Anda di halaman 1dari 16

RESUME JURNAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Nama
NIM

: Usman
: 0402515085

Judul tesis

: Efektifitas Pembelajaran Biologi Berbasis Komputer Model Drill dipadu dengan siklus belajar

5E dalam Meningkatkan Keterampilan Inquiri Siswa dan Kemampuan Metakognitif Siswa

No
1.

Penulis &
identitas
jurnal
R. Rizal Isnanto
Seminar
Nasional
Aplikasi
Teknologi
Informasi 2004
Yogyakarta, 19
Juni 2004

Judul
Aplikasi Teknologi
Multimedia pada Bidang
Pendidikan Sains dan
Teknologi

Kontribusi terhadap tesis


Teori :
Kelebihan multimedia adalah bahwa multimedia mampu
menarik indera dan menarik minat, karena merupakan
gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan.
Computer Technology Research Coorporation [5]
menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20%
dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Namun,
mereka mengingat 50% dari yang dilihat sekaligus
didengar, dan sebanyak 80% dari yang dilihat, didengar,
dan yang dilakukan sekaligus. Dengan demikian,
multimedia menjadi perangkat ampuh untuk pengajaran
dan pendidikan, selain juga untuk meraih keunggulan
bersaing (competitive advantages) bagi perusahaan.
Aplikasi multimedia sudah banyak digunakan dalam
berbagai bidang kehidupan di dunia ini, beberapa di
antaranya adalah aplikasi multimedia untuk
meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan (misal:
dalam bidang pengembangan sumber daya manusia,
bidang produksi, pelayanan keuangan, sistem informasi
akuntasi, sistem informasi manajemen, sistem

14

Keterang
an

2.

Diah Aryulina
JURNAL
KEPENDIDIKAN
TRIADIK, April
2009 Volume
12, No. 1

Implementation Of 5e
Learning Cycle To Increase
Students Inquiry Skills And
Biology Understanding

pendukung keputusan, automatisasi kantor, pemasaran,


dan sebagainya); aplikasi multimedia dalam bidang
kesehatan; hiburan (perfilman, videogame, televisi
interaktif, dan virtual reality. Untuk yang terakhir, juga
dapat diterapkan pada bidang yang lain); bidang
publishing, pendidikan, pemerintahan (misal: eGovernment dan profil departemen).
Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses
belajar mengajar, menurut Davis dan Crowther, akan
meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi,
memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan
belajar terpusat-siswa, dan memandu untuk belajar lebih
baik [6].

Teori :
Siklus Belajar adalah model pembelajaran yang
berpusat pada kegiatan penyelidikan sebelum konsep
ilmiah diperkenalkan kepada siswa (Tobin, Tippins,
dan Gallard,1994).
Model Siklus Belajar terdiri atas tahap-tahap yang
saling terkait. Siklus belajar 5E (SB-5E) yang
dikembangkan oleh Roger Bybee (Bybee dkk,
2006; Collete dan Chiapetta, 1994; Songer dan Ho,
2005) terdiri atas lima tahap yang yaitu tahap engage
(pelibatan), tahap explore (penyelidikan/eksplorasi),
tahap explain (penjelasan/ pengenalan konsep),
tahap elaborate (penggalian), dan tahap evaluate
(penilaian)
Hasil penelitian yang dikutip Barbra (1998)
menunjukkan bahwa siklus belajar terutama
bermanfaat dalam pembelajaran sains untuk: (1)
meningkatkan interaksi sosial antarsiswa, (2)
memberi kesempatan pada siswa melakukan kegiatan

14

secara langsung, (3) membimbing siswa


mengembangkan kosakata ilmiah, (4) mendorong
pengembangan keterampilan memecahkan masalah,
(5) membantu pertumbuhan kognitif, (6) memerbaiki
sikap terhadap sains, serta (7) membantu siswa
membangun gambaran mental dari gagasan baru.

3.

Andi Suwondo,
Endang Sri
Mujiwati,
Mumun
Nurmilawati.
Seminar
Nasional XII
Pendidikan
Biologi FKIP

Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri
Didukung Media Nyata
terhadap Kemampuan
Menjelaskan Hubungan
Antara Struktur Akar
Tumbuhan dengan
Fungsinya pada Siswa
Kelas IV SDN Burengan 2
Kota Kediri

Metode :
Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus
berkesinambungan. Setiap siklus tindakan terdiri atas empat
langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan evaluasi-refleksi (Elliot,
1991). Pada siklus
I, tindakan yang diterapkan adalah model SB-5E dengan
bimbingan penuh dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
penuntun selama tahap pengumpulan data/informasi,
pembahasan, dan penarikan kesimpulan pada Lembar
Kegiatan Siswa (LKS). Pada siklus II, tindakan yang
diterapkan berupa penghilangan pertanyaan-pertanyaan
penuntun untuk menarik kesimpulan pada LKS. Selanjutnya,
pada siklus III, pertanyaan-pertanyaan penuntun
pembahasan/analisis dan penarikan kesimpulan ditiadakan.
Selain itu, pada siklus II dan III
juga dilaksanakan
perbaikan tahap-tahap pembelajaran dengan model SB-5E
berdasarkan refleksi pembelajaran di siklus sebelumnya
Metode :
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan
menggunakan 2 kelas, yaitu kelas pertama dengan
penerapan model inkuiri didukung media nyata dan kelas
kedua dengan proses pembelajaran konvensional yaitu
dengan ceramah. Masing-masing kelas dengan jumlah siswa
sebanyak 35. Data diperoleh dari hasil postest sebanyak 10
soal isian. Teknik analisis data dengan menggunakan uji T.

14

4.

5.

UNS 2015
Deny Setiawan,
Herawati
Susilo2.
Prosiding
Seminar
Nasional
Pendidikan
Biologi 2015,
yang
diselenggaraka
n oleh Prodi
Pendidikan
Biologi FKIP
Universitas
Muhammadiya
h Malang,
tema: Peran
Biologi dan
Pendidikan
Biologi dalam
Menyiapkan
Generasi
Unggul dan
Berdaya Saing
Global,
Malang, 21
Maret 2015.
Sardianto
Markos
Siahaan.
Prosiding

Peningkatan Keterampilan
Metakognitif Mahasiswa
Program Studi Biologi
Melalui Penerapan Jurnal
Belajar Dengan Strategi
Jigsaw Dipadu Pbl Berbasis
Lesson Study Pada
Matakuliah Biologi Umum

Teori :
Beberapa penelitian menemukan, bahwa kemampuan
metakognitif siswa (kesadaran dan keterampilan
metakognitif), berada pada level cannot really (tidak mampu
memisahkan apa yang dipikirkan dan bagaimana ia berpikir)
dan at risk (siswa tampak tidak memiliki kesadaran berpikir
sebagai suatu proses) (Suratno, 2009; Prayitno, 2011)
Metode :
Terkait data keterampilan metakognitif diukur dengan
1) penskoran rubrik dan non rubrik pada hasil akhir
siklus serta 2) jurnal belajar yang dimodifikasi dari
Setiawan (2012).
Keterampilan metakognitif menurut Corebima (2009)
dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam
memaparkan jawaban atas tes penguasaan konsep
biologi yang meliputi penggunaan jawaban dalam
kalimat sendiri, urutan paparan jawaban runtut,
sistematis dan logis, gramatika atau bahasa, alasan
(analisis/evaluasi/kreasi), serta jawaban yang
diberikan benar, kurang benar, tidak benar, atau tidak
dijawab sama sekali. Jurnal belajar dapat dilihat
berdasarkan adanya aspek konsep dasar, refleksi diri
dan pertanyaan yang dituliskan mahasiswa.

Penggunaan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi
Dalam Pembelajaran Fisika

Teori :
Posisi pendidikan Indonesia saat ini berada pada
transisi dari era teknologi industri ke era teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) atau juga dikenal

14

Seminar
Nasional Fisika
2012;
Palembang, 4
Juli 2012

dengan era e-learning. (Siahaan, 2012)


Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
menjadi sebuah cara yang efektif dan efisien dalam
menyampaikan informasi. Teknologi informasi dan
komunikasi memiliki potensi besar untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya
dalam menampilkan fenomena fisika. Banyak hal
abstrak atau imajinatif yang sulit dipikirkan siswa,
dapat dipresentasikan melalui simulasi komputer.
Latihan dan percobaan-percobaan virtual dapat
dilakukan siswa dengan menggunakan
programprogram sederhana untuk penanaman dan
penguatan konsep fisika dalam memecahkan masalah
sehari-hari.
Menurut Abdullah (2009) Ada 3 hal yang harus
diwujudkan untuk dapat memanfaatkan TIK dalam
memperbaiki mutu pembelajaran, yaitu (1) siswa dan
guru harus memiliki akses kepada teknologi digital
dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga
pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang
berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi
siswa dan guru, dan (3) guru harus memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan
alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu
siswa agar mencapai standar akademik.
Lee, Nicoll, dan Brooks (2004) dalam penelitiannya
tentang Perbandingan Pembelajaran Berbasis Web
secara Inkuiri dan Contoh Kerja dengan Menggunakan
Physlets, menemukan bahwa siswa merasa tertolong
dengan penggunaan model pembelajaran
(multimedia interaktif) MMI jenis Physlets, dalam hal
memvisualisasikan konsep-konsep yang bersifat
abstrak menjadi lebih konkret. Model pembelajaran

14

6.

R. Hamidatul
Asna
LEMBAGA
PENELITIAN
DAN
PENGABDIAN
KEPADA
MASYARAKAT

Implementasi Strategi
Pembelajaran Berbasis
Inkuiri Dengan Siklus
Belajar 5e Untuk
Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis

Teori

MMI jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran fisika di


kelas yaitu menanamkan konsep fisika baik yang
bersifat abstrak maupun konkret. Hendrawan dan
Yudhoatmojo (2001) dalam penelitiannya tentang
Efektivitas dari Lingkungan Pembelajaran Maya
Berbasis Web (Jaringan), juga mengatakan bahwa
lingkungan pembelajaran yang bermedia teknologi
(model pembelajaran MMI) dapat meningkatkan nilai
para siswa (konsep), sikap mereka terhadap belajar,
dan evaluasi dari pengalaman belajar mereka. Eni
Nuraeni (2006) dari penelitian yang dilakukannya
menyimpulkan multimedia yang digunakan untuk
media pembelajaran dapat meningkatkan
penguasaan konsep mahasiswa dengan taraf
kepercayaan 95%.
:
Piaget (Rustaman et al., 2003) menyatakan belajar
sain merupakan proses konstruktif yang menghendaki
partisipasi aktif dari siswa, sehingga peran guru
berubah dari sumber dan pemberi informasi menjadi
pendiagnosa dan fasilitator belajar siswa.
Pada strategi pembelajaran inkuiri terdapat suatu
rangkaian kegiatan yang melibatkan kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri pengetahuannya dengan
rasa percaya diri (Trianto, 2007).
National Research Council (1999), menyatakan inkuiri
sebagai penggunaan dan pengembangan Higher
order thinking pada kegiatan kerja ilmiah. Inkuiri juga
merupakan aktivitas eksperimental untuk menguji
suatu hipotesis (Joyce et al., 2009).
Dimyati (2009) menegaskan bahwa tujuan utama

14

ISSN
1412-565
X

7.

YOHANA AYU

Implementasi model

model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan


intelektual, berpikir kritis dan mampu memecahkan
masalah secara ilmiah
Abruscato dan DeRosa (2010: 44) menjelaskan
proses pembelajaran inkuiri dapat dilakukan melalui
5 tahapan pembelajaran yaitu engagement
(melibatkan), exploration (menggali), explanation
(menjelaskan), elaboration (mengelaborasi),
evaluation (menilai)

Metode :
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
semu (quassy experiment)
Penarikan sampel dilakukan dengan teknik cluster
random sampling yaitu pemilihan sampel
berdasarkan kelompok yang sudah ada, karena tidak
memungkinkan bagi peneliti untuk mengambil secara
acak siswa yang dipilih untuk berpartisipasi dalam
penelitian dengan alasan pembatasan administratif
(Fraenkel & Wallen, 2007).
Bentuk desain penelitian yang digunakan adalah
Pretest-Postest Control Group Design
Pada penelitian ini terdiri dari dua kelompok belajar,
yaitu kelompok yang diberi perlakuan dengan
memberikan strategi pembelajaran berbasis inkuiri
terbimbing pada kelompok eksperimen dan strategi
pembelajaran langsung (konvesional) pada kelompok
kontrol. Kedua kelompok diberikan pretes serta
postes yang diharapkan dapat mengukur
keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep
sistem peredaran darah sebelum dan sesudah
mendapat perlakuan
Teori :

14

ISSN:

PRIMASARI,
RINI
ANGGRAINI,
BUDI CAHYO
ARI WIBOWO,
POPPY
RAHMATIKA
PRIMANDIRI,
AGUS MUJI
SANTOSO

Pembelajaran Group
Investigation Berbasis
Local Materials Melalui
Lesson Study Untuk
Meningkatkan
Keterampilan Metakognisi
Dan Hasil Belajar Kognitif
Siswa Kelas X SMAN 1
Mojo Kediri Pada Materi
Ekosistem

BIOEDUKASI
Volume 8,
Nomor 2
Halaman 53-56
8.

Mariani
Natalina, Yustini
Yusuf dan
Ermadianti
Jurnal
Biogenesis, Vol.
9, Nomor 2,
Februari 2013

Penerapan strategi
pembelajaran inkuiri
terbimbing untuk
meningkatkan sikap ilmiah
dan hasil belajar biologi
siswa kelas VIII7 SMP
Negeri 14 Pekanbaru
tahun ajaran 2012/2013

Keterampilan metakognisi didefinisikan sebagai


pengendalian pada proses berpikir. Metakognisi
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
dalam prosesnya mengontrol kognitif dalam
pembelajaran (Simanjuntak, 2013).
Strategi metakognisi diperlukan siswa untuk
mendapatkan keberhasilan belajar, karena melalui
keterampilan metakognisi siswa mampu mengelola
kemampuan kognitifnya dan mengatur proses belajar
dengan baik (Septiyana dkk, 2013)

Metode :
Data keterampilan metakognisi diperoleh dari jawaban soal
uraian yang dikoreksi menggunakan rubrik keterampilan
metakognisi dari Corebima (2009) kemudian dikategorikan
menggunakan rating scale menurut Green (2002)
Teori :
Menurut Sanjaya (2007), strategi pembelajaran Inkuiri
Terbimbing adalah strategi pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Prinsip strategi
pembelajaran Inkuiri Terbimbing memberikan stimulasi
berupa pertanyaanpertanyaan yang bersifat membimbing
untuk memancing keingintahuan siswa sebelum
mempelajari suatu subjek serta menyiapkan siswa untuk
berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu permasalahan
dengan mendiskusikannya secara kelompok, sehingga siswa
tidak hanya mampu untuk mendapatkan suatu konsep
dengan membangun pengetahuannya sendiri tetapi juga
untuk berinteraksi dengan guru melalui
pertanyaanpertanyaan maupun dengan siswa lain melalui
kerja kelompok.
Metode :

14

1693-2654
Agustus
2015

9.

T.H. Agustanti
JPII 1 (1) (2012)
16-20
Jurnal
Pendidikan IPA
Indonesia
http://journal.u
nnes.ac.id/inde
x.php/jpii

Implementasi metode
inquiry untuk
meningkatkan hasil belajar
biologi

Parameter penelitian adalah (1) sikap ilmiah siswa yang


diukur dengan lembar observasi, (2) hasil belajar siswa yang
terdiri dari daya serap diperoleh dari nilai post test dan
ulangan harian serta ketuntasan belajar siswa diperoleh dari
hasil ulangan harian.
Teori :
Gulo dalam Hartien (2001), menyatakan strategi
inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri juga didefinisikan sebagai
pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak
untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas
ingin melihat apa yang terjadi, melakukan sesuatu,
menggunakan simbol-simbol (gambar-gambar) dan
mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan
penemuan yang lain, membandingkan yang
ditemukan sendiri dengan yang ditemukan orang lain
(Sidharta 2005)
Tujuan pembelajaran inkuiri yang lebih penting adalah
menyiapkan anak didik untuk (1) mampu
memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsepkonsep sains yang telah mereka pelajari, (2) mampu
mengambil keputusan yang tepat dengan
menggunakan konsep-konsep ilmiah, dan (3)
mempunyai sikap ilmiah dalam memecahkan
masalah yang dihadapi sehingga memungkinkan
mereka untuk berpikir dan bertindak secara ilmiah

14

10.

Anisa
Khumairo, Sri
Endah
Indriwati, dan
Nursasi
Handayani

PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN GUIDED
INQUIRY DISERTAI MIND
MAPPING TERHADAP HASIL
BELAJAR SPIRITUAL,
KETERAMPILAN PROSES,
DAN PENGETAHUAN
BIOLOGI SISWA
BERKEMAMPUAN
AKADEMIK BERBEDA

Teori :
Model pembelajaran Guided Inquiry (inkuiri terbimbing)
merupakan model pembelajaran yang mempunyai langkahlangkah untuk memecahkan masalah, merencanakan
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Irwandi, 2007)
Metode :
Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi
experiment dengan menggunakan desain penelitian
pretest posttest nonequivalent control group design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI IPA MAN Malang I, dan sampelnya adalah
siswa kelas XI IPA 3 yang menjadi kelas kontrol yang
akan diajar dengan pembelajaran Think Pair Share,
dan kelas XI IPA 6 yang menjadi kelas eksperimen
yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping
Data yang diperoleh dalam penelitian ini, berupa skor
pretest dan posttest sikap spiritual, skor pretest dan
posttest keterampilan proses dan pengetahuan siswa.
Kegiatan pengumpulan data tersebut, dilakukan
melalui kegiatan pretest (siswa mengerjakan soal
tes/pretest, pengisian kuisioner terstruktur dan
angket sebelum diajarkannya model pembelajaran
guided inquiry disertai mind mapping di dalam kelas),
dan melalui kegiatan posttest (siswa mengerjakan
soal tes/posttest, pengisian kuisioner terstruktur dan
angket setelah diajarkannya model pembelajaran
guided inquiry disertai mind mapping di dalam kelas).
Nantinya dari tiap-tiap jawaban siswa akan diperoleh
skor masing-masing.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian

14

11.

Dyah Ayu
Kaniraras,
Puguh
Karyanto,
Nurmiyati, Lilis
Kusumawati.
Seminar
Nasional XII
Pendidikan
Biologi FKIP
UNS 2015

Penerapan E-module
Berbasis Problem-Based
Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi dan
Mengurangi Miskonsepsi
pada Materi Ekosistem
Siswa Kelas X Sains 1 SMA
Negeri 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2014/2015

ini adalah analisis menggunakan analisis kovarian


(ANAKOVA). Perhitungan anakova dilakukan dengan
bantuan SPSS 16 for windows. Uji hipotesis dilakukan
setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas
dengan menggunakan Uji KolmogorovSmirnov dan
Uji Homogenitas dengan menggunakan Test of
Homogenity of Variance
Teori :
High Order Thinking Skill /HOTS merupakan
kemampuan berpikir pada hierarki proses kognitif
yang lebih tinggi meliputi menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta (Ramos, Dolipas, &
Villamor, 2013). Kemampuan tersebut berkaitan
dengan proses berpikir menurut taksonomi Bloom
pada analyze (C4), evaluate (C5) dan create (C6)
(Anderson & Krathwohl, et al., 2001).
Metode :
Data penelitian berupa kemampuan berpikir tingkat
tinggi dan miskonsepsi siswa. Data penelitian
diperoleh melalui tes, observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang divalidasi menggunakan
triangulasi metode.
Analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Teknik tes digunakan untung mengukur miskonsepsi
dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Miskonsespsi diukur menggunakan Two-tier diagnostic
Test. Two-tier diagnostic Test merupakan tes
berbentuk multiple choice yang terdiri dari dua
tingkat, tingkat pertama mengenai konsep tertentu,
tingkat kedua mengenai alasan atas jawaban yang
diberikan (Suwarto, 2012). Konsep yang di uji
menggunakan Two-tier diagnostic Test yaitu atribut
dalam populasi, atribut dalam komunitas,rantai dan

14

12.

Robiatul
Khoiriyah

Peningkatan Kemampuan
Mengidentifikasi Komponen
Penyusun Ekosistem
Melalui Metode Inkuiri Bagi
Siswa Tunanetra Kelas X
SLB Negeri Pandaan
Kabupaten Pasuruan

13.

EndangWahyun
ingsih,Hantorod
anSifakIndana

PENERAPAN
PEMBELAJARAN INKUIRI
UNTUK MENINGKATKAN
KINERJA ILMIAH PADA MATA
PELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM

DBE3:JurnalPTK
VolKhusus,Febr
uari2011

jejaring makanan, dan ekologi dalam konteks


salingtemas.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi diukur
menggunakan soal essay. Soal kemampuan berpikir
tingkat tinggi sesuai dengan tingkatan proses kognitif
teratas pada taksonomi Bloom, yaitu C4
(menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6
(mencipta). Setiap aspek proses kognitif tersebut
mempunyai indikator yang menjadi dasar pembuatan
soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Indikator soal C4 (menganalisis) yaitu
membedakan, mengorganisasi dan mengatribusikan.
Indikator soal C5 (mengevaluasi), yaitu memeriksa
dan mengkritik. Indikator soal C6 (mencipta), yaitu
merumuskan, merencanakan dan memproduksi.
Metode :
model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam
Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang
satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi
planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada
siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan
Metode :
Berdasarkan teori inkuiri di atas, maka sintaks dari
pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, guru
memberi pertanyaan atau memberi permasalahan
kepada siswa. Kedua, guru membimbing semua
kelompok dalam menyusun langkah-langkah kegiatan
yang akan dilakukan. Ketiga, guru membimbing siswa

14

14.

15.

Nurfaidah,Rah
mawati,danNur
hayati
DBE3:JurnalPTK
VolKhusus,Febr
uari2011
Ida Bagus Putu
Arnyana

Peningkatan Aktivitas Dan


Hasil Belajar Ipa Melalui
Penerapan Model
Kooperatif Tipe Student
Team Achievement
Division (STAD)

Penerapan model pbl pada


pelajaran biologi untuk
meningkatkan kompetensi
Jurnal
dan kemampuan berpikir
Pendidikan dan
kritis siswa kelas x SMA
Pengajaran
UNDIKSHA, No. Negeri 1 Singaraja Tahun
2
TH. XXXX pelajaran 2006/2007
April 2007

dalam melakukan kegiatan sesuai dengan langkahlangkah kegiatan yang sudah disusun. Keempat, guru
membimbing semua kelompok dalam menuliskan
data hasil kegiatan. Kelima, guru membimbing semua
kelompok dalam membuat kesimpulan hasil kegiatan.
Keenam, guru memandu siswa untuk
mempersentasikan hasil kegiatan di kelas dan
mengumpulkan hasil dari semua kelompok.
Pengumpulan data dilakukan pada setiap siklus
dimulai dari awal sampai akhir tindakan siklus I
sampai II. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode (1) Lembar observasi kinerja
ilmiah siswa, (2) Lembar penilaian atau rubrik
penilaian belajar siswa tentang keterampilan kinerja
ilmiah, (3) Angket siswa dan (4) Dokumentasi, untuk
mendukung penelitian
Metode:
Data penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Analisis kuantitatif menggunakan tabel frekuensi dan
persentase ketuntasan belajar dengan kriteria: (a) skor 0
64 dikategorikan tidak tuntas,dan(b)skor65
100dikategorikan tuntas.
Teori :
Menurut Ibrahim dan Nur (2000) dan Ismail (2002),
PBL memiliki ciri-ciri sebagai berikut. (1) Mengajukan
pertanyaan

atau

masalah.

(2)

Berfokus

pada

keterkaitan

antardisiplin. (3) Penyelidikan autentik.

(4) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.


(5) Kerja sama.

PBL biasanya terdiri dari lima tahap utama (sintaks),

14

ISSN
0215 8250

yaitu: (1) orientasi siswa terhadap masalah autentik,


(2)

mengorganisasi

siswa

dalam

belajar,

(3)

membantu siswa secara individual atau kelompok


dalam

menlaksanakan

penyelidikan,

(4)

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5)


analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
(Arends, 2004: 406).
16.

Eka Winingsih,
Titik Suryani
Seminar
Nasional IX
Pendidikan
Biologi FKIP
UNS

17.

Ardian Anjar
Pangestuti,
Herawati
Susilo, Siti
Zubaidah
Seminar
Nasional IX
Pendidikan
Biologi FKIP
UNS

Penerapan Metode
Pembelajaran Talking
Stick Disertai Dengan
Concept Map Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi Pada Materi Sistem
Pencernaan Siswa Kelas Xi
Ipa I Sma Negeri 2
Sukoharjo Tahun Pelajaran
2011/2012
Penerapan Model
Pembelajaran Biologi
Berbasis Reading
Concept Map Teams
Games Tournaments
Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis
Dan Hasil Belajar Kognitif
Siswa Kelas X IPA 4 SMA
Laboratorium UM

Teori :
Untuk menerapkan kondisi belajar yang efektif guru harus
melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian
siswa. Membangkitkan motivasi siswa dan perhatian siswa,
membangkitkan motivasi siswa, serta memperhatikan
perbedaan individu siswa (Usman, 2009)

Teori :
Menurut Widuroyekti (2006:4), dalam aktivitas membaca
terjadi proses pengaktifan pikiran melalui rangkaian
aktivitas mental yang sangat kompleks
Metode :
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini terdiri atas
empat macam. Pertama, rubrik penilaian kemampuan
berpikir kritis. Rubrik ini digunakan untuk menganalisis
jawaban siswa pada tes akhir siklus. Melalui analisis hasil
tes dengan rubrik ini akan dapat diketahui skor kemampuan
berpikir kritis siswa. Rubrik ini diadaptasi dari Hart (1994).
Instrumen kedua adalah kunci jawaban hasil belajar kognitif.
Kunci jawaban ini digunakan untuk menganalisis jawaban
14

18.

Etik
Prayudhawati
PENSA E Jurn
al

19.

Rina

Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Ipa Terpadu
Dengan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-PairShare (TPS) Pada Tema
Kesadahan Air Di SMPN 1
Loceret Nganjuk

Penerapan Siklus Belajar

siswa pada tes akhir siklus. Melalui analisis jawaban ini


dapat diketahui hasil belajar kognitif siswa. Instrumen ketiga
adalah lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran
oleh guru dan siswa, berisi tentang penilaian kegiatan guru
dan siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran
berlangsung. Instrumen keempat, catatan lapangan,
digunakan untuk mencatat halhal yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian yang belum tercatat pada lembar
observasi seperti: nama-nama siswa yang tidak masuk,
nama siswa yang aktif dan pasif, dan lain-lain
Metode :
Penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas empat tahap
yaitu :
1) Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan
perencanaan, yang menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, dan di mana, oleh siapa dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap
menyusun rancangan, peneliti menentukan titik-titik
atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan
perhatian khusus
2) Pelaksanaan tindakan yaitu : implementasi atau
penerapan isi rancangan di dalam kancah yaitu
mengenakan tindakan di dalam kelas. Hal yang perlu
diingat adalah bahwa pada tahap ini guru harus
melaksanakan apa yang telah dirumuskan dalam
rancangan.
3) Pengamatan yaitu : pelaksanaan pengamatan oleh
pengamat. Pengamatan dilakukan secara bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan.
4) Refleksi atau pantulan yaitu : kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Hal
ini dilakukan setelah guru pelaksana melakukan
tindakan (Suharsimi, A : 2006 : 100).
Teori :

14

Rahayuningsih,
M. Masykuri,
dan Budi Utami

20.

Jurnal
Pendidikan
Kimia, Vol. 1
No. 1 Tahun
2012 Program
Studi
Pendidikan
Kimia
Universitas
Sebelas Maret
Sabmei
Sukamsyah
Jurnal Exacta,
Vol. IX No. 1
Juni 2011

5e (Learning Cycle 5e)


Disertai Peta Konsep Untuk
Meningkatkan Kualitas
Proses Dan Hasil Belajar
Kimia Pada Materi
Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan Kelas Xi IPA SMA
Negeri 1 Kartasura Tahun
Pelajaran 2011/2012

Learning cycle 5E bertujuan untuk meningkatkan keaktifan


siswa di dalam kelas sehingga pembelajaran tidak hanya
berpusat pada guru. Selain itu penggunaan media peta
konsep juga diterapkan dengan tujuan untuk memudahkan
siswa dalam memahami konsep pelajaran.

Upaya Peningkatan Hasil


Belajar Dengan Penerapan
Metode Inkuiri Terbimbing
Tipe A Pada Konsep Kalor
Siswa Kelas VII SMPN 5
Seluma

Teori :
Metode Inkuiri Terbimbing Inkuiri (Inquiry; bahasa inggris)
merupakan proses pembelajaran yang bervariasi dan
meliputi kegiatan-kegiatan yang berdasarkan metode
ilmiah, seperti mengobservasi, merumuskan pertanyaan
yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi,
mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan
percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat
untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi
data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan
hasilnya (Depdikbud dalam Ibrahim, 2008)

14

ISSN
1412-3617

Anda mungkin juga menyukai