Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN PICKER WHEEL SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN PAI YANG INTERAKTIF

Qeis Attar Matin


Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: attarmatin@upi.edu

Abstract: Perkembangan teknologi informasi sampai dengan saat ini berkembang


dengan pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
masuk kedalam ranah Pendidikan. Memanfaatkan teknologi sebagai media
pembelajaran yang interaktif sangat penting, karena suasana kelas yang interaktif akan
meningkatkan minat belajar siswa. Guru harus dapat kreatif dalam memanfaatkan
teknologi yang tersedia dan inovatif untuk menciptakan lingkungan joyful learning.
Salah satu pemanfaatan ICT dalam pembelajaran ialah menggunakan media picker
wheel. Dengan media tersebut guru dapat menciptakan media untuk apersepsi, proses
inti pembelajaran, maupun evaluasi, sesuai dengan kreatifitas dari gutu. Dengan media
pembelajaran picker wheel siswa akan antusias dalam mempelajari materi, dan
meningkatkan interaksi dalam kelas, baik antara guru ke murid, maupun interaksi
sesama murid selama pembelajaran.

Keywords: picker wheel, media pembelajaran, interaksi.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi sampai dengan saat ini berkembang


dengan pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dalam bidang informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat
yang mendukung perkembangan teknologi informasi, mulai dari sistem
komunikasi sampai dengan alat komunikasi yang odal searah maupun dua arah
(interaktif). (Lestari, 2018). Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi, data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang yang relevan, akurat, dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk
menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan
kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebardan
diakses secara global. (Danuri, n.d.)

Berdasarkan kenyataan di lapangan banyak siswa yang sudah memiliki


gadget tetapi tidak dimanfaatkan dalam dunia edukasi. Kebanyakan dari mereka
menggunakannya hanya sebagai media hiburan. Seperti game dan media sosial
lainnya. Oleh karena itu, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan fungsi gadget yang lebih berdampak positif sebagai media
edukasi yang interaktif adalah dengan memberikan sosialisasi, pembelajaran
serta pelatihan kepada siswa Sekolah Dasar tentang pemanfaatan Aplikasi digital
dalam pembelajaran interaktif sehingga siswa tahu bahwa Aplikasi Digital tidak
hanya dapat digunakan sebagai media hiburan tetapi juga dapat dimanfaatkan
dalam dunia pendidikan.Salah satu kegiatan utama dalam kegiatan sosialisasi ini
adalah dengan memperkenalkan fungsi gadget serta Aplikasi digital didalamnya
sebagai media pembelajaran. Karena berdasarkan Observasi langsung
kebanyakan proses belajar mengajar pada siswa Sekolah Dasar hanya dilakukan
melalui WhatsApp dan siswa hanya di beri tugas seperti mengerjakan soal – soal
dan membuat sebuah video berdasarkan materi yang diajarkan. Padahal banyak
Aplikasi Digital yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan edukasi dan
meningkatkan semangat belajar siswa apabila digunakan secara kreatif.
(Marryono Jamun, n.d.)

Media pembelajaran memegang peranan penting untuk menarik minta


siswa dalam belajar. Hal demikian mendorong upaya-upaya pemanfaatan hasil
teknologi ke dalam proses belajar mengajar. Salah satunya adalah media
pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication Technology)
sehingga menciptakan suasana penyampaian dan pemahaman materi yang lebih
bersemangat dan menyenangkan. Guru perlu mengikuti perkembangan IPTEKS
agar mampu meningkatkan mutu pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran
dalam wilayah proses pembelajaran di dunia. pendidikan sudah wajib ditempuh
oleh pendidik dalam mengajarkan kepada anak didiknya Media ICT biasanya
berupa perangkat keras dan lunak yang focus pada pengolahan data dengan
dimulai dari proses pencarian, pengumpulan, lalu diteruskan dengan pengolahan,
penyimpanan, dan penyebaran dalam format sajian informasi dengan bantuan
computer atau software. (Suryadi, n.d.)

Salah satu media yang dapat digunakan oleh guru ialah picker wheel,
yaitu media pembelajaran dengan memanfaatkan sistem undian. Dengan
kreatifitas guru media picker wheel dapat dimanfaarkan dalam proses
pembelajaran Ketika berlangsung, apersepsi maupun Ketika evaluasi. Dengan
pemanfaatan teknologi diharapkan siswa dapat lebih antusisas dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Karena antusiasme siswa dalam belajar sangat
mempengaruhi keberhasilan mereka dalam capaian belajar. Dengan media
pembelajaran yang interaktif maka siswa akan turut serta dalam pembelajaran
secara aktif dan menghidupkan suasana be;ajar yang efektif. (Asria et al., 2021)

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah metode


Systematic Literature Review atau review artikel terstruktur yang merupakan
suatu desain penelitian yang dilakukan untuk mensintesis bukti-bukti. Oleh
karena itu, penulis perlu membahas secara singkat dan sistematis telaah pustaka
relevan dari penelitian terdahulu dan mengemukakan bahwa penelitian yang
diusulkan sangat diperlukan. Desain ini bertujuan untuk memudahkan penulis
dalam mengumpulkan informasi dan data terhadap topik yang dibahas. Sesuai
dengan tujuannya, maka artikel ini melakukan penelaahan terhadap literatur-
literatur yang berkaitan dengan pemanfaatan picker wheel sebagai media
pembelajaran PAI yang interaktif.

Dalam langkah pengambilan referensi, untuk memudahkannya digunakan


aplikasi Mendeley agar referensi yang didapatkan dapat terpadu dan tersusun
dengan baik. Setelah ditemukan data yang serupa dengan pembahasan, penulis
akan menyusunnya pada artikel ini. Selanjutnya penulis melakukan langkah-
langkah dalam proses penyeleksian literatur menurut (Kuhlthau, 1994) yakni: (1)
Melakukan pengamatan terhadap topik yang dibahas; (2) Melakukan eskplorasi
informasi dengan menggunakan google scholar untuk mencari tahu penelitian
yang sudah dilakukan sesuai dengan topik yang diangkat; (3) Menetapkan focus
penelitian yang akan digunakan yang kemudian menentukan hipotesis yang akan
diteliti; (4) Melakukan pengumpulan data melalui google scholar yang berkaitan
dengan pembelajaran afektif; (5) Menyunting dan menganalisis data yang telah
ditemukan; dan (6) Melakukan penyusunan sesuai dengan panduan penelitian
kepustakaan (Library Research).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pembelajaran Interaktif

Dalam kesuluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran


merupakan kegiatan yang paling pokok dan utama. Hal ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidkan sangat
tergantung pada bagaimana proses pembelajaran dirancang dan
dilaksanakan secara professional. Di sini tentu saja tugas guru
berusaha menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan
bagi semua pserta didik. Suasana yang tidak menyenangkan dan
bersemangat bagi anak didik akan mendatangkan kebosanan dan
terkesan kurang harmonis. Interaksi edukatif harus menggambarkan
hubungan dari dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai
mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang
bermakna dan kreatif. Semua unsur interaksi edukatif harus
berproses dalam ikatan ketentuan pendidikan.Oleh karena itu ,
interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah
antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan
pendidikan. (Moh Fahri et al., 2019)

Hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik sangat


diperlukan dalam proses belajar mengajar. Kegiatan interaksi yang
efektif antara guru dan peserta didik akan mempermudah peserta
didik menerima dan mempelajari materi pelajaran dengan baik. Selain
itu, kelengkapanfasilitas belajar peserta didik juga menentukan
keberhasilan peserta didik dalam belajar, serta sebagai salah satu usaha
untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Jika guru hanya
terfokus pada kegiatannya sendiri, maka akan terjadi kekosongan pada
peserta didik. Untuk itu, antara guru dan peserta didik harus selalu
berinteraksi, tidak hanya guru yang aktif melainkan peserta didik
juga harus aktif. (M. Misdar, 2015)

Dalam pembelajaran yang memiliki interaksi baik akan tercipta


suasana joyful learning Joyful learning merupakan pendekatan belajar
mengajar yang menyenangkan. Belajar akan efektif jika dilakukan dalam
suasana yang menyenangkan. Di samping suasana dan lingkungan yang
menyenangkan, bahasa juga sangat berpengaruh dalam proses kegiatan
belajar mengajar, karena kegiatan interaksi kelas tidak lepas dari
penggunaan bahasa. Belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dapat
dilakukan dengan cara menyenangkan agar berhasil. Untuk mendukung
proses joyful learning maka perlu disiapkan lingkungan sehingga semua
siswa merasa penting, aman dan nyaman. Ini dimulai dengan lingkungan
fisik yang kondusif dapat diperindah dengan hiasan tanaman dan
sebagainya, sarana dan prasarana yang memadai, metode belajar yang
bervariasi, efektif dan efisien serta tidak kalah pentingnya penggunaan
bahasa yang dapat menjadikan peserta didik merasa nyaman dan senang.
Pembelajaran yang menyenangkan (Joyful Learning) bukan semata-mata
pembelajaran yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa terbahak-
bahak, melainkan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat
kohesi yang kuat antara guru dan murid dalam suasana yang sama sekali
tidak ada tekanan. (Utami, n.d.)

2. Pemanfaatan ICT Sebagai Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa teknologi


memasuki dunia digital. Menurut Selwyn (2011), penggunaan teknologi
digital memiliki peran dalam mendukung dan meningkatkan proses
kognitif peserta didik dan keterampilan berpikir. Salah satu contoh
teknologi digital adalah internet. Internet dapat memungkinkan guru
untuk menyajikan pelajaran menjadi lebih menarik bagi para peserta
didik. Saat ini pembelajaran berbasis internet, seperti web-learning, e-
learning atau pembelajaran online (pembelajaran jarak jauh) sudah
banyak dilakukan. Pembelajaran-pembelajaran ini memanfaatkan internet
sebagai media. Selain pembelajaran menjadi lebih fleksibel dari segi
waktu, tempat dan usia, peserta didik juga dapat mengakses informasi
yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan bebas. Karena
pembelajaran menjadi lebih individual, maka hal ini dapat meningkatkan
proses kognitif peserta didik dan keterampilan berpikirnya. (Waluyo,
n.d.)
pemanfaatan ICT dalam pembelajaran dalam konteks ini
mendukung teori socio-constructivism, yakni siswa memperoleh
pengalaman belajar secara bersama-sama dengan siswa lain atau melalui
interaksi dengan para pakar dengan media komunikasi berbasis ICT.
Perkembangan terkini adalah pemanfaatan ICT secara terpadu di dalam
pembelajaran yang memadukan berbagai keterampilan dan fungsi ICT di
dalam proses belajar mengajar. Penggunaan ICT sebagai media
pembelajaran dapat berbentuk file slide Power Point, gambar, animasi,
video, audio, program CAI (computer aided instruction), program
simulasi, dan lain-lain. (Zainiyati, 2017)

E-Learning sangat mempermudah interaksi antara siswa


dengan materi pelajaran. Demikian pula interaksi baik antara siswa
maupun dengan guru, ataupun antara sesama siswanya sendiri. Bahkan
para siswa bisa berbagi informasi ataupun opini tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri
siswa. Guru bisa menempatkan bahan ajar serta tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa di tempat tertentu yang terdapat di dalam web guna
diakses oleh para siswa. Sesuai dengan kebutuhan, guru bisa juga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengakses bahan ajar
tertentu atauupun soal-soal ujian yang hanya bisa diakses oleh siswa
sekali saja serta dalam jangka waktu tertentu juga. (Rohidin et al., 2015)

3. Picker Wheel Sebagai Media Pembelajaran PAI yang Interaktif

Picker wheel merupakan sebuah media untuk menetapkan sesuatu


secara acak dan ditentukan oleh mesin. Sebagai contoh dalam
penggunaan media pembelajaran ini picker wheel digunakan untuk
memberikan pertanyaan secara acak. Pertama, guru harus menetapkan
pertanyaan pertanyaan yang akan diajukan pada picker wheel
sebagaimana contoh pada gambar 1.1. kemudian pertanyaan tersebut
akan ditentukan oleh mesin pertanyaan mana yang akan muncul.
Pertanyaan tersebutlah yang harus dijawab oleh siswa.
Gambar 1.1 Media pembelajaran picker wheel

Dengan menggunakan picker wheel siswa akan lebih memperhatikan


karena ada rasa antusiasme dan penasaran pertanyaan mana yang akan
muncul. Hal ini akan memunculkan interaksi, baik guru ke siswa,
maupun interaksi antar siswa. Karena pertanyaan yang akan dipilih oleh
sistem tidak diketahui oleh guru maupun siswa sehingga mereka harus
bekerja sama dalam menjawab pertanyaan yang terpilih. Selain itu, siswa
akan lebih semangat belajar karena harus mengetahui berbagai subjek
pertanyaan yang siswa perkirakan akan muncul pada picker wheel.

Situasi pengajaran atau proses interaksi belajar mengajar bisa


terjadi dalam berbagai pola komunikasi di atas, dalam dunia pendidikan
proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara
guru dengan siswa terjadi secara intensif Interaksi belajar mengajar
adalah suatu hal yang saling melakukan aksi di dalam proses belajar
mengajar yang di dalamnya ada suatu hubungan antara siswa dan guru
untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini merupakan inovasi bagi guru dalam
memanfaatkan media pembelajaran. Manfaat media dalam pembelajaran
yaitu: (1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. (2) Proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. (3) Proses pembelajaran
menjadi lebih interaktif. (4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga. (5)
Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. (6) Media memungkinkan
proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. (7) Media
dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar. (8) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Sehingga dengan media tersebut pembelajaran akan lebih efektif.

PENUTUP
Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa teknologi memasuki
dunia digital. Penggunaan teknologi digital memiliki peran dalam mendukung
dan meningkatkan proses kognitif peserta didik dan keterampilan berpikir. Salah
satu contoh teknologi digital adalah internet. Internet dapat memungkinkan guru
untuk menyajikan pelajaran menjadi lebih menarik bagi para peserta didik. salah
satu media yang dapat digunakan ialah picker wheel. Dengan menggunakan
picker wheel siswa akan lebih memperhatikan karena ada rasa antusiasme dan
penasaran pertanyaan mana yang akan muncul. Hal ini akan memunculkan
interaksi, baik guru ke siswa, maupun interaksi antar siswa. Karena pertanyaan
yang akan dipilih oleh sistem tidak diketahui oleh guru maupun siswa sehingga
mereka harus bekerja sama dalam menjawab pertanyaan yang terpilih. Selain itu,
siswa akan lebih semangat belajar karena harus mengetahui berbagai subjek
pertanyaan yang siswa perkirakan akan muncul pada picker wheel. Situasi
pengajaran atau proses interaksi belajar mengajar bisa terjadi dalam berbagai
pola komunikasi di atas, dalam dunia pendidikan proses pembelajaran akan
efektif, jika komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa terjadi secara
intensif.

REFERENCES
Asria, L., Sari, D. R., Ngaini, S. A., Muyasaroh, U., & Rahmawati, F. (2021).
ANALISIS ANTUSIASME SISWA DALAM EVALUASI BELAJAR
MENGGUNAKAN PLATFORM QUIZIZZ. Alifmatika: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Matematika, 3(1), 1–17.
https://doi.org/10.35316/alifmatika.2021.v3i1.1-17
Danuri, M. (n.d.). PERKEMBANGAN DAN TRANSFORMASI TEKNOLOGI
DIGITAL.
Lestari, S. (2018). PERAN TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN DI ERA
GLOBALISASI. 2(2). https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia
M. Misdar. (2015). REVITALISASI INTERAKSI PEDAGOGIK GURU DENGAN
SISWA DALAM PEMBELAJARAN. Tadrib, 1.
Marryono Jamun, Y. (n.d.). DAMPAK TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN.
Moh Fahri, L., Hery Qusyairi, L. A., & Palapa Nusantara Lombok NTB, S. (2019).
INTERAKSI SOSIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN. PALAPA : Jurnal
Studi Keislaman Dan Ilmu Pendidikan, 7(1).
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/1390
Rohidin, R. Z., Aulia, R. N., & Fadhil, A. (2015). Model Pembelajaran PAI Berbasis
E-Learning. Jurnal Online Studi Al-Qur’an, 11(2), 114–128.
https://doi.org/10.21009/jsq.011.2.02
Suryadi, A. (n.d.). PEMANFAATAN ICT DALAM PEMBELAJARAN.
Utami, S. (n.d.). MENCIPTAKAN JOYFUL LEARNING TEACHING DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. In Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (Vol. 19, Issue 1).
Waluyo, B. (n.d.). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI BERBASIS
ICT.
Zainiyati, H. S. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Agama Islam Berbasis
ICT. Kencana.
 

Anda mungkin juga menyukai