Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN

LEARNING CONTENT DEVELOPMENT SYSTEM


MATERI USAHA DAN ENERGI

Asep Sunantri*, Agus Suyatna, Undang Rosidin


Pendidikan Fisika Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1
*email: Asepsunantri@gmail.com

Abstract: The Development of Learning Module Using Learning Content Development System on
energy and work material. This research (LCDS) aimed to produce Learning Module Using
Learning Content Development System on energy and work material.This research used research and
development (R&D) method with the implementation procedure adopted from research design
development of instructional media by suyanto and sartinem that were consisted of seven steps,
includes: (1) need assessment; (2) resourches identification; (3) spesification identification; (4)
product development; (5)internal test; (6) external test;and (7) production. The results of this
research showed that the learning module were attractive, very easy to use, and very useful. It was
also effective to be used as a learning media because 82.76% of student reached the passing grade.

Abstrak: Pengembangan Modul Pembelajaran Menggunakan Learning Content Development


System Pada Materi Usaha dan Energi. Penelitian ini bertujuan menghasilkan modul pembelajaran
menggunakan Learning content development system pada materi usaha dan energi. Penelitian ini
menggunakan metode research and development (R&D) dengan prosedur pelaksanaan mengacu pada
desain penelitian pengembangan media instruksional oleh Suyanto dan Sartinem yang terdiri dari
tujuh langkah, yaitu: (1) analisis kebutuhan; (2) identifikasi sumber daya; (3) Identifikasi spesifikasi
produk; (4) Pengembangan produk; (5) Uji internal; (6) Uji eksternal;dan (7) Produksi. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa modul pembelajaran hasil pengembangan memiliki kualitas yang
menarik, sangat mudah digunakan, serta sangat bermanfaat menurut pengguna, modul pembelajaran
juga dinyatakan efektif digunakan sebagai media pembelajaran karena 82,76% siswa telah mencapai
KKM.

Kata kunci: modul pembelajaran, learning content development system (LCDS), penelitian
pengembangan

107
PENDAHULUAN pembelajaran di kelas dapat memicu siswa
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan maupun guru untuk menumbuhkan
Alam ditekankan kepada pemberian pe- semangat belajar dan mengajar. Dikatakan
ngalaman langsung untuk meng- interaktif karena pengguna akan me-
embangkan kompetensi peserta didik agar ngalami interaksi dan bersikap aktif misal
mampu memahami dan mengaitkan materi aktif memperhatikan gambar, mem-
pada pengalaman langsung yang di- perhatikan tulisan yang bervariasi warna
lakukan selama pembelajaran khususnya atau bergerak, suara, animasi bahkan
pada pelajaran fisika. Pembelajaran fisika video dan film.
diarahkan kepada keingintahuan peserta Metode pembelajaran dengan modul
didik dan melakukan kegiatan untuk men- adalah metode pembelajaran yang di-
dapatkan pemahaman yang lebih banyak, lakukan dengan menyiapkan suatu paket
dengan memberikan pengalaman langsung belajar berisi satuan konsep tunggal bahan
diperoleh dengan melibatkan peserta didik pembelajaran, untuk dipelajari sendiri oleh
pada kegiatan praktikum untuk pen- peserta didik. Menurut Nasution (2013 :
dalaman materi dan keterampilan siswa 205), modul merupakan media pem-
dalam menggunakan alat-alat praktikum belajaran yang dapat berfungsi sama
yang ada di laboratorium. Pelaksanakan dengan pengajar/pelatih pada pem-
praktikum fisika dibutuhkan waktu dan belajaran tatap muka. Oleh karena itu,
biaya yang cukup banyak guna me- penulisan modul perlu didasarkan pada
wujudkan pengalaman langsung terhadap prinsip-prinsip belajar dan bagaimana pe-
pembelajaran fisika. ngajar/pelatih mengajar dan peserta didik
Dengan kemajuan teknologi mem- menerima pelajaran. Perkembangan dan
buat manusia secara sengaja atau tidak pemanfaatkan kemajuan ICT khususnya
sengaja telah dan akan berinteraksi pada penggunaan teknologi komputer,
terhadap teknologi. Media pembelajaran pembuatan bahan ajar dapat dibuat
berbasis komputer sebagai akibat dari per- menjadi program interaktif karena gambar
kembangan teknologi, mendapat tempat dan pesan dapat ditampilkan melalui
dan perhatian yang cukup besar bagi para tombol komputer (Miarso, 2009 : 490).
peserta didik dan besar pengaruhnya ter- Sedang menurut Pradirawilaga dkk (1994 :
hadap perkembangan pendidikan. Kurang 42) Keunggulan pembelajaran berbasis
lengkapnya media pembelajaran di komputer adalah dapat bersifat tutorial
sekolah dapat menghambat kegiatan dimana pembelajaran dapat diberikan
pembelajaran. Keadaan tersebut akan latihan dan pengulangan, permainan dan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah simulasi. Dari keterangan di atas dapat
satu bentuk media pembelajaran yang dipahami bahwa bahan ajar cetak dapat
mendukung proses pembelajaran mandiri dikembangkan menjadi program interaktif
adalah modul interaktif. termasuk membuat modul interaktif
Modul merupakan bahan ajar yang berbasis komputer. Dikatakan interaktif
disusun secara sistematis dan menarik karena pengguna akan mengalami
yang mencakup isi materi, metode, dan interaksi dan bersikap aktif misal aktif
evaluasi yang dapat digunakan secara memperhatikan gambar, memperhatikan
mandiri untuk mencapai indikator yang tulisan yang bervariasi warna atau
telah ditetapkan. Modul sangat diperlukan bergerak, suara, animasi bahkan video dan
sebagai media pembelajaran yang me- film. Modul yang dikembangkan harus
mudahkan siswa untuk memahami suatu mampu meningkatkan motivasi peserta
materi dan sebagai panduan bagi guru didik dan efektif dalam mencapai tujuan
dalam menyampaikan materi. Selain itu, atau indikator yang diharapkan sesuai
ketersediaan modul dalam kegiatan dengan tingkat kompleksitasnya.

108
Modul memiliki karakteristik, karak- lain mengenai kecepatan belajar, cara
teristik modul menurut Anwar (2010: 1) belajar, bahan pengajaran, dan lain-lain.
dalam Asyhar (2012: 155) adalah: (1) Self Pembuatan modul yang inovatif
instructional, siswa mampu mem- dibutuhkan cara penyusunan yang dapat
belajarkan diri sendiri, tidak tergantung mengembangkan modul menjadi menarik
pada pihak lain; (2) Self contained, seluruh dan menyenangkan sehingga memotivasi
materi pembelajaran dari satu unit siswa untuk belajar dan menumbuhkan
kompetensi yang dipelajari terdapat di minat siswa dalam belajar. Hal awal yang
dalam satu modul utuh; (3) Stand alone, harus diketahui dan dipahami dalam
modul yang dikembangkan tidak harus di- membuat modul adalah struktur dan
gunakan bersama-sama dengan media lain; kerangka modul. Sebaiknya dalam
(4) Adaptif, modul hendaknya memiliki pengembangan modul dipilih struktur atau
daya adaptif yang tinggi terhadap kerangka yang sederhana dan yang sesuai
perkembangan ilmu dan teknologi; (5) User dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.
friendly, modul hendaknya juga memenuhi Ada bermacam-macam batasan modul
kaidah akrab bersahabat atau akrab dengan namun ada kesamaan pendapat bahwa
pemakainya; (6) Konsistensi, konsisten modul merupakan paket kurikulum yang
dalam penggunaan font, spasi, dan tata disediakan untuk siswa belajar mandiri. Di
letak. Penyusunan modul memiliki peranan dalam sebuah modul harus memenuhi
penting dalam pembelajaran. Peranan kriteria modul yang baik. Seperti yang
penting ini meliputi fungsi, tujuan, dan diungkapkan oleh Sanjaya (2009 : 156),
manfaat modul. Tidak hanya dijadikan dalam sebuah modul minimal berisi
sebagai bahan mandiri, modul juga dapat tentang: (1) tujuan yang harus dicapai, yang
digunakan sebagai alat bantu guru atau biasanya dirumuskan dalam bentuk
pengganti guru, sebagai alat evaluasi hasil perilaku yang spesifik sehingga ke-
belajar siswa terhadap penguasaan materi berhasilannya dapat diukur; (2) petunjuk
yang tersedia dalam modul. penggunaan yakni petunjuk bagaimana
Modul yang disusun dengan baik dapat siswa belajar modul; (3) kegiatan belajar,
memberikan banyak keuntungan atau berisi tentang materi yang harus dipelajari
manfaat bagi siswa, seperti yang oleh siswa; (4) rangkuman materi, yakni
diungkapkan oleh Nasution (2013: 206), garis-garis besar materi pelajaran; (5) tugas
dan latihan; (6) sumber bacaan, yakni
yaitu: (1) Modul memberikan feedback
yang banyak dan segera sehingga siswa buku-buku bacaan yang harus dipelajari
dapat mengetahui taraf hasil belajarnya. untuk mempelajari untuk memperdalam
Kesalahan dapat segera diperbaiki dan dan memperkaya wawasan; (7) item-item
tidak dibiarkan begitu saja; (2) Dengan tes, soal-soal yang harus dijawab untuk
penguasaan tuntas, sepenuhnya ia mem- melihat keberhasilan siswa dalam
peroleh dasar yang lebih mantap untuk penguasaan materi pelajaran; (8) kriteria
menghadapi pelajaran baru; (3) Modul keberhasilan, yakni rambu-rambu ke-
disusun secara jelas, spesifik dan dapat berhasilan siswa dalam memepelajari
dicapai oleh siswa. Dengan tujuan yang modul; (9) kunci jawaban.
jelas peserta didik dapat terarah untuk Sementara menurut Sukiman (2012:
mencapai dengan segera; (4) Pembelajaran 133), untuk memenuhi karakter self
yang membimbing siswa untuk mencapai instructional, modul harus memenuhi
sukses melalui langkah-langkah yang beberapa kriteria sebagai berikut : (1) me-
teratur tentu akan menimbulkan motivasi rumuskan standar kompetensi dan
yang kuat untuk berusaha segiat-giatnya; kompetensi dasar dengan jelas; (2) me-
(5) Modul bersifat fleksibel, yang dapat ngemas materi pembelajaran ke dalam unit-
disesuaikan dengan perbedaan siswa antara unit kecil/spesifik sehingga memudahkan
peserta didik belajar secara tuntas; (3)

109
menyediakan contoh dan ilustrasi dan kreatif dalam menggunakan dan
pendukung kejelasan pemaparan materi mengembangkan media pembelajaran.
pembelajaran; (4) menyajikan soal-soal
latihan, tugas dan sejenisnya yang METODE PENELITIAN
memungkinkan peserta didik memberikan Metode penelitian ini menggunakan
respons dan mengukur penguasaannya; (5) metode penelitian dan pengembangan
kontekstual, yakni materi-materi yang (research and development). Tujuan
disajikan terkait dengan suasana atau metode penelitian pengembangan ini di-
konteks tugas dan lingkungan peserta didik; gunakan untuk menghasilkan produk
(6) menggunakan bahasa yang sederhana tertentu dalam menguji keefektifan dan
dan komunikatif; (7) menyajikan kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan
rangkuman materi pembelajaran; (8) me- produk, serta mengetahui bagaimana
nyajikan instrumen penilaian (assessment), tanggapan siswa terhadap produk yang di-
yang memungkinkan peserta didik me- kembangkan. Pada penelitian ini di-
lakukan self assessment; (9) menyajikan kembangkan modul pembelajran meng-
umpan balik atas penilaian peserta didik, gunakan learning content development
sehingga peserta didik mengetahui tingkat system pada materi usaha dan energi.
penguasaan materi; (10) menyediakan Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah
informasi tentang rujukan yang mendukung siswa kelas X. Pengembangan dilaksanakan
materi didik. pada materi IPA kelas XI dengan tema
Berdasarkan permasalahan yang di- “Usaha dan Energi” semester ganjil tahun
paparkan diatas, maka penulis mencoba ajaran 2015/2016 di SMA Negeri 14
memberikan solusi dengan membuat modul Bandar Lampung.
pembelajaran menggunakan learning Prosedur penelitian pengembangan
content development system pada materi berpedoman dari desain penelitian pe-
usaha dan energi yang menyajikan materi ngembangan media instruksional oleh
dengan konsep analogi agar siswa dapat Suyanto dan Sartinem. Produk yang di-
memahami pembelajaran fisika dengan hasilkan berupa modul pembelajaran meng-
baik. Oleh karena itu penulis melakukan gunakan learning content development
penelitian dengan judul “Pengembangan system pada materi usaha dan energi yang
Modul Pembelajaran menggunakan dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa
Learning Content Development System dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
pada materi usaha dan energi”. Tujuan dari Subjek uji coba produk penelitian pe-
peneltian ini yaitu untuk mewujudkan dan ngembangan ini terdiri atas ahli desain, ahli
mengetahui keefektifan produk modul pem- isi/materi pembelajaran, uji satu lawan satu
belajaran menggunakan learning content (one for one) dan uji kelompok. Modul
development system pada materi usaha dan pembelajaran menggunakan learning
energi sebagai media pembelajaran pada content development system pada materi
fisika SMA pokok bahasan usaha dan usaha dan energi.
energi. Langkah-langkah penelitian pe-
Penelitian ini memiliki beberapa ngembangan oleh Suyanto dan Sartinem
manfaat antara lain untuk memberikan (2009: 322) ini meliputi: 1) analisis
alternatif pemecahan masalah kekurangan kebutuhan, 2) identifikasi sumberdaya, 3)
media belajar di SMA khususnya untuk identifikasi spesifikasi produk, 4) pe-
mempelajari konsep usaha dan energi, ngembangan produk, 5) uji internal, 6) uji
menyediakan sumber belajar yang menarik eksternal, dan 7) produksi. Setelah
bagi siswa sehingga meningkatkan motivasi diperoleh data, langkah selanjutnya adalah
dan minat siswa untuk fokus mengikuti menganalisis data tersebut. Data hasil
materi usaha dan energi, serta memberikan observasi langsung dijadikan sebagai latar
motivasi kepada guru untuk lebih terampil belakang dilakukannya penelitian ini. Data

110
kesesuaian desain dan materi pembelajaran diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah
pada produk diperoleh dari ahli desain dan total skor, selanjutnya hasilnya dikalikan
ahli materi melalui uji/validasi ahli, yang dengan banyaknya pilihan jawaban. Hasil
selanjutnya data kesesuaian yang diperoleh dari skor penilaian tersebut kemudian dicari
tersebut digunakan untuk mengetahui rata-ratanya dari sejumlah sampel uji coba
tingkat kelayakan produk yang dihasilkan dan dikonversikan ke pernyataan penilaian
untuk digunakan sebagai media pem- untuk menentukan kualitas dan tingkat
belajaran. Data kemenarikan, kemudahan kemanfaatan produk yang dihasilkan ber-
penggunaan dan kemanfaatan produk di- dasarkan pendapat pengguna. Data hasil
peroleh melalui hasil uji kemanfaatan post-test digunakan untuk mengukur
kepada pengguna secara langsung. Data tingkat efektivitas media, sebagai pem-
hasil belajar yang diperoleh melalui tes banding digunakan nilai Kriteria Ke-
setelah penggunaan produk digunakan tuntasan Minimal (KKM) pada mata
untuk menentukan tingkat efektivitas pelajaran fisika di SMA Negeri 14 Bandar
produk sebagai media pembelajaran. Lampung. Apabila 75% nilai siswa yang
Analisis data berdasarkan instrumen uji diberlakukan uji coba telah mencapai
ahli dan uji satu lawan satu dilakukan untuk KKM, dapat disimpulkan produk pe-
menilai sesuai atau tidaknya produk yang ngembangan layak dan efektif digunakan
dihasilkan sebagai sumber belajar dan sebagai media pembelajaran.
media pembelajaran. Instrumen uji ahli
oleh ahli desain dan ahli isi/materi pem- HASIL PENELITIAN
belajaran, memiliki 2 pilihan jawaban Hasil utama dari pengembangan ini
sesuai konten pertanyaan, yaitu: “ya” dan adalah menghasilkan modul pembelajaran
“tidak”. Revisi dilakukan pada konten menggunakan learning content develop-
pertanyaan yang diberi pilihan jawaban ment system pada materi usaha dan energi.
“tidak”, atau para ahli memberikan Adapun secara rinci hasil dari setiap
masukan khusus terhadap media/prototipe tahapan pengembangan yang dilakukan
yang sudah dibuat. sebagai berikut:
Analisis data berdasarkan instrumen uji
satu lawan satu dilakukan untuk me- 1. Analisis Kebutuhan
ngetahui respon dari siswa terhadap media Langkah awal dari penelitian ini adalah
yang sudah dibuat. Instrumen uji satu mencari potensi dan masalah dalam proses
lawan satu memiliki 2 pilihan jawaban pengembangan produk. Diperoleh bahwa
sesuai konten pertanyaan, yaitu: “ya” dan potensi pada penelitian pengembangan ini
“tidak”. Revisi dilakukan pada konten per- adalah modul pembelajaran menggunakan
tanyaan yang diberi pilihan jawaban learning content development system pada
“tidak”. Data kemenarikan, kemudahan, materi usaha dan energi. Kemudian
kemanfaatan dan efektivitas media sebagai masalah yang diperoleh adalah belum
sumber belajar diperoleh dari uji kelompok adanya modul pembelajaran menggunakan
kecil kepada siswa sebagai pengguna. learning content development system yang
Angket respon terhadap pengguna produk digunakan.
memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten
pertanyaan, yaitu: “sangat menarik”, 2. Identifikasi Sumberdaya
“menarik”, “kurang menarik” dan “tidak Setelah melakukan analisis kebutuhan
menarik” atau “sangat baik”, “baik”, untuk mengetahui potensi dan masalah
“kurang baik” dan “tidak baik”. Masing- yang ada, selanjutnya melakukan
masing pilihan jawaban memiliki skor ber- identifikasi sumber daya untuk memenuhi
beda yang mengartikan tingkat kesesuaian kebutuhan dilakukan dengan meng-
produk bagi pengguna. Penilaian instrumen inventarisir segala sumber daya yang di-
total dilakukan dari jumlah skor yang miliki, baik sumber daya guru itu sendiri

111
laptop maupun sumber daya sekolah yang dapat memicu pola fikir siswa dalam
seperti laboratorium dan ketersediaan pemahaman konsep, selanjutnya terdapat
media yang mendukung kegiatan pem- rangkuman, dan glosarium. Pada bab
belajaran. Berdasarkan hasil identifikasi terakhir terdapat evaluasi yang berisi uji
sumber daya yang ada di SMA Negeri 14 kompetensi beserta pembahasannya dimana
Bandar Lampung diketahui bahwa guru uji kompetensi ini bertujuan untuk me-
fisika sudah cukup kreatif menggunakan ngetahui sejauh mana pemahaman siswa
media belajar. Guru menggunakan LKS terhadap konsep dan materi yang sudah di-
untuk siswa serta satu jenis buku yang berikan, selanjutnya yaitu penutup yang
sudah ada dan guru juga menggunakan berisikan referensi.
Laptop dan LCD sebagai media tambahan
dalam mengajar namun LCD tersebut 4. Pengembangan Produk
hanya digunakan untuk menayangkan Tahap pengembangan selanjutnya se-
simulasi saja. Atas dasar sumber daya yang telah dilakukan identifikasi spesifikasi
dimiliki tersebut maka peneliti melakukan produk adalah pengembangan produk.
pengembangan modul interaktif dengan Pengembangan produk yang dilakukan
menggunakan learning content develop- adalah pengembangan modul interaktif
ment system pada materi pokok usaha dan dengan menggunakan learning content
energi development system pada materi usaha dan
energi. Dalam proses pengembangan ini
3. Identifikasi Spesifikasi Produk modul interaktif dibuat dibagi menjadi tiga
Identifikasi produk dilakukan untuk bab yaitu bab I, bab II, dan bab III. Masing-
mengidentifikasi materi dan penentuan masing bab dilengkapi petunjuk peng-
format modul interaktif yang akan di- gunaan, tujuan pembelajaran, uraian materi,
hasilkan. Kegiatan analisis materi dan video, animasi, yang dilengkapi dengan
uraian pembelajaran dilakukan untuk me- rangkuman, glosarium dan evaluasi bab
ngetahui standar Kompetensi (SK), untuk mengukur tingkat keberhasilan
Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan siswa. Produk modul interaktif dengan me-
pembelajaran dan materi pembelajaran nggunakan learning content development
yang akan dibuat pada modul interaktif. system pada materi pokok usaha dan energi
Kegiatan selanjutnya adalah penentuan hasil pengembangan pada tahap ini disebut
format modul interaktif yang akan di- produk prototipe I.
kembangkan. Produk yang akan dihasilkan
berupa modul interaktif dengan meng-
5. Uji Internal
gunakan learning content development Produk prototipe I kemudian diuji
sytem pada materi pokok usaha dan energi kelayakannya melalui uji internal. Uji
yang berisikan cover, penunjuk peng- internal yang dikenakan pada produk di-
gunaan, kompetensi dasar, standar lakukan oleh ahli desain dan ahli isi/materi
kompetensi, indikator, dan tujuan pem- pembelajaran dimana pada uji ahli ini
belajaran di bab awal modul interaktif, dilakukan oleh dosen P.MIPA Universitas
pada bab selanjutnya berisikan uraian Lampung yang berlatar belakang Pen-
materi dimana terdapat 3 sub bab yaitu didikan Fisika. Berdasarkan hasil uji ahli
usaha, energi dan hubungan usaha dan modul interaktif dengan menggunakan
energi didalam setiap sub bab tersebut ter- LCDS pada materi pokok Usaha dan
dapat gambar, video dan animasi. Masing- Energi, secara keseluruhan modul interaktif
masing sub bab disertai gambar-gambar sudah baik dan sesuai digunakan sebagai
yang mampu memperjelas materi yang ada, media pembelajaran. Dari hasil uji internal
video ilustrasi berupa fenomena-fenomena pada prototipe I ini kemudian dilakukan
yang dapat meningkatkan minat siswa perbaikan berdasarkan kritik dan saran
dalam mempelajari materi, serta animasi perbaikan yang ada, dan hasilnya diberi

112
Tabel 2. Hasil Uji Efektivitas
nama prototipe II. Produk prototipe II
kemudian diuji secara eksternal. Nilai
Ket
Uji Kompetensi
6. Uji Eksternal Skor tertinggi 100
Uji eksternal merupakan uji coba untuk Skor terendah 60
mengetahui tingkat kemenarikan, ke- Skor rata-rata 88,28
mudahan, kemanfaatan menggunakan KKM 75,00
produk, dan keefektifan mencapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan KKM yang Persentase ketuntasan 82,76 %
harus terpenuhi. Uji coba dilakukan se- Untuk hasil uji lapangan dapat dilihat pada
banyak dua kali, yaitu: uji satu lawan satu tabel dan untuk melihat uji efektifitas lihat
dan uji lapangan (kelompok kecil), untuk tabel 2.
uji satu lawan satu dilakukan pada 3 siswa
dan untuk uji lapangan dilakukan pada 7. Produksi
siswa kelas X3 SMA Negeri 14 Bandar Setelah dilakukan uji eksternal,
Lampung yang berjumlah 29 orang. diperoleh hasil uji produk yang disebut
Berdasarkan hasil uji satu lawan satu siswa prototipe III. Prototipe III merupakan
menyatakan bahwa modul interaktif produk akhir dalam penelitian pe-
menarik untuk dipelajari karena bervariasi, ngembangan ini. Untuk melihat hasil
berwarna dan banyak gambar. prototipe III dapat dilihat pada tabel 3.
Isi modul nteraktif mudah dipelajari,
dipahami, dan sangat membantu dalam Pembahasan
belajar. Bahasa di dalam modul interaktif Pada pembahasan ini disajikan kajian
mudah dipahami karena menggunakan tentang produk pengembangan yang telah
bahasa sehari-hari. Pertanyaan-pertanyaan direvisi, meliputi kesesuaian produk yang
dalam modul interaktif mudah dipahami dihasilkan dengan tujuan pengembangan
dan sesuai dengan materi SMA. Hasil uji dan kelebihan serta kekurangan produk
ke-menarikan, kemudahan dan keber- hasil pengembangan; (1) Kesesuaian
manfaatan modul interaktif dapat dilihat produk yang dihasilkan dengan tujuan
dari respon penilaian siswa yang meng- pengembangan. Tujuan penelitian peng-
indikasikan modul interaktif sudah embangan ini adalah menghasilkan modul
menarik, sangat mudah digunakan dan interaktif dengan menggunakan learning
sangat bermanfaat dengan rerata skor 3,22 content development system pada materi
untuk kemenarikan, 3,30 untuk kemudahan pokok usaha dan energi untuk SMA/MA
dan 3,37 untuk kemanfaatan, sedangkan yang dikembangkan secara menarik,
dari hasil uji efektivitas diketahui bahwa mudah, bermanfaat dan efektif sebagai
82,76 % siswa telah tuntas KKM dengan sumber belajar. Modul interaktif sudah
nilai rata-rata 88,28. Hal ini menunjukkan melalui tahap uji internal dan uji eksternal.
bahwa prototipe II layak dan efektif di- Pada uji internal dilakukan uji ahli desain
gunakan sebagai media pembelajaran. dan uji ahli isi/materi dengan beberapa
Tabel 1. Skor Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan

No. Jenis Uji Rerata Skor Pernyataan Kualitatif


Kemenarikan modul
1. 3,22 Baik
interaktif
Kemudahan modul Sangat Baik
2. 3,30
interaktif
Kebermanfaatan
3. 3,37 Sangat Baik
modul interaktif
113
Tabel. 3. Produk Hasil Pengembangan

Bagian Sub Bagian Tampilan


Pembukaan Cover awal
modul interaktif
usaha dan
energi

Materi Materi dan


Simulasi usaha
dan energi

Penutup Referensi
modul interaktif

saran perbaikan sehingga dilakukan revisi pokok usaha dan energi memiliki kualitas
dan diperoleh produk prototipe II. kemenarikan baik dengan kategori skor
Setelah dilakukan uji internal, se- 3,22 berdasarkan penilaian yang dilakukan
lanjutnya produk dikenakan uji eksternal. oleh pengguna dari aspek tampilan dan isi
Berdasarkan hasil angket uji satu lawan modul interaktif yaitu kemenarikan tulisan,
satu, didapatkan informasi bahwa ke- pemilihan ilustrasi gambar, ilustrasi video.
seluruhan siswa mampu menggunakan Simulasi, desain lay out, penggunaan
modul interaktif dengan baik sehingga warna, penggunaan gambar, kesesuaian
tidak perlu dilakukan revisi terhadap modul permasalahan, kesesuaian gambar, format
interaktif. Sedangkan untuk uji lapangan evaluasi, dan format alur penyusunan
(kelompok kecil) yang melibatkan 29 siswa masing-masing bagian modul interaktif.
kelas X3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung Kualitas kemudahan sangat baik dengan
memperlihatkan bahwa, modul interaktif kategori skor 3,30, berdasarkan penilaian
dengan menggunakan LCDS pada materi yang dilakukan oleh pengguna dari aspek

114
isi dan bahasa modul interaktif yaitu oleh (Munir 2012) menyatakan bahwa; (1)
cakupan isi yang ada, kejelasan isi, alur pe- Multimedia dapat digunakan untuk
nyajian, kejelasan penggunaan bahasa, ke- membantu pendidik dalam menjelaskan
jelasan pemaparan materi, kejelasan suatu konsep yang sulit dijelaskan tanpa
petunjuk dan kejelasan video serta simulasi. bantuan multimedia.; (2) Pemanfaatan
Kualitas kebermanfaatan sangat baik teknologi multimedia dapat mem-
dengan kategori skor 3,37, berdasarkan pe- bangkitkan motivasi belajar peserta didik,
nilaian yang dilakukan oleh pengguna dari karena adanya multimedia membuat
aspek fungsi, yaitu membantu mening- presentasi pembelajaran menjadi lebih
katkan minat mempelajari meteri, mem- menarik.
bantu mempelajari materi secara lebih Serta dikutip melalui Computer
mudah, dan evaluasi dalam modul interaktif Technology Research (CTR), menyatakan
dapat digunakan untuk membantu menilai bahwa orang hanya mampu mengingat 20%
penguasaan kompetensi. Sedangkan dari yang dilihat dan 30% dari yang di-
kualitas keefektifan modul interaktif di- dengar. Tetapi orang dapat mengingat 50%
ketahui dari hasil belajar siswa yang men- dari yang dilihat dan didengar dan 80% dari
capai nilai rata-rata 88,28 di atas KKM yang dilihat, didengar , dan dilakukan se-
mata pelajaran fisika kelas X3 SMA Negeri kaligus. Multimedia dapat menyajikan
14 Bandar Lampung yaitu 75, dan informasi yang dapat dilihat, didengar, dan
persentase kelulusan siswa mencapai dilakukan, sehingga multimedia sangatlah
82,76% sehingga modul interaktif efektif efektif untuk menjadi alat yang lengkap
digunakan sebagai media pembelajaran. dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
Modul interaktif yang dikembangkan ini Efektivitas multimedia dapat dilihat dalam
berupa media audio visual yang disajikan beberapa kelebihan multimedia antara lain ;
dalam kemasan yang menarik seperti (1) Penggunaan beberapa media dalam me-
komunikasi verbal yang ditampilkan nyajikan informasi; (2) Kemampuan untuk
melalui tulisan-tulisan yang terdapat pada mengakses informasi secara up to date dan
materi usaha dan energi serta dalam bentuk memberikan informasi lebih dalam dan
lisan melalui video ilustrasi usaha dan lebih banyak; (3) Bersifat multisensorik
energi, matematika ditampilkan dalam karena banyak merangsang indra, sehingga
bentuk rumus dan representasi matematika dapat mengarah ke perhatian dan tingkat
didalamnya, gambar ditampilkan pada retensi yang baik; (4) Menarik perhatian
setiap materi agar dapat memperjelas dan minat, karena merupakan gabungan
materi yang ada, video ilustrasi berupa antara pandangan, suara, dan gerakan.
fenomena-fenomena usaha dan energi yang Apalagi manusia mempunyai keterbatasan
dapat meningkatkan minat siswa dalam daya ingat; (5) Media alternative dalam pe-
mempelajari materi, animasi bergerak yang nyampaian pesan dengan diperkuat teks,
tentunya dapat memicu pola fikir siswa suara, gambar, video, dan animasi; (6)
dalam pemahaman konsep dan lain-lain. Meningkatkan kualitas penyampaian
Pada hakikatnya siswa memiliki ke- informasi; (7) Bersifat interaktif men-
mampuan yang berbeda-beda, hal ini ciptakan hubungan dua arah diantara
karena setiap siswa memiliki tingkat pe- pengguna multimedia. Interaktivitas yang
mahaman belajar yang berbeda-beda. memungkinkan pengembangan dan peng-
dengan adanya media berupa modul guna untuk membuat, memanipulasi, dan
interaktif dengan menggunakan LCDS di- mengakses infromasi. Berdasarkan pen-
harapkan dapat lebih mudah dalam jelasan di atas, maka tujuan pengembangan
membantu siswa memahami suatu konsep ini, yaitu menghasilkan produk berupa
dan meningkatkan efektifitas. Beberapa modul interaktif menggunakan learning
manfaat penggunaan multimedia dalam content development system pada materi
proses pembelajaran fisika diungkapkan pokok usaha dan energi telah tercapai

115
sesuai dengan spesifikasi produk yang ada. berupa modul interaktif dengan meng-
Modul interaktif ini dapat digunakan gunakan learning content development
sebagai media pembelajaran yang menarik, system pada materi pokok usaha dan energi
mudah digunakan, bermanfaat dan efektif dimana modul ini memiliki banyak sekali
untuk membelajarkan materi pokok usaha content unggulan seperti terdapat video
dan energi. Hal ini juga relevan dengan pe- simulasi, animasi bergerak, hukum dan
nelitian yang telah dilakukan oleh teori tentang usaha dan energi serta terdapat
Kurniawan (2015 : 8) yaitu pengembangan pula kuis interaktif dimana kuis ini
modul interaktif menggunakan LCDS langsung memberikan feedback kepada
dinilai menarik, mudah digunakan, dan pengguna. Modul interaktif dengan meng-
bermanfaat bagi siswa sebagai sumber gunakan learning content development
belajar. system pada materi pokok Usaha dan
Kelebihan dan Kelemahan Produk Hasil Energi memiliki kualitas kemenarikan baik
Kegiatan Pengembangan. Produk hasil dengan kategori skor 3,22, kualitas ke-
pengembangan ini memiliki beberapa ke- mudahan sangat baik dengan kategori skor
lebihan yaitu modul interaktif dapat di- 3,30, kualitas kebermanfaatan sangat baik
gunakan secara mandiri oleh semua siswa dengan kategori skor 3,37. Modul interaktif
karena produk dapat digunakan di dinyatakan efektif digunakan sebagai media
komputer maupun di laptop . Modul pembelajaran berdasarkan perolehan hasil
interaktif menyajikan materi dalam ber- belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata
bagai representasi sehingga mempermudah 88,28 dengan persentase kelulusan sebesar
siswa dalam memahami materi, produk 82,76 % pada uji lapangan terhadap siswa
juga dapat digunakan sebagai alat evaluasi kelas X3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung
untuk mengetahui tingkat penguasaan Tahun Pelajaran 2015/2016.
konsep materi pada aspek kognitif dan
produk lebih efisien waktu dalam pem- Saran
belajaran. Berdasarkan objek atau unsur Berdasarkan hasil pembahasan dan
pendukungnya multimedia modul interaktif simpulan ini, diajukan beberapa saran
ini masuk kedalam multimedia interaktif sebagai berikut: learning content
dimana bentuk multimedia yang dilengkapi development system ini dapat digunakan
dengan alat pengontrol yang dapat di- baik secara mandiri, maupun kelompok,
operasikan oleh pengguna, sehingga dan dapat dioperasikan pada laptop maupun
pengguna dapat memilih apa yang di- komputer PC yang telah terinstal aplikasi
kehendaki untuk proses selanjutnya. flash player, microsoft Silverlight untuk
Kelemahan produk hasil pe- memudahkan pengoperasian. Saran untuk
ngembangan yaitu modul interaktif belum guru atau pendidik diharapkan dapat me-
diujikan pada kelompok yang lebih besar, manfaatkan multimedia sebagai media
sehingga kepercayaannya baru berlaku untuk menyampaikan materi sehingga
untuk ruang lingkup kecil yaitu sekolah selain mempermudah dan membantu guru,
tempat penelitian serta modul interaktif ini multimedia yang dapat bersifat interaktif
juga harus menggunakan sarana pendukung dapat membuat peserta didik lebih merasa
dalam penggunaannya dalam hal ini yaitu senang, menarik perhatian, dan juga tidak
komputer atau laptop serta harus me- membuat jenuh dalam proses belajar me-
nginstal beberapa software agar modul ini ngajar sehingga akan terciptanya suasana
benar-benar dapat digunakan dengan baik. yang aktif dalam pembelajaran. Multimedia
ini diharapkan tidak hanya terpaku pada
SIMPULAN DAN SARAN satu mata pelajaran saja, tetapi bisa di-
Simpulan manfaatkan untuk semua mata pelajaran.
Simpulan penelitian pengembangan ini Sehingga dapat dimanfaatkan dan di-
adalah Penelitian ini menghasilkan produk

116
kembangkan lagi sebagai sarana media pe- Nasional Pendidikan 2009. Bandar
nyampaian materi ajar. Lampung :Unila.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Jenis – Jenis
Multimedia.http://birins.blogspot.com/2011
/05/jenis-jenis-multimedia.html (Diunduh 1
maret 2015. Jam 20.00)
Anwar, Ilham. 2010.Pengembangan
Bahan Ajar.
Bandung: Direktori UPI
Asyhar, Azhar. 2012. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Kurniawan, 2015, Pengembangan
Modul Pembelajaran Menggunakan
Learning Content Development System
Pada Materi Listrik Dinamis, Lampung,
Universitas Lampung.
Miarso, Yusufhadi 2009. Menyemai
Benih Pendidikan. Jakarta :kencana .
Munir. 2012. Multimedia (Konsep
dan Aplikasi Dalam Pendidikan). Bandung
: Alfabeta
Nasution, S. 2013. Berbagai
Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: Bumiaksara.
Prawiradilaga. 2008. Mozaik
Teknologi Pendidikan. Jakarta :kencana.
Riyana, Cepi. 2007. Pedoman
Pengembangan Modul Multimedia
Interaktif. Bandung : Program P3AI
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan
dan Desain Sistem Pembelajaan. Jakarta:
KencanaPrenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2012. Media
Komunikasi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sukiman. 2012. Pengembangan
Media Pembelajaran. Yogyakarta:
Pedagogia.
Suyanto, Eko dan Sartinem.2009.
Pengembangan Contoh Lembar Kerja
Fisika Siswa dengan Latar Penuntusan
Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan
Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3
Bandar Lampung. Prosiding Seminar

117

Anda mungkin juga menyukai