Modul digital merupakan modifikasi dari modul konvensional dengan memadukan pemanfaatan
teknologi informasi, sehingga Modul digital yang yang ada dapat lebih menarik dan interaktif
(Daryanto,2013; Venorika,2016; Fitriyani,2017).
Modul pada mulanya yaitu media pembelajaran cetak, lalu ditransformasikan penyajian dalam bentuk
elektronik. Sehingga dapat bisa menghasilkan istilah yaitu modul elektronik dan dikenal dengan istilah
e-modul.
Nugraha, Subarkah dan Sari pada tahun 2015 menyebutkan bahwa Modul Elektronik atau e-modul
diartikan sebagai suatu media untuk pembelajaran menggunakan komputer dengan menampilkan
teks, grafik, gambar, audio, animasi, dan juga video pada kegiatan pembelajaran.
E-modul adalah alat atau bisa berupa sarana pembelajaran, berisikan materi, metode, dan juga
berbagai batasan dan cara mengevaluasi yang bisa dirancang dengan sistematis dan menarik guna
mencapai kompetensi yang diperlukan berdasarkan level kompleksitasnya secara elektronik
sebagaimana dijelaskan oleh Imansari dan Sunaryatiningsih tahun 2017.
Hard disk
Disket
CD
Flashdisk
HP
Alasan penggunaan bahan ajar digital sangat penting karena saat ini, semua peserta didik sudah
mempunyai HP. Itulah mengapa, guru dapat meningkatkan prestasi dan juga hasil belajar dengan
memaksimalkan HP sebagai media pembelajaran.
Sejumlah penelitian menunjukkan jika tingkat keberhasilan pada proses pembelajaran menggunakan
media teknologi informasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara-cara konvensional. Contohnya
adalah dalam menggunakan modul, LKS, atau buku paket.
Surahman dalam Prastowo (2015:105) menyatakan bahwa modul adalah suatu program
pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik oleh peserta didik secara perorangan.
Selain itu modul dimaknai sebagai perangkat media pembelajaran yang disajikan secara sistematis.
Sehingga penggunaannya dapat belajar dengan atau tanpa fasilitator atau pendidik (Prastowo,
2015:106). Dengan kata lain sebuah modul dapat dijadikan media pembelajaran sebagai pengganti
fungsi pendidik. Sehingga bila pendidik memiliki fungsi menjelaskan sesuatu, maka modul pun wajib
mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah serta dapat diterima peserta didik sesuai
dengan tingkat pengetahuan dan usianya.
Sugianto dkk dalam Yusra (2016:12) yang menyampaikan modul elektronik adalah sebuah bentuk
penyajian media pembelajaran mandiri yang disusun secara sistematis ke dalam unit pembelajaran
terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang disajikan ke dalam format elektronik, di
dalamnya terdapat animasi, audio, navigasi yang membuat pengguna media pembelajaran lebih
interaktif. Proses pembejaran ini akan melibatkan tampilan audio visual, sound, movie dan yang
lainnya. Serta program tersebut pemakaiannya mudah dipahami sehingga dapat dijadikan media
pembelajaran dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa modul elektronik
pada dasarnya sama dengan modul cetak. Hanya saja modul elektronik disajikan dalam bentuk
softcopy atau elektronik.
Modul elektronik adalah sebuah bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara
sistematis ke dalam unit pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang
disajikan ke dalam format elektronik yang di dalamnya terdapat animasi, audio, navigasi yang
membuat pengguna lebih interaktif dengan program. Menurut Gunawan dalam Sugianto (2013),
dengan adanya modul elektronik yang bersifat interaktif ini proses pembelajaran akan melibatkan
tampilan audio visual, sound, movie dan yang lainnya serta program tersebut pemakaiannya mudah
dipahami sehingga dapat dijadikan media pembelajaran yang baik. Modul elektronik juga dapat
digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep dari materi yang disampaikan pendidik.
Menurut Mohammad pada Praswoto (2015:110), karakteristik media pembelajaran berbentuk modul
antara lain sebagai berikut:
Karakteristik media pembelajaran berbentuk modul sangat perlu diperhatikan. Karena itu merupakan
faktor dimana modul yang dihasilkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik (Daryanto,
2013:9). Karakteristik yang dimaksud antara lain:
Dalam menyusun sebuah modul, ada empat tahapan yang meski dilalui, yaitu analisis kurikulum,
penentuan judul modul, pemberian kode modul, dan penulisan modul (Prastowo, 2015:118).
a. Analisis Kurikulum.
Tahap pertama ini bertujuan untuk menentukan materi-materi yang memerlukan media
pembelajaran.
b. Menentukan Judul Modul
Untuk menentukan judul modul harus mengacu kepada kompetensikompetensi atau materi
pokok yang ada di dalam kurikulum.
c. Pemberian Kode Modul
Untuk memudahkan dalam pengelolaan modul, maka sangat diperlukan adanya kode modul.
d. Penulisan Modul
Dalam proses penulisan modul ada lima hal yang dijadikan acuan. Berikut pemaparannya:
a. Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
b. Penentuan alat evaluasi dan penilaian.
c. Menyusun materi.
d. Urutan pengajaran.
e. Struktur media pembelajaran (modul).
Untuk modul pembelajaran yang bisa memerankan fungsinya dalam pembelajaran yang efektif,
modul wajib di rancang dan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa elemen (Daryanto,
2013:13).
1. Format
a. Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang proporsional. Penggunaan kolom
tunggal atau multi harus sesuai dengan bentuk dan ukuran kertas yang digunakan.
Jika menggunakan kolom multi, hendaknya jarak dan perbandingan antar kolom
secara proposional.
b. Gunakan format kertas (vertikal atau horizontal) yang tepat. Penggunaan format
kertas secara vertikal atau horizontal harus memperhatikan tata letak dan format
pengetikan.
c. Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap dan bertujuan untuk
menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau khusus. Tanda dapat berupa
gambar, cetak tebal, cetak miring atau yang lainnya.
2. Organisasi
a. Tampilkan peta/bagan yang menggambarkan cakupan materi yang akan dibahas
dalam modul.
b. Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis,
sehingga memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran.
c. Susun dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi sedemikian rupa sehingga
informasi mudah mengerti oleh peserta didik.
d. Organisasikan antar bab, antar unit dan antar paragraf dengan susunan dan alur
yang memudahkan peserta didik memahaminya.
e. Organisasikan antar judul, subjudul dan uraian yang mudah diikuti oleh peserta didik.
3. Daya Tarik
Daya tarik modul dapat ditempatkan dibeberapa bagian seperti:
a. Bagian sampul (cover) depan, dengan mengkombinasikan warna gambar (ilustrasi),
bentuk dan ukuran huruf yang serasi.
b. Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar
atau ilustrasi, huruf tebal, miring, garis bawah atau warna.
c. Tugas dan latihan di kemas sedemikian rupa sehingga menarik.
4. Bentuk dan Ukuran Huruf
a. Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai dengan karakteristik
umum peserta didik.
b. Gunakan perbandingan huruf yang profesional antar judul, sub judul dan isi naskah.
c. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena dapat membuat proses
membaca menjadi sulit.
5. Spasi (ruang kosong)
Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar untuk menambah kontras
penampilan modul.
Video Tutorial
1. https://www.youtube.com/watch?v=VK4BflgAZZk
2. https://www.youtube.com/watch?v=6yDMcXQUObE