Abstrak
Guru sebagai pendidik harus bisa menggunakan media pembelajaran yang tepat agar tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu media pembelajaran yang banyak
digunakan adalah modul. Modul memiliki 2 jenis, yaitu modul cetak dan modul elektronik.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
modul cetak dan modul elektronik, serta melihat keefektifan dari masing-masing jenis modul
tersebut. Metode penelitian yang dilakukan yaitu studi literatur (tinjauan pustaka) mengacu
tahapan Machi & McEvoy (2009). Berdasarkan studi literatur didapat hasilnya bahwa
penggunaan modul cetak dan modul elektronik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Kemudian penggunaan modul cetak efektif untuk diterapkan dalam menunjang
keterampilan abad 21. Selain itu, modul cetak juga dapat efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Sedangkan penggunaan modul elektronik sangat efektif untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa, disamping itu efektif juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa, serta
kemampuan berpikir kritis.
Kemudian peserta didik dapat mengukur sendiri belajar siswa (Wiyoko, Sarwanto, & Rahardjo,
tingkat penguasaan mereka terhadap materi yang 2014).
dibahas pada setiap satuan modul. Modul Tujuan pembuatan modul adalah agar siswa
dikalangan siswa kebanyakan modul cetak yang lebih mudah memahami materi-materi pelajaran
cenderung bersifat informatif, bergambarkan yang diajarkan guru.Setiap modul menyajikan
sederhana dan berisikan soal-soal latihan saja. sebuah konteks memahami dan menerapkan
Padahal bagi sebagian siswa belum mampu suatu konsep tertentu (Zulhaini, 2016). Modul
belajar mandiri dengan menggunakan modul yang dikembangkan mempunyai dua fungsi
cetak sehingga sulit untuk mengembangkan yaitu sebagai alat bantu belajar mandiri siswa
pengetahuan yang dimilikinya. dirumah dan dapat digunakan guru sebagai alat
Perkembangan teknologi ini khususnya internet bantu atau tambahan untuk mengajar di kelas.
memberi peluang dunia pendidikan untuk Hal ini sesuai dengan tujuan modul yaitu
mengakses berbagai informasi baik berbentuk memungkinkan peserta didik belajar mandiri
teks, gambar, simulasi, maupun suara (Sujanem, sesuai kemampuan dan minatnya (Depdiknas,
Suwindra, & Tika, 2012). Pengintegrasian ICT 2008).
dalam dunia pendidikan, khususnya berkaitan Dalam dunia pendidikan saat ini, modul yang
dengan kemasan pembelajaran berbasis web kini banyak dikembangkan ada dua jenis, yaitu
membawa revolusi baru dan memberi peluang modul elektronik dan modul cetak. Masing-
pencapaian pemahaman dan hasil belajar yang masing dari jenis modul ini memiliki kelebihan
lebih tinggi (Sujanem, Suwindra, & Tika, 2012) dan kekurangannya. Modul elektronik
Keberadaan modul cetak sebagai media merupakan sebuah bentuk penyajian bahan
pembelajarann akhir-akhir ini sedikit tergantikan belajar mandiri yang disusun secara sistematis
seiring dengan hadirnya beragam alat bantu kedalam unit pembelajaran terkecil untuk
pembelajaran yang memanfaatkan media mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang
elektronik, diantaranya: Over Head Projector disajikan ke dalam format elektronik yang di
(OHP), Slide Projector, TV, radio, teknologi dalamnya terdapat animasi, audio, navigasi yang
komputer dan seperangkat internet (Cecep & membuat pengguna lebih interaktif dengan
Bambang, 2013). Media elektronik yang dapat program (Sugianto, 2013). Media elektronik
diakses oleh siswa mempunyai manfaat dan yang dapat diakses oleh siswa mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Jika ditinjau manfaat dan karakteristik yang berbeda-beda.
dari manfaatnya media elektronik sendiri dapat Jika ditinjau dari manfaatnya media elektronik
menjadikan proses pembelajaran lebih menarik, sendiri dapat menjadikan proses pembelajaran
interaktif, dapat dilakukan kapan dan dimana lebih menarik, interaktif, dapat dilakukan kapan
saja serta dapat meningkatkan kualitas dan dimana saja serta dapat meningkatkan
pembelajaran (Cecep & Bambang, 2013). Selain kualitas pembelajaran (Wiyoko, Sarwanto, &
itu, modul elektronik mempunyai karakteristik Rahardjo, 2014).
berupa ukuran file yang relatif kecil sehingga Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini
dapat disimpan dalam flash disc, mudah untuk bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan
dibawa, bisa digunakan secara off-line, dapat kekurangan dari modul cetak dan modul
dipelajari kapan dan dimana saja asalkan ada elektronik, serta melihat keefektifan dari
komputer/laptop. Kemudian adanya link yang masing-masing jenis modul tersebut.
membantu untuk menelusuri materi secara linier
maupun non linier sehingga mengarahkan siswa Metode
menuju informasi tertentu. Di dalam modul
elektronik juga dilengkapi animasi dan simulasi Metode penelitian yang digunakan adalah
praktikum serta siswa dapat mengetahui penelitian tinjauan pustaka. Menurut Machi &
ketuntasan belajar melalui evaluasi mandiri yang Evoy, ada enam tahapan untuk melakukan
interaktif. Karakteristik modul elektronik seperti tinjauan pustaka, yaitu (1) Memilih topik, (2)
di atas perlu dimiliki oleh siswa, karena modul Mencari literatur terkait, (3) Mengembangkan
elektronik berpotensi meningkatkan motivasi argumen, (4) Melakukan survei terhadap
literatur, (5) Menilai secara kritis pada setiap
P a g e | 18
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 1, Maret 2019 p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
literatur untuk menganalisis isinya, (6) Menulis harus berkaitan dengan topik penelitian.
tinjauan pustaka (Machi & Evoy, 2009). Semakin relevan literatur yang dicari, maka
hasil yang didapat dari penelitian ini akan
semakin baik.
3. Mengembangkan argumen
Tahap selanjutnya adalah mengembangkan
argumen atau pendapat. Setelah literatur
didapat sebanyak mungkin, diperlukan
argumen untuk mendukung keberhasilan
penelitian ini. Argumen tersebut harus
disertakan dengan informasi pendukung
secara tepat dan logis.
sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan karena dianggap dapat membantu siswa dalam
dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran memahami pelajaran. Dalam mengembangkan
terkecil dan memungkinkan dipelajari secara modul ada banyak variasi yang bisa digunakan,
mandiri dalam satuan waktu tertentu (Purwanto, dan isi modul juga berbeda-beda bergantung
R, & L, 2007). Menurut Setyandaru dkk, Modul pada batasan materi, kebutuhan, dan desain yang
merupakan media yang paling mudah karena diinginkan. Pada dasarnya modul dan e-modul
dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja yang digunakan masing-masing memiliki
tanpa harus menggunakan alat khusus, kelebihan dan kekurangan. Guru, sebagai
menyampaikan pesan pembelajaran yang pendidik harus bisa memilih bahan ajar yang
mampu memaparkan kata-kata, gambar dan tepat untuk disampaikan ke siswanya di dalam
angka-angka, meningkatkan motivasi siswa, kelas.
beban belajar terbagi lebih merata, serta guru
dapat mengetahui mana siswa yang berhasil Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran
dengan baik ataupun yang kurang berhasil Menggunakan Modul
(Setyandaru, Wahyuni, & Putra, 2017).
Dari ketiga pendapat diatas maka dapat disintesa Menurut Mulyasa pembelajaran dengan
bahwa modul adalah alat atau sarana menggunakan modul memiliki kelebihan
pembelajaran yang berisi materi, metode, (Mulyasa, 2009), diantaranya:
batasan-batasan, ditulis sendiri oleh pendidik 1. Fokus pada kemampuan individual
dan dirancang secara sistematis serta menarik siswa.
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan 2. Adanya kontrol terhadap hasil belajar
sesuai dengan tingkat kompleksitasnya dan dengan penggunaan standar kompetensi
dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa. di setiap modul yang harus dicapai
Dalam dunia pendidikan saat ini, modul yang masing-masing siswa.
kini banyak dikembangkan ada dua jenis, yaitu 3. Relevansi kurikulum yang ditunjukan
modul elektronik dan modul cetak. Masing- dengan adanya tujuan dan cara
masing dari jenis modul ini memiliki kelebihan pencapaiannya, sehingga siswa dapat
dan kekurangannya. Selain itu, menurut mengetahui keterkaitan antara
Fatimah, dkk, keunggulan bahan ajar modul pembelajaran dan hasil yang akan
adalah modul dapat dijadikan sebagai bahan diperolehnya.
ajar mandiri yang berfungsi untuk Adapun kekurangan pembelajaran menggunakan
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk modul, diantaranya:
belajar sendiri (Fatimah, Sarwanto, & Aminah, 1. Penyusunan modul yang baik
2013). membutuhkan keahlian tertentu. Bagus
Penulisan modul bertujuan: (1) Memperjelas dan atau tidak kualitas dari suatu modul
mempermudah penyajian pesan agar tidak bergantung pada penyusunnya.
terlalu bersifat verbal, (2) Mengatasi 2. Sulit menentukan proses penjadwalan
keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik dan kelulusan, serta membutuhkan
siswa maupun guru/instruktur, dan (3) manajemen pendidikan yang sangat
Penggunaan secara tepat dan bervariasi, seperti berbeda dari pembelajaran konvensional,
meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi karena setiap siswa memiliki waktu yang
siswa, mengembangkan kemampuan dalam berbeda-beda dalam menyelesaikan
berinteraksi langsung dengan lingkungan dan modul, yang bergantung pada kecepatan
sumber belajar lainnya, memungkinkan siswa dan kemampuan masing-masing.
belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya Meskipun penggunaan modul memiliki
dan memungkinkan siswa dapat mengukur atau kekurangan, tetapi dengan melihat kelebihan
mengevaluasi sendiri hasil belajarnya (Ikhtiar, yang ada maka pembelajaran dengan modul ini
2018). masih diterapkan di sekolah-sekolah.
Penelitian menggunakan media pembelajaran
berbasis modul saat ini banyak sekali.
Penggunaan modul dianggap sangat efektif
P a g e | 20
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 1, Maret 2019 p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
konvensional. Kemudian hasil belajar fisika elektronik Fisika berbasis Keterampilan Proses
siswa yang menggunakan model modul fisika Sains ini dinilai efektif meningkatkan motivasi
kontekstual interaktif berbasis web lebih baik belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan kenaikan nilai rata-rata peningkatan motivasi
model modul físika kontekstual konvensional. siswa kelas sampel yang menggunakan modul
Modul yang dikembangkan ini memiliki elektronik Fisika berbasis Keterampilan Proses
kelayakan sebagai fasilitas belajar bagi siswa Sains. Dapat disimpulkan bahwa motivasi
kelas XII SMA dan keunggulan komparatif belajar siswa menggunakan modul Fisika
dibandingkan dengan modul fisika yang berbasis keterampilan proses sains lebih baik
dikonstruksi secara konvensional (Sujanem, dari pembelajaran konvensional (Perdana,
Suwindra, & Tika, 2012). Sarwanto, & Sukarmin, 2017).
Selain untuk meningkatkan hasil belajar siswa, Dari penjelasan di atas, penggunaan modul
penggunaan modul interaktif dapat elektronik memiliki kelebihan seperti dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa juga. diintegrasikan dengan internet, jika
Motivasi belajar siswa dapat dikatakan rendah menggunakan aplikasi yang mendukung, dan
ketika muncul sikap siswa seperti cenderung dapat langsung memutar video dan musik di
ramai sendiri, mengobrol dengan teman, ada dalam aplikasi tersebut. Kemudian kelemahan
beberapa siswa yang mengerjakan PR pelajaran yang dimiliki modul elektronik seperti harus
lain dan kurang memperhatikan pembelajaran menyediakan tempat khusus untuk membuat
yang sedang berlangsung. Hal tersebut dapat catatan, karena pada umumnya modul elektronik
terjadi karena minimnya media pembelajaran tidak bisa dicoret-coret dengan sembarangan
dalam proses belajar yang dapat menjadikan serta tidak semua siswa dapat menggunakan
siswa sulit memahami materi yang diajarkan modul elektronik ini karena keterbatasan
oleh guru di kelas. Kemudian hasil nilai ulangan fasilitas yang dimiliki.
harian atau ujian semester yang buruk Kemudian maka dapat dikatakan bahwa
menempatkan guru sebagai penyebab kegagalan penggunaan modul elektronik sangat efektif
dimata sebagian siswa (Wiyoko, Sarwanto, & untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Rahardjo, 2014). Untuk mengatasi permasalahan Siswa menjadi tidak bosan belajar fisika
tersebut agar tidak berkelanjutan, guru dapat dikarenakan siswa dapat menjelajahi setiap
memberikan motivasi melalui media materi menggunakan handphone mereka saja.
pembelajaran untuk mengambil perhatian siswa. Ketika bepergian sekalipun, siswa masih tetap
Media pembelajaran dalam fisika yang bisa untuk membuka modul elektronik tersebut
digunakan harus tepat agar tidak membosankan, untuk belajar. Oleh karena siswa termotivasi
yaitu dapat menggunakan modul. Dengan untuk belajar, maka hasil belajar siswa pun akan
menggunakan modul elektronik, diharapkan meningkat.
akan lebih interaktif dibandingkan dengan
menggunakan modul cetak. Hal tersebut sesuai Kesimpulan
dengan penelitian yang telah dikembangkan oleh
Wiyoko dkk didapat hasilnya bahwa modul Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
elektronik animasi interaktif dalam disimpulkan bahwa:
penggunaannya dapat meningkatkan motivasi 1. Penggunaan media pembelajaran fisika
menggunakan modul cetak memiliki
belajar siswa (Wiyoko, Sarwanto, & Rahardjo,
kelebihan diantaranya, dapat digunakan
2014).
oleh siswa yang berada di daerah
Sejalan dengan penelitian di atas, Penelitian
manapun karena bentuknya buku, serta
yang dikembangakan oleh Perdanak dkk,
siswa dapat dengan mudah mengerjakan
menunjukkan hasil dimana modul elektronik
secara langsung di lembar yang
fisika yang diintegrasikan dengan Keterampilan
disediakan. Disamping kelebihan, modul
Proses Sains dapat meningkatkan kemampuan
cetak memiliki kekurangan, diantaranya
berpikir kritis serta motivasi belajar siswa.
tidak dapat menampilkan video, animasi,
Berdasarkan uji kelayakan modul memiliki
musik, tidak interaktif, serta
kategori layak digunakan. Pengembangan modul
P a g e | 23
Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 7 No. 1, Maret 2019 p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
Dinamika Gerak . JURNAL INKUIRI Surya. (2013). Cara Belajar Orang Genius.
ISSN: 2252-7893, Vol. 6, No. 3, 61-76. Jakarta: Gramedia.
Pinilih, F. W., Masykuri, M., & Suparmi. Trianto. (2010). Mendesain Model
(2016). Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Progresif.
Elektronik Fisika Berbasis Salingtemas Jakarta: Prenada Media.
Materi Pemanasan Global untuk Siswa Wahyuni, T., Wahyuni, S., & Yushardi. (2017).
SMA/MA Kelas XI. JURNAL INKUIRI Pengembangan Modul Multimedia
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 143-155. Interaktif Berbasis E-Learning Pada
Purwanto, R, A., & L, S. (2007). Pengembangan Pokok Bahasan Besaran Dan Satuan Di
Modul. Jakarta: Pustekkom. SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6
Setyandaru, T. A., Wahyuni, S., & Putra, P. D. No. 4, 404-410.
(2017). Pengembangan Modul Wiyoko, T., Sarwanto, & Rahardjo, D. T.
Pembelajaran Berbasis Multirepresentasi (2014). Pengembangan Media
Pada Pembelajaran Fisika di SMA/MA. Pembelajaran Fisika Modul Elektronik
Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, Animasi Interaktif Untuk Kelas XI SMA
218-224 . Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa.
Solihudin, T. (2018). Pengembangan E-Modul Jurnal Pendidikan Fisika Vol.2 No.2 ,
Berbasis Web Untuk Meningkatkan 11-15.
Pencapaian Kompetensi Pengetahuan Yanti, F. A., Sukarmin, & Suparmi. (2015).
Fisika Pada Materi Listrik Statis Dan Pengembangan Modul Pembelajaran
Dinamis SMA. Jurnal Wahana Fisika SMA/MA Berbasis Masalah
Pendidikan Fisika Vol.3 No.2, 51-61 . untuk Meningkatkan Keterampilan
Sugianto, D. d. (2013). Modul Virtual: Berpikir Kritis Siswa. JURNAL INKUIRI
Multimedia Flip Book Dasar Teknologi ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 3, 96-103.
Digital. INVOTEC, Vol. IX No.2, 110- Zulhaini, A. H. (2016). Pengembangan Modul
116. Fisika Kontekstual Hukum Newton
Sujanem, R., Suwindra, I., & Tika, I. (2012). Untuk Meningkatkan Pemahaman
Pengembangan Modul Fisika Konsep Fisika Siswa Di Man Model
Kontekstual Interaktif Berbasis Web Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Sains
Untuk Siswa Kelas I SMA. Jurnal Indonesia, Vol.04, No.02, 180-190.
Pendidikan dan Pengajaran, 97-104.
P a g e | 25