Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

MEDIA PEMBAJARAN IPA

Dosen Pengampu: DR. GUNAWAN M.Pd

Disusun oleh:

1. Fitria I2E016013
2. Sadam Husein I2E016025

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2017

1
MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN FISIKA

Fisika merupakan mata pelajaran yang sangat membutuhkan ketekunan dan


kesabaran yang tinggi. Karena dibutuhkan pemahaman dalam menganalisis suatu
fenomena fisika. Suatu media seharusnya memegang peranan yang sangat penting
karena suatu fenomena fisis akan lebih mudah dicerna oleh peserta didik jika dapat
divisualisasikan atau disajikan dalam bentuk yang sederhana namun menarik bagi
peserta didik sehingga materi fisika dapat sejalan dengan pemikiran peserta didik.
Media pembelajaran dalam fisika, dapat berupa suatu animasi yang
menggambarkan peristiwa fisika yang nantinya akan dianalisis bagaimana hal itu bisa
terjadi. Dapat juga berupa alat praktikum yang menunjukan peristiwa fisika secara
langsung kepada siswa. Dua jenis media tersebut pada prinsipnya sama yaitu agar siswa
dapat melihat secara langsung fenomena fisika yang terjadi. Alasan mengapa
penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar adalah
berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir siswa mengikuti tahap
perkembangan dimulai dari berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari
berpikir sederhana ke berpikir kompleks. Penggunaan media belajar sangat erat
kaitannya dengan perkembangan siswa sebab melalui media belajar hal yang absrak
dapat dikonkretkan dan hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Ada beberapa penelitian dalam pendidikan fisika dengan memanfaatkan berbagai
jenis media dalam pembelajaran fisika di antaranya yaitu:
a. Media pembelajaran fisika berbasis virtual laboratory
Virtual laboratory didefinisikan sebagai suatu bentuk objek multimedia
interaktif
Laboratorium virtual atau bisa disebut dengan istilah Virtual Labs adalah
serangkaian alat-alat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software)
komputer berbasis multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan komputer
dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna
berada pada laboratorium sebenarnya. Laboratorium virtual potensial untuk

2
memberikan peningkatan secara signifikan dan pengalaman belajar yang lebih
efektif. Pengembangan laboratorium virtual ini diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik dan
mengatasi permasalahan biaya dalam pengadaan alat dan bahan yang
digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum bagi sekolah-sekolah yang
kurang mampu. Melalui pembelajaran multimedia dalam bentuk laboratorium
virtual, secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran
menjadi lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat
dikurangi, kualitas belajar dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat
dilakukan di mana saja dan kapan saja. Selain itu, melalui laboratorium virtual,
bisa dilakukan penghematan biaya riset, serta riset-riset yang dahulu tidak
mungkin dilakukan, karena keterbatasan pengkondisian sistem, saat ini telah
bisa dilakukan (Reismeiyanto, 2008).
Adapun beberapa penelitian manfaat laboratorium virtual sebagai media
pembelajaran fisika diantara nya yaitu:
Yuliana et al (2014) Media Virtual merupakan salah satu media pembelajaran
yang cukup efektif mengingat fungsinya yang bisa dikerjakan paralel baik
sebagai praktikan maupun dari sisi laboratorium. Lab virtual juga sangat
membantu untuk meningkatkan minat pengguna dan motivasi, memperkuat
keterampilan mereka dan memberi keamanan sepenuh waktu (Gorghiu et al.,
2009)
Gunawan (2014), menjelaskan bahwa kegiatan praktikum dengan bantuan
teknologi komputer juga lebih efesien dan murah, dapat dilaksanakan dimana
dan kapan saja, kegiatan juga lebih aman.
Henlenti et al., (2014) menemukan bahwa penggunaan lab virtual sebagai
media pembelajaran yang diterapkan membuat peserta didik lebih antusias atau
merespon dengan baik media yang diterapkan.
Ahmad et al., (2014) Aktivitas peserta didik di atas 85%,
menunjukkanpembelajaran yang dilakukan mampu mengaktifkan pesertadidik.

3
Persentase persepsi peserta didik adalah 93,5%menunjukkan sangat setuju
terhadap pembelajaran Fisikaberbasis media Lab-Vir.

b. Media pembelajaran fisika berbasis multimedia interaktif

Multimedia yang dapat digunakan dalam pembelajaran terbagi menjadi


dua kategori, yaitu multimedia linear dan multimedia interaktif. Multimedia
linear adalah kombinasi dari berbagai media yang tidak dilengkapi dengan alat
pengontrol apapun yang dapat dioperasikan pengguna. Pengguna hanya bisa
melihat dan mendengar multimedia tersebut tanpa adanya interaksi. Sedangkan
multimedia interaktif adalah kombinasi dari berbagai media yang dikemas
(diprogram) secara terpadu dan interaktif (Warsita, 2008). Interaktif
maksudnya yaitu bersifat komuni-kasi dua arah, artinya program multimedia
tersebut memberikan kesempatan kepada pengguna untuk memberikan respon,
dan melakukan berbagai aktivitas yang akhirnya direspon balik oleh program
multimedia tersebut dengan suatu balikan atau feedback.
Multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran memiliki
beberapa karakteristik, yaitu (1) memiliki lebih dari satu unsur media yang
konvergen, misalnya menggabungkan unsur teks dan grafik. (2) bersifat
interaktif yaitu memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.
(3) bersifat mandiri dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi
sehingga bisa digunakan tanpa bimbingan orang lain (Mayer, 2009).
Ada beberapa manfaat penggunaan multimedia interaktif sebagai media
pembelajaran dalam pendidikan fisika yaitu:
Husein et al. (2016) Penggunaan multimedia interaktif dapat
meningkatkan pengusaan konsep dan keterampilan berpikir kritis peserta didik
pada materi suhu dan kalor. Sehubungan dengan itu Gunawan et al., (2015)
mengemukakan Penguasaan konsep listrik mahapeserta didik yang diajarkan
dengan pembelajaran dengan pembelajaran berbasis multimedia interaktif lebih

4
tinggi dibandingkan dengan mahapeserta didik yang diajarkan secara
konvensional.

Wiyono et al (2012) Mengemukakan Peningkatan penguasaan konsep


pendahuluan fisika zat padat yang menggunakan model pembelajaran
multimedia interaktif adaptif secara signifikan lebih tinggi dibandingkan
dengan mahapeserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Rofiatu et al., (2016) Multimedia interaktif tersebut dilengkapi dengan
praktikum, pendalaman konsep, contoh soal, latihan soal, dan evaluasi. Pada
bagian materi terdapat animasi dan gambar yang mengilustrasikan gejala yang
terkait dengan materi. Penggunaan multimedia dapat dilakukan dalam
pembelajar-an baik oleh guru dan peserta didik. Materi yang dikembangkan
dalam produk ini adalah momen gaya dan momen inersia.

c. Media pembelajaran fisika berbasis video


Menurut Rinanto (1982), manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar- mengajar sangat membantu untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
siswa. Media pembelajaran dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar melalui penyajian pesan dan informasi, dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian para peserta didik agar lebih terfokus pada pelajaran,
dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu serta dapat media
pembelajaran dapat memberikan kesamaan pangalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
Secara empiris kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam
bahasa inggris yaitu visual dan audio. Kata Video adalah singkatan dari Visual
yang berarti gambar, kemudian pada kata Deo adalah singkatan dari Audio
yang berarti suara. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan pemahaman

5
bahwa VIDEO adalah merupakan seperangkat komponen atau media yang
mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada
dasarnya hakekat video adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi
sebuah tayangan gambar dan suara.
Menurut J.E Kemp (dalam: Kustiani, 2012) mengatakan bahwa video
dapat menyajikaninformasi, menggambarkan suatu proses dan tepat
mengajarkan keterampilan, menyingkat danmengembangkan waktu serta dapat
mempengaruhisikap. Hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan minat, dimana
tayangan yang ditampilkan oleh mediavideo dapat menarik gairah rangsang
(stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam.
Dalam pembuatan video diperlukan proses editing. Proses editing ini
bermanfaat agar video yang disajikan dapat bagus secara teknik dari sudut
pandang seni. Pengeditan video membutuhkan perangkat lunak khusus,
misalnya Microsoft movie maker, iMovie, Adobe premier, ulead, dan masih
banyak lagi. Hal yang paling utama adalah keahlian pengeditan yang
menentukan hasil akhir sebuah sajian video. Video editing adalah suatu proses
memilih atau menyunting gambar dari hasil shooting dengan cara memotong
gambar ke gambar (cut to cut) atau dengan menggabungkan gambargambar
dengan menyisipkan sebuah transisi.
Pada proses editing, gambar tidak cukup hanya digabung-gabungkan
begitu saja. Banyak sekali variabel yang harus diketahui dalam proses editing,
misalnya: camera angle, cameraworks, jenis shoot, motivasi, informasi,
komposisi, sound, dan continuity. Istilah-istilah tersebut merupakan The
Grammar of editing yang harus dipegang dan diketahui oleh seorang editor.
The Grammar of editing tersebut antara lain motivasi, informasi, komposisi,
continuity, tittle, dan sound.
Menurut Musfiqon (2012) dalam bukunya yang berjudul
Pengembangan Media dan SumberPembelajaran dijelaskan bahwa media
video yangbaik untuk digunakan dalam proses pembelajarandiantaranya harus
memiliki ciri-ciri yaitu mediaharus relevansi dengan isi dan tujuan

6
pembelajaran, media tersebut harus mudah digunakan oleh guru, menarik dan
membangkitkan motivasi siswa sertamedia harus bersifat praktis dan mudah
digunakan.
Berdasar penelitian yang dilakukan menghasilkan produk media
pembelajaran berbasis video yang disimpan pada VCD. Media pembelajaran
ini telah melalui dua tahap pengujian, yaitu validasi ahli yang dilakukan oleh
dosen dan uji lapangan yang dilakukan oleh siswa SMA sehingga pembuatan
media menjadi efektif. Manfaat dari penelitian ini juga sudah tercapai. Hal ini
terlihat pada angket yang diisi oleh siswa dan rasa antusias siswa. Keberhasilan
juga didasarkan dari angket yang telah diperoleh yaitu 83,33% siswa
menyatakan media ini baik.
Adapun penelitian Rante et al., (2013) 1) menyimpulkan Profil
multimedia pembelajaran fisika berbasis audio-video eksperimen listrik
dinamis pada pembelajaran fisika yang dikembangkan adalah tampilan
menarik, fasilitasnya berupa materi yang runtut dan sistematis, video praktikum
jelas, tutorial mudah diikuti, dan evaluasi interaktif yang kombinasikan
sehingga praktis digunakan dan menjadi salah satu solusi ketidakterlaksanaan
praktikum di sekolah; 2) Tingkat keterlaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan multimedia berbasis audio-video eksperimen dan perangkat
pendukungnya secara keseluruhan terlaksana seluruhnya sehingga dapat
dikatakan praktis dan efektif; 3) Respon peserta didik dalam belajar dengan
menggunakan multimedia berbasis audio-video eksperimen listrik dinamis
dalam pembelajaran fisika adalah positif sehingga peserta didik belajar dengan
mudah, asyik, menyenangkan, tertarik dan termotivasi untuk belajar, mudah
melakukan praktikum dan menantang untuk belajar lebih giat; 4) Hasil belajar
peserta didik menunjukkan bahwa dengan menggunakan multimedia berbasis
audio-video eksperimen listrik dinamis secara klasikal dikatakan tuntas belajar.

d. Media pembelajaran fisika berbasis Macromedia Flash Pro 8

7
Media pembelajaran Fisika menggunakan Macromedia Flash Pro 8
yang ideal harus mampu berfungsi sebagai media presentasi informasi dalam
bentuk teks, grafik, simulasi, animasi, latihan - latihan, analisis kuantitatif, dan
umpan balik langsung. Salah satu materi yang memerlukan visualisasi dalam
pembelajarannya adalah suhu dan kalor.
Media pembelajaran yang akan dikembangkan. Dimulai dari intro,
kemudian masuk menuju halaman Home setelah itu masuk ke halaman
kompetensi.Baru setelah itu mulai masuk materi utama yang meliputi
pemahaman konsep, aplikasi dalam kehidupan, rumus-rumus, contoh soal dan
diakhiri dengan latihan soal.Untuk menghindari plagiarisme maka di akhir
media pembelajaran ditampilkan daftar pustaka atau referensi yang
digunakan.Berdasarkan naskah yang telah dibuat, selanjutnya dilakukan
pengumpulan objek media yang diperlukan seperti materi, animasi, dan
gambar.Objek-objek tersebut dicari melalui berbagai sumber seperti buku dan
internet.Apabila tidak ditemukan dalam berbagai sumber, maka objek dibuat
sendiri dengan aplikasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Adapun kesimpulan Media pembelajaran Fisika menggunakan
Macromedia Flash Pro 8 untuk pada pokok bahasan Suhu dan Kalor yang telah
dikembangkan, termasuk dalam kriteriabaik untuk dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran (hasil penilaian ahli materi, ahli media, dan siswa memberikan
rata-rata penilaian 83,62%).
Sehubungan dengan itu Astuti et al. (2011) Dari hasil penelitian
diketahui bahwa metode pembelajaran kontruktivis tanpa menggunakan media
berdasarkan hasil penelitian ini ternyata kurang efektif dibandingkan dengan
pembelajaran menggunakan macromedia flash.

e. Media pembelajaran fisika berbasis web


Media pembelajaran fisika berbasis web diharap dapat menjadi media
pembelajaran berbasis internet yang mudah digunakan guru maupun siswa.

8
Selain itu, media ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada sekolah
baik bertaraf nasional maupun reguler dengan keterbatasan alat dan untuk dapat
ikut menggunakan media ini dan menyamai kualitas pembelajaran sekolah-
sekolah di daerah maju.
Dengan tingkat pertumbuhan pengguna internet di atas 30%, tidak dapat
dipungkiri lagi internet akan menjadi kebutuhan utama. Berbagai perangkat
dalam kehidupan seharihari telah terkoneksi dengan internet seperti konsol
games, televisi, handphone, bahkan mobil. Kehadiran internet bahkan dapat
menggantikan peran media cetak
Fakhrizal dan Kiar (2014) menyimpulkan bahwa website ini dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran fisika SMA kelas X pada pokok bahasan
listrik dinamis. Website dapat digunakan sebagai sumber belajar oleh siswa
secara mandiri, dan memberikan akses bagi siswa untuk berbagi pengetahuan
yang baru didapatnya melalui konektivitas jejaring sosial yang ada di dalam
website.
Sehubungan dengan itu Aninditha (2015)
f. Media pembelajaran fisika berbasis buleting
Penelitian yang dilakukan oleh Yudithia Dian Putra (2010: 1) tentang
pengembangan media cetak dalam format buletin sebagai media pembelajaran
bagi orang tua anak usia dini. Berdasarkan penelitian tersebut, dikatakan bahwa
buletin bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Meskipun demikian, jarang
sekali ditemukan buletin yang digunakan dalam pembelajaran untuk siswa,
terlebih lagi buletin yang dikemas dalam bentuk buku saku.
Buletin merupakan majalah sederhana yang tipis dan berisi uraian
singkat, diterbitkan untuk kalangan sendiri (biasanya untuk lembaga atau
organisasi). Buletin juga bisa diartikan sebagi media cetak yang berupa
selebaran atau majalah, berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yg
diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok
profesi tertentu (www.artikata.com). Dari beberapa pengertian yang telah
tersebut di atas, dapat diketahui bahwa buletin merupakan suatu media cetak

9
dalam bentuk majalah sederhana yang tipis yang berisi tentang uraian singkat
dan diterbitkan untuk kalangan sendiri ataupun tertentu serta secara periodik.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa media pembelajaran berupa buletin
Fisika dalam bentuk buku saku termasuk kriteria baik ditinjau dari minat baca
siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil penilaian dari ahli materi, ahli bahasa
Indonesia, dan ahli media memberikan rata-rata penilaian sebesar 86,56%.
g. Media pembelajaran fisika dengan poster
Poster merupakan suatu kalimat menarik dan biasanya disertai gambar
untuk menyampaikan informasi atau himbaun tertentu. Menurut Hamzah
Suleiman (1985) poster adalah gambar yang besar, yang memberi tekanan pada
satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas
lalu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa poster merupakan media
gambar yang memiliki sifat persuasif tinggi karena menampilkan suatu
persoalan yang menimbulkan perasaan ingin tahu yang kuat dari khalayak.
Selain memiliki sifat persuasif yang tinggi poster juga memiliki tujuan untuk
mendorong adanya tanggapan atau respon dari masyarakat dan digunakan
sebagai media diskusi.
Banyak hal yang mempengaruhi bagus tidaknya atau efektif tidaknya
sebuah poster. Asyhar (dalam Riris Eka Kristiawati) menyatakan bahwa poster
yang baik adalah poster yang mengkombinasikan gambar (prosedur
percobaan), garis, warna, dan kata-kata yang menarik perhatian orang. Yuliandi
Kusuma (2009) menyatakan secara sederhana, poster yang baik mencakup hal-
hal sebagai berikut: berhasil menyampaikan informasi, secara cepat, ide dan isi
yang menarik perhatian, mempengaruhi, membentuk opini atau pandangan
tertentu, menggunakan warna-warna mencolok, menerapkan prinsip
kesederhanaan.
Berdasarkan penelitian media pembelajaran dengan menggunakan
poster disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media poster
dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik.

10
Adapun berbagai model yang dimanfaat dalam pembelajaran dalam sains atau
pendidikan IPA salah satunya pada pembelajaran fisika dengan kombinasi
dengan media pembejaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih
optimal diantara nya sebagai seberikut:
a. Media pembelajaran fisika berbasis model inquiri terbimbing
b. Media pembelajaran fisika berbasis model problem basis learning
c. Media pembelajaran fisika berbasis model pengajaran lansung

11

Anda mungkin juga menyukai