Anda di halaman 1dari 16

ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL

Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)

JSBPSDM 3(4)(2022), 193.-208

Jurnal Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan


https://ojs.bpsdmsulsel.id/

Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Quizizz

Hasniar
Guru SMA Negeri 3 Sinjai
hasniarbasra@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini menjelaskan secara konseptual tentang Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Quizizz.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan strategi pembelajaran yang dirancang sesuai kebutuhan peserta
didik yang beragam. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat melaksanakan pembelajaran di
kelas berdasarkan tingkat kesiapan, minat dan profil belajar peserta didik. Setidaknya terdapat tiga
strategi pembelajaran berdiferensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi
produk. Quizizz merupakan platform pembelajaran digital berbasis gamifikasi yang dapat mendukung
terlaksananya pembelajaran berdiferensiasi secara efektif, mulai pada tahap mengidentifikasi informasi
tentang peserta didik, merancang hingga pada pelaksanaan pembelajaran dan asesmen. Dengan
pembelajaran berdiferensiasi berbantukan Quizizz guru dapat meyakini bahwa semua peserta didik
memperoleh peluang yang sama untuk mencapai kompetensi dengan cara yang menyenangkan dan
bermakna. Dengan fitur-fitur yang disediakan Quizizz, peserta didik akan dapat mengakomodir semua
kebutuhan belajar peserta didik karena konten, proses dan produk yang dihasilkan bisa beragam sesuai
keunikannya masing-masing. Olehnya itu, pembelajaran berdiferensiasi dengan Quizizz perlu
dikembangkan dan diimplementasikan guru di sekolah-sekolah dalam rangka menuntun dan membantu
peserta didik mencapai tujuan belajarnya.
Kata Kunci: Pembelajaran, Berdiferensiasi, Quizizz, Game, Menyenangkan, Bermakna

PENDAHULUAN

Hasil Asesmen Nasional tahun 2021 menunjukkan bahwa kompetensi peserta didik di
Indonesia masih sangat rendah, khususnya dalam bidang literasi dan numerasi. Tercatat 1 dari 2
peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi sedangkan dalam numerasi terdapat 2
dari 3 peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimum (RI, 2022). Data hasil asesmen juga
menunjukkan bahwa kesenjangan kompetensi antara peserta didik yang ada di pulau Jawa dengan di
luar pulau Jawa sangat signifikan. Performa di salah satu kabupaten di luar pulau Jawa setara dengan
performa satuan pendidikan terburuk di salah satu kota di pulau Jawa (RI, 2022).
Krisis pembelajaran di Indonesia memang sudah berlangsung lama dan belum membaik dari
tahun ke tahun. Krisis tersebut diperparah dengan kehadiran pandemi COVID-19 yang menyebabkan
learningloss sebagai pemicu meningkatnya kesenjangan pembelajaran. Seperti diketahui, hasil PISA
tahun 2018 telah membuktikan bahwa 70 % dari peserta didik kita yang tidak mampu memahami
193
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Indonesia hanya mampu menduduki
urutan 74 dari 79 negara peserta tes pada waktu itu (Hewi & Shaleh, 2020).
Data ini menunjukkan bahwa kemampuan matematika, sains dan literasi di Indonesia sangat
rendah dan masih jauh di bawah rata-rata. Padahal, di era revolusi 4.0 yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan teknologi kemampuan literasi dan numerasi menjadi salah satu kemampuan dasar yang
sangat penting karena turut mempengaruhi dunia pendidikan. Apabila situasi ini tidak direspon dengan
cepat, maka mutu pendidikan di Indonesia akan semakin merosot.
Kenyataan ini merupakan tantangan yang sangat besar dan perlu penanganan serius serta
menjadi prioritas utama bagi pemerintah dan stakeholder masyarakat. Butuh kolaborasi semua pihak
melakukan transformasi untuk memulihkan kondisi pendidikan di Indonesia. Mendikbudristek telah
mengawalinya dengan pemberlakuan Kurikulum Merdeka sejak tahun 2020, meskipun masih dalam
skala terbatas. Dimulai dengan uji coba di tingkat sekolah penggerak kemudian dilanjutkan pada
sekolah-sekolah yang siap mengimplementasikannya dengan kebebasan memilih opsi sesuai tingkat
kesiapan sekolah. Pilihannya terdiri dari Implementasi Kurikulum Merdeka dengan kategori mandiri
belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi. Kurikulum Merdeka Belajar diluncurkan dengan tujuan
untuk melaksanakan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila (Patilima, 2021)
Slogan Merdeka Belajar memiliki makna kemerdekaan belajar. Kemerdekaan yang
membebaskan peserta didik dari berbagai belenggu yang mengekang imajinasi dan kreativitasnya serta
dalam rangka pembentukan karakter. Kemerdekaan belajar tidaklah berarti peserta didik bebas tanpa
batas, bukan pula bersikap semaunya sendiri tanpa aturan. Kemerdekaan atau kebebasan mengarah
pada sikap penghargaan akan keunikan serta kekhasan masing-masing individu (Budiningsih, 2010).
Kemerdekaan belajar memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya dan senyaman-nyamannya
kepada peserta didik untuk belajar dengan tenang, santai, dan gembira, tanpa stres dan tekanan. Bakat
alami yang mereka miliki, minat dan kemampuan peserta didik menjadi acuan dalam memberikan
layanan pembelajaran kepada mereka. Dengan demikian peserta didik akan mempunyai portofolio
yang sesuai dengan kegemarannya (Shofia Hattarina et al., 2022).
Menurut Ki Hajar Dewantara, salah satu wujud dari kemerdekaan belajar bagi peserta didik
adalah dengan menyelaraskan aktivitas pembelajaran sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya,
menuntunnya sehingga mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik
dalam kapasitasnya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat (Yanuarti, 2017). Hanya
saja, untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah. Selama ini, banyak kita temukan peserta didik
yang menderita belajar. Berbagai gejala menderita belajar yang dialami peserta didik seperti timbulnya
rasa bosan pada saat mengikuti pelajaran karena cara mengajar guru yang tidak seru. Kurang tidur dan
istrahat karena PR yang terlalu banyak dari berbagai mata pelajaran pada waktu yang bersamaan.
Dimarahi dan dibentak-bentak guru karena tidak paham materi pelajaran. Dihukum berdiri di depan
194
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
kelas karena terlambat tiba di sekolah tanpa guru berusaha menggali penyebabnya, harus mengikuti
cara yang sama untuk mengukur kompetensi peserta didik, padahal minat dan bakat mereka berbeda-
beda. harus mengikuti pembelajaran Remedial karena Kompetensi Dasar tidak tercapai sesuai standar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan lain-lain.
Sesungguhnya menderita belajar ini dapat dihindarkan tanpa meninggalkan kebermaknaan,
tetap komitmen pada tujuan dan mengikuti perkembangan zaman serta tetap berpegang teguh pada
prinsip pendidikan yang memanusiakan. Berbagai strategi dan metode serta media pembelajaran dapat
digunakan guru. Satu diantaranya adalah strategi pembelajaran berdiferensiasi dengan quizizz
Berbagai studi telah membuktikan bahwa pembelajaran berdiferensiasi sangat efektif
digunakan untuk bisa mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik sesuai karaktaristik peserta didik
dan lingkungan belajarnya. Demikian pula halnya dengan quizizz sebagai media pembelajaran edutek
telah terbukti sebagai media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta bisa membantu
peserta didik yang beragam dalam berbagai aspek dapat berkembang secara optimal sesuai keunikan
masing-masing.
Dalam Defitriani, 2019 diungkapkan bahwa penelitian yang telah dilakukan Haswati pada
tahun 2015 menunjukkan bahwa kemampuan literasi matematis peserta didik SMP yang menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi dimana peserta didik dikelompokkan berdasarkan gaya belajar (audio,
visual, dan kinestetik) dan menggunakan LKS yang sesuai dengan gaya belajar siswa lebih baik
daripada kelas konvensional. Demikian pula yang terjadi pada siswa SMK yang diteliti oleh Yuliana,
2013, kemampuan pemahaman peserta didik di kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
secara signifikan lebih baik daripada peserta didik di kelas konvensional. Selain itu, kecemasan
matematika pada siswa yang belajar dengan pembelajaran berdefirensiasi juga dapat direduksi karena
proses pembelajaran santai dan nyaman (Defitriani, 2019). Begitu pula dalam pembelajaran bahasa.
Hasil belajar peserta didik pada materi report text dalam mata pelajaran Bahasa Inggris melalui model
pembelajaran berdiferensiasi pada Kelas IX.A di SMP Negeri 1 Sape tahun pelajaran 2020/2021
meningkat. Peningkatan hasil belajar melalui pembelajaran diferensiasi dapat terlihat dari
meningkatnya rasa senang, semangat dan motivasi siswa dalam memahami materi report text yang
dipengaruhi pula oleh faktor internal dan eksternal termasuk pengelompokkan fleksibel sesuai dengan
kebutuhan siswa (Iskandar, 2021).
Seperti telah disebutkan di atas bahwa salah satu aplikasi pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai media yang dapat mendukung terciptanya pembelajaran berdiferensiasi adalah Quizizz.
Penggunaan Quizizz dianggap efektif serta menjadikan peserta didik lebih aktif,. Selain itu penggunaan
Quizizz sejalan dengan perkembangan zaman yang menggunakan multimedia interaktif berbasis
smartphone dengan perbedaan yang signifikan dibandingkan media konvensional (Asria et al., 2021).
Hasil penelitian (Purba, 2020) menunjukkan bahwa Quizizz sebagai media evaluasi pembelajaran
online dianggap efektif terhadap peserta didik Dalam penelitian yang dilakukan (Ju & Adam, 2018)
195
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
juga membuktikan bahwa implementasi penggunaan Quizizz menjadikan peserta didik lebih aktif
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dan membantu peserta didik meningkatkan keterampilan
dan lebih konsentrasi pada topik. (Wihartanti, Wibawa, Astuti, & Pangestu, 2019) mengatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan multimedia interaktif berbasis
smartphone dibandingkan kelas yang menggunakan model konvensional. Sehingga, aplikasi Quizizz
berbasis smartphone dapat lebih meningkatkan kemampuan berpikir.
Sangat penting bagi guru untuk berpacu meningkatkan literasi TIK nya dalam era milenial ini
agar dapat mengoptimalisasikannya dalam pembelajaran, termasuk berliterasi tentang efektifitas
penggunaan Quizizz dalam pembelajaran berdiferensiasi. Oleh sebab itu, dalam tulisan ini akan
dipaparkan secara global, apa dan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi itu dan bagaimana
menggunakan Quizizz untuk bisa mendukung terciptanya pembelajaran berdiferensiasi.

PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI


Dalam dunia Pendidikan pembelajaran berdiferensiasi sebenarnya bukanlah hal baru, sekalipun
di Indonesia baru marak dibicarakan di era kurikulum Merdeka. Sejak tahun 1995 Carol A. Tomlinson
seorang pendidik telah menuliskan dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in
Mixed Ability Classrooms mengenai pentingnya perbedaan individu siswa menjadi bahan pertimbangan
dalam pembelajaran (Tomlinson, 2011).
Senada dengan tulisan Tomlinson, Marlina dalam buku Panduan Strategi Pembelajaran
Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif menjelaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan
pembelajaran yang menjadikan potensi dan kebutuhan peserta didik sebagai fokus utama (Marlina,
2020). Demikian pula paparan dalam Modul 2.1 Program Pendidikan Guru Penggerak. Dalam modul ini
disebutkan pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang
dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid (Aisyah, 2019) . Keputusan-keputusan itu
menyangkut ; 1) tujuan pembelajaran dalam kurikulum didefinisikan dengan jelas baik bagi guru
maupun bagi peserta didik. 2) cara guru memberikan umpan balik terhadap kebutuhan peserta didiknya.
3) langkah-langkah dan strategi yang dilakukan guru sehingga tercipta lingkungan belajar yang
memantik minat peserta didik belajar dan bekerja keras guna pencapaian tujuan belajar secara maksimal.
4) efektifitas manajemen kelas sehingga pelayanan yang berbeda kepada murid dalam kelas yang sama
tetap menciptakan suasana yang kondusif. 5) Penilaian berkelanjutan dengan menggunakan hasil
asesmen formatif sebagai dasar pemetaan tingkat kesiapan belajar peserta didik. Hasil pemetaan inilah
yang digunakan guru untuk melakukan tindak lanjut sesuai kebutuhan peserta didik.
Dari beberapa rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah
merupakan strategi pembelajaran yang dirancang sesuai hasil identifikasi dan pemetaan kebutuhan
belajar peserta didik yang beragam dalam rangka mengoptimalkan perkembangan potensi yang

196
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
dimilikinya sehingga tujuan belajarnya dapat tercapai.
Ada 3 langkah yang harus dilakukan untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu
mengumpulkan informasi tentang peserta didik, merancang dan menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi (Defitriani, 2019). Informasi yang dikumpulkan meliputi kesiapan belajar, minat dan
profil belajar peserta didik. Untuk bisa mengenal dan memahami peserta didik dengan baik, guru perlu
memberikan asesmen awal baik asesmen kognitif maupun non kognitif.
Kesiapan belajar yang dimaksudkan adalah kemampuan atau pengetahuan prasyarat untuk peserta didik
mempelajari materi baru, tidak terkait dengan tingkat intelektualitas (IQ)nya. Adapun tujuan melakukan
identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk
memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi
kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013). Dengan mengetahu kesiapan
belajar peserta didik guru akan dapat memastikan bahwa tantangan yang diberikan dalam pengalaman
belajar peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Jika peserta didik diberikan materi atau tugas yang
dibawah level kemampuannya, maka ia tidak dapat berkembang. Jika diberikan tugas diatas level
kemampuannya maka siswa akan bingung dan frustasi. Oleh sebab itu, penting bagi guru untuk
memberikan pengalaman belajar yang berbeda kepada masing-masing siswa sesuai dengan
kebutuhannya agar potensiswa dapat berkembang secara optimal. Tapi tidak berarti bahwa pembelajaran
yang dilakukan berbeda secara individual. Tomlinson, 2001 telah memperkenalkan bagaimana Equalize
dpt membantu guru mengukur tingkat kesiapan belajar peserta didik. Berikut 6 perspektif dari beberapa
contoh perspektif yang terdapat dalam Equalizer :
1. Bersifat mendasar - Bersifat transformatif
Ketika peserta didik dihadapkan pada materi baru yang mungkin belum dikuasainya, mereka akan
membutuhkan informasi pendukung yang jelas, sederhana, dan tidak bertele-tele serta perlu waktu
untuk berlatih menerapkannya agar dapat memahami materi tersebut. Di samping itu, mereka juga
membutuhkan bahan-bahan materi dan tugas-tugas yang bersifat mendasar serta disajikan dengan
cara yang membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Tapi, jika peserta didik
sudah memahami materi itu, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebih rinci. Mereka perlu
melihat bagaimana keterhubungan antara materi yang satu dengan materi lainnya untuk menciptakan
pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif.
Peserta didik perlu diberikan bahan ajar yg memungkinkan mereka mengembangkan ide-ide,
misalnya dengan memberikan tantangan, research quistion atau pertanyaan-pertanyaan pemandu yg
dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman.
2. Konkret – Abstrak
Kesiapan belajar peserta didik juga bisa dilihat apakah mereka sudah siap belajar secara abstrak atau
masih harus belajar dan berpikir secara konkrit. Peserta didik yang baru bisa memahami materi
pembelajaran jika dijelaskan secara konkret saat belajar perlu merasa familier dgn informasi atau
197
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
materi-materi penting yang sedang dipelajari sebelum dapat bergerak mempelajari implikasi makna
atau keterhubungan antar materi. Guru harus menyediakan alat-alat dan bahan belajar yg bersifat
konkrit, misalnya ketika akan mengajarkan peserta didik kelas 1 SD tentang konsep nilai tempat,
guru perlu menyediakan manipulatif, stik es cream, multi bloks, dll. Sementara yang sudah familier
dengan ide-ide dan konsepnya sudah bisa diberikan lewat gambar atau bahkan langsung mengerjakan
lembar kerja (abstrak).
3. Sederhana - Kompleks
Ada juga beberapa peserta didik yang mungkin perlu bekerja dengan materi yang lebih sederhana
dengan satu abstraksi pada satu waktu, yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai
abstraksi pada satu waktu.
4. Terstruktur - Open Ended
Ada kalanya peserta didik perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan cukup baik untuk mereka, di
mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Namun, di waktu lain murid
mungkin siap menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka.
5. Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent)
Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar, berpikir, dan
menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak
akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin
akan siap untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain.
6. Lambat – Cepat
Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak
cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid yang
sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik
yang lain.
Sama dengan kesiapan belajar, minat peserta didik juga perlu dipahami lebih awal oleh guru
agar dapat menarik perhatian, memantik keingintahuan dan keaktifan peserta didik dalam belajar
(Tomlinson dan Imbeau,2010). Ketika guru membedakan siswa berdasarkan minat, maka siswa akan
termotivasi untuk menghubungkan apa yang akan dipelajari dengan sesuatu yang sudah mereka ketahui
(Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013). Membedakan siswa berdasarkan minat adalah dengan
mengelompokkan siswa berdasarkan minat yang sama seperti musik, olahraga, binatang peliharaan
(Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013). Sebagai contoh, ketika peserta didik belajar tentang
teks narasi, guru bisa menyiapkan berbagai teks dengan topik tentang hal-hal yang disukai peserta didik.
Guru juga perlu mengidentifikasi profil belajar peserta didik di awal untuk memberikan
kesempatan kepada mereka belajar secara natural dan efesien (Joseph,Thomas, Simonette & Ramsook,
2013). Dengan guru memahami profil belajar peserta didik, guru dapat memastikan bahwa peserta didik
dapat mengakses materi pelajaran dengan gaya belajarnya (audio, visual, dan kinestetik) dan preferensi
198
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
belajarnya (sendiri, berpasangan, atau berkelompok). Contoh, peserta didik yang memiliki gaya belajar
visual mungkin akan belajar lebih baik jika diberikan materi dalam bentuk gambar, sedangkan yg
auditory bisa lebih mudah belajar jika materinya diberikan dalam bentuk audio.
2. Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi
Berdasarkan hasil asesmen awal, guru merancang pembelajaran berdiferensiasi untuk peserta
didik dari segi konten (isi), proses dan produk sesuai kategorinya masing-masing.
Diferensiasi isi merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari oleh peserta didik
(Tomlinson, 2000). Hall, 2010 menjelaskan bahwa ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam merancang
pembelajaran berdiferensiasi yakni : (1) guru harus menggunakan differensiasi proses meliputi
tindakan, konsep, generalisasi, prinsip-prinsip, sikap dan keterampilan; (2) menyelaraskan tugas dengan
tujuan pembelajaran; dan (3) isi instruksi harus membahas konsep yang sama pada semua siswa, tetapi
tingkat kompleksitas harus disesuaikan dengan keberagaman peserta didik. Sedangkan menurut Heacox
(Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013) diferensiasi berdasarkan isi dapat dilakukan guru agar
semua peserta didik dapat memahami keseluruhan topik utama dengan cara menyediakan kesempatan
kepada mereka untuk memilih subtopik dalam topik yang dipelajari, lalu mempresentasikannya di kelas.
Jadi konten dibedakan tanggapan tanggapan terhadap tingkat kesiapan, minat dan profil belajar peserta
didik yg berbeda atau terhadap kombinasi ketiganya.
Setelah memetakan kebutuhan belajar peserta didik, guru perlu memikirkan bagaimana agar
kebutuhan itu bisa terpenuhi. caranya seperti apa, proses seperti apa yang perlu disiapkan untuk
mengetahui bahwa setiap peserta didik melakukan proses pembelajaran dengan baik. Apakah peserta
didik akan bekerja mandiri atau kelompok. Seberapa jumlahl bantuan yang mereka butuhkan, siapa saja
yang memerlukan banyak bantuan dan siapa yg cukup dengan memberikan pertanyaan pemandu untuk
bisa bekerja secara mandiri. Ini semua perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari skenario pembelajaran
dirancang. Para ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang diferensiasi proses. Bao, 2010
mendefinisikan diferensiasi proses sebagai kegiatan peserta didik dalam rangka memahami isi/konten
yang terdiri dari penggunaan aktivitas berpikir tingkat tinggi, instruksi kelompok kecil, multiple
inteligence, pemusatan pembelajaran, mind-mapping, dan tugas kooperatif (Bao, 2010). Sedangkan Hall,
2010 berpendapat bahwa untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi baru mereka
perlu dikelompokkan secara fleksibel dan tidak tetap serta harus menggunakan berbagai strategi dalam
proses pembelajarannya. Sedangkan menurut Tomlinson, 2000, diiferensiasi proses dilakukan dengan
membedakan tugas yang diberikan kepada peserta didik agar dapat memungkinkan mereka berlatih dan
memahami isi materi, seperti : (1) menyediakan berbagai alternatif cara dalam mengeksplorasi konsep
materi; (2) mengilustrasikan konsep materi agar mudah dipahami; dan (3) memodifikasi kompleksitas
pengilustrasian dari berbagai tingkatan kognitif peserta didik.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada banyak cara yang dapat dilakukan
dalam melakukan diferensiasi proses, misalnya :
199
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
1. Menggunakan kegiatan berjenjang dimana semua peserta didik bekerja membangun pemahaman
dan keterampilan yang sama tetapi dilakukan dgn berbagai tingkat dukungan, tantangan atau
kompleksitas yang berbeda-beda.
2. Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat
yang disiapkan di kelas untuk mendorong peserta didik mengeksplorasi berbagai sub materi terkait
topik yang dipelajari yang menarik minat mereka. Ketika peserta didik belajar tentang jenis-jenis
karangan misalnya, bagi yang senang olahraga berikan tugas membuat karangan terkait olah raga,
maka di sudut itu berikan berbagai pertanyaan yang terkait olah raga. Pertanyaan-pertanyaan
pemandu yang diberikan harus disesuaikan dengan level kemampuan mereka.
3. Membuat agenda individual untuk peserta didik. Misalnya, guru dapat membuat daftar tugas yang
memuat pekerjaan umum untuk semua kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan
kebutuhan individual peserta didik. Jadi, peserta didik mengerjakan pekerjaan umum dulu baru
dilanjutkan dengan melihat agenda individual dan mengerjakan pekerjaan khusus untuk setiap
peserta didik.
4. Memvariasikan lama waktu peserta didik dapat ambil untuk menyelesaikan tugas. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan dukungan tambahan bagi peserta didik yang kesulitan atau
sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih mendalam.
5. Mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi gaya belajar yang beragam (visual,
auditory, kinestetik).
6. Menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat
peserta didik.
Strategi diferensiasi berikutnya adalah diferensiasi produk. Diferensiasi produk merupakan hasil
belajar peserta didik dari yang didapatkan pada latihan, menerapkan dan mengembangkan apa yang telah
dipelajarinya (Tomlinson, 2000). Diferensiasi berdasarkan produk dapat berbentuk tugas berjenjang,
rubrik, penilaian alternatif, pekerjaan rumah yang dimodifikasi, dan proyek independen (Bao, 2010).
Setiap peserta didik belajar dengan materi yang sama dan proses seperti yang lainnya, namun memiliki
titik akhir individu dengan memberikan pilihan di antara tugas yang bervariasi kepada mereka. Dalam
diferensiasi produk guru harus memikirkan tentang tagihan apa yang diharapkan dari peserta didik
sesuai tujuan pembelajaran. Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan
peserta didik. Produk harus berwujud sekalipun tidak harus dalam bentuk benda, seperti : karangan,
tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram dsb. Yang paling penting adalah
produk yang dihasilkan merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki peserta didik selain
dari cerminan pemahaman peserta didik. Olehnya itu, produk harus berhubungan dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan apa sebenarnya ekspektasi
yang diharapkan dari peserta didik, kualitas pekerjaan apa yg diinginkan, konten apa yang harus ada
dalam produk mereka, bagaimana mereka mengerjakannya dan apa sifat dari produk akhir yg
200
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
diharapkan tsb. Walaupum peserta didik dapat memberikan informasi tambahan atau membantu guru
memodivikasi prasyarat produk agar sesuai dengan kesiapan, minat dan kebutuhan belajar individu,
namun gurulah yang harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator dari produk tersebuT.

MENGGUNAKAN QUIZIZZ DALAM PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Quizizz merupakan platform pembelajaran digital berbasis gamifikasi yang dikembangkan


sebagai multimedia interaktif. Quizizz dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan
menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang barlangsung. Bahkan strategi ini
dapat melibatkan partisipasi siswa secara aktif sejak awal (Noor, 2020). Senada dengan itu, Purba,
2019 menyatakan Quizizz adalah aplikasi pendidikan berbasis game yang membawa aktivitas multi
pemain ke ruang kelas dan menjadikan pembelajaran dalam kelas lebih menyenangkan dan lebih
interaktif ((Citra, 2020). Game edukasi terdiri dari beberapa komponen seperti bunyi, grafik, video, dan
animasi. kelebihan yang bermakna adalah terdapat komponen yang bisa meningkatkan ingatan seperti
animasi, sehingga menjadikan siswa mampu menyimpan dan mengumpulkan materi dalam memori yang
diberikan dalam jangka waktu yang lebih panjang daripada menggunakan metode edukasi konvensional
(Vitianingsih, 2016)
Quizizz ini memiliki berbagai kelebihan yang dapat dioptimalkan penggunaannya dalam
pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar peserta
didik. Selain memiliki fitur pembuat soal, quizizz juga menyediakan fitur presentasi interaktif
(lessons). Fitur pembuat soal dapat digunakan sebagai alat melakukan asesmen bagi guru, baik asesmen
awal, asesmen formatif maupun asesmen sumatif yang kreatif, inovatif, menantang, dan menyenangkan
sehingga asesmen tidak menjadi momok bagi peserta didik, melainkan akan menumbuhkan motivasi
positif bagi keinginan belajar peserta didik. Bukan hanya itu, quizizz juga akan memunculkan data dan
statistic kinerja peserta didik secara real-time yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam melakukan
tindak lanjut bagi guru. Sedangkan, fitur presentasi interaktif dapat digunakan sebagai media dan
sumber belajar yang terdiri dari berbagai jenis konten yang dapat diserap dengan gaya belajar yang
beragam, proses pembelajaran yang dengan kreatifitas guru bisa bervariasi sesuai minat peserta didik,
dan peserta bisa menghasilkan produk yang berbeda-beda sesuai dengan minat dan potensi yang
mereka miliki sebagai representasi dari pemahaman terhadap materi pelajaran yang telah dipelajarinya.
Quizizz dapat diakses pengguna secara gratis menggunakan akun basic. Tetapi jika ingin
mengoptimalkan efektifitas penggunaan quizizz dalam pembelajaran sebaiknya guru menggunakan akun
Super. Untuk memanjakan konsumen, quizizz memberikan berbagai pilihan cara bagi mereka agar bisa
menikmati kehebatan akun Super. Seperti dilansir oleh Umar Abdul Azizz, 2022, Growth Manager at
Quizizz Inc (Southeast Asia) yang dibagikan kepada para supertrainer quizizz Indonesia bahwa untuk
mendapatkan akun Super secara garatis dapat ditempuh dengan 3 cara, yaitu :

201
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
1. Membeli akun super Quizizz seharga Rp. 300.000/tahun dengan bonus kaos eksklusif Quizizz. Untuk
membeli akun super cukup dengan mengisi link bit.ly/superquizizz.
2. Ikut program School and Districk. Jika bersyarat, semua guru dalam satu sekolah akan mendapatkan
akun super gratis. Sekolah harus berkoordinasi dengan supertrainer Quizizz yang ada di daerahnya.
3. Merekomendasikan Quizizz kepada pengguna baru dengan kode referal untuk mendapatkan akun
Super gratis Quizizz bagi setiap guru yang berhasil menggunakan Quizizz dari yang mendapatkan
rekomendasi.
Adapun ragam jenis soal yang disiapkan Quizizz dengan akun Super yaitu pilihan ganda,
menjodohkan, susun ulang, isian singkat, seret & lepas, dan drop-down. Ada pula bentuk soal yang
membutuhkan jawaban dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti jawaban menggambar,
jawaban video, jawaban audio dan esai. Selain itu, jika guru hanya bertujuan membuat pemetaan maka
bisa menggunakan jenis soal survei.
Tim Quizizz terus mengembangkan fitur-fiturnya sesuai perkembangan kebutuhan guru dan
peserta didik. Dulu, Quizizz hanya memiliki 2 cara untuk mengoperasikan Quizizz, yaitu moda langsung
dan moda PR. Moda langsung digunakan untuk pembelajaran sinkronnus sedangkan mode PR untuk
pembelajaran asinkronus. Dan keduanya harus dijalankan secara online. Sekarang sedang dikembangkan
modus kertas, di mana peserta didik dapat mengerjakan soal sekalipun tidak terhubung dengan internet
dan hasilnya tetap bisa terbaca di Quizizz.
Untuk memulai bekerja di quizizz sangatlah mudah. Apalagi Tim Quizizz telah membuat buku
panduan khusus bagi guru di Indonesia sebagai pedoman dalam menggunakan aplikasi Quizizz ((Azis,
2022). Bagi guru yang pertama kali akan menggunakan Quizizz, harus membuat dan mendaftarkan akun
terlebih dahulu dengan langkah-langkah berikut :
1. Masuk ke web Quizizz dengan mengetikkan www.Quizizz.com di browser.
2. Klik Get Started atau Sign up, pilih akun Google atau email lain seperti Yahoo, Outlook,
Microsoft 365, dll atau masukkan alamat email dan sandi yang akan digunakan mendaftar, lalu klik
Next
3. Pilih at a school, kemudian pilih Teacher.
4. Masukkan data diri Anda dan kata sandi, terakhir klik Continue
5. Proses pendaftaran akun sudah selesai.
6. Jika ingin mengubah Bahasa ke Bahasa Indonesia cukup pilih Settings pada panel menu yang ada
pada bagian kiri layer, lalu geser layer ke bawah sedikit untuk menemukan bagian Language. Pilih
Indonesia, dan jangan lupa klik simpan perubahan,
Setelah memiliki akun, guru sudah bisa membuat soal sendiri dengan cara :
1. Masuk ke aplikasi/web Quizizz, kita akan diarahkan ke akun Quizizz kita. Jika tidak, klik login dan
masuk dengan akun yang digunakan pada saat mendaftar.
2. Klik Buat, pilih Quiz.
202
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
3. Klik Pengaturan, tuliskan nama kuis, pilih gambar sampul. Gambar sampul bisa diambil dari google
pencarian dengan mengklik Cari menggunakan Google atau mengunggah file gambar dari device yang
digunakan pada saat membuat soal di Quizizz dengan mengklik Unggah.
4. Pilih nama Mata Pelajaran dan Kelas.
5. Klik Simpan, maka akan diarahkan ke pilihan bentuk soal.
6. Pilih salah satu bentuk soal sesuai kebutuhan, lalu mulai mengetik soal atau menyalin dari soal yang sudah
dibuat di Word atau mengimport soal dari Spreedscheet.. Lembaran kerja soal akan tampil per halaman.
Dalam halaman tersebut kita dapat memasukkan rumus matematika, gambar, audio dan video. Klik
Simpan setiap selesai membuat 1 soal, sebelum lanjut membuat soal berikutnya.
7. Setelah semua soal selesai, klik Simpan di sudut kanan atas layar.
8. Saat soal sudah tampil di layar, pilih salah satu modus yang akan digunakan, Klik Mulai quiz langsung
jika peserta didik mengerjakan secara sinkronous, Jadikan Pekerjaan Rumah jika dikerjakan secara
asinkronous dan Modus kertas jika peserta didik mengerjakan soal tidak menggunakan perangkat.
9. Selanjutnya tinggal mengikuti langkah-langkah sesuai pilihan modus yang akan digunakan.
10. Guru bisa memilih salah satu cara agar peserta didik dapat mengakses soal. Bisa dengan
membagikan link, atau nomor kode, atau QR kode join. Peserta didik cukup mengklik link atau
memasukkan kode join tersebut untuk bisa join dan mengerjakan soal. Jangan lupa kuisnya
dipublish (Kuis Publik).
Soal-soal untuk asesmen diagnostik kognitif maupun non kognitif sebagai langkah awal
pembelajaran berdiferensiasi dibuat dengan menggunakan Langkah-langkah di atas. Guru akan dengan
mudah mengetahui klasifikasi peserta didik berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajarnya
karena hasilnya akan langsung terlihat di fitur Report.
Berdasarkan data dari quizizz inilah guru membuat perencanaan pembelajaran yang dalam kurikulum
merdeka disebut Modul Ajar, nama baru dari RPP, namun terdapat perbedaan signifikan pada kontennya.
Modul ajar inilah yang akan menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Secara umum
Modul Ajar terdiri atas komponen informasi umum, komponen inti dan lampiran (Maulinda, 2022)
Poin-poin yang terdapat dalam informasi umum pada Modul Ajar adalah :
1. Identitas penulis modul, nama institusi, tahun dibuatnya modul ajar, jenjang sekolah, kelas, dan
alokasi waktu.
2. Kompetensi awal/pengetahuan prasyarat yaitu bentuk kalimat pernyataan mengenai
pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai siswa sebelum mempelajari materi.
3. Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila merupakan tujuan akhir dari sebuah proses
pembelajaran yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa.
4. Sarana dan Prasarana yaitu fasilitas dan media yang dibutuhkan guru dan siswa guna
menunjang proses pembelajaran di kelas, termasuk teknologi yang digunakan.

203
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
5. Target Siswa terdiri dari kelompok peserta didik baik dari segi kesiapan, minat maupun profil belajar
berdasarkan hasil asesmen awal.
6. Model Pembelajaran
Komponen inti dari Modul Ajar meliputi :
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus mencerminkan poin-poin penting pada pembelajaran dan dapat diuji
oleh berbagai jenis asesmen sebagai bentuk dari pemahaman siswa. Pembelajaran terdiri dari
konten capaian pembelajaran dan alur tujuan pembelaran. Hal ini dilakukan untuk
menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang akan digunakan, kesesuaian dari beragam siswa,
dan teknik asesmen yang digunakan. Bentuk tujuan pembelajaran pun beragam, mulai dari
bidang kognitif yang meliputi fakta dan informasi, prosedural, pemahaman konseptual, seni
berpikir kritis dan keterampilan bernalar, dan langkah berkomunikasi.
2. Pemahaman Bermakna
Pemahaman bermakna untuk mendeskripsikan proses pembelajaran tidak hanya menghafal
konsep atau fenomena saja, namun perlu diterapkan kegiatan menghubungkan
konsep-konsep tersebut untuk membentuk pemahaman yang baik sehingga konsep yang telah
dirancang oleh guru dapat membentuk perilaku siswa.
3. Pertanyaan Pemantik
Guru dapat membuat pertanyaan kepada siswa yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran
modul ajar untuk membangkitkan kecerdasan berbicara, rasa ingin tahu, memulai diskusi antar teman
atau guru, dan memulai pengamatan. Fokus pembuatan pertanyaan dalam bentuk kata tanya terbuka,
seperti; apa, bagaimana, mengapa.
4. Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan ini berisikan skenario pembelajaran dalam kelas atau luar kelas. Kegiatan
ini memiliki urutan yang sistematis yang dapat disertakan dengan opsi pembelajaran atau
pembelajaran alternatif sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, namun tetap pada koridor
durasi waktu yang telah direncanakan. Adapun tahap kegiatan pembelajaran adalah
pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode pembelajaran aktif.
5. Asesmen
Seperti yang telah diketahui bahwa kurikulum merdeka belajar mendesain asesmen menjadi
tiga kategori, yaitu asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen sumatif. Hal ini untuk
mengukur capaian pembelajaran di akhir kegiatan pembelajaran. Asesmen diagnositik harus
dilakukan sebelum pembelajaran dengan mengategorikan kondisi siswa dari segi psikologis dan
kognitif. Asesmen formatif dilakukan saat proses pembelajaran. Sementara asesmen sumatif
dilakukan di akhir proses pembelajaran. Adapun bentuk asesmennya beragam di antaranya
adalah ; (1) sikap, asesmen ini dapat berupa pengamatan, penilaian diri, penilaian teman
204
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
sebaya dan anekdotal, (2) perfoma, penilaian ini berupa hasil keterampilan/ psikomotorik
siswa berupa presentasi, drama, market day, dan lain sebagainya, dan (3) tertulis, penilaian
ini berupa tes tertulis secara objektif, essay, multiple choice, isian, dan lain-lain. Guru dapat
berkreasi dalam melakukan asesmen kepada siswa.
6. Remedial dan Pengayaan
Dua kegiatan pembelajaran ini dapat diberikan kepada siswa dengan pencapaian tinggi dan siswa
yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi. Guru dapat memperhatikan
defrensiasi lembar kerja bagi siswa yang mendapatkan pengayaan dan siswa yang mendapatkan
remedial.
Bagian akhir sebuah modul ajar adalah lampiran yang meliputi lembar kerja peserta
didik, pengayaan dan remedial, bahan bacaan guru dan siswa, glossarium, dan daftar
pustaka.Beberapa komponen di atas tidak perlu dicantumkan semua pada modul ajar dan
dikembalikan pada satuan pendidikan yang memiliki kebebasan merancang dan
mengembangkan modul sesuai dengan kondisi lingkungan belajar dan kebutuhan siswa .
Modul ajar merupakan perangkat pembelajaran atau rancangan pembelajaran yang
diaplikasikan dengan tujuan untuk menggapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai capaian
pembelajaran dalam kurikulum. Modul ajar yang menggambarkan konsep pembelajaran berdiferensiasi
harus memuat bagaimana cara implementasi kurikulumnya, menggunakan beragam cara dalam kegiatan
pembelajaran, dan memberikan beragam pilihan dalam asesmen sesuai keunikan peserta didik. Dengan
fitur presentasi interaktif (Lessons) konsep tersebut dapat diterapkan.
Proses penggunaan Quizizz untuk membuat Modul Ajar dengan fitur Lessons sama dengan
ketika akan membuat soal di fitur Quiz (Deni Rohendi, 2022). Tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Login ke Quizizz.
2. Di sebelah kiri layar klik buat, pilih presentasi interaktif. Sebelum menambahkan slide klik
pengaturan dulu untuk menuliskan judul sesuai materi modul ajar, memilih mata pelajaran yang
relevan, kelas dan Bahasa. kemudian klik simpan, lalu Tambahkan slide baru.
3. Pilih jenis slide judul, pilih template.
4. Di sebelah kanan atas klik tema, lalu pilih tema sesuai selera dan terapkan slide.
5. Di bagian kiri bawah klik tambah slide, Kembali pilih slide sesuai kebutuhan. Ada 6 jenis slide
yang bisa dipilih, slide kosong, slide judul, slide teks, teks dan media, slide video dan link website.
Keberagaman jenis slide ini membuat peserta didik dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan gaya
belajar mereka.
6. Jika ingin membuat soal di slide, scroll ke bawah panel sebelah kiri, klik pilih jenis pertanyaan.
Terdapat banyak pilihan bentuk soal. Tinggal klik salah satunya sesuai kebutuhan.
7. Setelah semua komponen dan isi modul ajar sudah dimasukkan ke dalam slide, klik simpan di
bagian kanan atas.
205
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
8. Klik lanjutkan. Modul ajar sudah selesai dan akan kembali ke layar utama.
9. Modul sudah siap dibagikan menggunakan cara pada fitur Quis.
Modul ini dapat digunakan sebagai bahan presentasi di kelas ataupun sebagai media dan
sumber belajar dalam proses pembelajaran peserta didik baik pembelajaran luring maupun daring.
Ketika pembelajaran luring misalnya, guru menempatkan perangkat di beberapa sudut sesuai jumlah
kategori peserta didik sesuai kesiapan belajar, minat atau gaya dan preferensi belajarnya. Perangkat
tersebut berisi konten, proses dan jenis tagihan sesuai kebutuhan dan minat serta potensi dan gaya
belajar peserta didik dalam masing-masing kategori. Sudut-sudut literasi ini bisa ditempatkan di dalam
kelas ataupun di luar kelas. Dan bila pembelajarannya berlangsung di dunia maya baik itu dalam moda
sinkronus atau asinkronus, peserta didik dikelompokkan menggunakan misalnya Breakoutrooms di
zoom atau yang semacamnya.
Selain membuat sendiri soal dan modul ajar, Quizizz juga memberikan kemudahan bagi guru untuk
mengakses soal dan modul ajar yang sudah ada di perpustakaan quizizz menggunakan fitur teleportasi. Fitur
teleportasi adalah fitur yang sangat unik yang ada di Quizizz. Melalui fitur ini, guru dapat mengambil
beberapa soal atau modul yang telah dibuat oleh guru lainnya sesuai kebutuhan. Ada pula fitur edit kuis
publik. Perbedaannya dengan teleportasi, di fitur ini menduplikasi seluruh isi kuis dan hanya bisa
menduplikasi 1 kuis sekali proses, sedangkan fitur teleportasi memungkinkan guru untuk mengambil
beberapa soal dari banyak kuis. Kemudahan lain yang disiapkan Quizizz agar tidak perlu bekerja langsung
di halaman Quizizz adalah dengan guru mengimport slide dari google drive atau mengunggah file PDF.
Namun, akan menjadi lebih baik apabila guru berkreasi sendiri dalam membuat soal atau modulSelai,
karena dapat menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa, sesuai dengan tujuan dan pembelajaran
yang telah dirancang.
Demikianlah quizizz menyediakan media bagi guru mempresentasikan materi pelajaran dengan
berbagai pilihan cara yang berorientasi pada kebutuhan belajar peserta didik. Mereka yang cenderung ke
audio disajikan dalam bentuk rekaman suara, yang cenderung visual diberikan slide statis presentasi dalam
bentuk teks, audio-visual bisa disajikan dalam bentuk video, dan yang cenderung kinestetik diberikan slide
dalam bentuk video. Begitu pula dalam asesmen. Peserta didik dapat mengerjakan asesmen atau projek sesuai
minat dan potensi yang mereka miliki karena di quizizz menyediakan berbagai jenis soal yang mengakomodir
perbedaan tiap-tiap peserta didik.

PENUTUP

Pembelajaran berdiferensiasi merangkul semua perbedaan kebutuhan peserta didik dalam belajar.
Dengan pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik dapat belajar dengan cara yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan mereka masing-masing. Salah satu platform pembelajaran yang dapat mengakomodir
berlangsungnya pembelajaran berdiferensiasi di kelas adalah Quizizz, sebuah platform pembelajaran berbasis
gamifikasi. Dengan optimalisasi penggunaan fitur-fitur yang disiapkan Quizizz dan karena terdapat unsur game
206
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
edukasi di dalamnya, guru dapat merancang pembelajaran sesuai dengan perbedaan kesiapan belajar, minat,
dan profil belajar peserta didik. Demikian pula konten yang disajikan sesuai kebutuhan peserta didik, proses
yang dilaksanakan dengan berbagai pilihan cara, dan produk yang dihasilkan sesuai dengan minat dan potensi
peserta didik akan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal karena diberikan
pengalaman belajar yang tepat dan sesuai. Dengan demikian pembelajaran berdiferensiasi dengan
menggunakan Quizizz sebagai alat bantu dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna
perlu dikembangkan dan diimplementasikan di sekolah-sekolah dalam rangka menuntun dan membantu peserta
didik mencapai tujuan belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. (2019). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal
Basicedu, 3(2), 524–532.
Asria, L., Sari, D. R., Ngaini, S. A., Muyasaroh, U., & Rahmawati, F. (2021). Analisis Antusiasme
Siswa Dalam Evaluasi Belajar Menggunakan Platform Quizizz. Alifmatika: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Matematika, 3(1), 1–17. https://doi.org/10.35316/alifmatika.2021.v3i1.1-17
Azis, U. (2022). Panduan Menggunakan Quizizz untuk Guru Indonesia.
Budiningsih, A. (2010). Strategi Pembelajaran Yang Memerdekakan. Majalah Ilmiah Pembelajaran,
8(2), 1–14.
Citra, C. A. (2020). Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Game Edukasi Quizizz
Terhadap Hasil Belajar Teknologi Perkantoran Siswa Kelas X SMK Ketintang Surabaya. Jurnal
Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(2), 261–272.
https://doi.org/10.26740/jpap.v8n2.p261-272
Defitriani, E. (2019). Differentiated Instruction: Apa, Mengapa Dan Bagaimana Penerapannya. PHI:
Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2), 111. https://doi.org/10.33087/phi.v2i2.38
Deni Rohendi. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi Kurikulum Merdeka bersama Quizizz. Refo
Indonesia. https://youtu.be/IR1AZsvCQHI
Hewi, L., & Shaleh, M. (2020). Refleksi Hasil PISA (The Programme For International Student
Assesment): Upaya Perbaikan Bertumpu Pada Pendidikan Anak Usia Dini). Jurnal Golden Age,
4(01), 30–41. https://doi.org/10.29408/jga.v4i01.2018
Iskandar, D. (2021). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Report Text Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi di Kelas IX.A SMP Negeri 1 Sape Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 1(2), 123–140. https://doi.org/10.53299/jppi.v1i2.48
Marlina. (2020). Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif.
Maulinda, U. (2022). Pengembangan Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka. Tarbawi, 5(2), 130–
207
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................
ISSN: 2721-5407 (Online) Jurnal SIPATOKKONG BPSDM SULSEL
Volume 3 Nomor 4 (Oktober- Desember Tahun 2022)
138.
RI, K. (2022). Merdeka Belajar Episode 19: Rapor Pendidikan Indonesia.
https://youtu.be/NbD96YWKh84
Shofia Hattarina, Nurul Saila, Adenta Faradila, Dita Refani Putri, & RR.Ghina Ayu Putri. (2022).
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di Lembaga Pendidikan. Seminar Nasional Sosial
Sains, Pendidikan, Humaniora (SENASSDRA), 1, 181–192.
http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SENASSDRA
Tomlinson, C. A. (2011). Differentiate instruction in mixed-ability classrooms.
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/44098361/_Carol_Ann_Tomlinson__How_to_Differentiate_
InstrucBookSee.org-with-cover-page-
v2.pdf?Expires=1631251576&Signature=YZi5pSld61OpLx2~tuG4isXixDt0Sg9yLDjEz0yeUm1X
~y576UCjpIIUsfAzAEMlyH2OtfXM~95owzfu8j8R6kQCZ3v6IE
Yanuarti, E. (2017). Dewantara Dan Relevansinya. Jurnal Penelitian. 11(2):66-237, 11(2), 66–237.

208
Hasniar. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi....................

Anda mungkin juga menyukai