Anda di halaman 1dari 12

Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020

“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable


Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

PENDEKATAN TEMATIK MODEL INTEGRATED PADA


PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DI KELAS IV SEKOLAH
DASAR

Dudu Suhandi Saputra1, Yuyu Yuliati2, Budi Febriyanto3, Devi Afriyuni Yonanda4
Program studi Pendidikan guru sekolah dasar, Universitas Majalengka
1,2,3,4

Email: 1d.suhandi.s@gmail.com, 2yuyuliati74@gmail.com,


3
budifebriyanto88@gmail.com,
4
deviyonanda1990@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the low reading comprehension ability of students. This study aims to improve
reading comprehension skills of students in grade IV elementary school of Cibentar 3 by using an integrated
thematic approach. The research method used by researchers was classroom action research in collaboration
with fourth grade teachers at Cibentar 3 Elementary School, with a total of 20 students in class IV consisting
of 11 male students and 9 female students. This study took place in 3 cycles, each cycle consisting of 3 actions.
The techniques used in collecting data are observation, tests, interviews, documentation, and field notes. The
results showed that the application of an integrated thematic model approach could improve student learning
outcomes in reading learning in class IV of Cibentar 3 Elementary School.
Key words: reading comprehention skills, themathic approach of integrated modells

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa di kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Cibentar 3 dengan menggunakan pendekatan tematik model integrated. Metode penelitian yang digunakan
oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas yang berkolaborasi dengan guru kelas empat Sekolah Dasar
Cibentar 3, dengan total 20 siswa di kelas IV yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Penelitian ini berlangsung dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 tindakan. Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah observasi, tes, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan tematik model integrated dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran membaca di kelas IV Sekolah Dasar Cibentar 3.
Kata kunci: kemampuan membaca pemahaman, pendekatan tematik model integrated

PENDAHULUAN
Membaca merupakan suatu kemampuan untuk mengartikan lambang bahasa ke dalam
pemikiran manusia guna memperoleh pengetahuan dan informasi. Membaca merupakan proses
memahami serta mengkontruksi makna yang terkandung dalam suatu bahanbacaan. Makna serta
pesanyang terkandung dalam bacaan merupakan sebuah interkasi, timbal balik, interaksi aktif
serta dinamis antara pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta serta
informasi yang terdapat dalam bahan bacaan. Prasetyo (2008) menjelaskan bahwa, membaca
merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk

983
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

memahami suatu informasi melalui indera penglihatan dalam bentuk simbol-simbol yangrumit,
yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti dan makna.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa, membaca dapat didefinisikan secara singkat sebagai
interaksi pembaca terhadap pesan tulis. Oleh sebab itu, Soedarso (2008) membaca bukanlah
perilaku yang pasif melainkan ada energi intelektual yang perlu dikembangkan. Oleh karena itu,
membaca bukanlah suatu perilaku yang pasif melainkan kegiatan intelektual yang harus
dikembangkan. Hal lain dikemukanan oleh Spobek dan Sarasco (Rofi’udin dan Zichdi, 2001)
mengemukakan bahwa membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak. Dapat
dipahami, bahwa membaca bukan hanya melakukan suatu aktivitas yang bersifat pasif, akan tetapi
memerlukan kemampuan untuk proses berpikira aktif guna memperoleh makna dari bahan bacaan
itu sendiri.
Membaca merupakan sebuah metode yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan
komunikasi baik dengan dirinya sendiri maupun orang lain dengan tujuan untuk
mengkomunikasikan makna yang terkandung maupun tersirat pada lambang-lambang bahasa itu
sendiri. Menurut Jhonson (2008) mendefinisikan bahwa Reading is the practice of using text to create
meaning. Diketahui bahwa, membaca adalah suatu kegiatan praktik dengan menggunakan
bacaan-bacaan guna menemukan makna yang terdapat di dalamnya. Berbagai cara yang dapat
dilakukan oleh seseorang agar dapat membaca dengan tujuan untuk memperkaya
pengetahuannya, diantaranya dengan membaca buku yang merupakan salah satu cara seseorang
untuk memperkaya kosakata, serta pengetahuan.
Kemampuan membaca merupakan salah satu komponen dasar bagi seseorang guna memiliki
pemahaman serta pengetahuan, dengan membaca seseorang akan menjadi semakin kaya akan
pengetahuan. Guna memperoleh sebuah pemahaman, seorang pembaca memerlukan
pengetahuan kabahasaan maupun nonkebahasaan. Selain itu, keluasan latar belakang
pengetahuan serta pengalaman si pembaca itu sendiri sangat berguna yang dapat dijadikan bekal
untuk mencapai tujuan membaca. Hal tersebut disebabkan oleh pembaca harus mengenali konsep,
kosa kata, serta latar yang terdapat dalam bacaan.
Proses membaca itu sendiri dibagi ke dalam beberapa tahapan. Menurut Burns (Rahim, 2008)
mengemukakan bahwa proses membaca dirinci menjadi tiga tahapan diantaranya: (1) pra baca
(prereading), (2) saat membaca (during reading), dan (3) paska baca (postreading). Pendapat lain
dikemukakan oleh Burns bahwa proses membaca terdiri atas sembilan aspek diantaranya: aspek
sensori, aspek perspektual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan
gagasan.
Pemahaman yang baik ditandai dengan mampunya seseorang dalam memilih dan memahami
apa yang dibutuhkan, mengingat dan memanggil ulang mengenai informasi yang telah disimpan

984
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

dalam ingatan, menghubungkan antara informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.
Dipahami bahwa,kualitas maupun tingkat pemahaman seseorang akan bervariasi dengan
tergantung pada apa yang dibaca dan maksud dari membaca itu sendiri. Linse (2005)
mendefinisikan membaca sebagai “a set of skills that involves making sense and deriving meaning from
the printed word. In order to read, we must be able to decode (sound out) the printed word and also comprehend
what we read”. Berdasarkan uraian tersebut, diketahui bahwa membaca merupaka bagian dari
keterampilan bahasa yang melibatkan perasaan serta pemerolehan makna dari kata yang dicetak
dalam bacaan. Dalam proses membaca, siswa dihadapkan untuk mahir dalam menerjemaahkan
kode serta membunyikan kata yang dicetak dan harus memahami pula mengenai apa yang
dibacanya.
Kemampuan membaca pemahaman merupakan serangkaian proses yang dilakukan pembaca
guna menemukan informasi serta memahami informasi yang terkandung dalam teks bacaan.
Lebih lanjut, Selanjutnya Linse (2005) menyatakan bahwa “reading comprehension refers to reading
for meaning, understanding, and entertainment”. Dalam membaca pemahaman terdapat serangkaian
proses yang dilakukan oleh pembaca diantaranya untuk menemukan makna, memahami
informasi yang terkandung dalam dalam teks bacaan, dan hiburan.
Membaca pemahaman merupakan kegiatan untuk memahami isi bacaan yang dibacanya.
Somadayo (2011) mengatakan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses
pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Selanjutnya, Andayani (2009)
mengemukakan bahwa membaca pemahaman atau komprehensi ialah kemampuan membaca
untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Hal lain diungkapkan oleh
Fanany (2012) membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada
keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Dapat dipahami bahwa membaca
pemahaman adalah proses pemerolehan makna yang melibatkan pengalaman serta pengetahuan
dengan menguasai isi bacaan dan memahamu secara detail mengenai bacaan yang dibacanya.
Proses membaca perlu diarahkan secara benar-benar dengan melibatkan siswa secara aktif agar
memperoleh pemahaman secara menyuluruh. Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan
membaca dimaksudkan agar siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya sehingga proses
membaca pemahaman dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Menurut Anderson, Pearson,
dan Teng (Alshumaimeri, 2011) mengatakan bahwa “…reading comprehension is viewed as the process
of interpreting new information and assimilating this information into memory structures”. Membaca
pemahaman dilihat sebagai proses membaca dalam menginterprestasikan informasi baru dan
menggabungkan informasi tersebut ke dalam struktur memori.

985
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

Lebih lanjut, Zimmerman (2018) “Reading comprehension is essentially the ability to understand what
has been read”. Hal lain, Abidin (2010: 127) menyebutkan bahwa membaca pemahaman dapat
diartikan juga sebagai serangkaian proses yang dilakukan pembaca untuk menemukan informasi
dan memahami informasi yang terkandung dalam sebuah teks bacaan. Diketahui bahwa,
kemampuan membaca pemahaman menuntut siswa untuk mengerahkan seleuruh
kemampuannya guna memahami isi bacaan. Dalam kegiatan membaca pemahaman memerlukan
pemikiran tingkat tinggi dengan tujuan untuk memahami maksud yang terkandung dalam bacaan
itu sendiri. Dalam pembelajaran membaca, siswa harusmengetahui mengenai apa yang dibaca,
kemudian siswa juga dihadapkan untuk dapat memahami tentang apa yang telah dibacanya.
Anderson, Hiebert, Scott, dan Wilkinson, Jenkins, Larson, dan Fleischer, O’Shea, Sindelar,
dan O’Shea dalam (Klinger, Vaughn, dan Boardman, 2007: 2) mengemukakan bahwa ”reading
comprehension is the process of constructing meaning by coordinating a number of complex processes that
include word reading, word and world knowledge, and fluency”. Membaca pemahaman merupakan
proses yang bertujuan untuk membangun makna dengan mengkoordinasikan sejumlah proses
yang kompleks yang meliputi membaca kata-kata dan pengetahuan. Dalam kemampuan
membaca pemahaman melibatkan berbagai komponen kemampuan siswa dalam membentuk
sebuah tujuan pembangunan pola pikir.
Kemampuan membaca pemahaman merupakan kemampuan untuk beroleh informasi secara
tajam dan akurat. Membaca pemahaman merupakan proses membaca dengan tujuan untuk
menemukan serta memahami informasi yang dikomunikasikan pengarang dengan melibatkan
aspek-aspek berpikir seperti mengingat, memahami, membandingkan, membedakan,
menemukan, menganalisis, mengorganisasi, dan terakhir mengaplikasikan makna yang
terkandung dalam bacaan. Hal tersebut sejalan dengan taksonomi membaca (taksonomi baret)
yang mempunyai aspek pemahaman diantaranya pemahaman literal (mengingat, memahami),
reorganisasi (menganalisis, mengorganisasikan), inferensial (membandingkan, membedakan),
pemahaman evaluatif (membandingkan, menemukan), dan apresiasi (mengaplikasikan).
Selanjutnya pembelajaran membaca pemahaman adalah serangkaian aktifitas yang dilakukan
oleh siswa dalam memahami isi bacaan yang demi mencapai tujuan pembelajaran dibawah
bimbingan dan arahan guru.
Lebih lanjut, Abidin (2010) bahwa dalam kegiatan membaca guru mengarahkan perhatian pada
pengaktifan skemata siswa yang berhubungan dengan teks bacaan. Kegiatan membaca dalam
pembelajaran harus sudah mulai di arahkan untuk selalu mengkritisi apa yang dimaksud dalam
bacaan. Hal ini dimaksudkan agar siswa senantiasa mengasah dan mengolah keterampilan
berpikirnya sehingga dapat membentuk pola pikir yang senantiasa kritis dan kreatif. Membaca
pemahaman di butuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi sehingga siswa tidak hanya mampu

986
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

melafalkan, tapi siswa juga mampu untuk memunculkan pertanyaan dan pernyataan dalam
benaknya. Sejalan dengan kegiatan membaca, Abidin (2010), (Febriyanto, 2016) mengatakan
bahwa proses membaca merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan pembaca untuk memperoleh
informasi yang terkandung dalam sebuah bahan bacaan. Produk membaca merupakan hasil dari
proses membaca yakni pemahaman atas isi bacaan. Dengan demikian hasil membaca atau pun
hasil pembelajaran membaca pada dasarnya adalah pemahaman atas isi bacaan yang dibacanya
melalui serangkaian proses membaca. Hambatan yang sering dialami dalam proses pembelajaran
membaca di sekolah dasar, terutama dalam membaca pemahaman yaitu pemahaman siswa itu
sendiri. Selain itu, hambatan lainnya pada proses pembelajaran membaca yaitu siswa cenderung
pasif.
Hal serupa terjadi pada siswa kelas IV SDN Cibentar 3 Kabupaten Majalengka. Berdasarkan
hasil pengamatan, didapatkan informasi bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas
IV masih sangat rendah. Pada saat proses pembelajaran mununjukan bahwa 28% siswa kelas IV
yang memiliki keterampilan membaca pemahaman yang baik. Sebagian siswa, yaitu 50% siswa
mampu membaca namun belum bisa memahami isi dari bacaan itu sendiri, selebihnya 22% siswa
memiliki kemampuan membaca yang sangat lambat, bahkan tidak mampu memahami apa yang
telah dibacanya, siswa sering gugup ketika ditanya tentang isi teks bacaan, serta kurangnya
kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan maupun pendapat dari suatu teks bacaan.
Secara umum, kemampuan membaca pemahaman siswa belum optimal. Siswa selalu kesulitan
dalam menyampaikan pendapat maupun gagasan dari sebuah teks bacaan. Gejala lain yang
muncul diantaranya siswa tidak tenang atau merasa ragu ketika diberi pertanyaan tentang isi dari
sebuah teks bacaan, siswa belum bisa memilih kata yang tepat, bahkan sering mengulang kata-
kata yang sama. Kemampuan membaca pemahaman siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
faktor dari dalam maupun faktor dari luar diri siswa itu sendiri. Faktor yang ada dalam diri siswa
itu sendiri diataranya segala sesuatu potensi serta kemampuan yang di dalam diri siswa, baik
secara fisik maupun non fisik. Sementara itu, faktor dari luar diri siswa diantaranya guru, materi
pembelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran, dan kesempatan berlatih. Berdasarkan
beberapa faktor tersebut, guru memiliki peranan penting dalam meningkatan kemampuan
membaca pemahaman siswa itu sendiri.
Selama ini, guru kelas IV SDN Cibentar 3 Kabupaten Majalengka, melaksanakan pembelajaran
membaca hanya pada saat pembelajaran bahas Indonesia saja. Sedangkan pada pembelajaran
yang lainnya siswa kurang dilatih untuk membaca pemahaman, guru kurang bervariasi dalam
penggunaan metode pembelajaran, serta pembelajaran bahasa indonesia di kelas masih monoton,
serta guru hanya membimbing siswa untuk membaca hanya pada pembelajaran bahasa Indonesia
saja. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang mendapatkan bimbingan membaca dari guru.

987
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

Berdasarkan pemaparan di atas, salah satu solusi yang dapat digunakan yaitu dengan
menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan tematik adalah salah satu upaya guna
mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran serta nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif
dengan menggunakan tema. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggunakan
tema dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang
bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna dikarenakan dalam pembelajaran tematik, siswa akan
memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik pada pembelajaran Bahasa
Indonesia yaitu memadukan Bahasa Indonesia dengan mata pelajaran yang lainnya. Tematik
dimaknai sebagai sebuah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Trianto
(2011) mengemukakan bahwa, dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dapat dipahami
bahwa, dalam pembelajaran tematik siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan dalam berbagai
mata pelajaran yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu di lingkungannya. Dikatakan bahwa,
keterampilan pengetahuan dikembangkan dan diterapkan dilebih dari satu wilayah studi.
Lebih lanjut, Kovalik J susan, McGeehan Jane R (Mulyadi, dkk. 2015) mengemukakan bahwa
the integrated thematic instruction model of curriulum and intructional reflects my optimistic belief that
humans will use the strangths inherent in their diversity to discover an address common needs and goals.
Dipahami bahwa, pembelajaran tematik terpadu merupakanmodel dari kurikulum
danpembelajaran yang mempermudah untuk mencapai tujuan. Selanjutnya, Marzano (2003)
mengemukakan bahwa guru dapat menggabungkan tingkat dominasi yang sesuia, tingkat
kerjasama yang sesuai dan kesadaran akan kebutuhan siswa untuk mebangun dinamika kelas yang
positif. Hal tersebut pada gilirannya akan dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan.
Pelaksanaan pembelajaran tematik pada pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu dengan
memadukan Bahasa Indonesia dengan mata pelajaran yang lain. Dalam pelakasanaannya, perlu
dilakukan beberapa hal meliputi tahap perencanaan yang mencakup; (1) pemetaan kompetensi
dasar, (2) pengembangan jaringan tema, (3) pengembangan silabus, (4) penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Dipahami bahwa, kegiatan pemetaan kompetensi dasar dilakukan
guna memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator dari mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Tahapan ini
mencakup penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar ke dalam indikator, menentukan
tema, identifikasi dan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator.

988
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

Tahapan selanjutnya, menentukan jaringan tema dilakukan dengan menghubungkan


kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Jaringan tema tersebut akan terlihat
kaitan antar tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Tahapan
selanjutnya, yaitu penyusunan silabus yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian. Berikutnya yaitu tahapan penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang
telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: (1) pengalaman dan kegiatan belajar
sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak; (2) kegiatan-kegiatan yang
dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; (3)
kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat
bertahan lebih lama; 4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; (5) menyajikan
kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa
dalam lingkungannya; dan (6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain (Widianingrum, 2012).
Selain itu pendapat lain menjelaskan bahwa ciri-ciri dari pembelajaran tematik yaitu (1)
berpusat pada siswa; (2) pemisahan mata pelajaran tidak terlalu jelas; (3) mengembangkan
keterampilan siswa; (4) menggunakan prinsip bermain sambil belajar; (5) mengembangkan
komunikasi siswa; (7) menyajikan pembelajaran sesuai tema; (8) menyajikan pembelajaran
dengan memadukan berbagai mata pelajaran (Indriani, 2015). Berdasarakan pemaparan tersebut
dapat dipahami bahwa ciri-ciri daripada pembelajaran tematik yaitu memberikan pembelajaran
yang bermakna kepada siswa, serta berprinsip bahwa bermain sambil belajar.
Pendekatan pembelajaran tematik dengan model integrated merupakan bagian dari
pembelajaran terpadu. Model integrated merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Menurut Majid
(2013) mengemukakan bahwa keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses
atau waktu, aspek kurikulum dan aspek proses belajar mengajar.
Pendekatan pembelajaran tematik dengan model integrated merupakan pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model integrated menggabungkan bidang studi
dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dengan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap
yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Menurut Fogarty (Trianto, 2011)
mengemukakan bahwa pembelajaran tematik model integrated adalah tipe pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang studi dengan cara
menetapkan prioritas kurikuler danmenemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling
tumpang tindih dalam beberapa bidang studi. Dapat dipahami bahwa, fokus pengitegrasian dalam

989
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

pembelajaran tematik dengan model integrated ini merupakan sejumlah keterampilan belajar yang
ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam suatu unit pembelajaran, yang bertujuan untuk
tercapainya meteri belajar dengan meliputi keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan
keterampilan mengorganisir.
Pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
memadukan beberapa tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa. Penggunaan pendekatan
pembelajaran tematik dengan model integrated di sekolah dasar, dapat membantu siswa untuk
memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan siswa untuk menerima,
menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.
Menurut Santyasa (2011) mengemukakan mengenai kelebihan model integrated diantaranya:
(1) pendekatan terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai
bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan
perkembangan anak, (2) pembelajaran terpadu merupakan salah satu cara untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan anak melalui simulasi, (3) pembelajaran terpadu akan
memfasilitasi anak untuk mampu merakit atau mengembangkan sejumlah konsep dalam beberapa
bidang studi yang berbeda, yang memungkinkan anak dapat belajar lebih baik dan bermakna.
Lebih lanjut dikatakan bahwa, model integrated memiliki beberapa keunggulan yaitu: (1)
adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi, (2) memotivasi siswa dalam belajar, (3)
memberikan perhatian pada berbagai bidang pelajaran yang penting dalam satu waktu, sehingga
guru tidak perlu mengulang materi yang tumpang tindih. Hal senada diungkapkan oleh Trianto
(2011) bahwa kelebihan model integrated antara laian: (1) penyeleksian tema sesuai dengan minat
akan memotivasi anak untuk belajar, (2) lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum
berpengalaman, (3) memudahkan perencanaan, (4) pendekatan tematik dapat memotivasi siswa,
(5) memberikan kemudahan bagi siswa dalam melihat berbagai kegiatan dan ide-ide berbeda yang
terkait. Dipahami bahwa, pendekatan pembelajaran tematik model integrated merupakan
pendekatan yang beorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak.
Berdasarkan pemaparan di atas, penilit perlu kiranya untuk melakukan kajian secara ilmiah
mengenai pendekatan tematik model integrated pada pembelajaran membaca pemahaman di kelas
IV Sekolah Dasar.

990
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan mengamati elemen
kegiatan, tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki masalah dalam proses pembelajaran, dan
kelas yang sama menerima pelajaran dari seorang guru (M. G. E, 2011). Pengumpulan data
dilakukan melalui: observasi, wawancara, dokumentasi, dan hasil belajar siswa sebanyak 20
orang. Teknik analisis data dilakukan melalui reduksi data, tabulasi data dari pengamatan, analisis
data, dan paparan data. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika nilai hasil belajar
matematika siswa mencapai minimal 76,19% atau 16 orang dari kriteria ketuntasan minimum.
Penelitian ini dilakukan melalui empat fase siklus termasuk: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model John
Elliot.

HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dimana penelitian akan
membahas hasil dari setiap siklus tindakan yang diberikan. Diagram berikut menunjukkan hasil
penelitian ini:

100% 90%
90%
80% 75%
70% 65%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 1. Peningkatan Peningkatan Ketuntasan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I
siswa yang tuntas sebanyak 65% dan yang belum tuntas sebanyak 35% dengan nilai rata-rata
mencapai 69,8. Siklus II mengalami peningkatan, siswa yang menyelesaikannya menjadi 75% dan
mereka yang belum menyelesaikan 25% dengan nilai rata-rata mencapai 71,7. Sedangkan siklus
ketiga siswa yang tuntas sebanyak 90% dan yang belum tuntas 10% dengan nilai rata-rata
mencapai 75,7. Dapat dipahami bahwa pendekatan tematik model integrated merupakan
pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam mencari pengetahuannya
melalui pengalaman yang bermakna .

991
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

Pendekatan tematik model integrated adalah pendekatan dengan model pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran secara terpadu dengan cara
melibatkan siswa secara aktif dalam mencari pengetahuannya melalui pengalaman yang
bermakna dengan langka-langkah pembelajaran: pendahuluan, presensi materi, membimbing
pelatihan, menelaah pemahaman, dan memberikan umpan balik, memberikan pelatihan lanjutan
dan penerapan serta menganalisis dan mengevaluasi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
tematik model integrated dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman di kelas empat
Sekolah Dasar. Peningkatan nilai hasil belajar dipengaruhi oleh aktivitas siswa dan guru dalam
proses pembelajaran di kelas. Pendekatan tematik model integrated memiliki dampak positif
terhadap antusiasme siswa untuk belajar bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran
membaca karena merumuskan teknik pembelajaran sangat menyenangkan sehingga siswa tidak
merasa bosan saat mempelajari materi.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Y. (2010). Strategi Membaca Teori Dan Pembelajarannya. Bandung: Rizqi Press.

. (2010). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Rizqi Press.

Alshumaimeri.,Y (2011). The Effects of Reading Method on the Comprehension Performance of


Saudi EFL Students. International Electronic Journal of Elementary Education,
2011, 4 (1).

Andayani. (2009). Bahasa Indonesia. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Surakarta: Mata Padi Presindo.

Fanany, B.E. (2012). Teknik Baca Cepat Trik Efektif: Membaca 2 detik 1 Halaman.
Yogyakarta: Araska.

Febriyanto, B. (2016). Penerapan model cooperative integrated readning and composition dalam
pemebelajaran keterampilan membaca pemahaman. Jurnal cakrawala pendas, vol. 2,
no.2.

Indriani. (2015). Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Dalam Mengelola Pembelajaran Tematik


Integratif Kurikulum 2013 Pada Pengajaran Micro Di PGSD UAD Yogyakarta. Profesi
Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2, Desember 2015.

992
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

Jhonson, A.P. (2008).“Teaching And Writing: Guidebook For Tutoring And Remediating
Students”. New York: McGraw Hill.

Klingner, J. K., Vaughn, S., dan Boardman, A. (2007). Teaching Reading Comprehension To
Student With Leraning Difficulties. New York: The Guilford Press.

Linse, C. (2005). Practical English Language Teaching Young Learners. New York: McGraw
Hill.

M. G. E, (2011). Action research,A guide for the teacher researcher 2nd. New Jersey: Merrill
Prentice Hall.

Majid, A. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung; Remaja rosda karya.

Marzano, Robert j., and Jana S. Marzano. (2003). The key to management. Classroomm
management, lesson 2 – diverse learners.

Mulyadi, Marzuki, dan Usman,A. (2015). Implementasi pembelajaran tematik terpadu berbasis
lingkungan untuk perolehan kemampuan berpikir tingkat tinggi di SD. Jurnal kajian
pembelajaran dan keilmuan; Univeristas Tanjungpura, 2015.

Prasetyo, D.S. (2008). Rahasia mengajarkan gemar membaca pada anak sejak dini.
Yogyakarta; Graha Ilmu.

Rahim,F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Ed. 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Rofi’udin, A. dan Zuchdi, D. (20010. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.
Malang: Universitas Malang.

Santyasa, I W. (2011). Pembelajaran inovatif (bahan ajar). Singaraja; Universitas Pendidikan


Ganesha.

Soedarso. (2008). Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PG. Gramedia Pustaka
Utama.

Somadayo,S. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011.

Trianto. (2011). Desain pengembangan pembelajaran tematik bagi anak usia dini Tk/RA & anak
usia kelas awal. Jakarta; Kencana prenada media group.

Widyaningrum. (2012). Model Pembelajaran Tematik di SD/MI. Jurnal Cendekia Vol. 10


No. 1 Juni 2012.

993
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020

Yuniasih,N. dkk. (2014). Analisis pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 di SDN
Tanjungrejo 1 Malang. Mimbar sekolah dasar Vol 1 no 2; Malang.

Zimmerman,J. (2018). Devinition of Reading Comprehension [Online]. Tersedia: April


2018http://www.ehow.co.uk/about_6593485_definition-reading-
comprehension.html

994

Anda mungkin juga menyukai