Anda di halaman 1dari 20

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media

Interaktif Berbasis PowerPoint (PPT) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa


Kelas VIII SMP X pada Materi Usaha dan Pesawat Sederhana

SKRIPSI

OLEH
ERISA ALIFIA PUTRI
NIM 200351615631

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2023
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu wadah penting yang digunakan untuk mendapatkan
bekal ilmu dan pengetahuan yang mumpuni. Pendidikan merupakan poin penting dalam
pembangunan dan merupakan kunci utama pembentukan suatu bangsa dan negara. Tujuan
pendidikan nasional menjadi kesuksesan utama yang harus dicapai oleh pendidikan. Proses
pembelajaran yang baik dapat menunjang tercapainya kesuksesan pendidikan (Wahyu &
Tego, 2021). Proses pembelajaran yang baik harus terjadi secara seimbang oleh guru dan
siswa. Tidak hanya guru yang harus aktif mengajar, tetapi siswa juga harus aktif dalam
menimba ilmu agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Pada sistem pembelajaran
abad 21 ini, sistem pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, tetapi lebih ditekankan
kepada siswa. Siswa harus aktif dalam mengikuti pembelajaran. Beberapa aspek yang harus
dikuasai siswa pada pembelajaran saat ini adalah kemampuan berpikir kritis, kemampuan
komunikasi, kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan untuk berkolaborasi.
Pada proses pembelajaran saat ini, keterampilan berpikir kritis siswa masih tergolong
ke dalam kategori rendah. Keterampilan berpikir kritis ini penting untuk dikuasai siswa agar
mereka bisa mengembangkan keterampilannya dalam menganalisis dan memecahkan kasus
yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Sebagaimana uraian tersebut,
kemampuan berpikir kritis siswa merupakan salah satu bagian penting yang harus
dikembangkan dan dikaji lebih lanjut dalam proses pembelajaran (Rahayu & Dewi, 2022).
Berpikir kritis dapat diartikan sebagai sebuah langkah berpikir efektif yang dimiliki
seseorang sehingga ia dapat membuat, menilai, serta mengimplementasikan keputusan yang
relevan dengan apa yang ia percaya dan lakukan. Seseorang yang mampu berpikir secara
rasional dan tertata sesuai logika (logis) dalam menerima informasi dan tersistem dalam
memecahkan masalah adalah ciri bahwa seseorang tersebut memiliki kemampuan berpikir
kritis. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis dapat mampu
untuk menilai informasi yang ia terima serta mampu mengevaluasi hasil pemecahan masalah
yang telah ditemukannya (Rahayu & Dewi, 2022).
Dalam prosesnya, keterampilan berpikir kritis ini masih tergolong rendah.
Keterampilan berpikir kritis di Indonesia dinilai masih kurang memuaskan. Hal ini dapat
ditunjukkan dari adanya penelitian yang menyatakan bahwa Indonesia konsisten berada di
peringkat bawah. Rendahnya keterampilan berpikir kritis ini dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Pengaruh strategi pembelajaran yang hanya terpusat pada guru menjadi penyebab dari
rendahnya keterampilan ini. Guru yang terlalu banyak menerapkan metode ceramah akan
membuat siswa bosan sehingga mereka kurang bisa mengeksplorasi keterampilan di dalam
dirinya. Penerapan model pembelajaran secara konvensional juga dapat menyebabkan siswa
cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini membuat siswa masih belum bisa
menggunakan kemampuan pemecahan masalahnya secara optimal. Karenanya, diperlukan
adanya iklim pembelajaran di kelas yang mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis
siswa di sekolah melalui serangkaian langkah-langkah pembelajaran yang bersifat student-
centered (berpusat pada siswa) (Rahayu & Dewi, 2022). Langkah-langkah pembelajaran
dapat dijadikan menjadi satu kesatuan yang dinamakan dengan model pembelajaran. Model
pembelajaran inilah yang nantinya dapat menjadi panduan pembelajaran guru di kelas.
Model pembelajaran merupakan seluruh rangkaian pemberdayaan materi ajar yang
berisi segala aspek baik sebelum, sedang maupun sesudah pembelajaran yang dilakukan guru
serta meliputi segala fasilitas yang terkait serta yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam proses belajar (Liwa Ilhamdi et al., 2020). Model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran
Probem Based Learning (PBL). Problem Based Learning merupakan suatu model stategi
pembelajaran yang siswanya secara kolaboratif bertugas untuk memecahkan masalah dan
merefleksikan pengalamannya. Model pembelajaran Problem Based Learning ini sengaja
dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan
masalah serta menjadikan siswa mandiri dalam belajar (Efendi & Wardani, 2021). Selain
model pembelajaran yang baik, media pembelajaran yang baik juga dapat memengaruhi
proses pembelajaran di dalam kelas.
Media pembelajaran yang digunakan dalam dunia pendidikan ada berbagai macam.
Media pembelajaran sendiri dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang digunakan sebagai
perantara atau penghubung dari pemberi informasi yaitu guru kepada penerima informasi
atau siswa yang bertujuan untuk menstimulus para siswa agar termotivasi serta bisa
mengikuti proses pembelajaran secara utuh dan bermakna (Hasan et al., 2021). Dari
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu dalam
belajar di kelas. Media pembelajaran ini ada berbagai macam bentuk. Ada yang disebut
media pembelajaran berbasis visual, audio-visual dan multimedia. Media pembelajaran yang
berbasis multimedia saat ini ramai digunakan. Hal ini terjadi karena pada abad 21 ini, guru
dituntut untuk dapat melek teknologi digital agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan
dengan maksimal. Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang
menyenangkan, manarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti
karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap
informasi itu (Diartono, 2008). Pada penelitian ini, jenis media pembelajaran multimedia
interaktif yang digunakan adalah berupa Powerpoint (PPT).
Powerpoint adalah media perangkat lunak yang dibuat secara khusus agar dapat
menampilkan berbagai macam gambar dan multimedia yang inovatif dan menarik. Proses
pembuatan PPT ini juga sangat mudah sehingga terdapat banyak pengajar yang telah familiar
dengan penggunaan media ini. Selain itu dengan biaya yang terjangkau, pengajar tidak perlu
lagi membutuhkan banyak bahan tambahan untuk menggunakan media ini (Hermawan et al.,
2020). Media pembelajaran PPT ini juga merupakan ganti dari media pembelajaran
tradisional. Dimana pada media pembelajaran tradisional, guru masih menggunakan papan
tulis sebagai alat bantu mengajar sehingga mudah membuat siswa bosan. Dengan adanya PPT
interaktif ini, siswa dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran dan tidak cepat bosan. Media
pembelajaran berupa PPT ini juga dapat disesuaikan dengan model pembelajaran yang
diterapkan di kelas. Selain itu, media PPT ini dapat diterapkan pada berbagai materi pelajaran
di jenjang SMP salah satunya pada kelas VIII materi usaha dan pesawat sederhana.
Materi usaha dan pesawat sederhana merupakan salah satu materi pelajaran yang ada
di kelas VIII SMP. Materi ini termasuk ke dalam rumpun ilmu Fisika yang diajarkan pada
tingkat SMP. Dalam kehidupan sehari-hari, usaha mempunyai arti yang luas yaitu segala
sesuatu yang dikerjakan pada suatu benda. Dalam fisika, pesawat sederhana adalah segala
jenis perangkat yang hanya membutuhkan satu gaya untuk bekerja (Talentapedia, 2013).
Pada pembelajaran, usaha dan pesawat sederhana ini diajarkan dengan menuliskan materi dan
meminta peserta didik untuk mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat
membuat siswa cepat bosan sehingga keterampilan berpikir kritis yang seharusnya muncul
menjadi kurang. Oleh karena itu, materi ini dapat diajarkan dengan menerapkan model
pembelajaran jenis PBL dan berbantuan media pembelajaran PPT agar dalam prosesnya,
siswa menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.
Dari penerapan model pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa inti dari model
pembelajaran yang diterapkan adalah untuk dapat melatih siswa dalam menggali dan
mengumpulkan informasi secara mandiri serta dapat memecahkan masalah melalui proses
berpikir kritis. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan media
interaktif berbasis powerpoint (PPT) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII
SMP X pada materi usaha dan pesawat sederhana.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
a. Rendahnya keterampilan berpikir kritis pada peserta didik.
b. Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan media
interaktif berbasis powerpoint (PPT) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas
VIII SMP X pada materi usaha dan pesawat sederhana.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti melakukan pembatasan
terhadap masalah-masalah yang akan dibahas, hal ini dilakukan agar pembahasan tidak
melenceng dari fokus penelitian. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Berbantuan Media Interaktif Berbasis Powerpoint (PPT) Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Kelas VIII SMP X pada Materi Usaha dan Pesawat Sederhana.

1.4 Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII SMP X pada
materi usaha, energi dan pesawat sederhana?
2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan
media interaktif berbasis powerpoint (PPT) terhadap keterampilan berpikir kritis
siswa kelas VIII SMP X pada materi usaha dan pesawat sederhana?

1.5 Tujuan Penelitian


Setelah menentukan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII SMP X
pada materi usaha, energi dan pesawat sederhana.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berbantuan media interaktif berbasis powerpoint (PPT) terhadap keterampilan berpikir
kritis siswa kelas VIII SMP X pada materi usaha dan pesawat sederhana.
BAB II
Kajian Pustaka
A. Model Pembelajaran
Model pembelajaran ialah suatu perencanaan atau bentuk perulangan yang
digunakan sebagai acuan dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tata cara. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran sampai dengan pengelolaan
kelas (Afandi, M et al., 2013). Model pembelajaran sering dikaitkan dengan
pendekatan pembelajaran yang digunakan. Dimana model pembelajaran ini
merupakan gabungan dari beberapa pendekatan yang saling berkaitan.
Model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun dengan berlandaskan
berbagai prinsip atau teori pengetahuan yang ada. Para ahli menyusun model
pembelajaran berdasarkan pada teori dan prinsip yang telah mereka ketahui
(Khoerunnisa & Aqwal, 2020). Model pembelajaran yang digunakan dalam suatu
pembelajaran harus memenuhi kaidah dan mencakup beberapa indikator pengukuran
di dalamnya. Indikator tersebut dapat berupa karakteristik siswa, sifat materi bahan
ajar, fasilitas pembelajaran yang tersedia dan kondisi guru yang bertugas
(Fathurrohman, 2006). Beberapa model pembelajaran yang digunakan tentunya
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dan kekurangan inilah
yang nantinya dapat menjadi bahan evaluasi untuk pembelajaran yang akan datang.
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih
model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya
(Mirdad, 2020). Jadi dapat disimpulkan bahwa sejatinya model pembelajaran
merupakan petunjuk bagi pendidik dalam merencanakan pembelajaran di kelas, mulai
dari mempersiapkan perangkat pembelajaran, media dan alat bantu, sampai alat
evaluasi yang mengarah pada upaya pencapaian tujuan pelajaran (Mirdad, 2020).

B. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


1. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan dalam suatu kelas adalah model PBL. Pembelajaran Berbasis Masalah
atau Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang memberikan membuat peserta didik aktif di dalam kelas. PBL dapat
diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk
memecahkan suatu masalah melalui tahap metode ilmiah. Dengan metode ini, peserta
didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
serta memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah dengan menerapkan ilmu
dan dasar sains dengan benar (Rerung et al., 2017). PBL merupakan pendekatan yang
membelajarkan siswa yang diselaraskan dengan masalah praktek nyata yang
berbentuk ill-structured atau open ended yang berarti terdapat pertanyaan terbuka
melalui stimulan dalam belajar (Sofyan, 2016).
Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang kemampuan
berpikir tingkat tinggi dalam kondisi sedang melakukan orientasi masalah, termasuk
di dalamnya cara untuk peserta didik belajar. Model pembelajaran berdasarkan
masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada ragam
permasalahan di sekitar yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan
yang memerlukan penyelesaian secara nyata dari permasalahan yang benar-benar ada
(Parasamya & Wahyuni, 2017). Model pembelajaran PBL juga dapat diartikan
sebagai model pembelajaran yang mengharapkan siswa mengerjakan permasalahan
yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan daya pikir dan keterampilan berpikir lebih tinggi, mengembangkan
kemandirian, dan percaya diri (Suardana, 2019).
2. Tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahap utama yang
dimulai dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis
hasil kerja siswa (Sofyan, 2016). Secara umum, model pembelajaran PBL ini
dapat diperinci sebagai berikut:
 Orientasi siswa kepada masalah
Pada tahap ini, guru memberikan informasi terkait tujuan pembelajaran
yang dilakukan, menjelaskan apa saja bahan yang diperlukan dalam
pemecahan masalah serta memotivasi siswa untuk terlibat dalam proses
pemecahan masalah nantinya (Sofyan, 2016).
 Mengorganisasi siswa untuk belajar
Pada tahap ini, guru membantu siswa untuk dapat mendefinisikan dan
mengorganisasi tugas belajar sehubungan dengan permasalahan tersebut.
Siswa diminta untuk membentuk suatu kelompok kecil yang nantinya
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan secara berkelompok
(Sofyan, 2016).
 Membimbing penyelidikan individual dan kelompok
Pada tahap ini, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan eksperimen. Guna eksperimen ini adalah untuk
mengumpulkan dan mengolah informasi yang nantinya dapat
menyelesaikan masalah yang ada (Sofyan, 2016).
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada tahap ini, guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai dengan pemecahan masalah mereka. Karya tersebut
dapat berupa laporan, video, dan model belajar yang lain. Selain itu, guru
juga membantu mereka berbagi tugas dengan temannya (Sofyan, 2016).
 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini, guru membantu melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan dan proses-proses yang telah mereka kerjakan. Selain itu,
guru juga dapat memberikan penguatan terkait dengan pemecahan masalah
yang sesuai (Sofyan, 2016).
3. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini terikat kuat dengan
permasalahan yang terjadi di sekitar. Menurut Masrinah et al (2019),
menerangkan bahwa PBL ini juga memiliki beberapa karakteristik yang dapat
diketahui sebagai berikut:
i. mengajukan pertanyaan atau masalah
ii. berfokus pada keterkaitan antardisiplin
iii. penyelidikan autentik
iv. menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya
v. Kerjasama
4. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model PBL ini baik untuk digunakan dalam suatu pembelajaran karena dapat
membantu siswa untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dengan keterampilan
dan kemampuannya. Model pembelajaran PBL ini pasti memiliki beberapa
kelebihan yang dapat membantu tujuan pembelajaran untuk dapat tercapai.
Beberapa kelebihan dari model pembelajaran ini dijelaskan oleh (Jannah et al.,
2020; Mayasari et al., 2016; Yuwono & Syaifuddin, 2017) dapat diketahui sebagai
berikut:
 Siswa terlibat dalam pembelaran sehingga pengetahuannya benar-benar di
serap dengan baik.
 Siswa dilatih untuk bekerja sama dengan siswa yang lainnya.
 Siswa dapat memperoleh pemecahan masalah dari berbagai sumber.
5. Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran PBL ini dalam pelaksanaannya pasti menghadapi
beberapa kendala yang dapat memicu kurangnya performa yang ada. Menurut
Susanto (2020) menerangkan bahwa kekurangan dari model PBL ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
 Diskusi biasanya lebih banyak memboroskan waktu, sehingga tidak
sejalan dengan prinsip efisiensi.
 Dapat menimbulkan ketergantungan pada kelompok sehingga ia tidak ikut
terlibat dalam kegiatan diskusi, karena hanya mengandalkan teman dalam
kelompoknya.
 Dapat menimbulkan dominasi dari kelompok yang sekiranya lebih banyak
dan lebih mampu mengungkapkan ide sehingga kelompok yang lain tidak
memberikan kontribusi yang berarti.

C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media dapat diartikan sebagai bentuk saluran atau alat yang digunakan untuk
proses transmisi informasi. Media merupakan alat bantu yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Media
pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu yang digunakan untuk proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru. Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi
dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa
dalam belajar. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pengertian media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar sehingga makna pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tujuan
pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien (Nurrita,
2018).
2. Fungsi Media Pembelajaran
Media menjadi salah satu komponen penting di dalam suatu proses
pembelajaran, di mana pada proses pembelajaran media memiliki fungsi dan peran
yang penting terhadap kelangsungan pembelajaran. Sebagai komponen sistem
pembelajaran, maka media pembelajaran mempunyai fungsi yang berbeda dari fungsi
komponen-komponen lainnya, yaitu sebagai komponen yang berisi pesan
pembelajaran untuk disampaikan kepada peserta didik (Jauhari, 2018; Juhaeni et al.,
2020).
Menurut Jauhari: 2018, secara garis besar fungsi media adalah sebagai berikut:
a. Membangkitkan minat maupun motivasi.
b. Mengaktifkan anak didik (murid) dalam proses kegiatan belajar mengajar ketika
berlangsung.
c. Mengefekfifkan motivasi minat belajar anak didik (murid).
d. Memikat perhatian siswa maupun siswi.
e. Membantu meminimalisir adanya ruang, waktu, dan ukuran.
f. Menghindari terjadinya verbalisme atau adanya kekerasan verbal yang dilakukan
anak didik.
Adapun fungsi dari media pembelajaran dapat dirincikan sebagai berikut (Juhaeni et
al., 2020):
a. Sebagai sumber belajar
Sumber belajar yang memiliki makna tersirat artinya ketangkasan atau keaktifan
yaitu memiliki tugas sebagai penyalur, penyamai, penghubung, dan lain
sebagainya. Secara garis besar bahwa sumber belajar adalah fungsi utama dari
media pembelajaran selain itu terdapat fungsi-fungsi lain-lainnya (Adam &
Syastra, 2015).
b. Sebagai fungsi semantik
Fungsi semantik ini menambah arti kata memiliki bermakna serta dapat dipahami
oleh anak didik. Kata dan bahasa tersebut seperti lambang dari isi keyakinan
pikiran dan perasaan (Adam & Syastra, 2015).
c. Sebagai fungsi manipulatif
Dasar dari fungsi berjenis manipulatif ini terdapat dalam ciri-ciri umum seperti
terletak pada kemampuan media pendidikan untuk merekam, kemampuan untuk
melestarikan, kemampuan untuk merekonstruksikan, kemampuan untuk
menyimpan, dan kemampuan untuk mentransportasi suatu peristiwa atau objek.
Dengan berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh media untuk menjalankan
perannya sesuai dengan fungsinya, maka media pendidikan (pembelajaran)
memiliki dua kemampuan berupa dapat meminimalisir batas antara ruang dan
waktu, serta memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi keterbatasan inderawi
(Adam & Syastra, 2015).
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis
berdasarkan jenisnya. Menurut Wahyuni & Yokhebed: 2019, pengelompokan
berbagai jenis media pembelajaran dapat diberikan sebagai berikut:
a. media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan
kelompok, field-trip),
b. media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan
lembaran lepas),
c. media berbasis visual (buku, charta, grafik, peta, gambar, transparansi,
slide),
d. media berbasis audio-visual (video, film, program slide tape, televisi), dan
e. media berbasis komputer (pengajaran dengan berbantuan komputer, video
interaktif, hypertext).
Media pembelajaran menurut indera penerimanya terbagi atas media visual
dan media audio. Media visual yaitu media yang pesannya hanya dapat diamati
dengan indera penglihatan. Media ini merupakan jenis media yang mempunyai
informasi secara visual, tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun gerak
misalnya: gambar, foto, grafik, dan poster. Media audio yaitu media yang
menghasilkan pesan hanya dengan suara saja. Jenis media ini juga hanya
memanipulasikan kemampuan-kemampuan suara semata-mata, misalnya: radio, tape
recorder, labotorium Bahasa (Jennah, 2009).
Bentuk dari media pembelajaran ada pula yang bersifat dua arah atau
interaktif. Interaktif secara umum diartikan sebagai hal yang terkait dengan
komunikasi dua arah. Dimana di dalamnya terdapat suatu hal bersifat saling
melakukan aksi dan reaksi, saling aktif dan saling berhubungan serta mempunyai
timbal balik antara yang satu dengan yang lainnya. Media pembelajaran interaktif
dapat diartikan sebagai suatu alat perantara penyampaian materi pembelajaran oleh
guru kepada siswa dimana pada penggunaannya menimbulkan interaksi antara siswa
dengan media dengan cara saling berkaitan serta saling memberikan aksi dan reaksi
antara yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan pengertian media pembelajaran
interaktif tersebut maka dapat diketahui bahwa media pembelajaran interaktif ini
merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat membantu menjelaskan materi-
materi pembelajaran yang bersifat abstrak atau dengan kata lain mengkongkretkan hal
yang bersifat abstrak kepada siswa akibat pengaruh saling memberikan aksi dan
reaksi antara yang satu dengan yang lainnya (Tri & Yanto, 2019).

D. Powerpoint (PPT)
Pembelajaran yang dilakukan di kelas pasti memerlukan interaksi agar materi
pelajaran yang diberikan mudah ditangkap dan dipahami serta menghindari adanya
rasa bosan pada siswa. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi yang terjadi saat
siswa tidak berperan sebagai penerima informasi secara pasif, namun juga terlibat
aktif dalam memberikan pendapatnya dalam pembelajaran yang dilakukan. Secara
umum, manfaat yang diperoleh dari proses pembelajaran ini adalah pembelajaran
yang menerapkan media interaktif yang menarik dan interaktif. Penggunaan media
interaktif berbasis powerpoint ini dalam proses pembelajaran dapat berupa penyajian
informasi berupa bacaan, simulasi serta adanya latihan soal untuk mendukung
pemahaman (Nurfadhillah et al., 2021).
Salah satu media pembelajaran interaktif yang kerap digunakan oleh guru
dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas adalah powerpoint (PPT).
Microsoft Power Point adalah sebuah perangkat lunak komputer yang berfungsi
sebagai alat presentasi dan dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi
Microsoft Office. Microsoft Power Point merupakan sebuah perangkat lunak yang
dikembangkan oleh Microsoft dan merupakan salah satu program berbasis multimedia
interaktif (Candra et al., 2020).
Microsoft Power Point menjadi salah satu program berbasis multimedia yang
dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi. Microsoft Power Point digunakan
sebagai media komunikasi yang menarik sehingga siswa merasa tidak bosan akan
suasana belajar. Dimana rasa bosan ini dapat muncul karena guru selalu memberikan
suasana pembelajaran dengan media pembelajaran yang terus berbeda-beda.
Penyajian materi yang menarik adalah salah satu alas an mengapa PPT dikatakan
sebagai salah satu media pembelajaran yang efektif. Selain itu, juga karena ada
permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau
foto. Hal ini akan lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi
tentang bahan ajar yang disajikan oleh guru (Poerwanti & Mahfud, 2018).

E. Keterampilan Berpikir Kritis


Berpikir ialah aktivitas yang melibatkan proses mengolah atau memanipulasi
dan merubah informasi yang ada dalam ingatan. Pada saat berpikir, kita berpikir untuk
membentuk suatu konsep, pertimbangan, berpikir kritis, membuat keputusan, berpikir
kreatif dan memecahkan masalah. Salah satu kegiatan berpikir ialah berpikir kritis.
Berpikir kritis bersifat reasonable dan berpikir reflektif yang difokuskan pada
kegiatan memutuskan apa yang harus dipercayai dan apa yang harus dilakukan.
Artinya ketika menggunakan keterampilan berpikir kritis maka nantinya kita dapat
memutuskan dengan tepat apa yang seharusnya dipercayai dan apa yang harus
dilakukan (Lestari et al., 2017).
Keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan mengidentifikasi fakta yang
relevan. Keterampilan ini juga digunakan untuk mengenali keterbatasan, asumsi-
asumsi atau kekhususan yang berkaitan dengan prosedur yang digunakan, serta
menentukan jawaban yang rasional (Suarsana & Mahayukti, 2013). Jawaban yang
rasional ini dimaksudkan sebagai suatu jawaban yang dapat diterima oleh akal dan
logika.
Keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan karena seseorang yang berpikir
kritis akan mampu berpikir berdasarkan logika, menjawab permasalahan-
permasalahan dengan baik dan dapat mengambil keputusan rasional tentang apa yang
harus dilakukan atau apa yang diyakini. Jadi dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang berpotensi meningkatkan daya
analitis kritis peserta didik (Susilawati et al., 2020). Keterampilan ini penting untuk
dikuasai sehubungan dengan tuntutan abad 21 agar tujuan pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik.

F. Materi Usaha dan Pesawat Sederhana


1. Usaha
Usaha merupakan gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga menyebabkan
benda berpindah sepanjang garis lurus dan searah dengan arah gaya. Semakin
besar gaya yang diberikan pada benda, semakin besar pula usaha yang dihasilkan.
Selain itu, semakin besar perpindahan benda, semakin besar pula gaya yang
dihasilkan (Wirahadie, 2023).
Usaha dapat dirumuskan sebagai berikut:
W =F × ∆ s
Keterangan:
W = usaha (J)
F = gaya yang diberikan (N)
∆ s = perpindahan (m)
Laju energi atau daya (P) adalah besar energi yang digunakan pada setiap
detik, sehingga dapat ditentukan dengan membagi besar usaha (W) dengan selang
waktunya (t). Daya dapat dirumuskan sebagai berikut:
W
P=
t
Keterangan:
P = daya (Watt)
W = usaha (J)
t = waktu (s)
2. Pesawat Sederhana
Pesawat sederhana merupakan alat yang digunakan untuk membantu
mempermudah pekerjaan manusia. Di dalam pesawat sederhana dikenal adanya
keuntungan mekanis (KM). Keuntungan mekanis (KM) adalah bilangan yang
menunjukkan berapa kali pesawat menggandakan gaya (Wirahadie, 2023).
Keuntungan mekanis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gaya Beban F B
KM = =
Gaya Kuasa F K
Pesawat sederhana dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut (Wirahadie, 2023):
a. Katrol
Katrol merupakan alat yang menggunakan prinsip pesawat sederhana.
Katrol dapat dibagi menjadi dua yaitu katrol tetap dan katrol majemuk. Katrol
tetap berfungsi mengubah arah gaya. Pada katrol tetap tunggal, gaya kuasa
yang digunakan untuk menarik beban sama dengan gaya beban. Keuntungan
mekanis dari katrol tetap berjumlah 1. Contoh penggunaan katrol tetap yaitu
katrol timba air yang digunakan untuk mengambil air dari sumur c.
Katrol bebas berfungsi untuk menggandakan gaya yang ada, sehingga
gaya pada kuasa yang diberikan untuk mengangkat benda lebih kecil dari gaya
beban. Contohnya katrol di pelabuhan yang digunakan untuk mengangkat peti
kemas. Katrol bebas kedudukannya berubah dan tidak dipasang di tempat
tertentu. Berikut gambar katrol tetap dan bebas:

Gambar 1. Jenis Katrol


(Wirahadie, 2023)
Katrol majemuk dapat diartikan sebagai kompilasi atau gabungan dari
katrol tunggal dan katrol bebas yang dirangkai menjadi satu sistem.
Keuntungan mekanis katrol majemuk sama dengan jumlah tali yang
menyokong berat beban. Contoh penerapan katrol majemuk dapat ditemukan
pada bidang industri digunakan untuk mengangkat benda berat.
b. Roda Berporos
Roda berporos merupakan bagian dari pesawat sederhana yang
memanfaatkan roda yang memiliki poros tempat berputar. Prinsip kerja dari
roda berporos ini adalah jika semakin besar roda maka gaya yang diperlukan
akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil roda maka gaya
yang diperlukan semakin besar (Marti, 2018). Benda yang menerapkan prinsip
roda berporos dapat berupa mobil, sepatu roda, roda sepeda, kursi roda, dan
sebagainya. Roda gigi (gear) juga merupakan contoh roda berporos. Roda gigi
berfungsi sebagai pusat pengatur gerak sepeda yang terhubung dengan sepeda
(Wirahadie, 2023).
c. Bidang Miring
Bidang miring merupakan suatu peraga atau media yang terdiri dari
dua papan yang salah satu kedua ujungnya dihubungkan dengan engsel
sehingga kedua papan tersebut membentuk sudut tertentu. Alasan
digunakannya bidang miring sebagai media nyata adalah balok yang
diletakkan pada bidang miring tidak perlu ditarik atau didorong untuk
memberi gaya pada balok tersebut tetapi hanya dengan mengkondisikan
bidang miring pada sudut tertentu maka akan ada gaya dorong secara alami
(Setiawan, 2013). Contoh alat yang menggunakan prinsip bidang miring ini
adalah tangga, sekrup, dan pisau (Wirahadie, 2023).
d. Pengungkit
Pengungkit merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang bekerja
berdasarkan prinsip momen gaya. Pengungkit adalah sebuah batang kaku yang
memiliki titik tumpu, titik gaya dan titik beban. Prinsip kerja pengungkit
adalah hasil kali penerapan gaya dan lengan gaya sama dengan hasil kali
penerapan beban dengan lengan beban (Adiprasetya, 2013). Pengungkit dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut (Wirahadie, 2023):
1) Pengungkit jenis pertama. Pengungkit jenis ini memiliki titik tumpu yang
terletak diantara beban dan kuasa. Contohnya gunting.
2) Pengungkit jenis kedua. Pengungkit jenis ini memiliki titik beban yang
terletak diantara tumpu dan kuasa. Contohnya penutup botol.
3) Pengungkit jenis ketiga. Pengungkit jenis ini memiliki titik kuasa yang
terletak diantara beban dan tumpu. Contohnya pinset.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, S., & Syastra, M. T. (2015). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi Bagi Siswa Kelas X Sma Ananda Batam | Computer Based Information
System Journal. CBIS Journal, 3(2), 1–13.
Adiprasetya, R. H. (2013). BAB II. In Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents.
Afandi, M. et al. (2013). MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. In
Unissula Press (Vol. 1, Issue 10). https://doi.org/10.1016/j.cpc.2008.12.005
Candra, O., Islami, S., Tri, D., & Yanto, P. (2020). Penerapan Multimedia Interaktif Power
Point pada Mata Diklat Dasar dan Pengukuran Listrik. 4(2), 87–95.
Diartono, D. A. (2008). Media Pembelajaran Desain Grafis Menggunakan Photoshop
Berbasis Multimedia. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, XIII(2), 155–167.
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/download/81/76
Efendi, D. R., & Wardani, K. W. (2021). Komparasi Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Inquiry Learning Ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa di
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1277–1285.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/914
Fathurrohman. (2006). MODEL- MODEL PEMBELAJARAN. In UNY (Vol. 1, Issue 8).
Hasan, M., Milawati, Darodjat, Khairani, H., & Tahrim, T. (2021). Media Pembelajaran. In
Tahta Media Group.
Jannah, A. R., Rahmawati, I., & Reffiane, F. (2020). Pengaruh Model Problem Based
Learning (Pbl) Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V
Gugus Iii Kuta Utara Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan PGSD, 8(3), 342–
350.
Jauhari, M. I. (2018). Peran Media Pembelajaran dalam Pendidikan Islam. Journal
PIWULANG, 1(1), 54. https://doi.org/10.32478/ngulang.v1i1.155
Jennah, R. (2009). Media Pembelajaran.
Juhaeni, Safaruddin, R Nurhayati, & Aulia Nur Tanzila. (2020). Konsep Dasar Media
Pembelajaran. JIEES : Journal of Islamic Education at Elementary School, 1(1), 34–43.
https://doi.org/10.47400/jiees.v1i1.11
Khoerunnisa, P., & Aqwal, S. M. (2020). ANALISIS MODEL-MODEL PEMBELAJARAN. 4,
1–27.
Lestari, D. D., Ansori, I., & Karyadi, B. (2017). Penerapan Model Pbm Untuk Meningkatkan
Kinerja Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sma. Diklabio: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Biologi, 1(1), 45–53. https://doi.org/10.33369/diklabio.1.1.45-53
Liwa Ilhamdi, M., Novita, D., & Nur Kholifatur Rosyidah, A. (2020). Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis IPA SD. Jurnal
Ilmiah KONTEKSTUAL, 1(02), 49–57. https://doi.org/10.46772/kontekstual.v1i02.162
Marti, W. N. (2018). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PESAWAT
SEDERHANA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR BERBASIS MULTIMEDIA.
Seminar Internasional, ISSN, 1907–2066, 231–238.
http://scholar.google.co.id/scholar_url?url=https%3A%2F%2Fejournal.undiksha.ac.id
%2Findex.php%2FAPTEKINDO%2Farticle%2Fdownload
%2F67%2F61&hl=id&sa=T&oi=ggp&ct=res&cd=0&d=14192830186105454022&ei=S
eJlXq3xEYaE6rQP6fW_6AY&scisig=AAGBfm1hUUZS4keDxCiUc3DRNw6YBHm
Masrinah, E. N., Aripin, I., & Gaffar, A. A. (2019). Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Seminar Nasional Pendidikan, 924–932.
Mayasari, T., Kadarohman, A., Rusdiana, D., & Kaniawati, I. (2016). Apakah Model
Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Mampu Melatihkan
Keterampilan Abad 21? Jurnal Pendidikan Fisika Dan Keilmuan (JPFK), 2(1), 48.
https://doi.org/10.25273/jpfk.v2i1.24
Mirdad, J. (2020). Model-Model Pembelajaran (Empat Rumpun Model Pembelajaran).
Jurnal Sakinah, 2(1), 14–23.
https://www.jurnal.stitnu-sadhar.ac.id/index/index.php/JS/article/view/17
Nurfadhillah, S., Tantular, L. D., Syafitri, H. A., Fauzan, M. I., & Haq, A. S. (2021).
ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS POWER POINT
PADA PEMBELAJARAN. 3, 267–279.
Nurrita, T. (2018). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Misykat, 03(6), 171–187.
Parasamya, C. E., & Wahyuni, A. (2017). Upaya peningkatan hasil belajar fisika siswa
melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (pbl). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika, 2 (1)(1), 42–49.
Poerwanti, J. I. S., & Mahfud, H. (2018). OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MICROSOFT POWER POINT PADA
GURU-GURU SEKOLAH DASAR OPTIMIZATION OF INTERACTIVE LEARNING
MEDIA USING MICROSOFT. 2(2).
Rahayu, B. N. A., & Dewi, N. R. (2022). Kajian Teori : Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Ditinjau dari Rasa Ingin Tahu pada Model Pembelajaran Preprospec
Berbantu TIK. Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 5, 297–303.
Rerung, N., Sinon, I. L. ., & Widyaningsih, S. W. (2017). Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMA
pada Materi Usaha dan Energi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(1), 47–55.
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v6i1.597
Setiawan, D. (2013). Penerapan Bidang Miring untuk Mengetahui Konsepsi dan
Keterampilan Proses Siswa SMK terhadap Konsep Gaya Gesek.
Sofyan, H. (2016). PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK PROBLEM BASED LEARNING IN THE
2013 CURICULLUM. 6(3), 260–271.
Suardana, P. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan
Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Permainan Tolak Peluru.
Journal of Education Action Research, 3(3), 270.
https://doi.org/10.23887/jear.v3i3.17974
Suarsana, I. M., & Mahayukti, G. A. (2013). Pengembangan E-Modul Berorientasi
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa.
Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI), 2(3), 193.
https://doi.org/10.23887/janapati.v2i3.9800
Susanto, S. (2020). Efektifitas Small Group Discussion Dengan Model Problem Based
Learning Dalam Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Modern,
6(1), 55–60. https://doi.org/10.37471/jpm.v6i1.125
Susilawati, E., Agustinasari, A., Samsudin, A., & Siahaan, P. (2020). Analisis Tingkat
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi,
6(1), 11–16. https://doi.org/10.29303/jpft.v6i1.1453
Talentapedia. (2013). Bab II Usaha Dan Pesawat Sederhana. Http://Talentaschool.Sch.Id/.
Tri, D., & Yanto, P. (2019). Praktikalitas Media Pembelajaran Interaktif Pada Proses
Pembelajaran Rangkaian Listrik. 19(1), 75–82.
https://doi.org/10.24036/invotek.v19vi1.409
Wahyu, A. O., & Tego, P. (2021). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning
dan Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 5(3), 2247–2255. https;//jbasic.org/index.php/basicedu
Wahyuni, E. S., & Yokhebed, Y. (2019). Deskripsi Media Pembelajaran Yang Digunakan
Guru Biologi Sma Negeri Di Kota Pontianak. Jurnal Pendidikan Informatika Dan Sains,
8(1), 32. https://doi.org/10.31571/saintek.v8i1.1105
Wirahadie. (2023). Usaha dan Pesawat Sederhana dalam Kehidupan Sehari – hari.
Https://Wirahadie.Com.
Yuwono, M. R., & Syaifuddin, M. W. (2017). Pengembangan problem based learning dengan
assessment for learning berbantuan smartphone dalam pembelajaran matematika. Beta:
Jurnal Tadris Matematika, 10(2), 184–202. https://doi.org/10.20414/betajtm.v10i2.116

Anda mungkin juga menyukai