Anda di halaman 1dari 8

JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 3 No.

1
ISSN. 2550-0414 Februari 2019

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM


PEMBELAJARAN EKOSISTEM PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

MARLINDOAMAN SARAGIH
DOSEN UNIVERSITAS SIMALUNGUN

ABSTRACT
The purpose of this study was to develop a model of interactive multimedia learning in the learning
ecosystem. Interactive multimedia development is expected to be used as a model for students
learning biology Junior High School (SMP). The research was conducted in junior Labschool Jakarta.
The method used is the method of development (Research and Development) by Borg and Gall.
Development is done through the stages of design, production, evaluation, and revision of the product.
The design process begins with the collection of material and other supporting components. The
production process is a process all colected together in a product and then become the initial product.
The evaluation process consists of product: material expert, media expert, small group testing, major
field trials, field trials and operational. The trials results are used to revise the product. 63.3 Acquisition
of initial test scores and final test score was 84.5. The results of these tests indicate that there is a
significant difference between early test scores and student’s final test. The whole everages showed
good jugment. It can be concluded that learning by using interactive multimedia learning model
developed is effective in enchancing the activity and compentence of students.
Keywords: Model Development Multimedia Interactive, Learning Ecosystem, Competence
Effectiveness, Learning Model, Biology

PENDAHULUAN
Salah satu tujuan mata pelajaran IPA ditingkat SMP/MTs adalah untuk mengembangkan
pemahaman tentang berbagai gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (http://www.sk-kd-ipa-smp.pdf). Berdasarkan tujuan tersebut,
menuntut siswa agar mampu dalam mengembangkan dan menganalisa pemahaman konsep sains
yang disampaikan oleh guru. Guru sebagai salah satu mediator dan memegang peranan yang sangat
penting dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan proses
pendidikan. Diharapkan juga agar siswa memiliki kemampuan menguasai konsep-konsep
pembelajaran berakhir karena penguasaan konsep akan mempermudah siswa dalam belajar biologi
dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dari observasi yang telah dilakukan yaitu wawancara
terbatas secara acak dari beberapa siswa terkait pembelajaran Biologi di kelas, mengungkapkan
bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah sebagai media penyampaian pembelajaran
Biologi, padahal 85% siswa menyatakan lebih suka belajar dengan menggunakan media yang dapat
menarik dan memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran Biologi yang membutuhkan
pemahaman konsep-konsep. Ditemukan bahwa keterbatasan program multimedia sebagai media
dalam pembelajaran, serta rendahnya motivasi belajar siswa karena tidak ada variasi dalam metode
pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga terkadang siswa kesulitan dalam memahami konsep
materi pembelajaran Biologi. Dalam mempermudah siswa memahami pembelajaran dan meningkatkan
motivasi belajar, serta menarik perhatian siswa dalam pembelajaran, pengguna multimedia interaktif
diharapkan dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran mampu
meningkatkan hasil kegiatan belajar dan menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 3 No. 1
ISSN. 2550-0414 Februari 2019

Penelitian tersebut antara lain yang dilakukan oleh Francis M. Dwyer. Hasil penelitian menyebutkan
bahwa setelah lebih tiga hari pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan
melalui tulisan sebesar 10%, pesan audio 10%, visual 30%, dan apabilah ditambah melakukan, maka
akan mencapai 80%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka multimedia interaktif dapat dikatakan
sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses pembelajaran
(Ariasdimultimedia, 2010; http://www.conduit.com) Pengembangan penelitian ini didasarkan pada
perolehan nilai hasil belajar siswa menunjukkan penguasaan pengetahuan dan mata pelajaran Biologi
yaitu kurang dari 60 jauh dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu: 75, hal ini
menunjukkan belum secara keseluruhan siswa memahami materi mata pelajaran Biologi dan masih
rendahnya motivasi belajar siswa mengikuti pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut,
maka memunculkan kebutuhan untuk mengembangkan model pembelajaran yaitu program multimedia
interaktif yang dapat melengkapi kekurangan yang ada selama ini dalam pembelajaran mata pelajaran
Biologi serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan target melebihi nilai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang ada yaitu: 80. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan
penelitian ini di rumuskan sebagai berikut: (1) bagaimana mengembangkan model pembelajaran
multimedia interaktif dalam rangka meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Biologi?; (2) bagaimana
keefektifan model pembelajaran multimedia interaktif mata pelajaran Biologi yang dikembangkan
terhadap hasil belajar siswa? Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan model pembelajaran
multimedia interaktif dalam pembelajaran ekosistem yang menjadi bagian dari mata pelajaran Biologi.
Dengan mempelajarin materi ekosistem, diharapkan siswa dapat: mengindentifikasi komponen
ekosistem dan matahari sebagai sumber energi utama dalam ekosistem, membuat model
interdependen antar organisme didasarkan pada pengamatan (rantai makanan dan piramida
makanan), memjelaskan peran setiap komponen ekosistem, dan dapat menjelaskan jenis interaksi
antara organisme. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, baik dari segi teoretis
maupun pratiks. Khususnya dari segi teoretis yaitu, hasil penelitian ini diharapkan akan menemukan
suatu model pembelajaran yang menggunakan program multimedia interaktif dalam pembelajaran
Biologi khususnya pembelajaran ekosistem. Model adalah pola (contoh,acuan,ragam) dari suatu yang
akan di buat atau dihasilkan. Model dapat digunakan untuk beberapa keperluan, yaitu (1) Uji coba
entitas fisik sebelum pengembangan sebenarnya; (2) Komunikasi dengan pengguna model tersebut;
(3) Visualisasi yang memperlihatkan alur dari gagasan; (4) Mengurangi komplesitas sistem yang harus
dipahami secara langsung, dimana orang hanya dapat menerima informasi terbatas pada suatu saat.
(James Rumbaugh,1991: 15).
Definisi multimedia menurut Hofster adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (Video dan animasi) dengan menggabungkan
link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berintraksi, berkreasi dan
berkomunikasi. Kelebihan inilah yang menyebabkan tampilan multimedia lebih dinamis dan
menyenangkan bagi user. (Cahaya Kasih, 2009, h 1 2 (http://www.Blog.unila.ac.idweblog). Menurut
Anglin, multimedia interaktif ditekankan pada praktek dan kontrol sebagai elemen utama. Pelaksanaan
dalam pembelajaran multimedia interaktif bervariasi sesuai dengan kebutuhan siswa, yang dapat
dilakukan setiap saat dan dapat menentukan apa yang akan di perlajari. Siswa tidak harus mengakses
materi secara berurutan, tetapi menentukan sendiri apa yang akan di pelajari. Siswa mendapatkan
keuntungan dengan memperoleh informasi yang bermakna.(Garry J.Anglin, 1995:120). Jadi dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran multimedia interaktif berguna untuk menyajikan informasi
dalam bentuk yang menarik, menyenangkan, jelas dan mudah dipahami, sehinggah lebih memudahkan
siswa berinteraksi dalam mengakses informasi yang diperlukan setiap saat sesuai kebutuhannya.
Sutopo menjelaskan bahwa multimedia interaktif dalam banyak aplikasi, user dapat memilih apa yang
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 3 No. 1
ISSN. 2550-0414 Februari 2019

akan dikerjakan selanjutnya, bertanya, dan mendapatkan jawaban yang mempengaruhi komputer
untuk mengerjakan fungsi selanjutnya. (Sutopo, 2003: 7).
Schwier and Misanchuk dalam Aziz menjelaskan beberapa format model pembelajaran multimedia
(multimedia intruction) meliputi empat macam model, yaitu: 1) Latihan (drill and practice, dimana
selama proses drill komputer memberikan praktek dan mumpan balik terhadap topik-topik yang
diajarkan dalam pertemuan lain, bahkan mungkin saja dengan bantuan media lain.) 2) Bimbingan
(tutorial), Selama proses tutorial komputer mengajarkan informasi baru dengan menyajikan konsep-
konsep. 3) Permainan (Games), Format games biasanya berkaitan dengan tujuan khusus yang
melibatkan penilaian suatu kompetensi, dengan tidak disertai petunjuk dimana tujuan utamanya adalah
sekedar hiburan atau mempertunjukkan pengalaman yang biasa dialami sendiri. 4) Simulasi
(Simulation/modeling), dimana penayangan di komputer dapat mensimulasikan atau memberi model
atau konsep-konsep yang kompleks atau kejadian-kejadian tertentu. (Schwier, 1995: 120).
Format yang menjadi pilihan dalam pengembangan model multimedia interaktif ini adalah format
tutorial, dengan pertimbangan utama adalah kesesuainnya dengan tujuan pembelajaran, yaitu:
mengajarkan informasi baru, memotivasi siswa dan merupakan pembelajaran pendahuluan.
Pengembangan multimedia interaktif melalui beberapa tahapan, dimulai dari perencanaan,
pengembangan dan evaluasi. Ivers & Baron dalam pemenan mengemukakan model pengembangan
multimedia yang disebut The DDD-E Model (Decide, Design, Develop, Evaluate). Pada model ini
pengembangan multimedia melalui empat (4) tahapan, yaitu:
1) Mengambil keputusan, 2) Membuat desain, 3) Mengembangkan produk dan 4) Evaluasi.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan model pembelajaran, khusus nya berupa
model pembelajaran menggunakan multimedia interaktif untuk mata pelajaran Biologi pada semester II
(Genap) di Kelas VII SMP Labschool Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
Research and Developement ( R & D ) oleh Borg and Gall dengan sepuluh tahap penelitian yang telah
dimodifikasi, antara lain: (1)Penelitian dan pengumpulan informasi; (2)perencanaan prototipe
komponen pembelajaran yang akan dikembangkan; (3)mengembangkan produk bentuk awal (develop
preliminary form of product; (4)melakukan uji coba terbatas lapangan awal; (preliminary field testing)
(6)melakukan uji coba lapangan utama (main field testing); (7) revisi produk; (8) melakukan uji coba
lapangan oprasional; (9) revisi produk akhir; (10) desiminasi dan distribusi kepada berbagai
pihak.Prosedur pengembangan Model pembelajaran Multimedia Interaktif dapat dilihat dalam bagan
berikut:
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 3 No. 1
ISSN. 2550-0414 Februari 2019

Bagan 1. Tahapan penelitian pengembangan Model pembelajaran Multimedia Interaktif.


Teknik pengumpulan data berupa instrumen penilaian untuk menilai produk yang telah dikembangkan
baik dari aspek isi, aspek tampilan dan aspek pemprograman. Instrumen yang dipergunakan untuk
mengukur keperluan pengumpulan data adalah observasi, angket, pedoman wawancara, dan tes.
Sedangkan untuk analis data menggunakan deskriptif kualitatif dalam bentuk deskriptif persentase.

Hasil Dan Pembahasan

Hasil Uji Coba Model pembelajaran


Pertama: Hasil Uji Coba PeroranganUntuk uji coba perorangan, diberikan kepada dua orang
responden yaitu masing-masing seorang dosen dan siswa.1) Tanggapan Guru, dari segi materi
bahwa Rumusan kompetensi pembelajaran Ekosistem harus dikembangkan, misalnya kompetensi
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 3 No. 1
ISSN. 2550-0414 Februari 2019

menyangkut peran setiap komponen ekosistem, jenis interaksi antara organisme, (2) Materi yang
disajikan masih perlu dilengkapi untuk mencapai kompetensi yang di tetapkan, terutama yang
berhubungan dengan materi ekologi dan hubungannya dengan ekosistem, (3) Memiliki materi
pengayaan, (4) Bahasa yang digunakan lebih baku, (5) Mencamtumkan Website yang berhubungan
dengan materi, (6) Gambar ilustrasi atau animasi yang ditampilkan belum sepenuhnya mempertegas
pemahaman tentang materi yang dijelaskan, (7) Animasi Oksigen (O²)dan Carbon dioksida(CO²),
kurang mendukung karena link yang tidak berfungsi dengan baik, sebaiknya dilinkkan dengan contoh.
Dari segi relasi antara Visual dengan Audio. Kesimpulan: secara umum tampilan teks, narasi audio,
dan tayangan gambar atau animasi belum memperkuat penjelasan konsep materi. Disarankan agar
penampilan gambar atau animasi (ilustrasi) dipilih sesuai konsep materi sehingga lebih mempertegas
materi, serta narasi audio sesuai dengan teks daripada menarasikan hal lain yang tidak terdapat dalam
teks. Selanjutnya dari segi Grafis bahwa tampilan keseluruhan aspek grafis disarankan tampak lebih
halus (soft). (A.H, S.Pd).

Tanggapan Siswa Kelas VII C SMP Labschool Jakarta Tahun Akademik 2010/2011, bahwa dari segi
ualitas tampilan: (1) menyangkut petunjuk penggunaan program, keterbacaan teks/tulisan, tampilan
gambar, animasi, video, komposisi warna, kejelasan suara dan musik. Pengamat memberi skor SB
(sangat baik), (2) penyajian materi yaitu: kejelasan tujuan pembelajaran, petunjuk belajar, kemudahan
memahami kalimat teks, kecukupan latihan, dan umpan balik. Pengamat memberi skor (Baik).
Sedangkan Ketepatan urutan Penyajian dan bantuan belajar dengan program, Pengamat memberi
skor (Baik). Adapun komentar dan saran: menurut responden bagian yang menarik adalah: tampilan
gambar, animasi, video, materi programnya, dan program multimedia dapat membantu proses belajar
mengajar, siswa lebih muda memahami materi. Melalui program multimedia lebih menarik sehingga
siswa tidak merasa bosan dan termotivasi untuk belajar mandiri dan lebih mengerti tentang materi yang
disajikan. Disarankan dalam penyajian materi program multimedia interaktif ini sebaiknya lebih
dikembangkan serta tidak terlalu cepat dalam menjelaskan, dan mencakup semua pelajaran.
Pengamat berkesimpulan bahwa program multimedia intraktif pembelajaran ekosistem ini secara
umum menarik dan menumbuhkan motivasi siswa serta memudahkan siswa dalam memahami materi
pelajaran.

Hasil Uji Coba Kelompok Kecil1) Data Tinjauan Siwa Pada tahap ini dilakukan kegiatan uji coba model
multimedia intraktif yang telah direvisi atau diperbaiki diujicobakan pada kelompok kecil. Subyek uji
coba kelompok kecil sebanyak 20 orang.2) Data Tinjauan Content Specialist
Ada dua yang menjadi penilaian dari Content Spesialist adalah; 1) Aspek pembelajaran dan 2) Aspek
kebenaran isi, yang dilengkapi dengan komentar dan saran. Komentar/saran: Dr. Diana Vivanti, M.S
adalah Dosen mata kuliah Ekologi Universitas Negeri Jakarta: (1) Perlu pengalaman materi terutama
yang menyangkut tentang Ekologi agar garis-garis hubungan Ekologi dan Ekosistem lebih jelas; (2)
Perlu penambahan narasi pada beberapa materi agar memudahkan siswa dalam memahami materi;
(3) Tampilan animasi dan ilustrasi gambar perlu ditambah agar menarik dan mempertegas tentang
pemahaman materi yang dijelaskan; (4) Adanya penggunaan istilah-istilah bahasa asing dikarenakan
kurikulum yang diterapkan adalah RSBI, sehingga menambah pengetahuan siswa. Adapun pada kolom
kesimpulan ini,Dosen ahli isi (Content specialist) menyatakan bahwa program ini: Layak uji coba
lapangan dengan revisi sesuai saran.

Data Tinjauan Specialist Setelah model pembelajaran multimedia interaktif selesai diproduksi
(Prototipe awal), maka dilakukan tinjauan dan penilaian oleh ahli media pembelajaran. Data yang
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 3 No. 1
ISSN. 2550-0414 Februari 2019

diperoleh dari ahli media pembelajaran melalui angket kemudian di analisis secara deskriptif. Ada tiga
hal yang menjadi penilaian dari Media Specialist adalah; 1) tampilan (media), 2) pemograman, dan 3)
pembelajaran, yang dilengkapi dengan komentar dan saran serta kesimpulan dari penilai.

Adapun Komentar/Saran: Dr. Hadi Sutopo, M.Si adalah dosen Multimedia Universitas Negeri
Jakarta bahwa (1) diberikan informasi jawaban yang benar pada kunci jawaban setiap latihan kecuali
storyboard agar dilengkapi dengan struktur navigasi; (2) tambahkan help/read me; (3) desain pada
akhir program tidak konsisten. Sedangkan pada kolom kesimpulan ini, Dosen ahli media (Media
Specialist) menyatakan bahwa program ini: Layak uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

Hasil Uji Coba LapanganProduk model pembelajaran multimedia yang telah beberapa kali mengalami
penyempurnaan dan perbaikan selanjutnya diujicobakan kepada siswa dalam jumlah 30 siswa. Maksud
dari coba ini adalah untuk mengetahui tingkat keefektifan dan kualitas produk tersebut.
Data yang diperoleh dari uji coba lapangan ini terdiri atas; 1) hasil tanggapan guru mata pelajaran
Biologi; 2) hasil penilaian siswa terhadap model pembelajaran multimedia; 3) hasil tes awal dan tes
akhir pembelajaran Biologi.1) Hasil Tanggapan Guru Mata Pelajaran Biologi, dari segi Kualitas Materi
bahwa: (1) materi yang disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran; (2) penyajian materi dalam
multimedia interaktif sesuai dengan urutan materi; (3) materi yang terkandung dalam multimedia
interaktif sesuai dengan kurikulum; (4) kedalaman materi yang disajikan telah memenuhi kebutuhan
siswa; sedangkan dari segi Kualitas Tampilan bahwa: (1) tampilan bahan ajar dalam multimedia
interaktif menarik; (2) tampilan video dalam multimedia interaktif menarik; (3) kualitas suara multimedia
interaktif sangat baik. Adapun saran yang diberikan adalah: (1) bahasa yang digunakan lebih baku; (2)
volume suara dinaikan lagi; (3) memiliki materi pengayaan; (4) mencantumkan website yang
berhubungan dengan materi.2) Hasil tanggapan siswa, ada dua aspek yang menjadi penilaian siswa
dalam uji coba lapangan adalah; 1) kualitas tampilan model pembelajaran multimedia dan 2) penyajian
materi, yang dilengkapi dengan komentar, saran dan kesimpulan.

PEMBAHASAN
Model yang digunakan dalam pengembangan model multimedia interaktif ini adalah lvers and aron
(2002:21) yaitu: DDDE (Decide, Design, Develop, Evaluation). Proses pengembangan multimedia
interaktif ini melalui beberapa langkah sebagai berikut: Langkah pertama mengambil keputusan
(Decide) : Pengambilan keputusan ini dilakukan setelah memperhatikan kondisi pembelajaran yang
selama ini berlangsung, yaitu dengan pertimbangan bahwa: (1) multimedia interaktif yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa, b) sesuai dengan tuntutan kurikulum, dan c)
multimedia yang dikembangkan harus sesuai dengan kemampuan siswa dalam mengoprasikan
komputer; Langkah kedua adalah proses perencanaan model (Design)
Dalam proses perencanaan model meliputi tiga point yaitu: analisis bahan ajar, flowchart, dan
storyboard. Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian adalah ekosistem untuk kelas VII sekolah
menengah pertama yang diambil dari buku mata pelajaran biologi yang berdasarkan kurikulum tahun
2006 melalui pengembangan analisis bahan ajar, silabus, rpp, dan alat evaluasi untuk pengembangan
multimedia interaktif. Analisis konsep sudah sesuai dengan struktur keilmuan dan konsep yang telah
sesuai dengan karakter siswa; Langkah ketiga adalah pengembangan model (Develop): setelah
menganalisis bahan ajar, flowchart view dan astorybord selesai, maka dilaksanakan langkah
pengembangan multimedia interaktif. Flowchart ini berisi simbol-simbol grafis yang menggambarkan
arah alur kegiatan dan data data yang dimiliki model pembelajaran sebagai suatu proses pengambilan
keputusan. Hal yang diperhatikan pada pengembangan model meliputi: 1) Content atau isi; 2) teknik
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 3 No. 1
ISSN. 2550-0414 Februari 2019

pembuatan; (3) desain yang dikembangkan; (4) teknik penyajian. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
pembelajaran pembelajaran ekosistem dengan menggunakan multimedia interaktif telah menunjukkan
hasil yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat pada terjadinya peningkatan aktivitas belajar dan
kualitas hasil belajar dari siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran; Langkah keempat evaluasi
(Evaluate), Pada tahap ini dilaksanakan penilaian terhadap beberapa komponen tahapan perencanaan
dan pengembangan model yang meliputi analisis content, flowchart, storyboard, dan produk media.

Berdasarkan penilaian para ahli terhadap perencanaan dan pengembangan model multimedia,
secara rinci diuraikan sebagai berikut:
Pertama: pemilihan materi pembelajaran yang dikembangkan sudah sesuai dengan tingkat
keterbacaan siswa SMP kelas VII, sehingga sudah layak untuk dikembangkan. Penyusunan kisi-kisi,
skor dan desain pembelajaran menurut para ahli telah layak dan sesuai dengan ketentuan penyusunan
kisi-kisi dan skor untuk penilaian materi yang ada dan desain pembelajaran dengan menggunakan
multimedia interaktif; Relevansi alat tes keberhasilan belajar dengan kisi-kisi dan skor yang telah
dikembangkan bahwa alat tersebut sudah relevan dengan kisi-kisi ketentuan penelitian. Hal ini berarti
alat tes dan skor tersebut dapat diujicobakan. Kriteria yang diperlukan adalah kesesuain antara tujuan
dengan materi yang diujicobakan.
Kedua. Flowchart view sudah sesuai antara struktur dengan tujuan dan isi, sistem branching komplit
dan jelas, elemen-elemen mempunyai lebel yang jelas dan mudah dimengerti, semua simbol yang
dipergunakan benar dan flowchart view mudah untuk dimengerti, sehingga dapat dibuat storyboard.
Storyboard yang dikembangkan adalah sebagai berikut: sudah memiliki seluruh layar yang diperlukan,
semua link sudah mempunyai tujuan yang jelas, konten lengkap, menarik, dan mudah dimengerti,
sudah memiliki desain yang konsisten dan jelas, memiliki informasi tambahan yang diperlukan.
Keefektifan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif
Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran, maka dilakukan test awal (pretest) dan test akhir
(posttest)
Pretest
Tabel 1: Deskripsi Statistik Prestest (n=30)
Mean Median Modus Nilai Nilai
(rata- Min Max
rata)
63,333 60 60 50 80

Posttest
Tabe 2: Deskripsi Statistik Posttest (n=30)
Mean Median Modus Nilai Nilai
(rata- Min Max
rata)
84,5 87,5 90 70 100

Berdasarkan hasil tabel pretest dan posttest di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tes
kemampuan yang diberikan mengalami peningkatan dalam kemampuan pengenguasaan materi
dibandingkan dengan sebelum menggunakan multimedia interaktif. Hal ini dapat dilihat pada nilai
pretest (sebelum menggunakan multimedia interaktif) = 63,33 bila dibandingkan dengan setelah
menggunakan multimedia interaktif terjadi peningkatan rata-rata nilai posttest yaitu 84,5.
JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 3 No. 1
ISSN. 2550-0414 Februari 2019

Kesimpulan
Hasil uji coba terhadap komponen-komponen program multimedia pembelajaran ekosistem
menunjukan bahwa: pertama: Ahli Isi(Content Specialist), Ahli Media(Media Specialist), Guru mata
pelajaran, dan siswa sebagai pengguna dan juga sekaligus sebagai subyek uji coba lapangan program
ini menyatakan bahwa: sebagian besar komponen program dinilai layak untuk digunakan. Kedua,
terdapat peningkatan kompetensi belajar siswa ditunjukkan dengan hasil atau skor yang diperoleh
pada tes akhir siswa, Berdasarkan kesimpulan di atas, maka hasil penelitian pengembangan model
pembelajaran multimedia interaktif untuk pembelajaran ekosistem ini dinilai efektif dan layak untuk
digunakan, baik untuk belajar mandiri, maupun untuk pembelajaran di kelas khususnya dalam mata
pelajaran biologi.

Daftar Pustaka
Ahmad, AA. 2008. Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Tipografi. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta,.

Anglin, G.T. 1995 Instructional Technology Past, Present, and Future. Colorado: Library Unlimited Inc.

Arias. Multimedia Dalam Dunia Pendidikan (http://www.conduit.com.ariasdimultimedia.htm), di akses


tanggal 10 Maret 2010.
Borg & Gall. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman

Cahaya Kasih. Pengembangan Multimedia, 2009 (http://Blog.unila.ac.idweblog), diakses pada tanggal


15 Juli 2010.

Hadi, S. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Pembuatan Aplikasi Multimedia Khususnya


Puzzle Game Pada Mata Kuliah Matematika. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Hadi, S. 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogjakarta: Graha Ilmu.

Ivers and Baron. 2002. The DDDE Models. NJ.


James, R.1991. Object-Oriented Modelling and Design. Englewood Cliffs: Prentice Hall.
Richard A. Schwier. 1995. Issues in Emerging Interactive Technologies dalam Garry J. Anglin.
Instructional Technology Past Present, and Future. Colorado: Library Unlimitted, Inc.

Anda mungkin juga menyukai