OLEH:
MARIA SULASTRI ANUT SERAP
NPM 190403070004
BAB I
PENDAHULUAN
3
Cecep Kustandi dan Daddy Darmawan,Pengembangan Media Pembelajaran,edisi ke-1(Jakarta:KENCANA,2020),1.
dapat menarik perhatian siswa, efektif dan efisen serta memberikan kejelasan objek atau materi
yang dipelajari.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya adalah penggunaan media
pembelajaran guru dituntut juga untuk dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik,
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan kompetensi sangat diperlukan, karena media
pembelajaran yaitu cara yang digunakan guru untuk mengadakan interaksi dengan siswa pada
saat kegiatan belajar mengajar (Simanjuntak, 2022).
Buku pelajaran harus di design menarik sehingga siswa akan merasa nyaman dan tertarik
untuk membaca buku-buku pelajaran. Dengan media pembelajaran yang dirancang dengan baik
dan konten yang menarik dan ilustrasi, maka akan merangsang siswa untuk menggunakan
media pembelajaran sebagai pembelajaran (Yusrizal, 2020). Oleh karena itu, kita perlu inovasi
untuk buku-buku pelajaran untuk mengikuti kemajuan teknologi dan siswa akan lebih mudah
dalam belajar dan mempengaruhi hasil belajar mereka.
Hasil belajar adalah hasil pembelajaran dari individu tersebut berinteraksi secara aktif dan
positif dengan lingkungannya.4 Hasil belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang terjadi
kepada siswa atau seseorang setelah selesai pembelajaran dilselenggarakan. 5 Menurut Prastiyo,
(2019) pengertian hasil belajar adalah “kulminasi dari suatu proses yang sudah dilakukan dalam
belajar”. Kulminasi akan diiringi dengan tindak lanjut atau perbaikan. Untuk melihat
ketercapaian Indikator dari hasil belajar dapat ditinjau dari perubahan tingkah laku. Menurut
Benyamin Bloom yang dikutip oleh Nana Sudjana membagi hasil belajar secara garis besar
membagi hasil belajar dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif,ranah afektif,dan ranah
Psikomotorik (Liriwati, 2018). Sedangkan menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah
kemampuan yang dimilki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2010).
Perkembangan teknologi yang begitu cepat menyebabkan media cetak akan ditinggalkan
dan beralih pada teknologi komputer dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan
dengan adanya bahan ajar yang berbasis digital seperti buku saku digital atau E-book .
Perkembangan teknologi yang cepat sesungguhnya dapat membantu pendidik untuk lebih
berinovasi dalam mengembangkan baik media pembelajaran maupun bahan ajar (Wisnu,
2020).
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,media pembelajaran
juga ikut berkembang. Adapun media yang berbasis teknologi adalah M-learning (mobile
learning). M- Learning merupakan salah satu bentuk perkembangan teknologi komunikasi
yaitu smartphone. Operasi sistem smartphone yang sekarang sedang konvensional adalah
4
Teni Nurrita,Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Mneingkatkan Hasil Belajar,Vol.03 No 01 (Juni 2018):172
5
Zulkifi Matondang,dkk,Evaluasi Hasil Belajar,Edisi ke-1 (Medan:Yayasan Kita Menulis,2019),2
Android (Almira Eka Damayanti, 2018). Pada mulanya Android berada di bawah naungan
Android,Inc. Sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 2003 oleh Andy Rubin,Rich
Miner,Nick Sears dan Chris White. Android juga disebut sebagai bagian dari smartphone yang
banyak digunakan oleh semua jenis smartphone (SYAFRIAL FACHRI PANE, 2020).
Mobile Learning adalah cabang pengembangan e-learning yang dapat membantu kita
berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar dengan teman lain. Pembelajaran mobile
memungkinkan untuk dengan mudah mengakses konten pembelajaran, sehingga mendukung
proses pembelajaran. Seiring dengan berkembangnya teknologi smartphone Android,banyak
orang yang mengedepankan perpaduan antara teknologi smartphone dan teknologi printing
dalam kegiatan pembelajaran. Salah satunya dalam bentuk buku saku digital fisika
(KHUMAIDI & SUCAHYO, 2018).
Aplikasi buku saku digital berbasis android juga merupakan salah satu pengembangan dari
Mobile Learning (M-Learning). Kelebihan aplikasi buku saku digital berbasis android ini
adalah mudah digunakan dalam mengoperasikannya,mudah dalam menggunakannya,dan tidak
terlalu banyak memakan ruang dalam sistem untuk menginstal aplikasi ini (Rochmawati,
2017). Buku saku digital berbasis android memiliki peran yang penting dalam proses
pembelajaran yang dapat membantu guru menjelaskan materi pelajaran. Kelebihan buku
saku digital berbasis android atau E-book dibandingkan media cetak lainnya yaitu bersifat
interaktif. Buku saku yang dikemas dalam bentuk digital dapat dibaca melalui laptop ataupun
computer. Pada buku saku juga dilengkapi fasilitas seperti video pembelajaran, animasi,
gambar, dan juga audio.
Pengembangan buku saku digital berbasis android pada materi usaha dan energi
menerapkan desain pembelajaran yang mengarahkan peneliti mendesain buku saku digital
sesuai dengan pedoman pembelajaran supaya tercapai pembelajaran yang efektif, efisien, dan
menarik (Fajar, 2018). Dengan demikian buku saku digital dapat dijadikan salah satu alternatif
terbaik untuk meningkatkan pemahaman dari peserta didik, sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar dari peserta didik. Buku saku dinilai memudahkan siswa untuk belajar, buku
saku digital yang dikembangkan harus dikemas secara interaktif supaya siswa bisa tertarik
mempelajari materi usaha dan energi sehingga hasil belajar siswa lebih memuaskan.
Buku Sekolah Elektronik (BSE) saat ini merupakan 4.444 dari buku pelajaran yang banyak
digunakan di 4.444 sekolah di Indonesia. BSE adalah hak cipta Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Beberapa kelebihan BSE yang membuat lebih menarik bagi guru dibandingkan
dengan buku teks adalah mengunduh di situs resmi Kemdikbud, kesesuaian isi dengan
kurikulum, tidak mengenal kadaluwarsa, bahasanya mudah dipahami, serta telah lulus uji dari
penilaian Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai buku teks yang layak
digunakan dalam pembelajaran (Reza, 2017). Untuk keperluan sekolah,BSE masih memiliki
kelemahan yang perlu diperbaiki. Buku teks yang ada perlu dimutakhirkan agar mengikuti
perkembangan zaman dan mudah dipelajari oleh siswa.
Buku Fisika umumnya tebal dan berat, sehingga membuat bacaan kurang menarik bagi
siswa. Dari semua masalah tersebut, dapat memperburuk hasil belajar siswa pada materi fisika.
Masalah menjadi lebih rumit jika tidak ditindaklanjuti. Untuk lebih mengisolasi masalah , guru
perlu melakukan mengambil langkah yang tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi.
Salah satu faktor yang mungkin bisa diperbaiki dari permasalahan tersebut adalah fasilitas
pembelajaran berupa buku. Tersedianya buku ajar yang relevan dan sesuai akan sangat
membantu proses belajar mengajar di sekolah dan dapat meningkatkan hasi belajar siswa. BSE
yang masih dalam bentuk buku maupun e-book membuat minat siswa terhadap pelajaran Fisika
khususnya materi usaha dan energi masih rendah. Metode ceramah dianggap monoton dan
membosankan oleh siswa.
Oleh karena itu berdasarkan uraian latar belakang,maka penulis mengambil topik yang
berjudul : “Pengembangan Buku Saku Digital Berbasis Android Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Usaha dan Energi.”
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teoritik
1. Buku Saku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia buku saku adalah buku berukuran
kecil yang dapat dimasukkan ke dalam saku dan mudah dibawa ke mana-mana
(Kemdikbud, 2016). Buku Saku adalah alat dalam pembelajaran yang dikemas
secara sistematis sehingga terlihat praktis dan lebih efisien. Didalamnya berisi
materi pembelajaran yang terstruktur dan spesifik dan dirancang untuk
membantu peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran dalam bentuk
buku saku digital (Ruhamah, 2021).
Buku saku adalah buku berukuran kecil yang berisi tulisan dan gambar
berupa penjelasan yang dapat mengarahkan atau memberi petunjuk mengenai
pengetahuan, dan mudah dibawa ke mana-mana. Buku saku dapat digunakan
sebagai sumber belajar dan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari
materi pembelajaran (Ranintya Meikahani dan Erwin Setyo Kriswanto, 2015)
Senada dengan pengertian buku saku cetak yang telah dipaparkan diatas,buku
saku digital adalah boomerang atas berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Di zaman yang sudah maju ini,buku saku digital hadir
sebagai salah satu media pembelajaran modern yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan siswa. Dari tampilannya buku saku digital lebih menarik
dan bentuknya lebih praktis memudahkan pengguna untuk menggunakan dan
membawa buku saku digital ini.
Menurut Moh Syahroni (2016),bahwa buku saku digital sebagai media
pembelajaran dapat digunakan untuk pembelajaran lain bukan hanya digunakan
untuk pembelajaran formal. Sehingga buku saku digital bisa menjadi solusi yang
relevan untuk menunjang ketercapaian sebuah tujuan pembelajaran. Gusti Ayu
dalam penelitiannya berpendapat bahwa buku saku digital dalam penelitian ini
yaitu buku yang berisi materi yang lebih ringkas dalam bentuk aplikasi yang
dapat diakses melalui smarthphone dan menjadi salah satu solusi bagi siswa
yang enggan menggunakan media ajar cetak seperti buku paket,modul,LKS dan
media cetak lainnya karena kegunaan buku saku digital yang praktis dan mudah
dibawa kemana-mana.
Buku Ajar yang dibuat dalam bentuk digital seharusnya memiliki nilai
tambah dibandingkan dengan buku cetak biasa yang sudah banyak beredar
karena sudah menggunakan alat bantu berupa komputer (PC), tablet, maupun
smartphone yang bisa menampilkan fitur-fitur berupa gambar, suara, animasi
maupun video. Kelebihan buku saku menurut Mohammad Sholeh adalah mudah
dibawa kemana saja, isi lebih sedikit, ringkas, mudah dipahami, hemat biaya
produksi, dan cocok untuk menjadi media hafalan (Sholeh, 2021) .
Menurut (Hanif, 2018),kelebihan dari aplikasi buku saku digital ini adalah
userfriendly yaitu mudah digunakan dalam pengoperasiannya, praktis
penggunaannya serta tidak terlalu banyak memakan ruang dalam sistem untuk
menginstal aplikasi ini. Secara umum kelebihan buku saku digital adalah bisa
ditampilkan dilayar digital sepertipada smartphone. Sehingga memungkinkan
untuk dibawa kamanapun serta dapat dipakai kapanpun. Selain itu buku saku
digital juga mudah dipahami dan diaplikasikan karena mempunyai isi yang
disusun secara ringkas dan singkat serta sangat cocok digunakan sebagai media
hafalan.
3. Android
a. Pengertian dan Sejarah Singkat Android
Pada awalnya sistem operasi ini dikembangkan oleh Android Inc. yang
kemudian dibeli oleh Google pada tahun 2005 (Maiyana, 2018). Sistem operasi
ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, perusahaan dengan didirikan Open
Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras,
perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar
terbuka perangkat seluler (Kuswanto & Radiansah, 2018) . Awalnya, Android
Inc. dibeli oleh Google Inc. yang sekaligus merupakan pendatang baru yang
membuat peranti lunak untuk ponsel / smartphone. Android adalah generasi baru
platform mobile yang memberikan pengembangan untuk melakukan
pengembangan sesuai dengan yang direncanakan (Nurhidayati & Nur, 2021).
Android adalah sebuah sistem operasi perangkat mobile berbasis linux yang
mencangkup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan
platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka
(Azis et al., 2020).
Menurut Kadek (et al., 2018) ada beberapa pengertian android yaitu:
b) Merupakan sistem operasi yang dibeli Google Inc. dari Android Inc.
c) Bukan bahasa pemrograman, tetapi hanya menyediakan lingkungan
hidup atau run time enviroment yang disebut DVM (Dalvik Virtual
Machine) yang telah dioptimasi untuk alat/device dengan sistem
memori yang kecil.
b. Kelebihan Android
c) Tampilan sistem Android yang menarik dan tidak kalah baik dengan iOS
(Apple). Hal ini dikarenakan sejak awal, Android memang mengangkat konsep
dan teknologi iOS tetapi Android merupakan versi murah dari iOS.
d) Sistem operasi ini memiliki konsep open source dimana pengguna dapat
dengan bebas mengembangkan sistem Android versi mereka sendiri. Jadi
akan banyak sekali custom ROM yang bisa anda gunakan.
c. Kekurangan Android
a. Pengertian Belajar
Belajar sangat erat kaitannya dengan makna perubahan, baik itu perubahan
tingkah laku secara umum atau hanya aspek-aspek tertentu dari kepribadian peserta
didik. Menurut peneliti,belajar merupakan proses di mana seseorang akan
memperoleh keterampilan dan kemampuan. Dalam belajar seseorang akan
menemukan hal-hal yang baru,sehingga membuat seseorang akan mempunyai
wawasan. Sehingga seseorang akan memiliki kemampuan untuk berpikir secara
kritis dan berani mengutarakan pendapat sesuai apa yang pernah ia temukan selama
proses belajar.
Matlin berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang
relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman. Selanjutnya dalam konteks sekolah,
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman siswa sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya (Nurhasanah & Sobandi, 2016).
Hasil belajar ini juga kerap kali digunakan untuk mengetahui bagaimana
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil
belajar akan tampak seperti pada setiap perubahan seperti pengetahuan, pemahaman,
kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti
(etika), sikap, dan lain-lain (ANIA, 2017). Hasil belajar adalah hasil yang diberikan
kepada siswa dalam pentuk penilaian setelah mengikuti rangkaian proses
pembelajaran dengan menilai pengetahuan, sikap, keterampilan pada diri siswa
dengan adanya perubahan tingkah laku (Nurrita, 2018).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dinyataka dalam dua bagian, yaitu :
a. Faktor internal
Faktori nternal yaitu faktor yang berasal dari diri siswa.Yang termasuk kedalam
faktor ini adalah:
Faktor kesehatan
Bakat
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang termasuk
kedalam faktor eksternal adalah :
Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga brupa : cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga
dan keadaan ekonomi keluarga.
Faktor sekolah
Faktor masyarakat
E.
DAFTAR PUSTAKA
KHUMAIDI, A., & SUCAHYO, I. (2018). Pengembangan Mobile Pocket Book Fisika Sebagai
Media Pembelajaran Berbasis Android Pada Materi Momentum Dan Impuls. Inovasi
Pendidikan Fisika, 7(2), 154–158.
M Saputra, d. (2018). Kelayakan Buku Saku Berbasis Android Sebagai Media Pembelajaran
Matematika di SMA. Jurnal Fisika:Seri Konverensi.
Mustofa Abi Hamid, d. (2020). Media Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Prastiyo, F. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Peserta DIdik Dengan Model Kooperatif jigsaw
Pada Materi Pecahan Di Kelas V SDN Sepanjang 2. Surakarta: Kekata Publisher.
Reza, M. F. A. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Bentuk Buku Saku Digital
Berbasis Android Materi Ajar Gerak Dan Gaya Di Smk 1 Kedungwuni. Edu Komputika
Journal, 4(2), 2.
Simanjuntak, M. D. (2022). Peranan Buku Saku Digital Berbasis Android Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Di SDN Medan . Jurnal Universitas Negeri Medan, 2.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wisnu, J. (2020). Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui E-Modul Berbasis Problem Based
Learning. Jurnal EDUTECH Universitas Pendidikan Ganesha, 18.
Yusrizal, F. d. (2022). Peran Kurikulum Akhlak Dalam Pembentukan Karakter Di Sekolah Alam
Sou Parung Bogor. JURNAL TEMATIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.