p-ISSN: 2549-8231
Prahesti Tirta Safitri1, Eprilita Yasintasari2, Santi Adhitama Putri3*, Uswatun Hasanah4
1,2,3,4
Universitas Muhammadiyah Tangerang
* santiadhitama3399@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi karena pentingnya kemampuan metakognisi sebagai salah satu
syarat penguasaan pemecahan masalah yang belum banyak mendapat perhatian dan
pengevaluasian oleh guru. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan metakognisi siswa kelas VIIA dalam memecahkan masalah matematika model
PISA. Dalam pemecahan masalah pada soal model PISA terdapat aspek-aspek yang meliputi
Planning, Monitoring, dan Evaluation. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian
dilakukan di MTS Al-Kamil pada siswa kelas VIIA semester genap tahun ajaran 2018/2019.
Subjek pada penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIIA yang telah dipilih secara purposive
sampling yaitu 1 siswa dengan metakognisi sangat baik, 1 siswa dengan metakognisi baik,
dan 1 siswa dengan metakognisi tidak baik. Teknik pengumpulan data menggunakan tes
berupa soal model PISA, dan angket metakognisi yang telah diuji dengan menggunakan uji
kredibilitas data. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa dengan metakognisi sangat baik dan
siswa dengan metakognisi baik dalam menyelesaikan masalah soal model PISA tergolong
sedang karena siswa belum dapat memaksimalkan aspek-aspek metakognisi, sedangkan
siswa dengan metakognisi tidak baik dalam menyelesaikan soal PISA tergolong rendah
karena hampir semua aspek-aspek metakognisi tidak diperhatikan dengan baik.
Kata kunci: kemampuan metakognisi, pemecahan masalah, soal model PISA.
ABSTRACT
This research is motivated by the importance of metacognition abilities as one of the mastery
requirements for problem solving that has not received much attention and evaluation by the
teacher. International Student Assessment (PISA) is a system for measuring student’s ability
in problem solving. The research aimed to determine the metacognition ability of class VIIA
students in solving mathematical problems in the PISA model which include aspects of
Planning, Monitoring, and Evaluation. This qualitative research was conducted in VII class
of MTS Al-Kamil 2018/2019. The subjects in this study were 3 students of class VIIA who
were selected by purposive sampling, namely 1 student with very good metacognition, 1
student with good metacognition, and 1 student with poor metacognition. Data collection
techniques using tests in the form of PISA model questions, and metacognition
questionnaires. The results showed that students with very good metacognition and students
with good metacognition in solving problems with the PISA model were classified as
moderate because students had not been able to maximize the aspects of metacognition
abilities, however students with poor metacognition in completing PISA questions are
classified as low because almost all aspects of metacognition are not considered well.
Keywords: metacognition ability, problem solving, PISA model problems.
How to Cite: Safitri, P. T., Yasintasari, E., Putri, S. A., & Hasanah, U. (2020). Analisis Kemampuan
Metakognisi Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Model PISA. Journal of Medives: Journal of
Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, 4(1), 11-21.
12 | Prahesti Tirta S., Eprilita Y., Santi A. P., Uswatun H. - Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa dalam Memecahkan ....
8. Carilah dan ceritakan contoh nyata dalam Tabel 1. Kriteria Kemampuan Metakognisi
kehidupan sehari-hari yang serupa dengan Sangat Pengetahuan deklaratif, prosedural,
masalah tersebut! baik dan kondisional sangat baik.
9. (Suhu celcius dapat ditentukan dengan mengon- Keterampilan merencanakan,
versi suhu Fahrenheit. Kalian bisa menggunakan memantau, dan evaluasi sangat baik
Baik Pengetahuan deklaratif dan
rumus berikut
procedural sangat baik tetapi
= ( − ) kondisional baik. Keterampilan
merencanakan dan evaluasi sangat
untuk mengkonversi suhu dari Celcius ke baik tetapi memantau baik
Fahrenheit dan sebaliknya.) Tidak Pengetahuan deklaratif baik tetapi
Pada Desember 2014, suhu rata-rata di Provinsi baik procedural dan kondisional tidak
NTT adalah 30 C. Bagaimana cara kalian baik. Keterampilan perencanaan baik
mengubahnya menjadi derajat Fahrenheit. tetapi keterampilan memantau dan
evaluasi tidak baik
Jelaskan jawaban kalian!
S1 KM KM KM
Penyelesaian
Penyelesaian
saikan soal, siswa tidak memperdulikan berbeda dalam permasalahan yang telah
durasi yang diberikan. diselesaikan dan subjek yakin bahwa
Pada tahap merencanakan penye- strategi yang digunakan merupakan
lesaian dengan indikator pemantauan, strategi yang efektif. Sedangkan Subjek
Subjek S1 dan S5 kurang melakukan S5 dan S9 tidak melakukan evaluasi.
pemantauan cara yang dilakukan dalam Pada tahap memeriksa kembali
pemahaman suatu penyelesaian. Terlihat dengan indikator perencanaan, Subjek
dari banyaknya indikator yang tidak S1, S5, dan S9 merencanakan untuk
terpenuhi. Subjek S9 tidak melakukan memeriksa kembali setiap langkah yang
pemantauan. dilakukan.
Pada tahap merencanakan penye- Pada tahap memeriksa kembali
lesaian dengan indikator evaluasi, dengan indikator pemantauan, sama
Subjek S1, S5, dan S9 kurang melakukan halnya dengan perencanaan, Subjek S1,
evaluasi cara yang seharusnya diguna- S5, dan S9 memeriksa kembali ketepatan
kan dalam memahami masalah. jawaban sesuai dengan yang ditanyakan.
Pada tahap melaksanakan rencana Pada tahap memeriksa kembali
penyelesaian dengan indikator peren- dengan indikator evaluasi, Subjek S1,
canaan, Subjek S1 kurang mampu dalam S5, dan S9 kurang mampu memeriksa
merencanakan. Antara lain, kesulitan langkah penyelesaian kembali, terlihat
dalam memikirkan hubungan yang dalam penyelesaian suatu permasalahan.
diketahui dan ditanyakan serta tidak Jika subjek telah menyelesaikan satu
memikirkan untuk mencari strategi yang permasalahan subjek akan berlanjut
berbeda dalam penyelesaian masalah. mengerjakan soal yang lain tanpa
Subjek S5 lebih mampu merencanakan mengevaluasi kembali penyelesaian
dibanding subjek S1. Namun Subjek S9 yang dikerjakan.
tidak melakukan perencanaan. Kemampuan metakognisi dalam
Pada tahap melaksanakan rencana memecahkan masalah pada subjek S1
penyelesaian dengan indikator peman- terlihat paling baik diantara S5 dan S9.
tauan, Subjek S1 dan S5 melakukan Perbedaan pada S1 dan S5 tidak begitu
pemantauan setiap langkah dalam yang signifikan diantara keduanya. Beda
dilakukan. Namun subjek tidak meman- halnya dengan S9, memiliki perbedaan
tau pilihan strategi yang berbeda dalam yang cukup signifikan dengan S1 dan S5.
permaslahan yang diberikan. Sedangkan Secara keseluruhan, rata-rata siswa
Subjek S9 tidak melakukan pemantauan. kurang melakukan evaluasi pada setiap
Pada tahap melaksanakan rencana tapahan dalam memecahkan masalah.
penyelesaian dengan indikator evaluasi, Berdasarkan data di atas, dapat
Subjek S1 mengevaluasi cara yang dilihat bahwa siswa yang memiliki
digunakan dalam memahami masalah kemampuan metakognisi dengan
dengan memutuskan jawaban yang kategori sangat baik dan baik mampu
dipilih subjek adalah jawaban yang menyelesaikan pemecahan masalah
tepat. Namun subjek belum mampu lebih baik dibandingkan dengan siswa
memutuskan bahwa ada startegi yang yang memiliki kemampuan metakognisi
tidak baik. Dengan demikian terlihat kan rencana penyelesaian, dan memerik-
adanya kaitan antara kemampuan sa kembali dengan menggunakan aspek
metakognisi dengan pemecahan masa- planning, monitoring, maupun evalua-
lahan matematika yang dilakukan siswa. tion dengan maksimal secara keseluruh-
Sejalan dengan hasil penelitian an. Aspek-aspek kemampuan metakog-
sebelumnya, hasil penelitian ini nisi terhadap pemecahan masalah siswa
didukung oleh penelitian yang dilakukan ini masih tergolong sedang karena
oleh Nurhayati, et al (2016) bahwa siswa beberapa indikator tidak terpenuhi
yang dapat memanfaatkan kemampuan dengan baik.
metakognisinya dengan baik mampu Siswa dengan metakognisi tidak
menyelesaikan masalah matematika baik dalam menyelesaikan masalah soal
dengan baik. Begitupun sebaliknya, model PISA belum dapat memahami
siswa yang tidak dapat memanfaatkan masalah, merencanakan penyelesaian,
kemampuan metakognisisnya dengan melaksanakan rencana penyelesaian, dan
baik tidak mampu menyelesaikan memeriksa kembali dengan mengguna-
masalah matematika dengan baik juga. kan aspek planning, monitoring, maupun
Peneliti Fauzi, et al (2009) juga evaluation dengan maksimal pada setiap
mengungkapkan bahwa siswa yang permasalahan soal model PISA.
sadar akan kemampuan metakognisinya, Berdasarkan penelitian yang di-
akan berpikir dengan lebih baik dan lakukan maka disarankan agar guru lebih
strategis dibanding siswa yang tidak memperhatikan kemampuan meta-
sadar. kognisi siswa dengan melatih siswa
menganalisis informasi dalam soal.
PENUTUP
Siswa dengan metakognisi sangat DAFTAR PUSTAKA
baik dalam penyelesaian masalah soal Amri, S. d. (2010). Proses Pembelajaran
PISA belum dapat memahami masalah Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas .
belum dapat menggunakan aspek Jakarta: Prestasi Pustaka.
planning, monitoring, maupun evalua- Arkham, H. P. (2014). Tingkat
tion secara maksimal, begitu juga Kemampuan Metakognisi Siswa
merencanakan penyelesaian, melaksana- Berdasarkan Scraw dan Dennison
kan rencana penyelesaian, dan pemerik- Pada Mata Pelajaran Matematika.
Surabaya: Universitas Islam
saan kembali yang masih belum
Negeri Sunan Ampel.
dilakukan dengan maksimal. Aspek-
aspek kemampuan metakognisi terhadap Chrobak. (1999). Metacognition
pemecahan masalah siswa ini masih Didactic Tools In Higher
Education. Buenos Aires:
tergolong sedang karena beberapa
Comahue National University.
indikator tidak terpenuhi dengan baik.
Siswa dengan metakognisi baik Desmita. (2014). Psikologi
dalam penyelesaian masalah soal PISA Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
belum dapat memahami masalah,
merencanakan penyelesaian, melaksana-
Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, Volume 4, No. 1, 2020, pp. 11-21 | 21
Jacob dan Paris Schraw (Schraw, 199: Sulisyawan. (2019, Mei 17). Analisis
354-355) Tidak ditemukan Metakognitif Siswa Dalam
Pemecahan Masalah Dimensi
Nurhayati, Agung Hartono, dan Tiga. Universitas Muhammadiyah
Hamdani. (2016). Kemampuan Surakarta: eprints.ums.ac.id
Metakognisi siswa dalam
Pemecahan Masalah Pada Materi
Bangun Datar di Kelas VII SMP.
Untan. (jurnal.untan.ac.id) di akses
pada 5 Mei 2019.
OECD. (2019, 05 15). PISA Result.
Retrieved from Result-in-Focus:
https://www.oecd.org/pisa/pisa-
2015-results-in-focus.pdf
Paidi. (2019, Mei 20). Model
Pemecahan Masalah Dalam
Pembelajaran Biologi Di SMA.
Retrieved from
http://satff.uny.ac.id/sites/default/f
iles/132048519/artikel%semnas%
20FMIPA201020UN
Polya. (2004). How To Solve It. New
Jersey: Princeton University Press.
Risnanosanti. (2008). Melatih
Kemampuan Metakognisi Siswa
Dalam Pembelajaran Matematika.
Universitas Muhammadiyah
Bengkulu
Rusffendi. (2006). Pengantar Kepada
Pembantu Guru Mengembangkan
Kompetensi Dalam Pengajaran
Matematika Untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.
Simamora, M. (2014). Analisis
Kemampuan Metakognisi Siswa
Dalam Pembelajaran Biologi
Melalui Assesment Pemecahan
Masalah Di SMA Negeri 5 Kota