Nirwan M. Pulubolo
Gorontalo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) melalui Penerapan Model
Pembelajaran Sinetik. Adapun metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan uraian di atas maka pada pembelajaran Siklus satu pertemuan pertama
dari sejumlah 25 orang siswa telah mengalami peningkatan. Siswa yang mempeoleh
ketuntuasan nilai yaitu ada 9 siswa atau 36% dan pertemuan kedua yang memperoleh
ketuntasan nilai siswa ada 23siswa atau 96% . Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran sinetik, kreativitas belajar siswa dengan
materi tentang menumbuhkan kesadaran terhadap UUD RI Tahun 1945 di kelas VIII1 Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Limboto Meningkat.
1
I. PENDAHULUAN
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-
hari siswa, baik sebagai individu maupun maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara,
Undang-Undang tentang sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 ayat 2, yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang
terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan
beradab, perilaku yang bersifat persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam
atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat, atau
kepentingan di atas melalui musyawarah dan mufakat serta perilaku yang mendukung upaya
untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia. Sebagai suatu mata pelajaran
yang ada dalam kurikulum sekolah, PKn memiliki misi yang harus diemban . Di sisi lain
pembelajaran tidak hanya mentransefr ilmu saja akan tetapi dibutuhkan suasana pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan salah satu aktivitas pendukung bagi seorang guru yang
sadar akan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar. Disamping standar kompetensi yang
dapat dirumuskan dan ditetapkan sebelum berlangsungnya proses pembelajaran yang termuat
dengan jelas dan tegas pada silabus. Masalah besar dalam pembelajaran yang banyak
2
dipertimbangkan dalam kegiatan belajar di kelas, diantaranya adalah rendahnya mutu
pembelajaran yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar yang diperoleh pada
guru. Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus
memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara – cara
yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan
Sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas VIII 2 SMP Negeri 4 Limboto
menunjukkan bahwa kreativitas belajar siswa belum optimal seperti yang telah ditentukan
dalam ketentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, di mana dari 25 orang
jumlah siswa hanya 7 siswa atau 35% yang memperoleh kreativitas belajar dengan baik
sedangkan 18 orang siswa atau 65% memperoleh kreativitas belajar yang kurang atau belum
tuntas di mana ketentuan belajar siswa dapat diperoleh apabila mencapai KKM. Hal ini
disebabkan karena pelaksanaan belajar mengajar guru lebih banyak menggunakan model
yang bersifat konvensional atau klasik dalam proses pembelajaran, siswa kurang memahami
materi Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan oleh guru, siswa kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran, sebagian besar siswa juga belum memiliki keberanian untuk bertanya,
mengemukakan pendapat dan berbicara di depan kelas, siswa tidak memperhatikan pelajaran
yang diterangkan oleh guru, guru belum menggunakan model yang bervariasi, kreativitas
yang dimiliki siswa masih rendah, selain itu mereka kurang serius dalam memfokuskan diri
3
II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1. Pengertian Belajar
Aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan
belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu
kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas
di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat
dikatakan, tidak ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan
belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu,
karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.
Menurut R. Gagne (dalam Ahmad Susanto, 2015:1) belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua
konsep ini menjadi terpadu dalam kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dan siswa,
serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran langsung. Bagi Gagne, belajar dimaknai
sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasan
through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan proses, suatu kegiatan, dan
bukan merupakan suatu hasil atau tujuan . dengan demikian, belajar itu bukan sekedar
mengingat atau mengahafal sja, namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik
juga mengaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau
seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup
Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan
4
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
berubahan tingkah laku yang tiap relatif dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman dan
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlansung. Belajar juga berguna
untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasan dan tingkah laku
secara progresif.
gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia
dapat berupa kegiatan imajinasif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya
perangkuman. Ia mungkin mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang
diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan
mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud atau tujuan
yang ditentukan, bukan fantsi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurnah dan
lengkap. Ia mungkin dapat membentuk produk seni, kesusastraan, produk ilmiah, atau
Model Sinetik adalah salah satu jenis model pembelajaran yang memusatkan keterlibatan
siswa untuk membuat berbagai bentuk aktivitas metafora supaya dapat meningkatkan
Gordon mengagas model Sinetik dalam empat gagasan yang intinya menampilkan
kegiatan keseharian dari kehidupan kita. Bahwa setiap individu selalu menghubungkan
proses kreativitas dengan kegiatan yang ia lakukan. Karena kreativitas dilihat sebagai bagian
dari pekerjaan keseharian, maka model sinetik ini dirancang untuk mendorong kapasitas
5
hubungan-hubungan sosial. Kedua, proses kreatif tidak sepenuhnya merupakan hal yang
misterius. Banyak aspek pada proses kreatif yang dapat dijelaskan, dan bahkan sangat
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model sinetik merupakan
siswa untuk membuat berbagai bentuk aktivitas Model Sinetik berorientasi meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati dan wawasan dalam hubungan
sosial.
1) Jenis Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada Kelas IX-1 SMP Negeri 04 Limboto.
Pelaksanaan observasi dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022 yaitu
tanggal 23 Agustus s/d 23 Oktober 2021.
3) Subjek Penelitian
SubjekpPenelitian adalahkKelas VIII-1 SMPnNegeri 04 Limboto sebanyak 25 siswa,
yangaterdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
6
4) Prosedur Penelitian
1. Deskriptif Penelitian
7
“Menumbuhkan Kesadaran terhadap UUD RI Tahun 1945.Prosesppembelajaran
dalam waktu (3x45 menit). Penelitian diakukan pada tanggal 23 Agustus 2021.
Tabel 2 dan 6
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I Pertemuan I dan Pertemuan II
Siklus I Pertemuan I
Kategori
Tahap
SB B C K
Jumlah Siklus I Pertemuan I 2 9 4 2
Presentase (%) 11,8 52,9 23,5 11,8
% % % %
Siklus I Pertemuan II
Jumlah Siklus I Pertemuan II 5 10 2 0
Presentase (%) 29,4 58,8 11,8
0%
% % %
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksnakan oleh guru mitra atau guru
pendamping dengan memperhatikan data di atas kelas VIII1 Sekolah Menengah Pertama
Negeri 4 Limboto, maka pengelolaan pada proses pembelajaran berlangsung pada siklus satu
pertemuan kedua ini mengalami peningkatan pada pembelajaran, dilihat pada jumlah
presentase hasil penilaian terhadap peneliti yang dikategorikan sangat baik (SB) berjumlah 5
aspek atau 29% dan dikategorikan baik (B) berjumlah 10 aspek atau 58% dan yang
dikategorikan cukup (C) berjumlah 2 aspek atau11,8%. Berdasarkan data pada pertemuan
8
Tabel 3.
Hasil belajar siswa
Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan Pertama
Nilai Jumlah siswa Presentase Keterangan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah 25 siswa dengan jumlah
siswa laki-laki 10 orang dan siswa perempuan 15 orang di kelas VIII 1 Sekolah Menengah
Pertama Negeri 4 Limboto dengan materi Menumbuhkan Kesadaran terhadap UUD RI Tahun
1945 dengan penerapan model Sinetik yang mendapat nilai aktif (SA) dan aktif (A) atau nilai
75 keatas yang dikagerorikan Tuntas sebanyak 9 orang siswa atau hanya 36% siswa dan
kurang aktif (KA) atau 75 kebawah yang dikategorikan Tidak Tuntas sebanyak 16 orang
siswa atau 64% siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan siklus I pertemuan
pertama masih belum mencapai target yang diharapkan yaitu 75%.
Tabel .7.
Hasil belajar siswa
Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan Kedua
Nilai Jumlah siswa Presentase Keterangan
jumlah siswa laki-laki 10 orang dan siswa perempuan 15 siswa orang kelas VIII 1 Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Limboto dengan materi Hubungan Proklamasi dan kemerdekaan
Kedudukan fungsi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mendapat nilai sangat
aktif (SA) dan aktif (A) atau nilai 75 keatas yang dikagerorikan Tuntas sebanyak 24 orang
siswa atau hanya 96% siswa dan kurang aktif (KA) atau 75 kebawah yang dikategorikan
9
Tidak Tuntas sebanyak 1 orang siswa atau 4% siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2 telah mancapai target yang diharapkan yaitu
75%.
Dari hasil pelaksanaan penelitian akan terurai dalam pembahasan ini, salah satu
materi yang diajarkan dalam mata pelajaran PPKn adalah hubungan proklamasi dan
kemerdekaan dan kedudukan fungsi UUD NKRI Tahun 1945 dengan penerapan model
belajar siswa yaitu, pertama kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran, kedua
Pada siklus I pertemuan I dan II, peneliti melakukan perencanaan yang bertujuan
untuk merangsang siswa lebih aktif dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah peneliti
model sinetik di dalam proses proses pembelajaran dilakukan melalui enam tahap;
3) Siswa menjadi bagian dari analogi dari yang dipilihnya pada tahap sebelumnya.
pertentangan.
10
6) Guru mengarahkan agar siswa kembali pada tugas dan masalah semula dengan
pembelajaran. Karena itu model pembelajaran lebih bermuatan praktis implentatif dari
berdasarkan prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran
Berdasarkan penelitian yang telah disajikan siklus pada siklus I pertemuan I dan
pertemuan II, maka dalam pembahasan ini peneliti akan merangkum seluruh rangkaian
penelitian di kelas ini berdasarkan data yang disajikan sebelumnya. Hasil kreativitas belajar
siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Pelaksanaan Siklus satu pertemuan kedua
dilakukan lebih maaksimal dibandingkan dengan pertemuan pertama. Berdasarkan hasil refleksi
dan perbaikan siklus pertama, maka siklus satu pertemuan kedua ini nilai rata-rata kreativitas
belajar siswa 84,28 dan ketuntasan klasikal 87,5%. Ini menunjukkan penelitian dapat berhasil
karena hasil yang diperoleh siklus satu pertemuan kedua telah mencapai ketuntasan lebih 85%
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian pada mata pelajaran PPKn dengan
1. Kesimpulan
11
Berdasarkan hasil kegiatanppembelajaran yang telahhdilakukan selamaadua pertemuan,
disimpulkan bahwaadengan menggunakan model pembelajaran Sinetik di Kelas VIII1 pada mata
Limboto dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa, yang dilakukan berdasarkan tahap
perencanaan pembelajaran (RPP) terdapat beberapa tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
Hakekatnya penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk mengukur seberapa bagus
suatu model pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu, tindakan yang dilakukan di kelas akan
memiliki data yang berbeda-beda meskipun mengamati dan menilai objek yang sama. Hal
tersebut tentunya akan berpengaruh pada nilai yang diperoleh oleh objek penelitian secara
holistik (keseluruhan). Disamping itu, pada penelitian tindakan kelas sikap siswa dan guru
mengajar harus menjadi tolok ukur keberhasilan suatu tindakan yang diberikan di kelas.
Karena berhasilan suatu tindaknya suatu tindakan yang diberikan, tergantung bagaimana guru
menjelaskan rangkaian tindakan itu dengan jelas, dan kemampuan siswa dalam
Berdasarkan uraian di atas maka pada pembelajaran Siklus satu pertama dari sejumlah 25
orang siswa telah mengalami peningkatan. Siswa yang mempeoleh ketuntuasan nilai yaitu
ada 9 siswa atau 36% dan pertemuan kedua yang memperoleh ketuntasan nilai siswa ada
23siswa atau 96% . Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran sinetik, kreativitas belajar siswa dengan materi tentang menumbuhkan
kesadaran terhadap UUD RI Tahun 1945 di kelas VIII 1 Sekolah Menengah Pertama Negeri 4
Limboto Meningkat.
2. Saran
12
Berdasarkan hasil penelitiannini dapat dikemukakannoleh peneliti saran-saran
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memvariasikan Sinetik sehingga mampu
3. Bagi sekolah
4. Bagi peneliti
PendidikanpPancasila dannKewarganegaraan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahmat. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Gorontalo:Ideas Publishing
Ahmat Susanto. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta:Prenadamedia Grup
Aunurrahman. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta
Baharudin & Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-
ruzz Media
Dessy Alifindasari. 2015. Definisi Kreativitas-Eureka Pendidikan dalam
https://www.eurekapendidikan.com. Diakses pada tanggal 5 November 2019
Dina. 2015. Tinjauan Pustaka Definisi Model Sinetik dalam https://.uin.maulana
ibrahim.ac.id Diakses pada tanggal 5 November 2019
Hamid Muhammad. 2004. Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Didik, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Muharwati.2015. BAB II Tinjauan Pustaka tentang Kreativitas. Artikel dalam
ettheses.uin.malang.ac.id Diakses pada tanggal 5 November 2019
Nurul Islamiyah. 2017. Efektivitas Pembelajaran Synectics dalam Peningkatan Hasil Belajar
IPA dan Kemampuan Berfikir Kreatif. (Studi Eksperimen di MIN dan Min 2 Kecamatan
Sinjai Utara. Malang:Tesis Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Saiful Sagala. 2017. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung:Alfabeta
Umi Mutmainah. 2016. Penerapan Model Sinetik terhadap Kreativitas Belajar Siswa pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V di Madarasah Ibtidayiah Hijririyah II
Palembang dalam JIP: Jurnal Ilmiah PGMI Volume 2, Nomor 1. Januari 2016.
Skripsi
Nurhayati, Utina. Skripsi. 2016. Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Melalui Model Pembelajaran Creative
Problem Solving Di Kelas VII SMP Negeri 1 Paguyaman. Universitas Negeri Gorontalo
Rahayu Ningrum. 2014. Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran Learning Start With
Aquastion di Kelas VIII1 SMP Negeri 1 Paguyaman Kab. Boalemo. Gorontalo:Skripsi
UNG Prodi PKn
14
Ristiani Uping. 2014. Meningkatakan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Atinggola Kab. Gorontalo Utara. . Goront
15