Anda di halaman 1dari 3

Pembelajaran abad ke 21 memiliki prinsip pokok bahwa peran masyarakat dan guru

dalam melaksanakan pembelajaran sangat penting untuk mewujudkan masa depan anak bangsa
yang lebih baik (Jayadi et al., 2020). Pola pembelajarannya yaitu mengedepankan peserta didik
berpikir kritis, mampu mengintegrasikan segala ilmu dalam kehidupan nyata, memahami
teknologi dan informasi serta cakap dalam berkomunikasi dan kolaborasi (Malikah et al., 2022).
Hal ini berkaitan dengan kepentingan semua orang dan masa depan suatu negara yang harus
menyiapkan lulusan berkualitas serta mampu bersaing secara global dan menguasai
perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0. Perserta didik di tuntut mampu merancang
dan mengembangkan pengalaman belajar baik secara manual maupun digital untuk mendorong
peserta didik memiliki keterampilan berpikir kreatif. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang pesat sehingga membuat perubahan pada kurikulum dengan perbaikan sistem
pendidikan (Nurhalita et al., 2021).

Perubahan kurikulum perlu memperhatikan sebagaimana konstitusi yang berlaku terkait


perundang-undangan di Indonesia. Merdeka belajar merupakan kebijakan baru yang di tetapkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Pada
kurikulum merdeka belajar proses pembelajaran lebih di tekankan pada pembentukan karakter
siswa. hal ini berkaitan dengan bagaimana seorang pendidik mampu menyampaikan materi
pelajaran dengan mengaitkan pada pembentukan karakter peserta didik (Marisa, 2021).
Kelebihan dari pelaksanaan kurikulum merdeka yaitu guru dapat lebih kreatif dan inovatif dalam
pembelajaran, selain itu terdapat project kelass yang wajib dikerjakan oleh siswa sehingga
membuat siswa tertantang untuk belajar. Namun, tantangan dari kurikulum merdeka yaitu
fasilitas pembelajaran yang masih kurang dan sumber belajar yang masih belum lengkap
sedangkan tujuan dari kurikulum merdeka adalah melatih soft skills pada diri siswa melalui
berbagai kegiatan sekolah dan pembelajaran (Angga et al., 2022). Salah satu cara untuk melatih
soft skills di kelas yaitu dengan menggunakan pendekatan science, technology, engineering, art
dan mathematics (STEM).

Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Art dan Mathematics) mampu


menciptakan sebuah sistem pembelajaran secara kohesif dan pembelajaran aktif karena keempat
aspek dibutuhkan secara bersamaan untuk menyelesaikan masalah (Simamarta et al., 2020).
Karakteristik dari metode pembelajaran STEM antara lain berbasis teknologi, kinerja, query, dan
masalah (problem based –learning). Tujuan STEM di rancang untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam ilmu pengetahuan dan berinovasi pada produk teknologi agar dapat bersaing secara
global. Metode pembelajaran STEM menuntut siswa untuk menjadi inovator, pemecah masalah,
berpengetahuan tentang teknologi dan mampu berpikir logis (Susanti et al., 2018). Dalam rangka
memenuhi kebutuhan pendidikan berbasis STEM di perlukan suatu usaha untuk memoersiapkan
peserta didik dengan proporsi signifikan pada bidang sains teknologi (nugraha et al., 2020).
Salah satu usaha untuk keperluan tersebut yaitu dengan mempelajari topik pembelajaran
bioteknologi.
Bioteknologi memuat konten STEM yang terdiri dari biologi molekuler, teknologi
informasi, biokimia, dan sains terapan yang berkembang pesat (Saparuddin et al., 2021).
Bioteknologi merupakan suatu teknik pemanfaatan organisme hidup atau bagian organisme
(Bakteri, fungi, virus) dan produk dari dari organisme (protein bioaktif, enzim, vitamin, asam
basa organik, alkohol, dan lain-lain). Prinsip dasar bioteknologi yaitu adanya agen biologis
(mikroba, enzim, sel hewan dn sel tumbuhan). Berdasarkan prinsip dasar bioteknologi, maka
terdapat suatu proses bioteknologi yang terdiri dari 3 unsur yaitu input (Raw material), proses
(mekanisme pengolahan) dan output (suatu produk barang /jasa). Pemahaman prinsip
bioteknologi akan memberikan dasar konsep yang tepat untuk pemahaman bioteknologi demi
kemaslahatan manusia. Sebuah media pembelajaran berupa modul di perlukan untuk
memudahkan mempelajari tentang bioteknologi.

Media pembelajaran memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran.


Penggunaan media pembelajaran membantu pendidik untuk menyampaikan materi
pembelajarannya. Media pembelajaran yang di rancang dengan baik akan membantu pelajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamid et al., 2020). Bantuan media pembelajaran dapat
menghindari perbedaan penafsiran yang berbeda antar guru dan dapat mengurangi kesenjangan
informasi di antara siswa dimanapun berada. Modul merupakan media pembelajaran yang
menarik dan sistematis sehingga mudah untuk di pelajari sendiri. Modul yaitu sarana yang
dipelajari peserta didik untuk mencakup kompetensi inti dan kompetensi dasar.penggunaan
media pembelajaran modul pada pembelajaran diharapkan mampu lebih terencana, mandiri,
tuntas dan memperoleh hasil yang berkualitas (Haqiqi et al., 2020).

Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran bioteknologi berbasis STEM yaitu siswa
tidak dapat memecahkan masalah dan fenomena di kehidupan sehari-hari (Nugraha, 2020).
Berdasarkan analisis kebutuhan 80 siswa dan 3 guru biologi di SMAN 1 Muncar, hampir 90%
siswa mengalami kesulitan memahami dan menerapkan konsep bioteknologi di kehidupan
sehari-hari (Wahono, 2018). Siswa memiliki karakter yang berbeda ketika belajar. Ada siswa
yang lebih tertarik dengan gambar dan kurang antusias dengan materi tertulis. Disisi lain, ada
beberapa siswa yang tidak terpengaruhi ketika belajar dengan materi berupa tulisan dan hanya
sedikit gambar. Selain itu, terdapat juga siswa yang menyukai belajar dengan menggunakan
video atau gambar bergerak. Hal ini disebabkan siswa memiliki ketertarikan yang berbeda dalam
jenis media (Anantyarta, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian Sodikum, Sugiyono, Baskoro Adi Prayitno (2016). Maksud
penelitian ini yaitu untuk mengetahui saran dan kelayakan modul dikembangkan.dengan nilai
hasil penelitian aspek modul rata-rata yaitu 86% dengan kategori sangat layak, jadi pada
pengembangan modul ini sangat layak di pakai. Penelitian selanjutnya yaitu penelitian Linda
Advinda (2018). Dengan maksud untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan
pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi biologidengan peta konseptual
diperoleh kategori sangat valid dengan nilai 82,24%. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan
modul pembelajaran biologi di lengkapi dengan peta konseptual untuk siswa kelas XI semester 2
SMA valid, efektif dan praktis.

Berdasarkan latar belakang di atas maka akan di lakukan penelitian dengan judul “
Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis STEM (Science Technology Engineering
And Mathematics) Educatio Untuk Siswa SMA pada Topik Bioteknologi”. Bahan ajar ini
diharapkan dapat untuk di pakai dalam alur belajar mengajar dan dapat mempermudah pendidik
dalam penyampaian materi.

Anda mungkin juga menyukai