Fachrur Rozie,
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Trunojoyo Madura
ABSTRACT
This Research aimed to analyze the implementation Model Cooperative Learning
STAD with multimedia in order to improving the learning Outcome PGSD students
on ICT courses. This research used a qualitative research approach. The type of
research is classroom action research. Results of research and discussion analysis
showed that the percentage of student results PGSD Semester III Class E the
Education Faculty Of Trunojoyo University in ICT courses in SD increase seen in
the first cycle was 64 , 9 % to 14 students have not completed and the second cycle is
83 , 8 % to 7 students unresolved . Thus, learning is said to be complete and
increase at each meeting .
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganilisis Penerapan pembelajaran Cooperative Learning
Model STAD berbantukan multimedia dengan tujuan meningkatkan hasil belajr
mahasiswa PGSD pada mata kuliah TIK. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Hasil penelitian dan analisis pembahasan menunjukan bahwa
Persentase hasil belajar mahasiswa PGSD Semester III Kelas E Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Univ. Trunojoyo Madura dalam matakuliah TIK di SD
mengalami peningkatan terlihat pada siklus I adalah 64, 9 % dengan 14 mahasiswa
belum tuntas dan pada siklus II adalah 83, 8 % dengan 7 mahasiswa belum tuntas.
Dengan demikian pembelajaran dikatakan tuntas dan meningkat pada setiap
pertemuan.
1Korespondensi : Fachrur Rozie, M. Pd, Dosen Program Studi S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Trunojoyo Madura . Email: Email: Fachrurrozie@gmail.com
2 Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
penerapan dan penelitian yang dilakukan fasilitator dan untuk mencapai tujuan
ini dapat menjadi bahan sharing bagi pembelajaran yang diharapkan maka
dosen dalam berinovasi menggunakan diperlukan suatu metode. Metode
model-model pembelajaran serta media merupakan cara yang dalam bekerjanya
pembelajaran yang dapat membantu merupakan alat untuk mencapai tujuan
mahasiswa dalam membantu memahami kegiatan. Dalam pembelajaran kooperatif
materi kuliah terutama mahasiswa ini berlangsung suasana keterbukaan dan
semester III S 1 Pendidikan Guru Sekolah demokratis sehingga akan memberikan
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu kesempatan optimal pada anak untuk
Pendidikan Universitas Trunojoyo bekerjasama dan berinteraksi dengan
Madura secara bertahap dan baik. Terdapat beberapa pengertian
berkesinambungan. mengenai pembelajaran kooperatif yang
Winkel (1996: 53) menyebutkan dikemukakan oleh para ahli pendidikan.
belajar adalah suatu aktivitas mental atau Slavin (2009: 4) mendefinisikan bahwa
psikis yang berlangsung dalam interaksi pembelajaran kooperatif adalah strategi
aktif dengan lingkungan yang mengajar dimana para siswa bekerja
menghasilkan perubahan-perubahan dalam kelompok-kelompok kecil untuk
dalam pengetahuan, pemahaman, saling membantu satu sama lainnya dalam
ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan mempelajari materi pelajaran.
itu bersifat secara relatif dan berbekas. Berdasarkan definisi diatas dapat
Pengertian belajar (learning) secara disimpulkan bahwa pembelajaran
umum dapat diartikan sebagai proses kooperatif adalah pembelajaran yang
perubahan perilaku yang relatif menetap dilakukan dengan membentuk kelompok-
sebagai hasil dari pengalaman (Hipitiew, kelompok kecil, dimana setiap anggota
2009:1). Dari penjelasan beberapa ahli di dapat saling membantu, berbagi
atas dapat dipadatkan bahwa belajar pengetahuan dan bekerjasama untuk
merupakan sebuah proses kegiatan aktif menyelesaikan lembar kegiatan siswa.
yang dilakukan siswa dalam membangun STAD merupakan salah satu
makna atau pengalaman. metode pembelajaran kooperatif yang
Pada pembelajaran kooperatif, paling sederhana dan merupakan model
guru bukan lagi berperan sebagai satu- yang paling baik bagi guru dalam
satunya narasumber melainkan sebagai menggunakan pendekatan kooperatif.
4 Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
Slavin (2009: 143) menjelaskan bahwa mencapai tujuan telah diberikan, bahan-
pembelajaran kooperatif tipe STAD bahan atau material telah disusun dengan
adalah Pembelajaran kelompok yang rapih, dan alat ukur atau evaluasi juga
terdiri dari empat atau lima orang dengan disertakan. Bahan belajar dalam
struktur heterogen, heterogen dari pembelajaran model ini disebut juga
prestasi, jenis kelamin, dan etnis. Materi sebagai, “self contained materials.”
dirancang untuk belajar kelompok, siswa Bahan belajar ini berperan juga
bekerja menyelesaikan lembar kegiatan sebagai media. Media pembelajaran
secara bersama-sama berdiskusi dan yang mempersyaratkan situasi seperti di
saling membantu dalam kelompoknya. atas dapat berwujud modul, paket
Pembelajaran kooperatif tipe STAD belajar, kaset dan perangkat lunak
merupakan salah satu tipe belajar komputer yang dipakai oleh siswa
kooperatif dalam kelompok kecil yang (pebelajar) atau peserta pelatihan. Dalam
menekankan pada aktifitas dan interaksi kondisi ini, guru atau instruktur berfungsi
diantara siswa untuk saling memotifasi sebagai fasilitator pembelajaran. Guru
dan saling membantu dalam menguasai harus memiliki komitmen terhadap
materi pelajaran guna mencapai prestasi keberadaan media pembelajaran, dimana
yang maksimal. Menurut Slavin pembelajaran harus dirancang
(2009:143) mempunyai lima tahapan, sedemikian rupa dan didasarkan pada
yaitu (a) tahap penyajian materi, (b) tahap apa yang ingin dilakukan oleh siswa
kegiatan kelompok, (c) tahap tes individu, (pebelajar), atau apa yang ingin
(d) tahap perhitungan skor perkembangan dihasilkan oleh siswa, atau siswa ingin
individu, dan (e) tahap pemberian menjadi apa. Jika media digunakan
penghargaan kelompok. untuk memfasilitasi pembelajaran
Media juga berfungsi secara (proses belajar dan mengajar), maka
efektif dalam konteks pembelajaran media itu harus dipilih dan digunakan
yang berlangsung tanpa menuntut karena media ini memiliki potensi untuk
kehadiran guru. Media sering dalam mempermudah belajar.
bentuk “kemasan” untuk mencapai Media pembelajaran adalah
tujuan pembelajaran. Dalam situasi media yang memungkinkan terwujudnya
seperti ini, tujuan telah ditetapkan, hubungan langsung antara karya sesorang
petunjuk atau pedoman kerja untuk pengembang mata pelajaran dengan para
Fachrur Rozie : Analisis Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Model STAD Berbantukan Multimedia
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa PGSD Pada Mata Kuliah TIK 5
siswa. Secara umum peranan guru yang pendidik diharapkan dapat menciptakan
menggunakan media tentu akan berbeda pengalaman belajar yang lebih bermakna,
dengan guru yang tidak menggunakan memfasilitasi proses interaksi antara
media pembelajaraan (Ronald H. peserta didik dengan pendidik, sesama
Anderson, 1987:21). Miarso dalam peserta didik, dan peserta didik dengan
(Susilana, 2009: 6) menyebutkan bahwa ahli bidang ilmu yang relevan di mana
media pembelajaran merupakan segala saja. Sudjana & Rifai (dalam Sukiman
sesuatu yang dapat digunakan untuk 2012:43) mengemukakan
menyalurkan pesan yang dapat kegunaan/manfaat media pembelajaran
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dalam proses belajar peserta didik adalah
dan kemauan siswa untuk belajar. Dari sebagai berikut.
penjelasan di atas media pembelajaran a. Pembelajaran akan lebih menarik
merupakan salah satu sarana komunikasi perhatian dalam proses belajar
penting dalam pembelajaran yang peserta didik sehingga dapat
bertujuan untuk membantu menumbuhkan motivasi belajar.
mempermudah siswa dalam proses b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas
belajarnya. Media pembelajaran dapat maknanya sehingga dapat lebih
terdiri dari dua unsur penting, yaitu unsur mudah dipahami oleh peserta didik
peralatan atau unsur perangkat keras dan memungkinkannya menguasai
(hardware) dan unsur pesan yang dan mencapai tujuan pembelajaran.
dibawanya (Software). Dalam hal ini c. Metode mengajar akan lebih
perlu ditekankan bahwa media bervariasi, sehingga peserta didik
pembelajaran memerlukan peralatan tidak mudah bosan dalam belajarnya.
untuk menyajikan pesan, namun yang d. Peserta didik dapat lebih banyak
terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi melakukan kegiatan belajar sebab
pesan atau informasi belajar yang tidak hanya mendengar uraian guru,
dibawakan oleh media tersebut. tetapi juga aktivitas lain seperti
Selain fungsi-fungsi mengamati, melakukan,
sebagaimana di atas, media pembelajaran mendemonstrasikan, memerankan,
juga memiliki nilai dan manfaat. Asyhar dll.
(2012:93) menyebutkan bahwa Multimedia berbasis komputer
pemanfaatan media pembelajaran oleh sangat menjanjikan untuk penggunaannya
6 Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
dalam bidang pendidikan. Meskipun saat pesan atau isi pelajaran. Penyajian
ini masih dianggap mahal, dalam informasi berbasis multimedia ini
beberapa tahun mendatang biaya tersebut disajikan dalam bentuk dokumen hidup
biaya itu akan semakin rendah dan dapat yang di tampilkan atau di proyeksikan
terjangkau sehingga dapat digunakan disebuah layar proyektor, dapat didengar
secara meluas di berbagai jenjang suaranya dan dilihat geraknya (video dan
sekolah. Perkembangan teknologi pada animasi). Penyajian informasi dengan
akhirnya juga merambah kepada dunia menggunakan multi media ini adalah
pendidikan. Banyak sekolah yang sebuah penyajian data yang dikemas
sekarang memakai teknologi ini untuk secara menyenangkan, mudah dimengerti,
memperlancar pembelajaran di sekolah. dan jelas karena dalam penyajian ini
Teknologi dalam pembelajaran bisa multimedia mencoba menggabungkan
menjadi sarana pembelajaran, fungsi panca indra khususnya indra
metode/media dan sebagai sumber belajar pendengar dan indra penglihat yang
bagi peserta didik. Sebagai sarana, digunakan untuk menyerap informasi.
teknologi merupakan alat untuk Hasil belajar sangat diperlukan
memperlancar pembelajaran. Sebagai dalam sebuh pembelajaran, karena hasil
metode/media, teknologi sebagai inovator belajar digunakan untuk mengukur sejauh
agar pembelajaran menjadi lebih menarik. mana materi pelajaran yang telah di
Sedangkan sebagai sumber belajar, sampaikan dapat diserap oleh siswa atau
tekonologi sebagai salah satu penyedia tidak. Benyamin S.Bloom (1956) dalam
informasi bagi peserta didik. Diantara Arifin (2013:21) hasil belajar dapat di
banyaknya jenis teknologi salah satu yang kelompokkan kedalam tiga domain, yaitu
dapat digunakan untu sarana kognitif, afektif dan psikomptor. Setiap
pembelajaran adalah multimedia. Arsyad domain disusun menjadi beberapa jenjang
(2009:170) menyatakan multimedia pada kemampuan, mulai dari hal yang
umumnya dikenal dewasa ini adalah sederhana sampai dengan hal yang
berbagai macam kombinasi, grafik, teks, kompleks, mulai dari hal yang mudah
suara, video, dan animasi. Penggabungan sampai dengan hal yang sukar, dan mulai
ini merupakan suatu kesatuan yang secara dari hal yang konkrit sampai dengan hal
bersama-sama menampilkan informasi, yang abstrak.
Fachrur Rozie : Analisis Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Model STAD Berbantukan Multimedia
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa PGSD Pada Mata Kuliah TIK 7
kelas yang terbagi menjadi 5 angkatan peneliti. Selain itu data yang ingin
tiap tahun yang berbeda dan beralamatkan dikumpulkan yaitu dokumen hasil belajar
Jl. Raya Telang, PO.Box. 2 Kamal, mahasiswa sebelum diberi treatmen.
Bangkalan – Madura. Penelitian ini akan Dalam penelitian ini data yang
dilakukan pada mahasiswa semester III S dikumpulkan adalah data awal, data saat
1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar proses penelitian dan data hasil pelaksaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan penelitian.
Universitas Trunojoyo Madura pada Pada bagian ini di uraikan cara
semester ganjil tahun ajaran 2015-2016, 1 menganalisis data untuk menjawab
kelas yaitu kelas E PGSD semester III. rumusan masalah. Analisis data
Dari segi pengetahuan tentang komputer merupakan cara yang paling menentukan
para mahasiswa sebagain besar banyak untuk menyusun dan mengolah data yang
yang tidak menguasai atau kurang mahir terkumpul, sehingga menghasilkan suatu
dalam menggunakan komputer. Sehingga kesimpulan yang dapat
kemampuan-kemampuan dasar mengolah dipertanggungjawabkan kebenarannya.
komputer masih belum dikuasai oleh para Dalam penelitian ini data yang akan
mahasiswa dianalisis atau dikaji adalah rumusan
Data yang diingin dikumpulkan masalah antara lain:
adalah data hasil belajar mahasiswa a. Penerapan pembelajaran kooperatif
sebelum dan sesudah penelitian tipe STAD berbantukan multimedia
dilaksanakan. Dalam penelitian pada MK TIK yang dilakukan dengan
pengecekan keabsahan data ini dilakukan mengobservasi proses pembelajaran
dengan menggunakan teknik Triangulasi ini.
data dengan memanfaatkan sesuatu di luar b. Peningkatan hasil belajar MK TIK
data untuk keperluan pengecekan/ melalui Penerapan pembelajaran
pembanding terhadap data tersebut. Pada kooperatif tipe STAD berbantukan
Penelitian ini data digunakan untuk multimedia pada Mahasiswa S 1
memperoleh atau mengumpulkan PGSD. Prosentase hasil belajar
informasi mengenai hasil belajar mahasiswa (Ph) dicari dengan rumus
matakuliah TIK dangan mahasiswa :
sebagai bahan data utama maupun
Ph = A x 100
pendukung yang nantinya akan digunakan N
Fachrur Rozie : Analisis Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Model STAD Berbantukan Multimedia
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa PGSD Pada Mata Kuliah TIK 9
sesudah diberi treatmen apakah ada refleksi I. Pada siklus II terdapat tahapan
perbedaan hasil belajar yang diperoleh kegiatan perencanaan tindakan II,
mahasiswa atau tidak. Dalam melakukan pelaksanaan tindakan II, observasi
observasi, observer dibantu dengan tindakan II, dan refeksi tindakan II.
pedoman observasi yakni pedoman Kegiatan pada setiap tahapan pada siklus
observasi keterlaksanaan pembelajaran II disesuaikan dengan masalah-masalah
oleh dosen, dan pedoman observasi hasil proses dan hasil pembelajaran yang terjadi
belajar mahasiswa selama pembelajaran. pada siklus I. Tujuan yang belum tercapai
Dalam observasi dilakukan kegiatan pada siklus I akan dilanjutkan dan diatasi
dokumentasi dengan merekam dalam pada siklus II sehingga rancangan
bentuk video dan foto sebagai alat bantu penelitian belum bisa didiskripsikan
menganalisis pembelajaran. tentang kegiatan dan perbaikan yang akan
d. Refleksi Tindakan I dilakukan pada siklus II.
Pada tahap ini, peneliti melakukan
refleksi terhadap proses dan hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pra Siklus
Refleksi atau mempertimbangkan baik Tahap Pra siklus ini bertujuan
atau buruknya, atau berhasil belumnya untuk memperoleh data mengenai kondisi
tindakan, merupakan bagian dari tahap awal dan penyesuaian cara mengajar yang
diskusi dan analisis penelitian sesudah sebelumnya yang menggunakan metode
penelitian dilakukan. Refleksi yang lama dan diganti menggunakan metode
dimaksud adalah berfikir ulang terhadap pembelajaran kooperatif STAD. Hal ini
apa yang sudah atau belum dilakukan, dilakukan untuk memperoleh data tentang
apa yang sudah atau belum dicapai, kondisi awal mahasiswa, selain itu
masalah apa yang belum terpecahkan, dan peneliti juga mengkaji hasil belajar
menentukan tindakan yang perlu mahasiswa pada materi sebelumnya.
dilakukan untuk meningkatkan kualitas Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
proses dan hasil pembelajaran yang akan pembelajaran. Berikut paparan kegiatan
dilanjutkan pada siklus II. pembelajaran pada tahap pra siklus. Tahap
Siklus II pra siklus dilaksanakan dengan tujuan
Setelah adanya refleksi I maka agar mahasiswa dapat menyesuaikan cara
akan muncul permasalahan baru hasil mengajar yang sebelumnya dengan
Fachrur Rozie : Analisis Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Model STAD Berbantukan Multimedia
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa PGSD Pada Mata Kuliah TIK 11
Dari kegiatan pembelajaran yang Dari data tersebut maka dapat disajikan
telah dilaksanakan pada siklus I diperoleh data nilai deskripsi pada siklus I.
juga nilai hasil belajar TIK mahasiswa.
Dapat dijelaskan dalam tabel 4.1 bahwa mencapai target sehingga perlu adanya
nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa perbaikan, dan ada beberapa masukan
pada siklus I adalah 72,6 dengan yang dapat bermanfaat. Dari hasil data
presentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh maka menurut peneliti
mahasiswa mencapai 64,9 % sedangkan perlu diadakannya siklus II sebagai upaya
mahasiswa yang belum tuntas adalah 35,1 perbaikan karena target yang diinginkan
% dari jumlah seluruh mahasiswa. belum tercapai yaitu ≥ 70 % mahasiswa
Refleksi tuntas dari jumlah semua mahasiswa.
Bedasarkan hasil observasi Siklus II
terhadap kegitan siklus I, diketahui bahwa Siklus II dilaksanakan pada hari
kegiatan belajar mahasiswa telah Senin, 21 September 2015 pukul 15.50 s/d
mengalami peningkatan. Meskipun ada 17.30 WIB. Siklus II merupakan usaha
beberapa mahasiswa yang masih belum perbaikan dari siklus I. Usaha perbaikan
bisa baik dalam memahami materi, dari ini bertujuan agar aktifitas dan hasil
hasil pengamatan observer mahasiswa belajar mahasiswa dapat meningkat dan
kurang memperhatikan saat kegiatan- mencapai kriteria ketuntasan dengan kata
kegiatan pembelajaran berlangsung. lain usaha perbaikan ini menyangkut
Selain itu namapak mahasiswa masih sulit perencanaan dan pelaksanaan tindakan
untuk memahami istilah-istilah asing dari yang belum sempurna pada siklus I.
materi yang dijelaskan. Namun dapat Siklus II ini dilaksanakan dalam satu kali
diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam
mengalami peningkatan meskipun pelajaran (2 x 35 menit). Tahapan dalam
presentase ketuntasan hasil belajar belum Siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut.
Fachrur Rozie : Analisis Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Model STAD Berbantukan Multimedia
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa PGSD Pada Mata Kuliah TIK 15
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk menemukan sesuatu yang baru dan
Univ. Trunojoyo Madura, juga dapat mengarah pada kebaikan hingga pada
diterapkan dalam matakuliah yang lain. akhirnya benar-benar dapat bermanfaat
Bagi peneliti lain, diharapkan bagi kemajuan dunia pendidikan.
dapat mengembangkan penelitian ini
DAFTAR RUJUKAN
Arief, S. Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Asyhar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Jakarta.
Aqib, Z. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia.
Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Aswan, Z., Bahri, S., dan Djamarah. 2002. Strategi Belajar-mengajar. Jakarta PT Rineka
Cipta.
Moleong, L J. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ramansyah, W. 2012. Strategi Pembelajaran. Madura: UTM PRESS.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E. dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar Kontemporer. Bandung:JICA
Sukiman, 2012. Pengembangan Media Pembalajaran. Yogyakarta: Pedagogia.