LAPORAN KPL
Oleh
Dea Aulia Larasati 180341663069
Nikita Rizky 180341663059
Pujo Duryat 180341863036
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah pada penelitian ini yaitu.
1. Apakah keterampilan komunikasi meningkat setelah diterapkan model
pembelajaran PjBL?
2. Apakah keterampilan kolaborasi meningkat setelah diterapkan model
pembelajaran PjBL?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
2. Untuk mengetahui peningkatkan keterampilan komunikasi mahasiswa setelah
mengikuti pembelajaran PjBL.
3. Untuk mengetahui peningkatkan keterampilan kolaborasi mahasiswa setelah
mengikuti pembelajaran PjBL.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan penelitian tindakan
kelas.
2. Memberikan gambaran tentang pentingnya pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa.
3. Membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan komunikasi dan
kolaborasi mahasiswa.
4. Memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran pada matakuliah
pengembangan bahan ajar biologi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang banyak dibutuhkan
untuk menunjang keterampilan abad 21 seperti analisis, evaluasi, pemecahan
masalah, metakognisi, kolaborasi, dan teknologi (Mohan, et al., 2010; Greenstein,
2012). Keterampilan komunikasi adalah salah satu unsur keterampilan generik yang
penting di kalangan mahasiswa (Iksan, 2012). Kompetensi komunikasi adalah
kompetensi esensial guru (Zlatić a, et al, 2014). Seseorang yang terampil
berkomunikasi akan mampu memproses dan menafsirkan informasi verbal dan
nonverbal dari orang lain untuk merespons dengan tepat (National Research Council,
2011). Komunikator yang terampil dapat memilih bagian penting dari sebuah ide
kompleks untuk diekspresikan dalam kata, suara, dan gambar untuk membangun
pemahaman bersama (Levy & Murnane, 2004).
Keterampilan komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang tidak bisa
dipisahkan dari proses belajar dan mengajar seperti membaca, mendengar, dan
mengobservasi (Greenstein, 2012). Keterampilan komunikasi memiliki pengaruh
yang tinggi dalam aspek pengajaran (Duta, et al, 2015). Keterampilan ini dibutuhkan
untuk membangun interaksi yang baik dengan orang lain, bekerjasama dalam tim,
memecahkan masalah, menggunakan informasi dan teknologi, dan memanajemen
diri sendiri untuk terus belajar sepanjang hayat (Grant & Dickson, 2006; Klein, et al,
2006).
Keterampilan komunikasi yang rendah dapat membuat kemampuan bekerja
sama dan kemampuan menulis yang rendah (Fletcher, et al., 2017). Untuk itu peserta
didik harus diberi kesempatan untuk mempraktikkan komunikasi dalam lingkungan
yang konstruktif dan suportif (Odhayan, 2011). Dengan demikian, dalam kecakapan
komunikasi tercakup kecakapan mendengarkan, berbicara, dan kecakapan menulis
pendapat/gagasan (Supriatna, 2009). Metode penilaian yang dilakukan untuk
mengukur keterampilan berkomunikasi berbeda-beda sesuai dengan isi, tujuan, dan
jenis keterampilannya (Hagel, 2012). Metode penilaian keterampilan komunikasi
tidak bisa disamakan antara satu dengan yang lain tetapi bisa disesuaikan terhadap
standar, proses, serta produk yang dihasilkan (Greenstein, 2012). Keterampilan
komunikasi dapat diukur menggunakan rubrik keterampilan komunikasi (Greenstein,
2012). Secara rinci indikator keterampilan komunikasi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Komunikasi
No Indikator Definisi
Penyampaian Pesan Kemampuan dalam mengenali, menyampaikan, dan
1 mengorganisasikan pesan dengan sangat baik.
B. Keterampilan Kolaborasi
Keterampilan kolaborasi merupakan keterampilan bekerja bersama secara efektif
dan menunjukkan rasa hormat kepada anggota tim yang beragam, melatih kelancaran
dan kemauan dalam membuat keputusan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
bersama (Greenstein, 2012). Sedangkan menurut Bawden (2008) kolaborasi dalam
pembelajaran diutamakan pada kegiatan merencanakan dan bekerja bersama untuk
mempertimbangkan berbagai perspektif, dan untuk berpartisipasi dalam kelompok
diskusi guna meningkatkan produktivitas dan peningkatan kelompok. Dengan
demikian, pembelajaran kolaboratif dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang
memudahkan para siswa bekerjasama, saling membina, belajar dan berubah bersama,
serta maju bersama pula. Inilah filsafat yang dibutuhkan dunia global saat ini.
Menurut Greenstein (2012) terdapat beberapa indikator untuk mengukur
ketrampilan kolaboratif yaitu (1) bekerja secara produktif, (2) mendemonstrasi sikap
menghormati, (3) kompromi, dan (4) membagi tanggung jawab; setiap orang
berkontribusi.
Diberdayakan melalui
model pembelajaran berbabsis
proyek/PjBL
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir dapat diajukan hipotesis tindakan dalam penelitian
tindakan kelas sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran PjBL pada matakuliah PBAB dapat
mengingkatkan keterampilan komunikasi mahasiswa.
2. Penerapan model pembelajaran PjBL pada matakuliah PBAB dapat
meningkatkan keterampilan kolaborasi mahasiswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Design Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas berbasis Lesson Study..
Penelitian tindakan kelas berbasis Lesson Study dilakukan untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran, sehingga hasil belajar mahasiswa dapat meningkat. Design
penelitian tindakan mengacu pda model penelitian tindakan kelas yang akan
digunakan yaitu model PTK Kammis dan M. Taggart (1993). Pada model ini setiap
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
obeservasi, dan refleksi. Model PTK yang digunakan digambarkan dalam skema
Gambar 3.1.
Reaksi
Awal
Planning
Siklus I
Reflecting Acting
Observing
Siklus II
Replannin
g
Reflecting
Acting
Observing
2. Observasi
a. Menilai pelaksanaan pembelajaran di kelas. Penilaian dilakukan oleh observer
yang sudah ditunjuk. Penilaian dilakukan dengan memperhatikan rubrik
keterlaksanaan sintaks.
b. Menilai keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa.
Keterampilan komunikasi
Keterampilan kolaborasi
Setelah data keterampilan komunikasi mahasiswa diperoleh dilakukan
perhitungan dan dikategorikan berdasarkan persentase keterampilan kolaborasi yang
diperoleh masing-masing mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kategori Ketarampilan Kolaborasi Mahasiswa
Kriteria Kolaborasi Presentase
Sangat Baik 81-100 %
Baik 61-80%
Cukup Baik 41-60%
Kurang Baik 21-40%
Sangat Kurang Baik 0-20%
Sumber: Dimodifikasi dari Widoyoko (2012).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pra Penelitan
Kegiatan prapenelitian dilakukan dengan tujuan untuk menghimpun data sebelum
dilakukan kegiatan siklus 1. Kegiatan yang dilakukan diantaranya menghimpun data
distribusi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dan data kondisi kelas. Penelitian
dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Biologi kelas A FMIPA UM. Mahasiswa kelas
A terdiri dari 36 orang, jumlah mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
9 orang dan perempuan sebanyak 27 orang (Tabel 4.1).
Data distribusi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Kelas PBAB A Off A Tahun Pelajaran 2019/2020
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 9 25 %
2 Perempuan 27 75 %
Total 36 100 %
Selain data tentang jumlah dan distribusi jenis kelamin mahasiswa, tahap ini
juga dilakukan observasi awal guna melihat kondisi awal kegiatan pembelajaran.
Hasil observasi keterampilan komunikasi dan kolaborasi pada mahasiswa Pendidikan
Biologi Universitas Negeri Malang, pada matakuliah Pengembangan Bahan Ajar
masih rendah. Hal tersebut terbukti ketika mereka diberi kesempatan untuk
berdiskusi baik dalam kelompok kecil atau diskusi kelas mahasiswa belum semua
aktif berdiskusi dan berkerjasama dalam kelompoknya.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka perlu ditingkatkan komunikasi dan
kolaborasi. Rekomendasi atas masalah yang ditemui tersebut yaitu dengan
menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan komunikasi dan kolaborasi/
yang memfokuskan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Model
pembelajaran yang digunakan yaitu model pebelajaran PjBL. Model dipilih dengan
pertimbangan sesuai dengan tujuan instruksional pembelajaran yaitu membuat
sebuah produk hasil pengembangan dan dapat memacu mahasiswa berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
B. Siklus 1
1. Plan PTK
Tahap plan pertama dimulai dari merencanakan pelaksanaan dengan membagi
tugas untuk masing-masing mahasiswa KPL. Pembagian tugas dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pembagian Dosen Model dan Observer Kegiatan LS Pada Siklus 1
Pertemuan Nama Dosen Nama Observer Materi
Model
1 Pujo Duryat Dea Aulia Larasati Pengembangan Materi Ajar Berdasarkan
Hasil Menurunkan dari KD dan Indikator
Nikita Rizki
2 Dea Aulia Larasati Nikita Rizki Pengembangan bahan ajar
Pujo Duryat
3 Nikita Rizki Pujo Duryat Pengembangan bahan ajar
Dea Aulia Larasati
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa setiap mahasiswa KPL memiliki
kesempatan untuk menjadi Dosen model dan observer. Dosen model pertama yaitu
Pujo Duryat diteruskan pada petemuan ke dua Dea Aulia Larasati, dan Pertemuan Ke
Tiga Nikita Rizki. Setelah mahasiswa dibagi tugas selanjutnya kami membicarakan
dan berdiskusi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Rencana
pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
No Hari, Tanggal Waktu Tindakan
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada kegiatan plan dosen model
dan kolega peneliti melakukan diskusi mengenai satuan acara perkuliahan, lesson
design, chapter design, menentukan alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar (komunikasi dan kolaborasi) dan mendiskusikan model pembelajaran (tahap
sintaks) PjBL yang akan diterapkan. Tahap model yang digunakan perlu dibahas
karena mengingat kami masuk di kelas KPL tidak sejak awal perkuliahan sehingga
kami menyesuaikan dengan kondisi kelas dan kondisi materi yang sedang diperlajari.
Kegiatan pada tahap ini diakhiri dengan membagi kelompok kerja mahaiswa menjadi
12. Rincian kelompok belajar mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Pembagian Kelompok Belajar Mahasiswa
Kelompok Nama Kelompok
Arief Baskara
1 Bella Ayu Ratnasari
Septi Rika Widyasari
Fikri Syahir R
2 Inaya Setiani
Shita Anastasia
Adelia Dwinta
3 Fahrul Ghani M.
Galuh Fahmi
Bela Mulia Wati
4 Prianka Delvina Putri
Wachidah Hayuana
Mileni Umi Ramadhanti
5 Noviansyah Kusmahardhika
Ratna Putri Kusuma Wardhani
Alfia Nur Anisa
6 Hafidh Yanuar P.
Zemira Shine G.
Annisyah Nurmitha
7 Aulia Renais
Fadilah Eka Wulandari
Ike Safitri
8 Mahdiyani Nur F.
M. Nur Wais Al Qorni
Faisal Falah
9 M Rifqi
Windi riskikolis
Rahmat Aditya K
10 Rani Nurlaili
Tika
Firnindia Putri
11 Izjaach Watul Diah
Melia Dita S.P
Muhammad Karrel F
12 Reihan Diah R N
Witia Ardipeni
b. Pertemuan Kedua
1) Perencanaan (Plan) LS
Perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan pertemuan kedua siklus 1
yaitu menyusun satuan acara perkuliahan (SAP). Pada kedua pertama ini
dilaksanakan sintaks pembelajaran PjBL 4) Memonitoring dan Perkembangan
Proyek. Rencana perbaikan pada pertemuan kedua ini adalah memperbaiki
pengaturan kelas agar tidak gaduh sehingga alokasi waktu yang telah diagendakan
terlaksana sesuai SAP dan agar kegiatan pembelajaran lebih efektif.
2) Pelaksanaan Pembelajaran (Do)
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 8 Oktober 2019 di gedung O8
FMIPA Universitas Negeri Malang pukul 15.15-17.30 WIB. Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan kegiatan yang direncanakan.
a) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dimulai dibuka dengan mengucapkan salam, berdoa,
presensi dan recall mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya.
b) Inti
Memonitoring dan Perkembangan Proyek
Mahasiswa mengembangkan produk sesuai dengan model pengembangan
dipilih. Tahap pertama yang dilakukan mahasiswa yaitu menjabarkan kegiatan yang
dilakukan pada setiap tahapan pengembangan sesuai dengan model pengembangan
masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan pengembangan produk.
Dosen melakukan monitoring kepada masing-masing kelompok dan mengecek
kemajuan tugas. Dosen memantau keaktifan siswa selama pembuatan proyek,
memantau realisasi perkembangan, dan membimbing jika mengalami kesulitan.
c) Penutup
Kegiatan penutup yang dilakukan pada akhir pembelajaran yaitu dengan
memberikan kesempatan mahasiawa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan, dilanjutkan dengan memberikan pengutan dan menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya, serta
menutup kegiatan pembelajaran dengan doa.
C. Siklus 2
3. Plan PTK
Tahap plan pertama dimulai dengan merencanakan pelaksanaan dengan
membagi tugas untuk masing-masing mahasiswa KPL. Pembagian tugas dapat
dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Pembagian Dosen Model dan Observer Kegiatan LS Pada Siklus 2
Pertemuan Nama Dosen Nama Observer Materi
Model
1 Pujo Duryat Dea Aulia Larasati Pengembangan bahan ajar
Nikita Rizki
2 Dea Aulia Larasati Nikita Rizki Pengembangan bahan ajar
Pujo Duryat
3 Nikita Rizki Pujo Duryat Validasi Bahan Ajar
Dea Aulia Larasati
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa setiap mahasiswa KPL memiliki
kesempatan untuk menjadi Dosen model dan observer. Dosen model pertama yaitu
Pujo Duryat diteruskan pada petemuan ke dua Dea Aulia Larasati, dan pertemuan ke
tiga Nikita Rizki. Setelah mahamahasiswa dibagi tugas selanjutnya kami
membicarakan dan berdiskusi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan. Rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
No Hari, Tanggal Waktu Tindakan
1 Selasa, 22 Oktober 2019 15.15-17.30 WIB Siklus II
2 Selasa, 29 Oktober 2019 15.15-17.30 WIB
3 Selasa, 5 November 2019 15.15-17.30 WIB
Ketrampilan
Kolaborasi
Gambar 4.6 Hubungan antara Setiap Fase dalam Project Based Learning
dengan Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil tindakan yang sudah dilakukan selama 2 siklus, maka dapat
dissimpulkan bahwa
1. Penarapan model PjBl dapat meningkatkan keterampilan komunikasi mahasiswa.
Peningkatan tersebut dapat dilihat selama proses pembelajaran dari pertemuan
pertama sampai dengan pertemuan ketiga pada setiap siklusnya. Peningkatan
keterampilan komunikasi yaitu sebesar 79,39 data ini diperoleh darai hasil
pengamatan pada pertemuan ketiga siklus 2. Hasil ini menjukkan perbedaan yang
cukup berarti jika dibandingkan dengan keterampilan komunikasi yang diperoleh
pada kegiatan pembelajaran pada siklus pertama pertemuan pertama
keterampilan komunikasi hanya sebesar 59,72.
2. Penarapan model PjBl dapat emningkatkan keterampilan komunikasi mahasiswa.
peningkatan tersebut dapat dilihat selama proses pembelajaran dari pertemuan
pertama sampai dengan peetmeuan ketiga pada setiap siklusnya. Peningkatan
keterampilan komunikasi sebesar 80,9 data ini diperoleh darai hasil pengamatan
pada pertemuan ketiga siklus 2. Hasil ini menjukkan perbedaan yang cukup
berarti jika dibandingkan dengan keterampilan kolaborasi yang diperoleh pada
kegiatan pembelajaran pada siklus pertama pertemuan pertama keterampilan
kolaborasi hanya sebesar 62,67.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn dalam penerapan model PjBL
pada matekuliah pengembangan bahan ajar biologi dapat dikemukakan saran sebagai
berikut.
1. Untuk meminimalisir kesalahan dalam penilaian komunikasi dan kolaborasi
mahaiswa dalam kegiatan pembelajaran sebagiknya disediakan kamera untuk
merekam kegiatan belajar sehingga dapat digunakan sebagai koreksi dalam
menentukan skor penilaian akhir.
2. Dosen model perlu memperhatikan hasil belajar lain sehingga berdasarkan
penerapan PjBL juga mengetahui konsep atau kemampuan kogintif mahaiswa,
sehingga mengetahui ketika mahaiswa aktif komunikasi dan kolaborasi namun
juga paham akan konsep yang dipelajari.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, I. K., Amri, S. Dan Elisah, T.. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah
Terpadu. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
Bell, S. 2010. Project Based Learning for The 21 st Century: Skills for The Future.
The Clearing House. Routledge Tailor & Francis Group (2010). 83: 39-43.
Cameron, S., & Carolyn C. 2014. Project-Based Learning Task for Common Core
State Standards, Grade 6-8. United State of America: Mark Twain Media,
Inc.
Duta, N., Georgeta, P., & Ion-Ovidiu, P. 2015. The Effective Communication in
Teaching. Diagnostic study regarding the academic learning motivation to
students. Procedia - Social and Behavioral Sciences 186 (2015)
1007-1012.
Ferguson. 2004. Careers Skills Library: Communication Skills, Second Edition. New
York: Facts On File, Inc.
Fletcher, A.J., Sharif, A.W.A., & Haw, M.D., 2017. Using the Perceptions of
Chemical Engineering Students and Graduates to Develop Employability
Skills. Education for Chemical Engineers, 18, 11–25. doi:
10.1016/J.ECE.2016.07.001.
Hagel, J. 2012. The real value of online communities. Harvard Business Review,
Vol. 74, pp. 134-40.
Hall, G. E., R. Quinn, dan P. Gollnick. 2008. Mengajar dengan Senang. Jakarta: PT
Macanan Jaya Cemerlang.
Hasibuan, J.J. & Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Iksan, Z, H., Effendi, Z., Tamby, S, M, M., Kamsiah, O., Denise, K, C, L., Siti, N, D,
M., & Pramela, K. 2012. Communication skills among university students.
Procedia Social and Behavioral Sciences 59 (2012) 71-76.
Khan, A., Salahuddin, K., Syed, Z., & Manzoor, K. 2017. Communication Skills of a
Teacher and Its Role in the Development of the Students’ Academic
Success. Journal of Education and Practice ISSN 2222-1735 Vol.8, No.1,
2017.
Klein, C., DeRouin, R.E., & Salas, E. 2006. Uncovering Workplace Interpersonal
Skills: A Review, Framework, And Research Agenda. In G.P. Hodgkinson
and J.K. Ford (Eds). International Review of Industrial and Organizational
Psychology, 21, 80-126. NewYork: Wiley and Sons.
Levy, F., & Murnane, R.J. 2004. The New Division of Labor: How Computers Are
Creating the Next Job Market. Princeton, NJ: Princeton University
Press.
Mohan, A., Merle, D., Jackson, C., Lannin, J., Nair, S.S., 2010. Professional Skills in
The Engineering Curriculum. IEEE Transactions on Education, 53, 562-571.
doi: 10.1109/TE.2009.2033041.
Prilanita, Y.N. & Sukirno. 2017. Peningkatan Keterampilan Bertanya Siswa Melalui
Faktor Pembentuknya. Cakrawala Pendidikan. XXXVI, No.
Saenab, S., Yunus, S. R., & Virninda, N.R. 2017. PjBL untuk Pengembangan
Keterampilan Mahasiswa: Sebuah kajian deskriptif tentang peran PjBL
dalam melejitkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa.
ProceedingOf National Seminar Reseach and Community Service Intitute
Universitas Negeri Makasar.
Slavin, R.E. 2005. Cooperatif Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Trilling, B. & Hood, P. 1999. Learning, technology, and education reform in the
knowledge age or “we’re wired, webbed, and windowed, now what?”.
Educational Technology.
Turney, C. 1993 Sydney Micro Skills Handbook Series 1-5. Sidney: Sydney.
University.
Wambui, T, W., Alice, W. K., & Elizabeth, G. 2012. Communication Skills Vol. I
Students Coursebook. Germany: LAP LAMBERT Academic Publishing
Gmbh & Co. KG.