Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN SUB MATERI SEL PADA SISWA SMA KELAS XI IPA

Arif Susanto, Rahardjo, Muji Sri Prastiwi

Prodi Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengembangkan media permainan monopoli, dan


mendeskripsikan kelayakan media, ketuntasan indikator, aktivitas siswa, respon guru dan siswa
mengenai penggunaan permainan monopoli sebagai media pembelajaran biologi SMA kelas XI
IPA semester 1 pada materi Sel. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
menggunakan model pengembangan 4 D model atau 4 P sampai tahap pengembangan
(Develope). Sasaran penelitian ini yaitu media pembelajaran Sel yang dikemas dalam bentuk
permaian monopoli biologi dan perangkat pembelajaran. Uji coba secara terbatas diterapkan
pada siswa kelas XI IPA semester 1 SMA Al-Azhar Menganti, Gresik tahun ajaran 2011-2012.
Hasil penelitian ini berupa media permainan monopoli draf V yang mendapatkan
validitas secara teoritis dengan kelayakan aspek format media 90%, aspek visual 94%, aspek
fungsi/kualitas media 92,86%, dan aspek kejelasan media dalam penyajian konsep 88,33%.
Aktivitas berkarakter siswa yang terdiri dari aspek berkompetisi, keantusiasan, kerjasama, dan
aspek psikomotor memperoleh nilai sangat baik. Respon siswa dan guru terhadap penggunaan
media permainan monopoli sangat baik. Dari deskripsi tersebut, media permainan monopoli draf
V layak dan dapat diimplementasikan untuk kegiatan belajar mengajar pada materi struktur dan
fungsi sel.

Kata kunci: media pembelajaran, permainan monopoli materi sel.

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan

sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang

memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti

perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi

kepentingan masa depan (Trianto, 2010).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu model manajemen

kurikulum yang berlaku saat ini di Indonesia. Kurikulum ini lahir seiring dengan pemberlakuan

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan

Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Salah satu perbedaan KTSP

dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya di Indonesia adalah terletak pada sistem

pengembangannya. Pengembangan kurikulum sebelum KTSP dilakukan secara terpusat

(sentralistik), sedangkan KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh

satuan pendidikan dengan memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah (desentralistik).

Dengan demikian setiap sekolah khususnya guru perlu memahami bagaimana proses penyusunan

dan mengembangkan kurikulum (Sanjaya, 2008)

Kegiatan pembelajaran pada penerapan KTSP harus dirancang untuk memberikan

pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta

didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka

pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui

penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.

Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik (BSNP, 2006).
Guru sebagai tenaga pengajar yang berperan dalam mencetak siswa kreatif dan inovatif,

senantiasa dituntut berperan aktif dalam memberikan kontribusi yang maksimal dalam

penyempurnaan kurikulum lokal. Hal ini terkait dengan peran seorang guru yaitu: sebagai

fasilitator dan motivator bagi siswa (BSNP, 2006). Semiawan (1989) menyatakan bahwa konsep

baru tentang mengajar adalah membina siswa terkait bagaimana cara belajar, bagaimana cara

berpikir dan bagaimana menyelidiki.

Tingginya angka siswa yang mengalami kesulitan dan tidak menyenangi pelajaran biologi

terutama materi sel berkaitan dengan tingkat minat membaca siswa yang rendah. ANTARA

News (2008) menyatakan dunia pendidikan di Indonesia memang tidak pernah lepas dari kritikan

baik itu dari segi mutu pendidikan, maupun dari siswanya yang budaya minat bacanya cenderung

menurun, menurut laporan Bank Dunia No. 16369-IND, dan Studi IEA (International

Association for the Evalution of Education Achievermen) di Asia Timur tahun 2006, tingkat

terendah membaca anak-anak di pegang oleh negara Indonesia dengan skor 51,7 di bawah

Filipina (skor 52,6), Thailand (skor 65,1), Singapura (74,0), dan Hongkong (75,5).

Banyak hal yang dapat memghambat dan mengaggu kemajuan belajar, salah satu faktor

yang menghambat kemajuan belajar adalah minat dan perhatian siswa terhadap bahan pelajaran.

Perhatian merupakan faktor penting dalam usaha belajar anak. Untuk dapat menjamin

pembelajaran yang baik, anak harus memiliki perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

Apabila bahan pelajaran itu tidak menarik baginya, maka timbullah rasa bosan dan malas

sehingga anak segan untuk membaca materi pelajaran ataupun belajar. Maka pendidikan harus

mengusahakan agar bahan pelajaran yang diberikan dapat menarik perhatian siswa (Aqib, 2002).

Beberapa penelitian dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar dan meningkatakan minat

membaca siswa antaralain, penelitian yang dilakukan oleh Ria (2009) menggunakan media
permainan Scrabble unsur sebagai media pembelajaran Sains sub materi pokok unsur, senyawa

dan campuran pada siswa SMP menunjukkan respon siswa yang berupa ketertarikan media,

kejelasan media serta semangat dan motivasi siswa dalam belajar diperoleh rata-rata 88,36%. Tes

belajar menunjukkan adanya ketuntasan belajar klasikal sebesar 85%.

Penelitian Alimmatus (2008) menggunakan media permainan monopoli dengan model

pembelajaran kooperatif pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di SMP PGRI 1

Surabaya sangat layak digunakan dalam pembelajaran biologi, mempermudah siswa dalam

memahami materi dan aktivitas siswa lebih menyenangkan, ketuntasan seluruh sub indikator

(75,4%) dapat tercapai dengan menggunakan media permainan monopoli.

Badan Nasional Standart Pendidikan menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum

(KTSP) ditujukan antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk belajar

membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan. Dengan kata lain pembelajaran biologi harus dikelola dengan pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga sesuai dengan tujuan pengembangan

kurikulum KTSP (BNSP, 2006).

Penelitian ini menerapkan permainan belajar yang dapat diwujudkan melalui media

permainan monopoli. Media ini akan diterapkan untuk siswa SMA kelas XI IPA semester 1.

Materi yang dipilih peneliti adalah sel. Materi sel terdiri dari sub materi teori sel, struktur dan

peranan bagian-bagian sel, struktur sel hewan dan tumbuhan, mekanisme transport zat melalui

membran. Materi ini memiliki banyak istilah dan berkaitan dengan pemahaman konsep biologi,

sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahaminya.

Banyaknya istilah-istilah dan konsep yang harus dikuasai, tersebut dapat menjadi beban

bagi siswa untuk memahami materi sehingga timbul perasaan dan suasana belajar yang bosan,
jenuh. Agar timbul suasana belajar yang menyenangkan dan siswa dapat lebih memahami dan

menguasai konsep sel dapat diwujudkan melalui media permainan monopoli. Media permainan

monopoli berfungsi sebagai sarana pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar

mengajar.

Permainan monopoli dipilih karena termasuk suatu permainan yang relatif digemari anak

dan mudah dalam memainkannya. Bagian-bagian dari sel dapat dianalogikan sebagai kota atau

negara yang mewakili fungsi-fungsi tertentu pada permainan monopoli. Para pemain monopoli

harus bersaing untuk melakukan transaksi kombinasi yaitu menyewakan, membeli dan

menjawab pertanyaan. Konsep bermain media permainan monopoli biologi diadopsi dari

permainan monopoli secara umum dan dari hasil penelitian skripsi yang dilakukan oleh

Alimmatus (2008) yang telah memodifikasi peraturan dan menambahkan pertanyaan-pertanyaan

yang harus dijawab pemain (siswa) selama mengikuti kegiatan belajar menggunakan media

permainan monopoli biologi dengan topik sel.

Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini

adalah bagaimana kelayakan media permainan monopoli sebagai media pembelajaran biologi

pada Materi Sel untuk SMA kelas XI IPA semester 1.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:


1. Mengembangkan media permainan monopoli sebagai media pembelajaran biologi SMA kelas XI

IPA semester 1 pada materi Sel.

2. Mendeskripsikan kelayakan media permainan monopoli sebagai media pembelajaran biologi SMA

kelas XI IPA semester 1 pada materi Sel.

3. Mendeskripsikan ketuntasan indikator dengan menggunakan media permainan monopoli sebagai

media pembelajaran biologi SMA kelas XI IPA semester 1 pada materi Sel.

4. Mendeskripsikan aktivitas siswa menggunakan media permainan monopoli sebagai media

pembelajaran biologi SMA kelas XI IPA semester 1 pada materi Sel.

5. Mendeskripsikan data tentang respon guru dan siswa mengenai pengembangan media permainan

monopoli sebagai media pembelajaran biologi SMA kelas XI IPA semester 1 pada materi Sel.

Manfaat

Manfaat yang diharapkan dengan berhasilnya penelitian ini adalah:

1. Media permainan monopoli dapat digunakan siswa dan guru sebagai salah satu cara belajar yang

lebih berarti dan menyenangkan.

2. Memberikan wawasan guru dan siswa tentang metode pembelajaran yang menarik dan mengasah

kecerdasan. Yaitu pengembangan metode belajar dengan media permainan monopoli pada materi

sel.

3. Sebagai bahan masukan dalam membuat dan mengembangkan jenis media permainan yang

sejenis dengan topik yang relevan.

Batasan masalah

Untuk memberikan gambaran dan arah dari penelitian ini, penulis memberikan batasan-batasan
tertentu yaitu: Penelitian ini Mengembangkan Media Permainan Monopoli untuk Pembelajaran
Biologi SMA Kelas XI IPA Semester 1 Pada Sub Materi Sel. Standar Kompetensi yang
digunakan adalah 1. Memahami Struktur dan Fungsi Sel Sebagai Unit Terkecil Kehidupan
dengan Kompetensi Dasar: 1.1 Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel
sebagai unit terkecil kehidupan dan 1.2 Mengidentifikasi organela sel tumbuhan dan hewan.

Anda mungkin juga menyukai