PROPOSAL TESIS
OLEH
Falah Putra Pratama
NIM 210341867640
1
2
pada abad ke-21 ini literasi menjadi salah satu aspek penting yang harus dimiliki
oleh siswa.
Zaman sekarang, seseorang harus bisa menguasai berbagai keterampilan
abad ke-21 salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan kolaborasi,
keterampilan kolaborasi tidak hanya sekedar definisi bekerjasama dengan orang
lain akan tetapi meliputi keterampilan mendengar, menanggapi dengan hormat
serta meyampaikan ide dengan jelas melalui berbagai jalur untuk mencapai
persetujuan bersama (Kundarti et al., 2019). Keterampilan abad ke-21 salah
satunya keterampilan kolaborasi, yang dimana keterampilan kolaborasi ini adalah
suatau keterampilan bentuk kerjasama yang dilakukan secara efektif dengan
menunjukkan rasa hormat kepada sesame anggota kelompok serta belajar tentang
kelancaran dalam membuat suatu keputusan (Redhana, 2019). Kolaborasi adalah
suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara kelompok untuk mencapai suatu
tujuan dengan kegiatan berdiskusi seperti menyampaikan pendapat dan
memberikan saran dengan beberapa anggota kelompok yang memiliki perbedaan
dalam suatu pandangan serta pengetahuan (Trisdiono et al., 2019).
Keterampilan kolaborasi siswa dapat diketahui dari berbagai tugas yang
didalamnya terdapat unsur seperti menetapkan tujuan, pembuatan rencana,
menghasilkan atau pemilihan strategi serta mencoba sebuah solusi (Saenab et al.,
2019). Hasil observasi yang ditemukan menjelaskan bahwa kemampuan
kolaborasi tersebut termasuk kategori yang rendah, hal ini disebabkan karena
kesulitan guru dalam mendesain model pembelajaran yang sesuai dengan tumbuh
kembang siswa (Ulhusna et al., 2020). Hambatan dalam pengembangan
keterampilan kolaborasi pada siswa lainnya yakni susahnya menggunakan waktu
yang kurang dimaksimalkan, bermain atau bercanda bersama teman kelompok
saat menyelesaikan tugas dan tidak ada kerjasama yang baik dalam tim
(Nurwahidah et al., 2021). Oleh karena itu pada penelitian ini juga akan
meningkatkan keterampilan kolaborasi pada siswa karena keterampilan kolaborasi
pada siswa ini salah satu keterampilan abad ke-21 yang harus dimiliki oleh siswa.
Pada pembelajaran biologi juga diperlukan keterampilan argumentasi untuk
mendukung keterampilan sains karena untuk memperkuat pemahamannya akan
materi dan mengembangkan pengetahuan ilmiahnya (Kusdiningsih et al., 2019).
4
mereka, karena faktor inilah materi Fungi sulit untuk dipahami oleh siswa (Falah
& Isnawati, 2019). Berdasarkan hasil analisis kebutuhan di SMAI Al Ma’arif
Singosari Kabupaten Malang juga materi Fungi ini materi yang sulit dipelajari
karena macam-macam Fungi yang masih belum disertai gambar pada bahan ajar
atau buku penunjang pembelajaran.
Dikembangkannya E-module ini guna untuk membantu guru dalam
pembelajaran pada materi Monera dan Fungi agar efisien, efektif dan interaktif
serta membantu siswa dalam memahami materi Monera dan Fungi karena
kedalaman dan tidak ada bahan ajar yang memudahkan siswa dalam belajar.
Modul elektronik atau yang biasa kita kenal dengan sebutan E-Module dapat
menampilkan teks, gambar, animasi, dan video melalui perangkat elektronik
berupa Handphone. Modul elektronik dapat mengurangi penggunaan kertas dalam
proses pembelajarannya. Selain itu modul elektronik ini diharapkan dapat
digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang efisien dan efektif, serta interaktif
(Aryawan et al., 2018). E-Module merupakan media pembelajaran interaktif dan
komunikatif yang dapat memudahkan siswa dalam belajar (Prastyaningrum &
Handhika, 2017). Salah satu media yang bisa digunakan mendukung kegiatan
pembelajaran adalah E-module, pengertian dari E-module ini sendiri modul yang
berbasis elektronik yang bisa dijalankan melalui Handphone (Imansari &
Sunaryantiningsih, 2017). E-module atau modul elektronik ini bahan ajar mandiri
yang disusun secara sistematis ke dalam pembelajaran untuk mencapain tujuan
tertentu yang bersifat self interaction (Prasetiyowati & Tandyonomanu, 2015).
Dikembangkannya E-module ini guna untuk membantu guru dalam pembelajaran
pada materi Monera dan Fungi agar efisien, efektif dan interaktif serta membantu
siswa dalam memahami materi Monera dan Fungi karena kedalaman dan tidak
ada bahan ajar yang memudahkan siswa dalam belajar karena penunjang
pembelajaran atau buku yang dimiliki oleh siswa belum disertai gambar yang
jelas.
Tentunya E-Module sebagai bahan ajar perlu dikembangkan berbasis
model pembelajaran agar lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan
argumentasi, kolaborasi, dan literasi sains. Yang dimana Model pembelajaran
Problem-Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran yang
6
memulai sesuatu dengan suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa.
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari
(otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh siswa untuk
mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah,
keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau
memperoleh pengetahuan baru (Banawi, 2019). Model pembelajaran Problem-
Based Learning (PBL) salah satu model pembelajaran yang memulai sesuatu
dengan suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa, selama proses
pemecahan masalah ini siswa membangun pengetahuan dan pengembangan
berbagai keterampilan (Aslan, 2021). Model Problem-Based Learning (PBL)
cocok juga dalam mendukung kurikulum merdeka yang dimana pembelajarannya
berbasis kepada suatu permasalahan. Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh
Basith et al., (2014) disimpulkan bahwa penerapan Problem Based Learning
(PBL) bisa meningkatkan pemahaman siswa tentang materi Monera, model
Problem Based Learning (PBL) juga lebih direkomendasikan untuk mempelajarai
pemahaman konsep biologi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sofyan &
Lataami (2020) juga menggunakan Problem Based Learning (PBL) pada materi
Fungi yang mendapatkan kesimpulan terdapat peningkatan hasil belajar siswa
secara signifikan dari hasil pre-test dan post-test, ini menunjukkan bahwa
Problem Based Learning (PBL) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Fungi.
Pengembangan E-Module dengan model PBL ini juga perlu didampingi
oleh penilaian kinerja karena penilaian kinerja memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendemonstrasikan keterampilan. Performance assessment atau
penilaian kinerja memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mendemonstrasikan keterampilan-keterampilan proses sains yang mereka miliki,
berpikir secara logis, menerapkan pengetahuan awal pada situasi baru, dan
mengidentifikasi pemecahan-pemecahan baru terhadap suatu masalah (Gustina et
al., 2018). Performance assessment atau penilaian kinerja ini akan membantu
guru-guru memusatkan pada hasil-hasil pendidikan secara nyata. Sebagai siswa
yang sedang belajar, hal itu akan menjadikan mereka kompeten dalam pemecahan
7
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan pada latar belakang, yakni:
1. menghasilkan bahan ajar media yakni media E-Module yang sudah
tervalidasi oleh ahli media, ahli materi dan praktisi pada SMAI Al Ma’arif
Singosari Malang,
2. menghasilkan bahan ajar media yakni E-Module berbantu Penilaian Kinerja
pada SMAI Al Ma’arif Singosari Malang, dan
3. menghasilkan bahan ajar media yakni E-Module yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan literasi sains, berargumentasi dan kolaborasi
siswa SMAI Al Ma’arif Singosari Malang.
C. Spesifikasi Produk
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara praktis
maupun teoritis bagi berbagai pihak, antara lain.
1. Bahan Ajar (E-Module )
Rencana buku atau bahan ajar E-Module terdiri dari materi Monera dan
materi Fungi. Jika dibandingkan dengan E-Module lainnya komponen pada E-
Module yang dibuat sangat lengkap dimulai dari adanya petunjuk penggunaan
yang berisikan konten petunjuk penggunaan media bahan ajar E-module materi
Monera dan Fungi, lalu ada identitas yang berisikan topik isi judul materi Monera
dan Fungi, ada ATP yakni alur tujuan pembelajaran, Mindmap, Materi, LKPD
9
D. Manfaat Peneletian
Hasil penelitian ini bisa diharapkan menghasilkan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan keilmuan mengembangkan pembelajaran pada jenjang
sekolah menengah atas (SMA) pada mata pelajaran biologi terutama pada materi
Monera dan Fungi.
2. Manfaat Praktis
a. Sumber informasi serta acuan dalam mengembangkan calon guru yang
diharapkan bisa meningkatkan pendidikan di Indonesia.
b. Sumber refrensi dalam memberdayakan calon guru dalam meningkatkan
kemampuan literasi sains, berargumentasi, dan kolaborasi
c. Sumbangan terhadap adanya bahan ajar media E-Module dengan
pendekatan PBL serta berbantu asesmen autentik pada mata pelajaran
biologi SMA pada materi khususnya Monera dan Fungi.
d. Bahan informasi kepada peneliti selanjutnya yang memiliki kajian bahan
yang relevan dengan penelitian ini.
2. penilaian validitas bahan ajar media dilakukan oleh ahli materi, ahli bahan
ajar media dan praktisi lapang, dan
3. penelitian ini dilaksanakan hanya pada materi Monera dan Fungi yakni
sebanyak 8 pertemuan, sehingga ada keterbatasan data yang diperoleh oleh
peneliti.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional berupa penegasan untuk menghindari kesalahan
penafsiran dalam penelitian ini yang dituliskan sebagai berikut.
1. Bahan Ajar E-Module Berbantu Penilaian Kinerja
Media bahan ajar E-Module merupakan acuan yang digunakan dalam proses
pembelajaran berlangsung yang dijadikan kriteria minimal pelaksanaan proses
pembelajaran materi Monera dan Fungi yang didesain secara sistematis dan
menarik agar bisa membuat siswa paham akan materi yang akan dipelajarinya.
Media bahan ajar yang digunakan disini E-Module yang berisikan petunjuk
penggunaan, identitas E-Module pembelajaran, alur tujuan pembelajaran (ATP),
mind-map, materi (handout), LKDP, soal latihan, soal ulangan harian. Bahan ajar
ini sebelum dilakukan implementasi akan divalidasi oleh ahli materi, ahli media
serta praktisi lapangan yakni guru.
2. Kemampuan Literasi Sains
Literasi sains merupakan kemampuan ilmiah individu untuk menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya pada proses identifikasi masalah, memperoleh
pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menarik kesimpulan
berdasarkan bukti yang berhubungan dengan isu ilimiah. Literasi sains ini diukur
dengan pre-test dan post-tets serta rubrik penilaian dari PISA (2015) dengan
indikator yang digunakan: 1) menjelaskan fenomena secara ilmiah; 2) merancang
dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah; 3) menafsirkan data dan bukti secara
ilmiah.
3. Keterampilan Kolaborasi
Keterampilan kolaborasi adalaah suatu keterampilan siswa dalam
bekerjasama berkelompok dan kepemimpinan serta berdaptasi dalam berbagai
peran dan tanggungjawab. Keterampilan kolaborasi dapat dikembangkan dengan
11