Anda di halaman 1dari 79

PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA SAMA MENGGUNAKAN

METODE GROUP RESUME PADA SISWA SEKOLAH DASAR


MUHAMMADIYAH 002 PENYASAWAN

Tema

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran PPKn Siswa Kelas V SD


Muhammadiyah 002 Penyasawan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh agar sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :
REPI DESPITA
NIM. 1686206038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam

kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri sehingga membutuhkan

bantuan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Sebagai makhluk sosial,

manusia harus bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Manusia yang merasa tidak membutuhkan orang lain akan

dikucilkan dan tidak dapat hidup di masyarakat. Maka dari itu manusia harus

hidup berdampingan, bahu-membahu dan bekerja sama dalam kehidupan

masyarakat. Kemampuan kerja sama diperlukan oleh manusia sebagai makhluk

sosial, termasuk juga pada peserta didik. Kemampuan kerja sama antar peserta

didik dapat dilihat dalam proses pembelajaran karena kerja sama dapat melatih

berkembangnya kecerdasan emosional Peserta didik. Hal ini sesuai dengan

pendapat Jonhnson (2011:164) kerjsa sama dapat menghilangkan hambatan

mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit.

SD Muhammadiyah 002 Penyasawan merupakan sekolah dasar yang

berlokasi di desa Penyasawan Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar,

Propinsi Riau. Sekolah ini menerapkan kurikulum 2013 yang menuntut

pendidik untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan

menarik bagi peserta didik. Pada kenyataannya kurikulum 2013 menuai

berbagai permasalahan sehingga kurikulum 2013 dinilai kurang efektif.

Peneliti menemukan masalah ketika melakukan wawancara dengan

1
2

Pendidik dan kepala sekolah di SD Muhammadiyah 002

Penyasawan yang dilakukan tanggal 21 Mei 2020 menjelaskan bahwa peserta

didik susah bekerja sama dalam mengikuti pembelajaran. Kelas ini memiliki

peserta didik sebanyak 25 peserta didik yang terdiri dari 15 peserta didik

perempuan dan 10 peserta didik laki laki. Pendidik sudah menerapkan metode

diskusi, tanya jawab dan evaluasi di setiap pelajaran mata pelajaran dan metode

ceramah digunakan untuk memberikan penjelasan detail mata pelajaran yang

dibahas. Metod. Evaluasi untuk mengukur hasil kemampuan peserta didik.

Pembelajaran yang ada pada SD Muhammadiyah 002 Penyasawan cenderung

tidak efektif karena peserta didik tidak memiliki kerja sama yang baik.

Disekolah dasar terdapat berbagai macam mata pelajaran yang diajarkan

oleh pendidik. Mata pelajaran yang diajarkan seperti matematika, bahasa

inggris, IPA, IPS, PPKn, bahasa Indonesia, penjaskes,dan kesenian.

Berdasarkan mata pelajaran yang sudah disebutkan, ada satu mata

pelajaran yang dapat meningkatkan kepedulian peserta didik dalam

mengembangkan dari berbagai segi nilai kehidupan maupun tindakan baik

dari afektif, psikomotorik dan kognitif. Apabila mata pelajaran ini diterapkan

sesuai dengan yang diharapkan, memungkinkan untuk mencetak manusia

yang dapat memajukan bangsa dengan peserta didik yang berkualitas guna

membangun bangsa dari keterpurukan permasalahan ekonomi, sosialisasi serta

persatuan. Bila sikap ini tidak dikembangkan sejak dini, dalam masa

yang akan datang bangsa akan kehilangan persatuan yang disebabkan

kurangnya penanaman nilai moral yang dimiliki oleh peserta didik.


3

Sesuai dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (Sunarso Dkk,

2008:01) Pertama, PPKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek

pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar

menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan

bertanggung jawab. Kedua, PPKn secara teoritik dirancang sebagai subjek

pembelajaran yang memuat dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang

bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks

subtansi, ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang

demokratis, dan bela negara. Ketiga, secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai

(Content Embedding Values) dan pengalaman belajar (Learning Experiences)

dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan

sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut

dari ide nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis,

dan bela negara.

Guna mewujudkan kualitas tujuan dari Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) seperti yang disebutkan di paragraf sebelumnya,

perlu diadakan pembinaan serta penanaman nilai-nilai Pancasila dan

kewarganegaraan dalam mata pelajaran PPKn. Keberhasilan dalam pembinaan

dan penanaman Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) akan

memberikan dampak positif untuk pembangunanbangsa Indonesia.


4

Kerja sama merupakan hal yang penting untuk saling menumbuhkan

menghargai, sikap tanggung jawab dan peduli. Johnson dalam Suprijono

(2014: 54) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur

dalam model pembelajaran kooperatif yaitu 1) saling ketergantungan, 2)

tanggung jawab perseorangan, 3) interaksi promotif, 4) komunikasi antar

anggota, dan 5) pemrosesan kelompok. Apabila kelima unsur tersebbut ada

dalam pembelajaran, maka pembelajaran bisa dikatakan pembelajaran yang

kooperaatif. Pembelajaran kooperatif bersidat kerja sama ini akan

membentuk peserta didik yang dapat memiliki sifat adil, dapat

bekerjasama, saling mendukung, bertanggung jawab dan mudah membaur.

Ketika dalam pembelajaran ada peserta didik yang belum memahami, perlunya

kerja sama untuk mendorongan teman sebaya tidak menjadi malu untuk

bertanya sehingga suasana kelas lebih bebas. Ketika peserta didik dihadapkan

dalam sebuah kelompok, tidak adanya interaksi yang terlihat dalam

pembelajaran. peserta didik cenderung lebih diam dan bersikap individual.

Sehingga kesadaran untuk mengembangkan kemampuan kognitif dari

masing-masing peserta didik terlalu sedikit. Terbatasnya pengetahuan yang

dimiliki peserta didik ini akan mengganggu keaktifan peserta didik dalam kerja

sama.

Berdasarkan latarbelakang masalah, perlu diadakannya perbaikan

proses pembelajaran terutama pada proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan pada peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 002


5

Penyasawan. Perbaikan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

peserta didik agar peserta didik mampu berperan aktif, serta dapat share

pengetahuan dengan peserta didik lain. Aktif di sini bertujuan untuk

memperbaiki pemikiran peserta didik terhadap dugaan-dugaan negatif yang

membuat peserta didik menjadi minder. Salah satu metode yang dapat

mengembangkan kemampuan anak berdasarkan permasalahan yang ada

dengan menggunakan metode group resume. Peserta didik mempunyai

kesempatan untuk saling berinteraksi dan bertukar pikiran dalam kelompok.

Tidak hanya saling bertukar pikiran, disisi lain peserta didik dapat

mengembangkan kemampuan berinteraksi dan memberi penguatan pemikiran

dengan adanya resume atau ringkasan yang disampaikan ke peserta didik lain.

Berdasarkan ulasan latar belakang di atas, maka peneliti mengadakan

penelitian dengan judul ” Peningkatan Kemampuan Kerja Sama Menggunakan

Metode Group Resume Pada Siswa Sekolah Dasar Muhammadiyah 002

Penyasawan

B. Identifikasi Masalah

1. Kemampuan kerja sama antar peserta didik ini juga sering terlihat sudah

mulai luntur

2. Peserta didik sibuk dengan dirinya sendiri dan tidak memedulikan temannya

yang membutuhkan bantuan dalam belajar

3. Banyak peserta didik yang tidak menghargai ketika temannya

menyampaikan pendapat.
6

C. Rumusan Masalah

Bagaimana meningkatkan kemampuan kerja sama menggunakan metode

group resume kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja

sama pada mata pelajaran PPKn dengan menggunakan metode group resume

peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan. Tujuan khusus

penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan kerja sama menggunakan

metode group resume kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

group resume pada peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 002

Penyasawan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

secara teoristis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu, menambah referensi di bidang

pendidikan, terutama dalam meningkatkan kemampuan kerja sama pada

peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan.

2. Manfaat praktis.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

yaitu:
7

1. Bagi Peserta didik

Sebagai masukan bagi pendidik bahwa salah satu metode yang

dapat meningkatkan kemampuan kerja sama belajar PPKn metode group

resume. Untuk meningkatkan kemampuan kerja sama pada mata

pelajaran PPKn kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan.

2. Bagi sekolah

Memberi sumbangan bagi perbaikan proses belajar mengajar yang

dilihat dari kemampuan kerja sama pada Mata Pelajaran PPKn.

3. Bagi peneliti

Menambah wawasan penulis terutama perbaikan dalam PPKn.

F. Penjelasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap hasil penelitian ini,

maka perlu di jelaskan beberapa istilah terkait dengan variabel penelitian

sebagai berikut:

1. Kemampuan Kerja sama

Kemampuan kerja sama adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh

beberapa orang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Kemampuan kerja sama merupakan interaksi yang sangat penting bagi

kehidupan manusia karena manusia adalah mahluk sosial yang saling

membutuhkan. Keadaan peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 002

Penyasawan dapat berinteraksi dengan teman sebaya tanpa adanya

dampingan dari pendidik. peserta didik dapat berkolaborasi dengan teman

sebaya untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki setiap peserta


8

didik. Kolaborasi ini tidak hanya dalam pengetahuan akan tetapi

pembentukan sikap yang disesuaikan yang nantinya akan membentuk

peserta didik untuk tidak canggung, saling menghargai pendapat, tidak ego

dan memiliki tanggung jawab.

2. Metode Group Resume

Metode group resume PPKN merupakan metode pembelajaran yang

digunakan di kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan, menekankan

pada kemampuan untuk membangun kebersamaan agar siswa lebih

memahami atau mengenal antara satu dengan yang lain. Group resume

menggunakan pembelajaran yang dibagi dalam beberapa kelompok

kemudian dihadapkan oleh sebuah masalah dan diselesaikan secara

bersama-sama. Pembelajaran akan diakhiri dengan pembuatan resume yang

dijelaskan secara lisan untuk memperkuat pendalaman materi yang telah

peserta didik lakukan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kemampuan Kerja sama Siswa

a. Pengertian Kemampuan Kerja sama Siswa

Kemampuan kerja sama merupakan hal yang penting bagi

kehidupan manusia, karena dengan kemampuan kerja sama manusia

dapat melangsungkan kehidupannya. Kemampuan kerja sama juga

menuntut interaksi antara beberapa pihak. Hal ini sesuai yang dikatakan

Soekanto (2006:66) Kemampuan kerja sama merupakan suatu usaha

bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan

tertentu. Pendapat tersebut sudah jelas mengatakan bahwa kemampuan

kerja sama merupakan bentuk hubungan antara beberapa pihak yang

saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Kemampuan kerja

sama dalam konteks pembelajaran yang melibatkan peserta didik.

Huda (2011: 24-25) Menjelaskan lebih rinci yaitu, ketika peserta

didik bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas kelompok, mereka

memberikan dorongan, anjuran, dan informasi pada teman

sekelompoknya yang membutuhkan bantuan. Hal ini berarti dalam kerja

sama, peserta didik yang lebih paham akan memiliki kesadaran untuk

menjelaskan kepada teman yang belum paham.

9
10

Lie (2005: 28) Mengemukakan bahwa kemampuan kerja sama

merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan dalam kelangsungan

hidup manusia. Tanpa adanya kemampuan kerja sama tidak akan ada

keluarga, organisasi, atau pun sekolah, khusunya tidak akan ada proses

pembelajaran di sekolah. Lebih jauh pendapat Anita Lie dapat diartikan,

bahwa tanpa adanya kerja sama siswa, maka proses pembelajaran di

sekolah tidak akan berjalan dengan baik dan akhirnya tujuan

pembelajaran tidak akan tercapai. Melihat pentingnya kerja sama

peserta didik dalam pembelajaran di kelas maka sikap ini harus

dikembangkan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kerja sama peserta didik dapat diartikan sebagai

sebuah interaksi atau hubungan antara peserta didik dengan guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Hubungan yang dimaksud adalah

hubungan yang dinamis yaitu, hubungan yang saling menghargai,

saling peduli, saling membantu, dan saling memberikan dorongan

sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Tujuan pembelajaran tersebut

meliputi perubahan tingkah laku, penambahan pemahaman, dan

penyerapan ilmu pengetahuan.


11

Aspek-aspek belajar yang perlu diperhatikan dalam kerja kelompok

adalah :

a. Tujuannya, setiap anggota harus mengerti betul apa yang harus

dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, untuk itu diperlukan diskusi

dalam kelompok.

b. Interaksi, dalam kerja kelompok ada tantangan yang harus

diselesaikan bersama sehingga perlu dilakukan pembagian kerja,

salah satu syarat utama terjadinya kerja sama adalah komunikasi

yang efektif, maka perlu adanya interaksi antar anggota.

Lebih lanjut Hasibuan, dkk, (1992: 35) bahwa interaksi sesama

siswa sangat diperlukan dalam pembelajaran, informasi dan penjelasan

teman sejawat biasanya akan lebih mudah dipahami dan diterima siswa.

Dalam belajar kelompok, bila salah satu peserta didik tidak dapat

menjawab pertanyaan, atau tidak menyumbangkan gagasan paling tidak

menyumbang suara, maka peserta didik tersebut akan timbul rasa malu,

sehingga dia termotivasi untuk berusaha mencari informasi atau

mempelajari materi.

Belajar bersama atau belajar kelompok dapat juga menjadi

menyenangkan, dimana suasana senang ini diperlukan untuk

tercapainya kegiatan pembelajaran yang efektif. Menurut Solihatin, dkk

(2011: 5-6) belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif

sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar baik yang bersifat

kognitif, afektif, maupun konatif. Secara umum pola interaksi yang


12

bersifat terbuka dan langsung diantara anggota kelompok sangat

penting bagi peserta didik untuk memperoleh keberhasilan belajarnya.

Hal ini disebabkan setiap dari mereka akan melakukan diskusi,

saling membagi pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan, saling

mengoreksi antar sesama dalam belajar. Suasana belajar dan rasa

kebersamaan yang tumbuh dan berkembang diantara sesama anggota

kelompok memungkinkan peserta didik untuk dapat mengerti dan

memahami materi dengan lebih baik. Berdasarkan beberapa definisi di

atas, peneliti memilih pendapat dari Saydano yang menyatakan bahwa

kerja sama peserta didik adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh

beberapa peserta didik untuk dapat bekerja bersama-sama dengan orang

lain dalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan bersama.

Dapat ditambahkan bahwa kerja sama peserta didik selain dapat

meningkatkan optimalisasi kegiatan pembelajaran dan hasil belajar,

juga dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi belajar peserta didik.

Maka kegiatan belajar peserta didik juga akan meningkat dan hasil

belajar peserta didik akan ikut meningkat pula.

b. Tujuan Kemampuan Kerja Sama

Tujuan kemampuan kerja sama dapat membangun proses sosial

yang dapat mengembangkan aspek sosial. Selain itu, tujuan dari

kemampuan kerja sama menurut Roestiyah bahwa kerja sama ini

memiliki beberapa:
13

a. Melatih anak dengan berbagai keterampilan-keterampilan seperti

berinteraksi sesama teman, bersosialisasi dan bekerja sama.

b. Mengembangkan aspek perkembangan sosial dan aspek

perkembangan emosi.

c. Membangun wawasan dan pengetahuan anak didik mengenai

konsep sosial di lingkungannya

d. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik sekaligus dapat

meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap

menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat

meningkatkan harga diri.

Tujuan dari kerja sama merupakan suatu keterampilan sosial yang

dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif, bertanya, menghargai

pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau

menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok. Ditegaskan

bahwa tujuan kerja sama untuk mengajak anak agar dapat saling tolong-

menolong. Hal ini berguna untuk menciptakan mental anak didik yang

penuh rasa percaya diri di lingkungan baru, serta dapat meningkatkan

sosialisasi anak terhadap lingkungan.

c. Tahapan Kemampuan Kerja sama

Dalam kemampuan kerja sama tentunya ada hubungan yang saling

berkaitan dengan tujuan untuk menciptakan perkembangan aspek

bersosial. Mengembangkan aspek sosial yaitu dengan bekerja sama

tentunya terdapat beberapa tahapan yang akan dilalui. Selain itu,


14

kemampuan kerja sama mampu menerapkan berbagai cara untuk saling

berinteraksi dengan sesama. Sehingga dalam kegiatan tersebut terdapat

hubungan sosial yang mencetuskan kemampuan kerja sama. Di sini ada

beberapa tahapan kemampuan kerja sama, pendapat dari Yudha, dkk

menyatakan bahwa tiga langkah tahap kerja sama yaitu:

1. Mengamati dan mengenal lingkungan, dengan mengenal lingkungan

dimana kegiatan kemampuan kerja sama akan terjadi dapat

membantu seseorang dalam menentukan sikap untuk terlibat atau

tidak terlibat dengan mengacu pada pemahaman potensi diri.

2. Merasa tertarik dan mengadakan penyesuaian diri, tahap ini

merupakan hasil analisis dari dua tahap sebelumnya, ketertarikan

seseorang untuk terlibat pada suatu kerja sama perlu disertai dengan

upaya penyesuaian yang sangat dibutuhkan karena didalam

kelompok kerja sama terdiri dari anak yang berbeda dalam segala

hal.

3. Terbuka untuk memberi dan menerima, anak yang terlibat pada kerja

sama harus mau dan mampu untuk saling memberi dan menerima.

Sifat egosentris harus dikikis atau paling tidak dikurangi sehingga

proses keterbukaan dapat berlangsung.

Dari pernyataan di atas disimpulkan bahwa terdapat tiga tahapan

dalam kerja sama, yaitu mengamati dan mengenal lingkungan, merasa

tertarik dan mengadakan penyesuaian diri, dan terbuka untuk memberi

dan menerima.
15

d. Langkah-langkah Menumbuhkan Kemampuan Kerja sama

Untuk mengembangkan kemampuan kerja sama dalam diri anak,

guru di sekolah dapat menggunakan beberapa cara atau langkah-

langkah untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama peserta didik.

Langkah-langkah untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama

menurut pendapat Tadkiroatun Musfiroh, adalah sebagai berikut:

1) Mengenalkan permainan yang bersifat kerja sama. Guru dapat

menentukan permainan yang bersifat kemampuan kerja sama yang

melibatkan 4-10 anak.

2) Mengenalkan kasih sayang Melalui kejadian didalam kelas Guru

bisa mengajarkan sikap kasih sayang, misalnya ketika pada suatu

hari ada anak yang tidak masuk kelas, guru menanyakan pada anak

kenapa anak tersebut tidak berangkat ke sekolah. Jika ada yang

mengetahui sakit, maka ajak anak untuk berdoa bersama untuk

kesembuhannya. Lalu setelah pulang sekolah, bisa mengajak anak

untuk menengoknya sekedar menanyakan keadaan.

3) Mengenalkan sikap gotong royong, Guru dapat mengenalkan sikap

gotong royong ini salah satunya dengan cara kerja bakti di sekolah.

Beberapa tugas seperti menyapu ruangan, mengelap kaca,

membuang sampah,merapikan kelas. Setelah kegiatan kerja bakti

selesai, guru mengapresiasi hasil kerja anak dengan pujian pada

semua anak karena sudah menyelesaikan tugasnya masing-masing


16

baik. Penguatan positif ini akan mendorong anak mau mengulangi

perbuatan baiknya tersebut.

4) Mengajarkan anak untuk berbagi Biasanya anak suka berebut apa

saja baik di dalam maupun di luar kelas, terutama mainan. Guru

bisa mengajarkan anak untuk berbagi melalui pesan, misalnya

sebelum kegiatan bermain dimulai, guru dan anak membuat

kesepakatan bahwa mereka boleh bermain asal tidak berebut dan

mau berbagi.

5) Mendorong anak untuk membantu Dalam mengajarkan anak untuk

dapat membantu orang lain, bisa melalui kegiatan rutin di kelas.

6) Mengajarkan kesungguhan hati dalam membantu orang lain Guru

dapat mengenalkan dan mengembangkan rasa kasih sayang melalui

sejumlah peristiwa di kelas. Misalnya ketika ada anak yang jatuh,

guru langsung mencontohkan untuk menolong. Dari definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa dalam menumbuhkan kemampuan kerja

sama dalam diri anak, dapat dilakukan dengan beberapa langkah,

yaitu mengenalkan permainan kelompok, mengenalkan kasih

sayang, mengenalkan sikap gotong royong, mengajarkan anak

untuk berbagi, mendorong anak untuk membantu, dan mengajarkan

kesungguhan hati dalam membantu orang lain.


17

e. Cara Meningkatkan Kemampuan Kerja sama Siswa

Meningkatkan kemampuan kerja sama siswa perlu diajarkan

ketrampilan sosial. Hal ini dikarenakan dengan ketrampilan sosial nilai-

nilai dalam kemampuan kerja sama akan terinternalisasi dalam diri

siswa dengan cara pembiasaan. Keterampilan sosial yang harus dimiliki

siswa untuk meningkatkan kemampuan kerja sama peserta didik

diungkapkan oleh Johnson & F. Johnson dalam Huda (2011:55).

Menurut Johnson & FJohnson untuk mengoordinasi setiap usaha

demi mencapai tujuan kelompok, siswa harus:

1) Saling mengerti dan percaya satu sama lain.

2) Berkomunikasi dengan jelas dan tidak ambigu.

3) Saling menerima dan mendukung satu sama lain.

4) Mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya melahirkan

konflik.

f. Indikator Kemampuan Kerja sama

Indikator Kerja Sama Adanya kerja sama dalam kelompok dapat

membantu peserta didik lain yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi pembelajaran. Menurut Huda (2012: 24) peserta

didik yang bekerja sama akan terlihat ketika mereka saling memberikan

dorongan, informasi atau anjuran pada teman satu kelompoknya yang

membutuhkan.
18

Hal ini bermanfaat untuk memberikan pemahaman kepada siswa

ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi. Selain itu peserta

didik dapat belajar bagaimana 25 bersosialisasi dengan teman lain,

sehingga tidak ada jurang pemisah bagi peserta didik yang memiliki

latar belakang yang berbeda-beda. Kerja sama peserta didik dapat

dilihat melalui pembelajaran yang sedang berlangsung.

Menurut Johnson & F. Johnson dalam Huda (2015:55) indikator

kerjasama adalah sebagai berikut:

1) Saling mengerti dan percaya satu sama lain

2) Berkomunikasi dengan jelas dan tidak ambigu

3) Saling menerima dan mendukung satu sama lain

4) Mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya melahirkan

konflik.

2. Metode Group Resume

a. Pengertian Group Resume

Group resume menggambarkan hasil yang telah dicapai oleh

individu, Group resume ini akan menjadi menarik untuk dilakukan

dalam group dengan tujuan membantu siswa menjadi lebih akrab atau

melakukan team building (kerja sama kelompok) yang anggotanya

sudah saling mengenal sebelumnya, Kegiatan ini akan lebih efektif jika

resume itu berkaitan dengan materi yang sedang anda ajarkan.


19

b. Manfaat Group Resume

1) Bisa Meningkatkan Efisiensi Kerja

2) Banyak Sekali Ide Kreatif Bermunculan

3) Beban Kerja Menjadi Lebih Ringan

c. Langkah-Langkah Group Resume

1) Membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok.

2) Menjelaskan kepada peserta didik bahwa kelas mereka penuh

dengan bakat dan pengalaman.

3) Menyarankan dan memotivasi peserta didik bahwa salah satu cara

untuk dapat mengidentifikasi dan menunjukkan kelebihan yang

dimiliki kelas adalah dengan membuat resume kelompok.

4) Membagi materi kepada tiap kelompok untuk dilakukan resume

dan dipresentasikan hasil resume yang mencakup informasi yang

dapat menarik seluruh kelompok secara keseluruhan.

5) Memberi kesempatan untuk setiap kelompok menyampaikan

resume mereka dan menanyakan semua sumber yang ada dalam

seluruh kelompok tersebut.

Metode group resume dilakukan dengan membentuk peserta didik

dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggota 5 kelompok,

peserta didiknya sebanyak 25 siswa. Di dalam kelompok kecil tersebut

siswa saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas sehingga terjadi

interaksi antar peserta didik. Masing-masing kelompok diberi tugas

untuk merangkum materi dari buku paket dan LKPD. Setelah selesai
20

merangkum guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan

hasil rangkuman dan kelompok lain diminta untuk memperhatikan,

menanggapi, dan memberikan pertanyaan. Biasanya sebuah resume

menggambarkan hal yang telah dicapai oleh individu. Resume

Kelompok (Group Resume) merupakan cara yang menyenangkan dan

menarik untuk membantu peserta didik lebih mengenal atau melakukan

kegiatan membangun tim dari sebuah kelompok, sehingga peserta didik

menjadi lebih akrab dan dapat melakukan kerja sama kelompok dengan

baik (Zaini, 2008: 10).

Jadi metode group resume dapat dilakukan dengan membentuk

peserta didik dalam kelompok belajar yang beranggotakan 5 peserta

didik. Semua anggota kelompok tersebut saling bekerja sama untuk

menyelesaikan tugas. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk

merangkum materi dari buku dan LKPD. Setelah selesai merangkum

guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil

rangkuman dan kelompok lain diminta untuk memperhatikan,

menanggapi, dan memberikan pertanyaan.

d. Kelebihan Group Resume

Penggunaan teknik kerja kelompok untuk mengajar mempunyai

tujuan agar peserta didik bekerja sama dengan teman lain dalam

mancapai tujuan bersama (Roestiyah, 2001: 15) sehingga peserta didik

aktif belajar dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajar lebih

baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggungjawab. Roestiyah N.K,


21

(2001: 17), mengemukakan pembelajaran dengan cara kelompok

mempunyai sejumlah kelebihan, yaitu:

a. Dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk

menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

b. Dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk lebih

intensif mengadakan menyelidikan mengenai suatu kasus atau

masalah.

c. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi.

d. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memerhatikan sebagai

individu serta kebutuhan belajar.

e. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pembelajaran dan mereka

lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.

f. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk

mengembangkan rasa menghormati pendapat orang lain yang mana

mereka saling membantu kelompok dalam usaha mencapai tujuan

bersama.

g. Kekurangan Group Resume

Sudirman, (1992: 142), mengemukakan kelemahan-kelemahan

pada pembelajaran dengan cara kelompok yaitu:

a. Bila kecakapan anggota tidak seimbang maka akan menghambat

kelancaran penyesuaian tugas/akan didominasi oleh seorang siswa

saja.
22

b. Ada sifat-sifat pribadi yang menonjolkan diri.

c. Anggota kelompok merasa kurang mampu akan menggantungkan

diri pada orang lain.

d. Tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan hanya

anggota tertentu saja, sedangkan yang lainnya tidak berpartisipasi

dengan baik.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai metode belajar-mengajar yang berkaitan dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe Group resume diantaranya:

1. Khusnul Khotimah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan

Metode Group Resume Dalam Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas

IV IPS” menyimpulkan bahwa dengan diterapkannya Metode Group

Resume dapat menigkatkan Aktivitas Belajar Siswa yang berupa

menganalisis data pada siklus I dan siklus I. Perbedaan penelitian ini

dengan yang peneliti adalah pada mata pelajaran PPKn pada kelas V,

sedangkan khusnul khotimah menggunakan mata pembelajaran IPS pada

kelas IV. Menyimpulkan bahwa dengan diterapkannya Group resume

yang didukung peran guru dalam kelas dapat meningkatkan kemampuan

kerja sama siswa dalam proses pembelajaaran PPKN.

2. Laila Nur Safitri (2008). Dalam penelitiannya yang berjudul:

“Peningkatan Keterampilan Kerjasama (Cooperative Skill) Siswa

Melalui Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe STAD

(Student Teams-Achievement Divisions) Pada Mata Pelajaran IPS Kelas


23

IV SD Negeri Catur Tunggal 7, Depok Sleman” mengungkapkan bahwa

strategi pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh yang efektif

terhadap peningkatan ketrampilan kerjasama siswa SD dalam mata

pelajaran IPS. Perbedaan penelitian ini dengan yang peneliti adalah pada

metode dan mata pelajaran

3. Erida Reningsih (2011). Dalam penelitiannya yang berjudul:

“Peningkatan Kemampuan Kerjasama Siswa Melalui Group Resume

Pada Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Kontinentaldi SMK Sahid

Surakarta” Menurut Erida Reningsih, dari penelitian yang dilakukannya

bahwa setelah menerapkan Group Resume kerja sama siswa dapat

meningkat. Perbedaannya adalah pada mata pelajaran.

C. Kerangka Pemikiran

Pentingnya pembelajaran yang diterapkan di sekolah dasar sangat

berpotensi untuk membentuk karakter dari peserta didik, salah satunya

pembelajaran membentuk konsep-konsep untuk menjadi masyarakat sesuai

dengan norma-norma yang telah dipelajari dengan menggunakan praktik

pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk menggali pengalamannya

sendiri. Sehingga peserta didik dapat memahami pembelajaran PPKn di

sekolah dasar.

Keadaan pembelajaran di SD Muhammadiyah 002 Penyasawan

sudah sangatlah bervariasi dalam pengajaran di kelas, akan tetapi peserta

didik belum memiliki rasa solidaritas antar sesama. Peristiwa ini terlihat

ketika ada siswa yang bertanya justru peserta didik lainnya sibuk bermain,
24

mengucapkan kata-kata yang membuat siswa drop, kurangnya respon ketika

ditanya pada saat peserta didik belajar kelompok, peserta didik kurang

antusias untuk membantu teman kelompoknya, permasalahan inilah yang

menyebabkan peserta didik sangat sulit untuk berkembang saat pembelajaran

kelompok. Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar kelas V SD

Muhammadiyah 002 Penyasawan karena peserta didik sebagian besar

bersikap pasif. Kemampuan kerja sama juga belum tampak saat belajar

kelompok. Guru selalu menguasai kegiatan pembelajaran. Selain itu guru

kurang melatih peserta didik baik secara individu maupun kelompok aktif,

mencari, menggali, dan menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari

secara bermakna, dan aktif, sehingga siswa tidak termotivasi untuk mengikuti

pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang dilakukan guru

kurang menarik dan tidak melekat pada diri peserta didik. Untuk itu

diperlukan suatu strategi pembelajaran yang lebih mementingkan siswa

belajar berpikir dari pada hanya menghafal, hal ini akan mambantu peserta

didik untuk belajar bernalar.

Strategi pembelajaran juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai siswa. Strategi pembelajaran

sendiri sangat terkait dengan pemilihan model pembelajaran yang dilakukan

guru dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya. Sehingga

pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk peserta didik sangatlah

diperlukan. Strategi pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah

metode Group Resume. Metode Group Resume merupakan strategi yang


25

melibatkan siswa mengaju pada tujuan pembelajaran, melibatkan peserta

didik dalam belajar, dan mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Menurut peneliti

jika strategi metode Group Resume jika deterapkan, maka akan dapat

membantu peserta didik untuk lebih mudah memahami atau mengingat materi

yang mereka terima serta mampu meningkatkan penguasaan materi pelajaran.

Dengan demikian uraian kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 2.1

berikut:

Masalah

Kemampuan kerja sama peserta


didik di sekolah dasar kelas V SD
Muhammadiyah 002 Penyasawan
masih kurang sehingga perlu adanya
metode untuk meningkatkan
kemampuan kerja sama

Solusi
Hasil yang
diharapkan
Kemampuan kerja
sama peserta didik Metode Group
meningkat Resume

Gambar 2.1
Kerangka berikir
26

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan penjelasan pada kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan diatas, peneliti mengajukan hipotesis pada penelitian ini adalah

“jika model group resume diterapkan pada peserta didik kelas V SD

Muhammadiyah 002 Penyasawan, maka kemampuan kerja sama peserta didik

akan meningkat”.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan

dilaksanakan pada peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 002

Penyasawan dengan Jumlah 25 peserta didik. Beralamat di desa

Penyasawan, kecamatan Kampar, kabupaten Kampar provinsi Riau.

2. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2020. Adapun

Alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Alokasi waktu PTK

Bulan
Kegiatan Septmbe
No Maret April Mai Juni Juli Agustus
Penelitian r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
√ √
judul
2 Bimbingan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Proposal
3 Seminar
 ≥ √
proposal
4 Perbaikan

proposal
5 Penelitian √√ √ √ √
6 Bimbingan
√ √ √ √ √
Skripsi
7 Ujian Sidang

Skripsi

27
28

B. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa

kelas peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan yang

berjumlah 25, dimana terdiri dari 15 peserta didik perempuan dan 10 peserta

didik laki-laki. Adapun yang terlihat dalam penelitian ini yaitu peneliti

bertindak sebagai guru praktis dikelas, guru kelas V SD Muhammadiyah

Penyasawan berbagai observer.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan strategi

pembelajaran group resume bertujuan untuk meningkatkan kerjasamadan

prestasi belajar peserta didik pada materi menghargai keputusan bersama di

kelas V. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian penelitian

tindakan kelas, maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

(PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang di laksanakan dalam ruang kelas

dengan tahapan-tahapan tindakan tertentu dengan tujuan memperbaiki mutu

praktik dalam pembelajaran di kelas secara professional.

Metode group resume merupakan metode yang melibatkan kelompok

dalam satu kelas. Untuk menerapkan metode ini ada beberapa langkah yang

harus dibentuk agar dapat berjalan sesuai dengan kehendak yang

diinginkan.Sehingga kompetensi-kompetensi dapat tersalurkan dengan tepat.


29

D. Prosedur Penelitian

Tahapan yang akan digunakan dalam metode ini menggunakan

Kusuma, dkk (2012:20) acting (tindakan) dan observing (pengamatan)

dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut

disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan

observing harus dilakukan dalam satu waktu saat tindakan berlangsung.

Gambar tersebut ada empat komponen yang ada dalam siklus, yaitu: 1)

perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. Siklus yang

digunakan merupakan siklus spiral, dimana dalam penelitian putaran dari setiap

kegiatan akan berlangsung secara terus menerus hingga penelitian menemukan

titik puncak dari yang diharapkan.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009:16)
30

1. Siklus I ( Pertama)

a. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan berdasarkan penelitian yang akan diterapkan di

kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan adalah merancang berbagai

penunjang yang digunakan untuk penelitian. Perancangan ini

dipertimbangkan dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti.

Kesepakatan antara guru pembimbing dengan peneliti yang didapat

berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang

mengampu pembelajaran. Peneliti berkolaborasi dengan berbagai pihak

seperti: dosen pembimbing, guru terkait dengan observer untuk

merancang pemecahan masalah yang ada dilapangan.

Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, peneliti bersama guru

memecahkan masalah dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif group resume. Metode pembelajaran ini melibatkan siswa

untuk lebih aktif dan meningkatkan kemampuan kerjasama agar siswa

lebih mudah untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Perancangan ini

nantinya akan dituangkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) berupa lembar acuan yang digunakan guru. Penggunaan RPP akan

membantu guru untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran. Adapun

skenario rinci rencana yang disusun oleh peneliti:

1) Membuat RPP

Disusun oleh peneliti melalui pertimbangan dosen pembimbing,

kepala sekolah SD Muhammadiyah 002 Penyasawan dan guru


31

pengampu kelas V. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan

sebagai panduan guru untuk pedoman sekaligus mengkondisikan saat

metode group resume diterapkan.

2) Menyusun lembar observasi

Digunakan sebagai lembar penilaian kerjasama saat metode

pembelajaran diterapkan. Lembar ini nantinya akan diberikan kepada

dua observer untuk membantu peneliti dalam mengambil data.

Observer yang sudah diberikan lembar observasi akan mengamati

siswa yang disesuaikan dengan indikator kerjasama yang dibuat oleh

peneliti. Mempersiapkan alat dokumentasi berupa kamera sebagai

bukti riil dari penerapan metode group resume.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini peneliti menerapkan metode pembelajaran yang

telah dirancang untuk kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan

.Usaha yang dilakukan peneliti bertujuan untuk memperbaiki

pembelajaran. Pelaksanaan tindakan ini melibatkan kolaborasi antara

guru dengan peneliti. Adapun tahap-tahap yang dilaksanakan pada kelas

V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan menggunakan metode group

resume:

1) Membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok. membagi peserta

didik menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang tiap kelompok


32

2) Menjelaskan kepada peserta didik bahwa kelas mereka penuh dengan

bakat dan pengalaman. Guru menjelaskan bahwa seluruh siswa dikelas

mempunyai bakat dan pengalaman dalam belajar.

3) Menyarankan dan memotivasi peserta didik bahwa salah satu cara

untuk dapat mengidentifikasi dan menunjukkan kelebihan yang

dimiliki kelas adalah dengan membuat resume kelompok. Guru

memberikan penjelasan bahwa dengan membuat resume dapat

meningkatkan pemahaman belajar.

4) Membagi materi kepada tiap kelompok untuk dilakukan resume dan

dipresentasikan hasil resume yang mencakup informasi yang dapat

menarik seluruh kelompok secara keseluruhan. Guru memberikan

lembar kerja peserta didik dan spidol kepada tiap kelompok untuk

menuliskan resume.

5) Memberi kesempatan untuk setiap kelompok menyampaikan resume

mereka dan menanyakan semua sumber yang ada dalam seluruh

kelompok tersebut. Guru meminta tiap kelompok untuk

mempersentasekan hasil resume mereka di dapan kelas.

c. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan langsung pada saat penerapan metode group

resume. Peneliti melibatkan dua observer untuk mengamati kemampuan

kerjasama dan penerapan metode group resume yang ada di kelas.

Peneliti memberikan lembar observasi yang diisi oleh observer sesuai

dengan pengamatan saat pembelajaran berlangsung.


33

d. Refleksi (reflecting)

Pelaksanaan refleksi bertujuan menganalisis hasil observasi yang

sudah dilaksanakan. Saat terjadinya pembelajaran, adanya kelemahan-

kelemahan yang perlu untuk diperbaiki. yang nantinya akan dikaji untuk

perbaikan pada siklus berikutnya. Jika belum ada kesesuaian seperti yang

diharapkan, maka peneliti menggunakan beberapa variasi pada kegiatan

pembelajaran selanjutnya sebagai upaya penyempurnaan.

2. Siklus II (Kedua)

Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I yang terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan berdasarkan penelitian yang akan diterapkan di

kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan adalah merancang berbagai

penunjang yang digunakan untuk penelitian agar di peroleh hasil yang

maksimal. Perancangan ini dipertimbangkan dari hasil observasi

sebelumnya. Pada siklus ke-2.

Berdasarkan permasalahansebelumnya pada siklus 1, peneliti

bersama guru memecahkan masalah dengan menggunakan metode

pembelajaran problem solving. Metode pembelajaran ini melibatkan

siswa untuk lebih aktif dan meningkatkan kemampuan kerjasama agar

siswa lebih mudah untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Perancangan

ini nantinya akan dituangkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) berupa lembar acuan yang digunakan guru. Penggunaan RPP akan
34

membantu guru untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran. Adapun

skenario rinci rencana yang disusun oleh peneliti:

1) Membuat RPP

Disusun oleh peneliti melalui pertimbangan dosen pembimbing,

kepala sekolah SD Muhammadiyah 002 Penyasawan dan guru

pengampu kelas V. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan

sebagai panduan guru untuk pedoman sekaligus mengkondisikan saat

metode group resume diterapkan.

2) Menyusun lembar observasi

Digunakan sebagai lembar penilaian kerjasama saat metode

pembelajaran diterapkan. Lembar ini nantinya akan diberikan kepada

dua observer untuk membantu peneliti dalam mengambil data.

Observer yang sudah diberikan lembar observasi akan mengamati

siswa yang disesuaikan dengan indikator kerjasama yang dibuat oleh

peneliti. Mempersiapkan alat dokumentasi berupa kamera sebagai

bukti riil dari penerapan metode group resume.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini peneliti menerapkan metode pembelajaran yang

telah dirancang untuk kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan

.Usaha yang dilakukan peneliti bertujuan untuk memperbaiki

pembelajaran. Pelaksanaan tindakan ini melibatkan kolaborasi antara

guru dengan peneliti. Adapun tahap-tahap yang dilaksanakan pada kelas


35

V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan menggunakan metode group

resume:

1) Membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok. membagi peserta didik

menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5 orang tiap kelompok

2) Menjelaskan kepada peserta didik bahwa kelas mereka penuh dengan

bakat dan pengalaman. Guru menjelaskan bahwa seluruh siswa

dikelas mempunyai bakat dan pengalaman dalam belajar.

3) Menyarankan dan memotivasi peserta didik bahwa salah satu cara

untuk dapat mengidentifikasi dan menunjukkan kelebihan yang

dimiliki kelas adalah dengan membuat resume kelompok. Guru

memberikan penjelasan bahwa dengan membuat resume dapat

meningkatkan pemahaman belajar.

4) Membagi materi kepada tiap kelompok untuk dilakukan resume dan

dipresentasikan hasil resume yang mencakup informasi yang dapat

menarik seluruh kelompok secara keseluruhan. Guru memberikan

lembar kerja peserta didik dan spidol kepada tiap kelompok untuk

menuliskan resume.

5) Memberi kesempatan untuk setiap kelompok menyampaikan resume

mereka dan menanyakan semua sumber yang ada dalam seluruh

kelompok tersebut. Guru meminta tiap kelompok untuk

mempersentasekan hasil resume mereka di dapan kelas.


36

c. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan langsung pada saat penerapan metode group

resume. Peneliti melibatkan dua observer untuk mengamati kemampuan

kerjasama dan penerapan metode group resume yang ada di kelas.

Peneliti memberikan lembar observasi yang diisi oleh observer sesuai

dengan pengamatan saat pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi (reflecting)

Pelaksanaan refleksi bertujuan menganalisis hasil observasi yang

sudah dilaksanakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2013: 193-194)

dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),

kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

a. Observasi

Instrumen dalam pengumpulan data adalah observasi. Observasi

merupakan kegiatan yang berinteraksi langsung dengan lembaga dalam

pengumpulan data melalui pengamatan. Pelaksanaan observasi apabila

hanya mengandalkan pengamatan, maka pengumpulan yang data dirasa

kurang efektif. Sukardi menjelaskan bahwa untuk memaksimalkan hasil

observasi, biasanya peneliti akan menggunakan alat bantu yang sesuai

dengan lapangan (2008:79). Alat bantu ini berupa data-data yang secara

spesifik dapat memperoleh masalah yang lebih detail.


37

Observasi dilakukan untuk memantau kegiatan pembelajaran

PPKn di kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan Penyasawan.

Peneliti mengamati dan mencatat sejumlah aktifitas yang dilakukan

peserta didik dengan lembar observasi. Lembar observasi bertujuan

untuk memperoleh data mengenai tingkat kerjasama. Lima unsur dalam

model pembelajaran kooperatif yang ada pada lembar observasi yaitu 1)

saling ketergantungan, 2) tanggung jawab perseorangan, 3) interaksi

promotif, 4) komunikasi antar anggota, dan 5) pemrosesan

kelompok. Teknik ini menggunakan lembar cetak berupa pemberian

angka sesuai kriteria yang telah disusun oleh peneliti.

b. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti untuk melampirkan setiap

kegiatan yang dilakukan saat penelitian berlangsung. Data-data yang

nantinya sudah didokumentasikan baik foto maupun dokumen akan

dilampirkan sebagai bukti terlaksananya serta proses penelitian di kelas

V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:148) instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur suatu fenomena alam maupun sosial yang

diamati.Instrumen merupakan alat bantu untuk menentukan keakuratan data

dengan melibatkan beberapa orang (observer). Instrumen yang digunakan

untuk memperoleh data berupa lembar observasi.

1. Instrumen Pembelajaran
38

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Disusun secara

sistematis berisi: standar kompetensi, kompetensi dasar,indicator sumber

pembelajaran, kegiatan pembelajaran,yang membuat pendahuluan,

kegiatan inti dan penutup dengan pedoman kepada langkah-langkah

metode pembelajaran Group Resume.

2. Instrumen Penelitian

a. Lembar observasi

Perolehan data yang digunakan peneliti menggunakan lembar

observasi. Lembar ini nantinya digunakan untuk mendapatkan data yang

diisi oleh observer. Setiap observer memperoleh dua lembar observasi

yaitu lembar metode group resume dengan lembar observasi kerjasama.

Lembar ini nantinya diisi oleh observer ketika pembelajaran PPKn

sedang berlangsung dengan instrumen yang mana data dikumpulkan, dan

bagaimana teknis pengumpulannya, perlu diuraikan secara jelas. Adapun

kisi-kisi yang digunakan berdasarkan pendapat Roger dan David pada

penelitian yang menyangkut kerjasma peserta didik seperti yang ada

pada tabel 3.2 berikut ini:


39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kerjasama Peserta Didik

No Aspek yang dinilai No item


1 Saling ketergantungan positif 1,2,3,4
2 Tanggung jawab perseorangan dalam 5,6,7,8,9,
Kelompok 10
3 Interaksi yang promotif/menigkatkan dalam 11,12,13
Pembelajaran
4 Komunikasi antar anggota dalam 14,15,16
mengkoordinasi teman kelompok
5 Pemrosesan kelompok 17

Berikut merupakan kisi-kisi dari pelaksanaan mata pelajaran PPKn

dengan metode group resume. Kisi-kisi ini nantinya digunakan sebagai

pedoman pembuatan lembar observasi.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran PPkn dengan


Metode Group Resume
Aspek Diskriptor Indikator No Item
a. Membuka pembelajaran 1,2,3
Kondisi pendidik dan dengan mengucapkan
Proses peserta didik saat salam
pembelajaran pembelajaran b. Mempersiapkan sarana 4
berlangsung pembelajaran
c. Menyampaikan tujuan 5,6
pembelajaran
d. Membagi peserta 7
didik
dalam kelompok kecil
e. Menjelaskan kepada 8,9
peserta didik bahwa
Tahap proses mereka dipenuhi
penerapan Penerapan metode dengan penuh bakat
metode group group resume dan
resume kemampuan
f. Menjelaskan pentingnya 10
membuat resume
g. Membagi kertas kepada 11
peserta didik untuk
membuat resume
40

h. Refleksi 12
Kegiatan i. Penyampaian untuk 13
penutup materi selanjutnya
j. Berdoa 14

b. Lembar observasi guru

Aktivitas Guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran metode Group Resume, diperoleh melalui lembar

observasi. Lembar observasi ini digunakan secara langsung.

c. Lembar observasi peserta didik

Lembar observasi peserta didik yang digunakan untuk mengamati

keterlaksanaan peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan

metode Group Resume. Lembar observasi ini digunakan oleh

observer/guru kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan. Lembar

observasi ini digunakan secara langsung.

G. Teknik Analisis Data

Berdasarkan instrumen pengumpulan data,ada dua teknik analisis data

dalam penelitian ini sebagai berikut

1. Kualitatif

Data kualitatif adalah data berupa informasi yang diwujudkan dengan

kata keadaan atau kata sifat yang menggambarkan kelanjutan dari suatu

kualitas (Arikunto, 2016 : 21). Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh

dari lembar observasi guru, yang digunakan untuk mendeskripsikan proses

pembelajaran dengan penerapan metode Group Resume.


41

2. Kuantitatif

a. ketuntasan Aktifitas Belajar Individu

Adapun pedoman kreteria penilaian yang digunakan dalam

penelitian belajar siswa SD Muhammadiyah 002 Penyasawan ini adalah

Setiap aspek dinilai dengan 4 ketegori yaitu ketegori sangat kurang,

kurang dengan skor 1, cukup dengan skor 2, baik dengan skor 3 dan baik

sekali dengan skor 4. Untuk menginterprestasikan ketuntasan individu

dan secara klasikal di ketegorikan pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Penggolongan Aktivitas Belajar Mengajar

No Interval Kategori
1 81%-100% Sangat Baik
2 61%-80% Baik
3 41%-60% Cukup
4 ≤40% Kurang
Sumber : Ridwan (2011:89)

Untuk menentukan ketuntasan yang di capai siswa secara individu

peneliti menggunakan rumus dari purwanto (kuswati, 2016:43) adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

Nv = Nilai yang dicapai


R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor Maksimum
100 = Bilangan tetap
42

Peserta didik secara individu sudah dikatakan tuntas apabila nilai

skor yang diperoleh peserta didik adalah sebesar menimal ≥70% dengan

ketegori cukup.

b. Ketuntasan klasikal

Ketuntasan klasikal kemampuan kerja sama peserta didik menurut

purwanto (kuswanti, 2016:43) jika mencapai 80% dari seluruh peserta

didik pada siklus ke II, maka ssecara klasikal telah tercapai dengan

baik.untuk menentukan ketuntasan klasikal kemampuan kerja sama

peserta didik penelitian menggunakan rumus dari purwanto sebagai

berikut:

Keterangan:

P = Persentase Skor kemampuan kerja sama yang muncul


100 = Bilangan tetap

c. Keberhasilan Penelitian

Pada penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dua siklus, jika

secara klasikal pada siklus kedua aktivitas guru dan kemampuan kerja

sama peserta didik telah mencapai angka sebesar 80% pada kategori

sempurna, maka penelitian ini dapat dikatakan telah berhasil.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Muhammadiyah 002 Penyasawan berdiri tahun 1986, terletak di

Jalan Stadion PSAW. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 002 Penyasawan

adalah Dra. Darmawati, S.Pdi dengan wali kelas V adalah Nazlimar, S.Pd.

Sekolah ini memiliki sebelas ruangan yang terdiri dari kelas I, hingga VI,

ruang guru, ruang kantor kepala sekolah, tata usaha, ruang alat peraga,

gudang, ruang komputer atau TI, labor IPA, ruang UKS dan labor bahasa.

Tenaga mengajar yang dimiliki SD Muhammadiyah 002 Penyasawan

berjumlah 34 orang dimana 23 orang PNS (Pegawai Negeri Sipil), dan 11

orang GTT. Pada kelas I hingga kelas VI dengan total peserta didik 290

peserta didik.

SD Muhammadiyah 002 Penyasawan memiliki visi dan misi sebagai

pedoman untuk mengembangkan sekolah agar lebih maju. Visi dari SD

Muhammadiyah 002 Penyasawan terwujudnya peserta didik yang berakhlak

mulia, cerdas, terampil berpretasi dan sadar lingkungan berdasarkan iman

dan daya.

43
44

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelititan adalah peserta didik kelas V SD Muhammadiyah

002 Penyasawan. Total peserta didik saat observasi sebanyak 25 peserta

didik yang terdiri dari 10 peserta didik laki laki dan 15 peserta didik

perempuan. Pengamatan yang dilakukan peneliti saat pengambilan data pra

tindakan menggunakan wawancara dan observasi yang dilaksanakan pada

hari Senin, 28 April 2020 bersama Ibu Darmawati, S.Pdi selaku kepala

sekolah dan Ibu Nazlimar, S.Pd selaku guru kelas V mengatakan bahwa

peserta didik memiliki beberapa kesulitan dalam pembelajaran terutama

ketika belajar kelompok. Suasana kelas yanng ramai membuat

pembelajaran kurang mengenai sasaran. Banyaknya peserta didik yang

ramai, pendidik membutuhkan waktu untuk mengkondisikan peserta didik

karena masih senang bercanda. Peneliti juga mengamati saat pembelajaran

berlangsung, dan ditemukan adanya peserta didik yang melamun, cerita

dengan teman dekat dan menggambar. Saat pendidik mengajak interaksi

peserta didik dengan cara kelompok, peserta didik lebih memilih bekerja

dengan teman sepermainan dan kurang menjalin sikap kerjasama.

3. Deskripsi Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama satu bulan pada mata pelajaran PPKn.

Adapun waktu pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 4.1


45

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Tindakan Kelas

Siklus Hari/tanggal Jam pelajaran Materi

1 Senin/ 20 Juli 2020 09.40 – 11.00 - pengertian musyawarah

Rabu/ 22 Juli 2020 09.40 – 11.00 - bentuk-bentuk


musyawarah
Kamis/ 23 Juli 2020 07.20 – 08.40 - memaknai UUD 1945
PASAL 28 E ayat 3
2 Senin/ 3 Agustus 2020 09.40 – 11.00 - mengargai keputusan
Bersama

Rabu/ 5 Agustus 2020 09.40 – 11.00 - mematuhi keputusan


Bersama

Kamis/ 6 Agustus 2020 07.20 – 08.40 - memhamai cara


menerima musyawarah
- memhamai asas asas
yang harus di pahami
dalam musyawarah

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Pembelajaran dilaksanakan selama 3 minggu sekali yang dilaksanakan

pada hari Senin, Rabu dan kamis. Jadwal mata pelajarana PPKn berlangsung

selama 2 jam pelajaran dengan durasi 2x40 menit setiap pertemuan.

1. Deskripsi siklus I

Sebelum pelaksanaan siklus I, peneliti melakukan prosedur yang

disesuaikan Penlitian Tindakan Kelas. Tidak lepas dari pengambilan data

sebelum penelitian, pembuatan proposal, pengajuan instrumen,

mempersiapkan teori pendukung, mempersiapkan buku penunjang dan lain-

lain. Penelitian Tindakan terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi. Peneliti memasuki tahap tindakan yang beracukan

pada perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya. Pada siklus pertama


46

berlangsung pada hari senin tanggal 20 Juli 2020 selama 2 jam pelajaran

(2x40 menit) dengan pengamatan observer saat penelitian berlangsung.

a. Perencanaan siklus I pertemuan 1

Tahap perencanaan dilakukan oleh peneliti bersama kolabolator

yang terlibat dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

sebagai perancang melibatkan 1 observer sebagai pengamat. Siklus I

terdiri dari 3 kali pertemuan yang berlangsung selama 2x40 menit.

Penyusunan RPP telah disesuaikan dengan hasil pengamatan peneliti.

Tidak hanya observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan

pendidik untuk memperoleh hasil yang akurat. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti dan kolabolator yang

terlibat, disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran dengan metode

group resume berdasarkan pedoman penelitian tindakan kelas yang

difokuskan pada kerjasama siswa pada mata pelajaran PPKn.

Penyusunan instrumen pada siklus I berupa lembar observasi

(pengamatan) yang ditujukan untuk mengamati kemampuan kerjasama

dan peserta didik dalam melaksanakan metode group resume. Pada

pengambilan data, observer duduk dibelakang dengan mengamati

pendidik dan penerapan metode yang diterapkan dalam proses belajar-

mengajar
47

b. Pelaksanaan siklus I

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan sesuai dengan

RPP yang telah dibuat sebelumnya. Pada pelaksanaanya pendidik sudah

bagus untuk mengambil simpati dari peserta didik, namun pada dasarnya

karena metode ini baru diterapkan, peserta didik perlu penyesuaian untuk

mengikuti metode pembelajaran ini. Deskripsi langkah-langkah

pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pertemuan pertama pada

siklus I:

1) Pertemuan pertama siklus I

Pertemuan siklus I dilaksanakan hari pada hari senin tanggal 20

Juli 2020 mulai dari jam 09.40-11.00. Pendidik memberikan materi

tentang kerjasama pada bab pengertian musyawarah serta memberikan

penjelasan kepada peserta didik. Proses pembelajaran ini

menggunakan metode group resume yang dibentuk dalam beberapa

kelompok untuk meningkatkan kemampuan kerjasama peserta didik.

Berikut deskripsi pelaksanaan metode group resume pada siklus I:

a) Kegiatan awal

(1) Pendidik memasuki kelas dan mengkondisikan peserta didik

untuk memulai pembelajaran PPKn

(2) Pendidik memberikan motivasi kepada pendidik

(3) Pendidik menuliskan di papan tulis tantang musyawarah

(4) peserta didik diminta untuk mengemukakan pengetahuannya

tentang bab yang akan dipelajari.


48

b) Kegiatan inti

(1) Guru memberikan pertanyaan pada siswa

- Apa yang kalian ketahui tentang musyawarah ?

- Pernahkan kalian melihat orang yang sedang musyawarah ?

(2) Setelah pendidik memberikan penjelasan, pendidik membagi

peserta didik ke dalam beberapa kelompok.

(3) Setelah peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, peserta

didik diberikan LKPD dan berdiskusi dengan peserta didik

dalam satu kelompok.

(4) Peserta didik diberikan kertas/ lembar resume untuk meringkas

hasil pembelajaran yang telah dipelajari.

(5) Setelah peserta didik selesai mengerjakan, peserta didik maju ke

depan untuk menjelaskan kepada peserta didik dan ditangapi

oleh peserta didik yang lain.

(6) Pendidik membantu peserta didik untuk menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dibahas.

c) Kegiatan akhir

Pendidik menutup pertemuan pembelajaran PPKn dan

melanjutkan dengan pelajaran selanjutnya.

2) Pertemuan kedua siklus I

Pelaksanaan siklus I pertemuan hari Rabu, 22 Juli 2020.

Pembelajaran berlangsung setelah jam istirahat dimulai dari jam

09.40-11.00. materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah bentuk-


49

bentuk musyawarah. Kegiatan ini dibantu oleh 1 observer yang

dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

a) Kegiatan awal

(1) Pendidik memasuki kelas dan mengkondisikan peserta didik

untuk memulai pembelajaran PPKn

(2) Pendidik memberikan motivasi kepada pendidik

(3) Guru menjelaskan kepada siswa jika ada reward jika ada siswa

yang aktif dalam pembelajaran

(4) Sebelum guru memulai pembelajaran, guru me-recall kembali

materi yang sudah pernah dijelaskan di pertemuan sebelumnya

- “Masih ingat tidak pertemuan kembali kita membahas apa?”

- “Pernahkah kalian melihat orang yang bermusyawarah?”

b) Kegiatan inti

(1) Guru memberikan pertanyaan pada siswa

- Ada berapa bentuk keputusan bersama?

- Apa yang kalian ketahui tentang musyawarah ?

- Pernahkan kalian melihat orang yang sedang musyawarah

(2) Setelah pendidik memberikan penjelasan, pendidik membagi

peserta didik ke dalam beberapa kelompok.

(3) Setelah peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, peserta

didik diberikan LKPD dan berdiskusi dengan peserta didik

dalam satu kelompok.


50

(4) Peserta didik diberikan kertas/ lembar resume untuk meringkas

hasil pembelajaran yang telah dipelajari.

(5) Setelah peserta didik selesai mengerjakan, peserta didik maju ke

depan untuk menjelaskan kepada peserta didik dan ditangapi

oleh peserta didik yang lain.

(6) Pendidik membantu peserta didik untuk menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dibahas.

c) Kegiatan akhir

(1) Pendidik memberikan soal mencongak kepada peserta didik

(2) Pendidik menutup pertemuan pembelajaran PKn dan

melanjutkan dengan pelajaran selanjutnya.

3) Pertemuan ketiga siklus I

Pelaksana siklus I yang ke tiga di laksanakan pada hari kamis,

23 Juli 2020. Pembelajaran berlangsung di jam pertama, 07.20-08.40.

materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah memaknai UUD 1945

PASAL 28 E ayat 3. Kegiatan ini dibantu oleh 1 observer yang

dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Kegiatan awal

(1) Pendidik memasuki kelas dan mengkondisikan peserta didik

untuk memulai pembelajaran PPKn

(2) Pendidik memberikan motivasi kepada pendidik

(3) Guru menjelaskan kepada peserta didik jika ada reward jika ada

siswa yang aktif dalam pembelajaran

(4) Sebelum guru memulai pembelajaran, guru me-recall kembali


51

materi yang sudah pernah dijelaskan di pertemuan sebelumnya

- “Masih ingat tidak pertemuan kembali kita membahas apa?”

- “Pernahkah kalian melihat bagaimana cara mengambil

keputusan?”

b) Kegiatan inti

(1) Guru memberikan pertanyaan pada siswa

- Apa makna yang terdapat pada UUD 1945 PASAL 28 E ayat

3.

(2) Setelah pendidik memberikan penjelasan, pendidik membagi

peserta didik ke dalam beberapa kelompok.

(3) Setelah peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, peserta

didik diberikan LKPD dan berdiskusi dengan peserta didik

dalam satu kelompok.

(4) Peserta didik diberikan kertas/ lembar resume untuk meringkas

hasil pembelajaran yang telah dipelajari.

(5) Setelah peserta didik selesai mengerjakan, peserta didik maju ke

depan untuk menjelaskan kepada peserta didik dan ditangapi

oleh peserta didik yang lain.

(6) Pendidik membantu peserta didik untuk menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dibahas.

c) Kegiatan akhir

(1) Pendidik memberikan soal mencongak kepada peserta didik

(2) Pendidik menutup pertemuan pembelajaran PPKn dan


52

melanjutkan dengan pelajaran selanjutnya.

c. Hasil Pertemuan Siklus I

Deskripsi hasil pertemuan pada siklus I mengacu pada hasil

observasi kerjasama dan hasil observasi pelaksanaan metode group

resume pada mata pelajaran PPKn kelas V SD Muhammadiyah 002

Penyasawan. Penelitian kerjasama bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan sosialisasi peserta didik agar lebih mudah untuk

berkomunikasi dan lebih berani. Tujuan dari peneliti meningkatkan

kemampuan kerja sama dikarenakan, peserta didik yang kurang aktif

dalam pembelajaran sehingga perlu adanya pembinaan lebih lanjut.

Apabila kemampuan kerja sama diterapkan dari kecil, peserta didik akan

mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain di masa yang akan

datang. Terlaksananya penelitian ini melibatkan metode pembelajaran

yang mampu mendukung kemampuan yang diinginkan oleh peneliti.

Metode group resume adalah metode yang digunakan oleh peneliti untuk

membantu meningkatkan kemampuan kerja sama peserta didik. Hasil

observasi kerja sama peserta didik pada siklus I

Observasi yang dilakukan peneliti melibatkan 2 observer termasuk

peneliti. Lembar yang digunakan berupa lembar observasi kerja sama

yang dibagi ke observer.


53

Tabel 4.2. Hasil Kerjasama Peserta Didik Siklus I

Kategori Persentase Siklus I

Pertemuan Pertemuan Pertemuan


1 2 3

Sangat Baik 81-100% - - 4

Baik 61-80% 1 14
9
Kurang 41-60% 22 7
16
Sangat Kurang ≤ 40 % 2
-
-

Rata- rata 52% 69%


61%
Rata- Rata Total Siklus 1 60 %

Berdasarkan table 4.2 dapat dilihat dari pertemuan 1 peserta

didik masih dalam kategori “kurang”. Hasil pengamatan dari peneliti,

peserta didik belum terbiasa dengan bekerja sama dalam satu

kelompok. Ada peserta didik yang bertindak individu, ada yang masih

mainan sendiri, ada yang masih tergantung dalam kelompok bermain

dan ada yang melamun. Sehingga pada pertemuan pertama peserta

didik belum menyesuaikan dengan penerapan metode Group Resume.

Pertemuan pertama, tidak terdapat peserta didik dalam kategori sangat

baik, atau 0%, terdapat 1 orang dari 25 peserta didik yang memiliki

kriteria baik atau sebesar 4%, sebanyak 22 peserta didik pada kategori

kurang atau sebesar 88%, dan 2 peserta didik pada sangat kurang atau

8%. Adapun pada pertemuan kedua peserta didik mulai mengalami


54

peningkatan menyesuaikan dengan penerapan metode Group Resume.

Hal ini terlihat dari tidak ada lagi anak yang tegolong dalam kategori

sangat kurang. Pertemuan kedua, terdapat 9 orang dari 25 peserta

didik yang memiliki kriteria baik atau sebesar 36%, sebanyak 16

peserta didik pada kategori kurang atau sebesar 64 %, dan pada 0

peserta didik pada kategori sangat kurang.

Sedangkan pada pertemuan ketiga peserta didik mulai

mengalami peningkatan terus menerus sehingga peserta didik terlihat

mulai dapat menyesuaikan dengan penerapan metode Group Resume.

Selain tidak ada lagi anak yang tegolong dalam kategori sangat

kurang, pada pertemuan ketiga ini jumlah anak dalam kateogi sangat

baik juga terlihar, terdapat 4 orang dari 25 peserta didik yang

memiliki kriteria sangat baik atau sebesar 16%, sebanyak 14 peserta

didik pada kategori baik atau sebesar 56 %, 0 peserta didik pada

kategori kurang atau 0%, %, dan pada 0 peserta didik pada kategori

sangat kurang atau 0%.

Diagram dari hasil penelitian tingkat kerja sama peserta didik

kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan dapat dilihat pada

Gambar 4.1:
55

25

20

15
pertemuan 1
10 Pertemuan 2
pertemuan 3
5

0
Sangat Baik Baik Kurang sangat
kurang

Gambar 4.1
(Diagram Kerjasama Peserta Didik pada Siklus I)

Pada diagram siklus I, peneliti sudah mendapati beberapa peserta

didik yang mulai mengkondisikan dengan cara belajar yag diterapkan

pada metode ini setiap pertemuanya, dapat dilihat dari diagram bahwa

setiap pertemuan terdapat peningkatan.

Pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 1

observer yang diperoleh dari pengisian lembar observasi. Pada lembar

tersebut, aspek yang diamati oleh observer berupa kegiatan pendidik

dan pelaksanaan metode group resume pada mata pelajaran PPKn.

Siklus I terdiri dari tiga pertemuan yang dapat dilihat dari tabel

dibawah 4.3 berikut:


56

Tabel 4.3 Hasil Persentase Kegiatan Pembelajaran Menggunakan


Metode Group Resume Siklus I.

Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

52 % 61 % 69%

60%

Diagram dari hasil penelitian tingkat kerja sama peserta didik

kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan siklus 1 dapat dilihat

pada Gambar 4.2

Persentase
80%

60%

40%
persentase
20%

0%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Gambar 4.2
(Persentase Siklus 1)

Dilihat dari skor hasil kegiatan pembelajaran menggunakan

metode group resume pada mata pelajaran PPKn kelas V SD

Muhammadiyah 002 Penyasawan , diperoleh hasil yang masih rendah.

Pada siklus I pertemuan pertama memperoleh 52%, ini berarti metode

pembelajaran yang dilaksanakan masih tergolong “kurang”. Pada

pertemuan kedua hasil skor yang diperoleh sebesar 61% dengan


57

kategori kurang, sedangkan pada pertemuan ketiga hasil skor yang

diperoleh sebesar 69 dan masih dalam kategori kurang, sehingga

penerapan metode ini mengalami peningkatan pada penerapannya.

Namun pada dasarnya peneliti mempunyai target sebesar 80% untuk

mencapai tingkat keberhasilan. Untuk itu peneliti melanjutkan

penelitian ke siklus 2.

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, tingkat

kerjasama peserta dididik memperoleh rata-rata sebesar 52% pada

pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua peneliti memperoleh data

sebesar 61% dan pada pertemuan ketiga peneliti memperoleh data

sebesar 69% yang berada pada kategori “kurang” sehingga perlu

diadakan siklus II untuk memperoleh peingkatan sesuai yang diharapkan.

Pada observasi pelaksanaan mata pelajaran PPKn menggunakan

metode group resume, peneliti memperoleh data sebesar 52% pada

pertemuan pertama. Pada pertemuan pertama ada beberapa butir yang

belum dilaksanakan oleh pendidik. Pada pertemuan kedua, pendidik

sudah dapat menyesuaikan dengan metode yang diterapkan oleh peneliti.

Seperti yang dappat dilihat dari table 4.3 ada peningkatan menjadi 61%

Dan 69%. Namun pada dasarnya penelitian ini membutuhkan kriteria

keberhasilan sebesar 80% untuk memenuhi standar keberhasilan.

Peneliti yang berkolabolator dengan pendidik dan observer

membahas tentang pelaksanaan pembelajaran tersebut terlalu memakan


58

waktu saat pembagian kelompok. Banyak peserta didik yang mengulur

waktu dan tidak mau berinteraksi dengan temannya. Pendidik

memberikan soal berdasarkan buku pedoman yang dipegang oleh peserta

didik. akan tetapi peserta didik melaksanakannya dengan santai dan tidak

memperhatikan pendidik. Peserta didik saat membuat ringkasan pada

lembar resume masih banyak peserta didik yang tidak mau ikut andil

dalam pembuatannya. Pada saat menyampaikan hasil yang telah

dituliskan pada lembar resume, peserta didik masih canggung untuk

menyampaikan, sehingga waktu untuk membimbingpun membutuhkan

waktu yang lebih lama. Cara mengatasi hambatan yang ada pada siklus I

akan diperbaiki pada tindakan di siklus II. Adapun table perbaikan dapat

dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Pertemuan Pada Siklus 1 Perbaikan Pada Siklus 2

Tidak ada model Pembelajaran Membuat model belajar


menggunakan model problem
solving agar semua murid lebi aktif

2. Deskripsi siklus II

Siklus II diadakan untuk perbaikan pembelajaran dimana ketika

pada siklus I ditemui beberapa permasalahan. Permasalahan ini yang

nantinya akan menjadi perbaikan dan kemudian dikonsultasikan kembali

kepada pendidik. Ketika pendidik dan peneliti memperoleh kesepakatan,

barulah siklus II dilaksanakan sesuai dengan revisi yang telah didiskusikan

untuk meningkatkan kemampuan kerjasama yang diinginkan.


59

Pada sklus II peneliti memperbaiki cara mengkondisikan peserta

didik agar lebih mudah untuk diarahkan. Sebelumnya peserta didik hanya

melaksanakan kegiatan berdasarkan tugas yang ada pada buku paket.

Sehingga perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berupa sisipan kuis untuk

membantu tingkat kerjasama peserta didik. Pada tugas peneliti bekerjasama

dengan pendidik membuat soal problem solving/pemecahan masalah

sehingga peserta didik lebih efisien dalam berdiskusi.

a. Perencanaan siklus II

Pada pertemuan I peneliti telah melihat beberapa peningkatan

kerjasama yang sudah terlihat ketika peserta didik melakukan kegiatan

belajar mengajar. Pendidik sudah bagus menerapkan metode yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Pada siklus II, persiapan peneliti melakukan

persiapan membuat RPP yang sudah didiskusikan oleh pendidik guna

menutupi kekurangan yang berada pada RPP siklus I. Mempersiapkan

Lembar Kerja peserta didik yang digunakan sebagai perantara untuk

meningkatkan kemampuan kerja sama antar peserta didik. peneliti juga

mempersiapkan lembar observasi untuk observer baik lembar kerja sama

maupun lembar metode Group Resume.

b. Pelaksaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II merupakan hasil refleksi dari pertemuan di

siklus sebelumnya. Peneliti berkolaborasi dengan Pendidik untuk

memperbaiki proses pembelajaran guna memperbaiki. Perbaikan ini

nantinya diterapkan kepada peserrta didik untuk mendapatkan hasil data


60

yang diinginkan oleh peneliti.

1) Pertemuan Pertama Siklus II

Pertemuan pertama pada siklus II terlaksana pada hari senin,

tanggal 3 Agustus 2020, pada pertemuan ini peserta didik membahas

tentang “menghargai keputusan bersama”. Waktu pelaksanaan

pembelajaran masih pada hari senin. Pada siklus II peserta didik

masih berkolaborasi dengan pihak pendidik untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

a) Kegiatan awal

(1) Pendidik memasuki kelas dan mengkondisikan peserta didik

untuk memulai pembelajaran PPKn

(2) Pendidik memberikan motivasi kepada pendidik

(3) Guru menjelaskan kepada siswa jika ada reward jika ada siswa

yang aktif dalam pembelajaran

(4) Sebelum guru memulai pembelajaran, guru me-recall kembali

materi yang sudah pernah dijelaskan di pertemuan sebelumnya

- “Masih ingat tidak pertemuan kembali kita membahas apa?”

b) Kegiatan inti

(1) Guru memberikan pertanyaan pada siswa

- Apa yang kalian lakukan ketika ada yang seseorang berbeda

dengan pendapat yang kita sampaikan?

- Menurut kalian, bagaimana cara kita menghargai keputusan

bersama ?
61

(2) Setelah pendidik memberikan penjelasan, pendidik membagi

peserta didik ke dalam beberapa kelompok.

(3) Setelah peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, peserta

didik diberikan LKPD dan berdiskusi dengan peserta didik

dalam satu kelompok.

(4) Peserta didik diberikan kertas/ lembar resume untuk meringkas

hasil pembelajaran yang telah dipelajari.

(5) Setelah peserta didik selesai mengerjakan, peserta didik maju ke

depan untuk menjelaskan kepada peserta didik dan ditangapi

oleh peserta didik yang lain.

(6) Pendidik membantu peserta didik untuk menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dibahas.

c) Kegiatan akhir

(1) Pendidik memberikan soal evaluasi kepada peserta didik

(2) Pendidik menutup pertemuan pembelajaran PPKn dan

melanjutkan dengan pelajaran selanjutnya.

2) Pertemuan Kedua Siklus II

Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua pada hari rabu, 5

Agustus 2020. Pembelajaran yang dinahas dalam pertemuan kedua

adalah mentaati keputusan bersama. kegiatan dilaksanakan

berdasarkan RPP yang telah.

a) Kegiatan awal
62

(1) Pendidik memasuki kelas dan mengkondisikan peserta didik untuk

memulai pembelajaran PPKn

(2) Pendidik memberikan motivasi kepada pendidik

(3) Guru menjelaskan kepada siswa jika ada reward jika ada siswa

yang aktif dalam pembelajaran

(4) Sebelum guru memulai pembelajaran, guru me-recall kembali

materi yang sudah pernah dijelaskan di pertemuan sebelumnya

- kemarin kita sudah membahas tentang menghargai keputusan

bersama ?

b) Kegiatan inti

(1) Guru memberikan pertanyaan pada siswa

- Bagaimana kita mentaati dalam suatu diskusi?

(2) Setelah pendidik memberikan penjelasan, pendidik membagi

peserta didik kedalam beberapa kelompok.

(3) Setelah peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, peserta

didik diberikan LKPD dan berdiskusi dengan peserta didik dalam

satu kelompok.

(4) Peserta didik diberikan kertas/ lembar resume untuk meringkas

hasil pembelajaran yang telah dipelajari.

(5) Peserta didik maju ke depan untuk menjelaskan kepada peserta

didik dan ditangapi oleh peserta didik yang lain.

(6) Pendidik membantu peserta didik untuk menyimpulkan materi


63

pembelajaran yang telah dibahas.

c) Kegiatan akhir

(1) Pendidik memberikan soal evaluasi kepada peserta didik

(2) Pendidik menutup pertemuan pembelajaran PPKn dan melanjutkan

dengan pelajaran selanjutnya

3) Pertemuan Kedua Siklus II

Pelaksanaan siklus II pertemuan ketiga pada hari rabu, 5

Agustus 2020. Pembelajaran yang dinahas dalam pertemuan kedua

adalah mentaati keputusan bersama. kegiatan dilaksanakan

berdasarkan RPP yang telah.

a) Kegiatan awal

(1) Pendidik memasuki kelas dan mengkondisikan peserta didik

untuk memulai pembelajaran PPKn

(2) Pendidik memberikan motivasi kepada pendidik

(3) Guru menjelaskan kepada siswa jika ada reward jika ada peserta

didik yang aktif dalam pembelajaran

(4) Sebelum guru memulai pembelajaran, guru me-recall kembali

materi yang sudah pernah dijelaskan di pertemuan sebelumnya

- Yuk, kemarin kita sudah membahas tentang mematuhi

keputusan bersama ?

b) Kegiatan inti

(1) Pendidik memberikan pertanyaan pada siswa

- Bagaimana kita menerima keputusan?


64

- Asas apa saja yang kita yang harus di pahami dalam

musyawarah

(2) Setelah pendidik memberikan penjelasan, pendidik membagi

peserta didik ke dalam beberapa kelompok.

(3) Setelah peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok, peserta

didik diberikan LKPD dan berdiskusi dengan peserta didik

dalam satu kelompok.

(4) Peserta didik diberikan kertas/ lembar resume untuk meringkas

hasil pembelajaran yang telah dipelajari.

(5) Setelah peserta didik selesai mengerjakan, peserta didik maju ke

depan untuk menjelaskan kepada peserta didik dan ditangapi

oleh peserta didik yang lain.

(6) Pendidik membantu peserta didik untuk menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dibahas.

c) Kegiatan akhir

(1) Pendidik memberikan soal evaluasi kepada peserta didik

(2) Pendidik menutup pertemuan pembelajaran..

c. Hasil Pertemuan Siklus II

1) Hasil Observsi kerjasama peserta didik pada siklus II

Observasi dilakukan oleh observer 1 orang untuk membantu

pengambilan data. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati

kegiatan pendidik. Pengamatan yang diamati oleh observer berupa


65

tingkat kemampuan penerapan metode yang dirancang oleh peneliti.

Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Siklus II

Kategori Persentase Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan Pertemuan


2 3

Sangat Baik 81-100% 7 8 16

Baik 61-80% 18 9
17
Kurang 41-60% - -
-
Sangat Kurang ≤ 40 % -
-
-

Rata- rata 78 84
79
Rata- Rata Total Siklus 1 82 %

Agar dapat melihat lebih jelas tentang hasil kerjasama dapat

melihat diagram Gambar 4.3 Diagram Hasil Observasi Kerja sama

Siklus II

20

15

Pertemuan 1
10
Pertemuan 2
5 Pertemuan 2

0
Sangat Baik Baik Kurang Sangat
Kurang

Gambar 4.3
(Diagram Hasil Observasi Kerjasama Siklus II)
66

Dapat dilihat dari table 4.4 dan diagram 4.3, peserta didik

sebanyak 16 anak telah mencapai kategori sangat baik yaitu pada

interval 81-100%. Ini menunjukkan bahwa peserta didik sudah mulai

berinteraksi dan mau melakukan kerja sama dalam suatu kelompok.

Rata-rata yang didapat pada pertemua pertama siklus II sebesar 82%.

Peningkatan ini termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Sedangkan untuk diagram dari hasil rata- rata setiap penelitian

tingkat kerjasama peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 002

Penyasawan siklus 1 dapat dilihat pada Gambar 4.4

Persentse
85
80
Persentse
75
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Gambar 4.4
Grafik Hasil Pertumuan Pada Siklus II

Hasil dari siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Hasil Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II
Kategori %
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
1 2 3 1 2 3

Sangat 81-100 - 4 7 8 16
Baik
Baik 61-80 1 9 7 18 17 9
Kurang 41-60 22 16 14 - -
Sangat ≤ 40 2 - - -
Kurang
67

Rata-Rata 60% 82%

Sedangkan untuk diagram dari hasil rata- rata penelitian

tingkat kerja sama peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 002

Penyasawan pada siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Persentase
100

80

60

40 Persentase

20

0
Siklus I Siklus II

Gambar 4.5
Grafik pesentase kenaikan setiap siklus

Tabel 4.5 dan Gambar 4.5 menjelaskan peningkatan yang

terjadi pada peserta didik selama diterapkannya metode group resume

untuk mengembangkan tingkat kemampuan kerja sama peserta didik.

pada siklus I pertemuan pertama, lebih dari setengah peserta didik

masih masuk ke dalam kategori “kurang” yaitu berada pada interval

41- 60%. Namun pada siklus II peneliti melakukan refleksi bersama

observer dan pendidik untuk mencapai target yang diinginkan. Pada

akhirnya pada siklus II, hasil observasi memperoleh hasil pada

kategori “sangat tinggi” yaitu pada interval 81-100%.

Data tingkat perkembangan antara siklus I dan siklus II.

Berdassarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti yang


68

dibantu oleh observer. dapat disimpulkan bahwa penerapan metode

group resume pada mata pelajaran PPKn mengalami peningkatan dan

berada pada kategori “sangat baik”.

Berdasarkan kolaborasi pendidik, observer dan peneliti telah

berhasil meningkatkan kemampuan kerja sama peserta didik sesuai

aspek yang yang tertera pada lembar observasi. Aspek yang

dikembangkan oleh peneliti ada lima yaitu saling ketergantungan

positif, tanggung jawab perseorangan, interkasi

promotif/meningkatkan, komunikasi antar anggota dan pemrosesan

kelompok.

a. Ketergantungan positif

Peserta didik diharapkan mampu berkomunikasi secara

adil dan saling membantu dalam hal berdiskusi. Dapat dikatakan

positif karena kerjasama tersebut bertujuan untuk membangun

kemampuan dari setiap peserta didik untuk mengembangkan

kemampuan diri sendiri. Pada dasarnya peserta didik mampu untuk

berkomunikasi dalam suatu kelompok, hanya saja perlu dilatih

sedikit demi sedikit untuk memunculkan kemampuan tersebut.

Positif di sini berarti menempatkan dirinya (setiap peserta didik)

sesuai dengan tempatnya, bukan berarti ketergantungan dalam hal

test, ujian maupun pemberian soal evaluasi.

b. Tanggung jawab perseorangan

Adanya kemampuan peserta didik untuk berusaha


69

melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Peserta didik diharapkan mampu untuk melaksanakan dan andil

dalam setiap diskusi seperti mengambil keputusan, maju untuk

mempresentasikan, dapat mengkondisikan dalam kelompok dan

bertanggung jawab sesuai dengan tugas yang telah dibagikan.

Peserta didik dibimbing agar mampu tanggung jawab dalam setiap

pekerjaan yang telah diberikan.

c. Interaksi promotif / meningkatkan

Interaksi bertujuan untuk membuat peserta didik menjadi

lebih terpacu, sehingga dalam interaksi ini menumbuhkan tekad

untuk menjadi lebih baik. Menjadi lebih baik ini seperti halnya

“bagaimana peserta didik tersebut dapat membuat kelompok

diskusi tersebut menjadi lebih baik.

d. Komunikasi antar anggota

Peserta didik dilatih untuk dapat mempunyai sikap lapang

dada, berusaha untuk menjaga kekompakkan kelompok.

Kemampuan tersebut harus dilatih agar pada masa yang akan

datang, peserta didik dapat mengaplikasikan kemampuan tersebut

dalam masyarakat luas.

e. Pemrosesan kelompok

Saling menjaga kekompakkan antar kelompok yang ada

dalam suatu kelompok diskusi. Kompak di sini melatih peserta

didik untuk menerima apapun keputusan yang telah disepakati.


70

Sehingga peserta didik dilatih untuk selalu menerima keputusan.

2) Hasil Observsi Penerapan Metode Group Resume Pada Mata

Pelajaran PPkn

Pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 1

observer yang diperoleh dari pengisian lembar observasi. Pada lembar

ini, aspek yang diamati oleh observer berupa kegiatan pendidik

dan pelaksanaan metode group resume pada mata pelajaran PPKn .

d. Refleksi siklus II

Kegiatan pembelajaran menggunakan metode group resume

mengalami peningkatan menjadi 82% dan termasuk dalam kategori

sangat baik. Kategori ini merupakan harapan peneliti sebagai acuan

keberhasilan pada penerapan metode tersebut. Pada pertemuan pada

siklus II pendidik memberikan soal berupa problem solving / pemecahan

masalah agar peserta didik lebih mengasah kemampuan kerja sama.

Pemecahan masalah ini dipecahkan secara berdiskusi sehingga

membutuhkan interaksi antara peserta didik. pada akhirnya diperoleh

rata-rata hasil akhir sebesar 82% untuk kemampuan kerja sama.

Sebanyak 16 anak telah mencapai kategori “sangat baik” yaitu pada

interval 81-100%.

Kemampuan kerja sama yang dilaksanakan pada mata pelajaran

PPKn menggunakan metode group resume sudah mencapai hasil yang

diinginkan. Peneliti memperoleh hasil berupa peningkatan baik dari

kemampuan kerja sama maupun penerapan metode group resume pada


71

kelas V. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tabel-tabel yang sudah

dibuktikan dengan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Kategori

sangat baik telah dicapai oleh peneliti pada siklus II, sehingga penelitian

ini dikatakan berhasil dan dapat dihentikan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang

diterapkan untuk meningkatkan kemampuan kerja sama peserta didik

menggunakan metode group resume pada mata pelajaran PPKn kelas V SD

Muhammadiyah 002 Penyasawan. Penerapan metode ini bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan kerja sama peserta didik dikarenakan melibatkan

dalam sebuah kelompok. Kelompok yang dibentuk oleh pendidik nantinya

diberikan lembar resume/ringkasan. Lembar ini bertujuan untuk diberikan

kepada peserta didik yang dituangkan dalam suatu tulisan. Peneliti

menggunakan lembar sebagai sarana recall atau mengingat kembali

pembelajaran yang telah dibahas. Letak kerja sama terletak dapa penulisan

lembar resume, karena kemampuan berpikir peserta didik berbeda-beda.

Temuan-temuan yang didapat oleh peneliti berupa adanya peningkatan

yang dimiliki peserta didik menggunakan metode group resume pada mata

pelajaran PPKn kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan. Penerapan

metode termasuk penerapan pembelajaran yang dapat meningkatkan dan

terbukti berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan kurang lebih 1 bulan.

Kemampuan kerja sama peserta didik dalam setiap siklus mengalami

peningkatan. Siklus I peserta didik masih malu-malu untuk berinteraksi dengan


72

teman koleganya, sedangkan pada siklus II peserta didik telah mencapai

kategori “sangat baik” dikarenakan sudah dapat mengkondisikan diri dan

berkomunikasi dalam kelompok. Peserta didik lebih antusias untuk mengikuti

pembelajaran serta kemampuan kerja sama sedikit-demi sedikit mulai muncul.

Kegiatan kerja sama dalam kelompok, peserta didik terlihat ketika dapat

membina kelompok dan saling menghargai satu sama lain. Peserta didik dapat

mengontrol ego mereka agar kelompok tersebut bisa saling berinteraksi tanpa

adanya perbedaan kepandaian. Disisi lain peserta didik juga saling suport antar

teman yang lainnya untuk menyampaikan hasil diskusi di depan teman-teman

tanpa adanya sikap saling mencemooh. Terlihat pula interaksi saling

membantu teman yang belum paham untuk menyampaikan kembali

pembahasan yang materi yang telah diberikan oleh pendidik.

Metode group resume merupakan metode kooperatif yang melibatkan

suatu kelompok untuk mengajak peserta didik agar lebih aktif berdiskusi. Hal

ini dijelaskan bahwa pembelajaran kelompok tidak semata-mata mengharapkan

siswa dapat bekerjasama dan meningkatkan pemahaman belajarnya. Lebih

dari itu melalui strategi ini, para siswa diharapkan dapat saling mengenal dan

saling menghargai perbedaan-perbedaan yang ada melalui interaksi yang

dibentuk dalam pembelajaran kelas (Kosasih:105-106). Metode yang

diterapkan ini mengajak peserta didik untuk terlibat langsung dalam sebuah

kelompok. Peserta didik ini nantinya akan dilatih untuk mempelajari cara

dalam berdiskusi berdasarkan indikator yang telah diterapkan. Kelompok ini

akan menjadikan peserta didik untuk saling menghargai, menjaga ego, saling
73

suport dan bertanggung jawab. Sehingga adanya kesadaran untuk menjaga

suatu kelompok agar dapat berkolaborasi antar peserta didik yang memiliki

sifat yang berbeda-beda.

Hambatan tidak lepas dari penerapan metode maupun untuk

meningkatkan kemampuan kerja sama. Pada awal pertemuan siklus I, peserta

didik kurang antusias mengikutinya. Perbaikan ini melibatkan peneliti dengan

pendidik dan observer agar metode ini dapat memenuhi kriteria yang

diharapkan. Pada siklus II, peserta didik sudah mulai menunjukkan

kemampuan kerja sama untuk saling membantu antar teman satu kelompok.

Pertemuan pada siklus I peserta didik masih malu-malu untuk menyampaikan

pendapat, hal ini kemudian diperbaiki dan terlihat peningkatan pada siklus II.

Hal ini dibuktikan dengan masuknya kategori sangat baik pada siklus II.

Peserta didik memasuki fase pembelajaran agar dapat

mengembangkan kemampuan akademik maupun non-akademik secara bebas.

Kemampuan kerja sama juga sesuai dengan kaidah PPKn yaitu membentuk

kemampuan kooperatif peserta didik. Kerja sama juga melatih peserta didik

untuk lebih terampil dalam menyampaikan pendapat, tanggung jawab dan

toleransi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pelaksanaan

pembelajaran menggunakan metode group resume dapat meningkatkan

kemampuan kerja sama peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Jonhnson

(2011:164) kerjsa sama dapat menghilangkan hambatan mental akibat

terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit.

Penggunaan metode group resume berbeda dengan penggunaan

metode yang pernah diterapkan sebelumnya. Perbedaan yang nampak dalam

penggunaan metode ini berada pada “bagaimana peserta didik dapat

mengkondisikan dirinya saat berinteraksi dalam kelompok”. Pendidik

memberikan arahan kepada peserta didik yang nantinya dalam pembelajaran,

peserta didik dapat mengemukakan pengetahuan yang telah didapat.

Pengetahuan yang didapatkan pada peserta didik pastinya berbeda-beda,

sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik kemudian di tuangkan

dalam diskusi. Setelah peserta didik telah berdiskusi dengan peserta didik lain,

akhirnya peserta didik menarik kesimpulan secara bersama-sama yang

dituangkan dalam lembar resume. Setelah menyelesaikan soal tersebut

dilanjutkan pemberian reward kepada peserta didik yang mampu

berkolabolrasi dengan teman koleganya.

74
75

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada awal

pertemuan, peserta didik masih malu-malu dan belum maksimal dalam

pelaksanaan. Pada siklus I peneliti hanya mendapati kemampuan kerja sama

sebesar 52% menjadi 61% peningkatan ini hanya sedikit karena pada siklus I

peserta didik belum berani mengemukakan pendapat. Kemudian peneliti

memperbaikinya dengan memberikan reward berupa peralatan tulis yang

ditunjang dengan penyelesaian masalah yang lebih menantang. Penyelesaian

masalah (problem solving) membuat anak semakin bersemangat saat

mengerjakan soal yang diberikan pendidik. Setelah peserta didik membuat

resume, peserta didik juga tertantang untuk mendiskusikan kembali dengan

reward yang sudah disiapkan oleh pendidik. Nantinya reward ini akan

diberikan kepada peserta didik yag aktif memberikan penjelasan dan aktif

dalam berdiskusi. Alhasil sebesar 82% hasil kerjasama peserta didik

meningkat. Pemberian soal yang menantang ternyata membuat peserta didik

semakin bersemangat untuk menjalin diskusi antar sesama. Dapat disimpulkan

bahwa penerapan menggunakan metode group resume pada mata pelajaran

PPKn telah meningkatkan kemampuan kerja sama peserta didik.

B. Saran

Adapun saran yang disampaikan oleh peneliti dari hasil penelitian yang

telah dilakukan:

1. Bagi peneliti selanjutnya

Lebih memperbanyak referensi untuk menunjang metode group resume

dalam penerapannya di SD Muhammadiyah 002 Penyasawan.


76

2. Bagi sekolah

Pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya diberikan inovasi dengan

menerapkan metode group resume sehingga peserta didik lebih antusias

saat mengikuti pembelajaran

3. Bagi pendidik

Pendidik kelas V SD Muhammadiyah 002 Penyasawan hendaknya

menerapkan metode group resume. Metode group resume merupakan

metode kooperatif yang melibatkan peserta didik untuk lebih aktif dalam

mengikuti pembelajaran. apabila peserta didik terlibat dan diajak untuk

aktif, maka peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran

PPKn.

4. Bagi peserta didik

Menumbuhkan tingkat kerjasama peserta didik melalui metode group

resume merupakan cara efektif untuk mengajak perserta didik untuk terlibat

langsung dalam pembelajaran. peserta didik juga dapat mengahargai antar

sesama baik dari berpendapat, kerjasama, saling tanggung jawab,

memecahkan masalah secara bersama dan sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Amirotul Maghfiroh. 2014. “Efektivitas Metode Group Resmue Dan Giving
Quetion Adn Getting Answer Terhadap Kemampuan Kerjasama dan
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 2
Klaten”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial, UNY.
Lie, A. 2005. Coperative Learning. Jakarta: Gramedia.
Arikunto Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi 6. Jakarta: Rineka Cipta.
E. Kosasih. 2015. Strategi Belajar dan Pembelajaran: Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: Yrama Widya.
Etin, S. dan Raharjo. 2011. Cooperative Learning Analis Model Pembelajaran
IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, JJ. dan Moedjiono. 1992. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Huda, M. 2011. Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_______. 2012. Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. 2009. Pembelajaran kooperatif: meningkatkan kecerdasan komunikasi
antar peserta didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jhonson, Elaine B. 2011. Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa
Learning.
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kusumah, Wijaya & Dwitagama, Dedi. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.
Melvin L. Siberman. 2013. Active learning: 101 Cara Belajar Aktif. Bandung:
Nuansa Cendekia.
Muhinbbin Syah. 2014. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rajawali Pers.
Roestiyah NK. 2001. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

77
Ridwan. 2011. Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta.
Sholihatin, dkk. 2011. Coopertarive learning analisis model pembelajaran IPS. Jakarta :
Bumi Aksara
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Soekanto, Soerjono. 2006. Kerja sama juga menuntut interaksi antara beberapa pihak.
Jakarta: Grasindo.
Sunarto & Agung Hartono. 2008. Perkembangan Pesera Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Zaini, H. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani

49

Anda mungkin juga menyukai