Anda di halaman 1dari 12

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATERI OPERASI


HITUNG BILANGAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SISWA KELAS IV SDN 173347 BUNTURAJA
KECAMATAN MUARA
KABUPATEN TAPANULI UTARA

OLEH
ARTA SINAGA
859866687
Sinaga1984arta@gmail.com

Abstrak

Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran operasi perkalian bilangan dengan
menggunakan alat peraga di SDN 173347 Bunturaja adalah Penelitian Tindakan Kelas
yang diteliti oleh peneliti untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Karya Ilmiah
Universitas Terbuka UPBJJ Medan. Permasalahan dalam penelitian ini “ Apakah hasil
belajar siswa pada mata pelajaran operasi perkalian bilangan dengan menggunakan alat
peraga di SDN 173347 Bunturaja Kecamatan Muara dapat meningkat ?” Tujuannya
adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran operasi perkalian
bilangan. Hasil penelitian kegiatan terlihat bahwa pada data observasi awal kemampuan
siswa belum terlihat. Siklus 1 kemampuan siswa terlihat dalam nilai evaluasi dan yang
hanya mencapai KKM adalah 42.85%. Oleh karena pada siklus 1 banyak siswa belum
mencapai KKM maka tindakan dilanjutkan ke siklus II dan terjadi kenaikan persentase
kemampuan siswa yang mendapat nilai di atas KKM menjadi 78.57 %. Hal ini
menunjukan bahwa indikator kinerja dalam penelitian ini telah tercapai. Simpulan dari
penelitian ini adalah bahwa penerapan media dalam pembelajaran operasi perkalian
bilangan dapat meningkatkan minat siswa dan keberhasilan siswa meningkat dengan
baik.

Kata kunci : media pembelajaran,operasi perkalian bilangan , keberhasilan meningkat.


PENDAHULUAN

Teknologi dan pengetahuan berkembang sangat pesat sejalan dengan perkembangan


zaman dan akan berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara. Suatu negara dapat terus maju
jika diikuti dengan kesiapan generasi muda dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada, oleh karena itu perlu adanya dukungan dari negara agar Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) di suatu negara dapat terus berkembang. Pemerintah Indonesia sangat
mendukung majunya bidang IPTEK di Indonesia, sesuai dengan yang tercantum di tujuan
Bangsa Indonesia dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “melindungi segenap
Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Berdasarkan tujuan tersebut sudah tersirat bahwa Bangsa Indonesia mendukung


perkembangan di bidang pendidikan. Pendidikan yang ada di Indonesia sudah diwajibkan selama
12 tahun, dimulai dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah pertama), dan dilanjutkan
ke SMA (Sekolah Menengah Atas)/ SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)/ MA (Madrasah
Aliyah). Pendidikan sendiri merupakan usaha yang dilakukan untuk mendidik dan mengajar
siswa, sehingga siswa dapat berkembang dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang baik
menjadi lebih 2 baik.

Hal ini sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003 (Dwi Siswoyo, dkk, 2011: 55), yang
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pegendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulai, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam konteks ini, seorang guru harus mengusahakan terselenggaranya pembelajaran


yang dapat mengembangkan potensi siswa, sehingga ilmu pengetahuan yang disampaikan dapat
diterima oleh siswa dengan baik. Pembelajaran tersebut dapat dikatakan berhasil jika tujuan dari
pembelajaran yang dilaksanakan dapat tercapai. Hasil proses pembelajaran perlu diukur untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran, untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran maka
diperlukan evaluasi. Evaluasi belajar sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat ketercapaian dari proses pembelajaran. Materi pelajaran yang disamapaikan oleh guru
harus dipahami oleh siswa dengan baik, sehingga hasil evaluasi belajarnyasecara otomatis akan
mendapatkan hasil yang baik pula. Tatang M. Amirin, dkk. (2010: 55) menyatakan bahwa
evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar siswa baik
yang berupa kegiatan kurikuler, ko-kuler, maupun ekstrakurilkuler, oleh karena itu untuk
mendapatkan hasil belajar yang maksimal harus diimbangi dengan proses yang maksimal pula.
Memaksimalkan proses pembelajaran berarti siswa perlu memahami materi dengan jelas.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Dalam pelaksanaan suatu penelitian tentu kita akan mengkaji lebih dalam lagi
tentang hal-hal yang akan kita teliti. Diantaranya dengan menanyakan kepada pakar-
pakar pendidikan dan juga para ahli yang mempunyai kaitan dengan objek yang akan kita
teliti. Tujuannya adalah supaya kita mempunyai pedoman langkah-langkah selanjutnya.

Pengertian Minat Belajar

Kata minat secara Etimologi berasal dari bahasa inggris yaitu Ïnterest”yang
berarti kesukaan, perhatian, kecenderungan hati pada sesuatu, keinginan. Menurut Wina
Sanjaya minat adalah aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang dalam melakukan
aktivitas tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan. Jadi minat adalah
dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu.

Ciri-ciri minat:

1) Minat menimbulkan sikap positif dari suatu obyek.


2) Minat adalah sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari suatu objek.
3) Minat mengandung unsur penghargaan, mengakibatkan suatu keinginan dan
kegairahan untuk mendapat sesuatu yang diinginkan.
Ada 3 faktor yang menyebabkan timbulnya minat yaitu:

Factor dorongan dalam : yaitu dorongan dari individu itu sendiri, sehingga timbul
minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk memenuhinya.
Contohnya : menimbulkan minat untuk mencari makan.
Factor motif social merupakan factor untuk melakukan suatu aktivitas agar dapat
diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan semacam kompromi
pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya minat pada studi Karen
ingin mendapatkan penghargaan dari orangtuanya.
Factor emosional; minat erat dengan emosi karena factor ini selalu menyertai
seseorang dalam hubungan dengan objeknya. Seseorang pada suatu aktivitas yang
disebabkan karean aktivitas tersebut menimbulkan rasa suka dan puas sedangkan
kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak senang dan mengurangi minat
seseorang terhadap suatu kegiatan yang bersangkutan.

Berdasarkan factor di atas kita bisa mengetahui bahwa minat merupkan suatu hal
yang penting karena minat merupakan suatu kondisi awal sebelum subjek
mempertimbangkan atau membuat keputusan untuk melakukan tindakan.

Pengertian Belajar

Menurut Errest R.Hilgard dalam ( Sunardi Suryabrata, 1984:252) belajar


merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja. Menurut M Sobry Sutikno
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan
suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.

Menurut Tursan Hakim definisi belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia yang ditunjukkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkapan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya fikir dan kemampuan lainnya. Dari ketiga pendapat ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana
perubahan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku seperti peningkatan
pengetahuan, keterampilan, daya fikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan
lainnya.

Tujuan belajar secara umum adalah:

 Untuk memperoleh pengetahuan


 Menanamkan konsep dan keterampilan
 Membentuk sikap.

Ciri-ciri Belajar

Proses belajar dapat dikenali melalui beberapa karakteristiknya mengacu pada


definisi belajar di atas berikut ini adalah beberapah hal yang menggambarkan ciri-ciri
belajar :

1) Terjadi perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat
diamati secara langsung.
2) Perubahan tingkah laku hasil belajar pada umumnya akan menetap dan permanen.
3) Proses belajar umumnya membutuhkan waktu tidak sebentar dimana hasilnya
adalah tingkah laku individu.
4) Beberapa perubahan tingkah laku yang tidak termasuk dalam belajar adalah
karena adanya, hipnosa, proses pertumbuhan, kematangan, hal gaib.
5) Proses belajar dapat terjadi dalam interaksi social di suatu lingkungan masyarakat
dimana tingkah laku seseorang dapat berubah Karena lingkungannya.

METODOLOGI PENELITIAN
SIKLUS I
I. Perencanaan
a. Pengumpulan’
b. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa
c. Menyusun RPP
d. Merancang tugas siswa
II. Pelaksanaan
Dengan bimbingan guru siswa memperagakan cara konduktor dengan
menggunakan alat peraga yang dibawa oleh siswa dari rumah masing-masing.
Setelah itu siswa mengelompokkan benda-benda yang dibawa dari rumah
kedalam kelompok..

III. Tahap Observasi


a. Melakukan observasi
b. Membantu siswa apabila dalam kesulitan
IV. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari siklus 1

SIKLUS II

Langkah-langkah yang ditempuh pada siklus II

1. Perencanaan ulang

a. Identifikasi masalah
b. Menyiapkan RPP
c. Menyiapkan lembar evaluasi
d. Menyempurnakan scenario pembelajaran

2. Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dengan


alat peraga yang sudah disediakan dari rumah secara individual. Dengan menggunakan
alat peraga tersebut guru menanamkan konsep penggunaan garis bilangan. Siswa diberi
tugas kemudian dianalisis dan selanjutnya diberikan protes untuk mengetahui
keberhasilan KKM pada pertemuan tersebut.

Setelah semua pokok pembahasan selesai, maka diadakan tes secara keseluruhan
dari semua bahan pembelajaran dengan jumlah soal 20 butir.

3. Observasi

a. Mengkaji hasil pembelajaran pada siklus II


b. Pengamatan terhadap prestasi siswa.

4. Refleksi

Hasil diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Jika


dalam siklus II hasil pembelajaran sudah berhasil sesuai dengan yang diharapkan
maka siklus dihentikan.

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN


Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus 1

Pengamatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran siklus 1 diawali dengan


pelaksanaan pembelajarans seperti biasa. Guru memberikan pembelajaran mengenai
operasi perkalian bilangan tanpa menggunakan media sesuai dengan RPP yang telah
dipersiapkan. Dalam pembelajaran guru memberikan beberapa contoh kepada siswa
dalam operasi perkalian bilangan agar dapat memudahkan siswa dalam memahami
operasi perkalian bilangan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan 10 contoh soal
evaluasi untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas IV SDN 173347 Bunturaja
dalam mata pelajaran Matematika khususnya Operasi perkalian bilangan. Kemudian
didapatkan hasil nilai evaluasi sebagai berikut:

Tabel Hasil Nilai Evaluasi Siswa Dalam Operasi Perkalian Bilangan Siklus 1

No Nama Nilai Evaluasi


1 Wilmar 70
2 Albert 60
3 Yosafat 50
4 Gabriel 55
5 Natasya 67
6 Berlian 58
7 Olivia 72
8 Gita 68
9 Rosar 75
10 Anstasya 66
11 Pelita 58
12 Neta 55
13 Marvel 60
14 Ardika 62
Rata-rata 62.57
Persentase di atas KKM 42.85 %
Persentase di bawah KKM 57.14%

Berdasarkan nilai evaluasi yang didapatkan siswa pada soal evaluasi siklus 1
maka terdapat 6 orang siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Nilai KKM Matematika
Kelas IV SDN 177347 Bunturaja adalah 65. Dan yang mendapat nilai di bawah KKM
adalah sebanyak 8 orang. Rata-rata nilai dari keseluruhan siswa kelas IV yang diperoleh
adalah 62.57. persentase di atas KKM adalah 42.85% dan persentase di bawah KKM
adalah 57.14%.
Dari hasil nilai evaluasi siklus 1 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
pmbelajaran Matematika Kelas IV SDN 173347 Bunturaja. Oleh sebab itu dipersiapkan
kembali proses pelaksanaan pembelajaran berikutnya, yaitu siklus II.

Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus 1I

Pengamatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran siklus 2 diawali dengan


pelaksanaan pembelajarans seperti biasa. Guru memberikan pembelajaran mengenai
operasi perkalian bilangan menggunakan media sesuai dengan RPP yang telah
dipersiapkan. Dalam pembelajaran guru memberikan beberapa contoh kepada siswa
dalam operasi perkalian bilangan agar dapat memudahkan siswa dalam memahami
operasi perkalian bilangan. Pada saat pembelajaran guru memperagakan media yang
dipersiapkan yaitu garis bilangan yang terbuat dari bahan karton. Guru memberikan
contoh soal dengan menjelaskan penyelesaian dengan menggunakan media garis
bilangan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan 10 contoh soal evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas IV SDN 173347 Bunturaja dalam mata
pelajaran Matematika khususnya Operasi perkalian bilangan. Kemudian didapatkan hasil
nilai evaluasi sebagai berikut:
Tabel Hasil Nilai Evaluasi Siswa Kelas IV SDN 173347 Bunturaja pada Siklus II

No Nama Nilai Evaluasi


1 Wilmar 80
2 Albert 70
3 Yosafat 60
4 Gabriel 65
5 Natasya 77
6 Berlian 68
7 Olivia 82
8 Gita 78
9 Rosar 85
10 Anstasya 76
11 Pelita 60
12 Neta 65
13 Marvel 58
14 Ardika 72
Rata-rata 71.14
Persentase di atas KKM 78.57%
Persentase di bawah KKM 21.42%

Kemudian diperoleh nilai evaluasi dari siklus 2 yaitu sebanyak 11 siswa sudah mencapai
nilai diatas KKM dan 3 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Persentase diatas KKM adalah
78.57% dan dibawah KKM 21.42%. Berikut adalah grafik perbandingan dari nilai evaluasi siklus
1 dan siklus 2 pada materi Operasi Perkalian Bilangan pada kelas IV SDN 173347 Bunturaja.
12

10

8
Diatas KKM

6 Dibawah
KKM

0
Siklus 1 Siklus 2

Dari grafik diatas terlihat bahwa pengaruh media gambar (garis bilangan) yang
digunakan pada pembelajaran operasi perkalian bilangan di kelas IV SDN 173347
Bunturaja sangat signifikan. Terlihat jelas perbedaannya bahwa persentase kelulusan
siswa di atas KKM pada siklus 1 yaitu 42.85 % yaitu hanya terdapat 6 siswa saja yang
lulus diatas KKM, sedangkan pada siklus 2 siswa yang lulus diatas KKM yakni 78.57%
atau 11 orang sudah lulus diatas nilai KKM.
Data di atas menunjukan bahwa hipotesis penelitian tindakan yakni “ Jika guru
menggunakan media garis bilangan pada mata pelajaran Matematika pada materi operasi
perkalian bilangan akan meningkat”, dapat diterima.
Terkait dengan temuan ini maka media garis bilangan dapat digunakan sebagai
salah satu solusi dalam mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran Matematika
khususnya materi operasi perkalian bilangan .

KESIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Setelah melihat hasil yang dicapai siswa pada pembelajaran siklus 1 dan siklus II,
dapat disimpulkan bahwa Kemampuan siswa dalam pembelajaran operasi hitung
bilangan dari 42.85% kriteria menjadi 78.57% kriteria.
. Pencapaian hasil ini merupakan indikator bahwa penerapan metode penggunaan media
garis bilangan pada pembelajaran operasi perkalian bilangan di kelas IV SDN 173347
Bunturaja, telah meningkatkan prestasi siswa. Dengan demikian dalam pembelajaran
operasi perkalian bilangan dapat menggunakan media garis bilangan.
Saran
Berdasarkan deskripsi hasil dan pembahasan bab 1V serta kesimpulan diatas
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran, khususnya pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar, maka perlu ditempuh berbagai upaya untuk
mengatasi berbagai macam permasalahan pembelajaran. Upaya- upaya tersebut
dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai media atau metode
pembelajaran yang cocok dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan.
2. Kreatifitas dan inovasi seorang guru perlu dikembangkan dalam rangka
mengelolah pembelajaran sebaik mungkin sehingga permasalahan- permasalahan
yang timbul dalam proses belajar mengajar dapat diatasi dengan baik dan tuntas.

DAFTAR PUSTKA

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sulaiman. 2015. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Berbasis Konsep Geometri pada
Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Thimk Pair Share. Jurnal eDuMath Volume 2 Nomor 1.

Alfarizi, M. (2016). Penerapan Metode Bermain Peran (Role Play) Berbantu Setting Kelas
Formasi Huruf U Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran PKN Materi Pokok
Sistem Pemerintahan Pusat Di Kelas IV Mi Al Khoiriyyah 01 Semarang.

Syam, Nurminsuari. 2019. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bilangan
Berpangkat Pada Siswa Kelas X Smas Handayani Sungguminasa. Skripsi. Makassar. Universitas
Muhammadiyah Makassar Syam, N., & Ramlah, R. (2015). Penerapan Model Pembelajaran
Mind Mapping Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Siswa Kelas Iv Sdn 54 Kota Parepare. Publikasi Pendidikan, 5(3).
https://doi.org/10.26858/publikan.v5i3.1612 Wijayanti, E. S., Ilmu, F., Dan, T., Islam, U., &
Walisongo, N. (2015). Mi Gisikdrono Semarang.

Hidayah, N. (2017). Pengaruh penggunaan teknik crossline terhadap pemahaman konsep


matematika pada materi perkalian kelas iii sdn cempaka putih 01 ciputat

Anda mungkin juga menyukai