Subtema: Pendidikan
Disusun Oleh:
SMAN 2 PAINAN
2023
Kemampuan rata-rata masyarakat Indonesia dinilai masih rendah dalam
berkomunikasi di depan umum dibandingkan dengan negara-negara lain,
meskipun kemampuan itu terus meningkat. Setiap orang memang dapat berbicara,
tetapi hanya beberapa yang mampu mencampurkan kata-kata menjadi retorika
yang indah dan menarik perhatian pendengarnya. Dari kenyataannya, masih
banyak anak muda yang kurang kompeten atau kurang percaya diri dalam
berbicara di depan umum.
Saat ini, Public Speaking merupakan salah satu soft skill yang harus dimiliki
seseorang. Pada dasarnya, public speaking adalah kemampuan seseorang dalam
menyampaikan atau mempresentasikan suatu topik di depan umum. Seseorang
bisa mengantarkan informasi secara jelas di hadapan audiens dengan menguasai
dan menerapkan teknik berbicara yang tepat. Skill public speaking tidak hanya
diperlukan oleh mereka yang berprofesi sebagai pembicara publik seperti guru
ataupun dosen. Tapi juga oleh mereka yang memiliki kebutuhan untuk
bersinggungan dan berkomunikasi dengan banyak orang. Jika tidak memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dengan orang lain, tentu akan
mengganggu hal-hal yang dikerjakan.
Di SMA NEGERI 2 Painan, masih banyak terdapat peserta didik yang kurang
pandai terhadap keterampilan berbicara di depan umum ( public speaking).
Penyebabnya yaitu Pertama, siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya keterampilan berbicara, karena pada saat pembelajaran
berlangsung siswa kurang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Kedua,
kurangnya kemauan dan keseriusan siswa dalam berdiskusi sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Hal ini terbukti ketika dalam proses pembelajaran
berlangsung siswa mengobrol dengan teman-temannya dan tidak bertanggung
jawab pada diskusi kelompoknya. Ketiga, metode yang digunakan guru hanya
menekankan pada teori dibandingkan praktik, pembelajaran yang sering
dilaksanakan hanya berupa transfer pengetahuan saja.
Menurut Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model
kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah yang
diseleksi mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus autentik
yang berhubungan dengan kontek sosial siswa, kedua masalah harus berakar pada
materi subjek dari kurikulum”. Terdapat tiga ciri utama dari model Problem Based
Learning (PBL).Pertama, problem based learning merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL siswa tidak hanya mendengar,
mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, tetapi melalui model problem
based learning (PBL) siswa menjadi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolah data, dan akhirnya membuat kesimpulan. Kedua, aktivitas pembelajaran
diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Artinya tanpa masalah pembelajaran
tidak akan mungkin bisa berlangsung. Ketiga, pemecahan masalah menggunakan
pendekatan berpikir secara ilmiah.
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang
diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan peta yang
akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran.
b. Pendefinisian Masalah (Defining The Problem)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang
dinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tetulis yang
tersimpan dipepustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang
relevan.
e. Penilaian (Assessment)
Siswa berperan dalam penerapan program ini sebagai target untuk meningkatkan
skill public speaking sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia. Peran guru
juga sangat diperlukan dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik masalah
yang sedang terjadi maupun yang belum terjadi untuk dipecahkan alternatif dan
solusinya. Tidak hanya siswa dan guru yang memiliki peran dalam penerapan
program sistem problem based learning ini, tetapi pemerintah juga memiliki peran
yang sangat penting. Karena dengan adanya instruksi dari pemerintah untuk
menerapakan program ini maka akan terlaksananya program ini dalam rangka
meningkatkan skill public speaking.
Bimawa, Galih Pambayun. 2019. Pentingnya Soft Skills Public Speaking dalam
Peningkatan
Bimawa.uad.ac.id. 31
Desember 2019.
Masih Rendah Dibanding Negara Lain. Diakses pada 7 Oktober 2023, dari
https://kabar24.bisnis.com/read/20151223/255/504264/kemampuan-public-
speaking-orang-indonesia-masih-rendah-dibanding-negara
lain#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16965822369656&referrer=https%3A%2
F%
Fwww.google.com.
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/download/57123/33743#:~:text=Kurniasih%
0dan%20Berlin%20(2015%3A49,%3B%20(3)%20Meningkatkan%20motivasi%2
0peErt
a.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/13038/0.
NIS/NISN : 0057660584
Agama : Islam
No Hp : 082268258935
Email : selviaahril19@gmail.com
Kelas : XII
NIS/NISN : 0068185348
Agama : Islam
No Hp : 0895603735064
Email : mutiafebri629@gmail.com
Kelas : XII