Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL ILMIAH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-MODUL INTERAKTIF


BERBASIS STEM MATERI POLA PEWARISAN SIFAT HUKUM
MENDEL UNTUK SISWA KELAS XII SMA

OLEH
TASIA NABILA HUSSEN
NIM A1C419048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-MODUL INTERAKTIF
BERBASIS STEM MATERI POLA PEWARISAN SIFAT HUKUM
MENDEL UNTUK SISWA KELAS XII SMA

Tasia Nabila Hussen


A1C419068

ABSTRAK
Media pembelajaran berperan penting bagi proses pembelajaran untuk penguasaan materi sehingga
diperoleh hasil belajar kognitif yang baik. Penguasaan materi yang baik diperoleh melalui
pembelajaran yang lebih bermakna sehingga perlu dikembangkan media berdasarkan pada
pendekatan yang menitikberatkan dengan realitas kehidupan. Penelitian ini bertujuan
mengembangkan media pembelajaran yakni e-modul interaktif berbasis STEM materi pola
pewarisan sifat hukum Mendel, kemudian menganalisis kelayakan media, menganalisis persepsi
guru dan peserta didik atas produk yang telah dikembangkan dan menganalisis efektivitas
penggunaan e-modul interaktif berbasis STEM materi pola pewarisan sifat hukum Mendel
terhadap hasil belajar kognitif peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
(Research and Development) menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri atas
Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluation. Jenis data penelitian ini adalah kualitatif
dan kuantitatif. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah angket validasi ahli materi dan
ahli media untuk mengetahui kelayakan produk, angket persepsi guru dan peserta didik yang
disebarkan kepada kelompok kecil berjumlah 6 peserta didik dan kelompok besar 23 peserta didik
serta tes belajar kognitif yang dianalisis menggunakan software SPSS versi 20. Hasil penelitian
menunjukan e-modul interaktif berbasis STEM yang telah melalui tahap validasi materi sebanyak
2 kali diperoleh persentase sebesar 96,25% dengan kategori “sangat layak”, tahap validasi media
dilakukan sebanyak 3 kali, diperoleh persentase sebesar 93,75% dengan kategori “sangat layak”.
Hasil persepsi guru biologi diperoleh persentase 83,75% termasuk pada kategori “sangat baik”.
Hasil persepsi ujicoba kelompok kecil sebesar 80,41% termasuk kategori “baik” dan ujicoba
kelompok besar sebesar 85% termasuk kategori “sangat baik”. Hasil uji efektivitas menggunakan
paired sample t-test, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05), dengan rata-rata N-gain
skor sebesar 0,70, artinya terdapat perbedaan signifikan hasil belajar kognitif sebelum dan setelah
penggunaan e-modul interaktif berbasis STEM dengan peningkatan signifikan sebesar 0,70
(sedang). Maka disimpulkan bahwa pengembangan e-modul interaktif berbasis STEM layak,
praktis dan efektif meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik dalam pembelajaran biologi
materi pola pewarisan sifat hukum Mendel.

Kata Kunci : E-Modul Interaktif, STEM, Pola Pewarisan Sifat Hukum Mendel, Flip PDF
Professional.

I. PENDAHULUAN

Biologi adalah ilmu yang mempelajari terkait fakta, dalil, dan konsep serta prinsip
yang berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup (Megahati, 2022:227). Biologi
mempelajari terkait semua yang berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup oleh karena
itu cakupan materinya sangat luas. Salah satu cabang ilmu pada pembelajaran biologi
ialah genetika. Genetika dipelajari pada tingkatan sekolah menengah atas pada kelas XII.
Pembelajaran genetika mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan pola
pewarisan sifat.
Berdasarkan penyebaran angket yang dilakukan diketahui bahwa dari semua materi
yang telah dipelajari, sebanyak 48,3% masih kesulitan dalam memahami materi pola
pewarisan sifat hukum mendel. Kesulitan yang dialami peserta didik diantaranya adalah
kurang memahami konsep pewarisan sifat, cakupan atau penjabaran materi yang terlalu
banyak, sehingga peserta didik kebingungan dengan banyak jenis penyimpangan semu
dan kurang memahami maksud soal. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara guru biologi

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 1


yang menyatakan bahwa hasil penilaian kognitif yang dilakukan guru pada materi
tersebut diperoleh hasil bahwa peserta didik yang mencapai KKM (≥ 68) hanya 55%.
Berdasarkan pernyataan guru diketahui bahwa kesulitan yang dialami adalah peserta
didik masih kurang memahami maksud atau esensi dari materi pewarisan sifat.
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan Solikah dan Susantini, (2022: 375)
bahwa materi pewarisan sifat hukum mendel adalah salah satu materi pembelajaran
biologi yang memiliki banyak sub-materi, bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh peserta
didik. Lebih lanjut, pada penelitian Nusantari, (2011:72) kesulitan yang dialami peserta
didik terjadi karena, materi tersebut tidak dapat diamati langsung melalui pengamatan
mata. Sehingga, menyebabkan peserta didik sulit untuk memahami materi,
mengkonstruksikan pemahamannya dengan kehidupan sehari-hari secara utuh,
menghubungkan antar konsep materi genetika. Berdasarkan permasalahan yang dialami
peserta didik maka diperlukan adanya pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan
materi pada realitas kehidupan.
Satu diantara pendekatan dalam pembelajaran adalah pendekatan STEM (Science,
Technology, Engineering, Mathematics). Pendekatan STEM adalah pen-dekatan yang
mengintegrasikan dua atau lebih bidang ilmu yang termuat dalam STEM yaitu Sains,
Teknologi, Teknik, serta Matematika (Wijayanti dan Fajriyah 2018:65). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sandi (2021:584) diketahui bahwa pendekatan STEM
dapat meningkatkan penguasaan materi dan keterampi-lan berpikir peserta didik. Namun,
berdasarkan wawancara diketahui bahwa dalam proses belajar atau media pembelajaran
belum pernah menggunakan pendekatan STEM. Keberhasilan pembelajaran selain
bergantung pada pendekatan, juga bergantung pada media pembelajaran.
Berdasarkan penyebaran angket pada peserta didik diketahui bahwa dalam proses
belajar biologi guru biasanya menyampaikan materi dengan menggunakan papan tulis
(48,3%) dan Powerpoint (37,9%). Media yang digunakan masih terbatas. Sehingga,
dalam mengatasi kesulitan peserta didik memahami materi diperlukan adanya media
pembelajaran. Berdasarkan wawancara guru biologi bahwa guru mengharapkan adanya
media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang
belum dikuasai yang dikemas dengan penulisan yang sederhana, dapat digunakan secara
mandiri dan tidak monoton. Berdasarkan hal tersebut, media yang dapat digunakan ialah
e-modul. Namun berdasarkan hasil wawancara penggunaan modul cetak belum optimal
digunakan dan e-modul belum pernah digunakan.
Modul elektronik (e-modul) adalah media pembelajaran yang dapat diguna kan
secara mandiri oleh peserta didik dengan bimbingan yang minim (Kustandi dan
Darmawan 2020:159). E-modul adalah disajikan elektronik dan dapat didesain interaktif.
Interaktif yang dimaksud ialah adanya fitur interaktif seperti adanya kuis interaktif, scan
QR-code, penayangan video, audio, dan navigasi interaktif sehingga peserta didik
menjadi interaktif dengan program. Menurut Sapriyah, (2019:477) semakin banyak indera
yang digunakan,semakin besar materi dapat diingat dan dimengerti. Berdasarkan latar
belakang tersebut, perlu dilakukan Pengembangan Media Pembelajaran E-Modul
Interaktif Berbasis STEM Materi Pola Pewarisan Sifat Hukum Mendel untuk Siswa Kelas
XII SMA.

II. KAJIAN TEORITIK

1. Media Pembelajaran
Asal kata media adalah medium dari bahasa Latin. Kata medium diartikan sebagai
suatu perantara, sedangkan kata media dari bahasa Arab ialah wasaaila yang berarti
pengantar pesan yang ditujukan oleh pemberi pesan kepada yang menerima pesan
(Sumiharsono dan Hasanah 2017:9). Sehingga dapat diartikan bahwa media ialah sesuatu
yang fungsinya untuk menghantarkan informasi dari pemberi pesan kepada yang
menerima. Saat proses komunikasi atau penyampaian sebuah pesan media sangat penting,

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 2


oleh sebab itu maka dalam melakukan pem-belajaran guru perlu memiliki media agar
informasi materi dapat dipahami dengan baik dan mudah pada peserta didik
(Satrianawati, 2018:5-6).
Media yang berguna dalam penyampaian pesan pembelajaran disebut juga media
pembelajaran. Artinya, media pembelajaran ialah sesuatu yang digunakan untuk
mentransfer informasi menggunakan berbagai saluran untuk membantu peserta didik
mencapai tujuan belajar (Hamid,et al.2020:6;Nurfadhillah, 2021:15). Hal ini sesuai
dengan pernyataan oleh Mashuri (2019:4) bahwa media pembelaja-ran dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang digunakan dan difungsikan dalam kegiatan belajar untuk
merangsang pikiran, perhatian maupun minat peserta didik, sehingga proses pembelajaran
antara pendidik dengan peserta didik berlangsung secara cepat dan tepat sehingga dapat
sesuai dengan tujuan awal.

2. Modul Elektronik (E-Modul) Interaktif


Menurut Harahap & Fauzi, (2017:16) modul merupakan salah satu media
pembelajaran yang berisikan suatu unit pembelajaran yang tersusun sistematis serta
berisikan komponen yang memungkinkan untuk peserta didik belajar secara mandiri
mencapai tujuan belajarnya. Komponen minimal harus terdapat didalam modul adalah
tujuan pembelajaran, materi serta evaluasi. Menurut Yusuf et al. (2020:7) Modul dapat
digunakan oleh peserta didik secara mandiri karena modul disusun terstruktur, secara
sistematis dengan penyampaian sederhana yang memudahkan peserta didik dan
dilengkapi petunjuk penggunaan sehingga mem berikan kemudahan.
Modul memiliki dua jenis diantaranya adalah modul berbentuk lembaran/ cetak dan
modul berbentuk elektronik. E-Modul merupakan modul yang memiliki format yaitu
dalam bentuk elektronik. Sehingga pendistribusian dan penggunaan nya melalui
perangkat teknologi. E-modul didalamnya dapat disajikan dalam beberapa bentuk seperti
audio (pendengaran), visual (penglihatan), audio visual (pendengaran-penglihatan) serta
multimedia interaktif (Yusuf et al. 2020:8-9).
E-modul interaktif adalah media yang dirancang sistematik dan menarik, terdiri
dari konten materi pembelajaran, metode serta evaluasi yang bertujuan untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan pada suatu mata pelajaran (Imansari & Sunaryantiningsih,
2017:12). E-modul interaktif adalah sama dengan e-modul secara umum, namun bedanya
hanya terletak pada bagian yang dapat digunakan atau diinteraksikan oleh pengguna.
Suatu media dikatakan interaktif, mengacu pada tingkat interaksi atau berkegiatan
yang tinggi artinya pengguna tidak hanya melihat media untuk dibaca tetapi lebih dari itu,
pengguna dapat melakukan aktivitas lain seperti melihat tayangan video, mendengarkan
audio, melaksanakan kuis dan hal interaktif lain. Dengan media interaktif ini maka dapat
memberikan nilai grafis penyajian yang tinggi serta memberikan semangat belajar
(Qotimah dan Mulyadi 2021:128 ; Sidiq dan Najuah 2020:5).

3. Pendekatan STEM
STEM merupakan singkatan dari suatu pendekatan pembelajaran inter disiplin yang
terdiri atas unsur Science, Technology, Engineering, Mathematics. Keempat pendekatan
ini merupakan pasangan serasari antara permasalahan yang terdapat didunia nyata dan
pembelajaran yang berfokus dalam memecahkan masalah yang biasa dialami oleh orang
dalam kehidupan sehari hari (Khairiyah 2019:8). Pembelajaran dengan STEM sangat
penting karena dapat: (1) membe-rantas tantangan teknologi, (2) sebagai pembaruan dan
inovasi dalam pembela-jaran, untuk kesejahteraan belajar, (3) untuk pengembangan
sumber daya manu-sia, untuk peningkatan kemahiran dan pemahaman, (3) serta untuk
transformasi dalam bidang pendidikan (Djulia et al., 2020:37).
Menurut Khairiyah (2019:14-22) bahwa pendekatan pembelajaran STEM terdiri atas
empat aspek atau indikator yaitu sebagai berikut :

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 3


a) Science (Sains), adalah ilmu yang mempelajari terkait hukum alam yang ber-kaitan
dengan fisika, kimia, biologi serta perlakukan atau penerapan fakta, konsep ataupun
prinsip dalam disiplin ilmu ini..
b) Technology (Teknologi), keterampilan dari peserta didik untuk mengetahui
bagaimana teknologi baru dapat dikembangkan dari permasalahan yang mun-cul,
keterampilan menggunakan teknologi serta keterampilan terkait bagai-mana
teknologi dapat digunakan dalam memudahkan pekerjaan manusia. Teknologi bukan
berasal dari displin dalam arti yang ketat, artinya dapat berupa seluruh sistem,
pengetahuan, proses atau perangkat yang digunakan.
c) Engineering (Teknik/ Rekayasa), tahapan desain ataupun penciptaan benda buatan
manusia dan sebuah proses untuk memecahkan masalah. Terdapat dua yaitu
membuat produk buatan manusia, dan proses menyelesaikan masalah.
d) Mathematics (Matematika), ilmu yang memperlajari terkait pola serta hubung an
antara jumlah, angka serta ruang.

III. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Pengembangan (Research and


Development). Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengembangkan media
pembelajaran berupa e-modul interaktif berbasis STEM Materi Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel untuk Siswa Kelas XII SMA. Pengembangan ini menggunakan model
pengembangan ADDIE.

Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dengan menggunakan model ADDIE terdiri atas 5
tahapan diantaranya adalah : Tahap Analyze dilakukan validasi kesenjangan kinerja untuk
mengetahui permasalahan melalui angket analisis kebutuhan, tujuan instruksional atau
menentukan prioritas yang akan diambil, mengidentifikasi karakteristik peserta didik
untuk pengembangan media, identifikasi sumber daya yang tersedia yang terdiri atas
sumber daya konten, teknologi dan sumber daya manusia, selanjutnya melakukan
penentuan sistem penyampaian potensial dan menyusun rencana kerja yang terdiri atas
jadwal pengembangan, tim pengembang an, struktur materi dan spesifikasi yang akan
dikembangkan; tahapan design dilakukan proses perancangan berupa menyusun hal-hal
yang dibutuhkan untuk pengembangan seperti flowchart dan storyboard, penyusunan
tujuan kinerja yang harus dicapai oleh peserta didik, melakukan penyusunan strategi
pengujian untuk mengetahui efektivitas dari produk yang telah dikembangkan nantinya;
tahapan development dilakukan proses yaitu menghasilkan produk, dilanjutkan dengan
mengembangkan panduan bagi guru dan siswa, revisi formatif berupa validasi dan revisi
produk dari tim ahli, lakukan uji coba produk yang terdiri atas uji coba guru dan uji coba
siswa yang terdiri dari uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar; tahap
implement yang dilakukan persiapan guru berupa persia-pan perangkat RPP, persiapan
siswa berupa persiapan teknis untuk pelaksanaan implementasi, dilakukan implementasi
strategi dengan menggunakan media yang telah dikembangkan untuk mendapatkan hasil
belajar kognitif peserta didik; tahapan evaluation dilakukan penentuan kriteria dan alat
evaluasi. Kriteria yang digunakan pada evaluasi terdiri atas persepsi, ajaran dan kinerja.
Kemudian melaksanakan evaluasi yang terdiri atas evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Subjek Ujicoba
Subjek uji coba dalam penelitian ini terdiri atas guru bidang studi biologi dan
peserta didik kelas XII IPA di SMA Xaverius 2 Jambi. Uji coba yang dilaku-kan terhadap
peserta didik dilakukan dalam dua tahap yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba
kelompok besar. Menurut Setyosari (2016:288-289) uji coba kelompok kecil

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 4


dilaksanakan dengan melibatkan 5-8 orang sedangkan uji coba kelompok besar dilakukan
dengan melibatkan 15-30 orang. Uji coba kelompok kecil didalam penelitian ini
berjumlah 6 orang dan uji coba kelompok besar sebanyak 23 orang.

Teknik Pengumpul Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik tes dan
non tes. Digunakan adalah berupa soal pretest dan post test untuk mengukur hasil belajar
kognitif peserta didik sebelum dan setelah penggunaan media yang dikembangkan.
Sedangkan instrumen non tes yang digunakan adalah angket. Yang digunakan pada
penelitian ini adalah angket validasi ahli materi, angket validasi ahli media, angket
persepsi guru dan angket persepsi siswa. Sehingga melalui teknik pengumpulan data pada
penelitian ini media yang dikembangkan berupa e-modul interaktif berbasis stem akan
dilakukan validasi terhadap tim ahli hingga dinyatakan valid, uji coba kepada guru dan
siswa untuk mengetahui persepsi atas media yang telah dikembangkan, dilanjutkan
dengan mengukur efektivitas penggunaan media terhadap hasil belajar kognitif siswa
menggunakan instrumen tes.

Analisis Data Penelitian


Jenis data yang digunakan pada penelitian terdiri atas data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh melalui data berupa saran dan
masukan yang digunakan sebagai bahan dalam melakukan revisi media pembelajaran
yang model interaktif disampaikan secara deskriptif. Analisis data kuantitatif pada
penelitian ini diperoleh melalui tes dan angket. Analisis data angket dilakukan dengan
menggunakan skala likert. Analisis data angket dilakukan dengan menghitung data hasil
ceklis pada angket, perhitungan persentase validitas materi maupun media dengan
menggunakan rumus kevalidan yaitu jumlah skor yang diperoleh per jumlah skor
maksimum dikali 100%. Analisis data angket dilakukan dengan menggunakan uji t
dengan jenis paired sample t test. Yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20.
Tes dengan menggunakan uji t dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil sebelum dan
setelah penggunaan media. Dilakukan uji n-gain score untuk mengetahui besarnya
peningkatan hasil belajar siswa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
a) Analyze (Analisis)
Adapun hasil yang diperoleh adalah (1) peserta didik masih mengalami kesulitan
dalam memahami materi pola pewarisan sifat hukum mendel, ditandai dengan hanya 55%
siswa yang memenuhi KKM, sedangkan 45% belum mencapai ketuntasan, (2) Kesulitan
terjadi karena peserta didik masih kurang memahami maksud atau esensi dari materi pola
pewarisan sifat, kurangnya integrasi materi dengan realitas kehidupan sehari-hari, (3)
perhatian atau fokus belajar peserta didik dalam pembelajaran mulai menurun karena
pada kelas XII cenderung mempelajari materi yang kompleks sehingga dibutuhkan suatu
media pembela-jaran, (4) peserta didik membutuhkan media pembelajaran yang praktis,
efektif dan efisien digunakan yang sesuai dengan kemajuan teknologi, (5) diperlukan
media pembelajaran yang dapat memfasilitasi kesulitan peserta didik dalam memahami
materi secara mandiri. Banyaknya cakupan materi pada pola pewarisan hukum pada
mendel maka berdasarkan wawancara guru dibutuhkan media yang sederhana yang dapat
dipahami peserta didik secara mandiri. Berdasarkan hal tersebut maka media
pembelajaran yang dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik, praktis efisien,
sesuai dengan kemajuan teknologi adalah e-modul. Kurangnya integrasi materi dengan
realitas kehidupan sehari-hari, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang
mampu mengatasi hal tersebut. Pen-dekatan yang dapat diterapkan ialah pendekatan

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 5


Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM). Pendekatan STEM dipilih ka
rena pendekatan tersebut menitikberatkan pada kaitan materi terhadap realitas kehidupan,
selain itu pendekatan STEM menghubungkan disiplin ilmu lain dengan materi sehingga
dapat menambah wawasan baru dan meningkatkan perhatian peserta didik belajar.

b) Design (Perancangan)
Produk dirancang menggunakan software canva, kemudian outputnya di-masukan
ke Flip PDF Professional untuk menambahkan fitur interaktif. Hasil dari pengembangan
ini akan disajikan dalam bentuk link. Dalam tahap perancangan ini terdapat beberapa
tahapan, diantaranya adalah menyusun semua hal yang dibutuhkan untuk membuat
produk seperti rancangan awal berupa flowchart dan storyboard mulai direalisasikan
untuk menghasilkan suatu produk yang dapat diguna-kan dalam kegiatan pembelajaran.
Kemudian menyusun tujuan pembuatan media pembelajaran untuk mengatasi kesulitan
yang siswa dalam memahami materi agar semua tujuan pembelajaran tercapai. Selanjut
nya adalah menyusun strategi pengu jian. Strategi pengujian yang dilakukan pada
penelitian ini adalah melakukan pengujian validitas pada validator materi dan media. Saat
layak digunakan, dilaku kan uji coba guru dan peserta didik terkait persepsi media yang
dikembangkan. Lalu, pada tahap implementasi, strategi pengujiannya adalah membuat
item tes hasil belajar kognitif. Strategi pengujian pada tahap implement menggunakan
soal pilihan ganda dengan jumlah 20 soal yang diadopsi dari buku bank soal biologi, yang
disesuaikan dengan indikator pembelajaran aspek kognitif (pengetahuan) yang harus
dicapai peserta didik.

c) Development (Pengembangan)
Tahapan pengembangan adalah tahap merealisasikan produk yang telah dirancang
selanjutnya di validasi oleh tim validator hingga dinyatakan layak, untuk selanjut-nya
siap diujicobakan. Validasi produk dilakukan menggunakan angket yang dirancang
berdasarkan kisi-kisi instrumen penilaian. Hasil validasi produk adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Hasil Validasi Materi


No Aspek Penilaian Hasil Validasi Materi
Validasi ke-1 Validasi ke-2
1. Kelayakan Isi 54% 96%
2. Integrasi STEM 50% 100%
3. Kelayakan Penyajian 55% 95%
4. Penilaian Bahasa 50% 96%
Persentase Kualitas Produk 52,5% 96,25%
Kategori Tidak Layak Sangat Layak
Berdasarkan hasil validasi materi tahap 1 yang tidak layak, maka dilakukan revisi
kembali dan kemudian dilakukan validasi tahap 2, diperoleh persentase kualitas produk
sebesar 96,25% dengan kategori sangat layak dan dapat disimpulkan bahwa produk layak
diujicobakan dari segi aspek materi.
Tabel 2 Hasil Validasi Media
No Aspek Penilaian Hasil Validasi Media
Validasi ke-1 Validasi ke-2 Validasi ke-3
1. Keterpaduan 54% 88% 100%
2. Keseimbangan 56% 81% 94%
3. Bentuk Huruf 63% 88% 88%
4. Warna 50% 81% 94%
5. Bahasa 50% 75% 88%
Persentase Kualitas Produk 55% 83,75% 93,75%
Kategori Tidak Layak Sangat Layak Sangat Layak

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 6


Berdasarkan hasil validasi materi tahap 1 yang tidak layak, maka dilakukan revisi
kembali dan kemudian dilakukan validasi tahap 2 diperoleh hasil bahwa produk telah
termasuk pada kategori sangat layak namun masih terdapat beberapa revisi dari tim ahli
media, sehingga perlu untuk dilakukan perbaikan kembali dan dilakukan validasi tahap
ke-3 dan diperoleh persentase kualitas produk sebesar 93,75% dengan kategori sangat
layak dan dapat disimpulkan bahwa produk layak diujicobakan dari segi aspek tampilan
media.

Tabel 3 Hasil Persepsi Guru


No. Aspek Penilaian Penilaian
1. Komponen Penyajian 90%
2. Penggunaan Bahasa 75%
3. Tampilan Media 78%
4. Integrasi STEM pada Media 100%
Persentase Kualitas Produk 83,75%
Kategori Sangat Baik

Adapun saran maupun komentar yang diberikan guru terhadap keseluruhan media
adalah e-modul interaktif berbasis STEM sudah sangat baik untuk dilakukan pada proses
pembelajaran biologi, tetapi hanya cocok dilakukan di sekolah yang cukup mendapatkan
jaringan internet seperti SMA Xaverius 2 Jambi, sangat diharapkan juga jika e-modul ini
juga tersedia secara offline agar dapat digunakan di sekolah lain yang internetnya kurang
memadai.

Tabel 4 Hasil Persepsi Peserta Didik


No. Aspek Penilaian Ujicoba Produk
Kelompok Kecil Kelompok Besar
1. Kualitas isi dan tujuan 80,83% 84,13%
2. Kualitas teknik 81,02% 85,75%
3. Kualitas pembelajaran 77,78% 85,51%
4. Integrasi STEM 80,06% 83,7%
Persentase Kualitas Produk 80,41% 85%
Kategori Baik Sangat Baik

d) Implement (Pelaksanaan)
Penelitian ini melakukan penerapan media dalam proses belajar kepada 29 peserta
didik kelas XII IPA di SMA Xaverius 2 Jambi, sebanyak 3 kali pertemuan. Penerapan
media bertujuan mengetahui keefektifan media yang dikembangkan dalam meningkatkan
hasil belajar kognitif peserta didik melalui tes. Penerapan ini dilakukan dengan
memberikan pretest dan postest, sebelum dan setelah penggunaan media. Soal tes yang
digunakan berasal dari bank soal biologi dengan jumlah 20 soal pilihan ganda. Setelah
menerapkan media, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data hasil implementasi
berupa data pretest dan postest untuk mengukur keefektifan media yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Pengolahan data implementasi pretest dan postest menggunakan
Microsoft excel dan SPSS 20. Pengolahan data dilakukan menggunakan uji-t dengan
paired sample T-test dan uji N-gain. Uji paired sample T-test (Uji-t berpasangan) adalah
salah satu metode pengujian data secara berpasangan artinya terdapat pengujian pada
individu yang sama dengan dua perlakuan berbeda, untuk mengetahui pengaruh
signifikan dari dua perlakuan (Montolalu and Langi 2018:45). Uji paired sample T-test
dapat dilakukan jika memenuhi uji prasyarat yaitu data harus berdistribusi normal. Uji N-
gain dilakukan untuk mengetahui besar peningkatan hasil belajar kognitif peserta
didik.

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 7


Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Postest
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


Pretest ,153 29 ,079 ,953 29 ,213

Postest ,150 29 ,095 ,939 29 ,093


a. Lilliefors Significance Correction

Hasil dari uji normalitas data pada Shapiro-wilk menunjukan nilai signifikasi
pretest dan postest sebesar 0,213 dan 0,093 (≥0,05). Artinya, data terdistribusi normal.
Uji prasyarat terpenuhi, maka dilakukan uji paired sample t-test. Berikut adalah hasil uji
paired sample T-test :

Tabel 6 Hasil Uji Paired Sample Statistics


Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pretest 48,62 29 17,723 3,291
Pair 1
Postest 86,72 29 7,592 1,410

Berdasarkan tabel 6. nilai rata-rata setelah diberikan perlakuan lebih tinggi diban-
ding sebelum diberikan perlakuan. Artinya, terjadi peningkatan hasil belajar kognitif
dalam menggunakan media.

Tabel 7 Hasil Uji Paired Sample T-Test


Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. 95% Confidence (2-
Deviation Error Interval of the tailed)
Mean Difference
Lower Upper
Pretest - -
Pair 1 19,929 3,701 -45,684 -30,523 -10,296 28 ,000
Postest 38,103

Nilai signifikasi yang diperoleh adalah sebesar 0,000 (˂ 0,05). Artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan media. Selanjutnya
dilakukan analisis N-gain untuk mengetahui besarnya peningkatan yang terjadi.

Tabel 8 Hasil Uji N-gain score


No Responden Pretest Postest N-gain skor Kategori
1. Peserta didik 1 60 95 0,88 Tinggi
2. Peserta didik 2 60 65 0,13 Rendah
3. Peserta didik 3 35 85 0,77 Tinggi
4. Peserta didik 4 55 90 0,78 Tinggi
5. Peserta didik 5 35 80 0,69 Sedang
6. Peserta didik 6 45 90 0,82 Tinggi
7. Peserta didik 7 45 95 0,91 Tinggi
8. Peserta didik 8 50 80 0,60 Sedang
9. Peserta didik 9 60 90 0,75 Tinggi
10. Peserta didik 10 60 100 1,00 Tinggi

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 8


No Responden Pretest Postest N-gain skor Kategori
11. Peserta didik 11 75 95 0,80 Tinggi
12. Peserta didik 12 85 90 0,33 Sedang
13. Peserta didik 13 65 85 0,57 Sedang
14. Peserta didik 14 20 85 0,81 Tinggi
15. Peserta didik 15 30 90 0,86 Tinggi
16. Peserta didik 16 30 85 0,79 Tinggi
17. Peserta didik 17 65 80 0,43 Sedang
18. Peserta didik 18 70 80 0,33 Sedang
19. Peserta didik 19 25 100 1,00 Tinggi
20. Peserta didik 20 35 90 0,85 Tinggi
21. Peserta didik 21 40 80 0,67 Sedang
22. Peserta didik 22 20 80 0,75 Tinggi
23. Peserta didik 23 30 90 0,86 Tinggi
24. Peserta didik 24 70 85 0,50 Sedang
25. Peserta didik 25 35 95 0,92 Tinggi
26. Peserta didik 26 40 85 0,75 Tinggi
27. Peserta didik 27 65 85 0,57 Sedang
28. Peserta didik 28 65 75 0,29 Rendah
29. Peserta didik 29 40 90 0,83 Tinggi
Rata-rata 49 87 0,70 Sedang

Berdasarkan hasil uji n-gain diperoleh hasil belajar kognitif peserta didik terjadi
peningkatan sebesar 0,70 (sedang) . Distribusi tingkat capaian hasil belajar peserta didik
adalah berikut :

30
Jumlah Peserta didik

25
20 18
15
9
10
5 2
0
Rendah (g) < 0,30 Sedang 0,30 ≤ ( g ) ≤ 0,70 Tinggi 0,70 < ( g )
Kategori N-gain skor

e) Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi formatif adalah evaluasi proses dari setiap tahapan yang dilalui, evaluasi
formatif didapatkan dari validasi berupa penilaian serta saran revisi produk agar layak
diujicobakan. Selanjutnya dilakukan uji coba produk untuk mendapatkan persepsi guru
dan peserta didik terhadap media yang telah dikembangkan. Tahap evaluasi selanjutnya
adalah evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif ialah evaluasi akhir atas media yang telah
dikembangkan yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan media. Evaluasi ini
dilakukan melalui kegiatan implementasi, dengan pemberian pretest dan postest untuk
mengukur keefektifan penggunaan produk yang dikembangkan terhadap hasil belajar
kognitif peserta didik. Hasil analisis data pretest dan postest menunjukan bahwa terdapat
peningkatan yang signifikan yaitu 0,70 termasuk kedalam kategori sedang antara
sebelum dan setelah penggunaan media pembelajaran e-modul interaktif berbasis STEM
terhadap hasil belajar kognitif peserta didik.

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 9


Pembahasan
Media pembelajaran e-modul interaktif berbasis STEM materi pola pewa-risan
sifat hukum Mendel dikembangkan menggunakan model pengembangan ADDIE. Ber-
dasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa terdapat permasala-
han yang ada pada peserta didik kelas XII IPA SMA Xaverius 2 Jambi yaitu peserta didik
mengalami kesulitan dalam memahami materi pola pewarisan sifat hukum mendel,
ditandai dengan hanya 55% siswa yang memenuhi ketuntasan, sedangkan 45% belum
mencapai ketuntasan. Hal tersebut merupakan suatu permasalahan, sebab menurut
Gustarie et al., (2019:22) bahwa siswa harus mampu menguasai kompetensi suatu
pembelajaran, dan pembelajaran dikatakan tuntas apabila telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal idealnya 75%. Mengacu pada permasalahan yang ada, lebih lanjut
diketahui melalui hasil wawancara dan angket bahwa kesulitan yang dialami adalah
peserta didik masih kurang memahami maksud atau esensi dari materi pewarisan sifat,
serta kurangnya integrasi materi dengan realitas kehidupan sehari-hari, perhatian atau
fokus belajar peserta didik menurun karena materi yang kompleks sehingga dibutuhkan
media pembelajaran. Menurut Yudha (2019:233) penggunaan media pembelajaran dalam
proses pembelajaran dapat menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami
peserta didik. Namun, media yang digunakan masih terbatas serta kurang variatif media
yang biasa digunakan dalam pembelajaran oleh guru adalah PPT, buku cetak dan
penjelasan materi secara langsung menggunakan papan tulis, serta latihan soal
menggunakan google form.
Berdasarkan hasil analisis karakteristik peserta didik diketahui bahwa peserta
didik tertarik pada media pembelajaran yang praktis, efektif dan efisien digunakan yaitu
tersaji teks materi, gambar, video, audio maupun fitur interaktif lainnya secara langsung.
Selain itu, peserta didik tertarik pada media elektronik yang sesuai dengan kemajuan
teknologi, menurut Nurrita, (2018:172) media yang menarik bagi peserta didik dapat
menjadi sebuah rangsangan bagi siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Pengem-
bangan e-modul interaktif berbasis pendekatan STEM, bertujuan untuk mengatasi
masalah bahwa kurangnya integrasi materi dengan realitas kehidupan, serta untuk
membangkitkan perhatian atau fokus belajar.
Tahap selanjutnya adalah tahapan desain. Kegiatan yang dilakukan adalah mem-
buat hal yang dibutuhkan dalam pengembangan seperti rancangan flowchart dan
storyboard, lalu dilanjutkan dengan mulai direalisasikannya pembuatan rancangan awal
produk. Rancangan awal produk dikembangkan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai, selain itu dilakukan penyusunan item tes hasil belajar kognitif untuk
mengukur keefektifan produk. Proses pembuatan produk dimulai dengan pengumpulan
referensi, lalu mendesain e-modul melalui canva, lalu dilanjutkan melalui Flip PDF
Professional.
Tahapan selanjutnya tahap develop (pengembangan) yang meliputi kegiatan
mengembangkan produk, setelah produk selesai dikembangkan, maka dilakukan uji
kelayakan dari segi materi oleh validator materi dan dari segi media oleh validator media.
Validasi oleh validator materi dilaksanakan sebanyak dua kali, sedangkan validasi media
dilaku kan sebanyak tiga kali. Validasi materi yang dilakukan terdiri atas empat aspek
penilaian yaitu kelayakan isi, aspek STEM, kelayakan penyajian dan penggunaan bahasa.
Validasi materi tahap ke-1 didapatkan persentase kelayakan 56,5% dengan kategori tidak
layak. lalu dilakukan revisi produk sesuai saran yang diberikan validator. Selanjutnya,
dilakukan validasi materi tahap ke-2 didapatkan persentase kelayakan sebesar 96,25%
dengan kategori sangat layak dan dengan kesimpulan layak untuk digunakan atau
ujicobakan dilapangan. Hasil ini diperoleh karena media pembelajaran e-modul interaktif
berbasis STEM yang dikembangkan memiliki penjelasan atau pola penyajian materi yang
disusun sistematis, runtut dan kalimat penyampaian sederhana. Penyajian materi telah
sesuai dengan usnur STEM sehingga dapat memfasilitasi peserta didik menghubungkan
materi dengan masalah kehidupan sehari-hari, penyajian materi pembelajaran bervariasi

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 10


terdapat teks materi, gambar, video,dan audio pendukung serta terdapat QR-Code dan
hyperlink, sehingga memberikan ketertarikan dan mempermudah siswa dalam mem-
pelajari materi. Seperti halnya pendapat Sumarsono et al., (2019:5) bahwa penggunaan
media interaktif yang terdiri atas media audio,visual dan adanya fitur interaktif lain dapat
memberikan kemudahan pada siswa dalam memahami materi. Selanjutnya, dilakukan
validasi media.
Validasi media yang dinilai terdiri atas lima aspek yaitu keterpaduan, keseim-
bangan, bentuk huruf, warna dan bahasa. Hasil validasi dapat dilihat pada tabel 4.6.
Validasi media tahap ke-1 didapatkan persentase kelayakan sebesar 55% dengan kategori
tidak layak, lalu dilakukan perbaikan produk sesuai dengan saran yang diberikan
validator media, lalu dilanjutkan dengan validasi media tahap ke-2 di dapatkan pesentase
kelayakan sebesar 83,75% dengan kategori sangat layak, tapi masih terdapat beberapa
revisi, sehingga dilakukan perbaikan dan dilakukan vali-dasi media tahap ke-3 didapatkan
persentase kelayakan sebesar 93,75% dengan kategori sangat layak dan disimpulkan
bahwa produk layak untuk diujicobakan.
Hasil ini diperoleh karena media pembelajaran e-modul interaktif berbasis STEM
yang dikembangkan memberikan kepraktisan bagi siswa karena melalui adanya gambar,
video, audio dapat mendukung penjelasan materi, selain itu penempatan fitur disusun
secara seimbang dan degradasi warna yang sesuai memberikan kemenarikan pada media.
Hal ini sesuai dengan pendapat Johar et al., (2014:4) bahwa media yang baik idealnya
dapat memberikan kepraktisan arti-nya memberikan kemudahan bagi peserta didik dari
segi pemahaman materi mau-pun operasional dalam hal penggunaannya. Selain itu,
media harus menarik yaitu dari segi tampilan, pemilihan warna ataupun dari segi isinya
sehingga dapat merangsang perhatian peserta didik untuk mempelajari media.
Produk yang telah dinyatakan layak untuk diujicobakan oleh validator materi dan
media, selanjutnya dilakukan ujicoba pada guru dan peserta didik di SMA Xaverius 2
Jambi. Uji coba pada guru dilakukan untuk melihat persepsi atas e-modul interaktif
berbasis STEM yang dikembangkan. Hasil ujicoba pada guru didapatkan persentase
sebesar 83,75% dengan kategori sangat baik. Penilaian guru menunjukan respon positif
atas produk yang dikembangkan, dan guru memberikan saran agar dapat menyediakan
media secara offline agar dapat di akses oleh sekolah yang jaringan internetnya tidak
memadai, selain itu diberi-kan saran agar media penyajian materi diringkas kembali agar
tidak terlalu panjang. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah ujicoba kepada peserta
didik.
Ujicoba pada peserta didik melalui ujicoba kelompok kecil dan kelompok besar.
Hasil ujicoba kelompok kecil diperoleh persentase 80,41% dengan kategori “Baik”.
Persepsi peserta didik atas produk yang dikembangkan diantaranya ialah e-modul bagus
serta inovatif, media dan tampilannya menarik, mempermudah dalam memahami materi
serta menambah pengetahuan baru, membangkitkan semangat belajar pada materi yang
sulit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan
menarik dan dapat membantu siswa dalam memahami materi. Berdasarkan halnya
pendapat Mukholifah et al., (2020: 676) bahwa angket persepsi peserta didik mendapat-
kan kategori yaitu “Baik” sehingga disimpulkan bahwa produk yang diujicobakan dapat
digunakan pada tahap selanjutnya tanpa adanya revisi.
Hasil ujicoba kelompok besar didapatkan persentase sebesar 85% dengan
kategori “Sangat Baik”. Adapun komentar dan saran secara umum oleh peserta didik ter-
hadap media adalah media mudah dipahami, praktis serta menyenangkan karena diakses
menggunakan smartphone, lebih mudah untuk dipahami karena didukung dengan soal,
pembelajaran yang unik, interaktif dan asik, desain e-modul tidak membosankan, pembe-
lajaran yang diberikan menarik karena meng-gunakan alat sederhana dalam penjelasan
materi, seru karena adanya eksperimen, menyenangkan dan menambah pengetahuan baru.
Tahap implementasi dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran secara nyata
didalam kelas menggunakan e-modul interaktif berbasis STEM yang dikem-bangkan.

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 11


Tahap ini dilaksanakan di SMA Xaverius 2 Jambi kelas XII IPA yang berjumlah 29
peserta didik. Tahapan implementasi dilakukan untuk mengukur keefektifan produk
melalui pemberian pretest dan postest yang terdiri atas 20 soal pilihan ganda. Efektivitas
media dilihat melalui uji Paired sample T-test, namun sebelumnya dilakukan uji prasyarat
yaitu uji normalitas dan didapatkan hasil bahwa dapat terdistribusi normal dengan nilai
signifikasi pretest dan postest menggunakan shapiro wilk sebesar 0,213 dan 0,093 lebih
besar dari 0,05, artinya data terdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji shapiro wilk karena pada umumnya uji ini digunakan untuk sampel yang memiliki
jumlah yang berjumlah kecil (Ismail, 2022:263). Sampel pada penelitian ini berjumlah
kurang dari 30 peserta didik. Selanjutnya dilakukan uji paired sample T-test.
Uji paired sample T-test didapatkan nilai signifikasinya sebesar 0,00, yang
menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah
menggunaan e-modul interaktif berbasis STEM. Selanjutnya, pada uji N-gain skor
diperoleh rata-rata sebesar 0,70 yang termasuk dalam kategori sedang. Artinya, produk
yang dihasilkan efektif dengan tingkat efektivitas sedang. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Peprizal and Syah (2020:463) bahwa media pembelajaran yang telah
dikembangkan dapat dikatakan efektif apabila nilai N-gain score yang diperoleh minimal
adalah pada kategori sedang.
Menurut Hurrahma & Sylvia (2022:21); Qotimah & Mulyadi (2021: 128) bahwa
peningkatan kemampuan kognitif peserta didik terjadi karena adanya pengalaman belajar
yang bermakna, hal itu terjadi karena peserta didik menggunakan e-modul berbasis
STEM yang berisikan materi pembelajaran, selain itu terdapat fitur interaktif seperti
adanya e-quiz interaktif dan website simulasi virtual persilangan, video youtube dan
audio, serta e-modul dikembangkan berdasarkan pada unsur STEM sehingga memberi
pengetahuan dan pengalaman baru yang bermakna dan menyebabkan hasil belajar yang
didapat kan peserta didik meningkat.
Tahap terakhir yang dilakukan adalah evaluasi yang terdiri dari evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan dengan melakukan evaluasi pada setiap
tahapan ADDIE. Pada tahapan analyze evaluasi yang dilaku kan adalah perubahan pada
angket studi pendahuluan untuk disebarkan kembali kepada siswa, Pada tahapan design
terjadi beberapa perubahan pada storyboard pada bagian aspek STEM, Pada tahapan
development dilakukan evaluasi formatif berupa uji kelayakan terhadap produk yang telah
dikembangkan, kemudian dilaku kan ujicoba produk untuk mendapatkan persepsi dari
guru dan peserta didik. Selanjutnya, dilakukan evaluasi sumatif yang merupakan evaluasi
secara keselu-ruhan setelah serangkaian proses pengembangan produk dilaksanakan,
tahap ini dilakukan dengan mengukur keefektifan produk melalui pretest dan postest yang
diberikan kepada peserta didik, proses ini dilakukan agar peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan produk yang lebih baik lagi.

V. SIMPULAN
E-modul interaktif berbasis STEM materi pola pewarisan sifat hukum Mendel
dikembangkan dengan menggunakan model ADDIE melalui lima tahapan yaitu tahap
Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluation. E-modul interaktif berbasis STEM
layak digunakan berdasarkan pada hasil akhir validasi materi 96,25% dengan kategori
“sangat layak” dan hasil akhir validasi media 93,75% dengan kategori “sangat layak”,
sehingga produk yang dikembangkan dapa diujicoba kan pada guru dan peserta didik.
Persepsi guru terhadap media diperoleh persentase penilaian yaitu 83,75% dengan
kategori “Sangat Baik”, sehingga produk yang dikembangkan dapat diterima dengan baik
oleh guru untuk proses pembelajaran. Persepsi peserta didik terhadap terhadap media,
ujicoba kelompok kecil diperoleh hasil sebesar 80,41% dengan kategori “Baik”,
selanjutnya pada ujicoba kelompok besar diperoleh hasil persentase sebesar 85% dengan
kategori “Sangat Baik”. Penggunaan media efektif untuk meningkatkan hasil belajar
kognitif peserta didik.

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 12


DAFTAR RUJUKAN

Djulia, E., Hasruddin, Arwita, W., Simatupang, Z., Brata, W. W. W., Sipayung, M., et al.
(2020). Evaluasi Pembelajaran Biologi. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Gustarie, C., Hidayat, A., & Suherman, F. (2019). Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar
Modul terhadap Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi. JP2EA,
5(1), 21–29.

Hamid, M. A., Ramadhani, R., Juliana, M., Safitri, M., Munsarif, M., Jamaludin, &
Simarmata, J. (2020). Media Pembelajaran. Sumatra Utara: Yayasan Kita Menulis.

Harahap, M. S., & Fauzi, R. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika


Berbasis Web. Jurnal Education dan Development STKIP Tapanuli Selatan, 4(5),
13–17.

Hurrahma, M., & Sylvia, I. (2022). Efektivitas E-LKPD Berbasis Liveworksheet dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Peserta Didik di Kelas XI IPS SMA N 5
Padang. Jurnal Sikola, 4(1), 14–22.

Imansari, N., & Sunaryantiningsih, I. (2017). Pengaruh Penggunaan E-Modul Interaktif


Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Materi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 2(1), 11–16.

Ismail, S. (2022). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Project


Based Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X IPA SMA
Negeri 35 Halmahera Selatan Pada Konsep Gerak Lurus. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 8(5), 256–269.

Johar, A., Risdianto, E., & Indriyati, D. A. F. (2014). Perancangan Dan Implementasi
Media Pembelajaran Berbasis Web Pada Bidang Studi Bahasa Inggris Di Kelas Vii
Smp Negeri 1 Kota Bengkulu Dengan Menggunakan Php Dan Mysql. Rekursif,
2(1), 1–9.

Khairiyah, N. (2019). Pendekatan Science, Technology, Engineering dan Mathematics


(STEM). Medan: Guepedia Publisher.

Kustandi, C., & Darmawan, D. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Konsep &
Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran bagi Pendidik di Sekolah dan
Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Mashuri, S. (2019). Media Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Deepublish.

Megahati, R. R. P. (2022). Lembaran Kerja Mahasiswa Berbasis Mastery Learning yang


Praktis dan Efektif Pada Mata Kuliah Genetika. Journal of Biology Education,
11(1), 40–46.

Montolalu, C., & Langi, Y. (2018). Pengaruh Pelatihan Dasar Komputer dan Teknologi
Informasi bagi Guru-Guru dengan Uji-T Berpasangan (Paired Sample T-Test).
Jurnal Matematika dan Aplikasi deCartesiaN, 7(1), 44.

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 13


Mukholifah, M., Tisngati, U., & Ardhyantama, V. (2020). Mengembangkan Media
Pembelajaran Wayang Karakter pada Pembelajaran Tematik. Jurnal Inovasi
Penelitian, 1(4), 672–682.

Nurfadhillah, S. (2021). Media Pembelajaran : Pengertian Media Pembelajaran,


Landasan, Fungsi, Manfaat, Jenis-Jenis Media Pembelajaran, dan Cara
Penggunaan Kedudukan Media Pembelajaran. Jawa Barat: Jejak.

Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa. Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah dan Tarbiyah, 3(1),
171–187.

Nusantari, E. (2011). Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika Buku
SMA Kelas XII. Jurnal Pendidikan Biologi, 4(2), 72–85.

Peprizal, & Syah, N. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Pada
Mata Kuliah Fisika Modern. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran, 4(3),
455–467.

Qotimah, I., & Mulyadi, D. (2021). Kriteria Pengembangan E-Modul Interaktif dalam
Pembelajaran Jarak Jauh. Indonesian Journal of Learning Education and
Counseling, 4(2), 125–131.

Sandi, G. (2021). Pengaruh Pendekatan Stem Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep


Elektroplating, Keterampilan Berpikir Kritis Dan Bekerja Sama. Indonesian Journal
of Educational Development, 1(4), 578–585.

Sapriyah. (2019). Peran Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar. In


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP (Vol. 2, pp. 470–477).

Satrianawati. (2018). Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish.

Setyosari, P. (2016). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:


Kencana.

Sidiq, R., & Najuah. (2020). Pengembangan E-Modul Interaktif Berbasis Android pada
Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan Sejarah, 9(1), 1–14.

Solikah, A. N., & Susantini, E. (2022). Pengembangan E-Book Interaktif Materi


Pewarisan Sifat untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas
XII SMA. Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu), 11(2), 374–383.

Sumarsono, A., Anisah, A., & Iswahyuni, I. (2019). Media interaktif sebagai optimalisasi
pemahaman materi permainan bola tangan. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia,
15(1), 1–11.

Sumiharsono, M. R., & Hasanah, H. (2017). Media Pembelajaran. Jawa Timur: Pustaka
Abadi.

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 14


Wijayanti, A., & Fajriyah, K. (2018). Implementasi stem project based learning untuk
meningkatkan keterampilan kerja ilmiah mahasiswa calon guru sd. Jurnal
Pendidikan Sains (JPS), 06(02), 69–69.

Yudha, R. I. (2019). Strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam Mengatasi


Kesulitan Belajar Siswa Di Sma Negeri 3 Kota Jambi. Eklektik : Jurnal Pendidikan
Ekonomi dan Kewirausahaan, 2(2), 232.

Yusuf, Y., Setyorini, R., Rachmawati, R., Sahar, Tyaningsih, R. Y., Nuramila, et al.
(2020). Call For Book Tema 3 (Media Pembelajaran). Surabaya: Jakad Media
Publishing.

Arikel Ilmiah Mhs FKIP Universitas Jambi 15

Anda mungkin juga menyukai