Anda di halaman 1dari 9

Jurnal_ep, Vol. 10 No.

2, Agustus 2020

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN BERPIKIR


KREATIF DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

NLG Sarmiasih1, IB Putrayasa2, AAIN Marhaeni3


123
Program Studi Pendidikan Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: sarmiasih@undiksha.ac.id1 , putrayasa@undiksha.ac.id2 ,


marhaeni@undiksha.ac.id3

Abstrak
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk: (a) memperoleh instrumen
keterampilan berpikir kreatif yang valid dan reliabel; (b) memperoleh instrumen hasil
belajar IPA pada siswa kelas V SD yang valid dan reliabel. Jenis penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian pengembangan Research dan Develeopment
(R&D). Model pengembangan yang digunakan adalah model 4D (four D) yang terdiri
atas empat tahapan, yaitu: define (pendefinisian), design (perancangan), develop
(pengembangan), dan disseminate (penyebaran) tidak dilakukan. Data yang
dikumpulkan berupa data validitas dan reliabilitas instrumen keterampilan berpikir
kreatif dan hasil belajar IPA. Data validitas dianalisi dengan CVR, sedangkan
reliabilitas dianalisis dengan Alpha Cronbach. Validitas diukur menggunakan uji ahli
sebanyak 5 orang yang terdiri dari 2 orang dosen ahli dan 3 orang guru. Instrumen
keterampilan berpikir kreatif berbentuk kuesioner terdiri dari 40 pernyataan.
Berdasarkan hasil dari perhitungan CVR, didapatkan 36 soal valid dan 4 soal yang
tidak valid. Perhitungan reliabitas instrumen menurut expert instrumen keterampilan
berpikir kreatif pada siswa kelas V SD yaitu sebesar r11 = 0,78 (terkatagori tinggi).
Instrumen kedua yaitu hasil belajar IPA berupa soal tes objektif pilihan ganda
sebanyak 35 butir. Berdasarkan hasil perhitungan CVR diperoleh 34 butir instrumen
yang valid dan 1 instrumen yang tidak valid. Perhitungan instrumen menurut expert
instrumen hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD yaitu sebesar r11 = 0,85 (kategori
sangat tinggi).

Kata kunci: Hasil Belajar IPA; Berpikir Kreatif; Pengembangan Instrumen

Abstract
This research development aimed to: (a) Have an instrument creative thinking skills
are valid and it is reliable and (b memperoleh instrumen hasil belajar IPA pada siswa
kelas V SD yang valid dan reliabel. This type of research used Research and
Development (R&D) research design development. The development model used in
this research was the 4D (four D) model which consisted of four stages, namely:
define, design, develop, and disseminate not down. Data were collected in the form of
data validity and reliability of creative thinking skills instruments and learning
outcomes of science. Validity data were analyzed by using CVR, while reliability was
analyzed by using Alpha Cronbach. Validity was measured using an expert test of 5
people consisting of 2 expert lecturers and 3 teachers. The instrument of creative
thinking skills was in the form of a questionnaire consisting of 40 statements. Based
on the results of the CVR calculation, 36 valid questions and 4 invalid questions were
obtained. The calculation of instrument reliability according to the expert instruments
of creative thinking skills in the fifth grade of elementary school students was equal to
r11 = 0.78 (high categorized). The second instrument was the science learning
outcomes in the form of multiple choice objective test questions which consisted of 35
items. Based on the CVR calculation results, there were 34 valid instruments and 1
invalid instrument. Instrument calculation according to the instrument of science
learning outcomes in the fifth grade of the elementary school students was equal to
r11 = 0.85 (very high category).

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 70


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

Keywords: Science Learning Outcomes; Creative Thinking Skills; Instrument


Development

PENDAHULUAN untuk mendorong peserta didik dalam


Bangsa Indonesia saat ini mengalami mencari tahu dari berbagai sumber melalui
masalah yaitu rendahnya mutu pendidikan. observasi dan bukan hanya diberi tahu.
Hal ini dibuktikan dari hasil survei OECD Greenstein (2012) mengatakan
PISA (Program for International Student keterampilan berpikir yang dibutuhkan pada
Assessment, 2018) yang menunjukkan abad 21 mencakup berpikir kritis,
bahwa pelajar di Indonesia memiliki nilai pemecahan masalah, kreativitas, dan
paling rendah di bidang Matematika, Sains, metakoginitif. Keterampilan abad 21 yang
dan Membaca disandingkan dengan 79 dimiliki peserta didik diharapkan tidak
negara lain yang memiliki kondisi ekonomi hanya sebatas memiliki kemampuan
serupa. Hasil survei berupa statistik juga kognitif namun juga keterampilan 4C, yakni
menampilkan bahwa kemampuan pelajar di communication, critical thinking,
Indonesia mengenai 3 bidang tersebut collaboration, dan creativity. Keterampilan
menduduki posisi terendah dibandingkan tersebut dapat membantu peserta didik
negara-negara di wilayah Asia Tenggara. mengasah kemampuan berpikir kreatif.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa Keterampilan berpikir kreatif juga
pelajar Indonesia memiliki kemampuan dapat membantu meningkatkan hasil
literasi dengan skor 371 di tahun 2018 belajar di setiap muatan pelajaran, salah
dengan berkurangnya 21 poin jika satunya hasil belajar muatan pelajaran IPA.
dibandingkan dengan jumlah poin tahin Pembelajaran IPA yang berlangsung di
2015, sedangkan rata-rata hasil survei Sekolah Dasar hendaknya dapat
OECD secara keseluruhan adalah 487. menumbuhkan sikap logis, kritis, dan kreatif
Kenyataan di atas memberi tuntutan terhadap gejala alam yang ada di
agar pembelajaran di sekolah hendaknya sekitarnya. Pembelajaran IPA di SD
dikelola secara lebih efektif dan efesien, bertujuan agar peserta didik mampu
agar dapat menghasilkan sejumlah lulusan melakukan analisis terhadap apa yang
(output) yang memiliki kompetensi, adaptif mereka pelajari, bersikap cermat dan teliti
dan kompetitif. Salah satu upaya dalam mengambil keputusan serta mampu
peningkatan pembelajaran pada kurikulum menalar hubungan suatu peristiwa/gejala
2013 yaitu dengan melaksanakan kegiatan alam yang satu dengan yang lainya
pembelajaran menggunakan pendekatan sehingga mampu menciptakan pola pikir
saintifik (Fuadah, 2017). Hal tersebut ilmiah yang kritis sejak dini. Kemudian
sejalan dengan dasar pemikiran dalam mengkomunikasikannya dengan orang lain
panduan teknis kurikulum 2013 yang demi kehidupan yang lebih baik.
menyatakan bahwa strategi pelaksanaan Berdasarkan rasional yang dipaparkan
kegiatan belajar siswa sekolah dasar yang tersebut, permasalahan pada penelitian ini
dikehendaki kurikulum 2013 yakni melalui yaitu: (a) Bagaimana validitas isi instrumen
pendekatan saintifik/ilmiah. keterampilan berpikir kreatif dan hasil
Menurut Hosnan (2014) pendeketan belajar IPA pada siswa kelas V SD? (b)
saintifik adalah proses belajar yang Bagaimana reliabilitas menurut expert
dilaksanakan dengan kegiatan ilmiah yang instrumen keterampilan berpikir kreatif dan
memuat keterampilan mengamati, hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD?
menanya, mencoba, menalar dan Menurut Munandar (2012), berpikir
mengkomunikasikan. Serangkaian kegiatan kreatif adalah suatu kemampuan umum
tersebut biasa disebut dengan 5M. untuk menciptakan suatu yang baru
Pelaksanaan proses pembelajaran sebagai kemampuan untuk memberikan
menggunakan pendekatan saintifik gagasan-gagasan baru yang dapat
hendaknya dapat mengembangkan diterapkan dalam pemecahan masalah,
keterampilan berpikir siswa, dimana atau sebagai kemampuan untuk melihat
informasi yang diperoleh oleh siswa bisa hubungan-hubungan baru antara unsur-
berasal dari mana saja, kapan saja, tidak unsur yang sudah ada sebelumnya. Hal ini
tergantung pada informasi searah dari guru. sejalan dengan pendapat Purwaningrum
Kegiatan pembelajaran tersebut diarahkan (2016) yang mengatakan bahwa

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 71


Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

Kemampuan berpikir kreatif makin tinggi, penilaian yang hanya disediakan oleh
jika ia mampu menunjukkan banyak pemerintah, sehingga instrumen penilaian
kemungkinan jawaban pada suatu masalah, belum optimal. Guru juga melakukan
dimana semua jawaban tersebut harus penilaian hanya melihat kemampuan setiap
sesuai, tepat, dan bervariasi. siswa setelah melaksanakan tes atau ujian
Kompetensi dalam proses kegiatan dan pembuatan soal kurang sesuai dengan
pembelajaran IPA terdapat penilaian yang indikator dalam standar kompetensi (SK)
dilakukan oleh guru yaitu menerapkan dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
sebuah penilaian autentik. Menurut Mardapi oleh siswa. Instrumen hasil belajar yang
(2012) menjelaskan bahwa penilaian digunakan oleh guru dalam penilaian
autentik merupakan salah satu bentuk kognitif juga hanya berupa soal-soal yang
asesmen yang meminta peserta didik untuk cenderung lebih banyak menguji aspek C1
menerapkan konsep atau teori pada dunia (mengetahui), C2 (memahami), sedangkan
nyata. Senada dengan pendapat soal-soal yang melatih critical thinking
Nurgiyantoro (2011) mengungkapkan siswa yang memenuhi pembelajaran abad
bahwa penilaian autentik merupakan 21 belum banyak tersedia. Ini terbukti dari
bentuk penilaian yang menekankan pada sebuah soal yang terdapat pada buku siswa
kemampuan peserta didik untuk tema 8, yaitu “sebutkan manfaat air bagi
mendemonstrasikan pengetahuan yang hewan”, intrumen penilaian hasil belajar
dimiliki secara nyata dan bermakna. demikian tidak mampu mengakomodasi
Penilaian Autentik bertujuan untuk menilai pengembangan kemampuan peserta didik
semua aspek hasil belajar peserta didik dalam pemecahan masalah, penalaran,
selama proses pembelajaran seperti aspek koneksi, dan komunikasi matematis.
kognitif, aspek afektif dan aspek Akibatnya, kemampuan kognitif tingkat
psikomotor.Untuk mengukur tingkat tinggi peserta didim sangat lemah karena
keberhasilan siswa dalam memahami kegiatan pembelajaran yang biasa
materi yang diajarkan guru menggunakan dilakukan hanya mendorong siswa untuk
instrumen penilaian. berpikir pada tataran tingkat rendah.
Instrumen penilaian di sekolah dasar Guru masa kini harus mampu
yang dapat di gunakan oleh guru terdiri dari merancang instrumen penilaian yang
dua jenis yaitu, instrumen tes dan non tes. menggali semua aspek yang menyangkut
Instrumen tes dapat dapat berupa siswa, baik pengetahuan, keterampilan dan
serentetan pertanyaan, lember kerja yang karakter. Semua aspek tersebut harus
dapat digunakan mengukur pengetahuan, tergali, terasah, mengakomodasi keunikan
keterampilan,bakat,serta kemampuan yang dan keunggulan peserta didik serta
dimiliki peserta didik baik setelah terevaluasi selama proses pembelajaran di
menyelesaikan salah satu materi tertentu kelas. Instrumen penilaian akan sangat
atau seluruh materi yang telah disampaikan bermanfaat bagi peserta didik dan orang
oleh guru. Lembar instrumen tes berisi soal- tuanya sebagai bagaian dari feed back
soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. untuk terus meningkatkan hasil capaian
Setiap butir soal mewakili satu jenis pendidikannya. Langkah yang dapat
variabel yang diukur, sedangkan instrumen dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
penilaian non tes merupakan sebuah teknik capaian hasil pendidikan siswa yaitu
penilaian dengan tidak menggunakan tes. dengan cara mengembangkan kemampuan
Instrumen non tes terdiri dari beberapa berpikir kreatif siswa. Namun fakta yang
jenis yaitu, observasi, wawancara terjadi belum semua guru di sekolah dasar
(interview), angket (questionaire). mampu mengarahkan perkembangan
Intrumen penilaian yang berkualitas kemampuan berpikir pada peserta didik
merupakan salah satu cara dalam khususnya dalam mengembangkan
mewujudkan tujuan pendidikan secara kemampuan keterampilan berpikir kreatif
optimal yang dapat membantu siswa peserta didik. Guru beranggapan bahwa
mengembangkan kemampuan berpikir pemahaman pengembangan berpikir kreatif
peserta didik. Namun, kenyataannya sulit dilakukan. Hal ini di sebabkan karena
berdasarkan hasil wawancara peneliti di di guru kurang memahami dimensi-dimensi
SDN 19 Pemecutan dalam pengembangan berpikir kreatif apa saja yang dikukur.
intrumen penilaian hasil belajar siswa guru Penilaian berpikir kreatif sebaiknya dimiliki
hanya berpedoman kepada instrumen oleh guru karena sangat bermanfaat bagi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 72
Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

siswa maupun bagi guru itu sendiri. Lingkungan Di Sekitarku).


Menurut Starko (2010) mengatakan Kedua, Tahap Perancangan (Design),
bahwa penilaian berpikir kreatif memikili Tahap ini terdiri dari 3 langkah yaitu: a)
manfaat yaitu sebagai berikut: 1) membantu Pemilihan media, dalam tahap ini yang
peserta didik menyadari kelebihan yang akan dilakukan adalah menentukan media
dimilikinya; 2) mengembangkan yang tepat dan sesuai dengan materi yang
pemahaman peserta didik tentang akan disampaikan, b) layout Instrumen,
kemampuan manusia khususnya tentang merupakan rancangan atau desain
hubungan kreativitas dengan pandangan instrumen yang memperhatikan font,
tradisional tentang intelegensi; 3) ukuran font, margin, penempatan gambar
bermanfaat sebagai entry point atau base dan teks, c) pembuatan produk awal, terdiri
line bagi guru dalam mengembangkan dari: menentukan model rubrik yang
proses pembelajaran selanjutnya; 4) digunakan,menentukan kategori yang akan
membantu mengevaluasi kinerja guru dinilai dan merumuskan aspek kognitif dan
selama proses pembelajaran; 5) membantu aspek kinerjanya, menentukan skala yang
memahami berbagai potensi tersembunyi digunakan, menentukan gradasi mutu dan
kreativitas siswa; 6) menghilangkan mendeskripsikan gradasi mutu dari yang
anggapan bahwa kreativitas sebagai misteri terendah sampai tertinggi. Selanjutnya
yang sulit dikembangkan. Khoiri, dkk (2017) dilakukan uji coba terbatas untuk
berpendapat bahwa kemampuan berpikir mendapatkan tanggapan guru sebagai
kreatif peserta didik dapat meningkat pada pengguna rubrik, sebelum dilakukan ujicoba
aspek kelancaran sebesar 77% dan aspek lapangan.
keaslian sebesar 84%. Peningkatan Ketiga, Tahap Pengembangan
keterampilan berpikir kreatif dapat (Develop), pada tahap ini bertujuan untuk
dilakukan dengan menggunakan metode menghasilkan perangkat pembelajaran
pembelajaran yang diimplementasikan yang sudah direvisi berdasarkan masukan
dalam proses pembelajaran, sehinga dari para ahli/validator. Langkah-langkah
berpikir kreatif sangat penting dalam tahap ini yaitu: a) Uji coba kevalidan
dikembangkan karena tidak diberikan sejak instrumen. Uji coba kevalidan instrumen
lahir melainkan sesuatu yang diperoleh, meliputi telaah serta validasi perangkat
dibangun, dan diasah melalui pembelajaran yang telah disusun pada
pembelajaran. tahap perancangan. Berdasarkan masukan
Menurut Susanto (2013), hasil belajar dari para ahli/validator serta hasil penilaian
merupakan suatu proses dari seseorang para ahli/validator digunakan sebagai dasar
yang berusaha memperoleh suatu bentuk dalam melakukan revisi dan
perubahan perilaku yang relatif menetap. penyempurnaan perangkat pembelajaran
Menurut Prayoga (2017) hasil belajar yang dikembangkan.
merupakan hasil yang dicapai peserta didik Empat, Tahap Penyebaran
setelah mengalami proses belajar dalam (Disseminate), tahap ini merupakan suatu
kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan tahap akhir pengembangan. Pada tahap ini
yang telah ditetapkan. Berdasarkan bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan
pendapat tersebut dapat disimpulkan untuk mengetahui efektifitas penggunaan
bahwa hasil belajar merupakan perangkat pembelajaran dalam proses
kemampuan, sikap serta keterampilan yang pembelajaran dengan skala yang lebih luas.
diperoleh peserta didik setelah ia menerima Bentuk penyebaran ini tujuannya untuk
perlakuan oleh guru serta pengalaman- mendapatkan masukan, koreksi, saran,
pengalaman belajarnya sehingga dapat serta penilaian untuk menyempurnakan
mengkonstruksikan pengetahuannya dalam produk akhir pengembangan agar siap
kehidupan sehari-hari. diadopsi oleh para pengguna produk.
Pertama, Tahap Pendefinisian Namun dalam penelitian ini tahap
(Define) merupakan tahap untuk penyebaran tidak dilakukan karena kondisi
menetapkan dan mendefinisikan syarat- pandemi Covid 19.
syarat pembelajaran. Tahap ini dilakukan Berdasarkan uraian di atas, tujuan
dengan menganalisis tujuan dari batasan penelitian ini adalah: (a) untuk mengetahui
materi pelajaran yang dikembangkan dalam validitas isi instrumen keterampilan berpikir
Instrumen keterampilan berpikir kreatif dan kreatif dan hasil belajar IPA pada siswa
hasil belajar IPA yaitu materi IPA tema 8 ( kelas V SD dan (b) untuk mengetahui
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 73
Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

reliabilitas menurut expert instrumen keterampilan berpikir kreatif dan hasil


keterampilan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA.
belajar IPA pada siswa kelas V SD. Data pengembangan instrumen
keterampilan berpikir kreatif yang diperoleh
METODE melalui uji validitas dianalisis dengan CVR,
Penelitian ini adalah penelitian sedangkan data dari uji reliabilitas dianalisis
pengembangan. Oleh karenanya model dengan Alpha Cronbach. Sementara itu,
pengembangan yang digunakan yaitu 4D, data pengembangan instrumen hasil belajar
yang terdiri dari 4 tahap, yaitu define IPA yang diperoleh melalui uji validitas
(pendefinisian), design (perancangan), dianalisis dengan CVR, sedangkan data
develop (pengembangan), dan disseminate dari uji reliabilitas dianalisis dengan Alpha
(penyebaran). Hanya saja, tahap Cronbach.
disseminate belum bisa dilaksanakan
karena mengikuti protokol pemerintah HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penanggulangan pandemi covid-19. Hasil uji validitas isi instrumen
Data pada penelitian ini dikumpulkan dari keterampilan berpikir kreatif dapat dilihat
kuesioner hasil uji dosen ahli sebanyak 2 pada Tabel 1 di bawah ini.
orang dan uji praktisi sebanyak 3 orang.
Data yang dikumpulkan berupa data
validitas dan reliabilitas instrumen

Tabel 1. Hasil Analisis Data Validitas Keterampilan Berpikir Kreatif


Butir Soal Judges Ne CVR Keterangan
1 2 3 4 5
1 3 3 3 3 3 5 1 Valid
2 3 3 3 3 3 5 1 Valid
3 3 3 3 3 3 5 1 Valid
4 3 3 3 3 3 5 1 Valid
5 3 3 3 3 3 5 1 Valid
6 3 3 3 3 3 5 1 Valid
7 3 3 3 3 3 5 1 Valid
8 3 3 3 3 3 5 1 Valid
9 3 3 2 1 3 3 0.2 Tidak Valid
10 3 3 3 3 3 5 1 Valid
11 3 3 3 3 3 5 1 Valid
12 3 3 2 3 2 3 0.2 Tidak Valid
13 3 3 3 3 3 5 1 Valid
14 3 3 3 2 3 4 0.6 Valid
15 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
16 3 3 3 3 3 5 1 Valid
17 3 3 2 3 2 3 0.2 Tidak Valid
18 3 3 3 3 3 5 1 Valid
19 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
20 3 3 3 3 2 4 0.6 Valid
21 3 3 3 3 3 5 1 Valid
22 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
23 3 3 3 3 3 5 1 Valid
24 3 3 3 2 3 4 0.6 Valid
25 3 3 3 3 2 4 0.6 Valid
26 3 3 3 3 3 5 1 Valid
27 3 3 1 3 3 4 0.6 Valid
28 3 3 3 3 1 4 0.6 Valid
29 3 3 3 2 3 4 0.6 Valid
30 3 3 3 3 3 5 1 Valid
31 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
32 3 3 3 3 2 4 0.6 Valid
33 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 74
Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

Butir Soal Judges Ne CVR Keterangan


1 2 3 4 5
34 3 3 3 3 3 5 1 Valid
35 3 3 1 3 3 4 0.6 Valid
36 3 3 3 3 3 5 1 Valid
37 3 3 3 2 2 3 0.2 Tidak Valid
39 3 3 3 3 3 5 1 Valid
40 3 3 3 3 1 4 0.6 Valid

Berdasarkan Tabel 1 di atas, yang tidak valid karena tidak sesuai dengan
diperoleh sebanyak 4 pernyataan yang kompetensi dasar serta indikator
tidak valid dan 36 pernyataan yang valid. pernyataan. Pernyataan yang tidak valid
Nomor pernyataan yang valid yaitu 1, 2, 3, diputuskan untuk diperbaiki dari segi
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, redaksinya.
18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, Hasil uji validitas isi instrumen hasil
30, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 39 dan 40. belajar IPA dapat dilihat pada Tabel 2
Sedangkan nomer pernyataan yang tidak berikut.
valid yaitu 13, 19, 33, dan 37. pernyataan

Tabel 2. Hasil Analisis Data Validitas Hasil Belajar IPA


Butir Soal Judges Ne CVR Keterangan
1 2 3 4 5
1 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
2 3 3 3 3 1 4 0.6 Valid
3 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
4 3 3 3 3 3 5 1 Valid
5 3 3 3 3 1 4 0.6 Valid
6 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
7 3 3 3 3 3 5 1 Valid
8 3 3 3 3 3 5 1 Valid
9 3 3 3 3 3 5 1 Valid
10 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
11 3 3 3 3 1 4 0.6 Valid
12 3 3 3 3 3 5 1 Valid
13 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
14 3 3 3 3 1 4 0.6 Valid
15 3 3 3 3 3 5 1 Valid
16 3 3 2 3 1 3 0.2 Tidak Valid
17 3 3 3 3 3 5 1 Valid
18 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
19 3 3 3 3 3 5 1 Valid
20 3 3 3 3 3 5 1 Valid
21 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
22 3 3 3 3 3 5 1 Valid
23 3 3 3 3 3 5 1 Valid
24 3 3 3 3 3 5 1 Valid
25 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
26 3 3 3 3 3 5 1 Valid
27 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
28 3 3 3 3 3 5 1 Valid
29 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
30 3 3 3 3 3 5 1 Valid
31 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
32 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
33 3 3 3 3 3 5 1 Valid
34 3 3 3 3 3 5 1 Valid
35 3 3 2 3 3 4 0.6 Valid
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 75
Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

Butir Soal Judges Ne CVR Keterangan


1 2 3 4 5

Berdasarkan Tabel 2 di atas, pembelajaran, f) Materi pokok, bertujuan


diperoleh hasil yaitu sebanyak 1 soal yang untuk membatasi penyusunan instrumen
tidak valid dan 34 soal yang valid. Nomor pada penelitian ini. Materi pokok yang
soal yang valid yaitu 1, 2, 3 , 4, 5, 6, 7, 8, 9, dibahas adalah muatan IPA pada tema 8 (
10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, Lingkungan di Sekitarku).
22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, Sedangkan pada tahap perancangan
33, 34 dan 35. Sedangkan nomor soal yang (Design) terdiri dari 3 langkah yaitu
tidak valid yaitu 16. Soal yang tidak valid pemilihan pola istrumen yang akan
karena tidak sesuai dengan kompetensi digunakan, yaitu jenis soal non tes yang
dasar serta indikator soal sehingga diukur menggunakan kuesioner untuk
diputuskan untuk diperbaiki dari segi instrumen keterampilan berpikir kreatif,
redaksinya. sedangkan instrumen hasil belajar IPA
Hasil uji reliabilitas instrumen menggunakan tes objektif pilihan ganda
keterampilan berpikir kreatif menunjukkan biasa. Setelah pemilihan pola instrumen
bahwa instrumen ini memeroleh nilai 0,78. kemudian dilakukan pembuatan kisi-kisi
Data ini menunjukkan reliabilitas berada instrumen keterampilan berpikir kreatif dan
pada rentang 0,60 < r11 ≤ 0,80 atau berada hasil belajar IPA, dan
pada kategori derajat reliabilitas tinggi mengimplementasikan kisi-kisi instrumen
(baik). Sedangkan, hasil uji reliabilitas menjadi butir-butir instrumen. Instrumen
instrumen hasil belajar IPA instrumen hasil keterampilan berpikir kreatif dikembangkan
belajar IPA memeroleh nilai 0,85. Data ini menjadi koesioner yang terdiri dari 40
menunjukkan reliabilitas berada pada pernyataan sedangkan 35 butir soal untuk
rentang 0,80 < r11 ≤ 1,00 atau berada pada tes objektif pada instrumen hasil belajar
kategori derajat reliabilitas sangat tinggi IPA.
(sangat baik). Pada tahap yang ketiga yaitu develop,
Instrumen keterampilan keterampilan dilakukan pengujian instrumen oleh judges
berpikir kreatif dan hasil belajar IPA yaitu dua orang dosen ahli dan tiga orang
dikembangkan menggunakan model 4D praktisi yaitu guru kelas V SD. Data
(four D). Thiagarajan, (1974) menyatakan mengenai validitas dan reliabilitas
bahwa model ini terdiri atas empat tahapan, instrumen dikumpulkan berdasarkan
yaitu: (1) define (pendefinisian), (2) design pendapat judges. Penyusunan isntrumen
(perancangan), (3) develop yang memiliki validitas isi, pengujuannya
(pengembangan), dan (4) disseminate dilakukan dengan cara membandingkan
(penyebaran). antara isi instrumen dengan kisi-kisi
Pertama, Tahap Pendefinisian instrumen yang telah disusun sebelumnya.
(Define) merupakan tahap untuk Sehingga pengujian validitas dapat
menetapkan dan mendefinisikan syarat- dilakukan dengan mudah dan sistematis
syarat pembelajaran. Pada tahap ini (Sugiono, 2010). Soal dikatakan valid
dilakukan dengan tiga kegiatan yang apabila soal tersebut dapat mengukur apa
meliputi kegiatan menganalisis tujuan dari yang hendak diukur peneliti dengan tepat.
batasan materi pelajaran yang Hasil perhitungan validitas dari
dikembangkan dalam Instrumen instrumen keterampilan berpikir kreatif yaitu
keterampilan berpikir kreatif dan hasil sebanyak 36 soal valid dan 4 soal yang
belajar IPA yaitu materi IPA tema 8 ( tidak valid. Sedangkan nilai dari reliabilitas
Lingkungan Di Sekitarku). Tahap ini sebesar nilai 0,78. Data ini menunjukkan
dilaksanakan sebelum pengujian terbatas. reliabilitas berada pada rentang 0,60 < r11 ≤
Tahap ini mencakup 5 langkah pokok, yaitu: 0,80 atau berada pada kategori derajat
a) Analisis awal akhir,b) Analisis siswa, c) reliabilitas tinggi (baik). Berdasarkan hasil
Analisis tugas .Rangkaian tugas ini perhitungan validitas dan reabilitas yang
merupakan dasar untuk merumuskan telah dijabarkan tersebut, maka penelitian
indikator pencapaian hasil belajar dan ini sejalan dengan penelitian yang
keterampilan yang akan dikembangkan dilakukan Almuharomah (2018). Instrumen
dalam perangkat pembelajaran, d) Analisis keterampilan berpikir kreatif dikembangkan
konsep, e) Perumusan tujuan dalam bentuk nontes. Analisis uji validitas
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 76
Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

diperoleh sebesar 0,75. Setelah diterapkan penyempurnaan dalam hasil program


pada uji kelas besar, instrumen tes pendidikan dan pengajaran serta strategi
diketahui memiliki reliabilitas sebesar 0,74 pelaksanaannya, serta melakukan
serta daya beda rata-rata sebesar 2,21. pertanggung jawaban (accountability) dari
Indek kesukaran didapatkan sebesar 0,52. pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
Ketiga soal tersebut termasuk dalam berkepentingan. Oleh karena itu,
kategori soal yang mudah. Soal terakhir penggunaan jenis instrumen yang tepat
dalam kategori sukar dengan indek 0,067. akan menentukan keberhasilan dalam
Instrumen keterampilan berpikir kreatif memperoleh informasi yang berkenaan
sangat penting bagi siswa karena mampu dengan proses pembelajaran.
mengetahui teknik pengkreasian ide secara Tahap yang terakhir yaitu disseminate
luas serta tahu bagaimana mengenali tidak dapat terlaksana karena pandemi
kegagalan dan membedakan antara Covid 19 sehingga pemerintah menetapkan
kegagalan dan kesulitan untuk mengatasi physical distancing . Oleh sebab itu, seluruh
sesuatu. Kemampuan ini merupakan salah aktivitas dilaksanakan di rumah masing-
satu kemampuan yang dikehendaki dunia masing (Work From Home). Salah satu
kerja. Kemampuan berpikir kreatif juga kebijakan yang dikeluarkan yaitu belajar
menjadi penentu keunggulan suatu bangsa. dari rumah (BDR).
Daya kompetitif suatu bangsa sangat
ditentukan oleh kreativitas sumber daya PENUTUP
manusianya. Secara umum penelitian ini dapat
Selain instrumen keterampilan berpikir disimpulkan bahwa instrumen keterampilan
kreatif, dilakukan perhitungan validitas dari keterampilan berpikir kreatif dan hasil
instrumen hasil belajar IPA yaitu sebanyak belajar IPA menggunakan model 4D yang
34 pernyataan yang valid dan 1 pernyataan meliputi empat tahapan, yaitu: define
yang tidak valid. Nilai reliabilitas hasil (pendefinisian), design (perancangan),
belajar IPA memeroleh nilai 0,85. Data ini develop (pengembangan), dan disseminate
menunjukkan reliabilitas berada pada (penyebaran). Untuk tahapan disseminate
rentang 0,80 < r11 ≤ 1,00 atau berada pada (penyebaran) tidak dapat dilaksanakan
kategori derajat reliabilitas sangat tinggi ( karena adanya pandemi Covid 19 sehingga
sangat baik). Penelitian ini sejalan dengan pemerintah menetapkan physical
penelitian yang dilakukan Mahmuda (2017) distancing. Oleh sebab itu, seluruh aktivitas
dengan Kualitas instrumen penilaian hasil dilaksanakan di rumah masing – masing
belajar IPA menurut ahli evaluasi adalah (Work From Home). Salah satu kebijakan
Sangat Baik (SB) dengan nilai rata-rata yang dikeluarkan yaitu belajar dari rumah
3,58 pada skala 1-4, sedang respon guru (BDR).
IPA terhadap instrumen penilaian hasil Penelitian pengembangan ini
belajar IPA yang dikembangkan adalah menghasilkan instrumen keterampilan
Sangat Setuju (SS) dengan skor nilai rata- berpikir kreatif dengan mengembangkan
rata 3,39 pada skala 1-4. Hasil penelitian ini kuisioner sebanyak 40 pernyataan.
menunjukkan bahwa instrumen penilaian Berdasarkan hasil dari perhitungan CVR,
yang dikembangkan dapat dijadikan salah didapatkan pernyataan yang valid sebanyak
satu standard untuk melakukan penilaian. 36 soal valid dan 4 soal yang tidak valid.
Instrumen hasil belajar IPA memiliki Perhitungan realibitas instrumen menurut
berbagai manfaat bagi siswa maupun guru, exspert instrumen keterampilan berpikir
salah satunya yaitu bertujuan kreatif pada siswa kelas V SD yaitu sebesar
mendeskripsikan kecakapan belajar para r11 = 0,78 (terkatagori tinggi)
peserta didik sehingga dapat diketahui Instrumen kedua yaitu hasil belajar
kelebihan dan kekurangannya dalam IPA berupa soal tes objektif pilihan ganda
berbagai bidang studi atau mata pelajaran sebanyak 35 butir. Kemudian dilakukan
IPA, untuk mengetahui keberhasilan proses analisis uji validitas isi untuk instrumen
pendidikan dan pengajaran disekolah, yakni untuk instrumen hasil belajar IPA pada
seberapa jauh keefektifannya dalam siswa kelas V SD menggunakan CVR.
mengubah tingkah laku para peserta didik Berdasarkan hasil perhitungan CVR
kearah tujuan pendidikan yang diharapkan, diperoleh 34 butir instrumen yang valid dan
membantu menentukan tindak lanjut hasil 1 instrumen yang tidak valid. Perhitungan
penilaian, yakni melakukan perbaikan dan instrumen menurut expert instrumen hasil
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 77
Jurnal_ep, Vol. 10 No. 2, Agustus 2020

belajar IPA pada siswa kelas V SD yaitu Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
sebesar r11 = 0,85 (kategori sangat tinggi). Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung:
DAFTAR RUJUKAN Alfabeta.
Fuadah. K. 2017. Pengembangan
Pembelajaran Biologi Berbasis Susanto, A.2013. Teori Belajar dan
Project Based Learning Bersumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Potensi Lingkungan Lokasl Untuk Prenadamedia Group.
Meningkatkan Pemahaman Konsep,
Keterampilan Ilmiah, Dan Sikap
Ilmiah Siswa SMA Kanjeng Sepuh
Sidayu Gresik. Tesis Tidak
Diterbitkan. Malang: Pascasarjana
UM.

Greenstein, A. 2012. Assesing 21 st


Century Skill, A Guide To Evaluating
Mastery and Authentic Learning.
USA. Corwin A Sage Company.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan


Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21: Kunci Sukses Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta. Ghalia
Indonesia

Khoiri,W., Rochmad, Cahyono,A.N. (2013).


Problem Based Learning berbantuan
Multimedia dalam Pembelajaran
Matematika untuk meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif. Unnes
Journal of Mathematics Education.

Mardapi Djemari, 2012. Pengukuran


Penilaian & Evaluasi Pendidikan.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Munandar, U. 2012. Pengembangan


Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian


Otentik (dalam Pembelajaran
Bahasa). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Purwaningrum, Jayanti Putri. (2016).


Mengembangkan Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis Melalui
Discovery Learning Berbasis
Scientific Approach. Jawa Tengah:
Universitas Muria Kudus. Volume 6
hal 1-12.

Starko, A.J. 2010. Creativity in the


Classroom: Schools of Curious
Delight. New York: Routledge.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 78

Anda mungkin juga menyukai