http://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpfs
Damar Septian1
1
Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon, Kota Cirebon 45134,
Indonesia
E-mail: damar-septian@unucirebon.ac.id
Abstrak
Multimedia interaktif berbasis learning cycle pada materi alat optik IPA di SMP perlu untuk
diimplementasikan untuk mengurangi mis-interpretasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: (1) pengaruh multimedia interaktif berbasis learning cycle terhadap hasil belajar
siswa; (2) penilaian siswa terhadap multimedia interaktif berbasis learning cycle. Teknik sampling
dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan dua kelas yaitu kelas VIII D dan kelas VIII E. Kelas VIII E terpilih menjadi kelas
eksperimen sedangkan kelas VIII D terpilih menjadi kelas kontrol. Kesimpulan dalam penelitian
ini yaitu: (1) ada pengaruh multimedia interaktif berbasis learning cycle terhadap hasil belajar
kognitif siswa dengan nilai signifikansi 0,000; (2) kategori penilaian siswa terhadap multimedia
interaktif pada komponen daya tarik, tingkat kesulitan, dan manfaat adalah sangat baik.
© 2019 Pendidikan Fisika FKIP Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon
Kata Kunci: multimedia interaktif, learning cycle 7E, hasil belajar siswa, ilmu pengetahuan alam.
___________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi begitu pesat belajar adalah semua sumber (meliputi orang
pada masa sekarang ini. Berbagai penemuan dan barang) yang mungkin digunakan oleh si
telah menciptakan kemudahan di dalam pembelajar baik secara sendiri maupun
kehidupan manusia. Teknologi informasi dan dalam bentuk gabungan, biasanya dalam
komunikasi merupakan salah contoh situasi informal untuk memberikan
teknologi yang mengalami perkembangan kemudahan belajar (Miarso, 2004). Salah
luar biasa. Pemanfaatan teknologi dan satu sumber belajar yang dapat digunakan
informasi memberikan kemudahan dalam dalam pembelajaran yaitu multimedia
mengkomunikasikan suatu hal tanpa terbatas interaktif.
jarak dan waktu. Pemanfaatan teknologi dan Multimedia interaktif memberikan
informasi juga memberikan dampak dalam dampak yang positif dalam pembelajaran.
kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil ini didasarkan pada hasil penelitian
Pembelajaran memerlukan sumber yang terkait multimedia interaktif,
belajar agar pembelajaran berlamngsung diantaranya: 1) kelompok siswa yang
lebih optimal. Sumber belajar adalah daya dibelajarkan dengan menggunakan
yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan multimedia interaktif berbasis internet lebih
proses belajar mengajar baik secara langsung tinggi dari kelompok siswa yang
maupun tidak langsung sebagian atau secara dibelajarkan dengan menggunakan media
keseluruhan (Sudjana & Rivai, 2007). pembelajaran buku teks sebesar
Menurut AECT (Association for Education (Situmorang, 2014); 2) pembelajaran dengan
Communication and Technology), sumber multimedia interaktif dapat melibatkan siswa
dan media secara langsung dan interaktif telah diajar dengan metode pembelajaran
(Nandi, 2016); 3) pencapaian hasil belajar KWL (Siribunnam & Tayraukham, 2009); 2)
kognitif siswa setelah mengikuti proses siswa kelompok eksperimental yang belajar
pembelajaran menggunakan multimedia dengan learning cycle 7E dengan teknik
interaktif hasil pengembangan yaitu 80,77% metakognitif memiliki nilai rata-rata prestasi
siswa mencapai KKM (Septian, 2015); 4) belajar lebih tinggi dari pretes dengan
lingkungan belajar dengan multimedia signifikansi 0.05 (Sornsakda, Suksringarm,
interaktif telah meningkatkan prestasi belajar & Singseewo, 2009); 3) pembelajaran
siswa, menunjukkan perubahan sikap positif, dengan bantuan komputer yang dirancang
lebih aktif, dan termotivasi dalam proses sesuai dengan pembelajaran konstruktivis
belajar (Leow & Neo, 2014). model 7E telah membantu dalam
Pembelajaran dirumuskan sebagai meningkatkan tingkat pemahaman konsep
suatu proses yang dilakukan oleh individu yang berkaitan dengan elektrostatik, metode
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku pengajaran tidak mengubah sikap siswa
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dalam waktu singkat, persepsi siswa tentang
dari pengalaman individu itu sendiri dalam fisika meningkat setelah percobaan
interaksi dengan lingkungannya (Surya, (Kocakaya & Gonen, 2010).
2004). Menurut Hamalik, pembelajaran Materi alat optik merupakan materi
adalah suatu kombinasi yang tersusun fisika pada pembelajaran IPA SMP kelas
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, VIII. Alat-alat optik yang dipelajari dalam
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang IPA SMP meliputi mata, kamera, lup,
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan mikroskop, serta teropong. Beberapa
pembelajaran (Septian, 2015). Pembelajaran permasalahan dalam pembelajaran IPA
membutuhkan hubungan dialogis yang materi alat optik pun muncul. Tidak semua
sungguh-sungguh antara guru dan peserta materi alat optik dapat diajarkan secara
didik, dimana penekanannya adalah pada langsung . Hal tersebut dikarenakan tidak
proses pembelajaran oleh peserta didik semua sekolah mempunyai alat-alat optik
(student of learning), dan bukan pengajaran yang akan diajarkan semisal kamera,
oleh guru (teacher of teaching) mikroskop, dan teropong karena harga alat
(Suryosubroto, 1997). yang cukup mahal sehingga guru harus bisa
Model pembelajaran adalah suatu menginterpretasikan seperti apa alat yang
perencanaan atau pola yang digunakan diajarkan serta bagaimana konsep
sebagai pedoman dalam merencanakan terbentuknya bayangan dari alat tersebut.
pembelajaran di kelas (Trianto, 2009). Selain itu, jalannya sinar pada konsep
Model learning cycle 7E merupakan salah pemantulan dan pembiasan dalam alat optik
satu alternatif model pembelajaran. Model memerlukan ilustrasi dan gambar agar siswa
learning cycle merupakan rangkaian tahap- mengetahui bentuk real alat tersebut. hal
tahap kegiatan yang diorganisasi sedemikian tersebut digunakan untuk membantu
rupa sehingga siswa dapat menguasai menjelaskannya agar tidak terjadi mis-
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai interpretasi. Oleh karena itu, multimedia
dalam pembelajaran dengan jalan siswa interaktif dapat digunakan untuk membantu
berperanan aktif (Septian, 2015). Model siswa dalam menjelaskan materi alat optik
learning cycle 7 E merupakan model agar siswa tidak salah menginterpretasikan
pembelajaran learning cycle dengan konsepnya.
menggunakan 7 langkah E dalam SMP Wahidin kota Cirebon
pembelajarannya. Langkah dalam model merupakan sekolah swasta yang sudah
learning cycle 7E yaitu elicite, engage, berstandar Nasional. Fasilitas pembelajaran
explore, explain, elaborate, extend, dan di SMP wahidin kota Cirebon diantaranya
evaluate (Eisenkraft, 2003). laboratorium IPA, laboratorium Multimedia,
Model Pembelajaran learning cycle dan laboratorium Komputer dan internet.
7E memberikan pengaruh yang positif dalam Berdasarkan fasilitas tersebut, fasilitas yang
pembelajaran. Hal ini didasarkan dari diberikan oleh sekolah tersebut dapat
beberapa hasil penelitian diantaranya: 1) menunjang pembelajaran siswa menjadi
siswa yang belajar dengan menggunakan LC lebih maksimal sehingga tujuan
7E ditunjukkan lebih berprestasi dalam pembelajaran dapat tercapai.
pembelajaran sains daripada siswa yang Berdasarkan dari wawancara dengan
© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
8
guru bidang studi IPA di SMP Wahidin kota adalah sebagian atau wakil populasi yang
Cirebon, penggunaan laboratorium oleh guru diteliti (Suharsimi, 2006). Sampel dalam
bidang studi IPA belum maksimal. Guru IPA penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu
lebih cenderung hanya menggunakan kelas VIII D dan kelas VIII E. Teknik
laboratorium IPA. Penggunaan laboratorium pengambilan sampel dalam penelitian ini
tersebut masih berkisar pada praktikum- menggunakan teknik cluster random
praktikum IPA biasa. Pada penggunaan sampling yaitu memandang kelas sebagai
laboratorium multimedia dan laboratorium cluster dari populasi yang diambil secara
komputer&internet, guru IPA belum acak. Kelas dari populasi diacak dan dipilih
memanfaatkannya untuk membantu dalam dua kelas untuk dijadikan sebagai sampel
pembelajaran IPA. Prestasi belajar siswa penelitian. Kelas VIII E terpilih menjadi
dalam pembelajaran IPA materi alat optik kelas eksperimen sedangkan kelas VIII D
juga belum maksimal. Hal ini dikarenakan terpilih menjadi kelas kontrol.
guru masih kesulitan dalam meng- Teknik pengumpulan data yang
ilustrasikan alat-alat optik dalam digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pembelajarannya. Selain itu, ketersediaan dokumentasi, angket, dan tes. Dokumentasi
alat optik dalam laboratorium belum dapat dalam penelitian ini meliputi nilai ulangan
membantu pembelajaran secara maksimal. siswa tahun sebelumnya dan foto proses
Kekurangmaksimalan ketersediaan alat optik pembelajaran. Teknik angket digunakan
tersebut dikarenakan mahalnya harga alat. untuk mengetahui penilaian siswa terhadap
Selain itu, guru juga belum maksimal untuk multimedia interaktif berbasis learning
memanfaatkan multimedia sebagai alternatif cycle. Teknik tes dalam penelitian ini
alat bantu belajar siswa meskipun fasilitas digunakan untuk memperoleh data hasil
laboratorium multimedia sudah tersedia. belajar kognitif siswa yang diperoleh dari
Penelitian ini bertujuan untuk hasil pretest dan posttest. Bentuk soal tes
mengetahui: 1) Penilaian siswa terhadap berupa soal pilihan ganda dengan empat
multimedia interaktif berbasis learning alternatif jawaban serta hanya terdapat satu
cycle; 2) Pengaruh multimedia interaktif jawaban yang benar.
berbasis learning cycle terhadap hasil belajar Instrumen dalam penelitian ini terdiri
siswa. dari instrumen pelaksanaan pembelajaran
dan instrumen pengambilan data. Instrumen
METODE
pembelajaran, yang meliputi silabus dan
Jenis penelitian ini adalah penelitian RPP. Instrumen pengambilan data dalam
eksperimen semu (quasi experiment) dengan penelitian ini berupa lembar angket dan tes.
memakai desain pretest-posttest control Instrumen angket digunakan untuk
design. Penelitian eksperimen semu ini mendapatkan informasi tentang penilaian
dilakukan dengan memberikan perlakuan siswa terhadap multimedia interaktif berbasis
(treatment) kepada suatu kelas yang learning cycle. Instrumen ini berupa lembar
selanjutnya disebut kelas eksperimen. Kelas angket penilaian siswa terhadap multimedia.
eksperimen ini akan dibandingkan dengan Angket penilaian ini digunakan untuk
kelas kontrol yaitu kelas yang tidak diberi mengungkap data penilaian siswa terhadap
perlakuan. Variabel bebas dalam penelitian multimedia terkait aspek daya tarik, tingkat
ini yaitu multimedia interaktif berbasis kesulitan, dan manfaat multimedia interaktif.
learning cycle sedangkan variabel terikat Instrumen tes digunakan untuk mengetahui
dalam penelitian ini yaitu hasil belajar hasil belajar kognitif siswa. Instrumen ini
kognitif siswa. berupa lembar tes hasil belajar kognitif siswa
Penelitian ini dilaksanakan di SMP sebelum pembelajaran (pretest) dan setelah
Wahidin Kota Cirebon dan mulai pembelajaran (posttest) dalam bentuk soal
dilaksanakan pada minggu ketiga bulan pilihan ganda (multiple choice).
Februari 2016 dan selesai tahap Dalam penelitian ini, instrumen tes
pelaksanaannya pada minggu kedua bulan prestasi belajar kognitif diuji validitas secara
Maret 2016. Populasi yaitu keseluruhan isi dan secara konstruk. Validitas isi adalah
subyek penelitian (Suharsimi, 2006). validitas yang diestimasi lewat pengujian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh terhadap isi tes dengan analisis rasional atau
siswa kelas VIII di SMP Wahidin kota lewat expert judgement (Azwar, 2009).
Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Sampel Pengujian validitas isi dapat dilakukan
© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
9
dengan pertimbangan pada ahli (expert interaktif berbasis learning cycle dan hasil
judgement), profesional (profesional belajar siswa. Analisis data penilaian siswa
judgement), dan beberapa orang yang terhadap multimedia interaktif menggunakan
memiliki kompetensi untuk memberikan analisis data deskriptif. Data penilaian siswa
penilaian (interrater judgement) (Purwanto, diklasifikasikan menurut kategori penilaian
2009). Validitas konstruk adalah pengujian ideal dari Sudijono (Sudijono, 2011).
validitas yang dilakukan dengan melihat Analisis hasil belajar siswa meliputi 2
kesesuaian konstruksi butir yang ditulis tahap yaitu tahap uji prasyarat analisis dan
dengan kisi-kisinya (Purwanto, 2009). uji hipotesis. Data yang diolah adalah nilai
Menurut Allen dan Yen, validitas konstruk Gain dari hasil pretest dan posttest siswa. Uji
adalah tipe yang menunjukkan sejauhmana statistik parametrik dapat dilakukan jika
tes mengungkap suatu trait atau konstruk memenuhi prasyarat uji analisis yaitu uji
teoritik yang hendak diukurnya (Azwar, normalitas data dan uji homogenitas varians.
2009). Beberapa metode yang dapat Uji normalitas dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji validitas konstruk menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov yang
yaitu menelaah butir, meminta pertimbangan perhitungannya dengan program PASW. Uji
ahli, konvergensi dan diskriminabilitas, homogenitas menggunakan uji Lavene yang
multi-trait dan multi-method (MMTM), dan perhitungannya dengan program PASW. Jika
analisis faktor (Purwanto, 2009). prasyarat analisis terpenuhi maka uji
Berdasarkan dari beberapa penjelasan hipotesis menggunakan uji parametrik
tersebut, validitas isi dan konstruk dapat berupa independent t-test. Jika prasyarat
dilakukan dengan meminta pertimbangan analsisis tidak terpenuhi maka uji hipotesis
dari ahli. menggunakan uji non parametrik Mann
Selain melakukan validitas isi dan Whitney U test. Perhitungan pengujian
konstruk, validasi instrumen dalam hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
penelitian ini juga menggunakan validitas program PASW.
item. Teknik analisis korelasional point
HASIL DAN PEMBAHASAN
biserial dapat dipergunakan untuk menguji
validitas item soal yang telah diajukan dalam Data yang terkumpul dalam penelitian
tes, di mana skor skor hasil tes untuk tiap ini terdiri dari hasil penilaian siswa terkait
butir soal dikorelasikan dengan skor hasil tes multimedia interaktif dan hasil belajar
secara totalitas (Sudijono, 2011). kognitif siswa pada pokok bahasan alat optik
Instrumen tes selain diuji validitas, IPA SMP. Data tersebut diperoleh dari siswa
juga diuji reliabilitasnya. Menurut Thorndike kelas VIII E sebagai kelas eksperimen yang
dan Hagen, Reliabilitas berhubungan dengan dikenai treatment (perlakuan) dengan
akurasi instrumen dalam mengukur apa yang multimedia interaktif berbasis learning cycle
diukur, kecermatan hasil ukur, dan seberapa dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol yang
akurat seandainya dilakukan ulang dikenai pembelajaran yang biasa dilakukan
(Purwanto, 2009). Reliabilitas menunjuk di sekolah tersebut yaitu pembelajaran
pada suatu pengertian bahwa sesuatu menggunakan media buku.
instrumen cukup dapat dipercaya untuk Penilaian Siswa terhadap Multimedia
digunakan sebagai alat pengumpul data Data penilaian siswa dalam penelitian
karena instrumen tersebur sudah (Arikunto, ini diperoleh dari hasil angket penilaian
2010). Teknik yang digunakan untuk siswa setelah melakukan pembelajaran. Hasil
menghitung reliabilitas butir soal hasil angket ini diberikan pada siswa kelas
belajar siswa menggunakan persamaan eksperimen serta diberikan pada siswa kelas
Kuder-Richardson (K-R 20) (Budi, 2006). kontrol. Pada siswa kelas kontrol, angket
Instrumen soal juga diuji taraf kesukaran dan penilaian diberikan setelah siswa melakukan
daya beda soalnya menggunakan bantuan pembelajaran menggunakan media buku
microsoft office excel 2007. kemudian diberikan multimedia interaktif
Teknik analisis data dalam penelitian untuk memberikan penilaiannya. Deskripsi
ini terbagi menjadi dua yaitu analisis data penilaian siswa dapat dilihat pada tabel
penilaian siswa terhadap multimedia 1 dan tabel 2.
disajikan dalam tiga pertanyaan, dan manfaat multimedia interaktif yang telah
komponen manfaat disajikan dalam tiga disajikan. Hasil ini sejalan dengan hasil
pertanyaan. Jawaban dari angket tersebut beberapa penelitian diantaranya: (1)
bersifat dikotomi karena hanya memberikan penilaian mahasiswa pada uji coba lapangan
dua jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak”. Hal ini mengenai kualitas multimedia adalah baik
dilakukan untuk mempermudah pengolahan dan terungkap bahwa dengan multimedia
data penilaian siswa terhadap multimedia mahasiswa dapat mempelajari materi IPA
interaktif. dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih aktif,
Multimedia interaktif membuat siswa tidak membosankan, lebih mandiri serta
lebih menyenangi pelajaran IPA, minat siswa termotivasi dalam belajar (Irfan, 2012); (2)
menjadi bertambah untuk mempelajari IPA, penilaian siswa dari aspek daya tarik, tingkat
materi yang disajikan melalui multimedia kesulitan, dan manfaat pada uji coba terbatas
interaktif memotivasi siswa untuk belajar berada pada rentang kategori “sangat baik”,
IPA. Berdasarkan dari hasil angket penilaian dan pada uji coba diperluas berada pada
siswa dapat disimpulkan bahwa multimedia rentang kategori “sangat baik” (Septian,
memberikan daya tarik pada siswa dengan 2015).
rata-rata nilai 3,97 dengan kategori “sangat Penilaian siswa yang sangat baik
baik” dari kedua kelas. Berdasarkan angket mengindikasikan bahwa multimedia yang
penilaian siswa terhadap multimedia digunakan sesuai dengan karakteristik materi
interaktif yang digunakan, multimedia sesuai kondisi dan kebutuhan dalam proses
interaktif mudah digunakan oleh siswa. pembelajaran. Hasil penelitian yang sejalan
Multimedia interaktif tersebut juga tidak dengan hasil ini yaitu: (1) penggunaan media
mempersulit belajar siswa. Selain itu, siswa pembelajaran sebagai alat penyampai pesan
lebih mudah memahami isi materi dengan hendaknya disesuaikan dengan karakteristik
menggunakan multimedia interaktif. materi serta sesuai dengan kondisi dan
Multimedia interaktif memberikan kebutuhan dalam proses pembelajaran di
kemudahan kepada siswa dengan kategori sekolah (Dewi, 2015); (2) Menurut Sutarno
“sangat baik” dengan rata-rata nilai sebesar dan Mukhidin (2013:216), multimedia
2,94 pada kelas eksperimen dan 2,88 pada interaktif didisain berdasarkan bagian-bagian
kelas kontrol. Multimedia interaktif dan penggalan-penggalan menjadi unit
memberikan manfaat untuk meningkatkan terkecil, sehingga siswa dengan mudah dapat
hasil belajar siswa. Multimedia interaktif memahami isi materi yang disampaikan serta
juga tidak menghabiskan waktu belajar dan dengan bahasa yang komunikatif dan
dapat memberikan suasana baru dalam mengandung ilustrasi-ilustrasi menarik akan
belajar IPA. Siswa lebih nyaman dalam efektif untuk disimak, sehingga merangsang
belajar IPA dengan menggunakan siswa untuk belajar mandiri (Sutarno &
multimedia interaktif yang telah diberikan. Mukhidin, 2015); (3) siswa memandang
Menurut siswa, perlu untuk dikembangkan model pembelajaran berbasis multimedia
kembali media pembelajaran seperti interaktif dengan prinsip teknologi
multimedia interaktif yang telah diberikan pembelajaran sebagai suatu pembelajaran
tersebut pada materi IPA lainnya. yang menyenangkan, dan mereka terlibat
Berdasarkan dari hasil angket penilaian langsung dalam pembelajaran yang
siswa, multimedia interaktif memberikan menyenangkan, dan mereka terlibat langsung
manfaat dengan kategori “sangat baik” pada dalam pembelajaran dan pembentukan
rata-rata nilai 4,97 pada kelas eksperimen pengalaman belajarnya sendiri (Sutarno &
dan 4,88 pada kelas kontrol. Mukhidin, 2015).
Hasil penilaian siswa terkait
multimedia interaktif dari setiap komponen Pengaruh Multimedia Interaktif terhadap
pada kelas kontrol dan eksperimen adalah Hasil Belajar Kognitif Siswa
“sangat baik”. Jadi, dapat disimpulkan Data hasil belajar kognitif dalam
bahwa penilaian siswa terkait multimedia penelitian ini diperoleh dari nilai pretest dan
interaktif secara keseluruhan adalah “sangat posttest siswa. Deskripsi data hasil belajar
baik” pada 3 komponen penilaian, yaitu kognitif siswa dapat dilihat pada tabel 3.
komponen daya tarik, tingkat kesulitan, dan
siswa dapat lebih terangsang untuk dapat mengembangkan kecakapan berpikir, dan
mempelajari materi pelajaran yang memberikan siswa nuansa keberhasilan
disampaikan (Radityan et al., 2016). ketika selesai melakukan sebuah percobaan
Penggunaan multimedia dalam pembelajaran (Septian, 2015). Pembelajaran yang
sangat efektif dan berdaya guna, terutama berkualitas setidak-tidaknya memiliki
bila disajiikan dengan tepat akan memiliki beberapa indikator, yaitu menantang,
dampak signifikan terhadap hasil belajar menyenangkan, mendorong eksplorasi,
(Lona, 2009). Ketertarikan siswa pada memberi pengalaman sukses, dan
multimedia disebabkan multimedia mengembangkan kecakapan berfikir
merupakan sarana pembelajaran yang lebih (Hidayatullah, 2009). Berdasarkan pernya-
hidup dan presentatif sehingga multimedia taan tersebut, maka pembelajaran yang telah
banyak membantu siswa dan guru dalam dilakukan menggunakan multimedia
proses pembelajaran (Wahyuni, 2012). interaktif ini mencerminkan pembelajaran
Multimedia interaktif memberikan yang berkualitas. Menurut Septian (Septian,
rangsangan kepada siswa untuk 2015), hal tersebut tercipta karena adanya
mempelajarinya. Tampilan multimedia yang beberapa faktor yaitu: (1) multimedia
menarik sangat berperan dalam mengalihkan menyajikan kasus-kasus yang menantang
perharian siswa untuk mempelajari untuk dipecahkan, (2) dari kasus-kasus yang
multimedia. Tampilan yang menarik dan menantang untuk dipecahkan menjadikan
fasilitas suara yang ada membuat user lebih siswa memiliki pengalaman sukses ketika
tertarik untuk belajar (Saputra & Purnama, dapat menyelesaikan kasus tersebut, (3)
2011). Multimedia interaktif yang digunakan multimedia interaktif yang dikembangkan
dalam pembelajaran ini berbasiskan model menggunakan ilustrasi-ilustrasi yang
pembelajaran learning cycle yang mana menarik dan cakupan informasi yang luas,
model pembelajaran ini merupakan model (4) berbasis learning cycle menjadikan
pembelajaran yang bersifat konstruktivistik multimedia interaktif dapat menumbuhkan
dan kontekstual. Oleh sebab itu, model cara berfikirnya sendir serta dapat
tersebut sangat cocok dan sesuai jika bereksplorasi untuk mencipta an pola
diaplikasikan dalam pembelajaran IPA pikirnya terkait konsep sehingga multmedia
khususnya fisika. dapat mengembangkan kecakapan berfikir
Multimedia interaktif dalam siswa, (5) pembelajaran yang menarik dan
pembelajaran ini digunakan untuk baru bagi siswa menjadikan pembelajaran
dikembangkan untuk mengurangi mis- dengan multimedia interaktif lebih
interpretasi belajar siswa. Karakteristik menyenangkan sehingga siswa lebih antusias
multimedia interaktif berbasis learning cycle untuk belajar.
yang digunakan dalam pembelajaran ini
SIMPULAN
yaitu menyajikan materi dan tes pengetahuan
awal siswa, kasus kontekstual, ruang siswa Berdasarkan hasil analisis data dan
untuk bereksplorasi, ruang siswa untuk pembahasan yang telah dilakukan dapat
menjelaskan hasil ekplorasinya, elaborasi disimpulkan: (1) ada pengaruh multimedia
kasus untuk memperdalam konsep siswa, interaktif berbasis learning cycle terhadap
teknologi mutakhir terkait konsep, dan soal hasil belajar kognitif siswa dengan nilai
evaluasi. Penyajian materi yang kontekstual signifikansi 0,000; (2) kategori penilaian
membuat siswa merasakan kebermanfaatan siswa terhadap multimedia interaktif pada
ilmu yang ia pelajari (Septian, 2015). Materi komponen daya tarik, tingkat kesulitan, dan
pelajaran akan tambah berarti jika siswa manfaat adalah sangat baik.
mempelajari materi pelajaran yang disajikan Berdasarkan kesimpulan, maka
melalui konteks kehidupan mereka, dan dikemukakan beberapa saran sebagai
menemukan arti di dalam proses berikut:
pembelajarannya, sehingga pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
akan lebih berarti dan menyenangkan
(Trianto, 2009). Arikunto, S. (2010). Research Procedure A
Multimedia interaktif yang digunakan Practical Approach. Jakarta: PT
menjadi media bagi guru dan siswa untuk Rineka Reserved.
menciptakan pembelajaran yang menantang,
menyenangkan, melakukan eksplorasi,
© JPFS: Septian, D. (2019). 6-16
ISSN 2622-7789 (print), ISSN 2622-822X (online)
15
Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Leow, F.-T., & Neo, M. (2014). Interactive
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Multimedia Learning: Innovating
Classroom Education in a Malaysian
Azwar, S. (2009). Evaluasi Pembelajaran. University. Turkish Online Journal of
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Educational Technology-TOJET, 13(2),
99–110.
Budi, T. P. (2006). SPSS 13.0 Terapan: Riset
statistik parametrik. Yogyakarta: Andi. Lona, M. J. (2009). Pengaruh Penggunaan
Multimedia dan Gaya Belajar terhadap
Dewi, T. A. (2015). Implementasi Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VII
Multimedia Interaktif dalam SMP Negeri 2 Ngantang Kabupaten
Pembelajaran Ekonomi di Sekolah. Malang pada Materi Keragaman
PROMOSI (Jurnal Pendidikan Bentuk Muka Bumi, Proses
Ekonomi), 3(2). Pembentukan, dan Dampaknya dalam
Kehidupan. Universitas Negeri Malang.
Eisenkraft, A. (2003). Expanding the 5E
model. The Science Teacher - Miarso, Y. (2004). Menyemai benih
Washington-, 70(6), 56–59. Diambil teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana
dari https://goo.gl/wSEhfC Prenada Media.
Gunawan, G., Harjono, A., & Imran, I. Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran
(2016). Pengaruh Multimedia Interaktif sebuah pendekatan baru. Jakarta:
dan Gaya Belajar Terhadap Penguasaan Gaung Persada Press.
Konsep Kalor Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 12(2), Nandi, N. (2016). Penggunaan Multimedia
118–125. Interaktif dalam Pembelajaran Geografi
di Persekolahan. Jurnal Geografi Gea,
Hanim, F., Sumarmi, S., & Amirudin, A. 6(2).
(2016). Pengaruh Penggunaan
Multimedia Pembelajaran Interaktif Purwanto, M. (2009). Evaluasi Hasil
Penginderaan Jauh Terhadap Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Belajar Geografi. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan, Radityan, F. T., Kuntadi, I., & Komaro, M.
1(4), 752–757. (2016). Pengaruh Multimedia Interaktif
terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Hidayatullah, M. F. (2009). Guru Sejati: Kompetensi Perbaikan Differential.
Membangun Insan Berkarakter Kuat Journal of Mechaninal Engineering
dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka. Education, 1(2), 239–245.
Siribunnam, R., & Tayraukham, S. (2009). Sudjana, N., & Rivai, A. (2007). Teknologi
Effects of 7-E , KWL and Conventional Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru
Instruction on Analytical Thinking , Algensindo.
Learning Achievement and Attitudes
toward Chemistry Learning. Journal of Suharsimi, A. (2006). Prosedur penelitian
Social Sciences, 5(4), 279–282. suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Situmorang, J. (2014). Pengembangan
Pembelajaran Multimedia Interaktif Surya, M. (2004). Psikologi pembelajaran
Berbasis Internet Pelajaran Bahasa dan pengajaran. Bandung: Pustaka
Inggris. Jurnal Teknologi Informasi Bani Quraisy.
dan Komunikasi dalam Pendidikan,
1(2), 191–200. Suryosubroto, B. (1997). Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Sornsakda, S., Suksringarm, P., & Cipta.
Singseewo, A. (2009). Effects of
learning environmental education using Sutarno, E., & Mukhidin, M. (2015).
the 7E-learning cycle with Pengembangan Model Pembelajaran
metacognitive techniques and the Berbasis Multimedia Interaktif
teacher’s handbook approaches on Pengukuran untuk Meningkatkan Hasil
learning achievement, integrated dan Kemandirian Belajar Siswa SMP di
science process skills and critical Kota Bandung. Jurnal Pendidikan
thinking of mathayomsuksa 5 students Teknologi dan Kejuruan, 21(3).
with different learning achievement.
Pakistan Journal of Social Sciences, Trianto. (2009). Mendesain Model
6(5), 297–303. Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana.
Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi
pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Wahyuni, E. (2012). Pengaruh pemanfaatan
Persada. multimedia dalam pembelajaran fisika
terhadap pemerolehan belajar. Jurnal
Visi Ilmu Pendidikan, 7(1).