Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan
sebagai berikut:
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
jawab”
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan
efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang
diharapkan.
diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Menghargai Peninggalan Sejarah siswa
membosankan,
hafalan saja.
diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus
dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam
digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan
guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa
diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin
dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
Materi Menghargai Peninggalan Sejarah adalah Strategi KWL (Know, Want to know,
Learner) karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab
meningkat.
mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan
alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara
penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar
School“.
sebagai berikut: “Bagaimanakah Strategi KWL dapat meningkatkan hasil belajar Materi
menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) siswa Kelas IV SD Tiara
School.
alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa,
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran
KAJIAN
PUSTAKA
Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil
belajar yaitu :
1. Ranah Kognitif
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
3. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama
yaitu:
kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses belajar
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah dan
dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
kreativitasnya.
reading yang digunakan untuk membimbing siswa membaca sebuah teks bacaan.
Siswa mulai dengan Brainstrorming. Siswa diminta mengungkapkan apa saja yang
mereka ketahui mengenai sebualh topik. Informasi tersebut direkam dalam bentuk
catatan kecil dalam kolom K pada tabel KWL. Siswa kemudian membuat sejumlah
pertanyaan tentang apa yang ingin mereka ketahui tentang topik yang disajikan
pada tabel. Selama atau setelah reading, siswa menjawab pertanyaan yang terdapat
pada kolom W. Informasi baru yang siswa pelajari dituliskan dalam kolom L pada
tabel KWL. Fisk and Hurst (2003: 211), KIVL Strategy, for comprehending the
livening, and ,speaking about the text. Menurut Michael Susan dalam jurnalnya
(2008) Strategi KWL dapat digunakan pada tiap tingkatan kelas. Strategi tersebut
bekerja dengan baik dengan tiap jenis teks. Dia juga menemukan bahwa strategi ini
paling baik diterapkan pada wacana eksposisi. Berdasarkan teori yang ada, peneliti
ingin membantu siswa memahami apa yang dibaca, guru akan mengajar siswa
bahwa strategi ini dapat digunakan untuk brainstorming di awal pelajaran untuk
menemukan apa yang telala diketahui siswa Strategi KWL dapat membantu siswa
latihan, untuk suatu kelompok belajar maupun sebuah kelas, yang dapat membimbing
siswa membaca dan memahami sebuah teks bacaan. Strategi ini dapat digunakan
siswa untuk bekerja sendiri, tetapi diskusi akan lebih membantu memahami teks
bacaan lebih baik. Strategi KWL menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
reading comprehension siswa. Hal ini terjadi setelah siswa mengerti bagaimana
menggunakan strategi tersebut dengan benar untuk memahami bacaan. Dalam proses
jelas. Setelah itu siswa dapat mengisi kolom yang digunakan dalam Strategi KWL
berhubungan dengan topik yang disajikan guru atau peneliti di kolom K. Kemudaan
siswa dapat membuat pertanyaan dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam
tentang topik yang disajikan di dalam kolom W. Selanjutnva siswa dapat menjawab
pertanyaan yang terdapat pada kolom siswa tidak menemukan jawaban di bacaan,
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi KWL ini, siswa
lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan reading. Mereka lebih perhatian saat
Strategi Kin merupakan hal baru balk bagi siswa m aupun guru. Siswa
reading activity, dan post-reading activity. Berikut peranan dari Strategi KWL
a. Pre-Reading Activity
berikut:
Menanyakan kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang topik bacan.
Peneliti akan memilih teks bacaan yang akan digunakan di dalam kegiatan
belajar mengajar. Lalu peneliti akan membuat tabel KWL di papan tulis atau di
informasi yang didapatkan dari teks bacaan. Berikut contoh tabel KWL:
K W L
kolom K pada tabel KWL yang ada pada mereka. Kegiatan ini dilaksanakan
Peneliti melibatkan siswa dalam diskusi tentang apa yang mereka tulis
memberikan dorongan seperi, “Tell me what you know about...,”. Hal ini
b. While-Rending Activity.
yang ingin mereka ketahui banyak tentang topik bacaan berdasarkan yang telah
W.
c. Post-Reading Activity
jawabannya tidak ditemukan di dalam teks bacaan. Siswa harus mencari sumber
1. Pendahuluan
bagi kita sekarang. Melalui peninggalan-peninggalan sejarah kita tahu kejadian masa
lampau. Bangsa kita memiliki banyak sekali peninggalan sejarah. Kita harus menjaga
peninggalan-peninggalan sejarah itu. Dalam bab ini kamu akan belajar bentuk-bentuk
masing-masing.
Apakah peninggalan seiarah itu? Mari kita ambil contoh dalam hidup sehari-
hari. Apakah keluargamu mempunyai warisan? Biasanya kakek dan nenek atau orang
tua meninggalkan warisan. Warisan itu bisa berupa rumah, tanah, sawah, uang, emas,
pusaka, foto, buku, dan lain-lain. Semua barang warisan itu disebut peninggalan.
Peninggalan ada hubungannya dengan masa lalu. Misalnya, kakek atau nenekmu
mewariskan rumah. Ketika kamu melihat rumah warisan itu, kamu teringat kakek dan
nenekmu. Kamu mungkin teringat akan wajah kakek dan nenekmu. Kamu mungkin
kita akan masa-masa yang lampau.Lalu apa artinya peninggalan sejarah? Peninggalan
sejarah artinya warisan masa lampau yang mempunyai nilai sejarah. Jadi, bukan
sejarah. Peninggalan sejarah bisa berupa fosil, peralatan dari masa lampau, prasasti,
patung, bangunan, naskah/ tulisan, dan cerita atau hikayat. Mari kita bahas lebih
1. Fosil
ini sudah berumur jutaan tahun. Dari fosil-fosil itu kita bisa mengetahui
adalah fosil tengkorak manusia purba dari Sangiran (Jawa Te- ngah). Fosil ini
ditemukan pertama kali oleh E. Dubois. Dengan pene- muan ini, kita tahu bahwa
Ada banyak peninggalan berupa peralatan yang dipakai pada zaman dahulu.
Peralatan itu dipakai untuk berburu, menangkap ikan, dan bertani. Ada peralatan
yang terbuat dari tulang, batu, dan logam. Dari pening- galan ini kita bisa tahu
3. Prasasti
Prasasti adalah tulisan-tulisan dari masa lampau. Tulisan ini ditulis pada batu,
emas, perak, perunggu, tembaga, tanah liat, alau tanduk binatang. Prasasti
umumnya berisi cerita tentang suatu kerajaan. Dari prasasti kita bisa menemukan
informasi tentang silsilah raja, perjanjian antar kerajaan, hukum suatu kerajaan,
4. Patung (Arca)
banyakan patung atau arca ini berasal dari kerajaan Hindu dan Buddha. Bentuk
patung itu bermacam-macam. Ada patung dewa-dewa, ada patung Buddha, ada
patung raja dan ratu, dan ada juga patung yang berupa binatang. Patung-patung
5. Bangunan
Bangunan yang bernilai sejarah antara lain candi, gedung, tempat ibadat,
benteng, istana, tugu/monumen, dan makam. Mari kita mempelajarinya satu per
satu!
a. Candi
Candi adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu. Candi didirikan
dan Mendut.
b. Gedung
Proklamasi (Jakarta).
c. Tempat Ibadah
kuil, pura dan kelenteng. Ada tempat ibadah yang sudah dibangun ratusan
tahun yang lalu. Contoh tempat ibadah yang bernilai sejarah antara lain
adalah Masjid Demak (Jawa Tengah), Gereja Katedral Jakarta, dan Pura
Besakih (Bali).
d. Benteng
Vredeburg di Yogyakarta.
e. Istana
Istana adalah tempat tinggal raja atau pemimpin negara. Di Indonesia ada
f. Tugu/ Monumen
Tugu atau monumen adalah suatu bentuk bangunan yang didirikan untuk
g. Makam
Surakarta di Imogiri.
6. Naskah
antara lain Kitab Negara Kertagama, Kitab Maha- barata, dan Kitab
Kamu sudah mengenal peninggalan sejarah berupa benda-benda. Sekarang kita akan
membahas peninggalan sejarah dalam bentuk cerita. Ada cerita lisan, ada juga cerita
tertulis.
Setiap tempat memiliki sejarah. Coba tanyakan kepada orang tuamu tentang sejarah
tempat tinggalmu. Apakah orang tuamu tahu sejarah terjadinya daerahmu? Mungkin
mereka akan bercerita bahwa dulunya daerahmu adalah sawah, atau tanah kosong
tempat orang menggembalakan ternak, atau rawa- rawa, hutan belantara yang angker,
dan sebagainya.
Cerita tentang terjadinya suatu tempat atau daerah ada yang bersifat nyata.
Maksudnya, kejadian yang diceritakan memang terjadi. Namun, ada juga yang
berupa dongeng yang tidak nyata. Maksudnya, terjadinya suatu tempat atau daerah
tidak seperti yang diceritakan. Dalam bagian ini kita akan mempelajari bentuk-bentuk
disampaikan. Pesan inilah yang seharusnya dipelajari. Mari kita bahas bentuk
a. Legenda
percaya cerita itu benar-benar terjadi. Legenda tidak dianggap suci karena
Apakah di daerahmu ada legenda tentang terjadinya suatu tempat? Kalau ada,
coba ceritakan. Kalau kamu belum tahu, coba tanyakan kepada guru atau
orang tuamu. Mintalah guru atau orang tuamu men- ceritakan legenda
Sekarang, mari kita simak salah satu contoh legenda. Berikut ini adalah
Konon hiduplah seorang gadis cantik bernama Dayang Sumbi. Ia adalah putri
anaknya sendiri.
menyelesaikan pekerjaannya.
dan kecewa. Ia menendang perahu yang hampir selesai dibuatnya. Perahu itu
pun terbalik. Kemudian perahu itu berubah menjadi gunung. Gunung itu
diberi nama Tangkuban Perahu. Memang bentuk gunung itu seperti perahu
yang terbalik.
Kira-kira apa pesan dari cerita di atas? Pesan yang dapat kita petik antara lain
sebagai berikut.
b. Mitos
Mitos adalah cerita yang dipercaya benar-benar terjadi, dianggap suci, dan
Selat Bali, dan Putri Buruti Siraso (Sumatera Utara). Perhatikan mitos
Ratu Boko mempunyai seorang puteri yang sangat cantik. Nama puteri itu
Roro Jonggrang,
diperistri dengan satu syarat. Ia minta dibuatkan seribu candi dan dua sumur
malam, tinggal satu candi yang belum berdiri. Roro Jonggrang, terkejut
seribu candi.
Dikutuklah Roro Jonggrang menjadi arca batu. Jadilah Roro Jongrang arca
besar di candi Prambanan. Candi Prambanan sering juga disebut candi Roro
Jonggrang.
c. Dongeng
Dongeng adalah cerita yang tidak pernah terjadi dalam kehidupan nyata.
Jaka Tarub, Timun Emas, Bawang Putih dan Bawang Merah, dan
sebagainya,
Bawang Putih Bawang Merah misalnya. Dongeng ini men- ceritakan dua
baik hati. Bawang Putih selalu disakiti oleh Bawang Merah, Suatu ketika
Bawang Putih menjadi istrinya. Dongeng ini berasal dari daerah Betawi
(Jakarta).
d. Fabel
bisa bicara seperti manusia. Kamu tentu mengetahui cerita Kancil dan Buaya
serta Kancil dan Siput, bukan. Dua cerita itu adalah contoh fabel. Coba
e. Sage
Sage adalah cerita tentang tokoh kepahlawanan. Cerita seperti ini banyak
rakyat yang menceritakan terjadinya suatu daerah. Kamu juga sudah membaca
Sekarang, kita akan membahas sejarah terjadinya suaut daerah. Sejarah berbeda
dengan cerita rakyat. Sejarah adalah cerita yang benar-benar terjadi. Berikut ini
Kelapa. Sunda Kelapa adalah kota pelabuhan. Banyak kapal-- kapal dagang
Makassar, Madura, dan Demak. Melalui pela- buhan ini banyak barang
dikirim ke luar negeri. Barang-barang itu misalnya lada, beras, emas, sayur-
Sunda Kelapa pada tanggal 21 Agustus 1522. Para pe- dagang Portugis mulai
Tanah airnya diduduki bangsa asing. Bangsa asing itu adalah Bangsa
Portugis.
Demak menyerbu Portugis. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 Juni 1527
sempurna. Nama itu dipakai untuk menge- nang kemenangan tentara Demak
atas bangsa Portugis. Kemudian, tanggal 22 Juni 1527 ditetapkan sebagai hari
lahir kota Jakarta. Nama Fatahillah sendiri diabadikan menjadi nama museum
di Jakarta.
Sejak awal abad ke-20, Batavia menjadi pusat kekuasaan Belanda. Batavia
dikuasai Jepang pada tanggal 9 Maret 1942. Sejak itu, nama Batavia diganti
Pada zaman dulu kedua kesultanan ini menjadi satu dengan nama Mataram.
Waktu itu lbu Kota Mataram adalah Kertasura. Kertasura terletak sekitar 10
jatuh karena sebuah pemberontakan. Raja yang memerintah waktu itu adalah
sendiri.
Said.
Hamengkubuwono I.
Rahma. Raja Sri Rahma tinggal di kerajaan Ayodya. Karena itu, cocok jika
kerajaan yang baru ini diberi nama Ayodya. Atau sering disingkat sebagai
Yodya
itu merupakan warisan masa lampau yang sangat berharga. Benda-benda itu menjadi
kita bangga mempunyai Candi Borobudur. Bayangkan, pada abad ke-9 bangsa kita
saja bentuk penghargaan kita itu? Mari kita mulai dengan kegiatan mendiskusikan
berikut ini!
Kasus di atas menunjukkan peninggalan sejarah kurang dihargai. Benda- benda
Banyak benda peninggalan sejarah berusia ratusan atau bahkan ribuan tahun. Tak
heran benda-benda tersebut rapuh. Bila tidak dirawat dengan baik bisa rusak dan
hancur.
berikut:
bendapeninggalan sejarah.
jahil.
a. candi,
b. makam pahlawan,
c. monumen, dan
d. istana.
negara. Kita harus menggunakan secara benar. Benda-benda itu boleh digunakan
peninggalan sejarah.
BAB III
METODE PENELITIAN
Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur DKI Jakarta. SD Tiara School Kecamatan
Duren Sawit Jakarta Timur DKI Jakarta mempunyai fasilitas yang hampir lengkap
sebanyak 30 orang Guru Tetap terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 10 Guru Kelas, 2
Pejaskes, 2 Guru Komputer, 4 Guru Bahasa Inggris, 2 Guru Seni, 2 Guru PLBJ, 1
Duren Sawit Jakarta Timur DKI Jakarta dengan jumlah siswa sebanyak 31, yang
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada
bulan September sampai dengan Nopember 2022. Penelitian ini pada materi Materi
siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain
1. Siklus I
tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan
siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model
pilihan ganda.
b. Tahap pelaksanaan
kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk
mempelajari LKS.
3) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan
langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar
kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling
kelompoknya.
c. Tahap Observasi
diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan
lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan
dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai
berikut :
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini
yaitu :
dari:
berikut ini :
1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan Belajar
jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di
𝐹
𝑃= 𝑥 100%
�
�
Dimana : P = Prosentase
1. Perencanaan
Tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) pada Materi Menghargai
Peninggalan Sejarah. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa
(LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya,
b. Pelaksanaan
dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri
dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi
tama guru membagi siswa dalam 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5-
6 orang siswa.
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama
kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan
KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa melakukan kilas balik
tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan
ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan
Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat
pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut
agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan semua siswa mampu
mengajar Sejarah. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal. Hasil
belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan Strategi KWL (Know,
Want to know, Learner) dengan jumlah 31 terdapat 10 siswa atau 66,7 % yang
tuntas dan yang tidak tuntas ada 5 Siswa atau 33,3% yang tidak tuntas, dengan nilai
rata-rata sebesar 71. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
d. Refleksi
hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 68,7 dan secara klasikal sebesar 67,7%.
Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan
difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Menghargai
Peninggalan Sejarah.
hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada
menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di
akhir pelajaran.
menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil
kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang
untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam
diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu
oleh pengamat.
1. Perencanaan
lembar observasi.
e. Pelaksanaan
September 2015 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan
dilakukan guru.
tama guru membagi siswa dalam kelompok dan setiapkelompok terdiri dari 5-6
orang siswa.
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama
kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu
meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan
dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi
Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa melakukan kilas
balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru
f. Observasi
Learner). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap
adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama pengamat
belajar mengajar Pendidikan Sejarah. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa
pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model
Learner) dengan jumlah siswa 15 orang, terdapat 12 siswa atau 80% yang
tuntas dan yang tidak tuntas ada 3 Siswa atau 20% yang tidak tuntas. Data
2) Aktifitas Siswa
belajar yang menerapkan model Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)
1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat
Learner) digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah seluruh proses
pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil angket tentang
pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang
digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model
berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan
Learner).
3) Aktifitas Guru
Sejarah pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat
Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
RPP I Keterangan
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
4. Refleksi
Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS
sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna.
bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok
tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat
selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti
menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil
kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.
Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh
pengamat.
3. Deskripsi siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana
Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun
lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil
2. Pelaksanaan
2015 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi
dilakukan guru.
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama
kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan
Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa melakukan kilas
balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)siswa dan guru
4.5.1.1.1 Observasi
Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses
mengajar Pendidikan Sejarah. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus
II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dengan jumlah 31 siswa, terdapat
28 siswa atau 90,3% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 3 Siswa atau 9,7% yang tidak
tuntas dan nilai rata-rata sebesar 81,9. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Strategi
KWL (Know, Want to know, Learner)
N = Jumlah: 31 orang
2) Aktifitas Guru
Menghargai Peninggalan Sejarah pada siklus I sebesar 2.93 yang berarti termasuk
Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
Siklus II Keterangan
Keterangan :
3) Refleksi
Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS
sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna.
Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti
bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok
tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat
menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian
maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami
materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam
diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh
pengamat.
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa
Kelas IV SDN 2 Tamiang Layang untuk Materi Menghargai Peninggalan Sejarah dengan
diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 68,7 dengan nilai tertinggi adalah 85
terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 4 orang dengan ketentusan
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas IV SDN 2 Tamiang
Layang pada siklus 1 untuk Materi Menghargai Peninggalan Sejarah dengan model
pembelajaran, Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) diperoleh nilai rata – rata
siklus 1 sebesar 76,6 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah
adalah 50 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar 80,6% dan yang tidak tuntas 19,4%.
terendah adalah 60 terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 90,3% dan yang tidak
tuntas 9,7%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah
siswa yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar
dan sering tidak masuk sekolah. Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan
siklus II menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SDN 2 Tamiang
Layang tahun pelajaran 2015/2016 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada
materi yang sama yaitu Menghargai Peninggalan Sejarah. Hal ini disebabkan pada siklus
I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu
Menghargai Peninggalan Sejarah. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know,
Learner).
2. Aktivitas Siswa
Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) pada materi Menghargai Peninggalan
Sejarah menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua aspek aktivitas siswa.
Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:
mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja
hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari
guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling
dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini
KWL (Know, Want to know, Learner) menurut hasil penilaian pengamat termasuk
kategori baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki
kemampuan yang baik dalam mengelola Strategi KWL (Know, Want to know,
Learner) pada Materi Menghargai Peninggalan Sejarahl. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam mengelola kegiatan
mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan
pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat
ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari
to know, Learner)
tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) yang diterapkan oleh peneliti
menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana
belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model
guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya
tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) disebabkan suasana belajar
KWL (Know, Want to know, Learner). Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan
(Know, Want to know, Learner) bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat
saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kooperatiftipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner), maka dapat diambil
Tamiang Layang.
5.2 Saran
saran, yaitu:
1) Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Strategi KWL
Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Suyatno.
Kesimpulan :.........................................................................................
Pengamat/Observer,
.....................................
PEDOMAN OBSERVASI SISWA
Hari/Tanggal :
Kelas :
Materi :
Nama Guru :
Pengamat,
………………..………
Responden,
……………………………….
DAFTAR HADIR SEMINAR
Hari / Tanggal :
Pukul :
Tempat :
TANDA
NO NAMA UNIT KERJA JABATAN
TANGAN
1 Narasumber
2 Penyaji
3 Moderator
4 Notulis
5 Pembahas I
6 Pembahas II
7 Peserta
8 Peserta
9 Peserta
10 Peserta
11 Peserta
12 Peserta
13 Peserta
14 Peserta
15 Peserta
16 Peserta
Mengetahui:
Kepala Sekolah, Notulis,
............................................... .......................................................
NIP. NIP. ...............................................