Anda di halaman 1dari 11

1

JPFS 2 (1) 2019, 6-16

http://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpfs

Pengaruh Multimedia Interaktif Berbasis Learning Cycle Terhadap


Hasil Belajar Siswa

Damar Septian1
1
Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon, Kota Cirebon 45134,
Indonesia
E-mail: damar-septian@unucirebon.ac.id

Abstrak
Multimedia interaktif berbasis learning cycle pada materi alat optik IPA di SMP perlu untuk
diimplementasikan untuk mengurangi mis-interpretasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: (1) pengaruh multimedia interaktif berbasis learning cycle terhadap hasil belajar
siswa; (2) penilaian siswa terhadap multimedia interaktif berbasis learning cycle. Teknik sampling
dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan dua kelas yaitu kelas VIII D dan kelas VIII E. Kelas VIII E terpilih menjadi kelas
eksperimen sedangkan kelas VIII D terpilih menjadi kelas kontrol. Kesimpulan dalam penelitian
ini yaitu: (1) ada pengaruh multimedia interaktif berbasis learning cycle terhadap hasil belajar
kognitif siswa dengan nilai signifikansi 0,000; (2) kategori penilaian siswa terhadap multimedia
interaktif pada komponen daya tarik, tingkat kesulitan, dan manfaat adalah sangat baik.
© 2019 Pendidikan Fisika FKIP Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon

Kata Kunci: multimedia interaktif, learning cycle 7E, hasil belajar siswa, ilmu pengetahuan alam.
___________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi begitu pesat belajar adalah semua sumber (meliputi orang
pada masa sekarang ini. Berbagai penemuan dan barang) yang mungkin digunakan oleh si
telah menciptakan kemudahan di dalam pembelajar baik secara sendiri maupun
kehidupan manusia. Teknologi informasi dan dalam bentuk gabungan, biasanya dalam
komunikasi merupakan salah contoh situasi informal untuk memberikan
teknologi yang mengalami perkembangan kemudahan belajar (Miarso, 2004). Salah
luar biasa. Pemanfaatan teknologi dan satu sumber belajar yang dapat digunakan
informasi memberikan kemudahan dalam dalam pembelajaran yaitu multimedia
mengkomunikasikan suatu hal tanpa terbatas interaktif.
jarak dan waktu. Pemanfaatan teknologi dan Multimedia interaktif memberikan
informasi juga memberikan dampak dalam dampak yang positif dalam pembelajaran.
kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil ini didasarkan pada hasil penelitian
Pembelajaran memerlukan sumber yang terkait multimedia interaktif,
belajar agar pembelajaran berlamngsung diantaranya: 1) kelompok siswa yang
lebih optimal. Sumber belajar adalah daya dibelajarkan dengan menggunakan
yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan multimedia interaktif berbasis internet lebih
proses belajar mengajar baik secara langsung tinggi dari kelompok siswa yang
maupun tidak langsung sebagian atau secara dibelajarkan dengan menggunakan media
keseluruhan (Sudjana & Rivai, 2007). pembelajaran buku teks sebesar
Menurut AECT (Association for Education (Situmorang, 2014); 2) pembelajaran dengan
Communication and Technology), sumber multimedia interaktif dapat melibatkan siswa

© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
7

dan media secara langsung dan interaktif telah diajar dengan metode pembelajaran
(Nandi, 2016); 3) pencapaian hasil belajar KWL (Siribunnam & Tayraukham, 2009); 2)
kognitif siswa setelah mengikuti proses siswa kelompok eksperimental yang belajar
pembelajaran menggunakan multimedia dengan learning cycle 7E dengan teknik
interaktif hasil pengembangan yaitu 80,77% metakognitif memiliki nilai rata-rata prestasi
siswa mencapai KKM (Septian, 2015); 4) belajar lebih tinggi dari pretes dengan
lingkungan belajar dengan multimedia signifikansi 0.05 (Sornsakda, Suksringarm,
interaktif telah meningkatkan prestasi belajar & Singseewo, 2009); 3) pembelajaran
siswa, menunjukkan perubahan sikap positif, dengan bantuan komputer yang dirancang
lebih aktif, dan termotivasi dalam proses sesuai dengan pembelajaran konstruktivis
belajar (Leow & Neo, 2014). model 7E telah membantu dalam
Pembelajaran dirumuskan sebagai meningkatkan tingkat pemahaman konsep
suatu proses yang dilakukan oleh individu yang berkaitan dengan elektrostatik, metode
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku pengajaran tidak mengubah sikap siswa
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dalam waktu singkat, persepsi siswa tentang
dari pengalaman individu itu sendiri dalam fisika meningkat setelah percobaan
interaksi dengan lingkungannya (Surya, (Kocakaya & Gonen, 2010).
2004). Menurut Hamalik, pembelajaran Materi alat optik merupakan materi
adalah suatu kombinasi yang tersusun fisika pada pembelajaran IPA SMP kelas
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, VIII. Alat-alat optik yang dipelajari dalam
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang IPA SMP meliputi mata, kamera, lup,
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan mikroskop, serta teropong. Beberapa
pembelajaran (Septian, 2015). Pembelajaran permasalahan dalam pembelajaran IPA
membutuhkan hubungan dialogis yang materi alat optik pun muncul. Tidak semua
sungguh-sungguh antara guru dan peserta materi alat optik dapat diajarkan secara
didik, dimana penekanannya adalah pada langsung . Hal tersebut dikarenakan tidak
proses pembelajaran oleh peserta didik semua sekolah mempunyai alat-alat optik
(student of learning), dan bukan pengajaran yang akan diajarkan semisal kamera,
oleh guru (teacher of teaching) mikroskop, dan teropong karena harga alat
(Suryosubroto, 1997). yang cukup mahal sehingga guru harus bisa
Model pembelajaran adalah suatu menginterpretasikan seperti apa alat yang
perencanaan atau pola yang digunakan diajarkan serta bagaimana konsep
sebagai pedoman dalam merencanakan terbentuknya bayangan dari alat tersebut.
pembelajaran di kelas (Trianto, 2009). Selain itu, jalannya sinar pada konsep
Model learning cycle 7E merupakan salah pemantulan dan pembiasan dalam alat optik
satu alternatif model pembelajaran. Model memerlukan ilustrasi dan gambar agar siswa
learning cycle merupakan rangkaian tahap- mengetahui bentuk real alat tersebut. hal
tahap kegiatan yang diorganisasi sedemikian tersebut digunakan untuk membantu
rupa sehingga siswa dapat menguasai menjelaskannya agar tidak terjadi mis-
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai interpretasi. Oleh karena itu, multimedia
dalam pembelajaran dengan jalan siswa interaktif dapat digunakan untuk membantu
berperanan aktif (Septian, 2015). Model siswa dalam menjelaskan materi alat optik
learning cycle 7 E merupakan model agar siswa tidak salah menginterpretasikan
pembelajaran learning cycle dengan konsepnya.
menggunakan 7 langkah E dalam SMP Wahidin kota Cirebon
pembelajarannya. Langkah dalam model merupakan sekolah swasta yang sudah
learning cycle 7E yaitu elicite, engage, berstandar Nasional. Fasilitas pembelajaran
explore, explain, elaborate, extend, dan di SMP wahidin kota Cirebon diantaranya
evaluate (Eisenkraft, 2003). laboratorium IPA, laboratorium Multimedia,
Model Pembelajaran learning cycle dan laboratorium Komputer dan internet.
7E memberikan pengaruh yang positif dalam Berdasarkan fasilitas tersebut, fasilitas yang
pembelajaran. Hal ini didasarkan dari diberikan oleh sekolah tersebut dapat
beberapa hasil penelitian diantaranya: 1) menunjang pembelajaran siswa menjadi
siswa yang belajar dengan menggunakan LC lebih maksimal sehingga tujuan
7E ditunjukkan lebih berprestasi dalam pembelajaran dapat tercapai.
pembelajaran sains daripada siswa yang Berdasarkan dari wawancara dengan
© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
8

guru bidang studi IPA di SMP Wahidin kota adalah sebagian atau wakil populasi yang
Cirebon, penggunaan laboratorium oleh guru diteliti (Suharsimi, 2006). Sampel dalam
bidang studi IPA belum maksimal. Guru IPA penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu
lebih cenderung hanya menggunakan kelas VIII D dan kelas VIII E. Teknik
laboratorium IPA. Penggunaan laboratorium pengambilan sampel dalam penelitian ini
tersebut masih berkisar pada praktikum- menggunakan teknik cluster random
praktikum IPA biasa. Pada penggunaan sampling yaitu memandang kelas sebagai
laboratorium multimedia dan laboratorium cluster dari populasi yang diambil secara
komputer&internet, guru IPA belum acak. Kelas dari populasi diacak dan dipilih
memanfaatkannya untuk membantu dalam dua kelas untuk dijadikan sebagai sampel
pembelajaran IPA. Prestasi belajar siswa penelitian. Kelas VIII E terpilih menjadi
dalam pembelajaran IPA materi alat optik kelas eksperimen sedangkan kelas VIII D
juga belum maksimal. Hal ini dikarenakan terpilih menjadi kelas kontrol.
guru masih kesulitan dalam meng- Teknik pengumpulan data yang
ilustrasikan alat-alat optik dalam digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pembelajarannya. Selain itu, ketersediaan dokumentasi, angket, dan tes. Dokumentasi
alat optik dalam laboratorium belum dapat dalam penelitian ini meliputi nilai ulangan
membantu pembelajaran secara maksimal. siswa tahun sebelumnya dan foto proses
Kekurangmaksimalan ketersediaan alat optik pembelajaran. Teknik angket digunakan
tersebut dikarenakan mahalnya harga alat. untuk mengetahui penilaian siswa terhadap
Selain itu, guru juga belum maksimal untuk multimedia interaktif berbasis learning
memanfaatkan multimedia sebagai alternatif cycle. Teknik tes dalam penelitian ini
alat bantu belajar siswa meskipun fasilitas digunakan untuk memperoleh data hasil
laboratorium multimedia sudah tersedia. belajar kognitif siswa yang diperoleh dari
Penelitian ini bertujuan untuk hasil pretest dan posttest. Bentuk soal tes
mengetahui: 1) Penilaian siswa terhadap berupa soal pilihan ganda dengan empat
multimedia interaktif berbasis learning alternatif jawaban serta hanya terdapat satu
cycle; 2) Pengaruh multimedia interaktif jawaban yang benar.
berbasis learning cycle terhadap hasil belajar Instrumen dalam penelitian ini terdiri
siswa. dari instrumen pelaksanaan pembelajaran
dan instrumen pengambilan data. Instrumen
METODE
pembelajaran, yang meliputi silabus dan
Jenis penelitian ini adalah penelitian RPP. Instrumen pengambilan data dalam
eksperimen semu (quasi experiment) dengan penelitian ini berupa lembar angket dan tes.
memakai desain pretest-posttest control Instrumen angket digunakan untuk
design. Penelitian eksperimen semu ini mendapatkan informasi tentang penilaian
dilakukan dengan memberikan perlakuan siswa terhadap multimedia interaktif berbasis
(treatment) kepada suatu kelas yang learning cycle. Instrumen ini berupa lembar
selanjutnya disebut kelas eksperimen. Kelas angket penilaian siswa terhadap multimedia.
eksperimen ini akan dibandingkan dengan Angket penilaian ini digunakan untuk
kelas kontrol yaitu kelas yang tidak diberi mengungkap data penilaian siswa terhadap
perlakuan. Variabel bebas dalam penelitian multimedia terkait aspek daya tarik, tingkat
ini yaitu multimedia interaktif berbasis kesulitan, dan manfaat multimedia interaktif.
learning cycle sedangkan variabel terikat Instrumen tes digunakan untuk mengetahui
dalam penelitian ini yaitu hasil belajar hasil belajar kognitif siswa. Instrumen ini
kognitif siswa. berupa lembar tes hasil belajar kognitif siswa
Penelitian ini dilaksanakan di SMP sebelum pembelajaran (pretest) dan setelah
Wahidin Kota Cirebon dan mulai pembelajaran (posttest) dalam bentuk soal
dilaksanakan pada minggu ketiga bulan pilihan ganda (multiple choice).
Februari 2016 dan selesai tahap Dalam penelitian ini, instrumen tes
pelaksanaannya pada minggu kedua bulan prestasi belajar kognitif diuji validitas secara
Maret 2016. Populasi yaitu keseluruhan isi dan secara konstruk. Validitas isi adalah
subyek penelitian (Suharsimi, 2006). validitas yang diestimasi lewat pengujian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh terhadap isi tes dengan analisis rasional atau
siswa kelas VIII di SMP Wahidin kota lewat expert judgement (Azwar, 2009).
Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Sampel Pengujian validitas isi dapat dilakukan
© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
9

dengan pertimbangan pada ahli (expert interaktif berbasis learning cycle dan hasil
judgement), profesional (profesional belajar siswa. Analisis data penilaian siswa
judgement), dan beberapa orang yang terhadap multimedia interaktif menggunakan
memiliki kompetensi untuk memberikan analisis data deskriptif. Data penilaian siswa
penilaian (interrater judgement) (Purwanto, diklasifikasikan menurut kategori penilaian
2009). Validitas konstruk adalah pengujian ideal dari Sudijono (Sudijono, 2011).
validitas yang dilakukan dengan melihat Analisis hasil belajar siswa meliputi 2
kesesuaian konstruksi butir yang ditulis tahap yaitu tahap uji prasyarat analisis dan
dengan kisi-kisinya (Purwanto, 2009). uji hipotesis. Data yang diolah adalah nilai
Menurut Allen dan Yen, validitas konstruk Gain dari hasil pretest dan posttest siswa. Uji
adalah tipe yang menunjukkan sejauhmana statistik parametrik dapat dilakukan jika
tes mengungkap suatu trait atau konstruk memenuhi prasyarat uji analisis yaitu uji
teoritik yang hendak diukurnya (Azwar, normalitas data dan uji homogenitas varians.
2009). Beberapa metode yang dapat Uji normalitas dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji validitas konstruk menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov yang
yaitu menelaah butir, meminta pertimbangan perhitungannya dengan program PASW. Uji
ahli, konvergensi dan diskriminabilitas, homogenitas menggunakan uji Lavene yang
multi-trait dan multi-method (MMTM), dan perhitungannya dengan program PASW. Jika
analisis faktor (Purwanto, 2009). prasyarat analisis terpenuhi maka uji
Berdasarkan dari beberapa penjelasan hipotesis menggunakan uji parametrik
tersebut, validitas isi dan konstruk dapat berupa independent t-test. Jika prasyarat
dilakukan dengan meminta pertimbangan analsisis tidak terpenuhi maka uji hipotesis
dari ahli. menggunakan uji non parametrik Mann
Selain melakukan validitas isi dan Whitney U test. Perhitungan pengujian
konstruk, validasi instrumen dalam hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
penelitian ini juga menggunakan validitas program PASW.
item. Teknik analisis korelasional point
HASIL DAN PEMBAHASAN
biserial dapat dipergunakan untuk menguji
validitas item soal yang telah diajukan dalam Data yang terkumpul dalam penelitian
tes, di mana skor skor hasil tes untuk tiap ini terdiri dari hasil penilaian siswa terkait
butir soal dikorelasikan dengan skor hasil tes multimedia interaktif dan hasil belajar
secara totalitas (Sudijono, 2011). kognitif siswa pada pokok bahasan alat optik
Instrumen tes selain diuji validitas, IPA SMP. Data tersebut diperoleh dari siswa
juga diuji reliabilitasnya. Menurut Thorndike kelas VIII E sebagai kelas eksperimen yang
dan Hagen, Reliabilitas berhubungan dengan dikenai treatment (perlakuan) dengan
akurasi instrumen dalam mengukur apa yang multimedia interaktif berbasis learning cycle
diukur, kecermatan hasil ukur, dan seberapa dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol yang
akurat seandainya dilakukan ulang dikenai pembelajaran yang biasa dilakukan
(Purwanto, 2009). Reliabilitas menunjuk di sekolah tersebut yaitu pembelajaran
pada suatu pengertian bahwa sesuatu menggunakan media buku.
instrumen cukup dapat dipercaya untuk Penilaian Siswa terhadap Multimedia
digunakan sebagai alat pengumpul data Data penilaian siswa dalam penelitian
karena instrumen tersebur sudah (Arikunto, ini diperoleh dari hasil angket penilaian
2010). Teknik yang digunakan untuk siswa setelah melakukan pembelajaran. Hasil
menghitung reliabilitas butir soal hasil angket ini diberikan pada siswa kelas
belajar siswa menggunakan persamaan eksperimen serta diberikan pada siswa kelas
Kuder-Richardson (K-R 20) (Budi, 2006). kontrol. Pada siswa kelas kontrol, angket
Instrumen soal juga diuji taraf kesukaran dan penilaian diberikan setelah siswa melakukan
daya beda soalnya menggunakan bantuan pembelajaran menggunakan media buku
microsoft office excel 2007. kemudian diberikan multimedia interaktif
Teknik analisis data dalam penelitian untuk memberikan penilaiannya. Deskripsi
ini terbagi menjadi dua yaitu analisis data penilaian siswa dapat dilihat pada tabel
penilaian siswa terhadap multimedia 1 dan tabel 2.

© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
10

Tabel 1 Deskripsi Data Penilaian Siswa Kelas Eksperimen terhadap Multimedia


No. Komponen Rerata Per Responden Skor Maksimal Kategori Multimedia
1. Daya Tarik 3,97 4 Sangat Baik
2. Tingkat Kesulitan 2,94 3 Sangat Baik
3. Manfaat 4,97 5 Sangat Baik

Tabel 2 Deskripsi Data Penilaian Siswa Kelas Kontrol terhadap Multimedia


No. Komponen Rerata Per Responden Skor Maksimal Kategori Multimedia
1. Daya Tarik 3,97 4 Sangat Baik
2. Tingkat Kesulitan 2,88 3 Sangat Baik
3. Manfaat 4,88 5 Sangat Baik

Tabel 1 menunjukkan deskripsi data adalah 5. Berdasarkan pemaparan tersebut


penilaian siswa kelas eksperimen terhadap dapat disimpulkan bahwa penilaian siswa
multimedia interaktif. Data penilaian terhadap multimedia interaktif adalah sangat
tersebut diklasifikasikan berdasarkan baik.
pengklasifikasian Sudijono (1987). Penilaian Multimedia interaktif berbasis
siswa terhadap multimedia interaktif tersebut learning cycle yang digunakan dalam
dikelompokkan berdasarkan pada kelompok pembelajaran IPA ini merupakan software
sampel yang ada, yaitu penilaian siswa yang interaktif berisi seperangkat program
dibelajarkan dengan multimedia interaktif pembelajaran IPA menggunakan software
berbasis learning cycle (kelas eksperimen) adobe flash dan program pendukung lainnya
dan data penilaian siswa dibelajarkan dengan dengan memakai komponen model
media buku (kelas kontrol). pembelajaran learning cycle 7E sebagai
Penilaian siswa terhadap multimedia dasar pembelajarannya serta disimpan dalam
interaktif ditunjukkan pada tabel 1 dan 2. keping CD (Compact disc). Pengoperasian
Angket penilaian siswa terbagi menjadi 3 software tersebut harus menggunakan
komponen yaitu komponen daya tarik, perangkat komputer.
tingkat kesulitan, dan manfaat multimedia Tampilan penyajian software dalam
interaktif yang dikembangkan. Komponen multimedia interaktif ini diatur sedemikian
daya tarik terdiri dari 4 soal pertanyaan, rupa agar lebih menarik siswa. Penyajian
komponen tingkat kesulitan terdiri dari 3 yang menarik dalam multimedia interaktif
soal pertanyaan, sedangkan komponen dapat merangsang siswa untuk mempelajari
manfaat terdiri dari 5 soal pertanyaan. software tersebut. Siswa sangat antusias
Berdasarkan tabel 1, Komponen daya untuk mempelajari multimedia interaktif.
tarik pada kelas eksperimen mendapatkan Hal ini terlihat sejak multimedia interaktif
skor rata-rata 3,97 dengan kategori sangat dibagikan kepada siswa. Beberapa siswa
baik. Komponen tingkat kesulitan pada kelas dengan antusias langsung memutar CD
eksperimen mendapatkan skor rata-rata 2,94 multimedia interaktif tersebut meski belum
dengan kategori sangat baik. Komponen diperintahkan untuk memutarnya. Beberapa
manfaat pada kelas eksperimen mendapatkan siswa juga dengan spontan langsung
skor rata-rata 4,97 dengan kategori sangat mencoba mengoperasikan tombol-tombol
baik. Nilai skor maksimal dari komponen yang ada di dalam multimedia interaktif.
daya tarik adalah 4, komponen tingkat Mereka bekerjasama dengan teman
kesulitan adalah 3, dan komponen manfaat sekelompoknya mencoba-coba tombol yang
adalah 5. Berdasarkan tabel 2, Komponen ada untuk di-klik dan terkadang bergurau
daya tarik pada kelas kontrol mendapatkan sambil tertawa-tawa.
skor rata-rata 3,97 dengan kategori sangat Terdapat beberapa kendala dalam
baik. Komponen tingkat kesulitan pada kelas pembelajaran awal ini. Beberapa siswa putri
kontrol mendapatkan skor rata-rata 2,88 terlihat lebih pasif dan takut untuk
dengan kategori sangat baik. Komponen mengoperasikan software tersebut. Hal ini
manfaat pada kelas kontrol mendapatkan dikarenakan mereka merasa takut salah
skor rata-rata 4,88 dengan kategori sangat dalam mengoperasikan software dari CD
baik. Nilai skor maksimal dari komponen multimedia interaktif tersebut. Selain itu,
daya tarik adalah 4, komponen tingkat mereka merasa takut jika guru akan marah
kesulitan adalah 3, dan komponen manfaat karena belum ada perintah untuk

© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
11

mengoperasikannya. Tetapi, setelah guru memecahkan beberapa pertanyaan dari


memperintahkan mereka untuk mencoba kasus-kasus yang disajikan di dalam
mengoperasikan CD multimedia interaktif multimedia interaktif. Multimedia interaktif
yang diberikan, siswa dengan seketika dapat mengurangi peran serta guru dalam
mencoba-coba tombol yang disajikan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran
multimedia interaktif tersebut. mengarah pada student centered serta guru
Kendala lain pada awal pembelajaran tidak menjadi sumber ilmu satu-satunya dan
menggunakan multimedia interaktif dalam hanya menjadi fasilitator dalam
pembelajaran ini yaitu beberapa siswa pembelajaran. Kedudukan media sepenuhnya
bergurau dengan sesama temannya untuk melayani kebutuhan belajar siswa, yang
memainkan tombol-tombol tanpa dengan artinya untuk beberapa hal media
maksud mempelajari isi multimedia pembelajaran dapat menggantikan fungsi
interaktif tersebut. Tombol-tombol dalam guru terutama sebagai sumber belajar
multimedia ini diatur sedemikian rupa (Munadi, 2008).
sehingga jika kursor ditempatkan di atas Multimedia interaktif yang disajikan
tombol maupun di-klik-kan ke tombol maka berbasiskan model pembelajaran learning
akan muncul bunyi-bunyi tombol. Akibat cycle 7E. Model pembelajaran ini bersifat
dari permainan secara serampangan oleh konstruktivistik sehingga siswa dapat
siswa terhadap tombol-tombol dalam mengkonstruksi pemikirannya sendiri untuk
multimedia interaktif ini menjadikan siswa menemukan jawaban dari kasus yang
yang lain menjadi terganggu. Guru disajikan di dalam multimedia interaktif.
menindaklanjuti permasalahan ini dengan Beberapa aktivitas yang disjikan dalam
menasehati serta memberikan pengertian multimedia interaktif merangsang pola
kepada siswa untuk jangan memain-mainkan berfikir siswa sehingga siswa dapat
tombol secara serampangan dan mengkonstruksi sendiri hasil pemikirannya.
menyarankan untuk melihat dan mempelajari Pemberian kasus-kasus pada multimedia
isi multimedia interaktif yang telah disajikan interaktif merangsang siswa untuk berfikir
dalam software multimedia interaktif dan mencari jawaban dari kasus tersebut.
tersebut. Selain itu, guru menyarankan siswa Handout dalam multimedia juga menjadi
untuk mengecilkan volume suara pada salah satu jembatan siswa untuk
multimedia interaktif jika dirasa terlalu keras mengeksplorasi diri mencari jawaban akan
dan dapat mengganggu siswa yang lain. kasus tersebut. Selain itu, model
Siswa dengan seksama mempelajari pembelajaran ini juga bersifat kontekstual.
isi multimedia interaktif yang telah disajikan Beberapa kasus disajikan secara kontekstual
dalam software multimedia interaktif. berdasarkan kondisi lingkungan
Sesekali, siswa berhenti pada slide tertentu (background) latar belakang di lingkungan
kemudian mendiskusikan dengan teman siswa. Pemberian animasi drags pada
sebangku terkait apa yang ditampilkan dalam beberapa animasi juga merangsang siswa
multimedia interaktif. Bahan diskusi tersebut untuk terus mencoba-coba mencari jawaban
dimunculkan dari beberapa pertanyaan- yang benar dari pertanyaan. Pemberian
pertanyaan maupun perintah-perintah yang ilustrasi animasi akan jalannya sinar optis
ditampilkan di dalam isi multimedia pada alat-alat optik dalam multimedia
interaktif. Isi dalam multimedia interaktif mempermudah siswa untuk lebih memahami
menyajikan animasi-animasi, zooming, informasi yang disampaikan.
gambar-gambar, dan video. Hal ini Berdasarkan data dari hasil angket
merangsang siswa untuk mempelajari secara penilaian siswa terhadap multimedia
lebih dalam terkait isi multimedia. interaktif dari kelas eksperimen dan kelas
Isi multimedia interaktif dalam kontrol, didapatkan bahwa semua penilaian
pembelajaran menyajikan percobaan- siswa pada semua komponen dari kedua
percobaan yang menarik. Beberapa kelas tersebut adalah “Sangat Baik”. Angket
percobaan dapat diperagakan siswa secara penilaian siswa disusun berdasarkan tiga
langsung sehingga siswa dapat membuktikan komponen penilaian, yaitu komponen daya
hasil temuan dari peragaan yang telah tarik, tingkat kesulitan, dan manfaat dari
dilakukan serta dapat didiskusikan dengan multimedia interaktif yang disajikan.
teman sebangkunya. Hasil dari peragaan Komponen daya tarik disajikan dalam empat
siswa tersebut dapat digunakan untuk pertanyaan, komponen tingkat kesulitan
© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
12

disajikan dalam tiga pertanyaan, dan manfaat multimedia interaktif yang telah
komponen manfaat disajikan dalam tiga disajikan. Hasil ini sejalan dengan hasil
pertanyaan. Jawaban dari angket tersebut beberapa penelitian diantaranya: (1)
bersifat dikotomi karena hanya memberikan penilaian mahasiswa pada uji coba lapangan
dua jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak”. Hal ini mengenai kualitas multimedia adalah baik
dilakukan untuk mempermudah pengolahan dan terungkap bahwa dengan multimedia
data penilaian siswa terhadap multimedia mahasiswa dapat mempelajari materi IPA
interaktif. dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih aktif,
Multimedia interaktif membuat siswa tidak membosankan, lebih mandiri serta
lebih menyenangi pelajaran IPA, minat siswa termotivasi dalam belajar (Irfan, 2012); (2)
menjadi bertambah untuk mempelajari IPA, penilaian siswa dari aspek daya tarik, tingkat
materi yang disajikan melalui multimedia kesulitan, dan manfaat pada uji coba terbatas
interaktif memotivasi siswa untuk belajar berada pada rentang kategori “sangat baik”,
IPA. Berdasarkan dari hasil angket penilaian dan pada uji coba diperluas berada pada
siswa dapat disimpulkan bahwa multimedia rentang kategori “sangat baik” (Septian,
memberikan daya tarik pada siswa dengan 2015).
rata-rata nilai 3,97 dengan kategori “sangat Penilaian siswa yang sangat baik
baik” dari kedua kelas. Berdasarkan angket mengindikasikan bahwa multimedia yang
penilaian siswa terhadap multimedia digunakan sesuai dengan karakteristik materi
interaktif yang digunakan, multimedia sesuai kondisi dan kebutuhan dalam proses
interaktif mudah digunakan oleh siswa. pembelajaran. Hasil penelitian yang sejalan
Multimedia interaktif tersebut juga tidak dengan hasil ini yaitu: (1) penggunaan media
mempersulit belajar siswa. Selain itu, siswa pembelajaran sebagai alat penyampai pesan
lebih mudah memahami isi materi dengan hendaknya disesuaikan dengan karakteristik
menggunakan multimedia interaktif. materi serta sesuai dengan kondisi dan
Multimedia interaktif memberikan kebutuhan dalam proses pembelajaran di
kemudahan kepada siswa dengan kategori sekolah (Dewi, 2015); (2) Menurut Sutarno
“sangat baik” dengan rata-rata nilai sebesar dan Mukhidin (2013:216), multimedia
2,94 pada kelas eksperimen dan 2,88 pada interaktif didisain berdasarkan bagian-bagian
kelas kontrol. Multimedia interaktif dan penggalan-penggalan menjadi unit
memberikan manfaat untuk meningkatkan terkecil, sehingga siswa dengan mudah dapat
hasil belajar siswa. Multimedia interaktif memahami isi materi yang disampaikan serta
juga tidak menghabiskan waktu belajar dan dengan bahasa yang komunikatif dan
dapat memberikan suasana baru dalam mengandung ilustrasi-ilustrasi menarik akan
belajar IPA. Siswa lebih nyaman dalam efektif untuk disimak, sehingga merangsang
belajar IPA dengan menggunakan siswa untuk belajar mandiri (Sutarno &
multimedia interaktif yang telah diberikan. Mukhidin, 2015); (3) siswa memandang
Menurut siswa, perlu untuk dikembangkan model pembelajaran berbasis multimedia
kembali media pembelajaran seperti interaktif dengan prinsip teknologi
multimedia interaktif yang telah diberikan pembelajaran sebagai suatu pembelajaran
tersebut pada materi IPA lainnya. yang menyenangkan, dan mereka terlibat
Berdasarkan dari hasil angket penilaian langsung dalam pembelajaran yang
siswa, multimedia interaktif memberikan menyenangkan, dan mereka terlibat langsung
manfaat dengan kategori “sangat baik” pada dalam pembelajaran dan pembentukan
rata-rata nilai 4,97 pada kelas eksperimen pengalaman belajarnya sendiri (Sutarno &
dan 4,88 pada kelas kontrol. Mukhidin, 2015).
Hasil penilaian siswa terkait
multimedia interaktif dari setiap komponen Pengaruh Multimedia Interaktif terhadap
pada kelas kontrol dan eksperimen adalah Hasil Belajar Kognitif Siswa
“sangat baik”. Jadi, dapat disimpulkan Data hasil belajar kognitif dalam
bahwa penilaian siswa terkait multimedia penelitian ini diperoleh dari nilai pretest dan
interaktif secara keseluruhan adalah “sangat posttest siswa. Deskripsi data hasil belajar
baik” pada 3 komponen penilaian, yaitu kognitif siswa dapat dilihat pada tabel 3.
komponen daya tarik, tingkat kesulitan, dan

© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
13

Tabel 3 Deskripsi Data Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa


Rerata Rerata SD SD Rerata
Kelas Jumlah
Pretest Posttest Pretest Posttest Gain
Eksperimen 34 46,62 73,03 12,29 11,74 26,41
Kontrol 34 47,79 69,82 14,98 13,18 22,03

Tabel 3 menunjukkan deskripsi data interaktif penginderaan jauh ”Wahyudi”


hasil belajar kognitif siswa pada kelas berpengaruh terhadap hasil belajar (Hanim,
eksperimen dan kontrol. Data hasil belajar Sumarmi, & Amirudin, 2016). Berdasarkan
kognitif siswa pada kelas eksperimen yaitu pemaparan tersebut, multimedia secara
data hasil belajar kognitif siswa yang umum memberikan manfaat terhadap hasil
dibelajarkan dengan multimedia interaktif belajar siswa.
berbasis learning cycle dan data hasil belajar Hasil penelitian ini tidak sejalan
kognitif siswa pada kelas kontrol yaitu data dengan beberapa hasil penelitian yaitu
hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan penggunaan multimedia pembelajaran kalor
dengan bahan ajar buku. Jumlah siswa pada tidak berpengaruh signifikan terhadap
kelas eksperimen dan kontrol yang penguasaan konsep siswa (Gunawan,
mengikuti pretest dan posttest sebesar 34. Harjono, & Imran, 2016). Penggunaan
Berdasarkan tabel 3, rerata pretest multimedia interaktif dalam pembelajaran
kelas eksperimen sebesar 46,62 dengan memiliki beberapa kendala. Kendala yang
standar deviasi sebesar 12,29 sedangkan biasa terjadi diantaranya fasilitas komputer
kelas kontrol sebesar 47,79 dengan standar yang belum maksimal untuk mendukung
deviasi sebesar 14,98. Rerata posttest kelas program multimedia. Dalam pembelajaran
eksperimen sebesar 73,03 dengan standar multimedia, komputer yang digunakan harus
deviasi sebesar 11,74 sedangkan kelas memiliki spesifikasi tertentu agar dapat
kontrol sebesar 69,82 dengan standar deviasi menjalankan program multimedia. Program
sebesar 13,18. Selain itu, rerata gain pada multimedia yang mendukung multimedia ini
kelas eksperimen sebesar 26,41 sedangkan menggunakan peogram adobe flash.
kelas kontrol sebesar 22,03. Kapasitas RAM dan prosesor sangat penting
Berdasarkan hasil analisis data sekali untuk dapat menjalankan multimedia.
menggunakan uji Mann Whitney U, Selain itu, Jumlah komputer di dalam
diperoleh nilai signifikansi pengaruh laboratorium juga terkadang banyak yang
multimedia interaktif terhadap hasil belajar sudah rusak sehingga pembelajaran tidak
kognitif sebesar 0,000 sehingga dapat dapat dilakukan secara maksimal. Terkadang
diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil satu komputer harus dipakai berdua dengan
dibandingkan dengan nilai taraf signifikansi teman yang lainnya. Kemampuan siswa
yang telah ditetapkan (α = 0,05). Dengan dalam mengoperasikan komputer juga perlu
demikian, mempunyai cukup bukti untuk dijadikan pertimbangan dalam melakukan
menolak H0, artinya ada pengaruh pembelajaran multimedia. Setidaknya, siswa
multimedia interaktif terhadap hasil belajar minimal harus bisa mengoperasikan
kognitif siswa. komputer maupun masih secara dasar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Waktu persiapan pembelajaran juga harus
multimedia interaktif berpengaruh terhadap disiapkan secara optimal. Komputer harus
hasil belajar kognitif siswa. Hasil penelitian dipastikan sudah terinstal program-program
ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian yang mendukung aplikasi multimedia yang
yaitu: (1) hasil belajar siswa pada kelas digunakan.
eksperimen yang menggunakan multimedia Pemakaian media pembelajaran dalam
interaktif lebih besar dibandingkan proses belajar dapat membangkitkan
peningkatan hasil belajar siswa yang keinginan dan minat yang baru,
menggunakan media visual (Radityan, membangkitkan motivasi dan rangsangan
Kuntadi, & Komaro, 2016); (2) terdapat kegiatan belajar, dan bahkan membawa
perbedaan yang signifikan antara hasil pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad,
belajar siswa yang dibelajarkan dengan 2003). Menurut Wibawa dan Mukti (1991),
menggunakan multimedia interaktif berbasis multimedia interaktif banyak sekali memiliki
internet dengan buku teks (Situmorang, kelebihan terutama dengan tampilan yang
2014); (3) multimedia pembelajaran menarik bagi siswa sehingga dengan ini

© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
14

siswa dapat lebih terangsang untuk dapat mengembangkan kecakapan berpikir, dan
mempelajari materi pelajaran yang memberikan siswa nuansa keberhasilan
disampaikan (Radityan et al., 2016). ketika selesai melakukan sebuah percobaan
Penggunaan multimedia dalam pembelajaran (Septian, 2015). Pembelajaran yang
sangat efektif dan berdaya guna, terutama berkualitas setidak-tidaknya memiliki
bila disajiikan dengan tepat akan memiliki beberapa indikator, yaitu menantang,
dampak signifikan terhadap hasil belajar menyenangkan, mendorong eksplorasi,
(Lona, 2009). Ketertarikan siswa pada memberi pengalaman sukses, dan
multimedia disebabkan multimedia mengembangkan kecakapan berfikir
merupakan sarana pembelajaran yang lebih (Hidayatullah, 2009). Berdasarkan pernya-
hidup dan presentatif sehingga multimedia taan tersebut, maka pembelajaran yang telah
banyak membantu siswa dan guru dalam dilakukan menggunakan multimedia
proses pembelajaran (Wahyuni, 2012). interaktif ini mencerminkan pembelajaran
Multimedia interaktif memberikan yang berkualitas. Menurut Septian (Septian,
rangsangan kepada siswa untuk 2015), hal tersebut tercipta karena adanya
mempelajarinya. Tampilan multimedia yang beberapa faktor yaitu: (1) multimedia
menarik sangat berperan dalam mengalihkan menyajikan kasus-kasus yang menantang
perharian siswa untuk mempelajari untuk dipecahkan, (2) dari kasus-kasus yang
multimedia. Tampilan yang menarik dan menantang untuk dipecahkan menjadikan
fasilitas suara yang ada membuat user lebih siswa memiliki pengalaman sukses ketika
tertarik untuk belajar (Saputra & Purnama, dapat menyelesaikan kasus tersebut, (3)
2011). Multimedia interaktif yang digunakan multimedia interaktif yang dikembangkan
dalam pembelajaran ini berbasiskan model menggunakan ilustrasi-ilustrasi yang
pembelajaran learning cycle yang mana menarik dan cakupan informasi yang luas,
model pembelajaran ini merupakan model (4) berbasis learning cycle menjadikan
pembelajaran yang bersifat konstruktivistik multimedia interaktif dapat menumbuhkan
dan kontekstual. Oleh sebab itu, model cara berfikirnya sendir serta dapat
tersebut sangat cocok dan sesuai jika bereksplorasi untuk mencipta an pola
diaplikasikan dalam pembelajaran IPA pikirnya terkait konsep sehingga multmedia
khususnya fisika. dapat mengembangkan kecakapan berfikir
Multimedia interaktif dalam siswa, (5) pembelajaran yang menarik dan
pembelajaran ini digunakan untuk baru bagi siswa menjadikan pembelajaran
dikembangkan untuk mengurangi mis- dengan multimedia interaktif lebih
interpretasi belajar siswa. Karakteristik menyenangkan sehingga siswa lebih antusias
multimedia interaktif berbasis learning cycle untuk belajar.
yang digunakan dalam pembelajaran ini
SIMPULAN
yaitu menyajikan materi dan tes pengetahuan
awal siswa, kasus kontekstual, ruang siswa Berdasarkan hasil analisis data dan
untuk bereksplorasi, ruang siswa untuk pembahasan yang telah dilakukan dapat
menjelaskan hasil ekplorasinya, elaborasi disimpulkan: (1) ada pengaruh multimedia
kasus untuk memperdalam konsep siswa, interaktif berbasis learning cycle terhadap
teknologi mutakhir terkait konsep, dan soal hasil belajar kognitif siswa dengan nilai
evaluasi. Penyajian materi yang kontekstual signifikansi 0,000; (2) kategori penilaian
membuat siswa merasakan kebermanfaatan siswa terhadap multimedia interaktif pada
ilmu yang ia pelajari (Septian, 2015). Materi komponen daya tarik, tingkat kesulitan, dan
pelajaran akan tambah berarti jika siswa manfaat adalah sangat baik.
mempelajari materi pelajaran yang disajikan Berdasarkan kesimpulan, maka
melalui konteks kehidupan mereka, dan dikemukakan beberapa saran sebagai
menemukan arti di dalam proses berikut:
pembelajarannya, sehingga pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
akan lebih berarti dan menyenangkan
(Trianto, 2009). Arikunto, S. (2010). Research Procedure A
Multimedia interaktif yang digunakan Practical Approach. Jakarta: PT
menjadi media bagi guru dan siswa untuk Rineka Reserved.
menciptakan pembelajaran yang menantang,
menyenangkan, melakukan eksplorasi,
© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
15

Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Leow, F.-T., & Neo, M. (2014). Interactive
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Multimedia Learning: Innovating
Classroom Education in a Malaysian
Azwar, S. (2009). Evaluasi Pembelajaran. University. Turkish Online Journal of
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Educational Technology-TOJET, 13(2),
99–110.
Budi, T. P. (2006). SPSS 13.0 Terapan: Riset
statistik parametrik. Yogyakarta: Andi. Lona, M. J. (2009). Pengaruh Penggunaan
Multimedia dan Gaya Belajar terhadap
Dewi, T. A. (2015). Implementasi Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VII
Multimedia Interaktif dalam SMP Negeri 2 Ngantang Kabupaten
Pembelajaran Ekonomi di Sekolah. Malang pada Materi Keragaman
PROMOSI (Jurnal Pendidikan Bentuk Muka Bumi, Proses
Ekonomi), 3(2). Pembentukan, dan Dampaknya dalam
Kehidupan. Universitas Negeri Malang.
Eisenkraft, A. (2003). Expanding the 5E
model. The Science Teacher - Miarso, Y. (2004). Menyemai benih
Washington-, 70(6), 56–59. Diambil teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana
dari https://goo.gl/wSEhfC Prenada Media.

Gunawan, G., Harjono, A., & Imran, I. Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran
(2016). Pengaruh Multimedia Interaktif sebuah pendekatan baru. Jakarta:
dan Gaya Belajar Terhadap Penguasaan Gaung Persada Press.
Konsep Kalor Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 12(2), Nandi, N. (2016). Penggunaan Multimedia
118–125. Interaktif dalam Pembelajaran Geografi
di Persekolahan. Jurnal Geografi Gea,
Hanim, F., Sumarmi, S., & Amirudin, A. 6(2).
(2016). Pengaruh Penggunaan
Multimedia Pembelajaran Interaktif Purwanto, M. (2009). Evaluasi Hasil
Penginderaan Jauh Terhadap Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Belajar Geografi. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan, Radityan, F. T., Kuntadi, I., & Komaro, M.
1(4), 752–757. (2016). Pengaruh Multimedia Interaktif
terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Hidayatullah, M. F. (2009). Guru Sejati: Kompetensi Perbaikan Differential.
Membangun Insan Berkarakter Kuat Journal of Mechaninal Engineering
dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka. Education, 1(2), 239–245.

Irfan, M. (2012). Pengembangan multimedia Saputra, W., & Purnama, B. E. (2011).


interaktif untuk pembelajaran mata Pengembangan Multimedia
kuliah konsep dasar IPA I. Publikasi Pembelajaran Interaktif Untuk Mata
Pendidikan, 2(1). Kuliah Organisasi Komputer. Speed-
Sentra Penelitian Engineering dan
Kocakaya, S., & Gonen, S. (2010). The Edukasi, 4(2).
effects of computer-assisted instruction
designed according to 7E model of Septian, D. (2015). Pengembangan
constructivist learning on physics Multimedia Interaktif Berbasis
student teachers’ achievement, concept Learning Cycle pada Materi Alat Optik
learning, self-efficacy perceptions and Menggunakan Flash dalam
attitudes. Turkish Online Journal of Pembelajaran IPA SMP Kelas Viii.
Distance Education, 11(3), 206–224. UNS (Sebelas Maret University).
Diambil dari https://goo.gl/HjEsJx

© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
16

Siribunnam, R., & Tayraukham, S. (2009). Sudjana, N., & Rivai, A. (2007). Teknologi
Effects of 7-E , KWL and Conventional Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru
Instruction on Analytical Thinking , Algensindo.
Learning Achievement and Attitudes
toward Chemistry Learning. Journal of Suharsimi, A. (2006). Prosedur penelitian
Social Sciences, 5(4), 279–282. suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Situmorang, J. (2014). Pengembangan
Pembelajaran Multimedia Interaktif Surya, M. (2004). Psikologi pembelajaran
Berbasis Internet Pelajaran Bahasa dan pengajaran. Bandung: Pustaka
Inggris. Jurnal Teknologi Informasi Bani Quraisy.
dan Komunikasi dalam Pendidikan,
1(2), 191–200. Suryosubroto, B. (1997). Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Sornsakda, S., Suksringarm, P., & Cipta.
Singseewo, A. (2009). Effects of
learning environmental education using Sutarno, E., & Mukhidin, M. (2015).
the 7E-learning cycle with Pengembangan Model Pembelajaran
metacognitive techniques and the Berbasis Multimedia Interaktif
teacher’s handbook approaches on Pengukuran untuk Meningkatkan Hasil
learning achievement, integrated dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di
science process skills and critical Kota Bandung. Jurnal Pendidikan
thinking of mathayomsuksa 5 students Teknologi dan Kejuruan, 21(3).
with different learning achievement.
Pakistan Journal of Social Sciences, Trianto. (2009). Mendesain Model
6(5), 297–303. Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana.
Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi
pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Wahyuni, E. (2012). Pengaruh pemanfaatan
Persada. multimedia dalam pembelajaran fisika
terhadap pemerolehan belajar. Jurnal
Visi Ilmu Pendidikan, 7(1).

© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16


ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)

Anda mungkin juga menyukai