soal yang menguji kemampuan literasi numerasi kemudian peneliti
menganalisis data kuantitatif. Selanjutnya, peneliti juga melakukan proses wawancara dan menganalisis data
kualitatif. Peneliti an ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan literasi numerasi siswa kelas
IX SMP N.1 Kota Tambolaka.
Analisis Hasil Tes dan Wawancara Siswa
a. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Berdasarkan Tahapan Polya
Berdasarkan hasil jawaban dan wawancara dengan siswa diperoleh bahwa pada tahap
memahami masalah siswa mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari
permasalahan tersebut. Pada tahap ini hampir semua siswa mampu menuliskan informasi
90
Kaka, Ate, Making, Jurnal Pendidikan Matematika Sumba, 2021 (3) 2: 88 – 96
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2
secara tepat. Setelah menganalisis data peneliti memperoleh data bahwa siswa mampu
menyelesaikan soal dengan berdasarkan 4 tahapan polya.
1. Tahap Memahami
Tahap ini tidak semua siswa mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan
dari soal sebagai informasi penting dalam menyelesaikan akan soal yang akan diselesaikan.
Pada tahap ini, beberapa siswa tidak mengalami akan kesulitan. Apa yang dituliskan sesuai
dengan informasi penting dalam soal. Pada presentase kemampuan memahami siswa untuk
nomor 1 (96%), nomor 2 (56%), nomor 3 (15%), nomor 4 (4%), nomor 5 (4%) dan nomor 6
(0%) dengan presentase keseluruhan soal untuk tahap memahami berada pada 44%.
 Subjek NS
Soal nomor 1
Berdasarkan pekerjaan siswa inisial NS, Siswa ini merinci pokok-pokok
permasalahan yaitu Saol nomor satu menuliskan yang diketahui d=35 dan t=16 dengan
rumus yang digunakan , siswa NS juga mampu untuk
menuliskan dan menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan dalam soal tersebut secara
benar. Berikut hasil jawaban nomor 1 subjek NS:

Gambar 1 Hasil jawaban nomor 1 subjek NS

Pada tahap memahami dapat dilihat bahwa siswa mampu memahami masalah.
Berikut hasil wawancara dengan subjek NS:
Panggalan wawancara dengan subjek NS
P : Apakah kamu memahami semua kata yang digunakan untuk menyatakan
masalah?
NS : Ya, saya paham
P : Menurut pendapat kamu, apa yang di tanyakan?
NS : Yang di tanyakan hitunglah diameter lumut dan berapa tahun es menghilang
P : informasi apa saja yang kamu ketahui dari soal tersebut?
NS : kalau soal nomor 1 yang di ketahui d=35 mm, t=16 tahun dan rumus yang
digunakan adalah .
2. Tahap Merencanakan
Pada tahap ini, siswa mampu menyusun rencana. Terlihat bahwa kemampuan siswa
dalam menghubungkan informasi yang diketahui dengan jelas dan tepat. Sebagian siswa
mampu membuat model matematika yang jelas sesuai informasi. Disebabkan pemahan akan
konsep matematika yang kurang baik dari informasi yang ada. Siswa yang mampu
merencanakan pemecahan masalah untuk nomor 1 (67%), nomor 2 (37%), nomor 3 (7%),
nomor 4 (7%), nomor 5 (4%) dan nomor 6 (7%).Sedangkan presentase keseluruhannya
adalah 32 %.

91
Kaka, Ate, Making, Jurnal Pendidikan Matematika Sumba, 2021 (3) 2: 88 – 96
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2
 Subjek NS
Soal nomor 1
berdasarkan hasil kerja subjek NS, siswa dapat mengaitkan antara rumus yang ada
yaitu dengan variabel yang diketahui t=16 dan d=35 mm dan
juga mampu memahai apa yang ditanyakan, terlihat dari hasil kerja berikut:

Gambar 2 Hasil jawaban nomor 1 subjek NS

Berdasarkan hasil kerja diatas, peneliti menyimpulkan bahwa subjek NS dapat


membuar rencana untuk mengerjakan soal nomor 1. berikut hasil wawancara dengan
subjek NS:
Panggalan wawancara dengan subjek NS
P : Bisakah kamu menyatakan kembali masalah nya?
NS : Iya ibu, masalahnya yang nomor satu hitunglah diameter lumut dan
berapa tahun es menghilang.
3. Tahap Melaksanakan Rencana
Pada tahap ini, kemampua siswa dilihat dari bagaimana siswa menyelesaikan
masalah dengan tepat dan teliti. Kemampuan siswa dalam proses ini harus mampu
mengoperasikan dengan tepat sehingga hasilnya sesuai dengan solusi yang diinginkan.
Berdasarkan hasil jawaban hanya sebagian kecil siswa dapat menyelesaikan akan masalah
dengan operasi dan pengerjaan yang tepat. Kebanyakan siswa mengalami kesalahan ketika
mensubstitusikan akan suatu nilai dan tidak memperhatikan dengan jelas ketika
pengubahannya. Seperti lupa menulis secara lengkap persamaan setelah disubstitusikan.
Siswa yang mampu melaksankan rencana untuk nomor 1 (11%), soal nomor 2 (15%), soal
nomor 3 (0%), soal nomor 4 (4%), nomor 5 (0%) dan nomor 6 (22%).Persentase
keseluruhannya pada tahap melaksanakan rencana 13%

 Subjek NS
Soal nomor 1
Pada penyelesaiannya siswa menuliskan rumus dan menjelaskan dengan benar
pada langkah awal yaitu dengan menggantikan nilai t dengan 16 dan menyelesai dengan
tepat sampai hasil akhir, namun pada bagian b pada langkah awal yaitu dengan
menggantikan nilai d dengan 35 siswa namun subjek NS keliru dalam pemfaktoran.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada jawaban siswa berikut: Dari hasil tes dan
wawancara peneliti menyimpulkan bahwa siswa DBA belum mampu merencanakan
langkah yang tepat untuk pengerjaannya sehingga siswa DBA tidak mampu
melaksanakan dan melihat kembali secara baik dan benar.

92
Kaka, Ate, Making, Jurnal Pendidikan Matematika Sumba, 2021 (3) 2: 88 – 96
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2

Gambar 3 Hasil jawaban nomor 1 subjek NS


Dari hasil tes peneliti menyimpulkan bahwa siswa NS sudah mampu
merencanakan langkah yang tepat untuk pengerjaannya hanya sedikit keliru pada bagaian
ditahap akhir sehingga siswa NS mampu melaksanakan rencana secara baik dan benar.
Berikut hasil wawancara dengan subjek NS:
Panggalan wawancara dengan subjek NS
P : jelaskan langkah penyelesaian kamu dalam menyelesaikan soal tersebut?
NS : untuk nomor 1 saya pakai rumus , untuk bagian a saya
ganti t dengan 16, terus bagian b saya ganti d dengan 35
4. Melihat Kembali
Pada tahap ini, kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal adalah kemampuan
dalam menyimpulkan jawaban dengan bahasanya sendiri. Adapun pada tahap itu, diperoleh
data jelasnya pada saat wawancara. Kebanyakan siswa mampu melihat kembali dengan
mengecek ulang proses pengerjaan atau perhitungannya. Berdasarkan hasil jawaban siswa
hanya sebagian kecil siswa yang dapat menyimpulkan jawabannya dengan tepat.
Kebanyakan siswa menyimpulkan dari hasil kesalahan pada proses melaksanakan rencana.
Siswa yang mampu melihat kembali pada soal nomor 1 (15%), soal nomor 2 (19%), soal
nomor 3 (0%), soal nomor 4 (11%), soal nomor 5 (0%) dan soal nomor 6 (0%). Sedangkan
presentase keseluruhannya pada tahap melihat kembali 11%.
 Subjek NS
Soal nomor 1
berdasarkan hasil penyelesaian SN, maka SN menyimpulkan pada bagian a
diameternya adalah 14,0. Sedangkan pada bagian b NS tidak membuat kesimpulan
karena hasil akhirnya salah.

Gambar 4 Hasil jawaban nomor 1 subjek NS


Dari hasil kerja NS, maka peniliti menyimpulkan bahwa NS mampu melihat kembali pada
bagian a, sedangkan bagian b tidak mampu melihat kembali karena tidak mendapatkan
kesimpulannya. Berikut hasil wawancara dengan NS:
Panggalan wawancara dengan subjek NS
P : Bisakah kamu memeriksa kembali hasilnya pada soal nomor 1?
RBSHD : iya ibu, jadi diameternya adalah 14,0

93
Kaka, Ate, Making, Jurnal Pendidikan Matematika Sumba, 2021 (3) 2: 88 – 96
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2
b. Kemampuan siswa menyelesaikan soal berdasarkan Indikator literasi numerasi
1. Menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar
untuk memecahkan masalah dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
Pada indikator ini sebagian besar siswa mampu memahami informasi yang ada dan
menggunakan berbagai macam angka dan simbol. Hampir sebagian besar siswa mampu
menyelesaikan soal yang mengukur kemampuan siswa pada indicator ini. Terlihat dari
jawaban siswa dalam menyelesaikan soal. Siswa yang mampu menyelesaikan soal nomor 1
(70%) dan soal nomor 2 (59%) dengan presentase keseluruhannya adalah 65%.
2. Menafsirkan hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Pada indikator ini hanya sebagian kecil siswa yang mampu menafsirkan informasi
yang ada dan menemukan solusinya. Terlihat dari jawaban siswa pada nomor 3 (11%) dan
nomor 4 (22%) dengan presentase keseluruhannya adalah 17%.
3. Menganalisis yang di tampilkan dalam bentuk grafik, tabel, bagan dan diagram.
Pada indikator ini juga hanya sebagian kecil siswa yang mampu menganalisis data
yang ada berupa grafik. Kemampuan siswa menganalisis dapat dilihat dari jawaban siswa
pada soal nomor 5 (11%) dan nomor 6 (19%) dengan presentase keseluruhannya adalah
15%.

Pembahasan
1. Analisis kemampuan literasi numerasi siswa berdasarkan tahapan polya
Berdasarkan hasil penelitian tes dan wawancara peneliti menggelompokkan kemampuan siswa
SMP N.1 Kota Tambolaka berdasarkan tahapan Polya, memahami masalah, merencanakan,
melaksanakan, dan Berikut tabel kemampuan siswa berdasarkan tahapan Polya.

Tabel 2 Persentase kemampuan siswa berdasarkan tahapan polya


Tahapan Polya Kategori Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 rata-rata
M 40,7% 25,9% 3,7% 0,0% 0,0% 0,0% 11,7%
Memahami
KM 55,5% 29,6% 14,8% 0,0% 3,7% 0,0% 17,2%
masalah
TM 3,7% 44,4% 81,4% 100,0% 96,2% 100,0% 71,0%
M 11,1% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 1,9%
Merencanakan KM 81,4% 55,5% 22,2% 22,2% 7,4% 18,5% 34,5%
TM 7,4% 44,4% 77,7% 77,7% 92,5% 81,4% 63,5%
M 11,1% 0,0% 0,0% 3,7% 0,0% 0,0% 2,5%
Melaksanakan KM 59,2% 44,4% 7,4% 18,5% 7,4% 18,5% 25,9%
TM 33,3% 55,5% 92,5% 77,7% 92,5% 81,4% 72,2%
M 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
Melihat
KM 0,0% 0,0% 0,0% 3,7% 0,0% 0,0% 0,6%
Kembali
TM 100,0% 100,0% 100,0% 96,2% 100,0% 100,0% 99,4%

Dari data pada tabel diatas, penelitih melihat kemampuan siswa berdasarkan tahapan
polya, penelitih mengumpulkan nilai siswa yang mampu, kurang mampu dan tidak mampu
pada setiap tahapan polya, sehingga rata-rata siswa yang mampu pada tahap memahami ada
11,7%, pada tahap merencanakan siswa yang mampu 1,9%, pada tahap melaksanakan rencana
siswa yang mampu 2,5% dan pada tahap melihat Kembali siswa yang mampu 0,0%.
2. Kemampuan Siswa Berdasarkan Indikator Literasi Numerasi
Berdasarkan hasil penelitian tes dan wawancara peneliti juga menggelompokkan kemampuan
siswa SMP N.1 Kota Tambolaka berdasarkan indikator literasi numerasi yaitu, indikator I
menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk
memecahkan masalah dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari, indikator II menafsirkan
hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan, dan indikator III menganalisis informasi
yang ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel, bagan, dan diagram

94
Kaka, Ate, Making, Jurnal Pendidikan Matematika Sumba, 2021 (3) 2: 88 – 96
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2
Tabel 3 persentase kemampuan siswa berdasarkan indikator literasi numerasi
Indikator 1 Indikator II Indikator III
Kategori Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Indikator
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6
Mampu 70% 59% 65% 11% 22% 17% 11% 19% 15% 32,0%
Tidak Mampu 30% 41% 36% 89% 78% 84% 89% 81% 85% 68,0%

Kesimpulan Dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kemampuan literasi numerasi
siswa dalam menyelesaikan soal yang mengukur kemampuan literasi numerasi siswa dengan
berdasarkan teori/tahap polya di kelas IXC SMP N.1 Kota Tambolaka. Dari hasil penelitian
diperoleh data sebagian
 Berdasarkan kemampuan literasi numerasi siswa diperoleh 65% siswa yang memiliki
kemampuan dalam Menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan
matematika dasar untuk memecahkan masalah dalam berbagai macam konteks kehidupan
sehari-hari, sedangkan 17% siswa yang mampu Menafsirkan hasil analisis untuk
memprediksi dan mengambil keputusan dan 15% siswa yang mampu Menganalisis yang di
tampilkan dalam bentuk grafik, tabel, bagan dan diagram. Berdasarkan tahapan polya,
penelitih mengumpulkan nilai siswa yang mampu, kurang mampu dan tidak mampu pada
setiap tahapan polya, sehingga rata-rata siswa yang mampu pada tahap memahami ada
11,7%, pada tahap merencanakan siswa yang mampu 1,9%, pada tahap melaksanakan
rencana siswa yang mampu 2,5% dan pada tahap melihat Kembali siswa yang mampu
0,0%.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut.
 Bagi guru dapat memberikan bimbingan ke siswa mengenai kemampuan literasi numerasi
siswa agar kemampuan siswa dalam memahami akan soal-soal literasi numerasi, bagi
siswa dapat menjadikan bahan evaluasi dalam menyelesaikan soal yang mengukur literasi
numerasi terutama bagi siswa kategori kurang sekali dan bagi peneliti sejenis agar dapat
menganalisis keseluruhan siswa untuk megetahui kemampuan masing-masing berdasarkan
teori polya.

Ucapan Terima Kasih
Penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus sebesar-besarnya kepada:
1. Rm. Marsel Lamunde, Pr, selaku ketua Yayasan Pendidikan Nusa Cendana (YAPNUSDA)
2. Bapak Wilhelmus Yape Kii, S.Pt., M.Phil. selaku ketua STKIP weetebula beserta seluruh
jajaran
3. Ibu Dekriati Ate, S.Si., M.Pd. selaku ketua program studi pendidikan matematika STKIP
Weetebula serta selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing sekaligus memberi
motivasi kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Bapak Samuel Rex M. Making, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing sekaligus memberi motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Orang Tua tercinta Bapak Ferdinand Zudy, Mama Magdalena Bani, Om Melkianus Gollu
Wolla, Cici Anjelina Bani, Cici Anthoneta Bani, (Kakak Shius, adik Asry, Altin, Tania,

95
Kaka, Ate, Making, Jurnal Pendidikan Matematika Sumba, 2021 (3) 2: 88 – 96
DOI: https://doi.org/10.53395/jppms.v3i2
Richard) Zudy, adik Eliazer yang telah berikan semangat dan doa sehingga penulis dapat
menyelesaiankan skripsi dengan baik.
6. Bapak kepala sekolah SMP N.1 Kota Tambolaka yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di SMP N.1 Kota Tambolaka
7. Siswa-siswi kelas IX C SMP N.1 Kota Tambolaka yang meluangkan waktunya untuk berpartisi pasi
dalam mengikuti tes dan wawancara yang di berikan peneliti.
8. Kekasih tercinta Oktavianus Tena Bolo yang selalu Setia menemani, memberikan dukungan, perhatian,
serta memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan yang telah memberi motivasi dalam menyelesaiankan skripsi ini dengan
baik.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang sudah memberikan
segala bentuk dukungan pada saat pelaksaan penyusunan skripsi dan diselesaikan dengan baik.

Daftar Pustaka
Aningsih, A. (2018). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Journal Reseapedia, 1(1). 5-24.
De Lange, J.2003.Mathematics for Literacy.Quantitative Literacy: Why Numeracy. Matters for
School and Colleges.USA: National Council of Teachers Mathematics.
Johar, R. 2021. Domain Soal PISA untuk Literasi Matematika. Jurnal Peluang, 1(1): 32.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Gerakan Literasi Nasional. (Online).
(http://gln.kemdikbud.go.id ).
Mahudin, WP. (2019). Analisis Kemampuan Matematis Siswa SMP di Kabupaten Konawe dalam Perspektif
Gender. Alumnus Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas. Halu Oleo. Konawe.
Maulana, A., &Hasnawati. (2016). Deskripsi Kemampuan Literasi Matematika Siswa kelas VII-2 Negeri 15
Kendari. Jppm.hol,2.
Muzaki, A., Masjudin. 2019. Analisis Kemampuan Literasu Matematis Siswa. MOSHARAF: Jurnal
Pendidikan Matematika, (3): 493-502.
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). 2000. Principles and Standars for School.
Mathematics. Reston, VA: NCTM
Pakpahan, R. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Capaian Literasi Numerasi Indonesia Dalam PISA
2012. Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang, kemendikbud, 332.
Safitri, I. N. 2016. Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa Dalam Perpesktif Gender. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya.
Utaminingsih, R. (2021). Analisis kemampuan Matematika Peserta Didik pada Materi Program Linear dalam
Pembelajaran Daring. Prodi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang. Jurnal
Pendidikan Matematika.Vol 4. No. 1.

96

Anda mungkin juga menyukai