Anda di halaman 1dari 22

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SAL (STUDENTS ACTIVE


LEARNING) SISWA KELAS IX DI SEKOLAH SMPN 1 KOTA KUPANG

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :
LASUARDI HAMABDEMANG
1901050034

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini dengan baik adanya. Adapun proposal penelitian ini disusun
dalam rangka memenuhi syarat untuk melakukan penelitian bagi siswa tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sehubungan dengan itu akan dilakukan
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL (Students Active Learning) Siswa Kelas IX Di
Sekolah SMPN 1 Kota Kupang”

Dalam penyusunan proposal penelitian ini, banyak kendala dan rintangan


yang penulis alami, namun berkat dukungan, semangat, dan dorongan dari orang-
orang terdekat sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan moril maupun materi sehingga proposal penelitian ini
dapat diselesaikan. Tak lupa pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada bapak ketua program studi pendidikan fisika, dosen pembimbing atau
pengampu yang ditengah kesibukannya masih menyempatkan waktu untuk
memberikan bimbingan kepada penulis.

Penulis juga menyadari bahwa proposal penelitian ini masih memiliki cukup
banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis meminta kritik dan
juga saran dari pembaca proposal ini guna menyempurnakan segala kekurangan
dalam penyusunan proposal penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
proposal penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
Kupang, .............................2023

Lasuardi Hamabdemang
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan
Nasional juga menyatakan sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling
efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk
mencapai suatu dinamika yang diharapkan dalam pembelajaran IPA.
Bagi sebagian siswa yang menganggap IPA itu pelajaran yang sulit
karena banyaknya perhitungan seperti matematika dan sulit dipahami, hasil
belajar mereka pada pelajaran IPA sangatlah rendah. Hal ini dapat dilihat
dari wawancara dengan salah satu guru IPA di SMP Negeri 1 Kupang yang
menyebutkan bahwa rata - rata hasil belajar siswa hanya masih jauh di
bawah standar.
Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan siswa cenderung diam
kurang bertanya mereka dalam mempelajari fisika sangatlah kurang, dan itu
dapat diindikasikan dari kurangnya kemauan siswa dalam mempelajari IPA
,seringnya siswa mengobrol di kelas, sering izin ke kamar mandi, dan
berbagai alasan lain sehingga mereka bisa menghindar dari pelajaran IPA.
Berdasarakan hasil pengamatan dan percobaan selama praktik
pengalaman lapangan ( PPL) di SMPN 1 Kota Kupang khususnya di kelas
IX banyak kendala yang ditemukan yaitu salah satunya siswa/siswi di kelas
IX tidak kemudian kooperatif dalam proses pembelajaran.sehingga
mengakibatkan stagnan dalam pembelajaran.yang mana ada murid yang
lebih unggul kemampuannya lebih aktif di bandingkan dengan murid yang
cenderung diam atau pasif.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :
a. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep IPA
masih rendah,
b. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan
membosankan,
c. Siswa tidak termotivasi untuk belajar secara praktik IPA dan
menganggap IPA hanya sebagai teoritis saja.
Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan
diselesaikan oleh seorang guru ataupun calon guru. Sebab guru dituntut
lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan
dikelas.
Dikembangkanlah pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan
dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran.
Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak
positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai
dengan indikator-indikator yang ingin dicapai atau ditargetkan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran Materi Lingkungan adalah Metode Student Active Learning
(SAL) karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung
jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung meningkat.
Metode Student Active Learning (SAL) merupakan suatu metode
mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang
disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu
mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting
melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya
meningkatkan hasil belajar IPA siswa dilakukan menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul: “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar
Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL (Students Active Learning)
Siswa Kelas IX Di Sekolah SMPN 1 Kota Kupang”.

1.2 Perumusan Masalah


Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Upaya Meningkatkan
Keaktifan Belajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe SAL (Students
Active Learning) Siswa Kelas IX Di Sekolah SMPN 1 Kota Kupang?”
1.3 Tujuan Penelitian
Meningkatkan keaktifan belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe
SAL (Students Active Learning) Siswa Kelas IX Di Sekolah SMPN 1 Kota
Kupang.
1.4 Batasan Masaalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji pada
penelitian ini, maka untuk masalah dalam penelitiannya dibatasi antara
1. Mengetahui perekembangan keaktifan belajar siswa kelas IX
2. Subjeknya hanya pada materi IPA
1.5 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi proses
pembelajaran, membantu untuk meningkatkan keaktifan belajar
materi IPA, memberikan alternatif pembelajaran yang aktif, kreatif
efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu
pembelajaran segi kualitas dan kuantitas.
2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi IPA
sehingga pelajaran Materi IPA menjadi lebih sederhana dalam segi
teori maupun praktik.
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif
model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA
dimasa mendatang.

1.6 Definisi Operasional


Mampu memahami model pembelajaran koperatif tipe SAL merupakan
sesuatu keharusan bukan di ranah pendidikan ataupun kelas saja akan tetapi
dalam kehidupan juga membutuhkan kooperatif atau kerja sama dalam
pembelajaran.

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat


dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan, dan
kemampuan. Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti proses
pembelajaran pada satu jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat dari hasil
belajar itu sendiri.
Hasil belajar yang memerankan selaku objek penelitian dikelas berupa
keterampialan-keterampilan baru yang didapatkan siswa setelah menyertai
proses belajar mengajar tentang mata pelajaran tertentu, (Supratiknya dalam
Widodo, 2012).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah
hasil belajar yaitu :
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian,
organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu: gerakan
refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan
membedakan secara visual, ketrampilan dibidang
fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor
utama yaitu:
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi
kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar,
minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan
psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui
proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri
sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan
prestasi rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk
memperbaikinya atau setidaknya mempertahankanya apa yang
telah dicapai.
2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi
yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana
mestinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan
tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk
mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar
sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.
4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh
(komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan
atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik,
keterampilan atau prilaku.
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang
dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan
usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar,
Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai
dengan ciri-ciri tersebut di atas.
2.1.2 Student Active Learning (SAL)
Pembelajaran atau Student Active Learning adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa
untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa
yang bersifat internal (Gagne dan Briggs (dalam Suyatno, 2011:10).
Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah pembelajaran yang
melibatkan peserta didik untuk melakukan sesuatu dan berfikir
mengenai apa yang dikerjakannya. Dengan demikian esensi
pembelajaran aktif sesungguhnya adalah belajar bagaimana belajar
(lear how to learn). Bruce Lee menegeskan bahwa “learning is
definitely not more imitation, nor is it the ability to accumulate and
regurgitate fixed knowledge. Learning is constant process of
discovery, a process without end”. (Beattie, 2005).
Definisi ini memberikan pengertian bahwa pembelajaran bukan
hanya sekedar menirukan, mmengakumulasikan dan mengulang
informasi dan pengetahuan yang telah diterima, akan tetapi belajar
itu lebih kepada proses yang berkelanjutan untuk menemukan
sesuatu informasi.
Belajar adalah sebuah proses tiada henti. Pengertian ini
memberikan arti bahwa belajar adalah aktifitas yang dilakukan siswa
bukan apa yang dilakukan oleh guru. Lebih detail, Ujang dkk
mendefinisikan active learning atau pembelajaran aktif sebagai
kegiatan membangun makna/pengertian terhadap pengalaman dan
informasi (peristiwa, fakta, persepsi, pendapat, perspektif, sikap,
perilaku, data, proposisi, kaidah, norma, nilai, paradigma) yang
dilakukan oleh si pembelajar, bukan oleh si pengajar.
Kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif
dan tanggungjawab belajar si pembelajar, sehingga berkeinginan
terus untuk belajar selama hidupnya dan tidak tergantung pada
guru/orang lain apabila mereka mempelajari hal-hal baru (Sukandi,
2002).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kesimpulan ini memberikan
pemahaman bahwa:
1. Aktifitas belajar dilakukan siswa.
2. Belajar lebih pada proses menemukan.
3. Tugas guru adalah menciptakan suasana belajar bagi siswa.
Penerapan active learning di kelas didasarkan pada prinsip bahwa belajar
terbaik bagi siswa adalah dengan melakukan, dengan menggunakan semua
inderanya dan dengan mengeksplorasi lingkungannya yang terdiri atas
orang, hal, tempat, dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan nyata
(pembelajaran konstektual). Selain itu melalui belajar dari pengalaman
langsung dan nyata hasil belajar akan lebih optimal dan bermakna bagi
siswa (Stanford, 2007).
A. Indikator Student Active Learning
Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010), berikut ini
disajikan sejumlah indikator atau ciri-ciri terjadinya pembelajaran aktif
pada setting kelas:
1. Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi
lain pada suatu mata pelajaran atau mata pelajaran lain. Setiap
siswa mempunyai beberapa kemampuan dan kecerdasan yang
banyak dan setiap kecerdasan tersebut harus dikaitkan antara
satu domain yang lain seperti ketika siswa berdiskusi, maka
disamping mereka ada beberapa kemampuan yang
dikembangkan yang saling terkait diantaranya kemampuan
berinteraksi dan berkomunikasi, kemampuan logika,
menganalisa, kemampuan bahasa dan lain-lain.
2. Kegiatan belajar menarik minat peserta didik. Pembelajaran
akan menarik siswa jika sesuai dengan dunia siswa. Untuk itu
proses pembelajaran hendaknya didekati dari kegemaran dan
kesenangan.
3. Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik. Kegiatan
pembelajaran akan lebih optimal jika prosesnya disajikan
dengan memberikan tantangan bagi siswa, dengan tantangan itu
siswa akan termotivasi untuk mengikuti proses tersebut hingga
akhir pelajaran.
4. Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.
Aktifitas belajar aktif hendaknya melibatkan setiap individu di
kelas. Sehingga tidak ada siswa yang mendominasi proses
pembelajaran di kelas, dengan demikian setiap siswa akan
bekerja untuk mengoptimalkan kemampuan masing-masing
baik secara fisik maupun pikiran.
5. Mendorong peserta didik berfikir secara aktif dan kreatif.
Dengan pembelajaran aktif siswa akan berperan aktif dalam
mencari informasi secara mandiri, kreatif dan
bertanggungjawab.
6. Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman.
Penghargaan terhadap karya siswa akan menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Apapun hasil karya siswa, siswa patut untuk
dihargai, penghargaan atas proses dan kinerja mereka, bukan
hasilnya.
7. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya.
Sebagai indikator dariproses berfikir adalah “pertanyaan”,
karena itu pembelajaran aktif harus merangsangkan siswa untuk
selalu bertanya sehingga otak siswa akan terus bekerja.
Kemampuan bertanya merupakan kunci dari keberhasilan siswa
dalam merespon informasi.
8. Mendorong peserta didik melakukan ekplorasi (penjelajahan).
Aktivitas siswa dalam pembelajaran hendaknya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan
sendiri dengan melalui simulasi, pengamatan terhadap suatu
kasus atau teknik yang lain.
9. Mendorong peserta didik mengekspresikan gagasan dan
perasaan secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3
dimensi, gerak, tarian dan atau permainan.
10. Mendorong siswa agar tidak takut berbuat salah.
11. Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar.
12. Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual
(mandiri), pemasangan, kelompok, dan atau seluruh kelas.
Pembelajaran aktif hendaknya memberikan pengalaman belajar
kepada siswa secara individual, kompetisi dan kerjasama.
B. Suasana Pembelajaran Student Active Learning
Suasana yang diharapkan dalam SAL adalah Suasana yang membuat
siswa melakukan:
1. Pengalaman
Anak belajar banyak melalui berbuat. Pengalaman langsung/nyata
mengaktifkan lebih banyak indera. Ada interaksi dengan lingkungan
sekitarnya. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan oleh guru agar siswa
mendapat pengalaman belajar.
Siswa Guru
 -Melakukan pengamatan  -Menciptakan kegiatan yang
 -Melakukan percobaan beragam.
 -Membaca  -Mengamati siswa bekerja dan
 -Melakukan wawancara sesekali mengajukan pertanyaan
 -Membuat sesuatu menantang.

2. Interaksi
Ada suasana diskusi, saling bertanya dan saling mempertanyakan
pendapat, ide dan gagasan, agar dapat membangun hubugan?hubungan
baru dan berani mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut.
Pada saat orang lain mempertanyakan pendapat kita atau apa yang kita
kerjakan, maka kita akan terpacu untuk menjelaskan lebihh lanjut sehingga
kualitas pendapat itu menjadi lebih baik. Berikut adalah hal-hal yang
dilakukan oleh guru agar siswa dapat melakukan interaksi:

Siswa Guru
 -Berdiskusi -Mendengarkan dan sesekali
mengajukan pertanyaan yang
menantang
-Mengajukan pertanyaan  -Mendengarkan,kemudian tidak
menertawakan dan memberi
kesempatan lebih dahulu kepada
siswa lain untuk menjawab.
 -Meminta pendapat orang lain  -Mendengarkan
 -Meminta pendapat siswa lain
 -Memberi komentar  -Mendengarkan, lalu sesekali
mengajukan pertanyaan yang
menantang, memberi kesempatan
kepada siswa lain untuk memberi
pendapat tentang komentar
tersebut
 -Bekerja dalam kelompok  -Berkeliling ke kelompok,
sesekali duduk bersama,
mendengarkan perbincangan
kelompok dan sesekali memberi
komentar atau mengajukan
pertanyaan yang menantang

2.2 Strategi SAL: Modelling the Way


Ada banyak strategi yang dapat digunakan dalam
menerapkan student active learning dalam pembelajaran di sekolah.
Mel Silberman (dalam Hartono, 2001: 3) mengemukakan 101 bentuk
strategi yarg dapat digunakan dalam pembelajaran aktif.
Kesemuannya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai
dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat di capai oleh
anak.
Berdasarkan tujuan dan karakteristiknya, strategi SAL
digolongkan menjadi 5 kelompok, sebagai berikut:
1. Based on Card
a. Question student have
b. Index card match
c. Card sort
d. Everyone is teacher here
e. Billboard ranking
2. Based on Discussing
a. Active debate
b. Point counter point
c. Jigsaw of two learning
d. The power
e. Active knowledge sharing
3. Based on Text
a. Scrabble text
b. Crossword puzzle
c. Reading guide
d. Guide note taking
4. Based on Demonstration
a. Modelling the way
b. Silent demonstration
5. Based on Question
a. Giving question and getting answer
b. Information search
c. Planted question
d. Learning. start with question
Based on Demontration (Berbasis Demonstrasi)
Nama Strategi : Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik)
Tujuan : Untuk mempraktikkan keterampilan spesifik untuk
dipelajari di kelas melalui dernonstrasi, dengan
memberikan kebebasan kepada siswa menentukan
skenarionya sendiri.
Letak Kegiatan : Kegiatan inti
Aplikasi : Seluruh bidang studi
Langkah-langkah :
1. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang
menurut siswa untuk mencoba/mempraktikkan keterampilan yang
baru diterangkan.
2. Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan
jumlah mereka. Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan
suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat.
3. Beri siswa waktu 10 - 15 menit untuk menciptakan skenario kerja.
4. Beri waktu 5 - 7 menit untuk berlatih kemampuan personal.
5. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja
masing-masing. Setelah demonstrasi selesai, beri kesempatan kepada
kelompok yang lain untuk memberikan masukan kepada setiap
demonstrasi yang dilakukan.
6. Guru memberi penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi.
Variasi:
1. Jumlah anggota bisa lebih banyak dengan menambah peran sebagai
pengarang skenario, sutradara dan penasehat.
2. Ciptakan skenario spesifik dan tujuan tertentu (Suyatno, 2011 : 45).
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Kota Kupang merupakan
salah satu sekolah yang berada di kota Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) Kecamatan Oebobo Kelurahan Oetete JL.Prof Dr WZ Yohanez no 30
SMPN 1 Kota Kupang juga merupakan salah satu sekolah SMP terfavorit
yang ada di kota kupang.sekolah yang banyak akan prestasinya intra maupun
ekstra dan suda banyak di kenal di kalangan masyrakat dan terakreditasi A
yang di nawungi oleh Bapak Yustinus Darmo S.Fil.
Waktu penelitian menjelaskan tentang jadwal pelaksanaan penelitian,
dimana penelitian ini dilaksanakan secara bertahap dimulai dari perencanaan,
penentuan alat pengumpulan data penelitian, persiapan instrumen penelitian
kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan dan pengambilan data di
lapangan sebagai kegiatan inti dari penelitian. Penelitian ini akan
dilaksanakan ±1 bulan lamanya.

2. Jenis dan Desain Penilitian


Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat. PTK mempunya empat tahapan penting yakni perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil refleksi inilah yang menjadi
dasar perencanaan tindakan pada siklus berikutnya:
Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

3. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas IX SMPN 1 Kota Kupang,
dengan kalkulasi terdiri dari beberapa siswa laki – laki dan juga siswa
perempuan.
4. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 3 kali
pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas
dengan Siklus.
Siklus I
Pada siklus ini membahas subkonsep Materi IPA.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan
perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran,
lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat
evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
1. Guru menjelaskan Materi Lingkungan secara klasikal.
2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 2 kelompok,
masing–masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa,
kemudian LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan
kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera
dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan
menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling
membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab
terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek
yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon
siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh
dari tes hasil belajar siswa.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I
dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus
berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu
komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 65 %.
2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai
ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada
siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.
5. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini
yaitu :
a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan
seorangnkolaborator untuk merekam perilaku, aktivitas
guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
menggunakan lembar observasi.
b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa.
Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri
dari:
1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh Guru.
6. Teknik Analisa Data
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti
berikut ini :
a. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui
ketuntasan Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada
materi Materi IPA dengan menggunakan pembelajaran
Kooperatif tipe Metode Student Active Learning (SAL).
b. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika
siswa tersebut mampu mencapai nilai 65.
c. Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65
ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan
masing – masing di hitung dengan rumus,menurut Arikunto
(2012:24) sebagai berikut:
P=FN x 100%

Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
Kriteria keaktifan
Indikator keaktifan dalam penelitian ini berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif learning dengan adanya peningkatan keaktifan
belajar IPA peserta didik adalah:
1) Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru
2) Menjawab pertanyaan guru
3) Mengajukan pertanyaan kepada guru dan siswa lain
4) Mencatat penjelasan guru dan hasil diskus
5) Membaca materi
6) Memberikan pendapat ketika diskusi
7) Mendengarkan pendapat teman
8) Memberikan tanggapan
9) Berlatih menyelesaikan latihan soal
10) Berani mempresentasikan hasil diskusi
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.


Jakarta: Depdiknas

Depdiknas.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.


Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Kemdiknas

Kemdiknas. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan


Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT


Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe METODE STUDENT ACTIVE


LEARNING (SAL). Surakarta: TigamSerangkai

Anda mungkin juga menyukai