Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam menjalankan hidup penuh dengan tantangan dan

kesulitan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, kemudian manusia yang

berhasil dari menjalani kehidupan dengan baik adalah mereka yang mampu

mengatasi masalah dan menyelesaikan tantangan hidup dengan baik.

begitupun dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa di

sekolah. Terkadang siswa cenderung dengan kurangnya motivasi belajar

yang membuat siswa kurangnya memiliki semangat belajar. Pendidikan

adalah faktor penting perannya untuk umat dan bangsa dengan adanya

pendidikan menjadi faktor berkembangnya pertumbuhan anak bangsa dan

negara di setiap bidangnya.

Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang

telah ditetapkan di setiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA, dan

Perguruan Tinggi. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang

dipelajari di semua jenjang pendidikan. Menurut Suhermanmenyatakan

matematika diajarkan bukan hanya mengajarkan keterampilan berhitung,

keterampilan mengerjakan soal, bukan hanya aspek praktis yang dikejar,

tetapi matematika mengajarkan aspek-aspek lain berupa kecermatan,

ketelitian, berpikir logis, kritis, praktis, bersikap positif dan berjiwa kreatif

serta bertanggung jawab (Yoseffin & Tri, Nova 2017: 75). Memandang dari

1
2

arti penting pendidikan matematika maka sudah selayaknya siswa dapat

memahami dan menguasai pembelajaran matematika.

Menurut Nuranisa (Yoseffin& Tri, Nova2017:76) menyatakan

bahwa siswa mempelajari matematika hanya sesuai dengan apa yang

diajarkan oleh guru, yaitu lebih prosedural. Selain itu siswa juga cenderung

hanya menghafalkan apa yang diajarkan oleh guru yang membuat mereka

kurang berpikir kritis dan menemukan solusi dari mengerjakan soal, hal ini

menyebabkan kurangnya berpikir kritis siswa.

Hasil pembelajaran matematika di kelas VIII MTs Daar El-Ulum

Bandrong Saketi masih belum memuaskan salah satunya kurangnya

kemampuan berpikir kritis siswa.Hal tersebut dapat dilihat dari angka rata-

rata presentase ulangan harian yang masih rendah. Masih banyak siswa yang

memperoleh nilai dibawah 65, dari 39 siswa hanya 5 siswa yang mencapai

KKM, atau hanya 13 persen jumlah siswa, sementara nilai KKM yang

ditetapkan untuk matematika dikelas VIII adalah 70, berdasarkan wawancara

dengan ibu Imas guru MTs Daar El-Ulum Bandrong, bahwa rendahnya siswa

dalam menyelesaikan soal uraian atau essay membuat siswa kurangnya

dalam kemampuan berpikir kritis.Rendahnya pencapaian nilai ulangan harian

tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya dapat terjadi karena faktor

dari guru, siswa, lingkungan, dan saran pendukung proses pembelajaran.

Berpikir kritis menurut Ennis (Aulia dkk, 2019:70), mendefinisikan

berpikir kritis merupakan proses berpikir yang masuk akal dan reflektif

yang beralasan dan difokuskan pada penetapan apa yang dipercaya atau
3

yang dilakukan. dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa

yang harus dipercayai atau dilakukan Sedangkan siswa seringkali

dihadapkan dengan soal-soal matematika yang membuat mereka tidak dapat

membedakan dan membandingkan dalam penyelesaian soal-soal

matematika. Sedangkan menurut Sumarmo, pentingnya berpikir yang

ditekankan kepada siswa didukung oleh visi pendidikan matematika yang

mempunyai dua arah pengembangan, yaitu dapat memenuhi kebutuhan

masa kini dan masa mendatang (Istianah, 2013: 44).

Berpikir kritis adalah proses intelektual mengkonseptualisasi,

menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi dengan aktif dan

terampil terhadap informasi yang diperoleh dari pengamatan, pengalaman,

refleksi, penalaran, atau komunikasi, dimana bertujuan untuk memandu

keyakinan dan memandu tindakan Paul & Scriven (Santi dkk., 2018: 36).

Kemampuan berpikir kritis juga dapat membantu siswa melatih individunya

agar dapat mengaktualisasikan kemampuan dirinya, menurut Liliasari

menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan modal intelektual

yang sangat penting bagi peserta didik Liliasari (Santi, dkk, 2018:1).

Adapun permasalahan-permasalahan siswa dalam menyelesaikan

soal matematika kurangnya penerapan model pembelajaran yang diterapkan

oleh guru membuat siswa cenderung hanya mendapatkan pengajaran secara

konseptual saja dimana pembelajaran hanya diperankan oleh guru saja tapi

siswa cenderung pasif dan bosan, apalagi dengan metode klasik yang sering

digunakan yaitu metode ceramah seharusnya siswa ikut berperan aktif


4

dalam pembelajaran tersebut, disitulah perlunya model pembelajaran yang

membuat siswa berperan aktif dan berpikir kritis dalam pembelajaran seperti

model Problem Based Learning (PBL) (PBL) atau sering di sebut model

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

Menurut Eko, W, Prihono & Fitriatun, K,(2020: 74). Menyatakan

bahwa model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh baik apabila

dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional terhadap kemampuan

berpikir kritis matematis siswa. Sedangkan menurut Dino,dkk (2019: 15).

Menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan model Problem Based

Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis peserta

didik. Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa model

Problem Based Learning (PBL) ini baik untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), atau disebut

dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).menurut Duch (Shoimin, A,

2014:130). Adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan

nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan

keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh

pengetahuan.Sedangkan menurut Finkle dan Torp (Shoimin, A,

2014:130).Menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum

dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi

pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan

menepatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah


5

permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.Bedasarkan

pengertian para ahli peneliti menyimpulkan bahwa Problem Based Learning

(PBL) (PBL) adalah pembelajaran dengan adanya suatu permasalahan yang

harus diselesaiakan secara kritis dan terampil dalam menyelesaikan

masalah.

Menurut (Shoimin, A 2014:130). Problem Based Learning (PBL)

(PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan suasana

pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.

Sedangkan Menurut Arends (Devi, D, S, 2012:12) PBL merupakan model

pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik

dan bermakna kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan

berpikir kritis dan keterampilan menyelesaikan masalah. Berdasarkan

pengertian diatas berarti Model Problem Based Learning (PBL) (PBL)

dalam pembelajaran ini siswa diberikan suatu permasalahan untuk

menyelesaikan satu persoalan atau permasalahan dan dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengangkat hal

tersebut menjadi suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Problem

Based Learning (PBL) (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

MTs Daar El-Ulum Bandrong”.


6

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah upaya untuk mengumpulkan persoalan-

persoalan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Sesuai dengan

latar belakang masalah, maka yang akan diidentifikasikan adalah:

1. Rendahnya kemampuan siswa dalam berpikir kritis.

2. Siswa mengalami kesulitan untuk mengembangkan kemampuan

berpikir kritis terhadap pembelajaran matematika.

3. Guru menggunakan metode pembelajaran yang kurang efektif.

4. Kurangnya pembinaan dalam menyelesaikan soal matematika.

5. Motivasi siswa yang masih rendah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis perlu membatasi

masalah penelitian supaya tidak meluas kajiannya. Penulis terpusat

membatasi lingkup kajian pada identifikasi masalah yaitu rendahnya siswa

dalam kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII MTs Daar El-Ulum

Bandrong.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal di atas, maka penulis merumuskan masalah

peneliti yaitu “Apakah Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)

(PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa MTs Daar El-Ulum

Bandrong Saketi ?”
7

E. Tujuan penelitian

Setiap kegiatan yang akan dilakukan selalu mempunyai tujuan

tertentu. Dengan adanya tujuan tersebut, maka kegiatan yang akan

dilaksanakan dapat terarah secara efektif dan efisien. Adapun tujuan

penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh Model Problem Based

Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa MTs Daar El-

Ulum Bandrong. Tahun pembelajaran 2021/2022.

F. Manfaat penelitian

1. Manfaat Penelitian Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan atau dijadikan bahan

kajian bagi peningkatan kualitas pembelajaran siswa dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan juga untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis menggunakan Model Problem Based

Learning (PBL).

2. Manfaat Penelitian Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi pihak guru, siswa, sekolah, adapun Model Problem Based Learning

(PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan acuan

sebagai salah satu metode yang digunakan bagi guru matematika

untuk berkembangnya pembelajaran yang lebih baik daninovatif

dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL).


8

b. Bagi Siswa

Dapat membantu mengembangkan dan meningkatkan

kreativitas dalam berpikir kritis siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan Model Problem Based Learning (PBL).

c. Bagi Sekolah

Meningkatnya kualitas pembelajaran matematika terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa, dan baik untuk proses hasil

pembelajaran matematika.

d. Bagi Penulis

Perencanaan penelitian ini akan menjadi bentuk pengabdian

dan penerapan ilmu yang didapat, memberikan pengalaman kepada

peneliti, serta dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat

terutama dalam bidang pendidikan.

G. Definisi Oprasional

Untuk menghindari kesalah pahaman pembaca, maka penulis perlu

menjelaskan istilah-istilah pokok yang di gunakan dalam penelitian ini.

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,

benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan

seseorang. Pengaruh dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa.


9

2. Model Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis

Masalah (PBM) adalah pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran

yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan

dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menepatkan para

peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari

yang tidak terstruktur dengan baik.Problem Based Learning (PBL) dalam

penelitian ini adalah pembelajaran dengan adanya suatu permasalahan

yang harus diselesaiakan secara kritis dan terampil dalam menyelesaikan

masalah.

3. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan Berpikir kritis adalah kemampuan seseorang lebih

dalam lagi untuk memahami tingkatan ilmu yang membuat mereka secara

alamiah menggunakan pikirannya dengan cara menelaah, menganalisis,

menggali dan mencari tahu lebih dalam atas kebenaran ilmu dan

pengetahuannya. Indikator kemampuan berpikir kritis siswa dalam

penelitian ini berdasarkan pada aspek indikator menurut Ennis (Yoseffin &

Tri, Nova 2017: 77).yaitu sebagai berikut:1) Memberikan penjelasan

sederhana (elementary clarification), dalam menyelesaikan soal

matematika siswa harus memberikan penjelasan atau uraian diketahui dari

soal SPLDV . 2) Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics), dalam

keterampilan siswa dalam memecahkan masalah siswa dapat memilih

langkah yang tepat, menerapkan prosedur (oprasi hitung), dan urutan


10

penyelesaian runtut sesuai dengan pemecahan soal SPLDV . 3)

Menyimpulkan (inference), dengan penarikan kesimpulan atau jawaban

soal siswa harus didasarkan pada langkah-langkah yang benar dengan

jawaban soal.

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka peneliti menduga bahwa ada peningkatan kemampuan berpikir kritis

siswa MTs Darul El-Ulum Bandrong dengan menggunakan model Problem

Based Learning (PBL) lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional atau lebih efektif untuk pembelajaran siswa.

Anda mungkin juga menyukai