Anda di halaman 1dari 34

PENERAPAN STRATEGI DIRECT READING THINKING

ACTIVITY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN 01
WINONGO

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

DENI NURCAHYONO

NIM. 1902101181

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU


SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemampuan literasi menjadi hal yang penting bagi peserta didik dan
harus dikuasai sebagai keterampilan untuk mengahadapi era transformasi
digital abad 21 (Harahap et al., 2022). Siswa diharapkan mampu menguasai
berbagai keterampilan untuk menjaga eksistensinya di abad ke-21, salah
satunya keterampilan literasi yang dapat diterapkan pada kehidupan dan
untuk menghadapi perubahan yang terus terjadi. Dalam kehidupan sehari-hari
pendidikan juga menjadi faktor penting karena dapat membawa perubahan
sikap, perilaku dan nilai-nilai pada setiap individu. Pendidikan secara umum
dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk mengembangkan potensi diri
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat (Astari, 2019). Upaya
yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut dan mewariskannya ke
generasi berikutnya sehingga dapat berkembang dalam kehidupan nyata dan
dalam proses pendidikan.
Bahasa merupakan salah satu peran penting dalam pembelajaran
tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang dapat
mendorong agar siswa terlibat dalam proses pembelajaran dan dapat
memecahkan permasalahan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa (Moh
M, 2012). Dalam pembelajaran tematik diharapkan munculnya keterpaduan
antara pengalaman sehari-hari dengan pengalaman yang dipelajarinya. Bahasa
salah satunya digunakan untuk alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam berbagai bidang kegiatan, lingkungan masyarakat maupun
sekolah. Bahasa Indonesia menjadi Bahasa resmi sebagai bahasa pengantar
setiap kegiatan pembelajaran di sekolah. Menurut (Satriyanti; & Said, 2020)
dalam pembelajaran bahasa terdapat empat aspek keterampilan berbahasa
yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dari empat aspek
keterampilan berbahasa itu, keterampilan membaca memerlukan perhatian
khusus di sekolah. Membaca menjadi hal yang sangat penting karena menjadi
salah satu tahap agar mampu menguasai bahasa yang lain. Dalam
pembelajaran
membaca untuk kelas tinggi lebih ditekankan pada kemampuan membaca
pemahaman dimana dengan membaca pemahaman siswa dapat memahami
teks bacaan serta dapat menggali informasi yang terdapat pada teks bacaan.
Dalam pembelajaran, keberhasilan siswa dilihat dari kemampuan
membaca siswa, jika tidak dapat membaca dengan baik dan benar maka akan
mendapati kesulitan saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut (Jainiyah
S, 2015) pemahaman terhadap suatu bacaan merupakan hal yang sangat
penting karena pemahaman atas bacaan dapat menumbuhkan keterampilan
dan dapat mencapai tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Keterampilan
membaca berperan penting dalam pelaksanaan pembelajaran dan sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan (Rombot et al., 2020).
Membaca tidak hanya digunakan untuk pembelajaran bahasa
Indonesia saja, tetapi juga digunakan untuk pembelajaran yang lainnya
khususnya tematik, karena dengan membaca dapat memperoleh ilmu.
Sehingga dengan strategi ini siswa diharapkan mampu membaca pemahaman
dengan baik. Membaca pemahaman merupakan suatu keterampilan membaca
untuk menyerap informasi penting dalam suatu aktivitas membaca (Nglawak,
2022). Membaca pemahaman menjadi suatu target dalam kegiatan membaca
sehingga siswa mampu mengerti dan memahami setiap isi bacaan yang
dibacanya. Tujuan membaca pemahaman ini agar siswa dapat menangkap
gagasan penting atau informasi sehingga mendapatkan ide berdasarkan
penjelasan sehingga dapat memprediksi dan menyimpulkannya (Jainiyah S,
2015).
Terdapat beberapa strategi pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga
dapat menjadi penerapan berhasil atau tidaknya belajar siswa pada
pembelajaran mengenai membaca. Dalam strategi pembelajaran Bahasa
Indonesia terdapat strategi membaca Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) yang diharapkan mampu menjadi solusi dari permasalahan dalam
proses belajar membaca pemahaman. Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) dalam Bahasa Indonesia berarti suatu kegiatan membaca serta
berpikir secara langsung . Strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) adalah strategi yang berpusat pada keterlibatan siswa dengan teks
bacaan, karena siswa membuat prediksi dan membuktikan prediksinya ketika
membaca teks bacaan
(Yuliantika et al., 2018). Sebelum pembelajaran siswa diarahkan untuk
berfikir terlebih dahulu sehingga dapat menemukan informasi dengan mudah
dan siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran.\
Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) fokus terhadap
partisipasi peserta didik dengan suatu bacaan, karena peserta didik harus
memprediksi dan memastikan apa yang telah mereka baca (Alihar, 2018).
Dalam membaca peserta didik harus melibatkan dengan pengalaman
sebelumnya untuk menyusun prediksi terhadap isi suatu bacaan. Selain itu
DRTA bertujuan agar siswa dapat membaca kritis sehingga dapat
memudahkan dalam memahami isi cerita dan pengetahuan lebih mendalam
terhadap materi yang akan dipelajari. Menurut (Jainiyah S, 2015) strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) mengarah pada tujuan umum
yaitu guru melakukan pengamatan pada peserta didik ketika mereka membaca
untuk menganalisis kesulitan dan memberikan bantuan pada peserta didik
ketika mendapati kesulitan pada teks bacaan. Dengan begitu peserta didik
dapat berpikir kritis dan cermat dalam membaca sehingga dapat memahami
teks bacaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada penelitian ini berjudul
“Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap
Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas V SD”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti
membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
 Penelitian ini dibatasi penerapan strategi Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa SDN 01 Winingo
 Materi atau muatan yang dicantumkan dalam membaca pemahaman adalah
Tematik.
 Subyek dari penelitian ini terbatas hanya pada siswa kelas V SDN 01 Winongo.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada penerapan
strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap kemampuan
membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN 01 WINONGO?.

D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis

Untuk menguji teori tentang penerapan strategi Directed Reading Thinking


Activity (DRTA) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa SDN 01 Winingo
2. Manfaat Praktis :
a. Bagi Guru : Diharapkan dapat dijadikan acuan atau digunakan sebagai
salah satu alternatif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat
tercipta kegiatan belajar mengajar yang menarik, efektif, dan dapat
meningkatkan minat membaca siswa.
b. Bagi Siswa : Diharapkan dapat menumbukan kemampuan membaca
pemahaman pada proses pembelajaran.
c. Bagi Peneliti : Dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya sehingga dapat mengembangkan strategi pembelajaran
yang tepat untuk kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar.

E. Definisi Istilah
1. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang dilakukan
agar memperoleh infromasi dan pesan yang terdapat pada suatu bacaan
atau teks cerita sehingga mampu memahami isi yang ada dalam bacaan
dengan baik. Dalam membaca pemahaman siswa diharapkan menjadi
lebih teliti karena
lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan bukan pada cepat atau
lambatnya siswa membaca. Tujuan membaca pemahaman ini agar
memeproleh pemahaman terhadap rincian yang menyeluruh dari bacaan,
dapat memahami ide pokok suatu bacaan, menyimpulkan informasi dalam
bacaan. Membaca merupakan kegiatan yang membutuhkan pengamatan,
memahami ide, dan aktivitas seseorang yang tertuang dalam sebuah
bacaan.

2. Directed Reading Thinking Activity (DRTA)

Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) merupakan


strategi membaca dan perfikir secara langsung. Sehingga peserta didik
dapat memprediksi dan meringkas bacaan tersebut dan mampu memahami
bacaan dengan baik. Dengan strategi ini peserta didik bisa lebih
konsentrasi sehingga mendorong peserta didik untuk merumuskan
pertanyaan. Strategi membaca Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) ini bertujuan agar siswa dapat membaca dengan jelas sehingga
dapat menghubungkan dengan pengetahuannya untuk menambah
pemahamannya. Tujuan penggunaan strategi Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) ini untuk memudahkan siswa dalam memahami isi
bacaan dan mendapatkan pengetahuan lebih luas sehingga dapat
mengembangkan potensi serta daya pikirnya dalam memahami isi cerita.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Membaca Pemahaman
a. Pengertian membaca
Membaca merupakan bagian dari salah satu aspek keterampilan
berbahasa, sehingga setiap manusia harus menguasai terumata untuk
seorang siswa (Alpian & Yatri, 2022a). Menurut (Satrianti et al., 2020)
membaca adalah aktivitas yang selalu dilakukan oleh siswa dalam suatu
pembelajaran.
Membaca adalah keterampilan kolaboratif dan terpadu, agar siswa
termotivasi untuk membaca maka dapat memberikan cerita menantang
bagi siswa untuk dipahami, dan siswa dapat menangkap isi dari cerita (Sari
et al., 2021).
Rendahnya minat siswa untuk membaca dapat memperburuk
kualitas pendidikan, sehingga berpenerapan juga terhadap kualitas sumber
daya manusia, membaca adalah titik awal untuk memahami ide-ide ilmiah
karena memungkinkan perolehan berbagai pengetahuan di semua bahan
bacaan (Edwin et al., 2021).
Berdasarkan dari penjelasan di atas, bisa diartikan bahwa membaca
merupakan sebuah keterampilan dalam berbahasa yang harus dimiliki agar
mampu memahami arti yang terdapat dalam sebuah teks bacaan serta
dapat dengan mudah memperoleh suatu informasi, tanpa membaca akan
sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran. jadi, membaca menjadi
kemampuan utama yg harus dikuasai setiap individu baik di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
b. Tujuan membaca
Tujuan membaca merupakan memahami isi suatu bacaan, semakin
sering membaca dan semakin beragam tema bacaan yang dibaca, maka
siswa semakin banyak memperoleh kosa kata baru sehingga dapat
memperkaya wawasan pengetahuan serta pengalaman (Karakaita Putri et
al., 2019).
Membaca memiliki tujuan tertentu tergantung pada orang yang
membaca disisi lain, membaca digunakan untuk mendapatkan suatu
informasi dalam membaca bukan hanya sekedar membaca tetapi juga
memahami isi yang terdapat pada teks bacaan (Alpian & Yatri, 2022).
Membaca menjadi peran utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan tujuan utama
dari kegiatan membaca adalah agar memahami informasi yang terdapat
dalam teks bacaan sehingga dapat menjadi pengetahuan bagi pembacanya.
c. Pengertian membaca pemahaman
Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan
untuk memahami bacaan dengan tepat dan cepat (Darmini & Hikmah,
2021). Membaca pemahaman merupakan suatu proses penyampaian pesan
oleh pengarang kepada pembaca dengan latar belakang informasi yang
sudah ada dalam ingatannya (Hidayah & Hermansyah, 2016).
Membaca pemahaman adalah kemampuan yang harus
dikembangkan oleh peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan siswa
akan ilmu dan informasi yang selalu berkembang sehingga dapat
mengingat apa yang telah dibaca (Lukman et al., 2022).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan, membaca
pemahaman merupakan kemampuan membaca serta menemukan ide
terhadap pemahaman isi serta manfaat dari sebuah teks bacaan.
d. Tujuan membaca pemahaman
Tujuan dari membaca pemahaman ini untuk memperluas wawasan
dari informasi atau pengetahuan baru serta mendapatkan pemahaman hal
baru melalui suatu teks bacaan dan mampu mengetahui arti dari materi
dalam teks bacaan yang telah dibaca (Rohartati, 2018). Tujuan membaca
pemahaman adalah agar pembaca memperoleh makna dari teks yang telah
dibaca (Alpian & Yatri, 2022).
Kemampuan membaca pemahaman sangat penting untuk siswa
dalam mempelajari suatu hal. Tujuan membaca pemahaman ini agar siswa
dapat menangkap gagasan penting atau informasi sehingga mendapatkan
ide berdasarkan penjelasan sehingga dapat memprediksi dan
menyimpulkannya (Jainiyah S, 2015).
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam membaca
pemahaman, pembaca tidak hanya mampu menangkap makna dalam
bacaan, tetapi juga mampu menganalisis pengetahuan yang diperoleh dari
apa yang dibaca.

2. Strategi Directed Reading Thinking Activity


a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan perencanaan yang berisikan serangkaian
kegiatan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Strategi pembelajaran adalah rencana untuk melakukan tindakan termasuk
pemilihan metode dan pemanfaatan sumber daya dalam suatu
pembelajaran (Adisusilo, 2012).
Strategi membaca digunakan agar siswa mampu memproses suatu
bacaan sehingga mendapatkan pemahaman mengenai apa yang telah
dibaca, strategi adalah kegiatan untuk memberikan pembelajaran yang
berbeda dan tersusun sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sehingga
siswa lebih tertarik untuk belajar (Setiani, 2022).
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah
perencanaan mengenai serangkaian kegiatan yang dibuat untuk mencapai
tujuan tertentu sehingga siswa lebih tertarik dalam mengikuti
pembelajaran.
b. Pengertian directed reading thinking activity
DRTA (Directed Reading Thinking Activity) adalah strategi
membaca yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan
membantu siswa menemukan infromasi yang terdapat dalam teks (Haryati,
2019).
Rahim (2008) memaparkan bahwa directed reading thinking
activity merupakan kemampuan untuk dapat berpikir kritis, strategi ini
dikembangkan agar siswa dapat berpikir, memprediksi, menggunakan
pengalaman serta pengetahuannya sehingga dapat menyimpulkan
berdasarkan dengan fakta.
Kesimpulan dari pengertian diatas maka DRTA (Directed Reading
Thinking Activity) merupakan strategi membaca yang melibatkan siswa
dalam suatu proses belajar mengajar sehingga dapat membimbing siswa
agar mengetahui serta memahami informasi yang terdapat dalam bacaan.
c. Tujuan strategi Directed Reading Thinking Activity
Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) bertujuan
untuk mengawasi siswa membaca sehingga dapat mengidentifikasi
masalah dan dapat memberikan pengarahan ketika siswa mengalami
kesulitan dalam memahami isi teks bacaan (Jainiyah S, 2015).
Darmini & Hikmah, (2021) berpendapat bahwa secara khusus
tujuan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ini untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca seperti memahami
suatu informasi, dapat membahas bahan bacaan sehingga dapat membuat
keputusan dan prediksi berdasarkan informasi yang diperoleh dari
membaca teks bacaan.
Dapat disimpulkan strategi DRTA (Directed Reading Thinking
Activity) bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan membaca kritis dan
reflektif, sehingga dengan strategi ini dapat mengembangkan kemampuan
peserta didik.
d. Langkah-Langkah strategi membaca DRTA (Directed Reading Thinking
Activity)
Terdapat beberapa langkah-langkah strategi DRTA (Directed Reading
Thinking Activity), menurut (Darmini & Hikmah, 2021) sebagai berikut :
1) Guru bertanya kepada siswa mengenai prediksi siswa tentang jalan
cerita yang ada pada bacaan melalui judul dan gambar yang telah
diberikan.
2) Guru menanyakan prediksi yang telah dibuat oleh siswa.
3) Siswa membaca agar mengetahui topik utama dalam setiap paragraph.
4) Guru menanyakan prediksi siswa dalam setiap paragraf yang ada pada
teks bacaan.
5) Guru menanyakan kepada siswa mengenai informasi pendukung yang
terdapat dalam teks untuk memperkuat jawaban siswa.
6) Guru bertanya kepada siswa apa yang akan terjadi selanjutnya.
7) Siswa membaca kembali teks bacaan untuk mendapatkan topik utama.
8) Setelah siswa selesai membaca, guru membahas kembali secara
keseluruhan mengenai cerita tersebut.
 Langkah – langkah kegiatan pembelajaran strategi DRTA (Directed
Reading Thinking Activity) menurut (Dilla, 2015) sebagai berikut :
1) Guru meminta siswa membaca judul yang ada pada teks bacaan, atau
dapat melihat gambar dan subjudul.
2) Guru memberikan pengarahan agar siswa membaca dalam hati satu
atau dua paragraf dengan penuh konsentrasi supaya dapat menemukan
kebenaran atau kesalahan dari prediksi awal.
3) Paragraf selanjutnya dapat ditutup terlebih dahulu menggunakan
kertas, setelah itu guru menanyakan apa kira-kira isi dari paragraf
berikutnya.
4) Langkah tersebut dapat dilakukan sampai bacaan habis atau selesai
dibaca, selanjutnya bisa menjawab pertanyaan mengenai isi dari
bacaan.
Dari paparan pendapat di atas mengenai langkah-langkah
strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) maka dapat
ditarik kesimpulan diantaranya : terlebih dahulu membaca judul dan
dapat melihat gambar untuk memprediksi isi teks bacaan, membaca
per paragraf dan dibaca dengan sungguh-sungguh agar bisa
memahami bacaan, guru dapat memberikan pertanyaan setelah siswa
menentukan prediksinya dan siswa dapat mengetahui apa yang akan
terjadi selanjutnya pada bacaan.
e. Kelebihan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)
Terdapat beberapa kelebihan dari strategi DRTA (Directed Reading
Thinking Activity) menurut Rahim (dalam Edwin et al., 2021) diantaranya :
1) Strategi ini terdapat banyak jenis strategi membaca, sehingga guru
bisa menggunakan dan bisa menilai perbedaan yang ada pada siswa.
2) Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) adalah aktivitas
memahami dan menebak cerita sehingga dapat membantu siswa agar
mendapat gambaran secara menyeluruh dari teks bacaan yang
dibacanya.
3) DRTA (Directed Reading Thinking Activity) menarik minat belajar
siswa karena dalam penerapan pembelajarannya berbeda sehingga
siswa dapat mengekspresikan ide dan perasaannya.
4) Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) menunjukkan
cara belajar yang bermakna bagi siswa, karena belajar bukan hanya
belajar saja tetapi untuk mempersiapkan hidup selanjutnya sehingga
dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan strategi DRTA
(Directed Reading Thinking Activity) ini memiliki beberapa kelebihan
diantaranya : terdapat banyak strategi dalam membaca, dengan strategi
ini siswa dapat memahami dan menebak isi cerita, dapat menarik
perhatian siswa, dan dengan strategi ini dapat menunjukkan strategi
belajar yang bermakna.
f. Kekurangan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)
Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) menurut (Dilla,
2015) juga mempunyai beberapa kekurangan diantaranya :
1) Alam penggunaan strategi DRTA (Directed Reading Thinking
Activity) cukup menyita banyak waktu jika dalam pengelolaan
kelasnya tidak efisien.
2) Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) membutuhkan
penyadiaan buku atau teks bacaan yang seringkali menjadi hambatan
dalam penerapannya.
3) Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) menuntut guru
agar memiliki pengetahuan yang luas.
4) Melalui pemahaman membaca secara langsung, informasi tidak dapat
diperoleh dengan cepat sehingga siswa dituntut untuk berpikir secara
mandiri.
3. Pembelajaran Tematik
Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran, dari tema
atau topik tertentu, dilanjutkan dengan deskripsi dan diskusi penjelasan
sehingga memungkinkan agar siswa lebih aktif dalam mencari informasi
(Dasar, n.d.).
Pembelajaran tematik atau tematik terpadu merupakan sebuah konsep
pembelajaran yang mengintegrasikan sejumlah mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang berharga bagi siswa dan diharapkan siswa
mampu membangun kreatifitasnya (Hidayah, 2015). Dalam pembelajaran
ini guru juga dintuntut untuk lebih kreatif sehingga dapat memilih dan
mengembangkan tema pembelajaran.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik
merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
menghubungkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan siswa.

B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini perlu dipaparkan untuk
memahami keterkaitan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pada
penelitian ini dengan variabel bebas strategi directed reading thinking
activity sementara itu variabel terikatnya adalah kemampuan membaca
pemahaman siswa. Dalam proses pembelajaran diinginkan bisa mencapai
tujuan yang telah direncanakan.
Hasil penelitian dari Satrianti et al., (2020) menjelaskan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan strategi directed reading thinking
activity dapat meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman pada
siswa sekolah dasar kelas V. penelitian dengan strategi directed reading
thinking activity berpenerapan signifikan terhadap keterampilan membaca
pemahaman, dengan begitu strategi ini sangat efektif digunakan pada
siswa sekolah dasar.
Siswa sulit memahami
Kemampuan membaca bacaan,siswa lupa isi bacaan,
pemahaman siswa tidak memahami
materi

Aktivitas pembelajaran
menggunakan strategi
Pembelajaran menggunakan
Directed Reading Thinking
strategi Directed Reading
Activity dengan menerapkan
Thinking Activity
pembelajaran sesuai langkah-
angkah penerapan DRTA

Implementasi Strategi
Directed Reading Thinking
Activity memiliki penerapan
HASIL TES
terhadap kemampuan
membaca pemahaman pada
siswa SD Kelas V

C. Hipotesis Penelitian
Berlandaskan rumusan masalah dan kajian pustaka di atas peneliti

merumuskan hipotesis penlitian yaitu ada peningkatan hasil belajar pada

pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V setelah penerapan penggunaan

model pembelajaran menggunakan strategi Directed Reading Thinking

Activity.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Winongo.
Sekolah ini beralamatkan di Jl Gajah Mada No. 26,
Manguharjo, Kec Manguharjo, Kota Madiun.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara terinci mulai dari
penemuan judul, penelitian dilapangan sampai dengan
penyelesaian hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan
pada waktu semester 8 tahun pelajaran 2022/2023.
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
No. Uraian Bulan/Minggu Tahun 2023
Kegiatan
Maret April Juni Juli
1. Pengajuan
Judul
2. Pengembangan
Instrument
3. Pelaksanaan
Penelitian
4. Pengolahan
Data
5. Penyusunan
Laporan
Penelitian

B. Pendekatan dan jenis penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom

Action Research yang mana penelitian ini memiliki peranan

yang sangat penting dan strategi untuk meningkatkan mutu

pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan


benar.PTK menawarkan peluang sebagai strategi

pengembang kerja sebab pendekatan penelitian ini

menempatkan pendidik sebagai peneliti yang pola

perubahan dan kerjasamanya bersifat kolaboratif (kunandar,

2013).

Penelitian tindakan kelas menurut (Nurdinah,2014).memiliki tiga

unsur atau konsep yaitu:

1. Penelitian adalah aktifitas mencermati suatu objek tertentu melalui

metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis

untuk menyelesaikan suatu masalah

2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan

tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas

proses belajar mengajar.

3. Kelas adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang

sama menerima pelajaran yang sama dari seorang pendidik.

Penelitian tindakan kelas dibagi dalam dua siklus terdiri dari

perencanaan (Planning), tindakan (action), observasi (observe) serta

refleksi (reflect).

C. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 01

Winongo Kecamatan Mangunharjo Kota Madiun ajaran 2022/2023

Jumlah siswa 28, terdiri dari 15 siswa perempuan dan 13 siswa laki-

laki.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


yaitu sebagai berikut.

1. Teknik Tes

Peneliti menggunakan teknik tes untuk mengukur

keterampilan membaca intensif siswa. Menurut Kusumah dan

Dwitagamaa (2010: 78-79), tes adalah seperangkat rangsangan yang

diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk medapatkan

jawaban sebagai penetapan skor angka. Tes dilakukan untuk

mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksud

berupa hasil belajar kognitif dalam bentuk angka. Tes dalam

penelitian ini berupa soal jawaban singkat mengenai

pemahaman bacaan dan soal uraian dalam meringkas isi bacaan.

Data yang dikumpulkan berupahasil belajar dengan menggunakan

kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk mengukur

peningkatan keterampilan membaca intensif sebagai hasil belajar

siswa melalui strategi Directed Reading Thinking Activity

(DRTA).Tes ini dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus

II.

2. Teknik Observasi

Daryanto (2011: 80) mengatakan bahwa “Observasi adalah

pengamatan dan pencatatan terhadap suatu obyek yang difokuskan

pada perilaku tertentu”. Observasi dilakukan untuk mengetahui

bagaimana strategiDirected Reading Thinking Activity (DRTA)

diterapkan pada keterampilan membaca intensif siswa kelas IV SD


Negeri 1 Sedayu selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat

observasi berlangsung, peneliti menggunakan lembar

observasiketerlaksanaan penerapan strategiDirected Reading Thinking

Activity (DRTA).

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh

dari observasi. Dokumentasi yang diambil berupa foto selama

kegiatan pembelajaran berlangsung dan data rekap nilai evaluasi

bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 01 Winongo pada materi

membaca intensif sebelum dilakukan tindakan.

E. Prosedur Penelitian

Menurut Pardjo (2007) ada banyak model

penelitiandakan , diantaranya yaitu model Kurt Lewin, Kemmis dan Mc

Taggart, Model Ebbut, dan Model Mc Kerman. Desain penelitian yang

akan dikembangkan pada penelitian ini adalah model Stephen Kemmis

dan Robin Mc Taggart pada tahun 1988.

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1988) menggambarkan bahwa

penelitian tindakan itu dilaksanakan melalui beberapa siklus dan tiap-tiap

siklus terdari dari 3 tahap yaitu :

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah

menentukan fokus penelitian. Selanjutnya guru mengevaluasi

pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya,

mendata kelemahan- kelemahannya, diidentifikasi, dan dianalisis

kelayakannya untuk diatasi dengan Penelitian Tindakan Kelas


(PTK). Peneliti juga menentukan fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat

sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam

fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan rencana

pembelajaran, soal tes tertulis serta lembar observasisiswa dan guru.

Pengembangan rencana pembelajaran dibuat berdasarkan

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran

2022/2023. Instrumen pengamatan berupa lembar observasi

digunakan oleh peneliti untuk mengamati kesesuaian proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sebagai pelaksana

penelitian tindakan dengan menerapkan strategi Directed Reading

Thinking Activity (DRTA). Lembar observasi siswa dalam

pembelajaran keterampilan membaca intensif digunakan untuk

mengetahui peningkatan pelaksanaan pembelajaran keterampilan

membaca intensif dengan strategi Directed Reading Thinking

Activity (DRTA).

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Act & Observe)

Tahap pelaksanaan tindakan digunakan untuk mengatasi

masalah yang telah terpilih. Penelitian tindakan ini dimaksudkan

untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif dalam

pemahaman cerita anak melalui strategi Directed Reading Thinking

Activity (DRTA) di kelas V SD Negeri 1 Winongo. Guru sebagai

kolaborator melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan


strategiDirected Reading Thinking Activity (DRTA) didalam

pembelajaran keterampilan membaca intensif . Kolaborator

mengamati dan membuat catatan-catatan mengenai jalannya

pembelajaran.

Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung dengan

maksud untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan tindakan

dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Pengamatan

dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan pedoman

observasi. Fokus pengamatan adalah kegiatan guru dan siswa dalam

menjalankan skenario pembelajaran dan keterampilan membaca

intensif siswa dari pembelajaran yang dilakukan.

3. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini, peneliti bersama dengan kolaborator

mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Refleksi

dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan tindakan dalam

meningkatkan keterampilan membaca intensif. Apabila hasil refleksi

menunjukan telah tercapainya indikator keberhasilan yang

ditentukan, maka penelitian dihentikan. Namun apabila hasil yang

terjadi adalah sebaliknya, maka dilakukan perbaikan tindakan pada

siklus selanjutnya. Kelemahan dan kekurangan yang telah ditemukan

pada siklus sebelumnya dapat digunakan sebagai dasar penyusunan

rencana tindakan pada siklus berikutnya. Sehingga siklus selanjutnya

akan menjadi lebih baik daripada siklus sebelumnya.

Model penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan


Mc. Taggart (1988: 11) yaitu model spiral. Model spiral ini terdiri

dari 2 siklus dan dari setiap siklus terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi.

Gambarmodel Kemmis dan Taggart adalah sebagai berikut

F. Indikator Kinerja
Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dikatakan

dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas V SD

Negeri 01 Winongo. Dalam penelitian ini dengan indikator apabila

75% dari jumlah siswa memperoleh nilai 75.


G. Tekhnik Analisis Data

Dalam penelitian ini ada 2 jenis data yang terkumpul, yaitu data

kuantitaf dan kualitatif. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu menentukan prestasi

ketuntasan belajar dan rata-rata (mean) kelas (Daryanto, 2011: 191-

192). Untuk menghitung nilai rata-rata dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

Dengan:
Χ = Nilai rata-rata
χ = Jumlah semua nilai siswa
 N = Jumlah siswa

Sedangkan untuk menghitung presentase ketuntasan belajar dapat


digunakan rumus sebagai berikut:

Perhitungan presentase dengan menggunakan rumus di atas

disesuai

kan dan memperhatikan kriteria ketuntasan belajar minimal

(KKM) siswa kelas V di SDN 01 Winongo, yang dikelompokan dalam

dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai
berikut:

Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥75 Mencapai KKM
≤75 Tidak Mencapai KKM

Data kualitatif dianalisis secara deskriptf kualitatif. Aktivitas

dalam analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan

kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2013).

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

serta mebuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam

melakukan pengumpulan data berikutnya dan mencarinya bila

diperlukan. Setelah meredukdi data, langkah selanjuntnya adalah

menyajikan data. Penyajian data akan memudahkan peneliti untuk

memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahamitersebut. Penyajian data biasanya

dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Langkah berikutnya adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan dilakukan

secara bertahap kemudian diadakan verifikasi untuk memperoleh

kesimpulan yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini, data yang terkumpul akan disajikan

dalam tabel konversi nilai. Konversi skor keterampilan membaca

intensif didasarkan pada modifikasi pendapat (Didik Komaidi dan

Wahyu Wijayati 2011) sebagai berikut


Kategori Keterampilan Membaca Intensif
Interval Nilai Kategori
(Angka 100)
85,0 – 100 Sangat baik
70,0 – 84,5 Baik
55,0 – 69,9 Cukup
40,0 – 54,9 Kurang
0 – 39,9 Sangat kurang
31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai