Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ANGELINA NUR ICHSAN

KELAS : 1C

NPM : 202191103

PRODI : PENDIDIKAN JASMANI

UAS LANDASAN PENDIDIKAN

1. Mengapa manusia perlu dididik?


Manusia dididik dan mendidik dirinya agar terbentuk kemampuan untuk
menjaga kelangsungan hidupnya secara terus-menerus. Potensi didik
mendidik itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Kemajuan teknologi yang semakin cepat membuat manusia dituntut untuk
memperoleh pendidikan yang lebih agar tidak tertinggal dengan individu
lainnya. Salah satu contohnya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah membawa perubahan dihampir semua aspek
kehidupan. 1 Menurut pandangan luas, pendidikan adalah segala jenis
pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk
mengetahui dan kemudian bisa mengerjakan sesuatu hal yang telah
diketahui.

Penulisan daftar pustaka nya yaitu: 1 Umiarso dan Imam Gojali,


Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, (Yogyakarta:IRCi
SoD, 2010), hal.112 2 Suparlan Suhartono, wawasan pendidikan,
(Yogyakarta:Ar-Ruz Media Grup,2008), hal.43

2. Dari beberapa kajian pustaka yang telah dituliskan, dapat digambarkan


tentang penerapan konsep mobile learning dalam pengembangan media
pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK). Dilihat dari perkembangan teknologi smartphone yang
telah menjalar di berbagai ranah masyarakat termasuk pendidikan,
memungkinkan pemanfaatan terhadap pengembangan media pembelajaran
menjadi solusi penyampaian materi pembelajaran kepada siswa menjadi
variatif. Konsep mobile learning yang telah dikembangkan akan
memberikan pembaharuan cara belajar siswa di zaman modern. Mengingat
tingginya kepemilikian smartphone di kalangan siswa sekolah penerapan
mobile learning akan menjadi lebih efektif di semua mata pelajaran di
sekolah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
(PJOK) dirasa cocok diterapkan konsep mobile learning. Di dalam
kurikum tidak semua materi pelajaran melakukan praktek di lapangan, ada
beberapa materi pelajaran di kelas yang harus disampaikan oleh guru
secara aplikatif dan menarik. Bagi siswa penerapan.
Beberapa kelebihan yang ada dalam menggunakan konsep m-learning
dalam pembelajaran di sekolah, akan dapat menguntungkan pembelajar
untuk menggunakannya. Berikut keuntungan menggunakan m-learning : a)
Convenience : pengguna dapat mengakses dari mana saja pada konten
pembelajaran termasuk kuis, jurnal, game, dan lainnya. b) Collaboration :
pembelajaran dapat segera dilakukan setiap saat secara realtime. c)
Portability : penggunaan buku diganti dengan RAM dengan pembelajaran
yang dapat diatur dan dihubungkan. d) Compatibility : pembelajaran
dirancang untuk digunakan pada perangkat mobile. e) Interesting :
pembelajaran yang dikombinasikan dengan game akan menyenangkan

Daftar pustaka : 1.)Majid, A. (2012) Mobile Learning. [Online].


Available: http://jurnal.upi.edu/file/Mobile_Learning_ok.pdf .
2.)Azmi, M., “Pengembangan Mobile Learning Sebagai Alternatif Media
Pembelajaran Di Masa Depan”. Skripsi, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, Indonesia, 2016.
3. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian pendidikan manurut
para ahli: Menurut George F.Knelled Ledi dalam bukunya yang berjudul
Of Education (1967:63), pendidikan dapat dipandang dalam arti teknis,
atau dalam arti hasil dan arti proses. Dalam artinya yang luas pendidikan
menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai
pengaruh yang berhubungan dengan pertumbuhan atau perkembangan
jiwa (mind), watak (character), atau kemampuan fisik (physical ability)
individu, pendidikan dalam arti ini berlangsung terus menerus (seumur
hidup) kita sesungguhnya dan pengalaman seluruh kehidupan kita (George
EKnelled, 1967:63), dan pendidikan, Demans A.: kualitative concept
ofexperience (Frederick Mayyer, 1963: 3-5).
Selanjutnya menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara.
Jadi dapat disimpulkan, pendidikan adalah proses sepanjang hayat'dan
perwujudan, pembentukan diri secara utuh dalam pengembangan segenap
potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia sebagai
individu, makhluk sosial dan sebagai makhluk Tuhan.

Daftar pustaka :1.) Abdullah, Abdurrahman Saleh. (1994)'. Teori-teori


Pendidikan berdasarkan AI-Qurcm, terjemahan Arifin. Jakarta: Rieneka
Cipta .2.) Al-Rasyid, Djejen, dkk. (2001). Landasan-Landasan Pendidikan
Sekolah Dasar. Serang: UPP Serang/ UPI Bandung.

4. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan
interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman,
2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua
komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut
harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa
dapat tercapai secara optimal.
Tujuan pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk
memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih
kemampuan intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta
memotivasi kemampuan mereka (Dahar, 1996:106). Tujuan pembelajaran
dibagi menjadi tiga kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual),
afektif (perkembangan moral), dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini
diperkuat oleh pendapat Blomm yang membagi tiga kategori dalam tujuan
pembelajaran yaitu: 1) Kognitif, 2) Afektif, 3) Psikomotorik (Nasution,
1998:25)
Komponen-komponen Pembelajaran
Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak
didukung dengan komponen-komponen dalam pembelajaran, karena
antara proses pembelajaran dengan komponen pembelajaran saling
berkaitan dan membutuhkan. Komponen dalam pembelajaran sangat
penting keberadaannya karena dengan pembelajaran diharapkan perilaku
siswa akan berubah ke arah yang positif dan diharapkan dengan adanya
proses belajar mengajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri
siswa
komponen pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Guru Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh
pada proses pembelajaran, karena guru memegang peranan yang
sangat penting antara lain menyiapkan materi, menyampaikan materi,
serta mengatur semua kegiatan belajar mengajar dalam proses
pembelajaran.
b. b. Siswa Komponen lain yang juga berpengaruh terhadap jalannya
suatu kegiatan belajar mengajar adalah siswa atau biasa juga disebut
dengan peserta didik.
c. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran merupakan salah satu
komponen pembelajaran yang sangat penting dan sangat dibutuhkan
dalam kegiatan belajar mengajar agar 14 tujuan pembelajaran dapat
tercapai.

Daftar pustaka : blog internet : https://eprints.uny.ac.id/8120/3/BAB


%202-06208241034.pdf

5. Landasan Biologis Pendidikan


Landasan biologis pendididikan berasal dari 3 kata dan arti yang berbeda.
Pengertian Landasan Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau
alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau
dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material
(contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual
(contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik
dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam
asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
Pengertian biologi, biologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
dua kata yakni “bio” dan “logia”. Bio berarti kehidupan sedangkan logia
berarti ilmu. Bentuk latin dari kata tersebut (biologi), biologi pertama kali
digunakan oleh Linnaeeus.jadi biologi adalah ilmu yang mempelajari
makhluk hidup serta proses kehidupan. Adapun makhluk hidup yang
dimaksud adalah manusia, hewan, dan tumbuhan.
Pengertian Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan,kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, dan
penelitian. Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi
juga memungkinkan secara otodidak .
Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia,
oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pembicaraan tentang
pendidikan tidak pernah lepas dari unsur manusia. Dari beberapa pendapat
tentang pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada
umumnya sepakat bahwa pendidikan itu diberikan atau diselenggarakan
dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang
positif. Pendidikan, pada dasarnya adalah proses kumunikasi yang
didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung
sepanjang hayat (life long process), dan generasi ke generasi. Pendidikan
sebagai gejala manusiawi dan sekaligus usaha sadar, didalamnya tidak
lepas dari keterbatsan-keterbatasan yang dapat melekat pada peserta didik,
pendidik, interaksi pendidik, serta pada lingkungan dan sarana pendidikan.
Sebelum melaksanakan pendidikan, para pendidik terlebih dahulu harus
memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat pendidikan
adalah humanisasi, yaitu upaya memanuasiakan manusia, maka para
pendidik perlu memahami hakikat manusia yang dianut pendidik akan
berimplikasi terhadap konsep dan praktek pendidikannya.
Berdasarkan uraian diatas, penyusun membatasi ruang lingkup
pembahasan pada pendidik/guru. Guru merupakan pelaku utama dalam
pendidikan, selain peserta didik. Pendidik (Guru) yang baik adalah yang
memiliki kemampuan atau kompotensi yang bisa diberikan kepada anak
didik. Pendidik merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat
penting bagi pengembangan segenap potensi peserta didik. Ia menjadi
orang yang paling menentukan dalam perancangan dan penyiapan proses
pendidikan dan pembelajarana di kelas, paling menentukan dalam
pengaturan kelas dan pengendalian siswa, begitu juga dalam penilaian
hasil pendidikan dan pembelajaran yang dicapai siswa. Seseorang yang
menginginkan menjadi pendidik maka ia dipersyaratkan mempunyai
kriteria yang diinginkan oleh dunia pendidikan.  
Pengertian Landasan Pendidikan Secara leksikal, landasan berarti
tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu
atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat
bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat
konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat
koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi
tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama
dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan
kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan. Praktek
pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau
lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan
dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat
berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).
Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam
rangka memahami pendidikan. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang
menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan
dan atau studi pendidikan.
Jenis-jenis Landasan Pendidikan Ada berbagai jenis landasan pendidikan,
berdasarkan sumber perolehannya kita dapat mengidentifikasi jenis
landasan pendidikan menjadi:
Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan.
Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau
studi pendidikan.
Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
berbagai cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Tergolong ke dalam
landasan ilmiah pendidikan antara lain: landasan psikologis pendidikan,
landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis pendidikan,
landasan historis pendidikan, dsb. Landasan ilmiah pendidikan dikenal
pula sebagai landasan empiris pendidikan atau landasan faktual
pendidikan.
Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang
bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi
titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

Daftar pustaka : Syaripudin, Tatang dan Nur’aini.2006. Landasan


Pendidikan UPI PRESS: Bandung
Semiawan, Conny R 1999.”Perkembangan dan Belajar Peserta Didik”.
Departemen Pendidikan dan Pendidikan Tinggi : Bandung

Anda mungkin juga menyukai