545
Adi Pratama
Sekolah Dasar Negeri Negeri Larangan 2 Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Contributor Email: aditamacrb@gmail.com
Received: Oct 14, 2021 Accepted: Jul 8, 2022 Published: Jul 30, 2022
Article Url: https://ojsdikdas.kemdikbud.go.id/index.php/didaktika/article/view/545
Abstract
The purpose of this study is to describe the improvement of literacy skills in reading
comprehension through the application of differentiated learning strategies for fifth-
grade elementary school students in reading and learning habits in the classroom.
The method used is a qualitative approach with a descriptive method. In a case study
in class 5 SDN Larangan 2, Cirebon City The academic year 2021-2022 face-to-face
learning is limited. The results showed that the differentiated learning strategy was
able to improve the literacy skills of 5th-grade elementary school students.
Keywords: Differentiated Learning; Literacy Ability; Reading Comprehension.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan literasi
membaca pemahaman melalui penerapan strategi pembelajaran berdiferensiasi pada
siswa kelas V Sekolah Dasar pada kegiatan pembiasaan membaca dan pembelajaran
di kelas. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Studi kasus di kelas 5 SDN Larangan 2 Kota Cirebon Tahun pelajaran
2021-2022 dalam pembelajaran tatap muka terbatas. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa strategi pembelajaran berdiferensiasi mampu meningkatkan kemampuan
literasi membaca pemahaman siswa kelas 5 Sekolah Dasar.
Kata Kunci: Pembelajaran Berdiferensiasi; Kemampuan Literasi; Membaca Pemahaman.
A. Pendahuluan
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam buku
Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar, Literasi adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan berbicara . Dalam buku tersebut juga dituliskan bahwa
Gerakan Literasi Sekolah merupakan upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Zulela,
2012).
Implementasi GLS pada dasarnya merupakan usaha
menumbuhkan budi pekerti yang baik pada siswa melalui berbagai
program atau kegiatan yang berkaitan dengan literasi. Dengan budaya
literasi yang baik artinya anak belajar banyak bagaimana berbudi pekerti
melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, menulis, menyimak,
berbicara, menghitung dll.
Dalam pelaksanaannya kegiatan pembiasan membaca menjadi
langkah awal membangun budaya literat dalam mewujudkan insan
cerdas berkarakter (Faizah et al., 2016). Di mana mencari, memahami,
mengambil informasi, serta dapat memecahkan masalah menjadi kunci
utama bagi siswa untuk terus memupuk nalar berfikir kritis. Oleh karenanya
kemampuan literasi seperti membaca dan menulis perlu dikembangkan
V hanya 5 orang siswa atau 18.5 % yang mampu memahami isi bacaan
yang telah dibacanya, sisanya yaitu 81 % siswa belum menguasai
informasi dari buku yang dibacanya.
Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman
disebabkan karena beberapa faktor baik itu faktor dari guru maupun
siswa sendiri. Salah satu faktor penyebab rendahnya tingkat membaca
pemahaman adalah strategi yang digunakan guru masih konvensional.
Dalam kegiatan pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran
dimulai, sejauh ini siswa diberikan bacaan yang kemudian disuruh
membaca dalam hati dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan–
pertanyaan berkaitan dengan bacaan yang diberikan. Akibatnya, tidak
jarang siswa menjadi bosan dan kurang memperhatikan. Selain itu buku
bacaan yang dibaca siswa pun sering kali kurang tepat dengan
kemampuannya. Perlu diketahui membaca buku non fiksi akan lebih sulit
dicerna daripada saat membaca buku fiksi entah itu novel, cerpen, komik,
cerita rakyat, atau cerita bergambar. Dalam kegiatan pembiasaan
membaca siswa diarahkan untuk membaca buku nonteks pelajaran dalam
hal ini buku fiksi dengan tujuan siswa menjadi gemar membaca.
Membaca pemahaman yaitu membaca untuk mendapatkan
informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk memperoleh
pemahaman atas bacaan tersebut (Abidin et al., 2021). Somadayo (2011)
menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses
pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan
isi bacaan Dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah
membaca untuk memahami isi dari suatu bacaan baik makna yang
tersurat dan makna abstrak atau tersirat yang melibatkan pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki pembaca sehingga dapat
memperluas wawasan tentang sesuatu yang dibaca.
Menurut Anderson (dalam Somadayo, 2011) membaca
pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam
konsep, kegiatan mengulas buku juga dilakukan dengan media atau gambar
fishbone (tulang ikan), dan juga teknik paragraph AIH yaitu paragraph
alasan, isi, hikmah. untuk menarik perhatian siswa agar semakin
semangat. Hasilnya didapat data sebagai berikut.
Tabel 5. Kompetensi Dasar, dan Indikator Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Semester I
D. Penutup
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa
pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi strategi baru dalam kegiatan
penguatan literasi baik pada tahap pembiasaan, pengembangan, hingga tahap
pembelajaran yang berdampak pada meningkatnya pemahaman membaca
siswa. Hal ini terlihat sebelum menggunakan pembelajaran berdiferensiasi
hanya sedikit siswa yang mampu memahami isi bacaan, namun setelah
menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi yaitu memetakan,
memilih dan memilah bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan membaca siswa, keterampilan membaca siswa semakin naik
dan terasah, siswa menjadi lebih dapat memahami isi buku yang
dibacanya. Setelah mengikuti pembelajaran berdiferensiasi, siswa yang
mampu menjawab pertanyaan seputar buku yang dibacanya, dan
menuliskan ulasan atau mereview buku yang telah dibacanya.
Selain itu, daya baca atau ketahanan membaca siswa pun bertumbuh
menjadi lebih lama, yang awalnya hanya bertahan antara 5 hingga 10 menit,
menjadi 15 sampai 30 menit. Daya baca siswa ini terlihat dari kegiatan
pembiasaan membaca yang dilaksanakan, di mana suasana kelas tidak gaduh,
siswa terlihat masuk ke dalam buku bacaan yang dibacanya. Tanya jawab,
diskusi, dan hasil evaluasi menunjukkan bahwa adanya peningkatan prosentase
setelah menggunakan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Siswa menjadi
lancar membaca, siswa mampu menjawab pertanyaan seputar isi buku yang
dibacanya. Siswa juga mampu membuat ulasan (review) buku serta
menyampaikan atau mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih penulisan sampaikan kepada kepala sekolah dan
rekan-rekan guru SDN Larangan 2, kawan-kawan komunitas literasi
Gelemaca yang energinya tidak pernah habis. Siswa-siswi tercinta,
semoga besok jadi orang hebat, Nak! Terima kasih kepada semua pihak
Daftar Referensi
Abidin, Y., Mulyati, T., & Yunansah, H. (2021). Pembelajaran Literasi:
Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains,
Membaca, dan Menulis. Bumi Aksara.
Andriani, W. (2020). Pengembangan Media Koper Petualang Besut untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Didaktika
Pendidikan Dasar, 4(2), 473-490.
https://doi.org/10.26811/didaktika.v4i2.137
Faizah, D. U., Sufyadi, S., Anggraini, L., Waluyo, W., Dewayani, S., Muldian, W., &
Roosaria, R. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Handayani, T. (2018). Implementasi Media Grafik Nada dengan Kendali
Remote Control untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca
Notasi Angka pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Didaktika
Pendidikan Dasar, 2(2), 381-394. Retrieved from
https://ojsdikdas.kemdikbud.go.id/index.php/didaktika/article
/view/83
Lumban Gaol, R. (2020). Pemanfaatan Pelepah Sawit dalam Pembelajaran
Cermin di SMP Negeri 5 Satu Atap Tanjung Morawa. Jurnal
Didaktika Pendidikan Dasar, 4(2), 319-334.
https://doi.org/10.26811/didaktika.v4i2.122
Nasional, T. G. L. (2017). Panduan Gerakan Literasi Nasional. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Prananta, Y. R. (2021). Pengembangan Model Pembelajaran Abad 21
Berbasis Media Penanaman Karakter Bertema Nilai-Nilai Pancasila
dan Sadar Konstitusi. Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar, 5(2), 375-
398. https://doi.org/10.26811/didaktika.v5i2.213
Somadayo, S. (2011). Strategi dan teknik pembelajaran membaca. Graha
Ilmu, 28.
Subair, S. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Karakter Jujur dan
Adil Integrasi Islam dan Budaya Lokal Berbasis Mobile