Anda di halaman 1dari 15

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PKN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SINETIK DI KELAS VIII1


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 LIMBOTO

Nirwan M. Pulubolo

Jurusan Ilmu Hukum Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Gorontalo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) melalui Penerapan Model
Pembelajaran Sinetik. Adapun metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan uraian di atas maka pada pembelajaran Siklus satu pertemuan pertama
dari sejumlah 25 orang siswa telah mengalami peningkatan. Siswa yang mempeoleh
ketuntuasan nilai yaitu ada 9 siswa atau 36% dan pertemuan kedua yang memperoleh
ketuntasan nilai siswa ada 23siswa atau 96% . Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran sinetik, kreativitas belajar siswa dengan
materi tentang menumbuhkan kesadaran terhadap UUD RI Tahun 1945 di kelas VIII1 Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Limboto Meningkat.

Kata Kunci : Model Sinetik

1
I. PENDAHULUAN

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan wahana untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa

Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-

hari siswa, baik sebagai individu maupun maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara,

dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Perilaku-perilaku yang dimaksud di atas seperti yang tercantum di dalam penjelasan

Undang-Undang tentang sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 ayat 2, yaitu perilaku yang

memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang

terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan

beradab, perilaku yang bersifat persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam

kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan.

Perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di

atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat, atau

kepentingan di atas melalui musyawarah dan mufakat serta perilaku yang mendukung upaya

untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia. Sebagai suatu mata pelajaran

yang ada dalam kurikulum sekolah, PKn memiliki misi yang harus diemban . Di sisi lain

pembelajaran tidak hanya mentransefr ilmu saja akan tetapi dibutuhkan suasana pembelajaran

yang menyenangkan dalam kelas.

Proses pembelajaran merupakan salah satu aktivitas pendukung bagi seorang guru yang

sadar akan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar. Disamping standar kompetensi yang

dapat dirumuskan dan ditetapkan sebelum berlangsungnya proses pembelajaran yang termuat

dengan jelas dan tegas pada silabus. Masalah besar dalam pembelajaran yang banyak

2
dipertimbangkan dalam kegiatan belajar di kelas, diantaranya adalah rendahnya mutu

pembelajaran yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar yang diperoleh pada

pelajaran Pkn khususnya peserta didik di SMP Negeri 4 Limboto.

Beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya kreativitas belajar siswa yaitu,

pertama kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran, kedua penggunaan model

pembelajaran yang bersifat konvensional, ketiga siswa kurang mendengarkan penjelasan

guru. Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus

memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara – cara

pengimplementasian model-model tersebut dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran

yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan

dan kondisi siswa-siswa di kelas (Aunrrahman, 2016:140).

Sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas VIII 2 SMP Negeri 4 Limboto

menunjukkan bahwa kreativitas belajar siswa belum optimal seperti yang telah ditentukan

dalam ketentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, di mana dari 25 orang

jumlah siswa hanya 7 siswa atau 35% yang memperoleh kreativitas belajar dengan baik

sedangkan 18 orang siswa atau 65% memperoleh kreativitas belajar yang kurang atau belum

tuntas di mana ketentuan belajar siswa dapat diperoleh apabila mencapai KKM. Hal ini

disebabkan karena pelaksanaan belajar mengajar guru lebih banyak menggunakan model

yang bersifat konvensional atau klasik dalam proses pembelajaran, siswa kurang memahami

materi Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan oleh guru, siswa kurang aktif dalam

kegiatan pembelajaran, sebagian besar siswa juga belum memiliki keberanian untuk bertanya,

mengemukakan pendapat dan berbicara di depan kelas, siswa tidak memperhatikan pelajaran

yang diterangkan oleh guru, guru belum menggunakan model yang bervariasi, kreativitas

yang dimiliki siswa masih rendah, selain itu mereka kurang serius dalam memfokuskan diri

mengikuti pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

3
II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

1. Pengertian Belajar
Aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan

belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu

kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas

di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat

dikatakan, tidak ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan

belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu,

karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.

Menurut R. Gagne (dalam Ahmad Susanto, 2015:1) belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua

konsep ini menjadi terpadu dalam kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dan siswa,

serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran langsung. Bagi Gagne, belajar dimaknai

sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasan

dan tingkah laku (dalam Ahmad Susanto:2015:1).

Sementara Hamalik menjelaskan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh

perilaku pengalaman (learning is defined as the modificator or srengheining of behavior

through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan proses, suatu kegiatan, dan

bukan merupakan suatu hasil atau tujuan . dengan demikian, belajar itu bukan sekedar

mengingat atau mengahafal sja, namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Hamalik

juga mengaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau

seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup

perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).

Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan

(dalam Ahmad Susanto:2015:3-4).

4
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

berubahan tingkah laku yang tiap relatif dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman dan

suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlansung. Belajar juga berguna

untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasan dan tingkah laku

secara progresif.

2. Pengertian Kreativitas Belajar Siswa


Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau

gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia

dapat berupa kegiatan imajinasif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya

perangkuman. Ia mungkin mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang

diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan

mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud atau tujuan

yang ditentukan, bukan fantsi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurnah dan

lengkap. Ia mungkin dapat membentuk produk seni, kesusastraan, produk ilmiah, atau

mungkin bersifat prosedural atau metodologis (Muharwati, 2015:1).

3. Pengertian Model Pembelajaran Sinetik

Model Sinetik adalah salah satu jenis model pembelajaran yang memusatkan keterlibatan

siswa untuk membuat berbagai bentuk aktivitas metafora supaya dapat meningkatkan

intelegensi dan mengembangkan kreatif siswa (Nurul Islamiah, 2017:21).

Gordon mengagas model Sinetik dalam empat gagasan yang intinya menampilkan

perubahan pandangan konvensional tentang kreativitas. Pertama, kreativitas penting di dalam

melaksanakan aktivitas sehari-hari. ia menekankan bahwa kreativitas sebagai sebagian dari

kegiatan keseharian dari kehidupan kita. Bahwa setiap individu selalu menghubungkan

proses kreativitas dengan kegiatan yang ia lakukan. Karena kreativitas dilihat sebagai bagian

dari pekerjaan keseharian, maka model sinetik ini dirancang untuk mendorong kapasitas

pemecahan masalah, mengekspresikan kreatif empati dan dorongan untuk memperkokoh

5
hubungan-hubungan sosial. Kedua, proses kreatif tidak sepenuhnya merupakan hal yang

misterius. Banyak aspek pada proses kreatif yang dapat dijelaskan, dan bahkan sangat

mungkin bagi seseorang untuk mengarahkan dirinya sehingga mampu mendorong

berkembangnya kreativitas (Anurrahman, 2016:162).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model sinetik merupakan

suatu model yang dapat mengembangkan kreativitas kelompok memusatkan keterlibatan

siswa untuk membuat berbagai bentuk aktivitas Model Sinetik berorientasi meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah, ekspresi kreatif, empati dan wawasan dalam hubungan

sosial.

III. METODE PENELITIAN

1) Jenis Penelitian

Jenisppenelitian yangddilakukan adalahpPenelitian TindakankKelas (PTK).


MenurutaArikunto ada tigakkata yangmmembentuk pengertian PTK, yaitu
penelitian,ttindakan, dan kelas.pPenelitian adalahkkegiatan mencermatissuatu objek
denganmmenggunakan aturanmmetodologi tertentu untukmmemperoleh dataaatau informasi
yangbbermanfanfaat dalammmeningkatkanmmutu suatu hal, sertammenarik minat
danppenting bagippeneliti. Tindakan adalahkkegiatan yang sengajaddilakukan denganatujuan
tertentu. Sedangkankkelas adalahssekelompok siswa yangddalam waktu yangssama
menerimappelajaran yangssama dari seorang guru. Dalamhhal ini kelasbbukan
wujudrruangan tetapiddiartikan sebagai kelompokssiswa yangssedang belajar.

2) Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada Kelas IX-1 SMP Negeri 04 Limboto.
Pelaksanaan observasi dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022 yaitu
tanggal 23 Agustus s/d 23 Oktober 2021.

3) Subjek Penelitian
SubjekpPenelitian adalahkKelas VIII-1 SMPnNegeri 04 Limboto sebanyak 25 siswa,
yangaterdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

6
4) Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilaksanakan berdasarkan beberapa komponen yang meliputi : Tahap


perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap (observasi) pengamatan dan refleksi.
5) Teknik Pengumpulan Data
Teknikppengumpulan dataddilakukan melalui kegiatanppengamatan terhadap
kegiatanppembelajaran disetiapssiklus sertappengumpulan datahhasil belajarssiswa
setiapaakhir siklus.
Adapuntteknik pengumpulanddata Penelitian TindakankKelas yang penelitirrumuskan
adalahbbersumber dari :
1. Teknis tes
Dengan melakukan teknik teskkepada siswa, peneliti dapat mengetahui
ataummengukur seberapa besarppemahaman siswa mengenaimmateri pada proses
pembelajaran.
2. Teknik observasi
Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap keadaan situasi dan kondisi di
kelas VIII-1 sebagai subjek penelitian serta mengumpulkan informasi-informasi atau
data-data yang berhunungan dengan pembelajaran atauhhal-hal yangbberkaitan
denganppenelitian.

6) Teknik Analisis Data


Setelah melakukan pengumpulan data maka peneliti menganalisis semua data-data
yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas. Menganalis data merupakan langkah akhir
pada kegiatan penelitian dimana peneliti dapat menyimpulkan sejauh mana hasil pelaksanaan
telah mencapai indikator kinerja dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskriptif Penelitian

Penelitianatindakan kelasp(PTK) dilaksanakan padaaKelas VIII-1 SMP Negeri 4 Limboto.

Denganajumlah siswaasebanyak 25, yangaterdiri dari 10asiswa laki-lakiadan 15

siswapperempuan. Untukmmeningkatkan hasil belajar siswa dalam penelitian tindikan kelas

ini peneliti menggunakan model pembelajaran sinetik dengan materi pembelajaran

7
“Menumbuhkan Kesadaran terhadap UUD RI Tahun 1945.Prosesppembelajaran

mengacuppada Rencana PelaksanaanpPembelajaran (RPP) yang telahadisiapkan.

Penelitianadilaksanakan 1 siklus dua kalippertemuan, yangmmasing-masing pertemuab

dalam waktu (3x45 menit). Penelitian diakukan pada tanggal 23 Agustus 2021.

2. Hasil Pengamatan Guru

Tabel 2 dan 6
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I Pertemuan I dan Pertemuan II

Siklus I Pertemuan I
Kategori
Tahap
SB B C K
Jumlah Siklus I Pertemuan I 2 9 4 2
Presentase (%) 11,8 52,9 23,5 11,8
% % % %
Siklus I Pertemuan II
Jumlah Siklus I Pertemuan II 5 10 2 0
Presentase (%) 29,4 58,8 11,8
0%
% % %

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksnakan oleh guru mitra atau guru

pendamping dengan memperhatikan data di atas kelas VIII1 Sekolah Menengah Pertama

Negeri 4 Limboto, maka pengelolaan pada proses pembelajaran berlangsung pada siklus satu

pertemuan kedua ini mengalami peningkatan pada pembelajaran, dilihat pada jumlah

presentase hasil penilaian terhadap peneliti yang dikategorikan sangat baik (SB) berjumlah 5

aspek atau 29% dan dikategorikan baik (B) berjumlah 10 aspek atau 58% dan yang

dikategorikan cukup (C) berjumlah 2 aspek atau11,8%. Berdasarkan data pada pertemuan

kedua ini berarti peneliti telah mencapai target yang diharapkan.

8
Tabel 3.
Hasil belajar siswa
Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan Pertama
Nilai Jumlah siswa Presentase Keterangan

75 keatas 9 siswa 36% Tuntas


75 kebawah 16 siswa 64% Tidak Tuntas
Jumlah 25 siswa 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah 25 siswa dengan jumlah
siswa laki-laki 10 orang dan siswa perempuan 15 orang di kelas VIII 1 Sekolah Menengah
Pertama Negeri 4 Limboto dengan materi Menumbuhkan Kesadaran terhadap UUD RI Tahun
1945 dengan penerapan model Sinetik yang mendapat nilai aktif (SA) dan aktif (A) atau nilai
75 keatas yang dikagerorikan Tuntas sebanyak 9 orang siswa atau hanya 36% siswa dan
kurang aktif (KA) atau 75 kebawah yang dikategorikan Tidak Tuntas sebanyak 16 orang
siswa atau 64% siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan siklus I pertemuan
pertama masih belum mencapai target yang diharapkan yaitu 75%.

Tabel .7.
Hasil belajar siswa
Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan Kedua
Nilai Jumlah siswa Presentase Keterangan

75 keatas 24 siswa 96% Tuntas


75 kebawah 1 siswa 4% Tidak Tuntas
Jumlah 25 siswa 100%
Sumber :Smp Negeri 4 Limboto.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah 25 orang siswa dengan

jumlah siswa laki-laki 10 orang dan siswa perempuan 15 siswa orang kelas VIII 1 Sekolah

Menengah Pertama Negeri 4 Limboto dengan materi Hubungan Proklamasi dan kemerdekaan

Kedudukan fungsi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mendapat nilai sangat

aktif (SA) dan aktif (A) atau nilai 75 keatas yang dikagerorikan Tuntas sebanyak 24 orang

siswa atau hanya 96% siswa dan kurang aktif (KA) atau 75 kebawah yang dikategorikan

9
Tidak Tuntas sebanyak 1 orang siswa atau 4% siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pada pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2 telah mancapai target yang diharapkan yaitu

75%.

Dari hasil pelaksanaan penelitian akan terurai dalam pembahasan ini, salah satu

materi yang diajarkan dalam mata pelajaran PPKn adalah hubungan proklamasi dan

kemerdekaan dan kedudukan fungsi UUD NKRI Tahun 1945 dengan penerapan model

pembelajaran sinetik. Beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya kreativitas

belajar siswa yaitu, pertama kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran, kedua

penggunaan model pembelajaran yang bersifat konvensional, ketiga siswa kurang

mendengarkan penjelasan guru.

Pada siklus I pertemuan I dan II, peneliti melakukan perencanaan yang bertujuan

untuk merangsang siswa lebih aktif dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah peneliti

persiapan sebelumnya. Berikut langkah-langkah model pembelajaran sinetik.Penerapan

model sinetik di dalam proses proses pembelajaran dilakukan melalui enam tahap;

1) Guru menugaskan siswa untuk mendeskripsikan situasi yang ada sekarang.

2) Siswa mengembangkan bebagai analogi, kemudian memilih satu diantara analogi

tersebut kemudian mendeskripsikan dan menjelaskannya secara mendalam.

3) Siswa menjadi bagian dari analogi dari yang dipilihnya pada tahap sebelumnya.

4) Siswa mengembangkan pikiran dalam bentuk deskripsi-deskripsi dari yang

dihasilkannya pada tahap dua dan tiga, kemudian menemukan pertentangan-

pertentangan.

5) Siswa menyimpulkan dan menentukan analogi-analogi tidak langsung lainnya.

10
6) Guru mengarahkan agar siswa kembali pada tugas dan masalah semula dengan

menggunakan analogi-analogi terkhir atau dengan menggunakan seluruh pengalaman

sinetik (Anurrahman, 2016:163).

Model pembelajaran memberikan arah untuk persiapan dan implementasi kegiatan

pembelajaran. Karena itu model pembelajaran lebih bermuatan praktis implentatif dari

muatan teori (Anurrahman, 2016:146). Model-model pembelajaran biasanya disusun

berdasarkan prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran

berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis system,

atau teori-teori lain (Abdul Rahmat, 2015:39).

Berdasarkan penelitian yang telah disajikan siklus pada siklus I pertemuan I dan

pertemuan II, maka dalam pembahasan ini peneliti akan merangkum seluruh rangkaian

penelitian di kelas ini berdasarkan data yang disajikan sebelumnya. Hasil kreativitas belajar

siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Pelaksanaan Siklus satu pertemuan kedua

dilakukan lebih maaksimal dibandingkan dengan pertemuan pertama. Berdasarkan hasil refleksi

dan perbaikan siklus pertama, maka siklus satu pertemuan kedua ini nilai rata-rata kreativitas

belajar siswa 84,28 dan ketuntasan klasikal 87,5%. Ini menunjukkan penelitian dapat berhasil

karena hasil yang diperoleh siklus satu pertemuan kedua telah mencapai ketuntasan lebih 85%

dan nilai rata-rata siswa berada di atas KKM 75.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian pada mata pelajaran PPKn dengan

menggunakan model pembelajatan Sinetik yang dimaksudkan untuk meningkatkan kreativitas

belajar siswa berhasil pada siklus I pertemuan II.

V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

11
Berdasarkan hasil kegiatanppembelajaran yang telahhdilakukan selamaadua pertemuan,

satu siklus danbberdasarkan seluruhppembahasan danaanalisis yang telah dilakukanndapat

disimpulkan bahwaadengan menggunakan model pembelajaran Sinetik di Kelas VIII1 pada mata

Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4

Limboto dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa, yang dilakukan berdasarkan tahap

perencanaan pembelajaran (RPP) terdapat beberapa tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup.

Hakekatnya penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk mengukur seberapa bagus

suatu model pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu, tindakan yang dilakukan di kelas akan

memiliki data yang berbeda-beda meskipun mengamati dan menilai objek yang sama. Hal

tersebut tentunya akan berpengaruh pada nilai yang diperoleh oleh objek penelitian secara

holistik (keseluruhan). Disamping itu, pada penelitian tindakan kelas sikap siswa dan guru

mengajar harus menjadi tolok ukur keberhasilan suatu tindakan yang diberikan di kelas.

Karena berhasilan suatu tindaknya suatu tindakan yang diberikan, tergantung bagaimana guru

menjelaskan rangkaian tindakan itu dengan jelas, dan kemampuan siswa dalam

menerjemahkan perintah-perintah guru kedalam tindakan yang diharapkan sehingga minat

belajar siswa diharapkan dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas maka pada pembelajaran Siklus satu pertama dari sejumlah 25

orang siswa telah mengalami peningkatan. Siswa yang mempeoleh ketuntuasan nilai yaitu

ada 9 siswa atau 36% dan pertemuan kedua yang memperoleh ketuntasan nilai siswa ada

23siswa atau 96% . Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

model pembelajaran sinetik, kreativitas belajar siswa dengan materi tentang menumbuhkan

kesadaran terhadap UUD RI Tahun 1945 di kelas VIII 1 Sekolah Menengah Pertama Negeri 4

Limboto Meningkat.

2. Saran

12
Berdasarkan hasil penelitiannini dapat dikemukakannoleh peneliti saran-saran

dalamppelaksanaan tindakan kelas pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan

Kewarganegaraan yakni sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Meningkatkan kreativitas belajar siswa terutama dalam keberanian mengungkapkan

pendapat mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memvariasikan Sinetik sehingga mampu

meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran khususnya pada mata

pelajaran PendidikannPancasila dannKewarganegaraan.

3. Bagi sekolah

Sebagai bahannmasukan bagi kepalaasekolah untukmmengarahkan para guruaagar

menggunakan model Pembelajarannyang mampu meningkatkan kreativitas belajar

siswaasehingga meningkatkan mutu Pendidikan di Sekolah.

4. Bagi peneliti

Pendidikannini dapatmmengembangkan wawasan danppengetahuan bagi peneliti

tentangmmeningkatkan kreativitas belajar siswa khususnyaapada matappelajaran

PendidikanpPancasila dannKewarganegaraan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahmat. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Gorontalo:Ideas Publishing
Ahmat Susanto. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta:Prenadamedia Grup
Aunurrahman. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta
Baharudin & Esa Nur Wahyuni. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-
ruzz Media
Dessy Alifindasari. 2015. Definisi Kreativitas-Eureka Pendidikan dalam
https://www.eurekapendidikan.com. Diakses pada tanggal 5 November 2019
Dina. 2015. Tinjauan Pustaka Definisi Model Sinetik dalam https://.uin.maulana
ibrahim.ac.id Diakses pada tanggal 5 November 2019
Hamid Muhammad. 2004. Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Didik, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Muharwati.2015. BAB II Tinjauan Pustaka tentang Kreativitas. Artikel dalam
ettheses.uin.malang.ac.id Diakses pada tanggal 5 November 2019
Nurul Islamiyah. 2017. Efektivitas Pembelajaran Synectics dalam Peningkatan Hasil Belajar
IPA dan Kemampuan Berfikir Kreatif. (Studi Eksperimen di MIN dan Min 2 Kecamatan
Sinjai Utara. Malang:Tesis Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Saiful Sagala. 2017. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung:Alfabeta
Umi Mutmainah. 2016. Penerapan Model Sinetik terhadap Kreativitas Belajar Siswa pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V di Madarasah Ibtidayiah Hijririyah II
Palembang dalam JIP: Jurnal Ilmiah PGMI Volume 2, Nomor 1. Januari 2016.
Skripsi
Nurhayati, Utina. Skripsi. 2016. Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Melalui Model Pembelajaran Creative
Problem Solving Di Kelas VII SMP Negeri 1 Paguyaman. Universitas Negeri Gorontalo
Rahayu Ningrum. 2014. Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Metode Pembelajaran Learning Start With
Aquastion di Kelas VIII1 SMP Negeri 1 Paguyaman Kab. Boalemo. Gorontalo:Skripsi
UNG Prodi PKn

14
Ristiani Uping. 2014. Meningkatakan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Model Pembelajaran Probing-Prompiting di Kelas

VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Atinggola Kab. Gorontalo Utara. . Goront

15

Anda mungkin juga menyukai