Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang penulisan makalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam
perkembangan pendidikan. Banyak contoh-contoh penerapan teknologi informasi dalam
kehidupan modern ini, salah satunya yaitu mempermudah tenaga pendidik dalam
menjalankan profesinya sebagai pengajar. Komputer atau laptop merupakan produk dari
teknologi informasi yang menjadi alat multifungsi untuk membantu kita menyelesaikan
pekerjaan dan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi pengajar tentunya,
komputer atau laptop akan sangat membantu mereka dalam melaksanakan tugas mulia
yaitu mengajar, mereka dapat terbantu untuk mengembangkan media-media
pembelajaran yang berbasis multimedia. Menurut Novyarti (2014: 77) Suatu
pembelajaran dapat berjalan efektif jika seluruh komponen yang berpengaruh saling
mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Nurseto dalam Novyarti (2014: 78) bahwa penggunaan media
pembelajaran juga dapat memperlancar proses pembelajar dan meningkatkan mutu dari
pembelajar itu sendiri. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh pendapat Hartanto dalam
Novyarti (2014: 78) yang menyatakan bahwa multimedia

dapat digunakan dalam

kegiatan pembelajaran karena cukup efektif dalam meningkatkan mutu pembelajaran,


dimana siswa tertarik dan timbul minat belajarnya.
Berdasarkan hasil penelitian Novyarti dkk (2014: 77) yang berjudul
Pengembangan media pembelajaran menggunakan adobe flash dan autoplay media
studio dalam pembelajaran yang berbasis inquiry pada materi garis dan sudut kelas VII
smp, dijelaskan bahwa Dari hasil analisis post-test yang dilakukan pada kegiatan akhir
pembelajaran diperoleh 83,36% nilai siswa mencapai kriteria ketuntasan minimum. Dan
hasil analisis dari angket persepsi siswa menunjukkan kategori sangat positif. Ini
artinya media pemebelajaran adobe flash yang dibuat sudah mampu meningkatkan
minat belajar siswa. Sehingga media pembelajaran ini bisa digunakan oleh guru dan
siswa SMP khususnya pada pembelajaran materi garis dan sudut.
Penggunaan media dalam pembelajaran berfungsi untuk mempermudah
penyampaian informasi, memvisualisasikan materi dengan baik, dan membuat
pembelajaran menjadi lebih menarik. Ketiga hal tersebut dibutuhkan untuk
menyampaikan materi pembelajaran disekolah supaya siswa dapat terpacu untuk belajar

dan dapat mempermudah memahami materi yang disammpaikan oleh guru. Materi
pembelajaran merupakan informasi yang harus disampaikan oleh guru kepada siswa.
Materi pembelajaran tersebut ada yang dapat dijelaskan secara langsung dengan
menggunakan media sederhana seperti papan tulis sedangkan yang lainnya harus
menggunakan media yang modern seperti menggunakan bantuan simulasi atau animasi
komputer.
Meskipun teknlogi semakin canggih, seperti berkembangnya multimedia.
Sebagian besar guru-guru sekarang enggan memanfaatkan media-media yang ada
mungkin dengan berbagai alasan tidak tahu cara menggunakannya, malas membuat
media nya dan lain-lain. Hal ini membuat suasana belajar terkesan biasa-biasa saja dan
membosankan.
Pada mata pelajaran matematika, rata-rata siswa menyatakan bahwa matematika
merupakan sesuatu yang sulit, rumit, dan susah. Apalagi untuk materi dilatasi yang
merupakan sub materi dari materi transformasi di kelas VII dimana siswa dituntut untuk
mampu menggambarkan hasil bayangan dari dilatasi serta siswa dituntut untuk mampu
memahaminya. Media pembelajaran berbasis multimedia merupakan salah satu solusi
bagi siswa agar proses pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Menurut Setiawan (2012: 5) Sebagian besar objek yang dipelajari dalam
matematika adalah materi yang bersifat abstrak. Peserta didik harus mulai
mengembangkan imajinasi agar dapat memahami konsep yang mendasar dalam ilmu
matematika. Penggambaran sesuatu yang abstrak menjadi hal penting pada proses
pembelajaran matematika. Penggambaran fenomena yang ada dalam ilmu matematika
bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia interaktif yaitu menggunakan adobe flash.
Dalam pembelajaran dilatasi, selama ini guru kurang menggunakan media
pembelajaran yang mampu memberikan visualisasi atau penggambaran yang jelas
tentang kejadian-kejadian yang terkait dengan pembelajaran, sehingga konsep dilatasi
kurang dipahami siswa. Materi pada pokok bahasan dilatasi bisa divisualisasikan
dengan menggunakan perangkat lunak komputer. Sebenarnya materi dilatasi ini bisa
dijelaskan dengan hanya menggunakan media papan tulis, guru menggambar pada
papan tulis, namun hal tersebut tentunya tidak efektif. Selain guru repot menggambar di
papan tulis, siswa juga agak sulit untuk memahami materi yang diajarkan. Jika
menggunakan media komputer, dan dibuatkan animasi mengenai pelajaran materi
dilatasi tersebut, maka guru akan dipermudah dan siswa pun akan lebih mudah untuk
2

memahami materi tersebut. Peneliti memilih pembelajaran berbantuan multimedia


interaktif menggunakan adobe flash karena dengan software ini materi dilatasi dapat
divisualisasikan sehingga menjadi lebih menarik.
Dengan menggunakan Adobe Flash penulis ingin memanfaatkan media
pembelajaran yang telah ada untuk menjadi sebuah multimedia yang mampu
meningkatkan minat belajar siswa apalagi pada mata pelajaran matematika, bagi
sebagian siswa matematika itu rumit, susah, dan tidak menyenangkan.
Maka penulis mengangkat judul dalam makalah ini yaitu penggunaan media
pembelajaran adobe flash dalam penerapan pendekatan scientific pada materi dilatasi di
kelas VII smp.
B. Topik bahasan
Berdasarkan latar belakang penulisan makalah yang telah diuraikan maka topik bahasan
penulisan makalah adalah bagaimana penggunaan media pembelajaran adobe flash
dalam penerapan pendekatan scientific pada materi dilatasi di kelas VII SMP?
C. Tujuan penulisan makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan bagaimana penggunaan
media pembelajaran Adobe Flash dalam penerapan pendekatan scientific pada materi
dilatasi dikelas VII SMP.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendekatan Scientific
Menurut Fathurrohman (2015:107) pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
3

mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan


cakupan teoretis tertentu. Pendekatan (approach) pembelajaran adalah cara yang
ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan
peserta didik.
Pada intinya, pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan
pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Pengalaman
belajar yang mereka peroleh tidak bersifat indoktrinisasi, hafalan, dan sejenisnya.
Pengalaman belajar, baik itu yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka
peroleh berdasarkan kesadaran dan kepentingan mereka sendiri (Kosasih, 2014: 72).
Materi yang mereka pelajari berbasis fakta atau fenomena tertentu, sesuai dengan
KD yang sedang dikembangkan guru. Fakta atau fenomena itu mereka amati, mereka
pertanyakan, mereka cari jawabannya sendiri dari berbagai sumber yang relevan, dan
bermuara pada sebuah jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Pada proses selanjutnya, karakteristik mengenai pembelajaran saintifik adalah
sebagai berikut.
a. Materi pembelajaran dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan taraf
kedewasaanya. Mereka menerimanya dengan tidak dogmatis; tetapi memungkinkan
pula bagi mereka untuk mengkritisi, mengetahui prosedur pemerolehannya, bahkan
kelemahan-kelemahannya.
b. Interksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif. Siswa memiliki
kesempatan seluas-luasnya untuk mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap dan
pengalamannya. Namun, mereka terap memerhatikan sikap ilmiah dan tanggung
jawab.
c. Siswa didorong untuk selalu berpikir analitis dan kritis; tepat dalam memahami,
mengidentifikasi, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi-materi
pembelajaran. (Kosasih, 2014: 72)
Menurut Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran
saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya,
menalar, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (serta mengkreasikan).
1. Mengamati
Menurut Kosasih (2014:74) Langkah pertama dalam proses pembelajaran
saintifik adalah mengamati. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
umum dari suatu objek materi yang berkenaan dengan kompetensi dasar yang akan
dipelajari.
Sedangkan menurut Fathurrohman (2015: 119) Observasi atau mengamati yaitu
pengamatan atau pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
4

objek. Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek


dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian yang
dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.
2. Menanya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1628) dalam Kosasih (2014: 76),
menanya sama maknanya dengan bertanya, yang berarti mengajukan pertanyaan.
Dalam pendekatan saintifik, pihak yang menanya adalah siswa. Pertanyaan yang
muncul diharapkan terkait dengan objek yang diamatinya.
3. Bernalar
Pertanyaan-pertanyaan siswa yang sudah terkumpul tentu saja harus dijawab.
Kegiatan menjawab pertanyaan-pertanyaan itulah yang dimaksud dengan bernalar.
Caranya adalah dengan melakukan kegiatan seperti dalam pengamatan awal. Hanya
saja prosesnya lebih internal dengan harapan fakta yang dapat dikumpulkan siswa
pun lebih banyak sehingga cukup memadai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
itu.
4. Mengasosiasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:98) dalam Kosasih (2014: 80),
asosiasi adalah tautan dalam ingatan pada orang atau barang lain; pembentukan
hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, atau kegiatan pancaindra. Dalam
pendekatan

saintifik,

mengasosiasi

diartikan

sebagai

menerapkan

(mengembangkan, memperdalam) pemahaman atas suatu konsep kepada konsep


lain yang sejenis atau yang berbeda. Kegiatan belajar yang dilakukan adalah
menambah keluasan dan kedalaman pemahaman siswa dengan mengaitkan
pemahaman sebelumnya pada konteks pembelajaran yang sejenis atau bahkan yang
bertentangan. Dengan kegiatan seperti itu, pemahaman siswa lebih luas dan
mendalam; kebiasaaanya tidak terpaku pada satu konteks.
5. Mengomunikasikan
Mengomunikasikan berarti menyampaikan hasil kegiatan sebelumnya kepada
orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.

2.2 Karakteristik Materi dilatasi kelas VII SMP


Materi dilatasi kurikulum 2013 diajarkan pada kelas VII SMP semester genap.
Pembahasan dari materi dilatasi ini adalah menentukan hasil bayangan dilatasi dengan

nilai k 1 , menentukan hasil bayangan dilatasi dengan nilai k 1 , serta


menentukan hasil bayangan dilatasi dengan nilai k 0 . Diuraikan dalam KD 3.9
Memahami konsep transformasi (dilatasi, translasi, pencerminan, rotasi) menggunakan
obyek-obyek geometri. Diuraikan dalam Kompetensi Dasar (KD) 3.9 Memahami
konsep transformasi (dilatasi, translasi, pencerminan, rotasi) menggunakan obyek-obyek
geometri. Pada materi dilatasi akan di pelajari bagaimana cara menentukan hasil
bayangan yang telah mengalami perbesaran atau pengecilan terhadap suatu titik dengan
skala tertentu. Untuk lebih jelasnya karakteristik pembelajaran materi Dilatasi disajikan
dalam peta konsep pembelajaran berikut:

menentukan hasil
bayangan dilatasi
dengan nilai k

Dilatasi

menentukan hasil
bayangan dilatasi
dengan nilai k
menentukan hasil
bayangan dilatasi
dengan nilai k

Gambar 2.1 Peta konsep materi dilatasi


2.3 Media pembelajaran Adobe Flash
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan
dari komunikator menuju komunikan (Criticos dalam Daryanto, 2016:4). Berdasarkan
definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi.
Kata Media berasal dari Bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium. Batasan
mengenai pengertian media sangat luas namun kita membatasi pada media pendidikan
saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.
Peningkatan mutu pembelajaran secara garis besar komputer dimanfaatkan dalam
dua macam penerapan yaitu dalam bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer atau
Computer Assited Instruction (CAI) dan pembelajaran berbasis komputer atau
Computer Based Instruction (CBI). Pada CAI perangkat lunak yang digunakan
berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran seperti multimedia, alat bantu

presentasi, maupun sebagai alat bantu demonstrasi dalam pelaksanaan pembelajaran.


Sementara pada CBI, komputer digunakan sebagai perangkat sistem pembelajaran,
bahkan sistem pembelajaran dilaksanakan secara individual (individual learning) dan
mandiri serta menerapkan sistem prinsip belajar tuntas (mastery learning) dan individual
learning. CAI atau pembelajaran dengan bantuan komputer lebih dominan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran, dimana pembelajaran dengan bantuan komputer
dapat memfasilitas guru dan siswa untuk belajar bervariasi dan menyenangkan. Dengan
bantuan komputer sebuah media pembelajaran dapat diciptakan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran yang berkualitas.
Salah satu media yang sangat tepat untuk membantu proses pembelajaran yaitu
Flash. Dengan media Flash, kita dapat mem-visualisasikan materi pelajaran dalam
bentuk animasi untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Di dalam Flash, kita
bisa memasukkan rumus Matematika, Fisika, Kimia, atau rumus-rumus lainnya dalam
bentuk Action Script. Sehingga kita bisa menyimulasikan luas dan keliling suatu bidang,
grafik sebuah persamaan, dll. Semuanya bisa menjadi mudah dipahami dengan
menggunakan media Flash.
Adobe Flash merupakan salah satu software komputer yang bisa dijadikan sebagai
media pembelajaran. Namun, masih banyak guru matematika yang belum
memanfaatkan Adobe Flash sebagai media pembelajaran. Fungsi program Adobe Flash
adalah membuat animasi, baik animasi interaktif maupun animasi non interaktif.
Adobe Flash merupakan software/aplikasi untuk membuat media

flash.

Sebelumnya, aplikasi ini memiliki nama Macromedia Flash. Namun, setelah diakuisisi
oleh perusahaan Adobe, maka namanya pun berubah menjadi Adobe Flash. Adobe
Flash CS3 (Macromedia Flash series 9) dirilis pada tahun 2007. Sedangkan Adobe
Flash versi terbaru adalah Adobe Flash CC yang dirilis pada tahun 2014.
2.4 Penggabungan Media pembelajaran Adobe Flash dan Pendekatan Scientific
Adobe Flash merupakan media pembelajaran yang berbasis multimedia. Menurut
Kosasih (2014: 48) Kurikulum 2013 menghendaki agar pola pembelajaran yang
semula berbasis alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia. Adapun
yang dimaksud dengan multimedia adalah media yang bisa melibatkan pengalaman
siswa secara langsung dengan melibatkan semua indra.
Dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode
mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan metode
pengajaran akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Media
7

pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan


rangsangan kegiatan belajar dan membawa pengaruh psikologis pada peserta didik.
Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti memungkinkan terjadinya
interaksi antara seseorang dengan pengembang mata pelajaran (program pembelajaran)
dengan peserta didik. Adapun yang dimaksud interaksi adalah terjadinya suatu proses
belajar pada diri peserta didik pada saat menggunakan atau memanfaatkan media.
(Setiawan, 2012: 3-4)
Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kita kepada situsi
belajar dimana belajar dengan dipengaruhi atau dipaksa akan dapat digantikan dengan
learning with fun(belajar dengan menyenangkan). Jika situasi tersebut tidak terjadi,
maka multimedia sekurang-kurangnya diharapkan akan dapat membantu belajar
menjadi lebih efektif. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran sangat
memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan berfikir yang diharapkan. Kelebihan
yang dimiliki multimedia interaktif adalah dapat mempersiapkan sumber daya manusia
melalui

pendidikan

yang

berkualitas.

Pada

proses

pembelajaran

diharapkan

memperoleh kemampuan penalaran, komunikasi, pemecahan masalah, dan memiliki


sikap menghargai kegunaan materi yang disampaikan. Kemampuan kemampuan
tersebut melibatkan cara berpikir secara kritis, sistematis, logis dan kreatif yang sangat
dibutuhkan pada era teknologi saat ini, misalnya dalam

memilih dan mengelola

informasi-informasi serta berkomunikasi. (Setiawan, 2012: 4)


Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa. Sudjana dan Rivai mengatakan bahwa media pengajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Alasanya berkenaan
dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain : (1)
Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar, (2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan lebih dipahami
oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, (3)
Metode mengajar akan lebih bervariasi, (4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan
belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. (Setiawan, 2012: 4)

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kegiatan Pembelajaran
Penerapan kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan media
pembelajaran Adobe Flash dalam penerapan pendekatan scientific pada materi dilatasi
di kelas VII SMP adalah sebagai berikut:
3.1.1 Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan awal atau pembuka dari kegiatan
pembelajaran, Inti dari pendahuluan ini adalah untuk membangkitkan motivasi
belajar dan memfokuskan fokus siswa untuk belajar. Adapun kegiatan pendahuluan
meliputi:
a. Deskripsi singkat
Deskripsi singkat adalah penjelasan singkat (secara global) tentang isi
pelajaran yang berhubungan dengan kompetensi yang diharapkan. Hal ini
dimaksudkan agar pada permulaan kegiatan belajarnya, siswa telah mendapat
jawaban secara global tentang isi pelajaran yang akan dipelajari.
b. Relevansi
Relevansi adalah kaitan isi pelajaran yang sedang dipelajari dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa atau dengan pekerjaan yang
dilakukannya sehari-hari. Dalam hal ini dapat juga dengan mengingatkan
kembali materi prasyarat (apersepsi).
c. Tujuan/kompetensi
Tujuan adalah kemampuan atau kompetensi yang akan dicapai siswa
pada akhir proses belajarnya.
d. Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar.
Keempat aspek pendahuluan diatas berlangsung selama 15 menit dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Guru mengucapkan salam pembuka (salam memasuki ruangan dan salam
mukadimah

prakata

berupa

salam

perjumpaan)

misalkan

assalamualaikum selamat pagi, senang sekali pada kesempatan kali ini


kita bertemu lagi. Kemudian mempersilahkan berdoa terlebih dahulu
menurut kepercayaan masing-masing siswa, hal ini guna untuk
mengamalkan nilai-nilai luhur budi pekerti dan agamis, diikuti dengan
absen dengan tujuan evaluasi kehadiran dan pengkondisian kesiapan
belajar awal. Sementara siswa menjawab salam, ikut berdoa yang

10

biasanya dibuka atau dipimpin ketua kelas dan siswa mempersiapkan diri
untuk siap belajar.
2) Guru menjelaskan topik, tujuan pembelajaran (terlampir dalam RPP),
dan langkah atau kegiatan yang akan dilalui siswa berkaitan dengan
materi luas dan volume bangun ruang sisi datar, ini merupakan poin
ketiga aspek pendahuluan menurut Supinah hal ini bertujuan untuk
memfokuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memantapkan
prosesi belajar, dan memberikan pemahaman rangkaian kegiatan, serta
penggunaan media.
3) Guru membagi kelompok, pembagian kelompok terdiri atas 4-6 siswa
per kelompok hal ini dikarenakan jumlah tersebut adalah jumlah yang
ideal dalam pembagian kelompok namun bergantung kepada jumlah
siswa dikelas yang dibagi sama rata sesuai banyaknya sub bahasan yang
akan dipelajari
3.1.2

Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan bagian utama dalam prosesi pembelajaran,

kegiatan ini juga merupakan penentu berjalannya pembelajaran, dengan kata lain
baru dikatakan proses belajar bila telah berada dikegiatan ini.
Menurut Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV, proses
pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu
mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (serta
mengkreasikan).
1) Mengamati
Langkah pertama dalam proses

pembelajaran saintifik

adalah

mengamati. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum


dari suatu objek materi yang berkenaan dengan kompetensi dasar yang
akan dipelajari (Kosasih, 2014: 74).
Siswa diberi kesempatan untuk mengamati animasi adobe flash berupa
persoalan mengenai dilatasi. Pertama akan ditampilkan gambar contoh
dilatasi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti miniatur pesawat terbang
dengan pesawat suungguhan. Foto yang berukuran kecil dengan foto
berukuran besar. Gambar tersebut akan memiliki animasi jika dibuat
dengan menggunakan software Adobe Flash Dibawah ini merupakan
ilustrasi gambar permasalahan yang diberikan
11

Gambar 3.1 Ilustrasi gambar persoalan mengenai dilatasi

Gambar 3.2 Ilustrasi gambar persoalan mengenai dilatasi


2) Menanya
Menurut Kosasih (2014: 76) menanya sama maknanya dengan bertanya,
yang berarti mengajukan pertanyaan. Dalam pendekatan scientific,
pihak yang menanya adalah siswa. Pertanyaan yang muncul diharapkan
terkait dengan objek yang telah diamatinya.
Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan terkait sifat bayangan
yang terbentuk dari hasil dilatasi seperti, bagaimana hasil bayangan yang
terbentuk? Mengapa hasil yang bayangan yang terbentuk seperti itu?
3) Bernalar

12

Peserta didik secara berkelompok mencermati permasalahan terkait


dengan konsep dilatasi. Siswa menyelesaikan LKS yang diberikan oleh
guru secara diskusi.
4) Mengasosiasi
Melalui diskusi kelompok, peserta didik menyelesaikan permasalahan
terkait dilatasi.
5) Mengomunikasikan
Secara klasikal, siswa wakil kelompok (minimal 2 kelompok)
mempresentasikan hasil diskusi kelompok, sedangkan yang lain
menanggapi.
Kelima langkah pembelajaran diatas berlangsung selama 60 menit.

3.1.3

Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan refleksi pembelajaran, kegiatan

akhir dan penyempurnaan dari kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti. Penutup
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan
refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut, yaitu seperti berikut.
1) Penarikan kesimpulan dari apa-apa yang telah dipelajari dalam
pembelajaran sesuai tujuan yang akan dicapai;
2) Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap
hasil pembelajaran;
3) Pemberian tugas atau latihan.
Kegiatan penutup dalam pembelajaran menentukan hasil bayangan dilatasi
dijenjang SMP dilakukan selama 50 menit yaitu sebagai berikut:
1) 40 menit pertama guru melakukan tes formatif kepada siswa, guru
memberikan soal-soal latihan mengenai dilatasi kepada siswa untuk
melatih dan mengukur kemampuan siswa.
2) 10 menit dilakukan penarikan kesimpulan terhadap apa yang di pelajari
pada pertemuan tersebut. Guru juga mengajak siswa untuk melakukan
refleksi

tentang

hal-hal

yang

telah

dilakukan

selama

proses

pembelajaran.

13

3) Untuk menambah pemahaman dan pengetahuan siswa, guru memberikan


soal tambahan sebagai pekerjaan rumah (PR). Contoh bentuk pekerjaan
rumah yang di berikan:
Tentukan bayangan hasil dilatasi dari segitiga ABC dengan A(-1, 1), B(1,
1) dan C(1, -1) terhadap titik asal (0, 0) dengan faktor skala k=3 !
4) Kemudian siswa diminta mempelajari materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya dan mempersilahkan siswa untuk berdoa penutup
belajar. Hal bertujuan untuk memperlancar proses belajar kedepannya
dan ungkapan syukur kepada Tuhan atas ilmu dan pemahaman yang telah
diberikan.

3.2 Penilaian
Menurut Kosasih (2014: 131) penilaian autentik (autentic assesment) merupakan
karakteristik lainnya yang menandai pemberlakuan kurikulum 2013. Penilaian autentik
sering pula disebut sebagai penilaian yang senyata-nyatanya, yakni penilaian yang
berusaha menggambarkan prestasi belajar siswa sesuai dengan kemampuan mereka
yang sesungguhnya; dalam arti tidak parsial maupun manipulatif.
evaluasi juga diartikan sebagai proses menyediakan informasi untuk membuat
keputusan. Evaluasi diartikan juga sebagai proses menetapkan pertimbangan nilai
berdasarkan pada peristiwa tentang suatu program atau produk (Fathurrohman, 2015:
433).
Fathurrohman (2015: 435-436) mengatakan bahwa dalam melakukan penilaian
pembelajaran guru harus memahami prinsip-prinsip penilaian. Prinsip penilaian yang
dimaksud antara lain adalah sebagai berikut.
1. Penilaian pembelajaran hendaknya menjadi bagian integral dari proses
pembelajaran. Artinya setiap guru melaksanakan proses pembelajaran ia harus
melaksanakan kegiatan penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian
formatif. Tidak ada proses pembelajaran tanpa penilaian. Dengan demikian
maka kemauan belajar siswa dapat diketahui dan guru dapat selalu
memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya.
2. Penilaian pembelajaran hendaknya dirancang dengan jelas kemampuan apa
yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaian yang
akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan atau ramburambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang

14

berlaku terutama tujuan dan kompetensi mata pelajaran, ruang lingkup isi atau
bahan ajar serta pedoman pelaksanaannya.
3. Penilaian haru dilaksanakan secara kompherensif, artinya kemampuan yang
diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotoris. Dalam aspek
kognitif mencakup: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi secara proporsional.
4. Alat penilaian harus valid dan reliabel. Valid artinya mengukur apa yang
harusnya diukur (ketepatan). Reliabel artinya hasil yang diperoleh dari
penilaian adalah konsisten atau ajeg (ketetapan).
5. Penilaian pembelajaran hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data hasil
penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk menyempurnakan
program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran,
dan kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya.
6. Penilaian pembelajaran harus obyektif dan adil sehingga bisa menggambarkan
kemampuan siswa yang sebenarnya.
Selain itu Fathurrohman (2015: 438-439) menjelaskan bahwa Dalam penilaian ini
dilihat sejauh mana keefektifan proses pembelajaran dalam mengupayakan perubahan
tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan
satu sama lain sebab hasil belajar yang dicapai siswa merupakan akibat dari proses
pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman belajarnya). Sejalan dengan pengertian
diatas maka penilaian berfungsi sebagai berikut.
1. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya,baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan
(sebagai bimbingan).
3. Menemukan kesulitan

belajar

dan

kemungkinan

prestasi

yang

bisa

dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru
menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta
didik.

15

Indikator pencapaian kompetensi yang mengacu kepada standar penilaian


kurikulum 2013 materi menentukan bayangan hasil dilatasi adalah :
1. Menemukan konsep dilatasi
2. Menyelesaikan permasalahan terkait dilatasi
3. Menentukan bayangan hasil translasi dengan tepat dan benar.
Penilaian yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan pendekatan scientific
dalam pembelajaran adalah dalam bentuk soal kuis atau latihan, dan penilaian afektif
siswa. Soal kuis atau latihan yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi,
contohnya:
1. Tentukan bayangan segitiga ABC dengan A(0, 0), B(0, 3) dan C(3, 2) setelah
didilatasi terhadap titik A(0,0) dengan faktor skala k=2 !
2. Tentukan bayangan segiempat ABCD dengan A(1, 2), B(2, 1), C(3, 1), dan
D(1, 1) didilatasi terhadap titik (0, 0) dengan faktor skala k=3 !
3. Tentukan bayangan segiempat ABCD dengan A(1, 1), B(2, 1), C(3, -1), D(1,
-1) setelah didilatasi terhadap titik (0, 0) dengan faktor skala k = -2 !
Penilaian dilakukan saat siswa berdiskusi kelompok untuk mengerjakan soal yang
diberikan. Kemudian penilaian juga dilakukan saat siswa diberikan tes formatif pada
akhir pelajaran.

16

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media pembelajaran Adobe Flash dalam penerapan pendekatan scientific
pada materi dilatasi di kelas VII SMP merupakan suatu inovasi baru dalam
pembelajaran. Terdapat variasi dalam pembelajaran, yang biasanya hanya dengan
metode ceramah, kini menggunakan media visual animasi Adobe Flash yang menarik
bagi siswa.

4.2 Saran
1. Kepada guru, melalui makalah ini kiranya dapat menjadi referensi untuk
memilih metode yang tepat dalam pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
dan dikombinasikan dengan media yang cocok, sehingga harapannya dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah agar proses pembelajaran
dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

17

2. Kepada mahasiswa FKIP, melalui makalah ini disarankan untuk dapat


dijadikan referensi ilmu sebagai calon pendidik generasi masa depan
sehingga saat terjun ke lapangan telah terampil, dan sebagai referensi untuk
mengembangkan makalah yang lain, penelitian bahkan skripsinya nanti.
3. Kepada dosen dan ahli, diharapkan koreksian, bimbingan, dan masukanmasukannya

sehingga

pemilihan

metode,media

dan

pengembangan

keduanya dalam pembuatan karya tulis berupa makalah, artikel, bahkan


skripsi dapat sesuai dan tepat dikemudian hari.

18

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Kalimedia.
Kosasih. 2014. Strategi belajar dan pembelajaran implementasi kurikulum 2013.
Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Novyarti, Elsa, Jefri Marzal dan Rohati. 2014. Pengembangan media pembelajaran
menggunakan adobe flash dan autoplay media studio dalam pembelajaran yang
berbasis inquiry pada materi garis dan sudut kelas VII smp. Jambi: Universitas
Jambi. Vol. 4, No. 2: 77-84.
Setiawan, Agus. 2012. Pengembangan media pembelajaran matematika berbantuan
multimedia interaktif menggunakan adobe flash cs4 pada materi fungsi kuadrat
kelas x. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga (Diakses tanggal 19 september 2016)

19

Anda mungkin juga menyukai