Anda di halaman 1dari 6

JPII 3 (1) (2014) 22-27

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii

PROFIL KESADARAN DAN STRATEGI METAKOGNISI MAHASISWA


BARU PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU

S. Amnah S.*

Universitas Islam Riau Pekanbaru, Indonesia

Diterima: Januari 2014. Disetujui: Februari 2014. Dipublikasikan: April 2014

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian survai terhadap mahasiswa baru Pendidikan Biologi FKIP UIR tahun ajaran
2013/2014 untuk mengetahui profil kesadaran dan strategi metakognitifnya. Populasi penelitian adalah maha-
siswa baru Pend. Biologi tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 6 kelas paralel. Sampel yang digunakan sebanyak
77% dari total populasi mahasiswa. Dengan analisis deskriptif menunjukkan bahwa mahasiswa yang masuk
dalam kategori Masih belum berkembang (MBB) telah tidak ada (0 %). Sebanyak 3,24% mahasiswa masuk dalam
kategori belum begitu berkembang (BBB); 25,41% mahasiswa masuk ke dalam kategori mulai berkembang (MB);
62,70% masuk ke dalam kategori sudah berkembang baik (SBB atau OK); dan 8,65% mahasiswa masuk pada
kategori super atau berkembang sangat baik. Sebanyak 39,45% telah dilatihkan menggunakan strategi metakog-
nitif dalam belajar seperti membuat ringkasan (26,5%), menggaris bawahi bacaan (8,65%),membuat peta konsep
(6,48%), dan membuat jembatan keledai/ titian ingatan (1,08%).

ABSTRACT

A research survey among new students of Biology Faculty of Teacher Education UIR academic year 2013/2014
to determine the profile and awareness of metacognitive strategies. The study population was a new student Pend.
Biology of the school year 2013/2014 as much as 6 parallel classes. The sample used by 77% of the total student
population. With descriptive analysis showed that students who fall into the category of still undeveloped (MBB)
has no (0%). A total of 3.24% of students in the category of less developed (BBB); 25.41% of students fall into
the category began to grow (MB); 62.70% belong to the category are well developed (SBB or OK); and 8.65% of
students entered in the category of super or growing very well. A total of 39.45% has been trained in the use of
metacognitive learning strategies such as preparing a summary (26.5%), underlining the reading (8.65%), create
a concept map (6.48%), and create mnemonics / memory bridge (1.08%).

© 2014 Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang

Keywords: profile awareness metacognition; metacognition strategies

PENDAHULUAN kan suatu usaha untuk membantu peserta didik


untuk mengembangkan potensi kemanusiaan-
Kemajuan suatu negara sangat ditentu- nya. Mulyasa (2005) menyebutkan, setidaknya
kan oleh kualitas pendidikan warga masyara- ada tiga syarat utama untuk meningkatkan mutu
katnya. Peran pendidikan sangat penting untuk pendidikan yang berkontribusi terhadap kualitas
menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, sumber daya manusia, yaitu 1) guru dan tenaga
terbuka, dan demokratis. Pendidikan merupa- kependidikan yang profesional, 2)sarana gedung,
dan 3) buku yang berkualitas.
*Alamat korespondensi: Sebagaimana kata pepatah bahwa yang
E-mail: sriamnah_uir@yahoo.co.id
S. Amnah S. / JPII 3 (1) (2014) 22-27 23

penting adalah siapa yang membelajarkan, bukan biasaannya.


materinya. Hal ini mengisyaratkan bahwa setiap Konsep metakognisi pertama sekali di-
usaha peningkatan mutu pendidikan sudah pasti perkenalkan oleh John Flavel pada tahun 1976
menyangkut guru. Dalam sistem pendidikan ti- (Ku dan Ho, 2010). Menurut Flavel, metakognisi
dak dapat disangsikan bahwa guru merupakan mencakup pengetahuan dan regulasi kognisi.
salah satu komponen sistem yang menempati po- Pengetahuan metakognisi mencakup: 1) variabel-
sisi sentral. Betapapun baiknya program pendidi- variabel perorangan (person variables) atau peng-
kan yang dikembangkan oleh ahli, apabila guru etahuan seseorang tentang dirinya sendiri, serta
tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, pemikiran-pemikiran lainnya, 2) variabel-vari-
maka pelaksanaan dan hasil belajarnya akan me- abel yang berkaitan dengan tugas (task variables)
nyimpang (Nuryani, 2005). atau pengetahuan bahwa jenis tugas yang berbe-
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidi- da menuntut pengetahuan kognitif yang berbeda
kan (LPTK) merupakan lembaga yang berperan pula, dan 3) variabel-variabel strategi (strategy va-
mencetak calon-calon guru yang profesional. Se- riables) atau pengetahuan tentang strategi-strategi
cara umum menurut Soetjipto dan Kosasi (1994) kognitif dan metakognitif untuk meningkatkan
tujuan pendidikan prajabatan guru dalam LPTK kualitas proses dan hasil belajar. Lebih lanjut
adalah untuk membekali mahasiswa calon guru menurut Pierce (2003) metakognisi adalah ber-
agar memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan fikir tentang berfikir. Lebih spesifik, Taylor (1999)
sebagai warga negara yang berpendidikan tinggi, dalam Pierce (2003) mendefinisikan metakognisi
menguasai bahan pengajaran, menguasai dan sebagai suatu apresiasi tentang apa yang baru
memahami segala hal yang berhubungan dengan saja diketahui, mampu mengerjakan masalah
peserta didik, menguasai teori dan keterampilan yang sulit dan mampu menggunakannya pada
keguruan, memiliki kemampuan melaksanakan kondisi lain dengan efisien dan benar.
tugas profesional dalam hubungannya dengan Pengembangan kemampuan metako-
latar kerjanya secara organisatoris. gnisi pada tingkat perguruan tinggi dirasa sangat
Salah satu peran utama guru/dosen ada- perlu dilakukan untuk menciptakan mahasiswa
lah sebagai fasilitator dan motivator dalam proses calon guru yang mampu menjadi pebelajar man-
pembelajaran di kelas (Mulyasa, 2005). Guru/ diri dan ahli. Hal ini sesuai dengan pendapat Bla-
dosen harus mampu menciptakan kondisi yang key, Spence dan Shela (1990) bahwa metakognisi
dinamis sehingga secara kontinu dapat mening- adalah berpikir tentang berpikir, mengetahui apa
katkan kualitas pembelajaran. Proses pembela- yang telah diketahui dan apa yang belum dike-
jaran harus lebih mengacu pada apa yang harus tahui. Strategi metakognisi dasar mencakup be-
dipelajari dengan menggunakan strategi yang da- berapa kemampuan, yaitu: 1.Menghubungkan
pat mengaktifkan mahasiswa. Mahasiswa tidak informasi baru dengan pengetahuan sebelum-
harus menghafalkan fakta-fakta tetapi mereka se- nya, 2.Memilih strategi berpikir dengan cermat,
bagai mahasiswa didorong untuk mengkonstruk- 3.Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi
sikan pengetahuan di benaknya sendiri. proses-proses berpikir.
Dalam pendekatan belajar konstrukti- Metakognisi tergolong kemampuan ber-
visme, mahasiswa secara individual menemukan pikir tingkat tinggi yang melibatkan pengaturan
dan mentransformasi informasi yang kompleks aktif yang lebih tinggi daripada sekedar proses-
tersebut sehingga pengetahuan itu menjadi mi- proses kognitif yang belajar dan metakognisi
liknya. Pandangan tentang teori belajar konstruk- diketahui berhubungan dengan kecerdasan (Bor-
tivisme sangat berkembang sejak tahun 1980. kowski, Carr, digunakan dalam belajar (Livings-
Pandangan baru ini menyebabkan berkembang- tone, 1997). Metakognisi mendukung keberha-
nya pendekatan belajar dan mengajar baru yang silan & Pressley, 1987: Sternberg, 1984, 1986a,
berfokus pada pemahaman siswa tentang ber- 1986b dalam Livingstone, 1997).
bagai bidang studi (sains, matematika, dan lain- Pengalaman-pengalaman metakognitif
lain) yang tidak hanya sekedar menyebutkan fak- melibatkan penggunaan strategi-strategi meta-
ta-fakta dan formula (Hand, Treagust, dan Vance, kognitif. Strategi metakognitif adalah proses
1997 dalam Pauline, 2000). berurutan yang membantu seseorang untuk men-
Dalam kaitan dengan pendekatan be- gontrol aktivitas kognitif dan untuk menjamin
lajar konstruktivisme, seorang pebelajar dituntut bahwa tujuan kognitif telah tercapai (Brown,
untuk dapat secara aktif belajar mandiri. Pebela- 1987 dalam Livingstone, 1997).
jar harus mampu mengembangkan kemampuan Strategi metakognitif membantu pengelo-
metakognisinya dengan menggunakan strategi laan belajar, baik pada perencanaan dan moni-
belajar yang tepat sesuai dengan karakter dan ke- toring aktivitas kognitif serta mengevaluasi ha-
24 S. Amnah S. / JPII 3 (1) (2014) 22-27

silnya. Pemberian latihan penggunaan strategi pengetahuannya itu. Pebelajar mandiri termo-
metakognitif pada pebelajar paling efektif untuk tivasi untuk belajar oleh dirinya sendiri, tidak
mengembangkan kontrol metakognitif (Livings- hanya karena nilai atau motivator eksternal lain
tone, 1997). Riset menunjukkan bahwa hanya se- (Nur, 2000).
dikit instruktur/guru/dosen yang mengajarkan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
secara eksplisit strategi-strategi belajar; mereka (FKIP) adalah lembaga pendidikan yang men-
berasumsi bahwa para siswa telah mempelaja- ghasilkan tenaga guru. FKIP UIR memiliki 7
rinya ketika di sekolah menengah padahal me- program studi, salah satunya adalah Program
reka belum memperolehnya. Menghafal adalah Studi Pendidikan Biologi. Hasil survai awal pe-
strategi belajar yang biasa digunakan dan sering neliti pada mahasiswa baru FKIP Biologi UIR
satu-satunya strategi yang digunakan oleh siswa tahun 2012/2013 menunjukkan bahwa nilai
di sekolah menengah hingga mereka ke perguru- IP mahasiswa baru yang termasuk dalam bim-
an tinggi (Keachie, 1988, dan Nist, 1993 dalam bingan PA peneliti menunjukkan IP semester 1
Pierce, 2003). banyak memperoleh nilai kurang memuaskan
Hasil penelitian yang telah dilakukan pe- dengan rata-rata IP 2,5. Peneliti berasumsi bahwa
neliti pada guru-guru biologi SMA Negeri Kota mahasiswa baru masih merasa kesulitan untuk
Pekanbaru tahun 2008 menunjukkan bahwa se- beradaptasi mengikuti perkuliahan. Mereka ter-
banyak 68,75% guru biologi tidak pernah mela- biasa belajar secara pasif karena hasil penelitian
tihkan penggunaan strategi metakognitif pada pada siswa SMA Kota Pekanbaru menunjukkan
siswanya. Sebahagian guru pernah melatihkan bahwa banyak guru mengajar yang masih bersifat
strategi metakognitif yaitu dengan memberi con- teacher centered. Di samping itu mahasiswa baru
toh bagaimana cara melaksanakan pembuatan belum terbiasa belajar secara mandiri dan meng-
peta konsep, menjelaskan bagaimana cara mem- gunakan strategi belajar yang efektif dalam pro-
buat rangkuman, cara membuat garis bawah, ses belajarnya.
cara membuat jembatan keledai (Amnah,2011).. Pada penelitian ini peneliti ingin mem-
Mengajarkan strategi metakognitif pada peroleh data kesadaran metakognisi mahasiswa
mahasiswa perlu dilakukan. Hal ini dapat mendo- baru FKIP Kota Pekanbaru dan penggunaan
rong pemahaman siswa. Mahasiswa dapat berpi- strategi metakognisi dalam proses belajarnya
kir tentang proses berpikirnya dan menerapkan sehingga diperoleh informasi bagaimana profil
strategi tertentu untuk menyelesaikan masalah- kesadaran metakognisi mahasiswa baru FKIP
masalah yang sulit. Menurut Slavin (1994), yang Kota Pekanbaru. Hal ini sangat diperlukan ka-
termasuk dalam strategi metakognitif adalah rena sebagai calon guru mahasiswa FKIP perlu
membuat pertanyaan dan menjawabnya sendiri, memahami tentang metakognisi dan strategi me-
membuat ringkasan, peta konsep tentang materi takognisi sehingga dapat mengaplikasikan dalam
yang telah dibaca, atau mengucapkan dengan ka- kegiatan belajarnya dan kelak dapat melatihkan
ta-kata sendiri apa yang telah mereka dengar. Le- pada siswanya setelah menjadi guru.
bih lanjut Simpson dan Nist, 2000 dalam Pierce
(2003) menyebutkan, dalam menulis ringkasan, METODE
siswa diminta untuk menggunakan kata-katanya
sendiri dan mahasiswa perlu diajarkan ketentuan- Penelitian ini adalah penelitian survai yang
ketentuan dalam membuat ringkasan. Menulis merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan
ringkasan tidak hanya meningkatkan pengertian pada mahasiswa baru Prodi. Pendidikan Biologi
mahasiswa, tetapi juga membantu untuk memo- FKIP UIR Pekanbaru tahun ajaran 2013/2014.
nitor pemahamannya. Peneliti mengambil data ke 6 kelas paralel yaitu
Pebelajar yang telah mampu mengguna- kelas 1A sampai 1F. Sebanyak 77% mahasiswa
kan metakognitif kecenderungan untuk berhasil mengisi inventory kesadaran metakognitif/ Me-
menjadi lebih besar karena dengan metakognitif tacognitive Awareness Inventory (Schraw dan
mereka dapat mengatur lebih baik aktivitas kog- Dennison, 1994) dengan jujur. Pemberian instru-
nitif mereka (Livingstone, 1997). Dalam teori be- men ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran
lajar konstruktivis menganut visi pebelajar yang metakognitif mahasiswa agar mengetahui bagai-
ideal adalah seorang mahasiswa yang memi- mana untuk dapat merencanakan, memonitoring
liki kemampuan mengatur dirinya sendiri (self- dan mengevaluasi proses belajarnya. Angket ten-
regulated learner), yaitu seseorang yang memiliki tang strategi metakognitif yang digunakan dalam
pengetahuan tentang strategi-strategi belajar yang belajar diberikan bersamaan dengan pemberian
efektif dan bagaimana serta kapan menggunakan inventory kesadaran metakognitif.
S. Amnah S. / JPII 3 (1) (2014) 22-27 25

lagi mahasiswa yang belum menggunakan me-


HASIL DAN PEMBAHASAN takognisinya dalam belajar dan belum memiliki
kesadaran bahwa berpikir adalah sebuah proses.
Deskripsi Kesadaran Metakognitif Mahasiswa Sebahagian kecil siswa (3,24%) masih ma-
Baru Pendidikan Biologi FKIP UIR Tahun suk dalam kategori belum begitu berkembang
Ajaran 2013/2014 (BBB). Green (2002) menyebutkan, siswa yang
Hasil analisis isian mahasiswa pada inven- masuk ke dalam kategori belum begitu berkem-
tori MAI dapat menggambarkan tingkat kesada- bang (BBB) belum mampu memisahkan apa
ran metakognitif mahasiswa baru Prodi. Pendi- yang dia pikirkan dan bagaimana dia dalam
dikan Biologi FKIP UIR Pekanbaru tahun ajaran berpikir. Sebanyak 25,41% siswa telah masuk ke
2013/2014. Data tentang kesadaran metakogni- dalam kategori mulai berkembang (MB). Siswa
tif tertera pada Tabel 1. yang masuk dalam kategori MB telah dapat di-
Kesadaran metakognitif mahasiswa Pro- bantu untuk sadar akan cara berpikirnya sendiri
di Pendidikan Biologi dari data survai menun- dengan menggugah dan mendukung cara mereka
jukkan tidak ada lagi mahasiswa yang masuk ke berpikir. Dosen hendaknya melatihkan strategi
dalam kategori Masih Sangat Beresiko (MSB). metakognitif sehingga mahasiswa akan berkem-
Sebagian kecil mahasiswa (3,24%) masuk dalam bang kesadaran metakognitifnya.
kategori kesadaran metakognitif yang belum Sebahagian besar mahasiswa (62,70%)
begitu berkembang (BBB). Sebanyak 25,41% telah masuk ke dalam kategori sudah berkem-
mahasiswa Pend. Biologi telah masuk ke dalam bang baik (SBB atau OK). Mahasiswa dalam
kategori mulai berkembang (MB). Sebagian be- kategori ini telah sadar dengan cara berpikirnya
sar siswa SMAN Kota Pekanbaru (62,70%) telah dan dapat membedakan tahap elaborasi input
berkembang baik kemampuan metakognitifnya dan ouput dari proses berpikirnya. Mereka terka-
sehingga masuk ke dalam kategori Sudah Ber- dang telah menggunakan model-model ini untuk
kembang Baik (OK), dan sebanyak 8,65% masuk mengatur proses berpikir dan belajarnya. Ma-
ke kategori berkembang sangat baik (super). hasiswa yang masuk pada kategori super (BSB)
Mahasiswa yang telah masuk ke dalam atau berkembang sangat baik ditemukan hanya
kategori kesadaran metakognitif tertinggi tidak sebanyak 8,65% . Mahasiswa yang termasuk ke
terlalu banyak jumlahnya. Hanya sebanyak 8,65 dalam kategori ini telah menggunakan kesadaran
% mahasiswa yang masuk kategori super (ber- metakognitif secara teratur untuk mengatur pro-
kembang sangat baik). Hasil pengamatan peneliti ses berpikir dan belajarnya secara mandiri. Me-
menunjukkan, mereka yang masuk ke dalam ka- reka telah memiliki kesadaran dan pengetahuan
tegori ini adalah mahasiswa yang aktif di dalam bahwa banyak macam cara dalam berpikir, mam-
kelas. pu menggunakannya secara lancar, dan dapat
Berdasarkan data siswa dari angket kesa- merefleksikan proses berpikirnya (Green, 2002).
daran metakognitif mahasiswa menunjukkan ti- Berdasarkan pengamatan peneliti menunjukkan
dak ada lagi siswa yang masuk ke dalam kategori mahasiswa yang masuk ke dalam kategori su-
belum masih sangat beresiko (MSB). Berdasar- per terlihat sebagai mahasiswa yang mempunyai
kan kategori dari Green (2002) maka tidak ada prestasi yang baik di dalam kelasnya.

Tabel 1. Persentase Kesadaran Metakognitif Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UIR


2013/2014
Persentase Kemampuan Metakognitif Siswa (%)
Kelas
MSB BBB MB SBB/OK BSB/Super
1A 0 0 3,78 11,34 1,62
1B 0 1,62 4,86 10,26 1,08
1C 0 0,54 5,4 9,18 2,16
1D 0 0 4,32 11,88 1,62
1E 0 1,08 4,86 11,34 0
1F 0 0 2,16 8,64 2,16
Total 0 3,24 25,41 62,70 8,65
Keterangan: MSB (Masih Sangat Beresiko), BBB
(Belum Begitu Berkembang), MB (Mulai Berkembang), SBB/OK
(Sudah Berkembang Baik), Super (Berkembang Sangat Baik)
26 S. Amnah S. / JPII 3 (1) (2014) 22-27

Deskripsi Strategi Metakognitif Mahasiswa Mahasiswa yang masuk dalam kategori


Baru Prodi Pendidikan Biologi Tahun Ajaran (MBB) telah tidak ada (0 %). Sebanyak 3,24%
2013/2014 mahasiswa masuk dalam kategori belum begitu
Hasil analisis isian mahasiswa pada ang- berkembang (BBB); 25,41% mahasiswa masuk ke
ket dapat menggambarkan strategi metakognitif dalam kategori mulai berkembang (MB); 62,70%
mahasiswa baru Prodi. Pendidikan Biologi FKIP masuk ke dalam kategori sudah berkembang
UIR Pekanbaru tahun ajaran 2013/2014. Berda- baik (SBB atau OK); dan 8,65% mahasiswa ma-
sarkan data yang diperoleh menunjukkan 39,45% suk pada kategori super atau berkembang sangat
mahasiswa telah dilatihkan oleh guru mereka baik.
ketika di SMA untuk menggunakan strategi me- Sebanyak 39,45% telah dilatihkan meng-
takognitif dalam belajar. Guru mereka melatih- gunakan strategi metakognitif dalam belajar
kan menggunakan strategi metakognitif dengan seperti membuat ringkasan (26,5%), menggaris
menugaskan mereka untuk membuat ringkasan, bawahi bacaan (8,65%),membuat peta konsep
menggaris bawahi bahan bacaan, membuat peta (6,48%), dan membuat jembatan keledai/ titian
konsep, dan jembatan keledai. ingatan (1,08%).
Dengan demikian terlihat bahwa seba- Dosen biologi hendaknya melatihkan stra-
gian besar mahasiswa (60,55%) belum terbiasa tegi-strategi metakognitif pada mahasiswa untuk
menggunakan strategi metakognitif dalam pro- meningkatkan kesadaran metakognitif dan ke-
ses belajar mereka. Hal ini akan mempengaruhi berhasilan dalam belajar.
keberhasilan mereka dalam belajar. Dari peneli-
tian awal peneliti pada mahasiswa bimbingan PA DAFTAR PUSTAKA
pada tahun ajaran 2012/2013 terlihat banyak ma-
hasiswa memperoleh nilai indeks prestasi kurang Amnah, S, 2011. Profil Guru Biologi Kota Pekanbaru
memuaskan (IP <2,5). dalam Pelaksanaan Pembelajaran. Makalah
Kurangnya penggunaan strategi metako- Seminar Nasional Pendidikan dilaksanakan
oleh Yayasan Pendidikan Cendana Pekanbaru.
gnitif dalam belajar akan berkaitan dengan keti-
10 Juni 2011.
daksuksesan dalam belajar. Hal ini sesuai dengan Blakey, Elaine-Spence,Shela.1990. Developing Meta-
pendapat Brown, 1987 dalam Livingstone (1997) cognition. (On line), (Eric Digest. http://www.
bahwa pengalaman-pengalaman metakognitif Ericdigest.org/eric/digest.HTML. diakses 11
melibatkan penggunaan strategi-strategi meta- Maret 2006).
kognitif. Strategi metakognitif adalah proses Green. 2002. Better Thinking Better Learning. (On-
berurutan yang membantu seseorang untuk men- line). (http://curriculum.pgwe.gov.za/curr\
gontrol aktivitas kognitif dan untuk menjamin home/better\think/index htm, diakses tanggal
bahwa tujuan kognitif telah tercapai Strategi me- 6 Oktober 2007.
Ku, Kelly Y.L and Ho, Ivone T. 2010. Metacognitive
takognitif membantu pengelolaan belajar, baik
Strategies that Enhance Critical Thinking. (on
pada perencanaan dan monitoring aktivitas kog- line). (http://www.link.springer.com. Diakses
nitif serta mengevaluasi hasilnya. 8 April 2014).
Pemberian latihan penggunaan strategi Livingstone, Jeniver,A. 1997. Metacognition: An Over-
metakognitif pada pebelajar paling efektif untuk view. (Online), Diakses tanggal (http://www.
mengembangkan kontrol metakognitif (Livings- gse.buffalo.edu/fas/shuell/cep564/-metacog.
tone, 1997). Hasil penelitian pada mahasiswa html. 18 September 2006).
Pendidikan Biologi FKIP UIR menunjukkan ba- Mulyasa. 2005. Menjadi Guru profesional. Jakarta: Bumi
hwa hanya sedikit guru mereka ketika di SMA Aksara
Nur, M. 2001. Model Pembelajaran Kooperatif. Maka-
yang mengajarkan secara eksplisit strategi-stra-
lah pada Overseas fellowship Program Contextual
tegi belajar metakognitif (39,45%). Menghafal Learning Materials Development.Proyek Pening-
adalah strategi belajar yang biasa digunakan dan katan Mutu SLTP Jakarta Direktorat Sekolah
sering satu-satunya strategi yang digunakan oleh Lanjutan Tingkat Pertama Direktorat Pendidi-
siswa di sekolah menengah hingga mereka ke kan Dasar dan Menengah Departemen Pendi-
perguruan tinggi (Keachie, 1988, dan Nist, 1993 dikan nasional in Collaboration with University of
dalam Pierce, 2003). Washington Collage of Education, State University
of Malang, and LAPI-ITB.
PENUTUP Nuryani R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Ma-
lang: UM Press
Pauline, Minier (2000). Constructivisme. (Online), (Ijigs.
Berdasarkan hasil dan pembahasan hasil scit. wlv.ac.uk /margot Kaszap.pdf. diakses
penelitian, dapat dikemukakan kesimpulan seba- tanggal 13 September 2007).
gai berikut: Pierce, W. 2003. Metacognition: Study Strategies, Moni-
S. Amnah S. / JPII 3 (1) (2014) 22-27 27

toring, and Motivation. (Online), (http://www. USA: Allyn and Bacon.


MCCCTR homepage. diakses tanggal 15 April Soetjipto dan Kosasi,R. 1994. Profesi Keguruan. Jakar-
2007). ta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 1994. Educational Psycology. (4th ed.).

Anda mungkin juga menyukai