Anda di halaman 1dari 71

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses

pembelajaran. Setiap akhir proses pembelajaran selalu diadakan evaluasi dengan

maksud untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa

dapat menunjukkan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Menurut Oemar Hamalik “hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan

terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti”. 1 Dari pengertian tersebut

dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang dialami seseorang

setelah mengalami kegiatan belajar.

Abdullah Idi mengemukakan “Antara pendidikan dan perkembangan

masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan

suatu bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor pendidikan dalam penyiapan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan perkembangan zaman.”2

Dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005), hlm.30.
2
Abdullah idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), hlm:60
2

mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara


yang demokratis serta bertanggung jawab.”3

Pendidikan sering diartikan secara sederhana sebagai usaha manusia untuk

membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan

kebudayaan.Dalam perkembangannya,istilah pendidikan atau paedagogie berarti

bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa

agar ia menjadi dewasa.Selanjutnya, “pendidikan diartikan sebagai usaha yang

dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.”4

Demikian pula “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian

diri,kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia,serta ketrampilan yang yang diperlukan

dirinya,masyarakat, bangsa dan negara.”5 Karena itu Ilmu Pendidikan

Kewarganegaraan ini merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

dipelajari di Sekolah Dasar, yang merupakan mata pelajaran untuk menanamkan

dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai luhur pada

siswa serta rasa mencintai antar sesama manusia dan menghargai Tuhan Yang

Maha Esa.

“Konsep pengajaran merujuk pada proses interaksi belajar mengajar.


Dari sudut peserta didik proses itu mengandung makna proses interaksi
antara seluruh potensi individu (jasmani, rohani) dengan lingkungannya
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab 11, Pasal 3
4
Hasbullah,dasar-dasar ilmu pandidikan,(jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2005),hlm.1
5
UU.No.20 tahun 2003,tanggal 11 Juni 2003,Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Pasal
1,Ayat 1.
3

(spiritual, budaya, sosial dan alam) yang menghasilkan perubahan


prilaku yang semakin dewasa. Dari sudut pemberian rangsangan (guru,
tutor, bahan belajar). Proses itu mengandung arti penataan (pemilihan
dan pengorbanisasian) lingkungan belajar (alat, suasana dan interaksi)
yang memberi kemungkinan paling baik bagi terjadinya proses belajar
individu”.6

Pembelajaran Pkn sangat perlu dilakukan secara tepat agar tidak berakibat

buruk bagi lingkungan keluarga maupun masyarakat bahkan pada diri siswa itu

sendiri, sehingga pada tingkat SD/MI mata pelajaran Pkn terutama kelas 1 lebih

ditekan kan pada lingkungan keluarga siswa dan masyarakat sekitarnya. Oleh

karena itu,pembelajaran Pkn di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap

kehidupan sehari hari siswa dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat

sekitarnya.

Proses pembelajaran Pkn di SD/MI dilaksanakan tergantung pada kondisi

sekolahnya, baik model atau media pembelajaranya.Pada pembelajaran ini suasana

kelas cendrung teacher center,sehingga siswa menjadi pasif. 7 Hanya sedikit yang

menggunakan model pcmbelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa

kelas 1 SD/MI,salah satunya menggunakan model pembelajaran make a match

(mencari pasangan).

Pembelajaran yang dilaksanakan di MIN II Palembang masih

mengandalkan buku paket Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan peneliti,

diperoleh data tentang hasil belajar mata pelajaran sebagai berikut8 :

6
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2001), hlm. 70
7
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran inovasi progresif,kencana,jakarta,2010,hal 5.
8
Buku daftar nilai ulangan harian semester II Pkn kelas I MIN II Palembang tahun pelajaran
2012/2013
4

Tabel 1

Nilai ulangan harian Semester Kelas I B di MIN II Palembang

TP. 2012/2013

No Nilai Kriteria Jumlah siswa Persentasi

1 <65 Belum tuntas 25 69,44 %

2 ≥65 Tuntas 11 30,56%

Jumlah 36 100 %

Hasil belajar Pkn siswa kelas Ib MIN II Palembang menunjukkan

terdapat banyak siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran.Pembelajaran

tersebut menggunakan standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 65.

Siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 30,56% sedangkan yang belum

tuntas mencapai 65,44 %.rendahnya hasil belajar Pkn merupakan dampak dari

berbagai masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran.Hal ini didominasi

pula dengan siswa yang kurang memperhatikan proses pembelajaran yang

diterangkan guru, selain itu juga guru bersifat monoton yang didomisili oleh

metode ceramah ketika menjelaskan materi pelajaran. Akibatnya banyak peserta

didik yang pasif dan ketika diajak guru berinteraksi dengan pembelajaran di kelas,

peserta didik tidak mampu mengembangkan pemikirannya.Seharusnya dalam

proses pembelajaran, peserta didik harus ikut andil dalam mengemukakan

pemikirannya terhadap stimulus yang diberikan selama pembelajaran berlangsung.

Perlu diadakan perubahan dalam kegiatan pembelajaran untuk dapat meningkatkan

hasil belajar,perhatian dan keaktifan dari peserta didik.


5

Proses pembelajaran ini sangat penting pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah,

maka guru dituntut untuk terus menerus memikirkan dan menciptakan proses

pembelajaran yang menyenangkan sehingga aktivitas siswa akan terlihat pada saat

proses pembelajaran berlangsung.

Hasil belajar siswa akan bergantung pada model pembelajaran bervariasi

yang digunakan oleh guru, sehingga mampu menimbulkan minat serta semangat

siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang kurang efektif

atau masih terpusat pada guru dan siswa cenderung pasif sehingga hasil belajar

siswa masih rendah.

Dari kondisi seperti di atas, memberikan suatu gambaran, bahwa dalam

melakukan proses pembelajaran seorang guru harus memiliki kemampuan

menggunakan berbagai macam model pembelajaran kepada para siswa untuk

mencapai hasil yang maksimal dari proses pendidikan, terutama pada peningkatan

hasil belajar siswa. Sebab model pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta semangat siswa

sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi. Salah satu alternatif yang

baik untuk dilakukan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah dengan

menerapkan model pembelajaran make a match. Sebab pada model ini siswa bisa

terlatih dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru tanpa adanya rasa takut

dan malu, siswa akan menemukan jawaban dengan mencari pasangan, siswa juga

bisa bermain dan bernyanyi dengan demikian keaktifan siswa pada saat proses

pembelajaran akan terlihat.


6

Dari persoalan di atas, penulis mempunyai inisiatif untuk menggunakan

model pembelajaran tipe make a match. Adapun pembelajaran make a match yang

dikemukakan oleh Curron dalam Lie, make a match adalah tekhnik belajar dan

mengajar mencari pasangan kartu.9

Model ini sengaja menjadi bahan penelitian agar guru tidak hanya

menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan bahan pelajaran pendidikan

kewarganegaraan, karena dengan menggunakan model pembelajaran make a

match peserta didik akan dilibatkan secara langsung sehingga akan menimbulkan

kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran make

a match merupakan model pembelajaran yang memiliki keunggulan yaitu siswa

mencari pasangan kartu sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

suasana menyenangkan saling mengajar (menjelaskan materi kepada

pasangannya), saling mendukung dan semangat gotong royong. Oleh karena itu

perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui

penggunaan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pelajaran Pkn.

B. PERMASALAHAN

1. Identifikasi Masalah

9
Lie, Anita.Coperatif Learning Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-
Ruang Kelas.(Jakarta : Gramedia Widiasarana, 2004), h. 55
7

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasikan masalah

yang terjadi dalam penelitian ini adalah:

a. Masih rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik belum

mencapai standar KKM pada mata pelajaran Pkn siswa kelas I MIN II

Palembang

b. Siswa kurang memperhatian guru dalam menyampaikan materi

pelajaran.

c. Siswa tidak membaca buku pelajaran dan hanya menerima informasi

dari guru saja.

d. Penggunaan metode mengajar guru dalam mata pelajaran Pkn masih

menggunakan metode ceramah.

2. Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah pada penelitian ini agar tidak terlalu luas

atau menyimpang dari pokok masalah dan judul diatas.Adapun batasan

masalah sebagai berikut :

a. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas Ib MIN II Palembang

tahun pelajaran 2012/2013.

b. Penerapan materi tentang pembelajaran make a match pada mata

pelajaran Pkn sub pokok bahasan “kewajiban anak ”.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, perumusan

masalah dalam Penelitian ini adalah : Apakah pembelajaran dengan


8

Penggunaan Model Pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran Pkn MIN II Palembang?.

C. TUJUAN PENELITIAN.

Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model make a match

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran Pkn

siswa kelas Ib MIN II Palembang.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:

1. Bagi Sekolah, untuk menambah sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam

meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

2. Bagi Guru, untuk menambah wawasan guru sebagai metode alternatif dan

meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran.

3. Bagi peserta didik, untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar dan

meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran Pkn materi Kewajiban anak

di rumah dan di sekolah.

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORITIK

1. Model pembelajaran make a match

a. pengertian make a match


9

Model pembelajaran make a match adalah model pembelajaran kooperatif

yang membagi siswa dalam kelompok-kelompok untuk mencari pasangan

antara soal dan jawaban.

Model pembelajaran kooperatif tipe Make a match merupakan salah satu

teknik belajar mengajar kooperatif learning, pembelajaran kooperatif Menurut

Slavin dalam Isjoni menyatakan bahwa “kooperatif learning adalah suatu

metode pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara Kolaborasi sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar”.10 Adapun pembelajaran

kooperatif tipe make a match yang dikemukakan oleh Curron dalam Lie, make

a match adalah tekhnik belajar dan mengajar mencari pasangan.11

Tipe make a match dapat memberikan peluang kepada para siswa untuk

berfikir lebih jeli dalam memecahkan permasalahan yang diberikan guru serta

melatih siswa untuk bertukar pikiran mengemukakan pendapatnya dalam

diskusi kelompok kecil.

Menurut Kinarwati make a match adalah “tekhnik belajar mengajar

dimana siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau

soal sebelum batas waktunya yang dapat mencocokkan kartu diberi poin.”12

10
Isjoni, Coperative learning, (Bandung : PT.Alfabeta, 2009), h. 12
11
Lie, Anita.Coperatif Learning Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-
Ruang Kelas.(Jakarta : Gramedia Widiasarana, 2004), h. 55
12
http.www.gurupkn.wardpress.com.Kinarwati.Bagaimana Melaksanakan Ptk-Penelitian-
Tindakan-Kelas, diakse pada 3 Januari 2012
10

Suyatno mengungkapkan “model pembelajaran make a match adalah

model pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal dan

menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencari pasangan”.13

Jadi, model pembelajaran make a match merupakan salah satu

pembelajaran cooperative learning, dengan proses pembelajaran yang menarik

siswa menjadi berminat atau tertarik untuk belajar, mempermudah dalam

menanamkan konsep-konsep dalam ingatan siswa, selain itu siswa juga

diarahkan untuk aktif, yaitu siswa mampu dan dapat bertanya serta

mengemukakan gagasan.

b. Tujuan pembelajaran make a match

Pembelajaran make a match mampu menciptakan suasana belajar aktif

dan menyenangkan, materi yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa

dan mampu melatih siswa untuk terampil berfikir kritis dalam meningkatkan

ketelitian menjawab soal atau memecahkan masalah serta bertukar pendapat

dengan teman dalam kelompok. Sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat.

Model pembelajaran make a match cocok digunakan pada semua mata

pelajaran dan pada semua tingkatan kelas. 14 Dengan menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe make a match, diharapkan disamping hasil belajar meningkat,

ialah meningkatnya keterampilan berfikir siswa yang mendorong aktifitas

belajar dengan lebih berani bertanya dan mengungkapkan pendapat,


13
http//www.google.com, Suyatno, 2009, hlm: 72

14
Miftahul huda,cooperative learning,teknik,struktur dan model penerapan,yogyakarta
pustaka belajar 2011.hlm.135
11

bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, serta bekerja sama dengan

sesama teman.

c. Langkah-langkah model pembelajaran make a match adalah:

Curron mengatakan langkah-langkah pembelajaran make a match

adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya

kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

3. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.

4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (soal atau jawaban).

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas diberi point.

Jika siswa tidak dapat mencocokkan dengan kartu temannya akan

mendapat sanksi yang telah disepakati bersama.

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya.

7. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran. .15

Dalam pembelajaran ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang

setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa. Setiap siswa dalam setiap kelompok

15
Lie.Anita.Op.Cit,.h. 55-56
12

mendapat satu buah kartu yang diberikan permasalahan dari suatu konsep/topik

kemudian semua siswa menyelesaikan konsep tersebut. Setelah semua siswa

menyelesaikan masalah yang ada dalam kartu masing-masing, siswa mencari

pasangan yang memegang kartu yang cocok dengan kartu yang mereka pegang.

Kemudian mereka bergabung dengan pasangannya dan mempresentasikannya

di depan kelas.

Dengan menerapkan model pembelajaran make a match, diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar dan ketrampilan berfikir siswa yang

mendorong aktifitas belajar dengan lebih berani bertanya dan mengungkapkan

pendapat, bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, serta bekerja sama

dengan sesama teman.

d. Keunggulan dan kelemahan pembelajaran Make a match

Menurut Lie Kelebihan dan kelemahan Pembelajaran tipe Make A Match

yaitu sebagai berikut :

1. Keunggulan tipe make a match adalah:

a. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.

b. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.

c. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.

e. Kerja sama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.

f. Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh siswa.

2. Kelemahan model pembelajaran make a match:


13

a. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.

b. Waktu yang tersedia perlu dibatasi, jangan sampai siswa terlalu banyak

bermain-main dalam proses pembelajaran.

c. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

d. Suasana kelas akan ramai dan dapat mengganggu kelas yang lain.

e. Guru harus meluangkan waktu untuk mempersiapkan kartu-kartu

tersebut sebelum masuk ke kelas.

Menurut Ginnis: 2008 aplikasi permainan yang tepat pada proses

pembelajaran antara lain dapat menciptakan hubungan belajar yang lebih

fleksibel antara siswa, memecahkan kebekuan antara siswa dan guru.16

Dengan demikian guru bisa benar-benar berperan selayaknya teman

belajar dan melatih berbagai kecakapan berfikir tanpa mesti terbebani dan susah

payah. Permainan secara efektif mampu mengubah dinamika kelas dan

biasanya menciptakan kemauan yang lebih besar untuk belajar dan bersikap.

2. Hasil belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

16
Ginnis, Anak dan Pendidikan, Rhineka cipta 2008. com
14

keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.17

Proses belajar mengajar mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan yang

telah ditetapkan sebelumnya yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu

pembelajaran atau proses belajar dapat diterima atau diserap oleh siswa, perlu

diadakan suatu evaluasi keberhasilan suatu pengajaran atau proses belajar

mengajar agar dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh.

Menurut Oemar Hamalik “Hasil belajar adalah bila seorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak

tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.”18

Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar

merupakan taraf kemampuan siswa yang berupa nilai atau prestasi yang

diperoleh dari proses belajar baik berupa pengetahuan maupun keterampilan

dengan menggunakan tes yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

yang dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran. Materi yang diujikan

disesuaikan dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. Kemampuan

siswa dapat diukur dengan melihat dari nilai tes siswa. Jika nilai siswa telah

mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan maka siswa tersebut telah

dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

17
Drs.Slamento,Belajar & Faktor-faktor yang mempengaruhinya,Rineka cipta,Jakarta,hal 2
18
Oemar Hamalik, Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005), h.30
15

Pada prinsipnya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar hampir

sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar. Belajar pada

hakikatnya dilakukan melalui aktifitas baik fisik maupun mental untuk

mencapai sesuatu hasil sesuai dengan tujuan. Menurut Slameto, ada dua faktor

utama yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor dari dalam diri individu

(internal) dan faktor yang ada diluar individu (eksternal)19

1) Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor

internal ini meliputi faktor jasmaniah, faktor pisiologis dan psikologis.

a) Faktor Jasmaniah

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan

dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua

macam

(1) Faktor Kesehatan

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses

belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat,

mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah kurang darah ataupun

gangguan-gangguan, kelainan-kelainan fungsi alat indra serta

tubuhnya.

(2) Cacat Tubuh

19
Slameto, Op.Cit.,hlm.54-55
16

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik

atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat

berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah

tangan dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi

belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini

terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau

diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi

pengaruh kecacatannya itu.

b) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang

yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis

yang utama mempengaruhi proses belajar adalah intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.20

(1) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyelesaikan kedalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahuirelasi dan

mempelajarinya dengan cepat.

(2) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan yang dipertinggi,

jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal)

20
Slameto. Op.Cit,.55-59
17

ataupun sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar

yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan

yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian

siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka

belajar.

(3) Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena

memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika

seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak

bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya

tarik baginya. Bahan pelajaran yang mearik minat siswa, lebih

mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan

belajar.

(4) Bakat

Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar

adalah bakat. Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi

salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar

seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang


18

sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses

belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar.

Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang

nyata sesudah belajar atau berlatih. Maka dari itu, penting untuk

mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar disekolah

sesuai dengan bakatnya.

(5) Motif

Didalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan

tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang

menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya

penggerak/pendorongnya. Motif-motif diatas dapat juga

ditanamkan kepada siswa dengan cara memberikan latihan-latihan

atau kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan

lingkungan.

(6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak

dapat melaksanakan kegiatan secara teru menerus, untuk itu

diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak

yang sudah siap(matang) belum dapat melaksanakan


19

kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika

anak sudah siap (matang)

(7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau

bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga

berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti

kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu

diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan

padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih

baik.21

c) Faktor Kelelahan

Kondisi lelah bisa ditimbulkan oleh kerja fisik. Akan tetapi, seringkali

apa yang dianggap sebagai kelelahan, sebenarnya karena tidak ada atau

hilangnya minat terhadap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu

sendiri22

Kelelahan pada seseorag walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan

rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan

rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga

21
Slameto, Ibid,55-59
22
Djaali, Psikologi Pendidikan,(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2008,hlm122
20

minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini

menyebabkan sulit untuk berkonsentrasi.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapat

dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah

dan faktor masyarakat23

a) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru denagan siswanya, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan sekolah, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa

dalam masyarakat, baik kegiatan siswa dalam masyarakat, teman

bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Kondisi lingkungan

masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa24

23
Slameto, Op.Cit.,hlm.60-72
24
Slameto.,Ibid,hlm 72
21

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa untuk mencapai

keberhasilan dalam proses pembelajaran baik guru maupun orang tua

diharuskan memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi pembelajaran itu sendiri baik faktor internal

maupun eksternal. Yang mana kesemua faktor-faktor tersebut sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

c. Ciri-ciri Hasil Belajar.

Nana Sujana mengemukakan pendapatnya bahwa ciri-ciri hasil belajar

adalah sebagai berikut:

1. Siswa dapat mengingat fakta, prinsip, konsep yang dipelajari dalam kurun

waktu yang cukup lama.

2. Siswa dapat memberikan contoh dari konsep dan prinsip yang telah

dipelajari nya.

3. Siswa dapat mengaplikasikan konsep dan prinsip yang telah dipelajari

nya baik dalam pelajaran maupun dalam praktek kehidupan sehari-hari.

4. Siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajari bahan

pelajaran lebih lanjut dan mampu mempelajari sendiri dengan

menggunakan prinsip dan konsep yang telah dikuasai.

5. Siswa terampil mengadakan hubungan sosial seperti kerja sama dengan

siswa lain.

6. Siswa memperoleh kepercayaan diri bahwa ia mempunyai kemampuan

dan kesanggupan dalam melakukan tugas belajar.


22

7. Siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang telah dipelajari nya minimal

80% dan yang seharusnya dicapai sesuai dengan tujuan instructional

khusus yang dipertunjukkan baginya.25

Penjelasan diatas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar adalah faktor internal dan eksternal. Pribadi seseorang dengan orang

lain berbeda-beda. Meskipun objek yang diukur sama. Idealnya orang yang telah

belajar akan mengalami perubahan, kemampuannya terhadap pelajaran akan

bertambah sebab hasil belajar adalah kepastian. Peningkatan hasil belajar

dipengaruhi oleh beberapa aspek dari proses pembelajaran.

3. Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn).

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan berasal dari dua kata yaitu : Pendidikan

dan Kewarganegaraan.Pendidikan adalah sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinyanuntuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 26

25 9
Nana Sudjana.Cara Belajar Siswa Aktiv Dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung : Sinar Baru, 1989), h.111

26
.UU No.20 tahun 2003,tanggal 11 juni 2003,Tentang Sistem Pendidikan Nasional,pasal
1,ayat 1.
23

Kewarganegaraan merupakan kata jadian dari asal warganegara mendapat

awalan Ke- dan akhiran-an, yang berarti mengandung menjadi sifat

kebendaan.Warga negara adalah semua orang yang bertempat tinggal atau

berdomisili disuatu wilayah negara.Warganegara Republik Indonesia adalah

semua orang yang bertempat tinggal dan menjadi penduduk negara Republik

Indonesia.Syarat-syarat yang mengenai Kewarganegaraan ditetapkan dengan

Undang-Undang.27

b. Maksud dan Tujuan Pkn.

1) Maksud Pkn:

Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan kedaalam salah satu

kurikulum inti (selain pendidikan agama dan bahasa) dimaksudkan untuk

memberikan pengertian ian kepada siswa tentang pengetahuan dan

kemampuan dasaar berkenaan dengan hubungan Warganegara yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan Negara.Pendidikan Kewarganegaraan

dimaksudkan untuk membentuk siswa menjadi manusia rasa kebangsaan

dan Cinta Tanah Air.28

2) Tujuan Pkn :

a) Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara

santun, dan demokratis secara ikhlas sebagai warga negara terdidik

dalam kehidupannya selaku warga negara Republik Indonesia.

27

28
UU No.20 tahun 2003,penjelasan pasal 37 ayat 1
24

b) Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah

dasar kehidupan masyarakat,berbangsa dan bernegara yang hendak

diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan

Pancasila,Wawasan Nusantara,dan Ketahanan Nasional secara kritis

dan bertanggung jawab.

c) Memupuk sikap dan prilaku yang sesuai nilai-nilai kejuangan serta

d) patriotisme yang Cinta Tanah Air,rela berkorban demi bangsa dan

negara.29

B. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan pustaka ini akan mengemukakan beberapa pendapat mengenai

penelitian tindakan kelas yang berhubungan dengan penelitian ini berguna untuk

membantu memudahkan penulis yaitu :

1. Skripsi saudara,yusuf ruswandi: 2012 : peningkatan hasil belajar siswa

melalui straregi survey,question,read,recite,(SQ3R) pada pembelajan dikelas

VII MTS TANJUNG MARBU KEC.RAMBUTAN KAB.BANYU ASIN

PALEMBANG.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh menjadi

lebih baik dan meningkat sesuai KKM yang diharapkan.

jumlah total anak pada prasiklus hanya 110,kemudian naik menjadi 1145

pada siklus 1 dan naik signifikan menjadi 1342 pada siklus 2 (siklus terakhir)

29
Kep.Ditjen Dikti No.267/DIKTI/Kep/2000,Pasal 4.
25

Perolehan nilai rata-rata pada pra siklus 59,4 pada siklus 1 naik jadi 67,4

kemudian pada siklus 2 naik menjadi 16 anak atau 94,1%.

Keaktifan siswa naik menjadi 76,5 % pada siklus pertama dari pra siklus yang

hanya mencapai 35,5 % dan kemudian naik kembali pada ke 2 menjadi 100%.

2. Eva Rahmawati,2010 : Meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dan hasil

belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada

mata pelajaran Pkn SD.N. 3 Sukacari Kecamatan Batang hari Nuban lampung

Timur.

Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran kooperatif tipe make a match

dapat meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dan meningkatkan hasil belajar

kelas IV SD.N. 3 Sukacari kecamatan Batang hari nuban Lampung

Timur,serta model pembelajaran ini dijadikan alternatif lain untuk mengatasi

masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran.

3. Sulastri (Skripsi Institut Agama Islam Negeri)Sulthan Thaha jambi 2003,judul

penelitian “Pengaruh pembelajaran make a match dalam mata pelajaran Pkn

terhadap peningkatan kualitas pembelajaran Pkn “.

Hasilnya dalam penggunaan model pembelajaran make a match dalam

pelajaran Pkn dapat meningkat yaitu dengan perbedaan hasil yang didapat

meningkat terbukti sangat kuat sekali perbedaannya.


26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. SETTING PENELITIAN

1. Sejarah MIN 2 Palembang

Sejarah berdirinya MIN 2 Palembang ini pada mulanya merupakan

Madrasah Ibtidaiyah Persiapan Negeri yang dibuka pada tanggal 10 Januari

1968. Pada waktu itu dibawah tanggungjawab kepala PGAN 6 tahun, yaitu

Bapak Endang Mu’min, BA.

Latar belakang berdirinya MIN 2 Palembang atas desakan masyarakat di

sekitar lorong Pakjo terhadap pihak yang berwenang khususnya, agar mendirikan
27

sebuah Madrasah Ibtidaiyah di sekitar tempat kediaman mereka, mengingat

tempat ini letaknya jauh dari sekolah-sekolah lain dan juga penduduk di

kampung ini terutama dari kalangan TNI sangat membutuhkan pendidikan anak-

anak mereka.

Selain itu juga tuntutan masyarakat setempat, berdirinya sekolah ini

direncakan untuk tempat praktek bagi siswa PGAN yang akan mengakhiri

pendidikannya. Maka didirikannya Madrasah Ibtidaiyah Persiapan Negeri

bertempat di musholah PGAN 6. Adapun susunan panitia tersebut sebagai

berikut :

Ketua : M. Nur Abu

Wakil ketua : Letda A. Rahman Dani

Sekretaris : Hasan

Bendahara : Muchtar Alamsyah, B.A

Wakil Bendahara : Darmawi Ramasin,B.A

Pembantu : 1. Ahmad Syarni.

2. Letda M.Dun

3. Peltu Alipiah

4. Peltu M.Jasir

5. Adjis

6. Sanan

Penasehat : 1. Mursal H.M. Taher.B.A

2. Kyai A.Mu’min Subaia

Pelindung : 1. Lettu. Syarmin (DAN RAI ARSU.C)


28

2. Lettu Ahico (Kodim 0481)

3. endang Mu’min (Kepala PGAN 6 tahun)

4. Abdullah Faqih (Kepala Kampung Pakjo)30

Pada waktu itu Madrasah Ibtidaiyah Persiapan Negeri gedungnya masih

memakai gedung PGAN 6 tahun, dengan tenaga pengajar dua orang dari PGAN

6 tahun pada mulanya Madrasah Ibtidaiyah ini hanya menerima murid kelas I, II,

III. Kelas IA, berjumlah 45 orang. Kelas IB, berjumlah 45 orang. Kelas II

berjumlah 27 orang dan kelas III berjumlah 23 orang. Sehingga jumlah siswa

secara keseluruhan 138 orang.

Kemudian berkat adanya kerjasama yang baik antara panitia pendiri MIN

dengan pihak PGAN 6, maka dengan adanya Keputusan Menteri Agama

No.SK.52 tahun 1968, tanggal SK/Piagam 08 Maret 1968, menetapkan Madrasah

Persiapan Negeri menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Latihan PGAN 6 tahun

Palembang, dan disahkan menjadi MIN 2 Palembang.

MIN 2 Palembang merupakan Sekolah Dasar/Madrasah yang menerapkan

nilai-nilai Qur’ani dengan sistem pengajaran yang mengacu pada berwawasan

luas, bersikap terbuka, ciri khas Islami, pembelajaran terpadu (integrated

learning), tahfidzul qur’an, berpusat pada siswa, bermain, belajar dan melakukan

(play learn and do), komunikasi dan keteladanan.

2. Letak Geografis.

MIN 2 Palembang terletak didalam suatu komplek pendidikan, secara

kepemilikan tanah yang ditempati adalah merupakan milik Madrasah Aliyah

30
Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang Tahun Pelajaran 2006-2007
29

Negeri 3 Palembang, namun MIN 2 Palembang adalah merupakan salah satu

unsur atau bagian dari madrasah terpadu (MIN 2, MTsN 2 dan MAN 3

Palembang), maka tanah yang digunakan dan dikelola ± 3.000 M 2 menjadi

tanggung jawab MIN 2 Palembang dengan luas bangunan seluas 738 M2.

Secara geografis letak MIN 2 Palembang cukup strategis, berada

dikawasan dan lingkungan pemukiman penduduk, kelancaran transportasi cukup

memadai karena berada kurang lebih 200 M dari Jalan Inspektur Marzuki dengan

batas wilayah:

 Sebelah Barat berbatasan dengan MAN 3 Palembang.

 Sebelah Timur berbatasan dengan perkampungan penduduk.

 Sebelah Utara berbatasan dengan MAN 3 Palembang.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan perkampungan penduduk.

Termasuk dalam wilayah Kelurahan Siring Agung Kecamatan Ilir

Barat I Kota Palembang.

3. Struktur Organisasi.

Secara struktur MIN 2 Palembang berada dibawah kantor Departemen

Agama Kota Palembang, dan secara fungsional tetap berkoordinasi dengan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palembang. Untuk lebih jelas dapat

dilihat seperti bagan berikut ini:

STRUKTUR ORGANISASI

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 2 PALEMBANG


30

Kandepag Dinas P dan K

Kota Palembang Kota Palembang

KEPALA
KOMITE
MIN 2 PALEMBANG
MADRASAH

WAKA BENDAHARA/
WAKA
KESISWAAN TATA USAHA
KURIKULUM

PUSTAKAWAN

Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas

GURU

PEMBINA EKSKUL

SISWA
4. Keadaan Guru dan Peserta Didik.

a. Keadaan Guru

Latar belakang pendidikan tenaga guru pada MIN 2 Palembang sangat

beragam mulai dari lulusan perguruan tinggi Islam maupun lulusan dari

perguruan tinggi umum, pada tahun pelajaran 2012/2013 jumlah tenaga

pendidik atau guru sebanyak 22 orang, yang terdiri dari guru kelas sebanyak

10 orang dan guru mata pelajaran termasuk kepala berjumlah 12 orang.


31

Sedang untuk menunjang kelancaran administrasi secara umum [MIN

2 Palembang mempunyai 6 orang pegawai. Untuk lebih jelas dapat kita lihat

data tenaga pedidik dan kependidikan pada tabel berikut :

Tabel 2 Data Guru MIN 2 Palembang

TP. 2012/2013

Pendidikan Status Jabatan/Tugas


NO Nama/NIP
Terakhir Kepegawaian Guru MP
1 Budiman, S.Pd.I MM.Pd. S 2 Magister
PNS Kepala MI
Nip. 1967090712000031002 Pendidikan
2 Syaiful Bahri, S.Ip. DII Tarbiyah Fiqih, Qur’an
PNS
Nip. 1958040221988121001 PAI Hadits, Aqidah
3 Beny, S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS BP, SKI,SBK
Nip. 150398480 PAI
4 Dra. Liandiani, M.M,Pd. S1 Tarbiyah Bhs, Indonesia
PNS
Nip.197005101995032002 PAI SKI
5 Ahyar, S.Ag. S1 Tarbiyah
PNS
Nip.197204162007011029 PAI
6 Murzila Alwi,S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Matematika
Nip.195612071979032001 PAI
7 Hj. Juairiah, S.Pd.I S1 Tarbiyah Bhs. Indonesia
PNS
Nip.195906151982032003 PAI Mtk, Iqro’
8 Jamilah, MD, S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Bhs. Indonesia.
Nip.196003181982032001 PAI
9 Zulfadlah,S.Pd.I S1 Tarbiyah B.Arab,Aqidah,
PNS
Nip.195609291984012001 PAI SKI, PKN, Iqra
10 Nasrel Hayati, S.Ag. S1 Tarbiyah
PNS Guru kelas IB
Nip.196908141997032003 PAI
11 Ellya Novasari, S.Ag. S1 Tarbiyah
PNS IPS
Nip.196911251997032003 PAI
12 Istiarti Sri Sadiah, S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Matematika. PKN
Nip.196411231987032004 PAI
13 Maswabemi, S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Penjaskes
Nip.196509041996032001 PAI
14 Murtianah, S.Pd,I S1 Tarbiyah
PNS Guru Kelas 2b
Nip.197007241996032003 PAI
15 Risnaini,S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Kepala Pustaka
Nip.196908071996032001 PAI
16 Rina Hayani, S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Bhs. Indonesia
Nip.197306031998032001 PAI
17 Syamsudin R, S.Pd.I.. S1 Tarbiyah
PNS Fiqih
Nip.195304051978031002 PAI
18 Sabidah, S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Qur’an Hadits
Nip.150305635 PAI
19 Nurhastin, S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Guru Kelas 1a
Nip.197910192005012006 PAI
32

20 R.A. Mustika Hariyanti,S.Pd.I S1 Tarbiyah


PNS Guru Kelas 2a
Nip. 198301122005012004 PAI
21 Surya Komari, S.Ag. S1 Tarbiyah
PNS Fiqih
Nip.197207142007102002 PAI
22 Dra. Nurhayati S1 Tarbiyah
PNS Bahasa Arab
Nip.196808142000032001 PAI
23 Patini Asmarani, S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Guru Kelas 1c
Nip. 150431612 PAI
24 Endra Gunawan, S.Sos,I IPA, MTK,
S1 Usuludin PNS
Nip.197506062007011035 Aqur’an Hadits
25 Nilawana, S,Ag. S1 Tarbiyah
PNS Guru 1a
Nip.19730551820070012015 PAI
26 Aminah,A.Ma. S1 Tarbiyah
PNS Guru Kelas 1c
Nip.197211042007102002 PAI
27 Heti Susiana, S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Guru Kelas 1e
Nip.197904072007102001 PAI
28 Arlena Kruniati,S.Pd. B. Indonesia
S1 FKIP Unsri PNS
Nip.197801262007102002 5a,5b,5c,5d
29 Deby Puspalia, S.Pd.
S1 Unsri PNS Guru Kelas 1b
Nip. 150353444
30 Bepy Sixtiani Marga Putri, Guru Tidak
S 1 B. Inggris Bahasa Inggris
S.Pd. Tetap
31 Al-Fairuzzabady, S.Pd. Penjas Penjas
32 Siti Habsah, S.Ag. S1 Tarbiyah
PNS Guru Kelas 1d
Nip.197610242007102002 PAI
33 Evalinda, S.Pd.
S1 Unsri PNS MTK, IPS
Nip. 150430373
34 Sustri Mada Elyana, S.Pd.I S1 Tarbiyah Guru Tidak
Guru Kelas 1e
PAI Tetap
35 Nurlaina, S.Ag Guru Tidak IPA, SKI, Iqro’,
S 1 Syariah
Tetap Aqidah Akhlak
36 A. Kholik, S.Ag S1 Tarbiyah Guru Tidak B.Arab, Aqidah,
PAI Tetap Fiqih, agama
37 Nurlaina, S,Ag. S1 Tarbiyah Guru Tidak
Guru Kelas 1b
PAI Tetap
38 Sudiono Aris Munandar,S.Pd Guru Tidak
S1 Unsri Penjas2,3,4,5,6
Tetap
39 Tenti Fitria, S.Pd.I S1 Tarbiyah Guru Tidak Keterampilan
PAI Tetap kesenian
40 Iin Parlina,S.Pd.I S1 Tarbiyah Guru Tidak
1d
PAI Tetap
41 Maisaroh, S.Pd.I S1 Tarbiyah Guru Tidak
BP, SkI
PAI Tetap
42 Fitria, S.S.M.Pd. Guru Tidak
B.Inggris B.Inggris 2,3,4,5
Tetap
43 Dafit Satria, S.Pd. Guru Tidak
TIK TIK 4,5,6
Tetap
44 Supriyono, S.Sos.I S1 IAIN Raden Guru Tidak IPS, Aqidah, PKN,
Fatah Tetap Fiqih
45 Rosmala Dewi,S.Pd. Guru Tidak
S1 Unsri Guru Kelas 1f
Tetap
46 Teguh Puji Riyanto,S.Pd S1 Unsri Guru Tidak B.Inggris, BP,
33

Tetap
47 Kusnayat, A.Md. Guru Tidak
D2 Unsri Mandrin 3,4,5,6
Tetap
48 Trinawati, S,Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Guru Kelas 2a
Nip.1978110892005012006 PAI
49 Desi Miliance, S.Pd.I S1 Tarbiyah Guru Tidak
MTK, TIK
PAI Tetap
50 Vovra, S.Pd.I S1 Tarbiyah Guru Tidak BP, Pembina
PAI Tetap Pramuka
51 Mustika. Z, S.Pd.I S1 Tarbiyah Guru Tidak BP, Pembina
PAI Tetap Pramuka
52 Dewi Sri Eryani Guru Tidak
S1 Unsri BP
Tetap
53 Komariah, SE.
S1 Unsri PNS Bendahara
Nip.196805071988012001
54 Muharni, S.Pd.I S1 Tarbiyah
PNS Tata Usaha
Nip.196708021990032004 PAI
55 Mahrun Nisa,S.E Pegawai Tidak
S1 Unsri Tata Usaha
Tetap
56 Yaqub Rosidi, AMd. Pegawai Tidak
D2 Unsri Operator Komputer
Tetap
57 Della Safira Pegawai Tidak
SMA Bendahara Barang
Tetap
58 Herry Candra Kirana Pegawai Tidak
SMA Satpam
Tetap
59 Suhardi Pegawai Tidak
SMA Satpam
Tetap
60 Ermilawati Pegawai Tidak
SMA Kebersihan
Tetap
61 Kamal Maulana,S.H
S1 Unsri PNS Pustakawan
Nip. 198212192005011001
62 Ani Pegawai Tidak
SMA Kebersihan.
Tetap
63 Madon Supandi Pegawai Tidak
SMA Kebersihan
Tetap
64 Aswiwin Pegawai Tidak
SMA Kebersihan
Tetap
65 Meiilina Fitri Yanti Guru Tidak
SMA Guru Tari
Tetap
66 Berkannov Kurnia Alkara Guru Tidak Guru Marcing
SMA
Tetap Band
67 Rici Yulio Guru Tidak Guru Marcing
SMA
Tetap Band
68 Feronica Guru Tidak Guru Marcing
SMA
Tetap Band
69 Duwi Supreyitno Guru Tidak
SMA Pembina Pramuka
Tetap
70 Rini Susanti Guru Tidak
SMA
Tetap

Tabel 3
34

Data Pegawai MIN 2 Palembang TP. 2012/2013

Pendidikan Status Jabatan/Tugas


No Nama/NIP
Terakhir Kepegawaian Guru MP
Komariah
1 SMEA PNS Bendaharawan
Nip.
Pegawai Tidak
2 Mahrun Nisa,SE S1 Fak. Ekonomi Tata Usaha
Tetap
Pegawai Tidak
3 Dedi Irama SMK Tata Usaha
Tetap
Pegawai Tidak
4 M. Damanhuri, S.Kom S1 Komputer Op. Komputer
Tetap
Pegawai Tidak
5 Hery Candra Okirana SMA Satpam
Tetap
Pegawai Tidak
6 Roaina D II Tarbiyah PAI Kebersihan
Tetap

b. Keadaan Peserta Didik.

Berdasarkan data yang ada, dari hasil rekapitulasi murid dua tahun

terakhir sebagai berikut :

Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah : 664 Orang

Tahun Pelajaran 2012/2013 berjumlah : 813 Orang

Dari data tersebut dapat terlihata adanya peningkatan jumlah murid

pada setiap tahunnya, yang berarti minat anak untuk belajar di MIN 2

Palembang setiap tahun terus meningkat. Selanjutnya data murid pada

tahun pelajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel berikut ;

Tabel 4

Data Murid MIN 2 Palembang TP 2012/2013

JUMLAH SISWA
KELAS JUMLAH
LK PR
A 17 20 37
B 19 18 37
1
C 21 17 38
D 21 17 38
35

E 22 15 37
F 19 12 31
A 15 19 34
B 19 15 34
2 C 18 16 34
D 18 16 34
E 23 10 33
A 12 16 28
B 17 14 31
3
C 18 13 31
D 16 16 32
A 11 17 28
B 13 15 28
4
C 16 10 26
D 13 14 27
A 10 20 30
B 13 14 27
5
C 17 12 29
D 15 12 27
A 14 15 29
B 14 12 26
6
C 13 14 27
424 389 813

c. Sarana dan Prasarana.

MIN 2 Palembang mempunyai lingkungan yang cukup stategis untuk

melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dimana sekolah ini berada jauh

dari keramaian seperti pasar dan jalan besar. Pada dasarnya fasilitas belajar

yang dimiliki sudah memenuhi persyaratan, seperti gedung belajar, meja

dan kursi belajar dan perlengkapan lainnya yang baik.


36

MIN 2 Palembang dibangun diatas tanah seluas 3038 M 2 dengan luas

bangunan 738 M2 , adapun fasilitas atau sarana yang dimiliki dapat terlihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 5

Data Sarana dan Prasarana MIN 2 Palembang

N
O NAMA RUANGAN JUMLAH

1 Ruang Kepala Madrasah 1 ruang

2 Ruang Pegawai 1 ruang

3 Ruang Guru 1 ruang

4 Ruang Belajar 10 ruang

5 Ruang Laboratorium IPA 1 ruang

6 Ruang Multimedia - ruang

7 Ruang Perpustakaan 1 ruang

8 Ruang Keterampilan ( WorkShop) - ruang

9 Ruang BK / BP - ruang

10 Ruang UKS 1 ruang

11 Ruang OSIS - ruang

12 Ruang Praktik Komputer - ruang

13 Ruang Koperasi siswa 1 ruang

14 Ruang Mushola - ruang

No Uraian Jumlah Keterangan


1 Meja Belajar 320 Buah
2 Bangku Belajar 320
3 Loker 22
4 Papan Tulis 11
5 Papan Kegiatan 11
6 Lemari Buku 8
7 Meja Guru 22
37

8 Komputer 2
9 Peralatan olahraga 10 Set
10 Buku Pelajaran 3755 Eks
11 Sajadah 50
12 Alat Perata 15 Et

d. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1b MIN 2

Palembang dengan jumlah siswa 36 orang (19 siswa laki-laki dan 17 siswa

perempuan) dengan pertimbangan kelas 1b adalah kelas yang peneliti

hadapi/ajari dan masalah yang ditemui adalah kelas yang peneliti hadapi itu

sendiri.

Selain itu siswa memiliki latar belakang sosial, ekonomi, dan

budaya yang berbeda-beda, Sehingga karakter siswapun berbeda-beda.

e. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan februari dan maret 2013

M i n g g u Ke
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Perencanaan X
2 Pengumpulan data awal X
I
3 Penyusunan Rencana Pembelajaran X
4 Penyusunan Instrumen Penelitian X
II 1 Pelaksanaan X
2 Pelaksnaan Tindakan Tahap I X
38

3 Observasi dan monitoring X


4 Refleksi Tahap I X
1 Perencanan Tindakan Tahap II X
2 Pelaksnaan tindakan Tahap II X
3 Observasi dan monitoring X
III 4 Refleksi Tahap II X
5 Analisis data X
6 Penyusunan laporan X

Penelitian ini dilakukan pada setiap hari kamis, tanggal 28

Februari, ,7 mare dan 14Maret 2013. Adapun jadwal tercatat secara rinci

Pertemuan Hari, Tanggal, Tahun Mata Pelajaran Kelas Jam Paraf

1 Kamis,20 Februari 2013 Pkn I 3-4


2 Kamis,27 Februari 2013 Pkn I 3-4
3 Kamis,7 maret 2013 Pkn I 3-4

B. INDIKATOR KEBERHASILAN

Hasil belajar meningkat setiap siklusnya, adapun indikator keberhasilan yang

menjadi acuan dalam setiap tindakan, berupa gradasi sebagai berikut :

85,0 – 100 = sangat baik

70 – 84,5 = baik

55,0 – 69,9 = cukup


39

40,0 – 54,9 = kurang

0 – 39,9 = sangat kurang.31

Sebagai kriteria keberhasilan, peneliti dapat menerapkan nilai rata-rata

minimal (KKM) yaitu 65. Nilai KKM tersebut telah ditentukan oleh dewan guru dan

kepala sekolah MIN II Palembang serta telah disepakati bersama-sama. Hasil belajar

siswa meningkat setiap siklusnya apabila mencapai KKM yang ditetapkan oleh guru.

C. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

1. SIKLUS TINDAKAN

a. Siklus I

Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi sebagai berikut :

1) Perencanaan (planing )

a) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa pada

mata pelajaran Pkn materi kewajiban anak di rumah dengan

menggunakan model pembelajaran make a match.

b) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

c) Membuat media pembelajaran yang berkaitan dengan pelajaran

Pkn materi kewajiban anak di rumah

d) Menyusun alat evaluasi pembelajaran

e) Menyiapkan lembar observasi


31
LPYK Induk Rayon 215 Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang,Panduan Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach),palembang,2012,hlm.25
40

2) Pelaksanaan ( Action )

a) Menyajikan materi pelajara

b) Siswa dibagi dalam 6 kelompok dengan anggota 6 orang untuk

mencari pasangan gambar dan ditempelkan pada kertas yang

telah disediakan oleh guru

c) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru melalui media gambar

d) Guru memberikan petunjuk dalam mengerjakan tugas

kelompok dengan waktu yang telah ditetapkan

e) Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas kelompok

dengan waktu yang telah ditetapkan

f) Kelompok yang telah selesai akan menempelkan hasil kerja

kelompoknya dikertas karton yang telah disediakan yang

ditempel dipapan tulis.

g) Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama

h) Guru bersama siswa merefleksi pelajaran

i) Melakukan pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make

a match

3) Pengamatan (Observation )

Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktifitas

pembelajaran pada pembelajaran Pkn materi kewajiban anak

dirumah dengan model pembelajaran make a match dengan


41

menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh teman

sejawat.

4) Refleksi ( Reflection)

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kesatu

dan menyusun rencana ( Replaining ) untuk siklus ke dua

b. Siklus II

Siklus kedua merupakan putaran kedua dari pembelajaran Pkn

materi kewajiban anak dirumah dengan menggukan model make a match

atau mencari pasangan dengan tahapan yang sama seperti siklus kesatu

dan kedua. Sebagaimana siklus I, siklus kedua pun terdiri dari

perencanaan, pengamatan, dan refleksi sebagai berikut :

1) Perencanaan ( Planning )

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus I

2) Pelaksanaan ( Action )

Peneliti menyajikan pelajaran Pkn materi kewajiban anak dirumah

dengan menggukan model make a match berdasarkan rencana

pembelajaran hasil refleksi pada siklus I.

3) Pengamatan ( Observation )

Peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan siklus kedua

dan menganalisis atas pelaksanaan pembelajaran Pkn materi

kewajiban anak dirumah dengan menggunakan model

pembelajaran make a match.


42

4) Refleksi (reflection)

Aktifitas siswa dalam pembelajaran sudah mulai tertib dan

mengalami peningkatan,sudah mencerminkan model make a

match,meningkatnya hasil belajar siswa baik rata-rata maupun

ketuntasan klasikal.

2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini

digunakan beberapa alat pengumpul data, yaitu:

a. Tes

Menggunakan butir soal / instrumen soal untuk mengukur hasil

belajar siswa.

b. Observasi : menggunakan lembar observasi

c. Wawancara :cara mendapatkan data dengan cara mengadakan tanya

jawab langsung kepada kepada kepala sekolah,kepada supervisor

serta teman sejawat. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data

mengenai proses pembelajran, penggunaan media,kendala yang

ditemukan, dan upaya penyelesaiannya,hasil wawancara dijadikan

sebagai bahan dalam penelitian ini.

3. TEKNIK ANALISIS DATA

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,yaitu suatu metode


43

penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai

dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi

belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh siswa terhadap

kegiatan pembelajaran serta aktifitas siswa selama proses pembelajaran .

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan

cara memberikan evaluasi berupa tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan rumus sederhana yaitu :

a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh

siswa,yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas

tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan :

∑X
X=
∑N

Keterangan : X = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai siswa

∑N = Jumlah siswa.32

b. Untuk ketuntasan belajar

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut :33

∑ Siswa yang tuntas belajar


P= X 100%
∑ Siswa

32
Drs.Daryanto.Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta contoh-
contohnya.Yogyakarta.Gava Media.2011.hlm.191.
33
Ibid.hlm.192
44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan dari penelitian ini diuraikan dalam bentuk siklus-siklus

tindakan yang dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas Ib MIN 2

Palembang.

Adapun tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sebagaimana telah

disebutkan dalam Tujuan Penelitian pada bab I terdahulu adalah untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode make a Match pada mata
45

pelajaran Pkn kelas Ib MIN 2 Palembang. Siswa yang dipilih untuk diobservasi

adalah siswa kelas Ib berjumlah 36 orang.

Hasil penelitian tindakan kelas ini secara garis besar dibagi dua, yaitu : hasil

pra tindakan dan hasil setelah dilakukan tindakan. Selanjutnya data yang diperoleh ini

dianalisis dengan cara kuantitatif dan deskriptif kuantitatif. Untuk lebih jelasnya

deskripsi dan analisis mengenai penerapan metode make a match dan kaitannya

dengan peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Pkn kelas Ib di MIN 2

Palembang akan disajikan sebagai berikut :

A. HASIL PRA TINDAKAN

1. Hasil Penelitian Pra Tindakan

Hasil yang diperoleh mengenai hasil belajar siswa pra tindakan pada

mata pelajaran Pkn kelas Ib MIN 2 Palembang yang berjumlah 36 orang dapat

dilihat pada daftar berikut ini :

Tabel 6

Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan

Pada mata pelajaran Pkn kelas Ib di MIN 2 Palembang

No Nama KKM Skor/Nilai Keterangan


T TT
1. Ade mardayu putri 65 40 √
2. Ahmad rafi putra 65 40 √
3. Ahmad rifa’i 65 80 √
4. Ahmad yusuf aditia 65 30 √
5. Ainun mardiyah 65 20 √
6. Akbar fatih rahmadani 65 100 √
7. Alya bheta raisya 65 40 √
8. Alya nisrina nabila 65 100 √
9. Ananda viona oriza rusman 65 50 √
10 Angga dwi jandika 65 80 √
46

11 Chelsa claudia nanka 65 60 √


12 Atila gusti ramanda 65 40 √
13 Dea eka putri 65 40 √
14 Fakhri hakim 65 80 √
15 Fathir ak fathar 65 20 √
16 Khaisya fahira 65 60 √
17 m. farel akbar 65 40 √
18 m.naufal hakim habibullah 65 40 √
19 m.raja taqg hakim 65 60 √
20 Mitha apriani 65 100 √
21 m. arief avatar 65 40 √
22 m.dzaki gadan 65 60 √
23 m.fablan 65 80 √
24 m. rifqy 65 100 √
25 m.rizqy akbar rahmadan 65 40 √
26 Nur inayah athirah 65 40 √
27 Nur vika putri lialdi 65 80 √
28 Nyimas nabila rachmawati 65 40 √
29 Ratu kania 65 100 √
30 Rizqy hidayat 65 60 √
31 Rizqy rinda 65 80 √
32 Shafa azzahra 65 0 √
33 Siti mutia andini 65 0 √
34 Vanesy alkuratu 65 20 √
35 Yoan rahma putri 65 30 √
36 Zahid muchtar sidiq 65 20 √
Jumlah - 2340 - -
Rata-rata kelas - 53,05555555 - -
55556
Jumlah siswa tuntas - - 11 -
Jumlah siswa tidak tuntas - - - 25
Persentase ketuntasan - - 30,555 69,444
555555 444444
5556 4444
Sumber : nilai ulangan harian siswa tanggal 28 februari 2013

Berdasarkan data hasil belajar pada pra siklus (sebelum dilaksanakan

metode make a match) dapat diketahui bahwa terdapat 11 orang (30,56 %)

yang mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan siswa yang belum mencapai

ketuntasan belajar berjumlah 25orang (69,44 %), untuk lebih jelasnya dapat

dilihat tabel berikut :

Tabel 7

Persentase ketuntasan belajar siswa kelas Ib MIN 2 Palembang


47

Pada pra siklus (pra tindakan)

No Hasil Belajar Siswa Jumlah (orang) Persentase


1 Tuntas 11 30,56 %
2 Belum Tuntas 25 69,44%
Jumlah 36 100 %

sumber : dokumen pribadi hasil ulangan harian anak tanggal 28 februari 2013

Grafik I

Rekap hasil belajar siswa pada pra siklus

30

25

20

15

10

0
tuntas tidak tuntas

Berdasarkan tabel 6 dan grafik 1 dapat disimpulkan bahwa nilai pada

deskripsi awal (sebelum perbaikan ) belum mencapai tuntas belajar. Kompetensi

dasar yang dicapai oleh siswa dalam hal ini kewajiban anak dirumah baru mencapai

53,06. Dari 36 siswa baru tuntas 11 siswa atau 30,56% dan 25 siswa belum tuntas

atau 69,44 %.

Hasil diatas mengacu pada ketentuan dimana seseorang siswa dikatakan tuntas

belajar bila daya serapnya sudah mencapai KKM 65. Sedangkan kelas dikatakan
48

tuntas belajar apabila 85% dari kelas telah mencapai daya serap sama dengan atau

lebih dari 65

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajarnKurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP),siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor yang

sudah ditetapkan dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan kelas disebut

tuntas belajar bila dikelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap dari

atau sama dengan KKM.

Berdasarkan tabel pra siklus diatas maka akan diadakan refleksi ke siklus 1,

dengan alasan pembalajaran masih menggunakan cara biasa maka siswa cepat bosan

menerima pelajaran , masih sangat rendahnya nilai rata-rata yang tidak mencapai

Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) 65,siswa kurang aktif dan masih adanya

beberapa siswa yang belum lancar membaca,tidak melakukan obsevasi dengan teman

sejawat dan belum membuat kelompok belajar.

B. Data Perbaikan Per Siklus

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas Ib MIN 2 Palembang maka

guru mengadakan perbaikan metode mengajar dengan metode make a match

seperti diuraikan di bawah ini :

1. SIKLUS 1

Proses penelitian tindakan kelas prasiklus dilakukan dalam empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.


49

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti mempaersiapkan perangkat atau instrumen

penelitian yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1,

menyiapkan media pembelajaran yang berkaitan dengan Pkn materi

kewajiban anak di rumah, menyusun alat evaluasi pembelajaran berupa

potongan-potongan kertas yang ditempelkan pada kertas yang dibentuk

seperti segi empat dan kepala kelinci yang ujung telinga kelinci masing-

masing berupa soal dan jawaban. Menyiapkan lembar observasi berupa soal

tes formatif siklus 1.

b.Tindakan (action)

Pada awal pelaksanaan (pra siklus) yang dilaksanakan pada tanggal

28 februari 2013peneliti belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan

Pembelajaran masih menggunakan cara biasa,Belum membuat kelompok

belajar, Cara kegiatan pembelajaran masih konvensional,Tidak melakukan

observasi.

Pada tanggal 7 maret untuk mengatasi masalah diatas peneliti

melakukan upaya sebagai berikut :

1) Menerapkan langkah-langkah pokok pembelajaran kewajiban anak

dirumah dengan menerapkan model pembelajaran make a match atau

mencari pasangan

2) Membagi kelompok belajar yang terdiri dari 6 kelompok dengan

anggota1- 6 orang.

3) Siswa melakukan kegiatan


50

4) Guru melakukan pengamatan dan pengarahan

5) Setiap siswa yang dapat menyelesaikan tugasnya sebelum batas waktu

yang sudah ditentukan diberi poin ( nilai ).

Pada akhir siklus I dari hasil pengamatan guru dan kolaborator dengan

teman sejawat ibu Nurlaina S.Ag yaitu pada saat pembelajaran dimulai siswa

sudah membentuk kelompok belajar namun suasana kelas ramai sehingga

suara guru harus keras agar siswa dapat mendengarkan guru saat pembagian

kelompok, siswa sudah mulai aktif namun terdapat beberapa siswa yang

nilainya sangat rendah dikarenakan kurangnya waktu saat menjelaskan model

make a match .

Dengan kurangnya waktu dalam proses pembelajaran sehingga guru

dalam melakukan bimbingan kegiatan pembelajaran tidak terlaksana dengan

baik, disebabkan waktu yang kurang panjang maka guru tidak memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi namun

guru hanya membahas secara singkat tentang hasil kegiatan make a match .

Dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dengan model make a

match sebagaimana dimaksud diatas diperoleh hasil sebagai berikut ;

Tabel 7
Skor hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pkn
(Siklus I)
No Nama KKM Skor/Nilai Keterangan
T TT
1. Ade mardayu putri 65 60 √
2. Ahmad rafi putra 65 70 √
3. Ahmad rifa’i 65 80 √
4. Ahmad yusuf aditia 65 70 √
5. Ainun mardiyah 65 60 √
6. Akbar fatih rahmadani 65 100 √
7. Alya bheta raisya 65 70 √
8. Alya nisrina nabila 65 100 √
51

9. Ananda viona oriza rusman 65 60 √


10 Angga dwi jandika 65 90 √
11 Chelsa claudia nanka 65 70 √
12 Atila gusti ramanda 65 60 √
13 Dea eka putri 65 60 √
14 Fakhri hakim 65 100 √
15 Fathir ak fathar 65 60 √
16 Khaisya fahira 65 60 √
17 m. farel akbar 65 70 √
18 m.naufal hakim habibullah 65 100 √
19 m.raja taqg hakim 65 60 √
20 Mitha apriani 65 90 √
21 m. arief avatar 65 60 √
22 m.dzaki gadan 65 60 √
23 m.fablan 65 80 √
24 m. rifqy 65 90 √
25 m.rizqy akbar rahmadan 65 70 √
26 Nur inayah athirah 65 60 √
27 Nur vika putri lialdi 65 80 √
28 Nyimas nabila rachmawati 65 70 √
29 Ratu kania 65 80 √
30 Rizqy hidayat 65 70 √
31 Rizqy rinda 65 80 √
32 Shafa azzahra 65 50 √
33 Siti mutia andini 65 50 √
34 Vanesy alkuratu 65 50 √
35 Yoan rahma putrii 65 40 √
36 Zahid muchtar sidiq 65 30 √
Jumlah _ 2510 _ _
Rata-rata _ 69,722222222 _ _
2222
Jumlah siswa tuntas _ _ 19 _
Jumlah siswa tidak tuntas _ _ _ 17
Persentase ketuntasan _ _ 52,7777 47,2222
7777777 2222222
78 22
Sumber : nilai hasil ulangan harian siswa tanggal 7 maret 2013

Grafik 2
Peningkatan hasil belajar siklus 1
52

19

18.5

18

17.5

17

16.5

16
tuntas tidak tuntas

` Berdasarkan data diatas ini dapat dikemukakan bahwa dari 36 siswa

19
terdapat 19 orang siswa atau X 100=¿ 52,78% yang tuntas belajar
36

dengan Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) sebesar 65 dan ada 17 siswa

atau 47,22% orang siswa yang tidak tuntas belajar . Dengan demikian

dapat dikemukakan bahwa ketuntasan belajar klasikal sudah cukup baik

namun belum mencapai indikator keberhasilan Artinya secara klasikal

pembelajaran Pkn materi kewajiban anak di rumah kelas Ib belum tuntas.

c). pengamatan
53

Pengamatan dilaksanakan setiap tatap muka berlangsung antara

guru dan teman sejawat, hasil pengamata pada siklus I didapatkan data

siswa sudah mulai aktif dalam proses pembelajaran, tetapi masih ada

siswa yang pasif hanya siswa yang pandai saja dapat mengerjakan tugas

mencari pasangan antara soal dan jawaban.masih terdapat siswa yang

belum berani untuk memprestasikan hasil kegiatan bersama kelompoknya

didepan kelas.

mempunyai kelemahan dalam mempersiapkan media,tergesa-gesa

dan panik dalam mencari dan memasang media,dalam membagi

kelompok belajar guru kebingungan karna siswa terlalu ramai dan guru

kurang bisa menenangkan mereka selain itu juga Kegiatan belajar

mengajar guru pada siklus I tergolong cukup, sedangkan hasil yang

harus dicapai adalah klasifikasi B ( Baik ).kenyataan ini memberikan

motivasi untuk melakukan pengajaran dengan menggunakan model make

a match pada pembelajaran berikutnya untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik.

d. Refleksi

Berdasarkan tabel siklus 1 diatas maka akan diadakan suatu refleksi

dan perencanaan ulang dikarenakan hasil yang diperoleh siklus 1 belum

mencapai suatu indikator keberhasilan yang baik namun baru mencapai

indikator keberhasilan dengan nilai cukup dengan hasil yang diperoleh


54

pada siklus 1 yaitu hasil evaluasi rata-rata 69,72 serta persentase

ketuntasan baru mencapai 52,78%.

Selama siklus 1 berlangsung terdapat hasil pengamatan guru dan

teman sejawat yaitu pada saat pembelajaran dimulai siswa sudah

membentuk kelompok belajar namun suasana kelas ramai sehingga suara

guru harus keras agar siswa dapat mendengarkan guru saat pembagian

kelompok dan guru dapat menjelaskan secara intensif kepada siswa yang

belum mengerti dengan pembelajaran model Make A Match yang sedang

berlangsung serta guru akan memberikan reward berupa bintang sehingga

suasana kelas menjadi tenang dan tertib.

Aktifitas siswa dalam pembelajaran sudah mulai aktif dan tertib

namun terdapat beberapa siswa yang nilainya sangat rendah

dikarenakan kurangnya waktu di siklus 1 ini waktu banyak terpakai

dalam pembagian kelompok belajar sehingga guru tidak memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil prestasi

namun guru hanya membahas singkat tentang hasil kegiatan Make A

Match

Berdasarkan pengamatan kolaborator dan teman sejawat siswa sudah

mulai menyenangi pembelajaran dengan model Make a Match .

Meningkatnya hasil belajar siswa baik nilai rata-rata maupun ketuntasan

klasikal.pelaksanaan evaluasi terhadap kemampuan siswa menguasai

materi pembelajaran meningkat yaitu pada pra siklus nilai rata-rata 53,06

sedangkan pada siklus 1 nilai rata-rata mencapai angka 69,72


55

2. SIKLUS 2

Siklus kedua terdiri dari empat tahapan atau kegiatan yaitu :

perencanaan,tindakan,observasi,dan refleksi,observasi dan refleksi.seperti

berikut ini :

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus 2 dilakukan berdasarkan refleksi siklus 1 yaitu :

Tim peneliti (guru dan kolaborator) menganalisis dan merumuskan

masalah untuk menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) yang akan disampaikan kepada siswa dengan pendekatan

komunikatif, Membuat Rencana Pembelajaran, Menyusun kelompok

belajar siswa sehingga tidak akan menyita waktu dalam pembagian

kelompok, merencanakan tugas kelompok, Menyiapkan bahan ajar dan

alat yang akan dipakai, menyiapkan bintang-bintang warna-warni yang

digunakan sebagai reward/penghargaan terhadap siswa, Menyiapkan

instrumen pedoman observasi,tes akhir.

b. Tindakan (action)

Pada pelaksanaan siklus II sudah mengalami perubahan yang lebih baik.

Hal ini disebabkan suasana pembelajaran sudah mulai tertib dan

terkendali,perintah guru sudah dipahami oleh siswa dalam mengikuti

pembelajaran dengan antusias, suasana pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan sudah terwujud,suasana pembelajaran sudah mengarah

kepada pembelajaran make a match.


56

siswa sudah termotivasi untuk menjawab pertanyaan guru bahkan

memberikan tanggapan dari jawaban teman dari kelompok lain serta guru

menyiapkan reward atau penghargaan baik berupa ucapan maupun bintang

warna-warni untuk individu yang disematkan di siswa dan bintang kecil

yang diberikan kepada kelompok yang dapat menyelesaikan dengan cepat

sebelum batas waktu yang ditetapkan akan diberi poin dan reward berupa

bintang penghargaan tepuk tangan serta poin . sedangkan yang salah akan

mendapatkan hukuman menyanyi didepan kelasa bersama-sama

kelompoknya dengan lagu yang diserahkan guru kepada siswa

membuat perangkat pembelajaran yang lebih mudah dipahami siswa

dalam model make a match yaitu yang digunakan dalam penelitian ini

berupa potongan-potongan kertas yang ditempel pada media yang

disiapkan guru berupa papan seperti spanduk yang berisi soal dan gambar

kelinci berisi jawaban yang akan disalungkan ke leher siswa mana yang

kira-kira yang merupakan pasangannya masing-masing ( soal dan

jawaban), siswa yang belum mendapatkan giliran mencari pasangannya

akan memberikan semangat terhadap teman-temannya yang sedang

berlomba dan guru melakukan pengamatan dan pengarahan.

c. Pelaksanaan

Pada tanggal 14 maret 2013 peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar

dengan menggunakan model make a match dengan tujuan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami kewajiban/ tugas

anggota keluarga kelas 1b MIN 2 Palembang. Yang diharapkan akan


57

memperoleh hasil yang baik atau bahkan lebih dari batas minimal

tersebut.

Data hasil belajar siswa kelas I MIN II Palembang adalah untuk Siklus

II sebagai berikut :

Tabel 8
Skor hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pkn
(Siklus II)
No Nama KKM Skor/Nilai Keterangan
T TT
1. Ade mardayu putri 65 80 √
2. Ahmad rafi putra 65 90 √
3. Ahmad rifa’i 65 100 √
4. Ahmad yusuf aditia 65 80 √
5. Ainun mardiyah 65 90 √
6. Akbar fatih rahmadani 65 100 √
7. Alya bheta raisya 65 100 √
8. Alya nisrina nabila 65 100 √
9. Ananda viona oriza rusman 65 80 √
10 Angga dwi jandika 65 100 √
11 Chelsa claudia nanka 65 90 √
12 Atila gusti ramanda 65 80 √
13 Dea eka putri 65 100 √
14 Fakhri hakim 65 80 √
15 Fathir ak fathar 65 90 √
16 Khaisya fahira 65 80 √
17 m. farel akbar 65 100 √
18 m.naufal hakim habibullah 65 100 √
19 m.raja taqg hakim 65 80 √
20 Mitha apriani 65 100 √
21 m. arief avatar 65 80 √
22 m.dzaki gadan 65 80 √
23 m.fablan 65 100 √
58

24 m. rifqy 65 100 √
25 m.rizqy akbar rahmadan 65 80 √
26 Nur inayah athirah 65 80 √
27 Nur vika putri lialdi 65 100 √
28 Nyimas nabila rachmawati 65 100 √
29 Ratu kania 65 100 √
30 Rizqy hidayat 65 100 √
31 Rizqy rinda 65 100 √
32 Shafa azzahra 65 80 √
33 Siti mutia andini 65 80 √
34 Vanesy alkuratu 65 80 √
35 Yoan rahma putrii 65 80 √
36 Zahid muchtar sidiq 65 80 √
Jumlah _ 3240 _ _
Rata-rata _ 90 _ _
Jumlah siswa tuntas _ _ 36 _
Jumlah siswa tidak tuntas _ _ _ 0
Persentase ketuntasan _ _ 100 0

Sumber : hasil nilai harian siswa tanggal 14 maret 2013

Grafik Peningkatan prestasi pada siklus 2


59

40

35

30

25

20

15

10

0
tuntas tidak tuntas

Berdasarkan data diatas dapat dikemukakan bahwa dari 36 orang siswa

atau 100% tuntas dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65, dan

3240
nilai rata-rata sebesar = 90 , selanjutnya ada dua kategori
36

ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), seorang siswa telah tuntas belajar bila telah

mencapai skor yang sudah ditetapkan dalam Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), dan kelas disebut tuntas belajar bila dikelas tersebut terdapat 85

% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan nilai pada

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan memperoleh hasil yang sangat

memuaskan yaitu B (Baik).

d. Pengamatan
60

Pengamatan dilakukan baik pada guru maupun pada siswa. Hasil

pengamatan tersebut adalah Hasil observasi siklus 2 terdapat aktivitas

guru dalam pembelajaran Pkn melalui model make a match sudah

menunjukkan peningkatan yang sangat baik, siswa semakin bersemangat

dalam beraktifitas,siswa aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa

memperhatikan setiap kegiatan bahkan dengan adanya reward bintang

berprestasi siswa semakin aktif dalam mengikuti proses kegiatan

pembelajaran.serta siswa sudah berani untuk memprestasikan hasil

kegiatan pembelajaran bersama-sama kelompoknya.

Hasil evaluasi siklus 2 mengenai penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran dengan nilai rata-rata 90. Hal ini menunjukkan penguasan siswa

terhadap materi pembelajaran sudah sangat baik.pada siklus 2 ini

ketuntasan belajar mencapai 100%, Kegiatan pembelajaran,nilai rata-rata

dan ketuntasan klasikal sudah mencapai target yang diharapkan.

e. Refleksi

Diakhir siklus 2 guru sebagai peneliti bersama teman sejawat

berdiskusi dan menyimpulkan. Dari awal pembelajaran dimulai guru telah

menyampaikan kegiatan pembelajaran kepada siswa secara sistematis dan

siswa mengikuti dengan baik serta siswa langsung membentuk kelompok

kecil dan memperhatikan perintah guru, rasa ingin menjawab pertanyaan

guru tinggi, aktif dalam proses pembelajaran, bahkan siswa aktif

memberikan tanggapan dari teman-temannya baik dari teman sekelompok


61

bahkan lain kelompok, tepat waktu dalam melaksanakan diskusi bahkan

saling berlomba untuk menyelesaikan tugas mencari pasangan(soal dan

jawaban) didukung dengan adanya reward bintang berprestasi.

Aktifitas siswa dalam pembelajaran sudah mulai tertib, dan

mengalami peningkatan pada setiap tatap muka,Aktifitas siswa dalam

pembelajaran sudah mencerminkan model pembelajaran make a match.

Siswa sudah percaya diri dan mampu melakukan kreatifitas di luar

keinginan guru namun tetap relevan dengan pembahasan.

Meningkatnya hasil belajar siswa baik nilai rat-rata maupun

ketuntasan klasikal. Pelaksanaan evaluasi terhadap kemampuan siswa

menguasai materi meningkat secara signifikan. Pada pra siklus nilai rata-

rata mencapai angka 53,06 sedangkan pada siklus I mencapai angka 69,72

dan pada siklus 2 mencapai 90 , Meningkatnya aktifitas siswa dalam

pembelajaran didukung oleh meningkatnya aktifitas guru dalam

meningkatkan dan mempertahankan suasana pembelajaran yang

mengarah pada pembelajaran yang make a match.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil tes dan pengamatan oleh observer baik pada siklus 1,dan

siklus 2 peneliti mendiskusikan semua hasil temuan-temuan yang diperoleh

dari awal siklus hingga selesai evaluasi pembelajaran dengan ibu Nurlaina

yang membantu peneliti sebagai observer.Hasil temuan dituliskan pada

lembar observasi yang telah disediakan.


62

Pada pra siklus dari pengamatan yang dilakukan baik guru maupun pada

siswa menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Kegiatan belajar

mengajar guru pada pra siklus berdasarkan pengamatan masih tergolong

cukup,sedangkan hasil yang harus dicapai adalah klasifikasi b (baik). Hasil

yang diperoleh dari pengamatan terhadap siswa adalah sebagai berikut : dalam

mengikuti pembelajaran masih ada yang pasif atau kurang. Sedangkan hasil

yang harus dicapai seorang siswa adalah baik.

Pada siklus I , banyak hal yang ditemui dari pengamatan antara

kolabolator dan teman sejawat diantaranya ada kelompok yang masih bingung

untuk bertindak dan mencari pasangannya dikarenakan ada beberapa anak

yang membacanya kurang lancar serta tingkat kecerdasan yang

berbeda ,kesungguhan belajar dan keaktifan siswa dalam kelompoknya masih

kurang. Kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I berdasarkan

pengamatan teman sejawat masih tergolong cukup, sedangkan hasil yang

harus dicapai seorang siswa adalah baik.

Pada siklus 2, dari pengamatan yang dilakukan baik pada guru maupun

pada siswa menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Hasil observasi

siklus 2 terhadap aktifitas guru dalam pembelajaran kewajiban anak dirumah

melalui model make a match sudah menunjukkan peningkatan yang sangat

baik, demikian juga dengan aktifitas siswa. Hasil evaluasi siklus 2 mengenai

penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dengan nilai rat-rata sebesar

90. Hal ini menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran

sudah sangat baik. Pada siklus 2 ini ketuntasan belajar mencapai 100%.
63

Kemudian,kegiatan pembelajaran, nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal sudah

mencapai target yang diharapkan.

Seperti telah dikemukakan diatas bahwa peneliti ini dilakukan melalui

2 siklus, dengan diawali dengan data perbandingan sebelum dilakukan

perbaikan. Secara keseluruhan data tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 9
Peningkatan hasil belajar dalam pra siklus,siklus 1 dan siklus 2
No Nama Pra siklus Siklus I Siklus
2
1 Ade mardayu putri 40 60 80
2 Ahmad rafi putra 40 70 90
3 Ahmad rifa’i 80 80 90
4 Ahmad yusuf aditia 30 70 80
5 Ainun mardiyah 20 60 90
6 Akbar fatih rahmadani 100 100 100
7 Alya bheta raisya 40 70 100
8 Alya nisrina nabila 100 100 100
9 Ananda viona oriza rusman 50 60 80
10 Angga dwi jandika 80 90 100
11 Chelsa claudia nanka 60 70 80
12 Atila gusti ramanda 40 60 80
13 Dea eka putri 40 60 100
14 Fakhri hakim 80 100 80
15 Fathir ak fathar 20 60 90
16 Khaisya fahira 60 60 80
17 m. farel akbar 40 70 100
18 m.naufal hakim habibullah 40 100 100
19 m.raja taqg hakim 60 60 80
20 Mitha apriani 100 90 100
21 m. arief avatar 40 60 80
64

22 m.dzaki gadan 60 60 80
23 m.fablan 80 90 100
24 m. rifqy 100 80 100
25 m.rizqy akbar rahmadan 40 70 80
26 Nur inayah athirah 40 60 80
27 Nur vika putri lialdi 80 80 100
28 Nyimas nabila rachmawati 40 70 100
29 Ratu kania 100 80 100
30 Rizqy hidayat 60 70 100
31 Rizqy rinda 80 80 100
32 Shafa azzahra 0 50 80
33 Siti mutia andini 0 50 80
34 Vanesy alkuratu 20 50 80
35 Yoan rahma putrii 30 40 80
36 Zahid muchtar sidiq 20 30 100
Jumlah nilai 0 1910 2510
Rata-rata nilai 53,05555555 69,722222 90
55556 2222222
Jumlah siswa tuntas 11 19 36
Jumlah siswa tidak tuntas 25 17 0
Persentase ketuntasan siswa 30,56 38,888888 100
8888889
Sumber : hasil ulangan harian anak tanggal 28 februari,7 maret,14 maret

2013.

Berdasarkan tabel dapat dikemukakan bahwa nilai rata-rata pra siklus

adalah 53,06. Kemudian pada siklus 1 terjadi peningkatan setelah diadakan

perbaikan dan peningkatannya secara signifikan yaitu 69,72 pada siklus 1

dan meningkat lagi menjadi 90 pada siklus 2.

Dilihat dari ketuntasan belajar dapat dikemukakan bahwa ketuntasan

belajar siswa dari siklus ke siklus mengalami kenaikan yang sangat baik.

Kemudian pada siiklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan yang signifikan

yaitu (19 dari 36) pada siklus 2 meningkat menjadi 100% (36 dari 36).
65

Selanjutnya secara keseluruhan hasil penelitian yang telah dimulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan kondisi pra tindakan sampai

tahapan refleksi yang terlaksana pada siklus I dan siklus II dapat digambarkan

sebagai berikut :

Tabel 11
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pn Kelas Ib Materi
Kewajiban/Tugas Anggota Keluarga (Ayah,Ibu,Anak) Dalam 2 Siklus
Melalui Model Make A Match

Uraian Siklus

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2


KKM 65 65 65
Jumlah Nilai 1910 2510 3210
Rata-rata nilai 53,06 69,72 90
Jumlah siswa yang tuntas 11 19 36
Jumlah siswa yang tidak tuntas 25 17 0
Persentaseketuntasan belajar (%) 30,58 52,78 100
sumber : Dokumen pribadi hasil ulangan harian anak kelas 1b tanggal
28 feb,7 maret dan 14 maret 2013.

Grafik 4
66

250

200

150
persentase ketuntasan
rata-rata nilai
100 tidak tuntas
tuntas

50

0
pra siklus siklus 1 siklus 2

Peningkatan hasil belajar pada pra siklus,siklus1, dan siklus 2

D. Analisis dan Kesimpulan Setiap Siklus

Peningkatan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh frekuensi atau

banyaknya tindakan perbaikan yang dilakukan,hasil belajar siswa semakin

meningkat sehingga dapat dikemukakan bahwa hasil belajar siswa atau

kemampuan siswa dalam mata pelajaran Pkn materi kewajiban/tugas anggota

keluarga dari siklus ke siklus mengalami peningkatan yang meyakinkan.

Sebelum perbaikan atau pra siklus nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah

53,06 dan terdapat 11 siswa yang tuntas belajar dengan persentase ketuntasan

belajar 30,58% sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar 25 siswa

denganpersentase siswa yang belum tuntas adalah 69,44%,


67

kemudian setelah perbaikan (siklus 1) proses pembelajaran dengan

menggunakan model make a match mengalami suatu perubahan yaitu siswa

yang tadinya pasif mulai menjadi aktif, dalam proses pembelajaran dengan

teman kelompoknya, perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang

berlangsung sudah mulai timbul dan lebih berpusat terhadap materi

kewajiban/ tugas anggota keluarga.Sehingga pada siklus 1 nilai rata-rata yang

diperoleh siswa meningkat menjadi 69,72, jumlah siswa yang tuntas belajar

19 atau 52,78 % dan siswa yang belum tuntas ada 17 atau 47,22%. Bagi guru

hal ini memberikan pengertian semakin terbiasa atau sering diberi tugas

secara teratur serta untuk mengatasi keributan atau kegaduhan didalam kelas

dalam proses pembagian kelompok dan kekurangan waktu maka guru

mengambil suatu tindakan guru mempersiapkan alat media sebelum proses

pembelajaran serta guru memperkecil kelompok serta serta guru

menambahkan suatu reward yang diberikan siswa berupa bintang

penghargaan baik yang disematkan pada siswa langsung maka hasil belajar

siswa semakin meningkat

Pada siklus 2 proses pembelajaran meningkat siswa mengikuti

mengiktinya dengan baik, siswa langsung membentuk kelompok dan

memperhatikan setiap langkah yang disampaikan guru, siswa sangat antusias

untuk mencari pasangannya( soal dan jawaban ) dengan cepat dan benar selam

pembelajaran berlangsung. Disaat salah satu siswa diminta untuk

memprestasikan hasil kelompoknya dalam mencari pasangan( soal dan

jawaban ) siswa sudah mulai berani. Dan pada siklus 2 menghasilkan nilai
68

rata-rata terjadi peningkatan yang menggembirakan yaitu 90 dan yang paling

menggembirakan seluruh siswa tuntas dalam pembelajaran(100%) dengan

nilai diatas KKM 65.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model

make a match hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Nilai rata-rata materi kewajiban /tugas anggota keluarga sebelum

menggunakan model make a match masih rendah. Hal ini ditunjukkan


69

dengan nilai rata-rata sebesar 53,06 dan persentase ketuntasan belajar

30,58% atau 12 siswa dari 36 siswa sedangkan presentase siswa yang

belum tuntas 69,49% atau 24 siswa dari 36 siswa.

2. Setelah menerapkan pembelajaran dengan model make a match pada siklus

1 ketuntasan belajar siswa memperoleh rata-rata nilai 69,72 dan persentase

ketuntasan belajar siswa 52,78 % atau 19 siswa dari 36 siswa sedangkan

persentase siswa yang belum tuntas 47,22% atau 19 siswa dari 36 siswa.

Pada siklus 2 mengalami kenaikan yang mengembirakan dan meyakinkan

yaitu rata-rata nilai siswa 90 dan persentase ketuntasan siswa 100% atau

36 dari 36. Sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas adalah 0.

3. Pembelajaran dengan menggunakan model make a match terbukti dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi kewajiban/tugas

anggota keluarga (ayah,ibu dan anak) pada mata pelajaran PKn kelas Ib

MIN 2 Palembang yang ditunjukkan dari hasil perbaikan pembelajaran

pada siklus 1 dan siklus 2.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan

hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : memberikan

tugas tambahan,memberikan soal latihan yang dibimbing guru,belajar dengan

cara atau metode yang bervariasi,mengadakan perubahan fisik diruang

belajar,menciptakan suasana baru diruang belajar melakukan aktifitas

hiburan.

B. Saran-saran
70

Dalam rangka menyumbang pemikiran untuk meningkatkan prestasi belajar

ekonomi siswa maka disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Khususnya guru mata pelajaran Pkn, hendaknya menggunakan metode

pembelajaran make a match dalam proses pembelajaran agar siswa

lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.

b. Diharapkan untuk berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan dan

kompetensi mengajar, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan

variasi metode pembelajaran dapat menjadi lebih baik.

c. Hendaknya selalu mengadakan evaluasi tes guna mengetahui tingkat

penguasaan siswa terhadap materi yang sudah diajarkan.

2. Bagi siswa

a. Siswa hendaknya menumbuhkan kedisiplinan dan mengikuti proses

belajar mengajar agar prestasi yang dicapai maksimal. Selain itu

pembentukan pengetahuan akan lebih bermakan apabila siswa

berpartisipasi aktif di dalamnya.

b. Sebaiknya para siswa dapat menyediakan sarana pembelajaran yang

lebih lengkap dalam proses pembelajaran, sehingga dapat membantu

kelancaran proses pembelajaran.

3. Bagi madrasah

Bagi pihak madrasah diharapkan untuk menciptakan lingkungan

belajar dan sarana pembelajaran yang lebih lengkap, sehingga dapat


71

membantu kelancaran proses pembelajaran. Selain itu pihak sekolah

diharapkan untuk selalu mengikutsertakan para guru dalam pelatihan-

pelatihan yang sering dilakukan oleh Kementerian Agama setempat.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan dan

mengembangkan penelitian tentang penerapan metode make a match ini,

karena ternyata penerapan metode ini dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa. Selanjutnya penulis merekomendasikan bahwa di samping

keberhasilan penerapan metode make a match pada mata pelajaran Pkn,

penerapan metode ini juga diduga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran lainnya.

Anda mungkin juga menyukai