Anda di halaman 1dari 9

FINAL TES

STRATEGI PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :
DWI WAHYU SANJAYA
(210202501001)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023/2024
RINGKASAN SEMUA MATERI PRESENTASI

A. Konsep Dasar dan Rasional Ilmu Pendidikan


Konsep Dasar dan Rasional Ilmu Pendidikan Berbicara tentang pendidikan
tidak dapat terlepas dari pembahasan tentang manusia yang memiliki kedudukan
sebagai subjek dalam pendidikan. Sebagai subjek pendidikan, manusia memiliki
banyak definisi salah satunya dijelaskan oleh Notonagoro yang mendefinisikan
manusia sebagai makhluk monopluralis sekaligus monodualis (Dwi Siswoyo,
2007: 46-47).
Landasan Ilmu Pendidikan Landasan Yuridis Landasan yuridis pendidikan
adalah aspek-aspek hukum yang mendasari dan melandasi penyelenggaraan
pendidikan (Arif Rohman, 2013).
Landasan Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang
ditampakkan dalam bentuk perilaku baik manusia ataupun hewan, yang
pemanfaatannya untuk kepentingan individu atau manusia baik disadari ataupun
tidak, yang diperoleh melalui langkah-langkah ilmiah tertentu serta mempelajari
penerapan dasar-dasar atau prinsip- prinsip, metode, teknik, dan pendekatan
psikologis untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah dalam pendidikan
(Santrock, 2017).
Landasan sosiologis bersumber pada norma kehidupan masyarakat yang
dianut oleh suatu bangsa sehingga tercipta nilai-nilai sosial yang dalam
perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan
bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat
(Robandi, 2005: 26).
Landan historis pendidikan nasional di Indonesa tidak terlepas dari sejarah
bangsa indonesia itu sendiri. Dengan kata lain, tinjauan landasan sejarah atau
historis Pendidikan Nasional Indonesia merupakan pandangan ke masa lalu atau
pandangan retrospektif.
B. Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang
ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan
lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan
harapan dan meraih cita-cita.
Beberapa karakteristik anak didik yang perlu dipahami oleh pendidik
terutama dalam rangka melaksanakan praktek pendidikan, karakteristik tersebut
antara lain: Anak didik adalah subjek Anak didik sedang berkembang, Anak didik
hidup dalam “dunia” tertentu, Anak didik hidup dalam lingkungan tertentu, Anak
didik memiliki ketergantungan kepada orang dewasa
Ragam karakteristik peserta didik sangat panting. Suatu proses
pembelajaran akan dapat berlangsung secara efektif atau tidak, sangat ditentukan
oleh seberapa tinggi tingkat pemahaman pendidik tentang karakteristik yang
dimiliki peserta didiknya. Pemahaman karakteristik peserta didik sangat
menentukan hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas yang perlu dilakukan, dan
assesmen yang tepat bagi peserta didik.
Peserta didik dalam suatu kelas atau sekolah memiliki karakteristik yang
berbedabeda. Perbedaan-perbedaan yang ada perlu dikelola secara baik. Namun
jika perbedaan tersebut tidak dikelola secara baik, maka akan menimbulkan
permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran. Karakteristik peserta didik
banyak ragam yaitu: etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif,
kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan
sosial dan perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan motorik.
C. Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori belajar perilaku,
karena analisis yang dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat diukur,
dilukiskan dan diramalkan. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik
ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas
“mimetic”, yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali
pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
Implikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran dalam
merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan
pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam
pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan peserta didik secara aktif
dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi
peserta didik. Pada penerapan teori humanistic ini adalah hal yang sangat baik bila
guru dapat membuat hubungan yang kuat dengan peserta didik dan membantu
peserta didik untuk membantu peserta didik berkembang secara bebas.
D. Konsep Dasar Kurikulum
Pembaharuan kurikulum di Indonesia Perkembangan kurikulum yang
terjadi di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, setidaknya kita
telah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Mulai dari kurikulum 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2004, KTSP
2006 dan kurikulum 2013. Peran , fungsi dan komponen kurikulum sebagai salah
satu komponen penting dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki
tiga peran (Wina Sanjaya;2008) yaitu peran konservatif, peran kreatif dan peran
kritis evaluatif
Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di masa depan Kesiapan
guru menerima perubahan Keterbukaan pola pikir terkadang kita sulit untuk
berubah dan mau berubah. Contohnya sulit berubah dan cara mengajar yang
begitu-begitu saja tanpa menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebuah pola
pikir tetap (Fixed Mindset) menganggap bahwa karakter, kecerdasan, dan
kreativitas merupakan sebuah bawaan, namun ada pola pikir lain yang
menyatakan bahwa setiap kegagalan merupakan sebuah tantangan yang akan
berfungsi untuk bertumbuh (Growth Mindset).
E. Pembelajaran HyFlex
Mengenai pembelajaran HyFlex Penggunaan HyFlex di era pasca pandemi
telah meningkat. HyFlex dapat digunakan di semua level pembelajaran dengan
kualitas serupa dengan metode pembelajaran tradisional (Garrett et al. 2021).
Pandemi Covid19 28 telah mengubah cara siswa belajar (Shahriar et al. 2021).
Salah satu prinsip mendasar dalam merancang kursus HyFlex adalah
memprioritaskan aksesibilitas, yang menjamin bahwa siswa memiliki kompetensi
teknologi yang diperlukan dan memiliki akses yang sama terhadap semua cara
partisipasi
Siswa dengan keterampilan teknologi yang lebih tinggi cenderung
memiliki kemampuan pengaturan diri yang lebih baik di lingkungan pembelajaran
online. Mereka dapat mengatur waktu mereka secara efektif, menetapkan tujuan,
memantau kemajuan mereka, dan menyesuaikan strategi pembelajaran mereka
penelitian ini menegaskan bahwa keterampilan teknologi siswa mendorong
mereka untuk memiliki sikap positif terhadap teknologi pembelajaran baru
termasuk pembelajaran HyFlex. Memaksimalkan penggunaan pembelajaran
online seperti pembelajaran HyFlex memerlukan kompetensi teknologi yang baik.
Terkait penelitian pembelajaran online pada siswa Pembahasan selanjutnya
Kemahiran teknologi siswa memungkinkan mereka memanfaatkan 202 fitur dan
fungsi platform pembelajaran online secara efektif Penelitian menunjukkan bahwa
kemahiran siswa dalam literasi digital mempunyai dampak positif pada
keterlibatan mereka dengan materi pendidikan digital dan pandangan umum
mereka terhadap pembelajaran daring dan campuran (McGuinness dan Fulton
2019; Sari dan Wahyudin 2019)
Hubungan antara keterampilan teknologi siswa dan sikap terhadap HyFlex
sebagian dimediasi oleh pembelajaran mandiri online dan persepsi siswa terhadap
pembelajaran campuran Hasil lainnya juga menunjukkan bahwa persepsi dan
pengalaman siswa terhadap pembelajaran blended learning mempengaruhi sikap
mereka terhadap pembelajaran HyFlex.
Dengan menggunakan model persamaan struktural, penelitian ini
memberikan bukti kuat mengenai kontribusi langsung dan tidak langsung
keterampilan teknologi siswa terhadap sikap mereka terhadap pembelajaran
HyFlex di Indonesia. Temuan ini menunjukkan bahwa keterampilan teknologi
siswa secara signifikan mempengaruhi sikap mereka terhadap mode pembelajaran
baru seperti pembelajaran HyFlex.
F. Pembelajaran Neurosains
Neurosains adalah sistem ilmu baru yang mempelajari tentang sistem kerja
saraf manusia melalui pendekatan multidisipliner. Istilah ini berasal dari Bahasa
Inggris, yakni “neural” dan “Science” yang artinya “saraf” dan “ilmu
pengetahuan”. Dengan demikian, secara etimologi neurosains adalah ilmu
pengetahuan mengenai saraf. beberapa prinsip pembelajaran berbasis neurosains
yang perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat berajalan optimal. Prinsip-
prinsip pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada umumnya, memori jangka pendek otak manusia berada pada kondisi
terbaik untuk menyimpan informasi pada pagi hari. Sebaliknya waktu paling baik
otak manusia untuk menyerap memori jangka panjang adalah sore hari. Pada
waktu ini otak manusia akan dapat menyerap materi yang bersifat pengulangan,
pengolahan refleksi yang bersifat pemaknaan.
Otak manusia memiliki siklus bio-kognitif terkait perhatian yang naik
turun setiap 90 menit. Dalam 24 jam otak kita memiliki siklus naik turun
perhatiannya sebanyak 16 kali. Otak manusia memiliki bagian otak kanan dan
kiri. Otak kiri menyerap informasi berupa kata-kata dan bahasa, sedangkan otak
kanan menyerap informasi dengan gambar, warna, dan musik.
Belahan otak kanan dan kiri mengalami siklus efisiensi secara bergantian
setiap sembilan puluh sampai seratus menit, dari spasial tinggi verbal rendah-
verbal tinggi-spasial rendah.
Tahap-tahap pembelajaran berbasis Neurosains Tahap pertama yaitu tahap
persiapan. Tahap ini merupakan tahap pemberian kerangka kerja bagi
pembelajaran baru dan mempersiapkan otak peserta didik dengan koneksi-koneksi
yang memungkinkan. Tahap kedua adalah akuisisi. Akuisisi dapat dilakukan
melalui pembelajaran langsung & tidak langsung. Tahap akuisisi adalah tahap
penciptaan koneksi dimana neuron-neuron dapat saling berkomunikasi satu sama
lain.
G. Pembelajaran Blended Learning
Blended Learning berasal dari dua kata yaitu Blended dan Learning.
Blended artinya campuran/gabungan/kombinasi, sedangkan laring artinya
belajar/pembelajaran. mendefinisikan yang dikutip oleh Francine S.Glazer,
“Blended Garrison dan Vaughan (2008) learning adalah proses pembelajaran
campuran tatap muka dengan online, sehingga menjadi pengalaman belajar yang
unik.
Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan
komputer, walaupun sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended).
Terjadinya pembelajaran, awalnya karena adanya tatap muka dan interaksi antara
pengajar dan pelajar, setelah ditemukan mesin cetak maka guru memanfaatkan
media cetak. Namun blended learning muncul setelah berkembangnya teknologi
informasi sehingga sumber dapat diakses oleh pembelajar secara offline maupun
online
Dalam merancang pembelajaran “blended learning”, ketepatan pemilihan
kombinasi media penyampaian, baik dalam pengelolaan pembelajaran tatap muka
maupun online memiliki peran penting untuk tercapainya pembelajaran secara
efektif “blended learning” merupakan kombinasi strategi penyampaian materi
yang tepat dalam format yang tepat untuk orang yang tepat pada saat yang
tepat.“Blended learning” mengkombinasikan beragam media penyampaian yang
dirancang untuk saling melengkapi satu sama lain dan mendorong
terjadinya proses belajar yang optimal. tujuan dilaksanakannya strategi
pembelajaran “blended learning”.
Kelebihan Dan Kekurangan Blended Learning, Hemat Waktu, Hemat
Biaya Pembelajaran lebih efektif serta efisien, Peserta mudah dalam mengakses
materi, Peserta leluasa untuk mempelajari materi, Memanfaatkan materi-materi
yang tersedia di online, Peserta didik dapat berdiskusi dengan guru atau peserta
lainnya di luar jam tatap muka, Pengajar tidak mengeluarkan banyak tenaga untuk
mengajar dan kekurangan, Sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak
mendukung, Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta, Akses internet yang
tidak merata di setiap tempat.

H. Pembelajaran Digital

Pembelajaran digital pada hakekatnya adalah pembelajaran yang


melibatkan penggunaan alat dan teknologi digital secara inovatif selama proses
belajar mengajar, dan sering juga disebut sebagai Technology Enhanced Learning
(TEL) atau e-Learning. Menjelajahi penggunaan teknologi digital memberi para
pendidik kesempatan untuk merancang kesempatan belajar yang lebih menarik
dalam pembelajaran yang mereka ajarkan, dimana rancangan pembelajarannya
dapat dikombinasikan dengan tatap muka atau bisa juga sepenuhnya secara online.
Manfaat Pembelajaran digital sebagai berikut: 1). Mengkaitkan
pembelajaran digital ke pembelajaran offline, Ketika seorang peserta didik dapat
menghubungkan apa yang dia pelajari di kelas dengan apa yang dia pelajari secara
online melalui pembelajaran digital, maka koneksi tersebut akan mampu
meningkatkan tingkat pemahamannya dan membantu mereka dalam memahami
konsep-konsep teknik dengan mudah. 2). Mempelajari aplikasi praktis dari sebuah
pengetahuan (sebuah materi), jika pengetahuan tidak diterapkan secara praktis,
maka menjejalkan banyak teori dapat menjadi membosankan dan tidak produktif.
Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui dan menguasai aplikasi praktis
dari topik yang sedang dipelajari Cara efektif untuk melakukan ini adalah dengan
memasukkan demonstrasi kehidupan nyata, skenario dan simulasi buatan
ditambah dengan konsep-konsep teoritis.
Teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran yang penting dalam
kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, termasuk dalam bidang
pendidikan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia
pendidikan telah memicu kecenderungan pergeseran dari pembelajaran
konvensional secara tatap muka ke arah pembelajaran digital yang dapat diakses
dengan menggunakan media, seperti komputer, tanpa dibatasi jarak, tempat, dan
waktu oleh siapa pun yang memerlukannya.
I. Guru Abad 21

Guru merupakan profesi tertua di dunia seumur dengan keberadaan


manusia. Apabila melihat kehidupan masyarakat yang semakin terdiferensial dan
ketika semua orang mempunyal banyak pilihan sebagai ladang kehidupannya,
maka citra profesi guru klan merosot didalam kehidupan sosial. Apalagi
masyarakat makin lama makin terarah kepada kehidupan materialistis, sehingga
suatu profesi dinilai sesual nilai materinya. Oleh sebab itu tidak heran bila profesi
guru termarjinalkan dan menjadi pilihan terakhir.
Untuk dapat berperilaku profesional dalam mengemban tugas dan
menjalankan protesi maka terdapat lima faktor yang harus senantiasa
diperhatikan, yaitu : 1. Sikap keinginan untuk mewujudkan kinerja ideal, 2. Sikap
memelihara citra profesi, 3. Sikap selalu ada keinginan untuk mengejar
kesempatan-kesempatan profesionalisme, 4. Sikap mental selalu ingin mengejar
kualitas cita-cita profesi, 5. Sikap mental yang mempunyai kebanggaan profesi
Menurut International Society for Technology in Education karakteristik
keterampilan guru abad 21 dimana era informasi menjadi ciri utamanya, membagi
keterampilan guru abad 21 kedalam lima kategori, yaitu: 1. Mampu memfasilitasi
dan menginspirasi belajar dan kreatifitas siswa, 2. Merancang dan
mengembangkan pengalaman belajar dan asessmen era digital , 3. Menjadi model
cara belajar dan bekerja di era digital, dengan indikator, 4. Mendorong dan
menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, 5. Berpartisipasi dalam
pengembangan dan kepemimpinan profesional.
J. Tugas pokok dan fungsi guru
Guru merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas utama untuk
mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menilai, melatih dan
mengevaluasi para peserta didik untuk jalur pendidikan formal pada pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah. Para pakar
pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus
dilakoni. Peran guru yang beragam telah dididentifikasi dan dikaji oleh Pullias
dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997).
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, dikatakan bahwa
guru sebagai tenaga profesioanal berfungsi untuk meningkatkan martabat dan
peran sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Guru memiliki tugas penting dalam sistem pendidikan. Mereka tidak
hanya menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga mengembangkan peserta
didik dan menjalin hubungan baik dengan mereka.
Selain tugas-tugas pokoknya, guru juga dapat ditugaskan untuk tugas
tambahan dan memiliki beberapa kewajiban lainnya seperti: 1. Mengikuti
program pengembangan diri dan pelatihan. 2. Mengikuti rapat guru dan kegiatan
sekolah. 3. Melaksanakan tugas administrasi yang berkaitan dengan pembelajaran
dan evaluasi. 4. Terlibat dalam kegiatan pengembangan kurikulum dan penulisan
buku ajar.
K. Rancangan Pembelajaran Inovatif dengan Pendekatan STEAM dalam
Pembelajaran
Pendekatan STEAM mengintegrasikan ilmu sains, teknologi, teknik, seni,
dan matematika ke dalam pembelajaran, untuk mendorong keterlibatan dan
pemecahan masalah siswa. Pendekatan STEAM dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi teknologi siswa. Implementasi
pendekatan STEAM dapat melibatkan proyek desain, eksperimen saintifik, karya
seni kreatif, dan simulasi teknologi. Evaluasi dan Pengembangan Pendekatan
STEAM. Pengembangan Masa Depan. Perlu mengembangkan kurikulum,
pelatihan, dan bahan ajar yang terus diperbaharui, serta mengintegrasikan
teknologi yang relevan dalam pembelajaran STEAM.
Kesimpulan dan Rekomendasi Menyimpulkan Penggunaan Pendekatan
STEAM dalam Pembelajaran Pendekatan STEAM memiliki potensi untuk
mengubah pembelajaran tradisional menjadi lebih interaktif, kreatif, dan relevan
dengan dunia nyata. Memperluas akses dan dukungan untuk guru dalam
menerapkan pendekatan STEAM, serta melibatkan siswa dalam mengembangkan
proyek nyata berbasis STEAM. Menyusun KegiatanTindak Lanjut Remedial : Jika
ada siswa yang belum tuntas dalam memahami materi guru memberikan materi
ulang tentang materi sebelumnya. Pengayaan Guru memberikan remedial untuk
siswa yang belumtuntas ada soal evaluasi sebelumnya. Jika ada siswa yang sudah
tuntas dalam memahami materi guru memberikan materi tambahan dan Guru
memberikan pengayaan untuk siswa yang telah tuntas pada evaluasi sebelumnya.

L. Pembelajaran STEAM
Pembelajaran STEAM merupakan singkatan dari pembelajaran Science,
Technology, Engineering, Art and Mathematics. STEAM dikenal di Indonesia
dengan Sciences sebagai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Technology sebagai ilmu
teknologi, Engineering sebagai ilmu teknik, Art sebagai ilmu seni, seperti seni
musik, seni lukis, dan seni kriya, serta Mathematics sebagai ilmu matematika.
Tujuan pembelajaran STEAM dapat mengasah tingkat literasi STEAM
pada peserta didik. Literasi STEAM menjadi tujuan yang dapat dicapai oleh
peserta didik maupun pendidik. Bagi peserta didik, literasi STEAM akan berguna
dalam perkembangan kehidupannya dan bagi pendidik literasi STEAM
bermanfaat menunjang kinerja mendidik generasi yang kompetitif dan kolaboratif.
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan
model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana
belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan
dunia nyata (Arends & Kilcher, 2010). Sintak (langkah-langkah) Pembelajaran
Berbasis Masalah
Pembelajaran STEAM yang berpusat pada proyek didasarkan pada
masalah dunia nyata. Proyek-proyek ini mengharuskan peserta didik untuk
meneliti, mengusulkan dan memilih solusi, dan membuat desain. Setelah prototipe
atau model dibuat, peserta didik menguji dan mempresentasikan temuan mereka,
dan jika waktu memungkinkan, mereka mendesain ulang proyek dan melakukan
perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai