Anda di halaman 1dari 44

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI &

KOLABORASI MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UM PADA


MATAKULIAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PjBL

LAPORAN KPL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kuliah Praktik Lapangan


Dibina Oleh Prof. Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd

Oleh
Dea Aulia Larasati 180341663069
Nikita Rizky 180341663059
Pujo Duryat 180341863036

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DESEMBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Studi S1 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang memiliki
tujuan untuk menghasilkan sarjana pendidikan yang berkualitas dan mampu
menghasilkan karya yang unggul dalam bidang pendidikan biologi. Salah satu mata
kuliah yang mendukung tercapainya tujuan tersebut adalah mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar Biologi. Setelah menempuh mata kuliah ini para
mahasiswa diharapkan mampu mengeneralisasi secara komprehensif tentang: konsep
bahan ajar; macam/jenis bahan ajar; dan model-model pengembangan bahan ajar
yang berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif serta literat
terhadap informasi, media, dan teknologi; terampil menguraikan Kompetensi Dasar
(KD) pada mata pelajaran Biologi di sekolah menengah menjadi indikator-indikator
kompetensi yang kemudian dikembangkan menjadi materi ajar dan bahan ajar
berdasarkan model pengembangan tertentu yang berorientasi pada kemampuan
berpikir kritis, kreatif serta literat terhadap informasi, media, dan teknologi; terampil
merancang instrumen validasi bahan ajar yang tepat dan visibel untuk diterapkan.
Sejalan dengan tujuan pembelajaran matakuliah PBAB, di era pendidikan
abad 21 ini Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang kreatif mengkasilkan
karya inovatif (Muskitta & Djukuri, 2016) agar mampu menghadapi dan
memecahkan masalah atau isu dalam kehidupan sehari-hari yang semakin hari
semakin kompleks sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Siswa
diharapkan mampu mengasah keterampilan dan meningkatkan belajar untuk dapat
mengatasi tantangan global, seperti keterampilan berpikir kritis, kemampuan
berkomunikasi secara efektif, berinovasi dan memecahkan masalah melalui negosiasi
dan kolaborasi (Zubaidah, 2016). Tujuh kemampuan yang diperlukan untuk sukses
menghadapi tantangan pada abad 21 yaitu mampu berpikir kritis dan bertindak,
kreatif, kolaboratif memahami berbagai budaya, kemampuan komunikasi,
kemampuan komputer, dan mampu belajar mandiri (Trilling & Hood, 1999).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan menyebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi sebagai
agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial. Sebagai uapaya meningkatkan kompetensi
mahasiswa calon guru abad pada abad 21 ini, perlu dikembangkan keterampilan
berkomunikasi dan kolaborasi dengan baik.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan yang di dalamnya terkandung pesan dan makna tertentu (Caropeboka,
2017). Komunikasi diartikan sebagai proses memberi, menerima atau bertukar ide
(Wambui, et al, 2012; MTD training, 2010), informasi, pesan melalui media yang
sesuai, memungkinkan individu untuk membujuk, mencari informasi, memberi
informasi atau mengekspresikan emosi (Wambui, et al, 2012). Dalam kehidupan
sehari-hari komunikasi merupakan sebuah rutinitas (Ferguson, 2004).
Guru sebagai pelaku utama berinteraksi dengan siswa dalam pembelajaran
(Yuliantoro, 2015). Kemampuan menyampaikan pendapat penting sebagai modal
utama berkomunikasi. Seorang calon pendidik harus bisa berkomunikasi dengan baik
sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima oleh siswanya (Susanti, 2014).
Untuk itu guru diharuskan mampu berkomunikasi dengan baik., karena keterampilan
komunikasi menjadi salah satu kecakapan yang dibutuhkan untuk kemajuan bangsa
dan negara abad 21 (Lukitasari, 2017). Selain itu prestasi akademik siswa ditentukan
dengan berdasarkan keterampilan guru (Khan, et al, 2017). Guru yang memiliki
keterampilan komunikasi akan dapat mengembangkan model konseptual pengajaran
yang ideal (Kozikoglu, 2017). Gaya komunikasi guru dapat mempengaruhi minat
dan sikap siswa dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (Duta,
2015).
Berdasarkan hasil observasi keterampilan komunikasi pada mahasiswa
Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang, pada pembelajaran matakuliah
Pengembangan Bahan Ajar Biologi diperoleh bahwa keterampilan komuniaksi
mahasiswa calon pendidik ini masih rendah. Hal tersebut terbukti ketika mereka
diberi kesempatan untuk berdiskusi baik dalam kelompok kecil atau diskusi kelas
belum semua mahasiswa aktif berdiskusi, serta menyampaikan pendapatnya dengan
baik.
Keterampilan komunikasi erat kaitannya dengan kegiatan kolaborasi. Melalui
kegiatan kolaborasi diharapkan kegiatan komunikasi ini akan berkembang.
Kolaborasi itu sendiri merupakan salah satu keterampilan abad 21 yang membantu
siswa agar dapat memiliki hubungan saling belajar untuk meningkatkan
pemahamannya (Anantyarta & Sari, 2017). Karakter kolaborasi menunjukkan
kemampuan siswa dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan; beradaptasi
dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain;
menempatkan empati pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda (Greenstein,
2012).
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengembangkan model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas
keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran (Aunurahman, 2012).
Sebagian pendidik telah menyadari bahwa pembelajaran yang memandang peserta
didik menjadi cerdas, kritis, dan kreatif serta mampu bekerja sama, memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari merupakan hal penting
karena proses belajar yang diperoleh peserta didik selama ini lebih banyak pada
“belajar tentang” (learning about thing) daripada “belajar bagaimana” (learning how
to be) (Apriono, 2013). Oleh karena itu untuk membentuk mahasiswa calon guru
yang berkompeten maka perlu dikembangkan keterampilan komunikasi dan
kolaborasi.
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas
keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran dalam model Project
Based Learning (PjBL). Project Based Learning (PjBL) merupakan sebuah
pendekatan instruksional yang mengaitkan materi dengan keadaan lingkungan sekitar
(kejadian nyata) yang bertujuan untuk memberikan tantangan pada peserta didik
untuk dipecahkan. Pembelajaran ini lebih menekankan dalam bentuk konstruktivisme
yakni peserta didik yang membangun pengetahuannya sendiri (Stivers & Goodman,
2010). Berdasarkan hasil penelitian Rezeki dkk (2015), Project Based Learning
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada aspek kognitif ketuntasan siswa dari
41,67% pada siklus I menjadi 77,78% pada siklus II dan aspek afektif dari 58,33%
pada siklus I menjadi 80, 55% pada siklus II sedangkan pada aktivitas belajar siswa
dari 77,78% pada siklus I menjadi 83,33% pada siklus II.
Keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa pada matakuliah PBAB
dapat dikembangkan melalui pembelajaran berbasis proyek atau model Project
Based Learning (PjBL). Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang
menarik minat siswa karena memungkinkan mereka untuk membuat proyek yang
menghasilkan pengalaman belajar yang bermakna. Manfaat penting dari
pembelajaran berbasis proyek yaitu siswa tidak pasif; itu menarik dan relevan bagi
siswa; memungkinkan otonomi dan pembelajaran mandiri; itu meningkatkan
keterampilan komunikasi; dan itu meningkatkan motivasi untuk belajar (Railsback,
2002). Hal ini sesuai dengan tujuan perkuliahan yaitu menghasilkan mahasiswa yang
mampu menciptakan bahan ajar yang mampu untuk menunjang kegiatan
pembelajaran biologi lebih baik lagi sesuai dengan kebutuhan di Abad 21 ini. Oleh
karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi Mahasiswa
Pendidikan Biologi UM Pada Matakuliah Pengembangan Bahan Ajar Biologi
Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah pada penelitian ini yaitu.
1. Apakah keterampilan komunikasi meningkat setelah diterapkan model
pembelajaran PjBL?
2. Apakah keterampilan kolaborasi meningkat setelah diterapkan model
pembelajaran PjBL?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
2. Untuk mengetahui peningkatkan keterampilan komunikasi mahasiswa setelah
mengikuti pembelajaran PjBL.
3. Untuk mengetahui peningkatkan keterampilan kolaborasi mahasiswa setelah
mengikuti pembelajaran PjBL.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan penelitian tindakan
kelas.
2. Memberikan gambaran tentang pentingnya pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa.
3. Membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan komunikasi dan
kolaborasi mahasiswa.
4. Memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran pada matakuliah
pengembangan bahan ajar biologi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang banyak dibutuhkan
untuk menunjang keterampilan abad 21 seperti analisis, evaluasi, pemecahan
masalah, metakognisi, kolaborasi, dan teknologi (Mohan, et al., 2010; Greenstein,
2012). Keterampilan komunikasi adalah salah satu unsur keterampilan generik yang
penting di kalangan mahasiswa (Iksan, 2012). Kompetensi komunikasi adalah
kompetensi esensial guru (Zlatić a, et al, 2014). Seseorang yang terampil
berkomunikasi akan mampu memproses dan menafsirkan informasi verbal dan
nonverbal dari orang lain untuk merespons dengan tepat (National Research Council,
2011). Komunikator yang terampil dapat memilih bagian penting dari sebuah ide
kompleks untuk diekspresikan dalam kata, suara, dan gambar untuk membangun
pemahaman bersama (Levy & Murnane, 2004).
Keterampilan komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang tidak bisa
dipisahkan dari proses belajar dan mengajar seperti membaca, mendengar, dan
mengobservasi (Greenstein, 2012). Keterampilan komunikasi memiliki pengaruh
yang tinggi dalam aspek pengajaran (Duta, et al, 2015). Keterampilan ini dibutuhkan
untuk membangun interaksi yang baik dengan orang lain, bekerjasama dalam tim,
memecahkan masalah, menggunakan informasi dan teknologi, dan memanajemen
diri sendiri untuk terus belajar sepanjang hayat (Grant & Dickson, 2006; Klein, et al,
2006).
Keterampilan komunikasi yang rendah dapat membuat kemampuan bekerja
sama dan kemampuan menulis yang rendah (Fletcher, et al., 2017). Untuk itu peserta
didik harus diberi kesempatan untuk mempraktikkan komunikasi dalam lingkungan
yang konstruktif dan suportif (Odhayan, 2011). Dengan demikian, dalam kecakapan
komunikasi tercakup kecakapan mendengarkan, berbicara, dan kecakapan menulis
pendapat/gagasan (Supriatna, 2009). Metode penilaian yang dilakukan untuk
mengukur keterampilan berkomunikasi berbeda-beda sesuai dengan isi, tujuan, dan
jenis keterampilannya (Hagel, 2012). Metode penilaian keterampilan komunikasi
tidak bisa disamakan antara satu dengan yang lain tetapi bisa disesuaikan terhadap
standar, proses, serta produk yang dihasilkan (Greenstein, 2012). Keterampilan
komunikasi dapat diukur menggunakan rubrik keterampilan komunikasi (Greenstein,
2012). Secara rinci indikator keterampilan komunikasi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Komunikasi
No Indikator Definisi
Penyampaian Pesan Kemampuan dalam mengenali, menyampaikan, dan
1 mengorganisasikan pesan dengan sangat baik.

Penerimaan Pesan: Kemampuan dalam membedakan fakta dan opini,


Mendengarkan, mengenali pesan, dan mengidentifikasi sudut
2
Membaca, dan Melihat pandang pendukung dengan sangat baik dengan cara
mendengarkan, membaca, dan melihat.
Penggunaan Sumber Kemampuan dalam menggunakan beberapa sumber
3 Belajar belajar dan mengkombinasikannya dalam proses
pembelajaran.
Sumber: Greenstein (2012).

B. Keterampilan Kolaborasi
Keterampilan kolaborasi merupakan keterampilan bekerja bersama secara efektif
dan menunjukkan rasa hormat kepada anggota tim yang beragam, melatih kelancaran
dan kemauan dalam membuat keputusan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
bersama (Greenstein, 2012). Sedangkan menurut Bawden (2008) kolaborasi dalam
pembelajaran diutamakan pada kegiatan merencanakan dan bekerja bersama untuk
mempertimbangkan berbagai perspektif, dan untuk berpartisipasi dalam kelompok
diskusi guna meningkatkan produktivitas dan peningkatan kelompok. Dengan
demikian, pembelajaran kolaboratif dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang
memudahkan para siswa bekerjasama, saling membina, belajar dan berubah bersama,
serta maju bersama pula. Inilah filsafat yang dibutuhkan dunia global saat ini.
Menurut Greenstein (2012) terdapat beberapa indikator untuk mengukur
ketrampilan kolaboratif yaitu (1) bekerja secara produktif, (2) mendemonstrasi sikap
menghormati, (3) kompromi, dan (4) membagi tanggung jawab; setiap orang
berkontribusi.

C. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah metode
pembelajaran yang menggunakan kegiatan sebagai media dimana peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar (Darmadi, 2017). Langkah Model
Project Based Learning yaitu penentuan pertanyaan mendasar, mendesign
perencanaan proyek, menyusul jadwal, memonitor siswa dan kemajuan proyek,
menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman (Maudi, 2016). Project Based
Learning (PjBL) merupakan sebuah pendekatan instruksional yang mengaitkan
materi dengan keadaan lingkungan sekitar (kejadian nyata) yang bertujuan untuk
memberikan tantangan pada peserta didik untuk dipecahkan. Aktivitas yang
dilakukan biasanya terjadi di luar ruangan oleh peserta didik dalam bentuk
berkelompok. Pembelajaran ini lebih menekankan dalam bentuk konstruktivisme
yakni peserta didik yang membangun pengetahuannya sendiri. Ketika model
tradisional menyebutkan bahwa guru sebagai sumber utama materi, dalam model ini
guru bertindak sebagai seorang fasilitator (Stivers & Goodman, 2010).
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Model PjBL
Langkah Kerja Aktivitas Guru
Pertanyaan Mendasar Guru menyampaikan topik dan mengajukan pertanyaan
bagaimana cara menyelesaikan masalah
Mendesain Perencanaan Produk Guru memastikan setiap siswa dalam kelompok memilih dan
mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang akan
dihasilkan
Menyusun Jadwal Pembuatan Guru dan siswa membuat kesepakatan tentang jadwal
pembuatan proyek
Memonitoring dan Perkembangan Guru memantau keaktifan siswa selama pembuatan proyek,
Proyek memantau realisasi perkembangan, dan membimbing jika
mengalami kesulitan
Menguji Hasil Guru berdiskusi tentang prototipe proyek, memantau
keterlibatan siswa, mengukur ketercapaian standar
Evaluasi Pengetahuan Belajar Guru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi
hasil, dan guru/siswa merefleksi/menyimpulkan

Model pembelajaran berbasis proyek dapat menumbuhkan komunikasi


mahasiswa (Rais, 2010). Kemampuan komuniksi matematis siswa meningkat setelah
mengikuti pembelajaran dengan model Project Based Learning (PjBL) (Maudi,
2016). Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu teknik yang dapat membantu
peserta didik meningkatkan keterampilan komunikasi mereka (Shanthi, et al, 2015).
PjBL dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa (Maulany, 2013).
Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa
meningkatkan secara signifikan keterampilan komunikasi (Kovalyova, et al, 2016).
PjBL telah berhasil mengekspos berbagai keterampilan siswa seperti kerja tim,
mengelola konflik, pengambilan keputusan, dan keterampilan komunikasi (Musa,
2011).
D. Kerangka Pikir
Program Studi S1 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang memiliki
tujuan untuk menghasilkan sarjana pendidikan yang secara aktif mampu terampilan
berkomunikasi. Guru memiliki peran utama dalam proses interaksi komunikasi
selama pembelajaran, oleh karena itu guru diharuskan mampu berkomunikasi dengan
baik. Keterampilan komunikasi itu sendiri, merupakan salah satu kecakapan pada
abad 21 yang perlu dikembangkan. Keterampilan komunikasi erat kaitannya dengan
kegiatan kolaborasi. Kolaborasi itu sendiri merupakan salah satu keterampilan abad
21. Melalui kolaborasi mahasiswa diharapkan dapat bekerjasama secara
berkelompok dan memiliki peran aktif untuk mengembangkan bahan ajar biologi
yang inovatif.
Hasil observasi keterampilan komunikasi dan kolaborasi pada mahasiswa
Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang, pada pembelajaran matakuliah
Pengembangan Bahan Ajar masih rendah. Hal tersebut terbukti ketika mereka diberi
kesempatan untuk berdiskusi baik dalam kelompok kecil atau diskusi kelas belum
semua mahasiswa aktif berdiskusi dan berkerjasama dalam kelompoknya. Melalui
pembelajaran berbasis proyek siswa dapat mengembangkan keterampilan
komunikasinya dengan menyampaikan gagasannya dalam bahan ajar serta diskusi
kelas dan mampu mengembangkan keterampilan kolaborasinya dengan
mengembangkan bahan ajar biologi secara berkelompok. Oleh karena itu,
pembelajaran dengan pendekatan kooperatif perlu dilakukan. Berikut kerangka
konseptual dari penjelasan di atas (Gambar 2.1).

Keterampilan komunikasi dan kolaborasi


perlu dikembangkan untuk membentuk mahasiswa
calon pendidik yang berkompeten
Keterampilan komunikasi Mahasiswa Pendidikan
dan kolaborasi mahasiswa Biologi diharapkan memiliki
Pendidikan Biologi rendah keterampilan komunikasi dan
kolaborasi dengan baik

Diberdayakan melalui
model pembelajaran berbabsis
proyek/PjBL

Keterampilan komunikasi dan kolaborasi


meningkat

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penenlitian

E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir dapat diajukan hipotesis tindakan dalam penelitian
tindakan kelas sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran PjBL pada matakuliah PBAB dapat
mengingkatkan keterampilan komunikasi mahasiswa.
2. Penerapan model pembelajaran PjBL pada matakuliah PBAB dapat
meningkatkan keterampilan kolaborasi mahasiswa.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Design Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas berbasis Lesson Study..
Penelitian tindakan kelas berbasis Lesson Study dilakukan untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran, sehingga hasil belajar mahasiswa dapat meningkat. Design
penelitian tindakan mengacu pda model penelitian tindakan kelas yang akan
digunakan yaitu model PTK Kammis dan M. Taggart (1993). Pada model ini setiap
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
obeservasi, dan refleksi. Model PTK yang digunakan digambarkan dalam skema
Gambar 3.1.

Reaksi
Awal

Planning
Siklus I

Reflecting Acting

Observing

Siklus II
Replannin
g
Reflecting
Acting

Observing

Gambar 3.1 Desain Siklus Penelitian Tindakan Kelas


Model Kemmis S & Mc. Taggart

B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan


Kehadiran peneliti dan peran peneliti dilapangan yaitu sebagai perancang
penelitian, pelaksana penelitian, penilai proses pembelajaran, sebagai dosen model,
dan penyusun laporan penelitian. Selain peneliti sendiri terdapat Mahasiswa dan
Dosen yang berperan sebagai Tim observer yang terdiri dari 3 orang yaitu 1 Dosen
Pamong dan 2 Mahasiswa. Ketiga observer bertugas memberikan penilaian terhadap
pelaksanaan pembelajaran dan mengobservasi keterampilan komunikasi dan
kolaborasi mahasiswa.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Negeri Malang Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam kelas B off A pada Mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar
Biologi tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian dimulai dari Minggu kedua bulan
September 2019 sampai dengan minggu ke satu Desember 2019.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yaitu Mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan
Biologi kelas B di Universitas Negeri Malang yang berjumlah 36 orang.
E. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian meliputi yaitu data keterampilan
keterampilan komunikasi data keterampilan kolaboratif. Data dikumpulkan
berdasarkan hasil pengamatan observer di kelas Pengambangan Bahan Ajar Biologi.
Rincian data dan instrumen penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rincian Data dan Instrumen Penelitian
No Jenis Data Instrumen Sumber Data
1 Keterampilan Rubrik keterampilan komunikasi Mahasiswa
kumunikasi
2 Keterampilan kolaborasi Rubrik Keterampilan kolaborasi Mahasiswa

F. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data non tes. Teknik pengumpulan
non tes dilakukan dengan observasi atau pengamatan, Teknik pengumpulan data
dalam penelitian berupa studi dokumentasi dan observasi.
1. Studi dokumentasi
Tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data objektif kampus melalui format
prapenelitian termasuk penilaian awal.

2. Observasi
a. Menilai pelaksanaan pembelajaran di kelas. Penilaian dilakukan oleh observer
yang sudah ditunjuk. Penilaian dilakukan dengan memperhatikan rubrik
keterlaksanaan sintaks.
b. Menilai keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa.

G. Teknik Analisis Data


Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskiriptif
kualitatif dengan membandingkan antar pertemuan dan antar siklus termasuk tahap
prapenelitian tindakan.
1. Data Keterampilan Komunikasi Mahasiswa
Keterampilan komunikasi mahasiswa diperoleh dari hasil observasi selama
proses pembelajaran yang diukur berdasarkan rubrik keterampilan komunikasi dari
Greinstain (2012) dapat dilihat pada Lampiran 1.

Keterampilan komunikasi

Setelah data keterampilan komunikasi mahasiswa diperoleh dilakukan


perhitungan dan dikategorikan berdasarkan persentase keterampilan komunikasi
yang diperoleh dari masing-masing mahasiswa. Kategori keterampilan komunikasi
mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kategori Kemampuan Keterampilan Komunikasi Mahasiswa
Kategori Kemampuan Presentase
Konsisten 76-100
Sering 51-75
Terkadang 26-50
Jarang 1-25
Sumber: The National Education Association (2015)

2. Data keterampilan kolaborasi mahasiswa


Keterampilan kolaborasi mahasiswa diperoleh berdasarkan hasil observasi
selama perkuliahan beralangsung. Keterampilan kolaborasi diukur berdasarkan
rubrik keterampilan komunikasi dari Greinstain (2012) dapat dilihat pada Lampiran
3.

Keterampilan kolaborasi
Setelah data keterampilan komunikasi mahasiswa diperoleh dilakukan
perhitungan dan dikategorikan berdasarkan persentase keterampilan kolaborasi yang
diperoleh masing-masing mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kategori Ketarampilan Kolaborasi Mahasiswa
Kriteria Kolaborasi Presentase
Sangat Baik 81-100 %
Baik 61-80%
Cukup Baik 41-60%
Kurang Baik 21-40%
Sangat Kurang Baik 0-20%
Sumber: Dimodifikasi dari Widoyoko (2012).

H. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Berbasis LS


Prosedur penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus yang
setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Penelitian tindakan kelas terdiri dari tahap
prapenelitian dan penelitian tindakan siklus.
1. Tahap Prapenelitian
Tahap prapenelitian merupakan refleksi awal sebelum penelitian tindakan silkus
dilakukan dengan menelaah permasalahan yang ditemukan di kelas saat
pembelajaran pengembangan bahan ajar biologi. Hasil data yang diperoleh dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan tindakan kelas pada siklus I.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Siklus I
Tahapan pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu sebagai berikut
a. Planning (Perencanaan Tindakan)
1. Menginformasikan dan membahas pembelajaran dengan model PjBL
bersama anggota kelompok KPL dan Dosen pamong.
2. Membuat scenario pembelajaran berdasarkan model pembelajaran PjBL.
3. Menetapkan alokasi waktu pada setiap pertemuan
4. Membuat lembar observasi untuk menilai keterlaksanaan sintaks dan
membuat instrumen penilaian keterampilan komunikasi dan kolaborasi.
5.
b. Acting (Pelaksanaan Tindakan)
Tahap ini merupakan tahapan pelaksanan tindakan kelas yang berdasarkan
pada rencana tindakan. Kegiatan tindakan meliputi pelaksanaan kegiatan
pembelajaran berdasarkan SAP.
c. Observing (Observasi)
Observasi dilakukan sebelum dan selama proses tberalangsungnya tindakan
kelas. Kegiatan yang dilakukan berupa pengumpulan data penelitian
keterlaksanaan sintaks PjBL, dan data Observasi keterampilan komunikasi,
keretaif, dan kolaborasi mahasiswi.
d. Reflecting (Refleksi)
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil analisis data bersama dengan
observer yang nantinya dihasilkan rekomendasi tindakan yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk pertemuan selanjutnya dan siklus II. .
b) Siklus II
Pelaksaaan tindakan siklus II dilakukan setelah siklus I. Siklus II dilakukan
dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh berdasarkan siklus I. Tahap-tahap
pada siklus II sama dengan siklus I yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
refleksi.
I. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini menggunakan metode PTK bertujuan untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yaitu keterampilan komunikasi dan kolaboratif. Indikator
keberhasilan penelitian ini ditandai dengan adanya peningkatan keterampilan
mahasiswa setelah menggunakan model pembelajaran PjBL.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Tahap penyusunan laporan meliputi tahap analisis data dan penyusunan
laporan penelitian. Analisis data dilakukan melalui riset deskriptif yang bersifat
eksploratif dengan menginterpretasikan data dan mengambil kesimpulan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pra Penelitan
Kegiatan prapenelitian dilakukan dengan tujuan untuk menghimpun data sebelum
dilakukan kegiatan siklus 1. Kegiatan yang dilakukan diantaranya menghimpun data
distribusi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dan data kondisi kelas. Penelitian
dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Biologi kelas A FMIPA UM. Mahasiswa kelas
A terdiri dari 36 orang, jumlah mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
9 orang dan perempuan sebanyak 27 orang (Tabel 4.1).
Data distribusi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Kelas PBAB A Off A Tahun Pelajaran 2019/2020
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 9 25 %
2 Perempuan 27 75 %
Total 36 100 %
Selain data tentang jumlah dan distribusi jenis kelamin mahasiswa, tahap ini
juga dilakukan observasi awal guna melihat kondisi awal kegiatan pembelajaran.
Hasil observasi keterampilan komunikasi dan kolaborasi pada mahasiswa Pendidikan
Biologi Universitas Negeri Malang, pada matakuliah Pengembangan Bahan Ajar
masih rendah. Hal tersebut terbukti ketika mereka diberi kesempatan untuk
berdiskusi baik dalam kelompok kecil atau diskusi kelas mahasiswa belum semua
aktif berdiskusi dan berkerjasama dalam kelompoknya.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka perlu ditingkatkan komunikasi dan
kolaborasi. Rekomendasi atas masalah yang ditemui tersebut yaitu dengan
menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan komunikasi dan kolaborasi/
yang memfokuskan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Model
pembelajaran yang digunakan yaitu model pebelajaran PjBL. Model dipilih dengan
pertimbangan sesuai dengan tujuan instruksional pembelajaran yaitu membuat
sebuah produk hasil pengembangan dan dapat memacu mahasiswa berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran.

B. Siklus 1
1. Plan PTK
Tahap plan pertama dimulai dari merencanakan pelaksanaan dengan membagi
tugas untuk masing-masing mahasiswa KPL. Pembagian tugas dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pembagian Dosen Model dan Observer Kegiatan LS Pada Siklus 1
Pertemuan Nama Dosen Nama Observer Materi
Model
1 Pujo Duryat Dea Aulia Larasati Pengembangan Materi Ajar Berdasarkan
Hasil Menurunkan dari KD dan Indikator
Nikita Rizki
2 Dea Aulia Larasati Nikita Rizki Pengembangan bahan ajar
Pujo Duryat
3 Nikita Rizki Pujo Duryat Pengembangan bahan ajar
Dea Aulia Larasati

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa setiap mahasiswa KPL memiliki
kesempatan untuk menjadi Dosen model dan observer. Dosen model pertama yaitu
Pujo Duryat diteruskan pada petemuan ke dua Dea Aulia Larasati, dan Pertemuan Ke
Tiga Nikita Rizki. Setelah mahasiswa dibagi tugas selanjutnya kami membicarakan
dan berdiskusi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Rencana
pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
No Hari, Tanggal Waktu Tindakan

1 Selasa, 1 Oktober 2019 15.15-17.30 WIB Siklus I


2 Selasa, 8 Oktober 2019 15.15-17.30 WIB
3 Selasa, 15 Oktober 2019 15.15-17.30 WIB

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran PTK


LS pada siklus 1 dilaksanakan dari tanggal 1 Oktober sampai dengan 15 Oktober
2019. Pada tahap ini dilakukan pembahasan atau diskusi mengenai rencana kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Rincian pembahasan dan diskusi dapat dilihat
pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Rincian Pembahasan Pada Kegiatan Plan


No Kegiatan Keterangan
1 Pembahasan Rancangan Pembelajaran Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Lesson
Design, Chapter Design
2 Pembahasan Penilaian Rubrik Komunikasi dan Kolaborasi
3 Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Sintaks Pembelajaran

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada kegiatan plan dosen model
dan kolega peneliti melakukan diskusi mengenai satuan acara perkuliahan, lesson
design, chapter design, menentukan alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar (komunikasi dan kolaborasi) dan mendiskusikan model pembelajaran (tahap
sintaks) PjBL yang akan diterapkan. Tahap model yang digunakan perlu dibahas
karena mengingat kami masuk di kelas KPL tidak sejak awal perkuliahan sehingga
kami menyesuaikan dengan kondisi kelas dan kondisi materi yang sedang diperlajari.
Kegiatan pada tahap ini diakhiri dengan membagi kelompok kerja mahaiswa menjadi
12. Rincian kelompok belajar mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Pembagian Kelompok Belajar Mahasiswa
Kelompok Nama Kelompok
Arief Baskara
1 Bella Ayu Ratnasari
Septi Rika Widyasari
Fikri Syahir R
2 Inaya Setiani
Shita Anastasia
Adelia Dwinta
3 Fahrul Ghani M.
Galuh Fahmi
Bela Mulia Wati
4 Prianka Delvina Putri
Wachidah Hayuana
Mileni Umi Ramadhanti
5 Noviansyah Kusmahardhika
Ratna Putri Kusuma Wardhani
Alfia Nur Anisa
6 Hafidh Yanuar P.
Zemira Shine G.
Annisyah Nurmitha
7 Aulia Renais
Fadilah Eka Wulandari
Ike Safitri
8 Mahdiyani Nur F.
M. Nur Wais Al Qorni
Faisal Falah
9 M Rifqi
Windi riskikolis
Rahmat Aditya K
10 Rani Nurlaili
Tika
Firnindia Putri
11 Izjaach Watul Diah
Melia Dita S.P
Muhammad Karrel F
12 Reihan Diah R N
Witia Ardipeni

2. Act dan Observed PTK


a. Pertemuan Pertama
1) Perencanaan (Plan) LS
Perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan pertemuan pertama siklus 1
yaitu menyusun satuan acara perkuliahan (SAP) dan membuat LKM yang diungah di
SIPEJAR. Pada pertemuan pertama ini dilaksanakan sintaks pembelajaran PjBL 1)
Pertanyaan Mendasar; 2) Mendesain Perencanaan Produk; dan 3) Menyusun Jadwal
Pembuatan.
2) Pelaksanaan Pembelajaran (Do)
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 1 Oktober 2019 di gedung O8
FMIPA Universitas Negeri Malang pukul 15.15-17.30 WIB. Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan kegiatan yang direncanakan.
a) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dimulai dibuka dengan mengucapkan salam, berdoa,
presensi dan recall mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya. Kegiatan
pembelajaran dibuka oleh Pujo Duryat.
b) Inti
 Kegiatan mementukan pertanyaan mendasar
Dosen model mendemostrasikan contoh bahan ajar mengenai materi
pewarisan sifat dan selanjutnya dosen model memberikan pertanyaan bahwa materi
ajar yang terdapat pada bahan ajar berikut dikembangkan berdasarkan apa? Pada
kegiatan ini mahasiswa berpikir dan berperan aktif menjawab pertanyaan saudara
dosen model sampaikan dan mahasiswa lain menanggapi dan menambahkan.
Selanjutnya diteruskan saudara dosen model memberikan penguatan.
 Kegiatan mendesain perencanaan proyek
Pada tahap ini mahasiswa diminta untuk duduk sesuai dengan kelompok yang
dibagi pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan dilanjutkan dengan menjelaskan
rencana kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan pertama yaitu
mengembangkan materi ajar berdasarkan kompetensi dasar (KD) dan indikator.
Selanjutnya mahasiswa diminta untuk mempresentasikan hasil di depan kelas dan
untuk kelompok lain memperhatikan hasil kerja mengenai pengembangan materi
ajar. Selain membahas materi ajar saudara dosen model juga menyampaikan kepada
mahasiswa mengenai rencana proyek yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya yaitu mengembangkan modul, lembar kegiatan siswa (LKS), Bahan Ajar,
video pembelajaran, dan media interaktif sesuai dengan pembagian untuk masing-
masing kelompok.
 Menyusun Alokasi Waktu
Menyusun alokasi waktu pengerjaan untuk proyek yang akan dikerjakan
masing-masing kelompok. Alokasi waktu pengembangan pengembangan bahan ajar
dilakukan yaitu dimulai dari pertemuan kedua (siklus 1) hingga pertemuan kedua
(siklus 2), yaitu tanggal 1 Oktober-29 Oktober 2019. Kemudian pertemuan ke 3
pada siklus ke 2 membahas tentang validasi produk.
c) Penutup
Kegiatan penutup yang dilakukan pada akhir pembelajaran yaitu dengan
memberikan kesempatan mahasiswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan, dilanjutkan dengan memberikan penguatan dan menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya. Selain itu
dosen model memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya jika masih ada
yang belum jelas.
3) Refleksi Pembelajaran (See) LS
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dari pertemuan pertama yang telah
dilaksanakan, sintaks PjBL yang dirancang sudah terlaksana. Namun terdapat
beberapa kendala yang ditemui, yaitu pada kegiatan berdiskusi dalam kelompok kecil
untuk mengembangkan produk masih terdapat beberapa mahasiswa yang kurang
aktif untuk berkomunikasi dan ikut berpartisipasi dalam pengerjakan proyek
pengembangan kelompok. Hasil rerata nilai keterampilan komunikasi siswa sebesar
59, 72 dan keterampilan kolaboratif sebesar 62,6.

b. Pertemuan Kedua
1) Perencanaan (Plan) LS
Perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan pertemuan kedua siklus 1
yaitu menyusun satuan acara perkuliahan (SAP). Pada kedua pertama ini
dilaksanakan sintaks pembelajaran PjBL 4) Memonitoring dan Perkembangan
Proyek. Rencana perbaikan pada pertemuan kedua ini adalah memperbaiki
pengaturan kelas agar tidak gaduh sehingga alokasi waktu yang telah diagendakan
terlaksana sesuai SAP dan agar kegiatan pembelajaran lebih efektif.
2) Pelaksanaan Pembelajaran (Do)
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 8 Oktober 2019 di gedung O8
FMIPA Universitas Negeri Malang pukul 15.15-17.30 WIB. Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan kegiatan yang direncanakan.
a) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dimulai dibuka dengan mengucapkan salam, berdoa,
presensi dan recall mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya.
b) Inti
 Memonitoring dan Perkembangan Proyek
Mahasiswa mengembangkan produk sesuai dengan model pengembangan
dipilih. Tahap pertama yang dilakukan mahasiswa yaitu menjabarkan kegiatan yang
dilakukan pada setiap tahapan pengembangan sesuai dengan model pengembangan
masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan pengembangan produk.
Dosen melakukan monitoring kepada masing-masing kelompok dan mengecek
kemajuan tugas. Dosen memantau keaktifan siswa selama pembuatan proyek,
memantau realisasi perkembangan, dan membimbing jika mengalami kesulitan.
c) Penutup
Kegiatan penutup yang dilakukan pada akhir pembelajaran yaitu dengan
memberikan kesempatan mahasiawa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan, dilanjutkan dengan memberikan pengutan dan menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya, serta
menutup kegiatan pembelajaran dengan doa.

3) Refleksi Pembelajaran (See) LS


Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dari pertemuan pertama yang telah
dilaksanakan, sintaks PjBL yang dirancang sudah terlaksana Namun terdapat
beberapa kendala yang ditemui, yaitu pembelajaran belum semua siswa aktif untuk
berdiskusi serta bekerjasama dalam kelompoknya. Mahasiswa belum mampu
menyampaikan pesan secara terstruktur. Mahasiswa kurang memanfaatkan sumber
belajar untuk menunjang proses pengembangan dan kurang memiliki
tanggungjawab berkonstribusi dalam kelompokknya untuk ikut mengembangkan
produk. Hasil rerata nilai keterampilan komunikasi siswa sebesar 63,19 dan
keterampilan kolaboratif sebesar 64,75
c. Pertemuan Ketiga
1) Perencanaan (Plan) LS
Perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan pertemuan ketiga siklus 1
yaitu menyusun satuan acara perkuliahan (SAP). Pada kedua pertama ini
dilaksanakan sintaks pembelajaran PjBL 4) Memonitoring dan Perkembangan
Proyek. Rencana perbaikan pada pertemuan ketiga ini memberi motivasi pada
mahasiswa dalam kelompok kecilnya untuk mengerjakan proyek pengembangan,
serta memberikan pertanyaan kepada anggota kelompok terkait pengembangan
proyeknya.
2) Pelaksanaan Pembelajaran (Do)
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 15 Oktober 2019 di gedung O8
FMIPA Universitas Negeri Malang pukul 15.15-17.30 WIB. Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan kegiatan yang direncanakan.
a) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dimulai dibuka dengan mengucapkan salam, berdoa,
presensi dan recall mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya.
b) Inti
4) Memonitoring dan Perkembangan Proyek
Mahasiswa mengembangkan produk sesuai dengan model pengembangan dipilih.
Tahap pertama yang dilakukan mahasiswa yaitu menjabarkan kegiatan yang
dilakukan pada setiap tahapan pengembangan sesuai dengan model pengembangan
masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan pengembangan produk.
Dosen melakukan monitoring kepada masing-masing kelompok dan mengecek
kemajuan tugas. Dosen memantau keaktifan siswa selama pembuatan proyek,
memantau realisasi perkembangan, dan membimbing jika mengalami kesulitan.
a) Penutup
Kegiatan penutup yang dilakukan pada akhir pembelajaran yaitu dengan
memberikan kesempatan mahasiawa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan, dilanjutkan dengan memberikan penguatan dan menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya, serta
menutup kegiatan pembelajaran dengan doa.
3) Refleksi Pembelajaran (See) LS
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dari pertemuan pertama yang telah
dilaksanakan, sintaks PjBL yang dirancang sudah terlaksana. Namun terdapat
beberapa kendala yang ditemui, yaitu pada kegiatan berdiskusi dalam kelompok kecil
untuk mengembangkan produk masih terdapat beberapa mahasiswa yang kurang
aktif untuk berkomunikasi dan ikut berpartisipasi dalam pengerjaan proyek
pengembangan kelompokknya. Hasil rerata nilai keterampilan komunikasi siswa
sebesar 68,98 dan keterampilan kolaboratif sebesar 70,83.
C. Reflect PTK
Berdasarkan hasil penilain keterampilan komunikasi dan kolaborasi pada
siklus pertama diperoleh keterampilan komunikasi dari setiap pertemuan diperoleh
rerata secara berturut-turut yaitu 59, 72; 63,19; dan 68,98 grafik ditunjukkan pada
Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Nilai Keterampilan Komunikasi Siklus 1


Rendahnya keterampilan komunikasi mahasiswa tersebut ditunjukkan oleh
beberapa kendala yang ditemukan saat observasi. Hasil observasi menunjukkan
bahwa mahasiswa belum semua aktif berdiskusi serta belum mampu mengutarakan
pesan/gagasan dengan baik. Ketika diskusi kelas, mahasiswa juga kurang mampu
menerima pesan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan pemahaman siswa dalam
topik model pengembangan dan macam bahan ajar kurang baik meskipun materi
tersebut sudah pernah dibahas. Kemampuan menggunaan sumber belajar sebagai
sarana untuk menunjang keterampilan berkomunikasi juga masih kurang dan
rendahnya keaktifan kelompok untuk mencari informasi model pengembangan yang
digunakan dalam proyek pengembangannya. Selain keterampilan komunikasi hasil
belajar yang dilakukan pengamatan oleh observer adalah keterampilan kolaborasi.
Hasil penilaian keterampilan komunikasi dari setiap pertemuan diperoleh
rerata secara berturut-turut yaitu 62,67; 64,75; 70,83 grafik ditunjukkan pada Gambar
4.2.
Gambar 4.2 Nilai Keterampilan Kolaborasi Siklus 1

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat disimpulkan keterampilan kolaborasi siswa


perlu untuk ditingkatkan. Hasil observasi menunjukkan bahwa mahasiswa belum
bekerja secara produktif mengembangkan produk sesuai dengan model
pengembangan, serta kurang berkompromi dalam proses mendesain produk dalam
kelompok, dan kurang membagi tanggung jawab agar setiap orang berkontribusi
dalam mengembangkan produk.
Berdasarkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 menunjukkan bahwa keterampilan
komunikasi dan kolaborasi mengalami peningkatan dengan masing-masing skor
yang diperoleh 69,98 dan 70,8. Skor yang diperoleh pada pertemuan ke tiga ini jauh
lebih besar dibandingkan dengan skor komunikasi dan kolaborasi pada pertemuan
pertama. Kenaikan keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa, namun
kenaikan belum begitu signifikan.
D. Pra Siklus 2
Kegiatan prapenelitian dilakukan dengan tujuan untuk menghimpun data awal
sebelum dilakukan kegiatan pada siklus 2. Kegiatan menghimpun data mahasiswa
dilihat berdasarkan hasil pengamatan pada proses kegiatan pembelajaran siklus 1.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1,
diperoleh data keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa selama proses
pembelajaran. Kemampuan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa dari hasil
pengamatan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi
Mahasiswa Selama Mengikuti Proses Pembelajaran pada Siklus 1
No Nama keterampilan Skor diperoleh Ketegori
1 Komunikasi
Pertemuan 1 59,70 Sering
Pertemuan 2 63,19 Sering
Pertemuan 3 69,98 Sering
2 Kolaborasi
Pertemuan 1 62,61 Baik
Pertemuan 2 64,7 Baik
Pertemuan 3 70,8 Baik

Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh data ketemapilan komunikasi dan kolaborasi


mahasiswa denga masing-masing kategori sering dan baik. Kondisi ini menunjukan
bahwa keterampilan komunikasi mahasiswa tergolong cukup. Hal ini ditunjukkan
dari kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat dan tanggapan yang
baik. Menindaklanjuti dari keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang masih
dapat ditingkatkan, untuk itu diperlukan upaya tindak lanjut guna memperbaiki
kualitas pembelajaran. Usaha yang dilakukan peneliti dan kolega peneliti yaitu
dengan cara meminta setaip kelompok menyampaikan hasil kinerja yang dilakukan
(progres pengerjaan bahan ajar). Selain yang disebutkan sebelumnya peneliti dan
dosen juga menyampaikan bahwa saat melakukan presentasi diharapkan setiap
anggota ikut andil dalam menyampaikan gagasan atau ide dan menanggapi
pertanyaan dari kelompok lain.

C. Siklus 2
3. Plan PTK
Tahap plan pertama dimulai dengan merencanakan pelaksanaan dengan
membagi tugas untuk masing-masing mahasiswa KPL. Pembagian tugas dapat
dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Pembagian Dosen Model dan Observer Kegiatan LS Pada Siklus 2
Pertemuan Nama Dosen Nama Observer Materi
Model
1 Pujo Duryat Dea Aulia Larasati Pengembangan bahan ajar
Nikita Rizki
2 Dea Aulia Larasati Nikita Rizki Pengembangan bahan ajar
Pujo Duryat
3 Nikita Rizki Pujo Duryat Validasi Bahan Ajar
Dea Aulia Larasati

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa setiap mahasiswa KPL memiliki
kesempatan untuk menjadi Dosen model dan observer. Dosen model pertama yaitu
Pujo Duryat diteruskan pada petemuan ke dua Dea Aulia Larasati, dan pertemuan ke
tiga Nikita Rizki. Setelah mahamahasiswa dibagi tugas selanjutnya kami
membicarakan dan berdiskusi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan. Rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
No Hari, Tanggal Waktu Tindakan
1 Selasa, 22 Oktober 2019 15.15-17.30 WIB Siklus II
2 Selasa, 29 Oktober 2019 15.15-17.30 WIB
3 Selasa, 5 November 2019 15.15-17.30 WIB

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran PTK


LS pada siklus 2 dilaksanakan dari tanggal 22 Oktober sampai dengan 29 Oktober
2019. Pada tahap ini, selain membahas tanggal perencanaan kegiatan juga membahas
tentang rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Rincian pembahasan
dapat dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9 Rincian Pembahasan Pada Kegiatan Plan
No Kegiatan Keterangan
1 Pembahasan Rancangan Pembelajaran Satuan Acara Perkuliahan (SAP),
Lesson Design, Chapter Design
2 Pembahasan Penilaian Rubrik Komunikasi dan Kolaborasi
3 Pembahasan Kegiatan Pembelajaran Sintaks Pembelajaran

4. Act dan Observed PTK


d. Pertemuan Pertama
4) Perencanaan (Plan) LS
Perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan pertemuan pertama siklus 2
yaitu menyusun satuan acara perkuliahan (SAP). Pada pertemuan pertama ini
dilaksanakan sintaks pembelajaran PjBL 4) memonitoring perkembangan proyek
perkembangan produk bahan ajar 5) Menguji Hasil. Rencana perbaikan pada
pertemuan ini adalah memperbaiki pengaturan kelas agar tidak gaduh dan
membiasakan mahasiswa untuk menyampaikan hasil kinerja di depan kelas dengan
baik, sehingga kemampuan komunikasi dan kolaborasi dapat secara maksimal
dikembangkan dan tidak melebihi alokasi waktu yang disediakan

4) Pelaksanaan Pembelajaran (Do)


Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 22 Oktober 2019 di gedung O8
FMIPA Universitas Negeri Malang pukul 15.15-17.30 WIB. Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan kegiatan yang direncanakan.
d) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dimulai dibuka dengan mengucapkan salam, berdoa,
presensi dan recall mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya.
e) Inti
 Monitoring Perkembangan Proyek
Mahasiswa mengembangkan produk sesuai dengan model pengembangan
dipilih. Dosen melakukan monitoring perkembangan proyek yang dikembangkan
oleh mahasiswa pada setiap kelompoknya serta mengecek kemajuan tugas. Dosen
memantau keaktifan mahasiswa selama pembuatan proyek, memantau realisasi
perkembangan, dan membimbing jika mengalami kesulitan.
 Menguji Hasil
Pada tahap ini dilakukan dengan mempersilahkan mahasiswa untuk
mempresentasikan progres pengembangan bahan ajar. Berdasarkan paparan
kelompok penyaji, mahasiswa secara aktif memberikan tanggapan, saran ataupun
kritik kepada kelompok penyaji. Selanjutnya Dosen memberikan tanggapan dan
saran dengan cara menunjukkan bagian yang perlu diperbaiki. Selain yang
disebutkan pada tahap ini, Dosen juga mempersilahkan kepada kelompok penyaji
atau kelompok lain yang ingin bertanya jika terdapat hal yang belum di ketahui dan
perlu penjelasan lebih lanjut. Penutup
Kegiatan penutup yang dilakukan pada akhir pembelajaran yaitu dengan
memberikan kesempatan mahasiswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan, dilanjutkan dengan memberikan penguatan dan menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya, serta
menutup kegiatan pembelajaran dengan doa.

5) Refleksi Pembelajaran (See) LS


Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dari pertemuan pertama yang telah
dilaksanakan, sintaks PjBL yang dirancang sudah terlaksana. Namun terdapat
beberapa kendala yang ditemui, yaitu saat pembelajaran belum semua mahasiswa
aktif berdiskusi serta bekerjasama dalam kelompoknya. Mahasiswa belum mampu
menyampaikan pesan secara terstruktur. Mahasiswa kurang memanfaatkan sumber
belajar untuk menunjang proses pengembangan dan kurang memiliki tanggungjawab
berkonstribusi dalam kelompoknya untuk meyampaikan hasil yang dikerjakan dan
hanya didominasi oleh satu orang dalam kelompok yang menyapaikan. Hasil rerata
nilai keterampilan komunikasi mahasiswa sebesar 77,083 dan keterampilan
kolaboratif sebesar 74,306.
e. Pertemuan Kedua
6) Perencanaan (Plan) LS
Perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan pertemuan kedua siklus 2
yaitu menyusun satuan acara perkuliahan (SAP). Pada kedua pertama ini
dilaksanakan sintaks pembelajaran PjBL 4) Memonitoring dan Perkembangan
Proyek, 5) Menguji Hasil.
7) Pelaksanaan Pembelajaran (Do)
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Selasa, 29 Oktober 2019 di gedung O8
FMIPA Universitas Negeri Malang pukul 15.15-17.30 WIB. Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan kegiatan yang direncanakan.
f) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dimulai dibuka dengan mengucapkan salam, berdoa,
presensi dan recall mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya.
g) Inti
 Memonitoring dan Perkembangan Proyek
Mahamahasiswa mengembangkan produk sesuai dengan model
pengembangan dipilih. Dosen melakukan monitoring kepada masing-masing
kelompok dan mengecek kemajuan tugas. Dosen memantau keaktifan mahasiswa
selama pembuatan proyek, memantau realisasi perkembangan, dan membimbing jika
mengalami kesulitan.
 Menguji Hasil
Masing-masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil
pengembangan produk dan kelompok lainnya memberikan tanggapan serta masukan
terhadap produk yang telah dikembangkan oleh kelompok penyaji. Dosen meninjau
ulang hasil diskusi serta memberikan saran serta penguatan materi terkait
pengembangan produk.
h) Penutup
Kegiatan penutup yang dilakukan pada akhir pembelajaran yaitu dengan
memberikan kesempatan mahasiswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan, dilanjutkan dengan memberikan pengutan dan menginformasikan
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya, serta
menutup kegiatan pembelajaran dengan doa.
8) Refleksi Pembelajaran (See) LS
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dari pertemuan kedua di siklus 2
yang telah dilaksanakan, sintaks PjBL yang dirancang sudah terlaksana. Pada
pertemuan ini mahasiswa sudah mulai mampu mengorganisasikan pesan lebih baik
sesuai informasi yang dibutuhkan sesuai dengan masing-masing karakteristik serta
komponen produk bahan ajar yang telah dikembangkan. Kerjasama kelompok juga
terlihat semakin meningkat yang ditunjukkan oleh keterlibatkan masing-masing
mahasiswa dalam kelompok memiliki tanggung jawab untuk terlibat diskusi. Hasil
rerata nilai keterampilan komunikasi mahasiswa sebesar 73,611 dan keterampilan
kolaboratif sebesar 71,258.
f. Pertemuan Ketiga
4) Perencanaan (Plan) LS
Perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan pertemuan ketiga siklus 2
yaitu menyusun satuan acara perkuliahan (SAP). Pada kedua pertama ini
dilaksanakan sintaks pembelajaran PjBL 6) Evaluasi Hasil Pengalaman. Rencana
perbaikan pada pertemuan ketiga ini memberi motivasi pada mahasiswa dalam
kelompok kecilnya untuk mengerjakan proyek pengembangan, serta memberikan
pertanyaan kepada anggota kelompok terkait pengembangan proyeknya.
5) Pelaksanaan Pembelajaran (Do)
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Selasa, 5 November 2019 di gedung O8
FMIPA Universitas Negeri Malang pukul 15.15-17.30 WIB. Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan kegiatan yang direncanakan.
c) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dimulai dan dibuka dengan mengucapkan salam,
berdoa, presensi dan recall mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya.
d) Inti
6) Evaluasi Hasil Pengalaman
Setelah mahasiswa mempresentasikan hasil pengembangan produk bahan
ajarnya, kemudian mahasiswa mengevaluasi hasil pengalamannya dengan membuat
Power Point Text (PPT) terkait validasi bahan ajar yang telah dikembangkan.
Mahasiswa belajar pengertian validasi, macam validasi pengembangan, dan mencari
contoh lembar validasi yang disesuaikan dengan produk pengembangannya. Setelah
berdiskusi secara kelompok tentang validasi, kemudian mahasiswa
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dengan aktif . Dosen melakukan
monitoring kepada masing-masing kelompok dan mengecek kemajuan tugas. Dosen
memantau keaktifan mahasiswa selama pembuatan PPT, memantau realisasi
perkembangan, dan membimbing jika mengalami kesulitan.
e) Penutup
Kegiatan penutup yang dilakukan pada akhir pembelajaran yaitu dengan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran
yang sudah dilakukan, dilanjutkan dengan memberikan penguatan dan
menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya, serta menutup kegiatan pembelajaran dengan doa.
6) Refleksi Pembelajaran (See) LS
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dari pertemuan ketiga yang telah
dilaksanakan, sintaks PjBL yang dirancang sudah terlaksana Namun terdapat
beberapa kendala yang ditemui, yaitu pada kegiatan berdiskusi dalam kelompok kecil
untuk mengembangkan produk masih terdapat beberapa mahasiswa yang kurang
aktif untuk berkomunikasi dan ikut berpartisipasi dalam pengerjaan proyek
pengembangan. Hasil rerata nilai keterampilan komunikasi mahasiswa sebesar 79,39
dan keterampilan kolaboratif sebesar 80,90
D. Reflect PTK
Berdasarkan hasil penilain keterampilan komunikasi dan kolaborasi pada
siklus pertama diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Keterampilan komunikasi
Hasil penilaian keterampilan komunikasi dari setiap pertemuan diperoleh
rerata secara berturut-turut yaitu 71,99; 74,76; dan 79,39 grafik ditunjukkan pada
Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Nilai Keterampilan Komunikasi Siklus 2
Bersadarkan Gambar 4.3 menunjukan bahwa terdapat peningkatan
keterampilan komunikasi mahasiswa antara 1, 2, dan 3 cukup signifikan. Hasil
observasi menunjukkan bahwa belum semua mahasiswa aktif berdiskusi serta belum
mampu mengutarakan pesan/gagasan dengan baik. Ketika diskusi kelas, mahasiswa
juga cukup mampu menerima pesan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan
presentasi pengembangan bahan ajar, hanya beberapa mahasiswa saja yang aktif
dalam mengemukakan pendapatnya. Kemampuan menggunaan sumber belajar
sebagai sarana untuk menunjang keterampilan berkomunikasi juga masih kurang, hal
ini ditunjukkan dengan rendahnya keaktifan kelompok untuk mencari informasi
model pengembangan yang digunakan dalam proyek pengembangannya.
2. Keterampilan kolaborasi
Hasil penilaian keterampilan komunikasi dari setiap pertemuan diperoleh
rerata secara berturut-turut yaitu 75,86; 77,77; 80,90 grafik ditunjukkan pada Gambar
4.4.

Gambar 4.4 Nilai Keterampilan Kolaborasi Siklus 2


Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukan bahwa terdapat peningkatan
komunikasi mahasiswa antara pertemuan 1, 2, dan dan 3. Hasil observasi
menunjukkan bahwa mahasiswa sudah bekerja cukup produktif mengembangkan dan
mempresentasikan produk sesuai dengan model pengembangan, serta cukup
berkompromi dalam proses mendesain produk dalam kelompok, dan sudah bisa
membagi tanggung jawab agar setiap orang berkontribusi dalam mengembangkan
produk. Hal ini juga dipertegas dengan milihat hasil keterampilan komunikasi dan
kolaborasi antara siklus 1 dengan siklus 2 cukup berbeda pada penggunaan model
pembelajaram PjBL ini.
Pembelajaran berbasis proyek memiliki prinsip-prinsip tertentu. Terdapat 5
prinsip dalam pembelajaran pembelajaran berbasis proyek menurut Supiyono (2009)
yaitu sentralistis (centrality), kerja proyek berfokus pada “pertanyaan dan
permasalahan” yang mana pertanyaan dan pernyataan tersebut dapat mendorong
peserta didik untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang
tertentu, investigasi konstruktif, otonomi dan realistis. Pembelajaran berbasis proyek
mengandung tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan yang autentik, bukan
dibuat-buat, dan solusinya dapat diimplementasikan di lapangan.
Berdasarkan karakteristik dari model pembelajaran tersebut, dapat diketahui
bahwa dalam pembelajaran berbasis proyek, mahasiswa akan dapat belajar dari
pengalaman langsung terjun ke lapangan, dalam hal ini adalah sekolah mengenai
permasalahan pembelajaran di sekolah terutama terkait bahan ajar, mahasiswa
mencari tahu secara langsung permasalahan yang ada di lapangan. Dari
permasalahan tersebut merka membuat sebuah produk bahan ajar selanjutnya mereka
yang mampu megatasi permasalahan tersebut. Mahasiswa juga dilatih untuk
merancang tahapannya sendiri dalam membuat produk sesuai dengan model
penelitian pengembangan. Dalam pembelajaran berbasis proyek ini, menjadikan
pembelajara lebih bermakna (meaningfull learning). Hal ini dikarenakan model
pembelajaran ini mengembangkan proses inkuiri dan mahasiswa diberi kesempatan
untuk belajar dari dunia nyata, sehingga pengetahuan akan lebih lama diingat oleh
siswa dan bersifat permanen (Gulbahar & Tinmaz, 2006).
Hasil observasi keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa selama
mengikuti perkuliahan pengembangan bahan ajar biologi menunjukakan antara
siklus 1 dan siklus 2 berbeda. Berikut secara rinci di disajikan gambar perbandingan
keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang diperoleh mahasiswa dapat dilihat
pada Gambar 4.5. Dilihat dari Grafik 4.5 secara umum terdapat peningkatan
keterampilan komunikasi dan kolaborasi dari siklus I ke siklus II. Sejalan dengan
peningkatan tersebut, model pembelajaran berbasis proyek (project based learning
model) memiliki keunggulan dari karakteristiknya yaitu membantu siswa merncang
proses untuk menentukan sebuah hasil, melatih siswa bertanggung jawab dalam
mengelola informasi yang dilakukan pada sebuah proyek yang dan yang terakhir
siswa yang menghasilkan sebuah produk nyata hasil siswa itu sendiri yang kemudian
dipresentasikan dalam kelas (Amirudin, et.al, 2015).
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Wrigley (1998), Curtis (2005) dan
National Training Laboratory (2006) didapat hasil bahwa Model pembelajaran
berbasis proyek (Project Based Learning model) cukup berguna dalam mendesain
pembelajaran yang efektif sehingga cukup potensial untuk memenuhi tuntutan
pembelajaran (Sastrika, dkk, 2013).

Gambar 4.5 Perbandingan Nilai Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi


Antara Siklus 1 dengan Siklus 2
Ketrampilan
Komnikasi

Ketrampilan
Kolaborasi

Gambar 4.6 Hubungan antara Setiap Fase dalam Project Based Learning
dengan Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi

Mahasiswa diberikan pertanyaan mendasar. Pemberian pertanyaan mendasar


tidak hanya mendorong mahasiswa untuk menyampaikan gagasan, tetapi juga
melibatkan keterampilan kolaborasi mahasiswa dalam aspek saling bersepakat.
Keterampilan kolaborasi yang melibatkan siswa pada proses dealing atau
kesepakatan untuk menetapkan suatu keputusan sangat menentukan dari keberhasilan
proyek. Melalui aktivitas kompleks dari model tersebut, siswa mampu saling
bersepakat dan saling menghargai terhadap pendapat yang berbeda-beda untuk
menemukan solusi dan mencapai tujuan utama dari pelaksanaan proyek dengan
memanfaatkan berbagai sumber seperti internet atau dari nara sumber tertentu
(Notari, 2014). Selanjutnya Rosen 1998 menekankan bahwa dalam berkolaborasi
siswa menemukan jawaban sebagai sebuah tim, membagi tugas untuk perseorangan
atau berpasangan untuk menjawab pertanyaan (Musa et al, 2011).
Pada tahap mendesain produk perencanaan produk mahasiswa diarahkan
untuk membuat produknya sesuai dengan tahapan penelitian pengembangan seperti
4D, ADDIE, Borg & Gall, dan Seels & Gaslow . Pada tahap perencanaan harus
dilakukan dengan cermat dan penuh kehati -hatian karena sangat menentukan arah
proyek dan kesuksesan produk yang akan dibuat mahasiswa (Cameron, 2014).
Mahasiswa membaca berbagai sumber untuk mengumpulkan informasi baik dari
buku dan juga skripsi atau penelitian terkait. Disamping itu, mahasiswa diarahkan
untuk menulis hasil kajian literaturnya pada naskah yang berisi jabaran setiap
tahapan model pengembangan. Proses studi literatur membantu mahasiswa melatih
salah satu aspek keterampilan komunikasinya yaitu menggunakan berbagai sumber
untuk menyampaikan ide.
Pada tahap penyususnan jadwal pembuatan produk mahasiswa bersama dosen
berdiskusi untuk menentukan waktu pengerjaan penelitian dan pengembangannya.
Pada tahap ini mahasiswa terlatih untuk mengembangakan keterampilan kolaborasi
yaitu kompromi serta membagi tanggung jawab;setiap orang berkontribusi sehingga
pada proses ini diperoleh persetujuan dari setiap kelompok untuk membuat
produknya dalam satu semester tersebut. Proses tersebut mengarahkan perencanaan
proyek dapat terorganisir dengan baik. Hasil penelitian Bell (2010) mengungkap
bahwa proses perencanaan terorganisir yang telah didesain oleh mahasiswa akan
membimbingnya dalam melakukan kerja proyek serta memfokuskan siswa pada
tugas yang akan diselesaikan hingga tahap akhir Project Based Learning (PjBL) (Bell
2010).
Pada tahap memonitoring dan perkembangan proyek, sebelumnya mahasiswa
mengeksekusi perencanaan proyek yang telah dibuat dan menuntunnya pada proses
inkuiri terhadap jawaban pertanyaan mendasar. Selain itu, mahasiswa juga
membangun sendiri pengetahuannya terkait konsep dari produk yang dibuatnya.
Selanjutnya mahasiswa mengonsultasikan hasil pengembangannya kepada dosen.
Proses pembuatan produk ini sangat mendukung untuk melatih keterampilan
kolaborasi mahasiswa khususnya pada aspek bekerja secara produktif dan berbagi
tanggungg jawab. Oleh karena itu, keberhasilan dari fase ini bukan dilihat dari hasil
produknya tetapi proses kolaboratif mahasiswa untuk menggunakan waktu secara
efesien dan berbagi tanggung jawab serta kontribusi masing-masing anggota
kelompok dalam mengerjakan proyek (Saenab, et al., 2017).
Disamping itu, pada tahap menguji hasil, tugas masing-masing kelompok
adalah mempresentasikan hasil rancangan proyeknya. Di tahap ini setiap mahasiswa
berbagi tanggung jawab dan memiliki bagian tertentu untuk menyampaikan
informasi tentang produk yang akan dikembangkan. Proses tanya jawab berlangsung
antarkelompok, sehingga setiap pengetahuan awal tentang konsep yang akan dibahas
tersebut dapat diketahui oleh masing-masing kelompok (Musa, 2011).
Tahap terakhir evaluasi pengetahuan belajar, mahasiswa mengevaluasi hasil
pengembangannya dengan menggunakan rubrik validasi. Dilakuan peer assessment
antar kelompok, masing-masing produk divalidasi oleh validator ahli materi dan
validator ahli pembelajaran, serta mahasiswa lainnya juga dapat memberi kritik dan
saran. Meskipun penilaian PjBL bersifat autentik dimana penampilan mahasiswa
dinilai secara umum melalui rubrik (Belleca, 2012), namun aspek yang terpenting
dari penilaian model ini adalah mahasiswa mampu mendapatkan pembelajaran dari
proses evaluasi antar kelompok.

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil tindakan yang sudah dilakukan selama 2 siklus, maka dapat
dissimpulkan bahwa
1. Penarapan model PjBl dapat meningkatkan keterampilan komunikasi mahasiswa.
Peningkatan tersebut dapat dilihat selama proses pembelajaran dari pertemuan
pertama sampai dengan pertemuan ketiga pada setiap siklusnya. Peningkatan
keterampilan komunikasi yaitu sebesar 79,39 data ini diperoleh darai hasil
pengamatan pada pertemuan ketiga siklus 2. Hasil ini menjukkan perbedaan yang
cukup berarti jika dibandingkan dengan keterampilan komunikasi yang diperoleh
pada kegiatan pembelajaran pada siklus pertama pertemuan pertama
keterampilan komunikasi hanya sebesar 59,72.
2. Penarapan model PjBl dapat emningkatkan keterampilan komunikasi mahasiswa.
peningkatan tersebut dapat dilihat selama proses pembelajaran dari pertemuan
pertama sampai dengan peetmeuan ketiga pada setiap siklusnya. Peningkatan
keterampilan komunikasi sebesar 80,9 data ini diperoleh darai hasil pengamatan
pada pertemuan ketiga siklus 2. Hasil ini menjukkan perbedaan yang cukup
berarti jika dibandingkan dengan keterampilan kolaborasi yang diperoleh pada
kegiatan pembelajaran pada siklus pertama pertemuan pertama keterampilan
kolaborasi hanya sebesar 62,67.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn dalam penerapan model PjBL
pada matekuliah pengembangan bahan ajar biologi dapat dikemukakan saran sebagai
berikut.
1. Untuk meminimalisir kesalahan dalam penilaian komunikasi dan kolaborasi
mahaiswa dalam kegiatan pembelajaran sebagiknya disediakan kamera untuk
merekam kegiatan belajar sehingga dapat digunakan sebagai koreksi dalam
menentukan skor penilaian akhir.
2. Dosen model perlu memperhatikan hasil belajar lain sehingga berdasarkan
penerapan PjBL juga mengetahui konsep atau kemampuan kogintif mahaiswa,
sehingga mengetahui ketika mahaiswa aktif komunikasi dan kolaborasi namun
juga paham akan konsep yang dipelajari.
DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, I. K., Amri, S. Dan Elisah, T.. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah
Terpadu. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Anantyarta, P. & Sari, R.L.I. 2017. Keterampilan Kolaboratif dan Metakognitif


Melalui Multimedia Berbasis Means Ends Analysis Collaborative and
Metacognitive Skills Through Multimedia Means Ends Analysis Based.
Jurnal Biologi dan Pembelajaran Biologi. 2 (2): 33-43.

Anitah, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Apriono, D .2013. Pembelajaran Kolaboratif: Suatu Landasan untuk Membangun


Kebersamaan dan Keterampilan Kerjasama. Diklus. 7 (01): 1-4.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Amirudin, A. et al. 2015. Pengaruh Model Pembeajaran Berbasis Proyek Terhadap


Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Geografi Siswa SMA. Jurnal
Pendidikan Geografi. Vol. 20. No.1. Januari 2015.

Bawden, D. 2008. Information and Digital Literacy: A Review Of Concepts,


Journal of Documentation.

Bell, S. 2010. Project Based Learning for The 21 st Century: Skills for The Future.
The Clearing House. Routledge Tailor & Francis Group (2010). 83: 39-43.

Bellanca, J. 2012. Proyek Pembelajaran yang Diperkaya: Jalur Praktis Menuju


Keterampilan Abad ke-21. Jakarta: Indeks.
Caropeboka, R, M. 2017. Konsep dan Aplikasi Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:
Andi.

Cameron, S., & Carolyn C. 2014. Project-Based Learning Task for Common Core
State Standards, Grade 6-8. United State of America: Mark Twain Media,
Inc.

Chukwuyenum, A.N., Nwanko, A.E. & Toochi, U. 2014. Impact of Cooperative


Learning on English Language Achievement among Senior Secondary
School Students in Delta State, Nigeria: Implication for Counselling.
Journal of Emerging Trends in Educational Research and Policy Studies.
5(7): 70-76.

Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika


Belajar Siswa. DIY: DEEPUBLISH

DeHaan, R. L. 2009. Teaching Creativity and Inventive Problem solving in Science.


CBE-Life Sciences Education8: 172 181(Online).
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2736021/PDF/cbe172.pdf)
Diakses pada 25 September 2019.

Duta, N., Georgeta, P., & Ion-Ovidiu, P. 2015. The Effective Communication in
Teaching. Diagnostic study regarding the academic learning motivation to
students. Procedia - Social and Behavioral Sciences 186 (2015)
1007-1012.

Ferguson. 2004. Careers Skills Library: Communication Skills, Second Edition. New
York: Facts On File, Inc.

Fletcher, A.J., Sharif, A.W.A., & Haw, M.D., 2017. Using the Perceptions of
Chemical Engineering Students and Graduates to Develop Employability
Skills. Education for Chemical Engineers, 18, 11–25. doi:
10.1016/J.ECE.2016.07.001.

Gillies, R.M. 2016. Cooperative Learning: Review of Research and Practice.


Australian Journal of Teacher Education. 41(3): 39-54.

Grant, C.D., Dickson, B.R., 2006. Personal Skills in Chemical Engineering


Graduates: The Development of Skills Within Degree Programmes to Meet
The Needs of Employers. Education for Chemical Engineers, 1, 23-29.

Greenstein, L. 2012. Assessing 21st Century Skills. A Guide to Evaluating Mastery


and Authentic Learning. Thousand Oaks, California: Corwin, A Sage
Company.
Gulbahar Y & H. Tinmaz. 2006. Implementing Project Based Learning And E-
Portofolio Assessment In an Undergraduate Course. Journal. Journal of
Research on Technology in Education 38 (3): 309 -327.

Hagel, J. 2012. The real value of online communities. Harvard Business Review,
Vol. 74, pp. 134-40.

Hall, G. E., R. Quinn, dan P. Gollnick. 2008. Mengajar dengan Senang. Jakarta: PT
Macanan Jaya Cemerlang.

Hasibuan, J.J. & Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Herrmann, K.J. 2013. The Impact of Cooperative Learning on Student Engagement


Results from an Intervention. Active Learning in Higher Education. 14(3):
175-187.

Iksan, Z, H., Effendi, Z., Tamby, S, M, M., Kamsiah, O., Denise, K, C, L., Siti, N, D,
M., & Pramela, K. 2012. Communication skills among university students.
Procedia Social and Behavioral Sciences 59 (2012) 71-76.

Khan, A., Salahuddin, K., Syed, Z., & Manzoor, K. 2017. Communication Skills of a
Teacher and Its Role in the Development of the Students’ Academic
Success. Journal of Education and Practice ISSN 2222-1735 Vol.8, No.1,
2017.

Klein, C., DeRouin, R.E., & Salas, E. 2006. Uncovering Workplace Interpersonal
Skills: A Review, Framework, And Research Agenda. In G.P. Hodgkinson
and J.K. Ford (Eds). International Review of Industrial and Organizational
Psychology, 21, 80-126. NewYork: Wiley and Sons.

Kozikoglu, I. 2017. Prospective Teachers' Cognitive Constructs Concerning Ideal


Teacher Qualifications: A Phenomenological Analysis Based on Repertory
Grid Technique. International Journal of Instruction July 2017 Vol.10,No.3.

Kovalyova, Y,Y., A, V, S., & A, T, K. 2016. Project Based Learning in Teaching


Communication Skills in English as a Foreign Language to Engineering
Students. iJET ‒ Volume 11, Issue 4, 2016

Levy, F., & Murnane, R.J. 2004. The New Division of Labor: How Computers Are
Creating the Next Job Market. Princeton, NJ: Princeton University
Press.

Lie, A. 2008. Coopeartif Learning (Mempraktekan Cooperatif Learning di Ruang-


Ruang Kelas), Jakarta: PT. Grasindo Widia Sarana Indonesia.

Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.


Lukitasari, M., Jeffry, H., Wasilatul, M. 2017. Prosiding Seminar Hasil Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNIPMA 2017.

Maudi, N. 2016. Impelentasi Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan


Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika
Indonesia Volum 1 Nomor 1 Bulan Maret 2016 2016 Hal 39-43.

Maulany, D, B. 2013. The Use of Project-Based Learning In Improving The


Students` Speaking Skill (A Classroom Action Research at One of Primary
Schools in Bandung). Journal of English and Education 2013, 1(1), 30-42.

Mohan, A., Merle, D., Jackson, C., Lannin, J., Nair, S.S., 2010. Professional Skills in
The Engineering Curriculum. IEEE Transactions on Education, 53, 562-571.
doi: 10.1109/TE.2009.2033041.

MTD Training. 2010. Effective Communication Skills. Munandar, U. 2009.


Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Depdikbud dan Rineka
Cipta.

Musa, F., Norlaila, M., Rozmel, A, L, & Maryam, M, A. 2011. Project-based


Learning: Promoting Meaningful Language Learning for Workplace Skills.
Procedia Social and Behavioral Sciences 18 (2011) 187-195.

National Research Council. 2011. Assessing 21st Century Skills: Summary of a


Workshop. J.A. Koenig, Rapporteur. Committee on the Assessment of 21st
Century Skills. Board on Testing and Assessment, Division of
Behavioral and Social Sciences and Education. Washington, DC:
The National Academies Press.

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang:


Universitas Negeri Malang.
Odhayan, A, A., & Savithiri, R. 2011. Teaching communication skills. Canadian
Family Physician Le Médecin de famille canadien Vol. 57 October 2011.

Prilanita, Y.N. & Sukirno. 2017. Peningkatan Keterampilan Bertanya Siswa Melalui
Faktor Pembentuknya. Cakrawala Pendidikan. XXXVI, No.

Purwaaktari, E. 2015. Pengaruh Model Collaborative Learning Terhadap


Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Sikap Sosial Siswa Kelas
V SD Jarakan Sewon Bantul. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan. 8(1): 95-
111.

Railsback, J. 2002. Project-based Instruction: Creating Excitement for Learning.


Portland, OR: Northwest Regional Educational Laboratory.
Rais, Muh. 2010. Project-Based-Learning: Inovasi Pembelajaran yang berorientasi
Soft Skills. Seminar Nasional Pendidikan Teknologi dan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya.

Rofiq. 2010. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dalam Pengajaran


Pendidikan Agama Islam. Jurnal Falasifa, Vol. 1 (1).

Saenab, S., Yunus, S. R., & Virninda, N.R. 2017. PjBL untuk Pengembangan
Keterampilan Mahasiswa: Sebuah kajian deskriptif tentang peran PjBL
dalam melejitkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi mahasiswa.
ProceedingOf National Seminar Reseach and Community Service Intitute
Universitas Negeri Makasar.

Sastrika, I.A.K, et al. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek


Terhadap Pemahaman Konsep Kimia dan Keterampilan Berpikr Kritis. e-
Jurnal Program Pascasarjana (Vol 3 Tahun 2013). Singaraja: PMIPA
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.

Shanthi, S, G., Anniepothen, & A, R, R. 2015. Project Based Learning: An Effective


Tool for Developing Aural and Oral skills of Engineering Students - A study.
International Conference on Humanities, Literature and Management
(ICHLM'15) Jan. 9-10, 2015 Dubai (UAE).

Slavin, R.E. 2005. Cooperatif Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.

Supriatna, D. 2009. Pengenalan Media Pembelajaran. Bahan ajar untuk Diklat E-


Training PPPPTK dan PLB. Bandung: PPPPTK dan PLB.

Supriyadi. 2011. Strategi Belajar dan Mengajar. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.

Suryadi, D., & Herman, T. 2008. Eksplorasi Matematika Pembelajaran Pemecahan


Masalah. Jakarta: Karya Duta Wahana.

Susanti. 2014. Penerapan Metode Diskusi dalam Meningkatkan Kemampuan


Berbicara Siswa Kelas IV SDN Ogogili. Jurnal Kreatif Tadulako Online.
4(8): 159-172.

Tampubolon, S. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi


Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.

Trilling, B. & Hood, P. 1999. Learning, technology, and education reform in the
knowledge age or “we’re wired, webbed, and windowed, now what?”.
Educational Technology.
Turney, C. 1993 Sydney Micro Skills Handbook Series 1-5. Sidney: Sydney.
University.

Wambui, T, W., Alice, W. K., & Elizabeth, G. 2012. Communication Skills Vol. I
Students Coursebook. Germany: LAP LAMBERT Academic Publishing
Gmbh & Co. KG.

Widoyoko, E, P. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka Pelajar:


Yogyakarta.
Yuliantoro, A. 2015. Pnelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: ANDI.
Zlatic, L., Dragana, B., Snežana, M., & Milevica, B. 2014. Development of teacher
communication competence. Procedia Social and Behavioral Sciences 116
(2014) 606-610.

Zubaidah, S. 2016. Keterampilan Abad ke 21: Keterampilan yang Diajarkan melalui


Pembelajaran: Makalah disampaikan pada Seminar Nasional dengan Tema
Isu-Isu Strategis Pembelajaran MIPA Abad 21 di STKIP Perdana
Katulistiwa Sintang, Sintang.

Anda mungkin juga menyukai