Oleh:
FAHRU RIJAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, serta tuntutan
dunia kerja terhadap spesialisasi kemampuan dan keterampilan yang semakin tinggi dan
bervariasi akan membuat peranan lembaga-lembaga pendidikan semakin dirasakan oleh
seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan sebagai suatu kebutuhan bagi individu,
masyarakat, serta pemerintah merupakan keniscayaan yang semakin menggejala dan
perlu dipenuhi.
Pengetahuan dan keterampilan semakin dibutuhkan tidak hanya untuk memecahkan
berbagai masalah rumit yang sedang dihadapi, tetapi juga mengantisipasi masalah yang
akan datang sekaligus membangun masa depan yang lebih baik. Dengan adanya hal
seperti itu maka kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks) mengakibatkan
standar berbagai aspek kehidupan merujuk pada tuntutan internasional.
Dengan banyaknya pemasaran yang ada pada jasa pendidikan, maka perlunya
Pengorganisasian Dan Implementasi Pemasaran Jasa Pendidikan. Dengan kesuaian tema
makalah yang kami buat, sebagai tambahan pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara membangun organisasi yang berorientasi pemasaran jasa
pendidikan?
2. Bagaimana Pelayanan Prima Jasa Pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
Keterangan:
Strategi : Cara atau pendekatan yang diterapkan secara efektif agar mencapai sasaran
sekolah, melalui pelayanan yang baik kepada pelanggan jasa pendidikan.
Sistem : Program dan prosedur yang dirancang dengan baik agar bisa mendorong
penyampaian jasa pendidikan yang nyaman dan berkualitas bagi pelanggan jasa pendidikan.
SDM : Karyawan sekolah diseluruh posisi yang memiliki kapasitas yang bersifat
tanggap terhadap keinginan jasa pendidikan.
Tujuan TQS ialah mewujudkan kepusasa pelanggan, memberikan tanggungjawab
kepasa semua orang, dan melalukan perbaikan berkesinambungan. Ada empat bidang kajian
yang tercakup didalam sistem TQS, yaitu:[6]
1. Berfokus kepada pelanggan
Adapun prioritas utama sistem TQS ialah mengidentifikasi pelanggan jasa
pendidikan, baik pelanggan eksternal maupun pelangga internal sekolah. Setelah itu
mengidentifikasi keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan jasa pendidikan dilanjutkan
dengan sistem jasa pendidikan yang memenuhi keinginan pelanggan jasa pendidikan
dirancang. Jadi, perhatian diarahkan kepada pelanggan jasa pendidikan
2. Keterlibatan Karyawan Secara Menyeluruh
Seluruh pihak yang berkaitan dengan upaya peningkatan jasa pendidikan harus
dilibatkan secara menyeluruh. Pemimpin sekolah harus memberi kesempatan kepada seluruh
karywan sekolah untuk melaksanakan perbaikan kualits jasa pendidikan. Pemimpin sekolah
juga perlu memberikan kesempatan bagi seluruh karyawan sekolah untuk berpartisipasi dan
memberdayakan karyawan sekolah dalam merancang jasa pendidikan jasa pendidikan scara
berkesinambungan.
3. Sistem Pengukuran
Seluruh unsur jasa pendidikan harus diukur dengan baik. Unsur-unsur di dalam sistem
pengukuran jasa pendidikan yang perlu ditentukan standarnya meliputi sebagai berikut: [7]
a. Proses dan produk jasa pendidikan.
b. Ukuran yang sesuai dan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan jasa pendidikan.
c. Toleransipenyimpangan jasa pendidikan.
d. Peningkatan kinerja jasa pendidikan.
4. Perbaikan Secara Bekesinambungan
Perbaikan secara berkesinambungan dilaksankaan berdasarkan pertimbangan berikut ini:
a. Memandang bahwa seluruh pekerjaan di sekolah sebagai pross jasa pendidikan.
b. Mengantisipasi perubahan keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan jasa
pendidikan.
c. Mengurangi waktu daur rantai proses jasa pendidikan yang tidak dibutuhkan.
d. Menerima umpan balik dari pelanggan jasa pendidikan secara ikhlas.
Inti dari pelayanan prima jasa pendidikan adalah memberikan layanan terbaik yang
berorientasi pada kepentingan pelanggan jasa pendidikan sehingga memungkinkan pemasar
jasa pendidikan memberikan kepuasan sehingga jasa pendidikan secara optimal. Upaya
memberikan pelayanan jasa pendidikan yang terbaik terwujud apabila pemasar jasa
pendidikan meninjolkan kemampuan, sikap, perhatian, tindskan, tanggungjawab yang baik,
serta terkoordinasi. Whiteley (2003) menemukan 12 praktik pelayanan terbaik yang dapat
diterapkan ke dalam dunia pendidikan, yaitu sebagai berikut:[8]
1. Kegaiatan sekolah yang berfokus pada pelanggan jasa pendidikan.
2. Mengajukan pertanyaan yang tepat kepada pelanggan jasa pendidikan.
3. Melampaui kebutuhan dan harapan pelanggan jasa pendidikan.
4. Mempertanhankan kebahagiaan karyawan sekolah.
5. Menciptakan dan menggunakan standar jasa pendidikan.
6. Memiliki rencana untuk menjamin pelayanan prima jasa pendidikan.
7. Berhubungan secara efektif dengna pelanggan jasa pendidikan yang sulit.
8. Menggunakan komunikasi tindak lanjut sebagai cara untuk terus berhubungan dengna
pelanggan jasa pendidikan.
9. Belajara dari pengalaman sekolah lainnya.
10. Menghapuskan hambatan pelayanan prima jasa pendidikan.
11. Menawarkan pilihan kepada pelanggan jasa pendidikan.
12. Konsisten antara perkataan dan perbuatan.
Tujuan jasa pendidikan adalah mengoptimalkan kepuasan pelanggan jasa pendidikan.
Sekolah kita dan sekolah kompetitor akan melakukan jasa pendidikan dengan orientasi yang
sama, yaitu mengoptimalkan kepuasan pelanggan jasa pendidikan. Untuk meningkatkan
kemampua pelayanan menggunakan pedekatan kemauan (willingness) yang ditemukan
Barata (2003). Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kemauan untuk melihat (willingness to see).
2. Kemauan untuk mengatakan atau membicarakan (willingeness to say).
3. Kemauan untuk menyimpan (willingness to save).
4. Kemauan untuk memecahkan masalah (willingness to solve).
5. Kemauan untuk melayani (willingness to serve).
BAB III
PENUTUP
(KESIMPULAN)