Anda di halaman 1dari 29

Peningkatan Belajar Membaca Melalui Media Gambar Siswa Kelas IV SDN 2 Pongian,

Kecamatan Bunta, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah

Oleh

Nama : Ikbal Taher

Nim : 859652434

PROGRAM STUDI PGSDBI

UNIVERSITAS TERBUKA PALU


ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Belajar Membaca Melalui Media Gambar Siswa Kelas IV SDN 2 Pongian”.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Belajar Membaca Melalui Media Gambar Siswa Kelas IV SDN 2 Pongian”.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan
setiap siklus terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Media Gambar dapat Meningkatkan Minat Belajar membaca Siswa Kelas IV SDN
2 Pongian.

Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1) Bagi Guru yang mendapatan kesulitan yang sama dapat menerapkan Media Gambar untuk
meningkatkan Hasil Belajar. (2) Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka dihaharapkan guru lebih membuat Media gambar yang
lebih menarik dan bervariasi.

Kata kunci: Hasil Belajar, Media gambar

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa
Pancasila.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga
menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya
manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan.

Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas IV SDN 2 Pongian, Kabupaten Banggai, diperoleh informasi
bahwa hasil belajar Materi Belajar Kerja Sama siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 65.

Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :

a. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah,
b. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan,
c. Siswa tidak termotivasi untuk belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan menganggap Pendidikan Kewarganegaraan
hanya sebagai hafalan saja.

Dengan belajar secara menghapal membuat konsep–konsep Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah diterima menjadi mudah
dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih
kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu
bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa
diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Belajar Kerja Sama adalah Media Gambar karena siswa
dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung meningkat.

Media Gambar merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai
dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang
ada.

Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh
karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar Materi Belajar Kerja Sama siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan
judul: “Peningkatan Hasil Belajar Materi Belajar Kerja Sama Siswa Kelas III SDN Pangkan “.

2. Perumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Media
Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Materi Belajar Kerja Sama siswa Kelas IV Pongian 2 ?”

3. Tujuan Penelitian

Meningkatkan hasil belajar Materi Belajar Kerja Sama menggunakan Media Gambar siswa Kelas IV SDN 2 Pongian.

4 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi
Belajar Kerja Sama, memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa,
serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi Belajar Kerja Sama.
2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Belajar Kerja Sama sehingga pelajaran Materi Belajar
Kerja Sama menjadi lebih sederhana.
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu :

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian,
organisasi, dan internalisasi.

3. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks,
ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan
komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu:

a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan
psikis.

b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan
ciri – ciri sebagai berikut.

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah

dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia
mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat
untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan
atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang
dicaPendidikan Kewarganegaraannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,

Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai

dengan ciri-ciri tersebut di atas.

Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan,
manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.

Menurut Briggs (dalam Ruston, 2007) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi
pembelajaran seperti: buku, film, video, gambar dan sebagainya. National Education Associaton dalam Sonjaya (2011)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media
pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung
secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar
pada diri peserta didik.

2. Jenis Media Pembelajaran

Dalam www.belajarpsikologi.com (2014) disebutkan ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya:

1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, gambar, poster, kartun, komik
2. Media Audio : radio, tape recorder, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide, over head projektor (OHP), dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD), komputer dan sejenisnya.

Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar tetapi ternyata keberhasilan
dalam menggunakan media pada proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan,
(2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan
menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan
dalam media pembelajaran maka tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

3. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Ada beberapa tujuan dalam menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :

1. mempermudah proses belajar-mengajar


2. meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
3. membantu konsentrasi siswa
4. membangkitkan semangat siswa untuk belajar
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Menurut Marso (dalam Ruston, 2007),
apabila sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan
sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing.
Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat
mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media
pembelajaran tersebut.

4. Media Gambar Sebagai Pendukung Proses Pembelajaran

Media gambar adalah media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar
berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin
akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Kedudukan media gambar dalam proses belajar mengajar tidak berdiri sendiri. Media gambar dimanfaatkan oleh guru
dalam pembelajaran agar materi dapat dengan mudah diterima oleh siswa. Menurut Sadiman dalam
www.sekolahdasar.net (2014) mengemukakan ada tiga tahap yang harus diikuti dalam pemanfaatan media gambar
yaitu:

a. Tahap persiapan tahap awal sebelum media gambar dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan yaitu tahap pemanfaatan gambar di dalam kelas yang meliputi cara memperhatikan gambar
bagaimana agar seluruh siswa dapat melihat gambit tersebut dengan maksimal merata. Setiap gambar harus
rnempunyai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jumlah gambar yang akan
diperlihatkan kepada siswa harus dibatasi yaitu dengan memperhatikan satu persatu sesuai dengan materi yang
dijelaskan.
c. Tahap tindak lanjut untuk mengetahui keberihasilan proses pembelajaran, yaitu dengan mengadakan evaluasi dan
pemberian tugas-tugas rumah.

Selain tiga tahap pemanfaatan penggunaan media seperti yang dijelaskan tersebut, Sadiman juga mengungkapkan
syarat pemanfaatan media gambar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Syarat tersebut antara lain:

a. Gambar harus autentik. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang
sesungguhnya.
b. Ukuran gambar relative.
c. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara
murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.
d. Perbuatan. Gambar hendaknya sedang melakukan perbuatan. Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih memahami
gambar-gambar yang sedang bergerak.
e. Gambar hendaklah Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar
tentu saja disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu gambar haruslah jujur disesuaikan
keadaan sebenarnya, sehingga tidak membingungkan siswa dalam mengubah pandangan yang abstrak kedalam
pandangan yang konkrit.

5. Menggunakan Gambar Dalam Kelas

Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna
dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki
kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga bisa menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan. Gambar
sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan materi pembelajaran yang sesuai.

Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar.
Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan dengan cara, menyusun cerita berdasarkan
gambar, mencari gambar-gambar yang lama, atau menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.

Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan
merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau
diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi
siswa, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.

6. Kelebihan Media Gambar

Beberapa kelebihan dari penggunaan media gambar antara lain:

1. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistic menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata.
2. Gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa
ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya.
Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjtdi
di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar
atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat
dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat
mencegah atau membetulkan ke salahpahaman.
5. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.

3. Belajar Kerja Sama

Kerja sama di Lingkungan Rumah

Kamu telah mampu menjelaskan pengertian kerja sama. Kamu juga telah mampu menyebutkan bentuk-bentuk
kerja sama di lingkungan tetanggamu, misalnya saat tetanggamu mendirikan rumah, membersihkan lingkungan,
dan menjaga keamanan lingkungan. Itulah tiga contoh kerja sama yang dilaksanakan oleh tetanggamu.
Sekarang, bisakah kamu melakukan kerja sama di lingkungan rumahmu? Sebelum kamu melakukan kerja sama,
ada baiknya kamu pelajari dahulu pengetahuan berikut ini.

a. Bagaimana melakukan kerja sama di rumah?

Salah satu pengertian kerja sama adalah kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai tujuan
bersama. Untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan suatu strategi yang tepat. Beberapa orang yang melakukan
kerjasama itu memiliki berbagai macam perbedaan, misalnya perbedaan pemikiran, cara meraih dan kebiasaan.

Ada beberapa syarat agar kerjasama dapat berjalan bisa berjalan dengan baik, yaitu:

1. Pelajari dengan seksama tujuan yang akan dicapai


2. Adakan rapat atau musyawarah untuk menentukan langka.
3. Adanya kesadaran dari orang-orang yang akan bekerja sama.
4. Melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh dan tanggun g jawab.
5. Saling menjaga kekompakan dan kebersaan.

b. Melaksanakan kerjasama di rumah

syarat-syarat kerjasama seperti di atas tidak hanya untuk dihafalkan. Sebuah pengetahuan tidak ada gunanya
apabila hanya diingat. Oleh karena itu harus diamalkan.

2. Kerja sama di Lingkungan Sekolah

a. Cara kerja sama di Lingkungan sekolah.

1. Catat semua perintah guru


2. Ajak kelompok untuk berdiskusi
3. Laksanakan tugas dengan baik
4. Jaga kekompakan
b. Melaksanakan kerja sama di Sekolah.

3. Kerja sama di Lingkungan Kelurahan/desa

Kelurahan adalah daerah pemerintahan paling bawah yang dipimpin oleh seorang Lurah. Lurah adalah kepala
pemerintahan tingkat terndah. Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai
system pemerintahan sendiri. Desa dikepalai oleh seorang kepala Desa.

BAB III METODE PENELITIAN

1. Seting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Pongian, Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah, yang
berada didalam kota sekitar 5 km dari Kecamatan. SDN 2 Pongian Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah
mempunyai fasilitas yang tidak lengkap dengan adanya Perpustakaan yang kurang memadahi dan lain-lain. Dengan jumlah
guru sebanyak 12 orang terdiri dari 3 guru laki-laki dan 9 guru perempuan serta 1 penjaga sekolah.

2. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas IVSDN 2 Pongian, Kabupaten Banggai, SulawesiTengah dengan jumlah siswa
sebanyak 16, yang terdiri dari 13 siswa laki – laki dan 3 siswa perempuan.

3. Prosedur Penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Okrober sampai dengan Nopember
2023. Penelitian ini pada materi Materi Belajar Kerja Sama Multikultural diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2
siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan
Siklus.
1. Siklus I

Pada siklus ini membahas subkonsep Materi Belajar Kerja Sama.

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana
pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan
model pilihan ganda.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan :

1. Guru menjelaskan materi Materi Belajar Kerja Sama secara klasikal.


2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 2 kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa,
kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan
yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja
kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.

c. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan
hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan
siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu
sebagai berikut :

1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 65 %.


2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar
siswa.

2. Siklus II

Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki
kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.

4. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :

a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang

kolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
menggunakan lembar observasi.

b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari:
1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru.

5. Teknik Analisa Data

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :

1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan

Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Belajar Kerja Sama dengan menggunakan
pembelajaran Kooperatif tipe Media Gambar. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa
tersebut mampu mencapai nilai 65.

Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa
dan masing – masing di hitung dengan rumus,menurut Arikunto (2012:24) sebagai berikut:

P=FN x 100%

Dimana : P = Prosentase

F = frekuensi tiap aktifitas

N = Jumlah seluruh aktifitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi kondisi Awal

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Media Gambar pada Materi Belajar Kerja Sama sub (1) Kerja Sama di
Lingkungan Rumah. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar
observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan
dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Kamis, 23 November dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan
inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2)
melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan
mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Media Gambar,.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi
bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling untuk mengawasi siswa bekerja sambil sesekali
mengomentari hasil kerja siswa, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa
yang hasil temuan yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa
yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan strategi Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru
dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

c. Observasi

Partisipasi siswa Kelas IV SD Inpres 2 Pongian ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal
setelah dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar
dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada
saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami
bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa
mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas IV SD Inpres 2 Pongian dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat
dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan penerapan Media Gambar
dengan jumlah 12 terdapat 10 siswa atau 83,0% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 8.1% yang tidak
tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No. Nama Siswa Materi Belajar Kerja Sama Multikultural


kondisi awal Tuntas Tidak Tuntas
Muh Dirga
1 90 V
Athalla Rauf
2 Gideon Uigianto 85 V

Deril Rafae V
3 70
Ratuliu
4 Lucki Noyo 48 V
5 Ilham Tangahu 80 V
Tristan Ali
6 80 V
Ladoa
Sultah Hidayat
7 81 V
Haruna
8 Sahril 50 V
9 Ajril Kue 85 V
10 Naisila Hunawa 80 V
11 Naila Matende 83 V
12 Naya Ginda 88 V
Jumlah 920
Rata-rata 76,66
Ketuntasan klasikal 83,33 Belum tuntas

d. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi Materi Belajar
Multikultural dengan menerapkan Media Gambar ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 76,66 dan secara
klasikal sebesar 83,33%. Hal ini sudah sesuai dengan harapan. Oleh karena Pembelajaran yang menggunakan medi
gambar ini mempunyai daya tarik dan minat unruk anak anak mau belajar secara mandiri.

Dari temuan tersebut maka peneliti dapat membuat atau mempertahakan cara belajar dengan metode metode
terbaru contohnya menggunakan media gambar.

Deskripsi hasil siklus 1

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Media Gambar dengan Materi Belajar Kerja Sama Multikultural sub (3)
Kerja sama di Lingkungan Sekolah. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun
lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan
tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

e. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 23 November 2023 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu
untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2)
melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami proses menemukan, menamai dan
mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan Media Gambar, pertama-tama guru membagi siswa
dalam 4 kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi
bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil
sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi
kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang
presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa
yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru
sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah
dilaksanakan pembelajaran menggunakan Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran
yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

f. Observasi
1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas IV SD Inpres 2 Pongian ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1
setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil
belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang
muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus
I, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus II dengan
harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Partisipasi siswa Kelas IV Inpres 2 Pongian dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan.
Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model
pembelajaran menggunakan Media Gambar dengan jumlah siswa 12 orang, terdapat 10 siswa atau 83,3% yang
tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 16,6% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah
ini.

Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No. Nama Siswa Belajar Kerja Sama


Siklus I Tuntas Tidak Tuntas
Muh Dirga
1 90 V
Athalla Rauf
2 Gideon Uigianto 85 V

Deril Rafae V
3 70
Ratuliu
4 Lucki Noyo 48 V
5 Ilham Tangahu 80 V
Tristan Ali
6 80 V
Ladoa
Sultah Hidayat
7 81 V
Haruna
8 Sahril 50 V
9 Ajril Kue 85 V
10 Naisila Hunawa 80 V
11 Naila Matende 83 V
12 Naya Ginda 88 V
Jumlah 920
Rata-rata 76,66
Ketuntasan klasikal 83,33 Belum tuntas

2. Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang menerapkan model Media Gambar
pada Materi Belajar Kerja Sama pada siklus 1 adalah rata–rata 76,66 berarti termasuk kategori baik. Data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani dengan menggunakan Media
Gambar digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket
respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang
merupakan rangkuman hasil angket tentang tanggapan 12 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Media
Gambar yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi Belajar Kerja Sama Multikultural , siswa
secara umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa
juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan
model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang
karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Media Gambar.

Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe

Media Gambar

Tanggapan Siswa
No. Uraian Senang Tidak Senang
F % F %
Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti
1. 16 94,1 1 5,9
kegiatan pembelajaran ini ?
Senang Tidak Senang
F % F %

Bagaimana perasaan kamu terhadap :


17 100 0 0
a. Materi pelajaran
2. b. Lembar kerja siswa (LKS) 15 88,2 2 11,8
c. Suasana Belajar di Kelas
d. Cara penyajian materi oleh guru 10 94,1 1 5,9

12 100 0 0
Sulit Tidak Sulit
F % F %
Bagaimana pendapat kamu Mengikuti
3. 15 88,2 2 11,8
pembelajaran ini
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %
Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi
4. 12 100 0 0
kamu ?
Baru Tidak Baru
F % F %
5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 12 100 0 0
Ya Tidak
F % F %
Apakah kamu menginginkan pokok bahasan
6. 12 94,1 1 5,9
yang lain menggunakan Media Gambar?

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran


Menggunakan Media Gambar

N=Jumlah: 12 orang

3. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar
ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Media Gambar dalam materi pelajaran Belajar Kerja Sama pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori
baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan Media Gambar

Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
RPP I Keterangan
1. Pesiapan 3,0 Baik

2. Pelaksanaan 2,5 Baik

3. Pengelolaan Kelas 2,5 Baik

4. Suasana Kelas 3,0 Baik


Rata – Rata 2,75 Baik

Keterangan :

0 - 1,49 = kurang baik

1,5 - 2,49 = Cukup

2,5 - 3,49 = Baik

3,5 - 4,0 = Sangat Baik

g. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Belajar Kerja Sama
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan
akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Belajar Kerja Sama.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Belajar Kerja Sama. Menurut pengamat, ada
beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada
bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar
konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok
tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab
kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang
pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS
terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami
materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah
yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Belajar Kerja Sama khususnya untuk
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu untuk masalah yang
ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.
3. Deskripsi data siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
sesuai dengan Metode Pembelajaran Tipe Media Gambar dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada
materi Materi Belajar Kerja Sama sub (3) Kerja Sama di Lingkungan Kelurahan/Desa. Disamping itu guru juga
membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru
membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan
lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 23 November 2023 dari pukul 07.00 s.d 08.10
WIB.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu
untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2)
melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran
yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.

Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi
bingung. Selain itu, selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja sambil
sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi
kelompok. Siswa dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang
presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa
yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru
sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa setelah
dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran
yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.

a. Observasi

1. Hasil Belajar Siswa

Partisipasi siswa Kelas IV Inpres 2 Pongian ada peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan
penerapan model pembelajaran kooperatif menggunakan Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons
siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan
Pembelajaran berlangsung.

Partisipasi siswa Kelas IV SD Inpres 2 Pongian dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini
terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Media Gambar dengan jumlah 12 siswa, terdapat 10 siswa atau 83,3% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada
2 Siswa atau 16,6% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 76,6. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II


No. Nama Siswa Materi Belajar Kerja Sama Multikultural
Siklus II Tuntas Tidak Tuntas
Muh Dirga
1 90 V
Athalla Rauf
Gideon V
2 85
Uigianto
Deril Rafae V
3 70
Ratuliu
4 Lucki Noyo 48 V
5 Ilham Tangahu 80 V
Tristan Ali
6 80 V
Ladoa
Sultah Hidayat
7 81 V
Haruna
8 Sahril 50 V
9 Ajril Kue 85 V
10 Naisila Hunawa 80 V
11 Naila Matende 83 V
12 Naya Ginda 88 V
Jumlah 920
Rata-rata 76,66
Ketuntasan klasikal 83,33 Belum tuntas

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe

Media Gambar

N = Jumlah: 12 orang

2. Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar
ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Media Gambar pada siklus I sebesar
83,3 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan

Media Gambar

Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
RPP II Keterangan
1. Pesiapan 3,25 Baik
2,75
2. Pelaksanaan Baik
2,75
3. Pengelolaan Kelas Baik
3,0
4. Suasana Kelas Baik
Rata – Rata 3,125 Baik

Keterangan :

0 - 1,49 = kurang baik

1,5 - 2,49 = Cukup

2,5 - 3,49 = Baik

3,5 - 4,0 = Sangat Baik

3. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada Materi Belajar Kerja Sama
dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan Media Gambar. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan
akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Belajar Kerja Sama.

Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Belajar Kerja Sama. Menurut pengamat, ada
beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada
bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar
konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok
tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi penyebab kekuangan
pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti
menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua.
Dengan cara demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi
pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang
ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi Belajar Kerja Sama khususnya untuk pertanyaan
yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini
penjelasannya dibantu oleh pengamat.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas IV SD INPRES 02 PONGIAN
untuk Materi Belajar Kerja Sama sub (1) Pengertian Pergerakan Nasional dan (2) Latar Belakang Munculnya
Pergerakan Nasional dengan model pembelajaran mengunakan Media Gambar diperoleh nilai rata – rata kondisi awal
sebesar 76,66 dengan nilai tertinggi adalah 95 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 2 orang dengan
ketentusan belajar 83,3% dan yang tidak tuntas 16,6%. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa
Kelas Iv SD Inpres 02 Pogian pada siklus 1 untuk Materi Belajar Membaca Menggunakan

Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Belajar Kerja Sama sub (3) Kerja Sama di Lingkungan
Kelurahan/Desa diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 81,8 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 2 orang
dan nilai terendah adalah 68 terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 88,2% dan yang tidak tuntas 11,8%. Siswa
yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut
pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah. Berdasarkan data hasil belajar siswa dari
siklus I dan siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas III SDN Pangkan tahun pelajaran
2014/2015 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Belajar Kerja Sama. Hal ini
disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu
Belajar Kerja Sama. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Media Gambar.

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan Media Gambar pada materi Belajar Kerja
Sama menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai
oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam
kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi,
menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama
mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk
mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:40) yang menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–
sungguh sampai selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Media Gambar

Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar menurut hasil penilaian
pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang
baik dalam mengelola Media Gambar pada Materi Belajar Kerja Samal. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000),
bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam
merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan.
Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting
dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

4.Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Media Gambar

Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran kooperatif tipe Media Gambar yang diterapkan
oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara
penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar mereka lebih
mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik
dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Media Gambar
disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.

Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Media Gambar. Siswa merasa senang
apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Media Gambar, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran
kooperatif menggunakan Media Gambar bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan
materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe Media Gambar, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Materi Belajar Kerja Sama Siswa Kelas IV SD INPRES 2
PONGIAN

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran, yaitu:

1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Media Gambar sebagai alternatif untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Media Gambar disarankan untuk membikin Media gambar yang lebih
menarik dan bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2018.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.


Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.


Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif


Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT


Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe MEDIA GAMBAR. Surakarta: Tiga


Serangkai

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai