Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

CIRI-CIRI DAN LANGKAH PENYUSUNAN


BAHAN AJAR CETAK BERUPA LKPD, MODUL, DAN HANDOUT

Disusun oleh:

1. Fadhila Zahra Arika (20030204025)


2. M. Yusril Irtizaq Nurichsan (20030204031)
3. Diva Reftiyana (20030204045)
4. Maurent Maulidiana Masitha (20030204059)
5. Ertysha Salya Pramesti (20030204073)
Pendidikan Biologi U 2020

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
PENDAHULUAN

Pembelajaran antara pendidik dan peserta didik tidak boleh melewatkan adanya bahan ajar.
Dan bahan ajar tersebut juga tidak boleh diadakan/disusun tanpa sistem dan struktur yang baik. Sebab
bahan ajar ibarat produk matang yang siap disajikan kepada peserta didik, dan terintegrasi dari sumber
belajar. Menurut Pannen (1995) dalam Magdalena et al. (2020), bahan ajar adalah bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Tanpa adanya bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar akan sangat berpotensi menjadi rancu,
kontradiktif, tidak terarah, tidak konstruktif, dan tidak konektif.

Berdasarkan jenisnya, bahan ajar dibagi menjadi dua: bahan ajar cetak dan non cetak. Bahan
ajar cetak yang paling umum dijumpai adalah handout, modul, dan lembar kegiatan peserta didik
(LKPD). Sedangkan bahan ajar non cetak selalu mengalami perkembangan seiring dengan
berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Mulai dari suara, visual, dan gerakan, baik
2-dimensi maupun 3-dimensi. Keberadaan dua jenis bahan ajar ini harus proporsional menyesuaikan
gaya belajar yang dapat dianalisis dari keseluruhan siswa. Hal ini dilakukan supaya tercipta suasana
instruksi pembelajaran yang universal.

Makalah ini membahas terkait bahan ajar cetak berupa handout, modul, dan LKPD. Ketiga
bahan tersebut wajib tersedia dalam pembelajaran akademik apapun. Masing-masing memiliki
urgensitas, struktur, dan sistem tersendiri.

Handout merupakan bahan ajar cetak tertulis yang berisi konsep-konsep penting dari suatu
bagian materi pembelajaran atau materi secara lengkap (Trianto, 2010 dalam Wulandari et al., 2016).
Sedangkan modul memiliki fungsi dalam pembelajaran individual yang dapat digunakan untuk
menyusun dan mengawasi proses pemerolehan informasi peserta didik (Nurdiyansyah dan Nahdliyah
Mutala’liah, 2018). Adapun LKPD berperan dalam konstruktivisme dan kedisiplinan siswa, baik di
dalam maupun di luar kelas.

Misalnya dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), Firdaus dan Wilujeng (2018)
menjelaskan bahwa peran LKPD adalah untuk menemukan konsep IPA baik itu melalui teori,
demonstrasi, maupun penyelidikan yang disertai dengan petunjuk dan prosedur kerja yang jelas untuk
melatih keterampilan berpikir dan keterampilan proses IPA dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan
indikator pembelajaran yang ingin dicapai.

Atas dasar inilah makalah ini disusun untuk menjelaskan pengertian, karakteristik, struktur
berupa langkah-langkah pembuatan, serta perbedaan masing-masing bahan cetak tersebut.
A. LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
1. Pengertian
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan sarana pembelajaran yang dapat
mempermudah dan membantu pendidik membentuk interaksi yang efektif dengan peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar peserta didik (Umbaryati,2016). Menurut Prastowo (2012) LKPD merupakan suatu
bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan, dan
petunjuk yang harus dilaksanakan oleh peserta didik. Tugas-tugas di dalam LKPD harus
sudah disesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Tugas yang diberikan di
dalam LKPD sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai
serta sesuai dengan materi yang telah diajarkan, sehingga dapat mencapai hasil yang
diharapkan (Kurniawan, 0215). Menurut Fahrie (2012; dalam Fanny 2014) LKPD berupa
lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman yang berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian ilmu tertentu. LKS sebagai penunjang untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar sehingga dapat mengoptimalkan hasil
belajar.

2. Ciri-ciri
Karakteristik dari Lembar Kerja Peserta Didik, antara lain:
1. LKPD disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku
2. LKPD berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan dan ingin dicapai
3. LKPD berfokus pada pembelajaran yang telah ditentukan
4. Penyajian LKPD memperhatikan dan menyesuaikan karakteristik kognisi siswa
5. Mengarahkan dan memunculkan perkembangan keterampilan kreativitas siswa
Karakteristik LKPD juga meliputi beberapa aktivitas siswa yang dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa secara menyenangkan dan tampilan dari LKPD dapat menarik
minat belajar siswa serta pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
dengan mengacu pada pedoman yang ada (Puspita, 2017).

3. Langkah-langkah Pembuatan
Rahmawati (2020), menuliskan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), sebagai berikut:
a. Menganalisis kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan untuk menentukan materi yang diperlukan dalam bahan
ajar LKPD. Dalam menentukan materi, langkah analisis yang dapat dilakukan adalah
dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, dan materi yang akan diajarkan.
Kemudian mencermati kompetensi (KI dan KD) yang harus dimiliki oleh siswa dan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
b. Menyusun peta kebutuhan LKS
Penyusunan peta ini sangat dibutuhkan dalam penyusunan LKPD karena dapat melihat
sekuensi atau urutan dari LKPD, sehingga dapat menentukan prioritas penulisan.
c. Menentukan judul LKPD
Penentuan judul LKPD dilakukan berdasarkan kompetensi dasar, materi pokok, atau
pengalaman belajar yang tercakup dalam kurikulum.
d. Penulisan LKPD
Menurut Prastowo, langkah-langkah dalam penulisan LKPD , sebagai berikut:
1. Merumuskan kompetensi dasar, yang berdasarkan dari kurikulum yang sedang
berlaku.
2. Menentukan alat penilaian, yang didasarkan pada pendekatan pembelajaran yang
digunakan.
3. Menyusun materi, mencakup informasi pendukung, dapat mengambil dari berbagai
sumber seperti buku, internet, dan jurnal hasil penelitian, dan menunjukkan
referensi yang digunakan dalam penyusunan LKPD.
4. Memperhatikan struktur LKPD, yang berisi judul, kata pengantar, daftar isi,
petunjuk penggunaan LKPD, peta konsep, halaman proses, penugasan sesuai
dengan langkah-langkah scientific approach, kata-kata motivasi, indikator
penilaian, glosarium, daftar pustaka, dan sampil belakang.
e. Melakukan kelayakan validasi oleh para ahli.
B. MODUL
1. Pengertian
Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat pemahaman, sehingga siswa dapat
belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik (Andi Prastowo, 2012).
Menurut Ratna, dkk (2013) isi modul mencangkup materi, metode, dan evaluasi yang
disusun secara sistematis dan menarik sehingga dapat digunakan secara mandiri.
Sedangkan menurut Daryanto (2013) modul merupakan bahan ajar yang memuat
seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain secara sistematis untuk
membantu peserta didik menguasai materi. Hal senada juga dikemukakan oleh Departemen
Pendidikan Nasional (2008) bahwa Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang
berisi materi, metode, batasan batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara
sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.

2. Ciri-ciri
Karakteristik bahan ajar modul yang diperlukan sebagai meningkatkan motivasi
peserta didik, sebagai berikut:
a. Self Instructional
Modul dapat membantu peserta didik belajar mandiri sehingga modul dibuat secara
detail, jelas, dan baik. Modul berisi tujuan pembelajaran secara terperinci, materi secara
utuh dan detail, disertai dengan contoh dan ilustrasi agar modul menarik, terdapat soal
latihan, bahasa yang digunakan komunikatif, terdapat instrumen penilaian agar peserta
didik dapat melakukan penilaian secara mandiri, rangkuman materi, umpan balik, dan
sumber-sumber referensi.
b. Self Contained
Modul berisi materi pembelajaran dari sub kompetensi tersaji dalam satu modul secara
utuh, di mana modul memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi
pembelajaran secara tuntas.
c. Stand Alone
Modul tidak tergantung dengan sumber media lain atau sumber pembelajaran lain
karena telah lengkap. Apabila peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada
bahan ajar lain selain modul, maka bahan ajar tersebut bukan termasuk kategori modul
yang berdiri sendiri.
d. Adaptive
Modul bersifat fleksibel dapat disesuaikan dengan kebutuhan, misal penambahan
materi sesuai dengan perkembangan zaman, pengetahuan dan perkembangan teknologi
dan informasi.
e. User Friendly (Kosasiih, 2021)
Modul mudah dipahami dan digunakan oleh peserta didik. Di mana setiap instruksi dan
paparan informasi dari modul dapat membantu dan bersahabat dengan penggunanya,
adanya kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai keinginan.
Disamping itu, penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta
menggunakan istilah yang umum digunakan.

3. Langkah-langkah Pembuatan
Adapun beberapa langkah-langkah dalam penyusunan modul, antara lain:
a. Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul berkaitan dengan kegiatan menganalisis kompetensi atau
tujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai
suatu kompetensi. Dalam analisis terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan, yaitu
sebagai berikut:
1. Menetapkan satuan program yang akan dijadikan batas/lingkup kegiatan.
2. Memeriksa apakah sudah ada program atau rambu-rambu operasional untuk
pelaksanaan program tersebut. Misal program tahunan, silabus, RPP, atau lainnya.
3. Mengidentifikasi dan menganalisis standar kompetensi yang akan dipelajari,
sehingga mendapatkan materi pembelajaran yang perlu dipelajari untuk menguasai
standar kompetensi tersebut.
4. Menyusun dan mengorganisasikan satuan atau unit bahan belajar yang dapat
mewadahi materi-materi pembelajaran. Materi tersebut dapat dijadikan sebagai
judul dari modul yang disusun.
5. Mengidentifikasi satuan atau unit modul yang sudah ada atau belum tersedia dalam
sekolah.
6. Melakukan penyusunan modul berdasarkan prioritas kebutuhan.
b. Penyusunan Draft
Penyusunan draft adalah proses penyusunan dan pengorganisasian materi pembelajaran
dari suatu kompetensi atau sub kompetensi menjadi satu kesatuan utuh yang bersifat
sistematis. Sehingga dengan adanya draft maka modul data sesuai dengan kompetensi
atau sub kompetensi yang telah ditentukan. Terdapat komponen yang harus ada di
dalam modul, antara lain:
● Identitas modul, yang berisi judul modul, kelas, semester, penulis;
● Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan pembelajaran;
● Petunjuk belajar;
● Konten/isi;
● Informasi pendukung;
● Latihan-latihan soal yang berdasarkan indikator;
● Respon balik;
● Rangkuman;
● Daftar pustaka.
c. Uji Coba
Uji coba dilakukan dengan penggunaan modul pada peserta terbatas, sehingga dapat
diperoleh pengetahuan mengenai pelaksanaan dan manfaat modul dalam pembelajaran
sebelum modul digunakan secara umum.
d. Validasi
Validasi merupakan proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap
kesesuaian modul dengan kebutuhan. Validasi melibatkan praktisi yang ahli sesuai
dengan bidang-bidang terkait dalam modul. Validasi modul berisi isi materi atau
substansi modul, penggunaan bahasa, serta penggunaan metode instruksional.
e. Revisi
Revisi dilakukan setelah mendapatkan masukan dan saran dari kegiatan uji coba dan
validasi. Selanjutnya dilakukan finalisasi atau penyempurnaan akhir yang komprehensif
terhadap modul, sehingga modul siap diproduksi sesuai dengan masukan yang
diperoleh dari kegiatan sebelumnya.
C. HANDOUT
1. Pengertian
Menurut Echols dan Shadily (dalam Andi Prastowo, 2012) mengartikan bahwa,
handout adalah sesuatu yang diberikan secara gratis. Sementara itu, menurut Mohammad
(dalam Andi Prastowo, 2012) handout adalah lembaran-lembaran kertas yang berisi tugas
yang diberikan kepada peserta didik dari pendidik. Menurut Erlinda (2016) handout
merupakan bahan pembelajaran yang ringkas serta bersumber dari literatur yang relevan
terhadap kompetensi dasar dan materi yang diberikan kepada peserta didik. Handout bisa
berisi ringkasan materi suatu topik, makalah, Lembar Kerja Siswa, atau petunjuk
praktikum. Pembuatan handout berfungsi sebagai pegangan bagi peserta didik untuk
memperlancar kegiatan pembelajaran atau membantu memberi informasi tentang materi
pelajaran. Pada awalnya handout dibuat dengan tulisan tangan. Guru menggunakan
handout sebagai bahan diskusi untuk mendampingi ceramah dan sebagai informasi
tambahan yang tidak ada dalam materi ketika penjelasan yang diberikan (Mohammed
Nazrul Islam, 2005).

2. Ciri-ciri
Adapun karakteristik handout, yaitu antara lain:
1. Handout memiliki informasi yang padat dan memberikan kerangka pemikiran yang
lebih utuh.
2. Handout sebagai media pembelajaran yang masih memerlukan penjelasan yang lebih
rinci dari pengajar.
3. Pemberian handout pada peserta didik dilakukan pada awal atau sebelum pembelajaran
berlangsung dan handout berperan sebagai catatan tambahan bagi peserta didik.

3. Langkah-langkah Pembuatan
Terdapat beberapa langkah-langkah dalam penyusunan bahan ajar handout, yaitu sebagai
berikut
a. Melakukan analisis kurikulum;
b. Menentukan judul handout yang sesuai dengan kompetensi dasar serta materi pokok
yang akan dicapai;
c. Mengumpulkan referensi yang terkini dan relevan sebagai bahan penulisan;
d. Penulisan dalam penyusunan handout dilakukan menggunakan bahasa komunikatif
serta kalimat yang sederhana yang berisi kalimat efektif dan efisien;
e. Evaluasi hasil tulisan dengan dibaca ulang, apabila perlu orang lain untuk mendapatkan
masukan;
f. Memperbaiki handout (revisi) sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan;
g. Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout,
misalnya buku majalah, internet, atau jurnal hasil penelitian.
Pengembangan handout dapat menggunakan grafis dan gambar agar menarik dan dapat
memberikan motivasi peserta didik sehingga dapat dipahami. Selain itu juga dapat
menggunakan tabel yang berisi kata-kata atau angka. Pada saat menggunakan gambar
ilustrasi sebagai pelengkap dan pengembangan handout terdapat hal penting yang
harus diperhatikan ketika menggunakan gambar, sebagai berikut:
1. Menerangkan fungsi gambar dengan sejelas-jelasnya.
2. Menyeimbangkan fungsi
3. Menentukan aktivitas yang harus dilakukan peserta didik
4. Menjelaskan konvensi gambar
5. Membatasi informasi
6. Menghindari SARA dalam penggunaan gambar
D. PERBEDAAN

KETERANGAN LKPD MODUL HANDOUT

Kelebihan Peserta didik dapat Siswa dapat Dapat merangsang rasa


belajar dan maju bertanggung jawab ingin tahu dalam
sesuai dengan terhadap kegiatan mengikuti pembelajaran,
kecepatan belajarnya sendiri, meningkatkan kreativitas
masing-masing. Di pembelajaran dengan siswa dalam kegiatan
samping dapat modul sangat belajar mengajar, dapat
mengulang materi menghargai memperkenalkan
dalam media perbedaan individu, informasi atau teknologi
cetakan, peserta sehingga siswa dapat baru, dapat membantu
didik akan belajar sesuai dengan pengetahuan ingatan dan
mengikuti urutan tingkat penyempurnaan, serta
pemikiran secara kemampuannya, lebih ekonomis dan
logis. Peserta didik maka pembelajaran mudah terdistribusi.
juga akan semakin efektif dan
berpartisipasi efisien.
dengan aktif karena
harus memberi
respon terhadap
pernyataan dan
latihan yang
disusun.

Kekurangan Tidak dapat Biaya pengembangan Sulit menampilkan gerak


menampilkan gerak bahan tinggi dan dan suara, umumnya
dalam halaman waktu yang keberhasilan hanya di
media cetakan. dibutuhkan lama. tingkat kognitif, bagian
Biaya pencetakan Membutuhkan pelajaran harus dirancang
akan mahal jika ketekunan yang lebih sedemikian rupa, cepat
menampilkan tinggi dari fasilitator rusak atau hilang.
ilustrasi, gambar untuk terus
atau foto yang memantau siswa.
berwarna-warni. Serta menentukan
disiplin belajar yang
tinggi yang mungkin
kurang dimiliki
siswa.
KESIMPULAN
Handout, modul, dan LKPD termasuk ke dalam bahan ajar cetak. Menurut Prastowo (2012)
LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran yang berisi materi,
ringkasan, dan petunjuk yang harus dilaksanakan oleh peserta didik. Karakteristik LKPD antara
lain: disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku; berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan
dan ingin dicapai; berfokus pada pembelajaran yang telah ditentukan; penyajian memperhatikan
dan menyesuaikan karakteristik kognisi siswa; mengarahkan dan memunculkan perkembangan
keterampilan kreativitas siswa. Cara menyusun LKPD yang benar adalah menganalisis kurikulum;
menyusun peta kebutuhan; menentukan judul; menentukan alat penilaian; menyusun materi;
menyusun struktur LKPD; Melakukan kelayakan validasi oleh para ahli.

Sedangkan modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat pemahaman, sehingga siswa dapat belajar secara
mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik (Andi Prastowo, 2012). Karakteristik modul
antara lain adalah instruksional mandiri, konten mandiri, berdiri sendiri, adaptif, dan ramah
pengguna. Cara menyusun modul yang benar adalah: analisis kebutuhan; penyusunan draft, uji
coba; validasi; dan revisi.

Adapun handout menurut Erlinda (2016) adalah bahan pembelajaran yang ringkas serta
bersumber dari literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi yang diberikan kepada
peserta didik. Handout memiliki ciri khas sebagaimana LKPD dan modul, antara lain adalah
memiliki informasi padat dan kerangka pemikiran lebih utuh; memerlukan penjelasan yang lebih
rinci dari pengajar; berperan sebagai catatan tambahan bagi peserta didik. Cara menyusun handout
antara lain adalah melakukan analisis kurikulum; menentukan judul yang sesuai; mengumpulkan
referensi; menulis penyusunan handout; evaluasi; revisi; serta menggunakan berbagai sumber
belajar yang dapat memperkaya materi.
DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo, 2012: 106, Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif : Menciptakan metode
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, Yogyakarta, Diva Press

Azhar, Arsyad. Media Pengajaran. Jakarta : Rajawali Press.

Daryanto. (2013). Menyusun Modul:Bahan Ajar untuk PersiapanGuru dalam Mengajar.Yogyakarta:


Gava Media.110

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah

Erlinda, N., 2016. Penerapan metode pembelajaran inkuiri disertai handout: Dampak terhadap hasil
belajar fisika siswa SMAN 1 Batang Anai Padang Pariaman. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika
Al-Biruni [Journal of Physics Education Al-Biruni], 5(2), pp.223-231.

Fannie, Rizky D., and Rohati Rohati. "Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Berbasis Poe
(Predict, Observe, Explain) Pada Materi Program Linear Kelas XII SMA." Sainmatika: Jurnal
Sains dan Matematika Universitas Jambi, vol. 8, no. 1, 2014.

Firdaus, Muhammad dan Insih Wilujeng. 2018. Pengembangan LKPD Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik, Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA, 4 (1), 2018, 26-40. https://journal.uny.ac.id/index.php/jipi

Islam, M. N., Md. Majumder, A. A. 2005. Students’ Perceptions of ‘Technology-Based’ Lecture


Handouts. Malaysian Journal of Medical Sciences, 12(1), 26-28

Kurniawan, A., 2015. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Penyelesaian Soal
Cerita Matematika Materi Bangun Datar Menggunakan Model Pembelajaran Bruner Di Kelas
V Sekolah Dasar (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO).

Nurdyansyah dan Nahdliyah Mutala’liah. 2018. Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu
Pengetahuan Alam bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Puspita. S.M. 2017. Pengembangan Buku Ajar Subtema Aku Bangga dengan Daerah Tempat
Tinggalku Melalui Strategi PQ4R dengan Pembelajaran Langsung di Kelas IV SD.
(http://journal.umg.ac.id/index.php/jtiee/article/view/265). Vol. 1 No.1
Rahdiyanta, D., 2016. Teknik penyusunan modul. Artikel.(Online) http://staff. uny. ac.
id/sites/default/files/penelitian/dr-dwi-rahdiyanta-mpd/20-teknik-penyusunan-modul. pdf.
diakses, 10.

Rahmawati, L.H. dan Wulandari, S.S. 2020. Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) Berbasis Scientific Approach Pada Mata Pelajaran Administrasi Umum Semester
Genap Kelas X OTKP di SMK Negeri 1 Jombang. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran
(JPAP). 8(3): 504-515.

Setyowati, R., Parmin, P. and Widiyatmoko, A., 2013. Pengembangan modul IPA berkarakter peduli
lingkungan tema polusi sebagai bahan ajar siswa SMK N 11 Semarang. Unnes Science
Education Journal, 2(2).

Umbaryati, U., 2016, February. Pentingnya LKPD pada Pendekatan Scientific Pembelajaran
Matematika. In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika (pp. 217-225).

Wulandari, Septiana, dkk. 2016. Pemanfaatan Sumber Belajar Handout Bioteknologi Lingkungan
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang, Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 5 Bulan Mei Tahun 2016
Halaman: 881—884, Tersedia secara online EISSN: 2502-471X.

Anda mungkin juga menyukai