Anda di halaman 1dari 9

BEST PRACTICE ESSAY

PEMBELAJARAN MATERI EKOSISTEM BERBANTU LKPD-QR CODE UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
PESERTA DIDIK DIKELAS X-7 SMA NEGERI 7 KEDIRI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Lembar


Kerja Diklat Program Pengembangan
Keprofesian

Di Susun Oleh:

Nama : HIKMAH FIRSADA


Mata pelajaran : BIOLOGI
Asal Sekolah : SMAN 7 KEDIRI
Provinsi : JAWATIMUR

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


KATEGORI 1 UNIVERSITAS PGRI MADIUN 2024
A. PENDAHULUAN

Proses pembelajaran terutama yang diselenggarakan di sekolah harus disesuaikan


dengan karakteristik generasi terbaru. Proses-proses pendidikan harus mampu
membekali peserta didik dengan kompetensi inti di abad modern. Kesadaran ini harus
dimiliki oleh setiap pendidik di Indonesia disertai dengan upaya nyata untuk selalu
mengembangkan kemampuan diri secara menyeluruh. National Education Association
(NEA) menyebutkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan
kolaborasi sebagai keterampilan abad ke-21 (The 4Cs) yang penting untuk dimiliki
(Redhana, 2019). Setiap jenis kemampuan tersebut memiliki arti penting bagi penyiapan
manusia-manusia yang mampu beradaptasi dengan kondisi global.
Terkait dengan arti penting pengembangan kompetensi di abad ke-21 (21st
Century Skills) tersebut, guru tetap memiliki peranan sekaligus menjadi faktor yang
paling menentukan. Sulistyaningrum et al., (2019) menjelaskan bahwa sekalipun
teknologi di era digital berkembang sangat pesat, namun peran guru masih tetap
merupakan faktor paling penting, yakni sebagai fasilitator, motivator, dan inspirator
bagi para peserta didik. Dalam pembelajaran di abad ke-21 maupun dalam konteks era
digital, guru memiliki peranan sebagai penentu skema pembelajaran. Guru adalah
pembimbing yang mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik agar sesuai
tujuan dan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap karakteristik, minat, kemauan, maupun tingkat kemampuan peserta didik
merupakan modal dasar dalam menyiapkan, merencanakan, maupun
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Pada era Abad 21, pendidikan dituntut untuk bisa mencetak generasi Z yang
berkualitas. Terlebih lagi dalam pembelajaran Biologi. Pembelajaran Biologi dituntut
untuk bisa menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dalam bidang mipa
maupun dalam bidang ekologi. Pembelajaran Biologi menjadi salah satu pionir
pendidikan guna menjawab tantangan Abad 21. Pendidikan menjadi aspek yang paling
berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-
masalah di era globalisasi. Namun, kualitas pendidikan di Indonesia ternyata masih
termasuk dalam kategori rendah. Hal ini terungkap melalui hasil survei Program for
International Student Assessment (PISA) yang diadakan oleh Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD). Hasil terbaru pencapaian PISA yakni
2018, Indonesia mendapatkan ranking ke 73 dari 78 negara yang mengikuti, serta mendapatkan
sekor membaca 371, skor matematika 379, dan skor sains 396, dengan rata-rata OECD masing-
masing aspek yaitu 487, 489, dan 483 Sangat terlihat jelas bahwa kemampuan literasi matematis
siswa Indonesia rendah. Perkembangan anak dapat didefinisikan sebagai proses anak
mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Aspek perkembangan anak masuk
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2013. Salah satu aspek perkembangan anak yaitu Kognitif. Aspek
perkembangan kognitif berhubungan erat dengan akal dan pikiran sehingga memiliki
jangkauan yang sangat luas dan memegang peranan penting dalam kehidupan.
Pendidikan pada masa anak usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat tepat
dalam memberikan pijakan pertama bagi anak untuk membangun pengetahuan melalui
berbagai aktivitas serta pengembangan hidupnya.
Karakter dalam dunia pendidikan di abad 21 menjadi bagian central dalam proses
pendidikan yan g menekankan pada domain kognitif, domain afektif dan psikomotorik.
Pembelajaran abad 21 tidakhanya menekankan 3 aspek domain itu saja, namun berkaitan
dengan karakter PPK penguasaan peserta didik dalam berpikir kritis dengan memiliki
aspek HOTS dengan menerapkan berbagai model dan metode dari pendekatan saintifik.
Ujian Sekolah (US) untuk jenjang SMA/MA telah dilaksanakan di sekolah.
Secara umum, pelaksanaan Ujian Sekolah Secara Online untuk jenjang SMA/MA relatif
lebih lancar dan tertib dibandingkan dengan tahun- tahun sebelumnya. Tapi masih ada
beberapa kendala teknis, seperti penerapan soal model Higher Order Thinking Skills
(HOTS) pada mata pelajaran Biologi SMA/MA yang dirasakan terlalu sulit, mendapat
banyak respon dari peserta ujian karena mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya.
Selain itu pada Ujian Semester maupun Ulangan Harian peserta didik juga mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan Soal berbasis HOTS dengan berbagai kendala yang
dihadapi mereka. Selain kondisi di atas yang menjadi latar belakang masalah dalam
proses pembelajaran yaitu, pembelajaran masih berpusat pada guru, kurang nya dalam
melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, guru mengajar dengan cara lama
(konvensional), guru tidak menggunakan metode yang bervariasi pada saat mengajar,
guru tidak menggunakan media yang inovatif dalam proses pembelajaran khususnya
TPACK.
Media pembelajaran yang kurang inovatif akan menyulitkan peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran (Debeturu & Wijayaningsih, 2019; Ningsih &
Mahyuddin 2021). Hal inilah yang menyebabkan media pembelajaran sangat dibutuhkan
dalam pembelajaran. Kurangnya motivasi dan semangat belajar anak akan berdampak
pada rendahnya tingkat kemampuan anak (Mulyani et al., 2020; Nasution et al., 2020,
Pebriana 2017). Hal ini juga akan berdampak pada rendahnya hasil belajar anak
(Koedoes et al., 2020; Triutami et al., 2014). Maka guru harus memperhatikan model
dan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran agar anak dimudahkan
dalam belajar. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pembelajaran
Biologi di SMAN 7 Kediri, diperoleh temuan permasalahan yaitu beberapa peserta didik
masih ada yang belum berani dalam menanggapi diskusi kelompok, peserta didik
terkendala dengan aplikasi yang terdapat pada gadget yang telah di miliki, peserta didik
kurang memiliki konsentrasi yang baik pada saat proses pembelajaran berlangsung
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, penulis memilih alternatif
pemecahan masalah yang dianggap dapat mengatasi permasalahan yang ditemukan, yaitu
menggunakan strategi mengajar dengan metode Problem Based Learning pada
pembelajaran Biologi. Metode Problem Based Learning merupakan metode
pembelajaran yang dipicu oleh permasalahan, yang mendorong peserta didik untuk
belajar dan bekerja kooperatif dalam kelompok untuk mendapatkan solusi, berpikir kritis
dan analitis, mampu menetapkan serta menggunakan sumber daya
pembelajaran yang sesuai. Tahapan operasional pelaksanaan metode Problem Based
Learning pada proses pembelajaran Biologi adalah sebagai pengidentifikasian peserta
didik pada masalah, pengorganisasian peserta didik, pembimbingan penyelidikan,
pengembangan dan penyajian, pengevaluasian proses pemecahan masalah atau
penyimpulan.
Kehidupan peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah sangat lekat
dengan media sosial dan teknologi terbaru. Kodrat zaman mereka berada dalam era
revolusi industri 4.0 dan abad 21. Era dimana berbagai macam informasi yang mereka
butuhkan bisa diperoleh dengan cara yang cepat dan singkat, berkat kemajuan
internet dan teknologi informasi melalui alat elektronik yang biasa disebut dengan
gadget. Salah satu karakter peserta didik era 4.0 adalah kecanduan gadget. Dimana
gadget telah menjadi teman dekatnya, selain sahabat dan orang tua di dunia nyata. Hal
itu sangat berpengaruh terhadap gaya belajar peserta didik. Oleh karenanya, seorang guru
di era 4.0 wajib mengembangkan empat kompetensi guru profesional, yaitu kompetensi
kepribadian, profesional, pedagogik dan sosial agar dapat mengantisipasi berbagai
masalah yang timbul karena gadget (Aprillinda, 2019). Khususnya penguasaan
terhadap bidang iptek dan penggunaan aplikasi-aplikasi untuk media pembelajaran.
Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran ialah pada saat peserta didik dapat
memahami dan mengerti bagaimana materi yang disampaikan oleh guru melalui
media pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dengan demikian
berdasarkan kondisi di atas, maka guru perlu memanfaatkan kemajuan teknologi
digital saat ini dan mengintegrasikannya dengan LKPD yang dibuat. Salah satunya
dengan penggunaan LKPD berbantu QR code untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk memberikan rujukan bagi
rekan sesama guru sains, bahwa pembelajaran sains tidak hanya dapat dilakukan dengan
metode tatap muka satu arah, tetapi juga dapat dilakukan dengan menggunakan “Metode
Problem Based Learning dengan penggunaan LKPD berbantu QR Code” yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Untuk berbagi pengalaman terbaik
pembelajaran Biologi materi Ekosistem dengan menggunakan”Metode Problem Based
Learning dengan penggunaan LKPD berbantu QR Code”. Pembelajaran ini telah
mampu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik
menyeimbangkan potensi kerja otak kiri dan otak kanan sehingga mempermudah
menguasai berbagai konsep yang ada dalam Biologi.
B. PEMBAHASAN

Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis,


induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa
alam sekitar (BSNP, 2006). Perbaikan kualitas pembelajaran biologi salah satunya
ditempuh melalui perbaikan metode yang digunakan guru dalam mengajar.
Penggunaan metode yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
proses belajar mengajar.
Kurikulum pendidikan saat ini adalah kurikulum Merdeka, berlandaskan
pada filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang menjadikan peserta didik
sebagai pusat pembelajaran. Kelebihan dan kekuatan peserta didik menjadi fokus guru
untuk digali dan dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kodrat alam dan
zamannya. Guru tidak lagi menjadi pusat dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,
melainkan menjadi fasilitator, penuntun dan pelindung peserta didik dari
kebudayaan-kebudayaan yang negatif (Amalia, 2022). Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tingkat Tinggi (Kemenristekdikti) meluncurkan Kurikulum
Merdeka pada tahun 2020 yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan
numerasi pendidikan Indonesia (Raharjo,2020). Kurikulum merdeka besutan Menteri
Nadiem Makarim merupakan kurikulum yang berlandaskan pada falsafah pendidikan
Ki Hadjar Dewantara (Ali, 2020). Dimana, guru berperan sebagai fasilitator,
pembimbing, dan pelindung proses belajar sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zamanya para peserta didik yang diajar. Artinya seorang guru profesional harus mampu
memahami karakteristik peserta didik saat ini yang tidak sama lagi dengan model
peserta didik yang dulu dan menjadi fasilitator bagi mereka sesuai dengan kodrat alam
dan zamannya (Ayop, 2018; Marwan, 2020). Kehidupan peserta didik baik di dalam
maupun di luar sekolah sangat lekat dengan media sosial dan teknologi terbaru.
Kodrat zaman mereka berada dalam era revolusi industri 4.0 dan abad 21. Salah
satu karakter peserta didik era 4.0 adalah kecanduan gadget. Dimana gadget telah
menjadi teman dekatnya, selain sahabat dan orang tua di dunia nyata. Hal itu sangat
berpengaruh terhadap gaya belajar peserta didik. Oleh karenanya, seorang guru di era
4.0 wajib mengembangkan empat kompetensi guru profesional, yaitu kompetensi
kepribadian, profesional, pedagogik dan sosial agar dapat mengantisipasi berbagai
masalah yang timbul karena gadget (Aprillinda, 2019). Khususnya penguasaan
terhadap bidang iptek dan penggunaan aplikasi-aplikasi untuk media pembelajaran.
Media pembelajaran yang dibuat guru haruslah yang menarik dan kekinian sesuai
dengan karakter peserta didik di era 4.0. Guru harus bisa membuat media
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap materi
yang diajarkan. Salah satu media pembelajaran yang dapat membantu proses
pembelajaran adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). (Ariani et al.,2019)
menyatakan bahwa guru harus kreatif dalam mengelola kelas, karena tidak semua
peserta didik ingin berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian
berdasarkan kondisi di atas, maka guru perlu memanfaatkan kemajuan teknologi
digital saat ini dan mengintegrasikannya dengan LKPD yang dibuat. Salah satunya
dengan penggunaan QR-Code. Hasil penelitian Novelda, M & Ariani, Y (2022)
menghasilkan bahwa penggunaan LKPD berbasis QR Code dinilai praktis dan efektif
pada pembelajaran. Materi pada QR Code disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,
perkembangan peserta didik, dan materi yang akan disampaikan oleh guru QR Code
atau Quick Response Code merupakan pengembangan dari kode batang atau
barcode. Adanya QR Code memiliki tujuan yakni menyampaikan informasi secara
cepat dan mendapat tanggapan yang cepat pula (Rubiati & Harahap, 2019). (Sugiana
& Muhtadi, 2019) menerangkan bahwa QR Code berfungsi sebagai tautan yang dapat
menghubungkan untuk menyimpanalamat dan URL, nomor telepon/ponsel, teks
dan sms yang digunakan pada majalah, iklan, kartu nama maupun media lainnya.
Tampilan QR Code dapat dilihat pada gambar di bawah

Teknologi ini menjadikan pengguna melakukan interaksi dengan media yang


ditempelinya melalui smartphone yang efektif dan efesien. Cara penggunaan QR Code
adalah pengguna harus menyambungkan gadget dengan jaringan internet terlebih
dahulu. Kemudian, pengguna membuka dan mengarahkan aplikasi pemindai yang
ada pada gadget atau ponsel pintar ke arah QR Code yang menempel pada media.
Maka, secara automatis setelah dilakukan pemindaian QR Code akan muncul
informasi yang ada di dalam QR Code. Biologi adalah satu dari banyak mata pelajaran
sains yang dipelajari di SMA. Biologi mempelajari tentang seluk beluk makhluk
hidup, interaksinya dengan alam, dan interaksi antar makhluk hidup itu sendiri.
Belajar Biologi tidak hanya memahami tentang alam secara sistematis, namun
juga merupakan proses penemuan. Sehingga biologi bukan hanya sekedar
penguasaan kumpulan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga
merupakan proses penemuan (Berutu & Tambunan, 2018). Maka berdasarkan
uraian diatas guru ingin melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran materi
Ekosistem berbantu LKPD QR code untuk meningkatkan hasil belajar dalam
ketrampilan berpikir kritis peserta didik dikelas X-7 SMA Negeri 7 Kediri”
C. KESIMPULAN

Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru peneliti, menunjukkan
bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan disebabkan penggunaan
media belajar LKPD QR code untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Media
belajar yang digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam penggunaan LKPD berbasis QR Code dinilai praktis dan efektif pada
pembelajaran. Materi pada QR Code disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,
perkembangan peserta didik, dan materi yang akan disampaikan oleh guru. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan secara signifikan dengan menggunakan media
tersebut.
Penerapan Problem Based Learning (PBL) berbantuan LKPD QR Code
berhasil meningkatkan keterlibatan peserta didik selama proses pembelajaran. Sehingga
berdampak pada peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik yang dilihat
dari persentase ketuntasan belajar klasikal dari siklus 2. Dimana nilai persentase hasil
belajar peserta didik secara berturut-turut sebagai berikut 65% menjadi 86%. Serta bagi
bapak/ibu guru yang hendak menerapkan paduan PBL dengan LKPD QR Code,
sebaiknya memperhatikan agar jaringan internet yang disediakan oleh sekolah
dipastikan stabil terlebih dahulu dan artikel dan bahan ajar yang disajikan pada QR
Code sudah sesuai dengan materi yang ingin disampaikan. Bagi peserta didik
penggunaan QR Code sudah biasa dalam kehidupan sehari-hari. Namun penggunaan
QR Code dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning, dapat menjadikan peserta didik memiliki nilai PPK, Literasi dan
Kecakapan abad 21 yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik
pada materi ekosistem di kelas X-7 SMA Negeri 7 Kediri.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, M. (2022). Inovasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar di Era Society


5.0 Untuk Revolusi Industri 4.0. Universitas PGRI Madiun, 1(2), 1-6. Retrieved
from http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SENASSDRA/article/view/2299.

Aldiyah, E. . (2021). BEST PRACTISE MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH DAN


KETERAMPILAN PROSES PESERTA DIDIK MELALUI METODE AJAR
PROBLEM BASED LEARNING. SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan
Matematika Dan IPA

Ali, A. M. (2020). Enhancement of QR Code Capacity by Encrypted Lossless


Compression Technology for Verification of Secure E-Document. IEEE Access,
8, 27448–27458. https://doi.org/10.1109/ACCESS.2020.2971779Almarisi,

Ayop, Z. (2018). Location-aware event attendance system using QRcode and GPS
technology. International Journal of Advanced Computer Science and
Applications, 9(9), 466–473. https://doi.org/10.14569/ijacsa.2018.090959

Berutu, M. H. A., & Tambunan, M. I. H. (2018). Pengaruh Minat dan Kebiasaan


Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Se-Kota Stabat. Jurnal
Biolokus, 1(2), 109–115.

Dini Busfi Wulandari, Putri Silmi Nurul Fadila, Sri Hidayatul Reski, &
Rahmadhani Fitri. (2023). Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Biologi SMA. Prosiding Seminar Nasional Biologi

Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation (https://blog.ryan-


jenkins.com/2017/01/26/4-reasons-generation-z-will-be-themost-different-
generation)(LPMPJATIM t.t.)

Suciati, I. (2022). IMPLEMENTASI HIGHER ORDER THINKING SKILLS


TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM
PEMBELAJARAN. Koordinat Jurnal Pembelajaran Matematika Dan Sains

Yandri A.(2022). Peran Guru dalam Menghadapi Inovasi Merdeka Belajar.


https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/peran-guru-dalam-menghadapi-inovasi-
merdeka-belajar.
Lampiran 1

Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)

Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)

Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url :
https://fkip.unipma.ac.id)

Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)

Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)

Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai