Anda di halaman 1dari 8

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Bacaan Siswa Terhadap Mata

Pelajaran IPAS dengan Menggunakan Metode Mind Mapping pada Siswa


Kelas IV.B SD Negeri 5 Rambutan

Dwi Novriani1)
Khoirawati2)
Herysa Oktawati3)
1)
Dwinovriani17@gmail.com
2)
khoirawati_uin@radenfatah.ac.id
3)
ochapushi@gmail.com
1)
Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
2)
Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
3)
Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka

Abstrak

Penelitian ini mengenai meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan siswa terhadap


mata pelajaran IPAS dengan Menggunakan Metode Mind Mapping yang dilatarbelakangi
kurangnya pemahaman bacaan bacaan siswa yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam
mengolah dan menganalisis informasi yang ada dalam bacaan. Untuk itu penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan siswa terhadap mata
pelajaran IPAS dengan menggunakan metode mind mapping. Penelitain ini menggunakan
metode penelitian kelas, yang dilaksankan selama II siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas IV.B SDN 5 Rambutan dengan jumlah siswa 20 orang. Berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa pembelajaran IPAS menggunakan metode mind mapping dapat
meningkatkan pemahaman bacaan siswa kelas IV di SDN 5 Rambutan. Dilihat dari hasil
evaluasi siswa pada prasiklus dari 20 siswa hanya 10 siswa yang mencapai nilai KKM yakni
nilai di atas 70. Sedangkan pada. hasil observasi penelitian kedua siklus yang menggunakan
metode mind mapping yakni siklus I ada 5 siswa dan siklus II hanya ada 1 siswa yang kurang
baik dengan persentase nilai dibawah 70%. Selebihnya siswa mendapatkan nilai baik dan amat
baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode mind mapping dapat meningkatkan
pemahaman bacaan siswa pada pembelajaran IPAS di kelas IV.

Kata Kunci: IPAS Kelas IV, Metode Mind Mapping, Pemahaman Bacaan Siswa

1
Pendahuluan

Membaca tidak hanya melibatkan penggunaan indera penglihatan atau memahami secara
pasif, tetapi juga memerlukan pemahaman ini untuk mendapatkan makna dari sebuah bacaan.
Pembelajaran di kelas merupakan proses yang penting dalam pendidikan siswa. Namun, tidak
semua siswa memiliki pemahaman yang baik terhadap bacaan yang diberikan dalam
pembelajaran. Dalam kelas pembelajaran, terdapat beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi
pemahaman siswaterhadap bacaan, salah satunya adalah kurangnya pemahaman bacaan siswa.
Masalah ini sering kali muncul dalam proses pembelajaran di sekolah.
Pada Hakikatnya, membaca adalah proses mengenal dan memahami bentuk huruf serta
tata bahasa, serta kemampuan untuk memahami isi ide atau gagasan yang terdapat dalam suatu
bacaan, baik yang tersurat maupun tersirat. Selain itu, membaca juga melibatkan analisis
terhadap makna dari lambang bahasa yang digunakan dalam kata-kata, dengan tujuan untuk
memperoleh pemahaman dari informasi, ide, pesan, dan wacana yang ditulis oleh seorang
penulis dalam sebuah bacaan (Muhsyanur, 2019). Sedangkan Menurut (Lukluk K,
2020).Membaca adalah upaya untuk memperoleh pengetahuan baru dan menghubungkan
informasi yang berbeda. Namun, penting untuk diingat bahwa tujuan utama membaca adalah
untuk kesenangan, memperbarui pengetahuan, menghubungkan berbagai informasi, atau hanya
menjawab pertanyaan, dan memahami inti dan maksud teks yang dibaca. Membaca bukan
hanya tentang mendapatkan informasi, tetapi juga tentang memahami makna dan tujuan dari
teks tersebut. Untuk mampu memahami makna dan tujuan teks, diperlukan keterampilan dalam
memahami isi teks. Proses memahami isi teks melibatkan penilaian, penalaran, pertimbangan,
penghayalan, dan keterlibatan aktif dalam teks baik secara visual maupun nonvisual, serta
makna tersirat.
Ketika siswa kurang memahami bacaan, hal ini dapat menjadi hambatan dalam
memperoleh pengetahuan dan informasi dariteks yang di baca. Kurangnya pemahaman bacaan
ini juga dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengolah dan menganalisis informasi
yang ada dalam bacaan. Sebagai hasilnya, pembelajaran tidak efektif dan siswa kesulitan dalam
mencapai hasil belajar yang optimal. Pembelajaran membaca di sekolah perlu difokuskan pada
aspek kemampuan memahami isi bacaan. Memahami bacaan yaitu memahami pesan, informasi
atau makna bacaan yang ingin disampaikan penulis, baik tersurat maupun tersirat. Siswa perlu
di latih secara intensif untuk memahami sebuah teks bacaan. Kegiatan memahami bacaan bukan
kegiatan menghafal isi bacaan, tetapi memahami isi buku bacaan (Dalman, 2014).
Kondisi pembelajaran di kelas yang menyebabkan kurangnya pemahaman bacaan siswa

2
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor adalah kurangnya minat dan motivasi
siswa terhadap aktivitas membaca. Siswa mungkin merasa membaca adalah tugas yang
membosankan dan tidak menarik perhatian mereka, sebagai akibatnya mereka tidak mau
berusaha memahami bacaan secara mendalam. Selain itu, kurangnya waktu yang di
peruntukkan untuk pembelajaran membaca juga dapat menjadi masalah dalam pemahaman
siswa. Menurut Dahlani A, 2019), kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri juga
berperan. Seorang siswa perlu memiliki kontrol emosi yang cukup baik. Anak-anak yang
mudah marah, menangis, atau bereaksi berlebihan ketika menghadapi kesulitan dalam pelajaran
membaca akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini menunjukkan
perlunya kematangan sosial dan emosi serta kemampuan penyesuaian diri untuk menghadapi
tantangan belajar. Shinta, M (2021) juga berpendapat, Untuk mengembangkan karakter peserta
didik, berbagai strategi pengintegrasian dapat diterapkan. Salah satu strategi tersebut adalah
pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari dan pengintegrasian dalam kegiatan yang telah
diprogramkan.
Pemahaman bacaan siswa penting karena merupakan salah satu indikator keberhasilan
dalam membaca. Tanpa pemahaman yang baik, siswa hanya akan melakukan dekode teks
secara mekanis tanpa benar-benar memahami apa yang telah dibaca. Pemahaman bacaan yang
baik juga berperan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis, analitis, serta kemampuan
mengekspresikan ide secara tertulis maupun lisan. Pemahaman bacaan siswa dapat diukur
melalui berbagai metode, seperti tes pemahaman bacaan, diskusi kelompok, atau respon tertulis
terhadap bacaan. Selain itu, guru juga dapat memantau kemajuan pemahaman bacaan siswa
secara terus menerus melalui tugas-tugas harian maupun perbaikan pada hasil kerja siswa
(Yulianita, 2022).
Dalam menghadapi kondisi pembelajaran di dalam kelas, kurangnya pemahaman bacaan
siswa ini perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan. Misalnya, guru perlu mengembangkan
metode pembelajaran. Dalam pembelajaran metode adalah teknik yang digunakan guru dalam
mengajar, untuk memilih metode biasanya guru mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai. Menurut Anitah, S ( 2022). Metode mengajar adalah salah satu komponen yang
harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan
diperkukan adanya suatu metode atau cara mengajar efektif.
Perlu adanya kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa
di Sekolah Dasar. Maka, pemahaman bacaan yang baik sangat penting untuk mengembangkan
kemampuan membaca, menulis dan berpikir kritis. Metode Mind Mapping adalah metode yang
dapat digunakan untuk membantu siswa mengatasi kesulitan ini. Dalam Mind Mapping, siswa

3
dapat mengorganisir informasi sebuah bacaan dengan konsep-konsep yang relevan, menggunakan
simbol dan gambar dan menciptakan struktur yang jelas. Menurut Aprinawati (2018), Penerapan
model peta pikiran (Mind Mapping) mengajak siswa melakukan hal-hal yang dapat
menimbulkan pemahaman terhadap bacaan dengan cara yang kreatif sehingga dapat
meningkatkan pemahaman membaca siswa.

Metode

Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas.Model penelitian yang digunakan sesuai dengan model penelitian yang dikemukakan oleh
para ahli yaitu Kemmis dan Taggart. Adapun alur penelitian ini adalah (1) perencanaan, yaitu
tahap merencanakan kegiatan yang akan dilakukan (2) pelaksanaan, yaitu merealisasikan
rencana yang telah dirancang, (3) pengamatan, yaitu mengamati penelitian yang telah dilakukan
untuk melakukan perbaikan di siklus berikutnya untuk mencapai tujuan penelitian dan (4)
refleksi yaitu melihat dan merenungkan kembali apa yang telah dilakukan dan dampak yang
terjadi. Pelaksanaan penelitian dikelas IV.B SDN 5 Rambutan semester ganjil tahun ajaran
2023/2024 yang berjumlah 20 orang.
Analisis data kualitatif pada PTK adalah cara untuk memahami dan menginterpretasikan
data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, atau catatan lapangan. Dalam analisis
ini, data dianalisis secara mendalam dengan memperhatikan konteks dan makna di balik data
tersebut. Dalam PTK, analisis data kualitatif membantu guru memahami secara mendalam
fenomena pembelajaran dari perspektif kualitatif, seperti perasaan siswa, interaksi sosial, atau
faktor kontekstual yang mempengaruhi pembelajaran. Hasil analisis ini memberikan wawasan
berharga dalam merencanakan perbaikan dan pengembangan praktik pembelajaran yang lebih
baik.
Adapun, rumus yang digunakan untuk menilai lembar observasi siswa, yakni sebagai
berikut :
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒀𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕
Rumus : x 100%
𝑺𝒆𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒙 (𝟏𝟔)

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini mengungkapkan tentang penggunaan metode mind mapping untuk


meningkatkan pemahaman bacaan siswa pada materi IPAS Kelas IV di SDN 5 Rambutan. Pada
hasil evaluasi prasiklus terdapat banyak siswa yakni 50% siswa yang tidak mencapai hasil

4
KKM di bawah nilai 70. Jadi, hanya 10 siswa yang nilainya di atas 70. Sehingga, penggunaan
metode mind mapping akan diterapkan pada siklus I dan siklus II.
Hasil observasi siklus I dengan menggunakan metode mind mapping nilai LKPD siswa
terlihat bahwa terdapat variasi nilai di kalangan siswa. Terdapat siswa yang mendapatkan nilai
tinggi (91-100) dan dapat dianggap sangat baik dalam menerapkan metode mind mapping.
Mereka memiliki pemahaman yang baik dan dapat menyelesaikan tugas dengan baik pula.
Selain itu, ada juga siswa yang memperoleh nilai di rentang 81-90, meskipun tidak mencapai
nilai tertinggi, namun mereka masih dapat mencapai hasil yang bagus dalam menggunakan
teknik mind mapping.
Namun, ada juga siswa yang memperoleh nilai di rentang 71-80, meskipun ada beberapa
kekurangan dalam penerapan metode mind mapping, namun mereka masih dapat memahami
dan menyelesaikan tugas meski dengan beberapa kesalahan. Siswa-siswa ini perlu lebih fokus
dan berlatih lebih banyak dalam menggunakan metode ini. Kemudian, terdapat siswa yang
mendapatkan nilai di rentang 61-70, mereka memiliki pemahaman dasar tentang metode mind
mapping namun masih perlu pengembangan lebih lanjut. Siswa-siswa ini memerlukan lebih
banyak latihan dan pemahaman konsep serta strategi yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan mind mapping mereka. Hanya ada satu siswa yang memperoleh nilai di rentang
51-60. Siswa ini memerlukan perhatian ekstra dalam mengembangkan keterampilan mind
mapping mereka. Perlu diambil tindakan lebih lanjut untuk membantu siswa ini agar dapat
mengikutsertakan metode mind mapping dengan baik.
Pada Hasil observasi siklus II terdapat empat kelompok penilaian dengan rentang nilai
LKPD yang berbeda. Pertama, terdapat enam siswa yang memperoleh nilai antara 91 hingga
100. Hasil ini menunjukkan bahwa mereka sangat baik dalam menguasai materi yang diajarkan
dengan metode mind mapping. Siswa-siswa ini mungkin memiliki kemampuan kognitif yang
sangat baik dan kemampuan visualisasi dan penghubungan informasi yang kuat.
Kedua, terdapat tujuh siswa yang memperoleh nilai antara 81 hingga 90. Meski nilai
mereka sedikit lebih rendah dibanding kelompok sebelumnya, mereka tetap termasuk dalam
kategori baik dan menunjukkan kemampuan yang baik dalam menguasai materi menggunakan
metode mind mapping. Mereka memiliki pemahaman yang baik terhadap materi yang
diajarkan. Ketiga, terdapat enam siswa yang memperoleh nilai antara 71 hingga 80. Kelompok
ini termasuk dalam kategori cukup. Meski mereka masih mampu menguasai materi yang
diajarkan, tetapi kemungkinan perlu mendapatkan bimbingan tambahan atau lebih banyak
waktu untuk memahami konsep-konsep yang lebih kompleks. Terakhir, terdapat satu siswa
yang memperoleh nilai antara 61 hingga 70. Kelompok ini termasuk dalam kategori kurang.

5
Hasil ini menunjukkan bahwa siswa tersebut masih kesulitan dalam memahami materi yang
diajarkan menggunakan metode mind mapping. Diperlukan pendekatan pembelajaran lain atau
bantuan tambahan untuk membantu pemahamannya.
Berikut adalah daftar nilai dari hasil evaluasi dan observasi siswa yang dilakukan setiap
siklus yang disajikan dalam bentuk tabel Komulatif berikut:

Daftar Nilai Siswa


Banyak Siswa
No Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 91-100 2 4 6
2 81-90 3 9 7
3 71-80 5 2 6
4 61-70 6 4 1
5 51-60 2 1 0
6 41-50 1 0 0
7 31-40 1 0 0
Jumlah Siswa 20 20 20

Dari tabel komuatif diatas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan nilai setiap
siswa setelah dilakukannya perbaikan pembelajaran. Peningkatan tersebut dapat disajikan
dalam grafik berikut:
10

0
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Prasiklus Siklus I Siklus II

Grafik Peningkatan Nilai Siswa

Dari hasil grafik di atas dapat dilihat pada prasiklus terdapat 50% siswa yang nilainya
dibawah 70. Lalu, pada siklus I terdapat 25 % siswa yang nilainya di bawah 70. Dan yang
terkahir pada siklus II hanya 5% siswa yang nilainya dibawah 70.
Secara umum, penggunaan metode mind mapping dalam PTK Sikuls memberikan hasil
yang positif, dengan mayoritas siswa memperoleh nilai baik dan sangat baik. Namun, perlu
diperhatikan dan memberikan perhatian lebih pada siswa yang memperoleh nilai rendah untuk
membantu meningkatkan pemahamannya.
6
Metode mind mapping memiliki manfaat yang besar dalam meningkatkan kemampuan
siswa dalam membaca materi IPAS, terutama dalam memahami konsep energi sehari-hari.
Salah satu manfaatnya adalah memvisualisasikan konsep-konsep dan hubungan antara
informasi secara visual. Seperti yang di sebutkan pada penelitian Aprinawati (2018), Mind
mapping dapat dianggap sebagai peta rute yang digunakan oleh ingatan kita, membantu kita
mengorganisir fakta dan pikiran dengan cara yang alami sehingga mempermudah dalam
mengingat informasi dengan lebih efektif dan dapat diandalkan daripada teknik pengambilan
catatan biasa.
Untuk meningkatkan pemahaman bacaan siswa, beberapa strategi bisa diterapkan, seperti
membantu siswa membangun kosa kata yang kuat, mengajarkan strategi membaca aktif seperti
merumuskan pertanyaan, membuat rangkuman, atau melakukan diskusi dengan teman sebaya.
Guru juga dapat memberikan latihan pemahaman bacaan yang variatif dan relevan dengan
kehidupan sehari-hari siswa serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu
siswa memperbaiki pemahaman mereka (Bangsawan, 2018)
Mind mapping juga membantu meningkatkan kosakata dengan menggambarkan istilah-
istilah dalam konteks yang relevan. Pendekatan ini juga mengasah kreativitas dan daya ingat
siswa melalui penggunaan imajinasi, bentuk, dan gambar dalam pembuatan peta konsep yang
menarik. Secara keseluruhan, dengan menggunakan metode mind mapping, siswa dapat
mengembangkan keterampilan membaca yang lebih baik, memperdalam pemahaman terhadap
konsep-konsep IPAS, memperkuat kosakata, serta mengasah kreativitas dan daya ingat mereka.
Metode ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif, sehingga
siswa dapat menghadapi materi energi sehari-hari dengan cara yang efektif dan efisien.
Sependapat dengan Widiyono, (2021). Secara keseluruhan, metode mind mapping adalah
alat yang bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bacaan. Dengan
mengorganisir informasi, mempertahankan perhatian, merangsang pemikiran kritis,
memperluas pemahaman keseluruhan, dan membantu pemulihan informasi, siswa dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap teks yang mereka baca.

Simpulan dan Saran

Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan yang berjudul “ Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Bacaan Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPAS dengan Menggunakan
Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas IV.B SD Negeri 5 Rambutan”. Metode mind mapping
adalah salah satu metode atau tehnik yang dapat meningkatkan pemahaman bacaan siswa.

7
Dilihat dari hasil observasi penelitian kedua siklus yakni siklus I ada 5 siswa dan siklus II hanya
ada 1 siswa yang kurang baik dengan persentase nilainya di bawah 70%. Selebihnya siswa
mendapatkan nilai yang baik dan amat baik yakni diatas 70%. Jadi, metode mind mapping dapat
meningkatkan pemahaman bacaan siswa pada pembelajaran IPAS kelas IV.
Ada beberapa saran dari peneliti yaitu Sebaiknya, siswa terus berlatih tentang penggunaan
teknik mind mapping agar dapat mengoptimalkan pemahaman serta pengorganisasian informasi
saat membaca. Guru juga sebaiknya, membuat dan memberikan tugas atau latihan yang
melibatkan metode mind mapping untuk memperkuat dan menerapkan keterampilan bacaan
siswa. Dan yang terakhir sekolah sebaiknya, menyediakan sumber daya dan alat bantu mind
mapping yang cukup untuk mendukung penggunaan metode tersebut dalam pembelajaran.

Daftar Pustaka

Anitah, S dkk (2022). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aprinawati, Iis. (2018). Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind Mapping) Untuk Meningkatkan
Pemahaman Membaca Wacana Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 2 (1).

Bangsawan, Irwan. (2018). Minat Baca Siswa. Banyuasin. Dinas Pendidikan, Pemuda,
Olahraga dan Pariwisata.

Dahlani, Awaliyah. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Dalam


Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa (Penelitian Tindakan Kelas
Pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Buni Sari Kecamatan Jati Nunggal Kabupaten
Sumedang Tahun Pelajaran 2018/ 2019). Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 4 (2).

Dalman, H. (2014). Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Lukluk FH, Karsono. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III. Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan, 8 (1).

Mahsyanur. (2019). Keterampilan Membaca. Yogyakarta: CV Buginese Art

Shinta M, Siti Quratul A. (2021). Strategi Sekolah Dalam Membentuk Karakter Siswa. Jurnal
Basicedu, 5 (5).

Widiyono. (2021). “Mind Mapping” Strategi Belajar Yang Menyenangkan. Surakarta: Lima
Aksara.

Yulianita C, Farida N, Suwarto. (2022). Pengaruh Model Pemebalajaran Mind Mapping


Dengan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Pemahaman Membaca Pada Kelas V
SD. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4 (5).

Anda mungkin juga menyukai