Anda di halaman 1dari 15

Fungsi Manajemen Pemasaran Pendidikan

Muhamad Arif Fauzan

Nim.2020203034

Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Jl. Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No. KM. 3 RW. 5. Pahlawan Kec. Kemuning

ABSTRACK

Persaingan antar lembaga pendidikan saat ini semakin atraktif dan


kompetitif, oleh karena itu diperlukan aktivitas pemasaran dalam rangka
membangun citra positif dan menarik minat masyarakat. Apabila lembaga
pendidikan tersebut berhasil melakuan aktivitas pemasarannya, maka besar
kemungkinan akan lebih mudah dalam mengatasi persaingan. Jadi, pemasaran
merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk
memberikan kepuasan pada stakeholder dan masyarakat. Penekanan kepada
pemberian kepuasan kepada stakeholder merupakan hal yang harus dilakukan oleh
setiap lembaga pendidikan agar mampu bersaing.

Pemasaran tersebut dapat dilihat dari adanya berbagai upaya kreatif dan inovatif
dari para penyelenggara pendidikan untuk menggali keunikan dan keunggulan
dari sekolahnya agar semakin dibutuhkan dan diminati oleh para pengguna jasa
pendidikan. Untuk menarik calon peserta didik diperlukan strategi pemasaran
yang bukan saja menjual jasa pendidikan secara apa danya melainkan bagaimana
mendekatkan pendekatan sesuai dengan keinginan dan kepuasan konsumen.
Sebuah lembaga yang ingin sukses untuk masa depan dalam menghadapi
persaingan, harus mempraktekkan pemasaran secara terus menerus.

Tujuan pemasaran dalam pendidikan itu sendiri antara lain: memberi informasi
kepada masyarakat tentang produk-produk lembaga pendidikan,meningkatkan
minat dan ketertarikan masyarakat pada produk lembaga pendidikan,membedakan
produk lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan yang lain,memberikan
penilaian lebih pada masyarakat dengan produk yang ditawarkan, dan
menstabilkan eksisensi dan kebermaknaan lembaga pendidikan di masyarakat.
PENDAHULUAN

Manajemen pemasaran lembaga pendidikan perlu beradaptasi dengan


persaingan yang semakin ketat antar lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan
membutuhkan pemasaran untuk membangun citra positif. Jika suatu organisasi
atau lembaga pendidikan memiliki citra yang baik di benak publik, kemungkinan
akan lebih mudah untuk mengatasi persaingan. Menurut Muhaimin (2011),
pemasaran adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh suatu lembaga atau
organisasi pendidikan untuk memuaskan pemangku kepentingan dan masyarakat.
Tekankan bahwa membuat pemangku kepentingan senang adalah sesuatu yang
harus dilakukan setiap institusi agar dapat bersaing. Manajemen memiliki fungsi
tersendiri dalam sebuah lembaga atau administratif tertentu. Adapun fungsi
tersebut adalah Organizing, Directing, Controlling dan Planning. Manajemen
pemasaran akan sangat membantu dalam meningkatkan nilai pendidikan di
masyarakat.
Perkembangan zaman dan berubahnya sistem tatanan kehidupan saat ini
menjadikan pendidikan berubah menjadi ladang bisnis yang berfungsi dua aspek
pertama sebagai mesin produksi sumber daya manusia dan yang kedua berfungsi
sebagai bisnis aset yang sangat menjanjikan. Hanya lembaga pendidikan yang
memiliki manajemen yang baik yang akan dicari dan digandrungi oleh masyarakat
dimasa yang akan datang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berisi deskripsi


Menurut Saryono (2010), penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk menyelidiki, menemukan, mendeskripsikan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur, atau
digambarkan dengan metode kuantitatif. Asumsi yang mendasari pendekatan
kualitatif ini adalah bahwa realitas merupakan dimensi yang jamak, tunggal dan
berubah (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001:7). Oleh karena itu, tidak mungkin
untuk mempersiapkan desain studi yang rinci dan tetap terlebih dahulu. Desain
penelitian dikembangkan selama proses penelitian. Jenis penelitian kualitatif ini
disebut juga dengan penelitian naturalistik, metode fenomenologis, metode
impresionis, dan metode post-empiris. Kajian-kajian tersebut dicirikan sebagai
berikut (Sujana dan Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002: 11-12;
Moleong, 2005: 8-11; Johnson, 2005, dan Kasiram, 2008: 154-155).

Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan


menelaah fokus fenomena yang akan diteliti, yang melihat berbagai aspek
subjektif dari perilaku objek. Selanjutnya, peneliti melakukan penggalian data
berupa bagaimana pemaknaan objek dalam memberikan arti terhadap fenomena
yang terkait. Penggalian data tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara
yang mendalam kepada objek atau informan didalam penelitian, serta dengan
melakukan observasi secara langsung mengenai bagaimana objek penelitian
menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.

Agar pembaca dapat memahami apa sebenarnya maksud dari


pembahasan ini, kami akan membahas sedikit tentang perbedaan antara penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Perbedaan paling mendasar antara metode kualitatif dan
kuantitatif adalah aliran teori dan data. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian
dimulai dengan teori yang dibuktikan dengan data lapangan.

TEORI
Manajemen Pemasaran Pendidikan

Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang pengertian


manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima
semua orang. Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola5 .
Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-
fungsi manajemen itu sendiri6 . Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi
dengan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Menurut Terry, “manajemen adalah usaha-usaha untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang
lain.”

Fungsi dan Konsep Pemasaran

Fungsi pemasaran jasa pendidikan/sekolah sendiri termasuk bagian dari


teknik pemasaran yang bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan teknik pemasaran yang tidak dapat mencapai target jumlah
siswa atau pengguna jasa pendidikan yang diinginkan.

PEMBAHASAN

Tugas Manajemen Pemasaran

Tugas manajemen pemasaran dalam memasarkan produk perusahaan


agar mencapai tingkat keuntungan jangka panjang perusahaan untuk menjamin
kelangsungan hidup dan pengembangan/pertumbuhan perusahaan, adalah
menciptakan permintaan akan produk perusahaan itu dan memenuhi permintaan
tersebut. Jadi manajemen pemasaran tidak terlepas dengan masalah permintaan.
Tugas manajemen pemasaran tidak hanya terbatas pada mengusahakan dan
mengembangkan permintaan produk perusahaan, tetapi juga mencangkup
pengaturan jumlah, waktu, dan sifat permintaan tersebut sesuai dengan tujuan
perusahaan.

Tujuan Pemasaran Jasa Pendidikan

Seperti salah satu fungsi manajemen, pemasaran bertujuan untuk


memberikan arah dan tujuan pada kegiatan-kegiatan lembaga pendidikan. Selain
itu, tujuan pemasaran adalah membuat produk perusahaan atau lembaga yang
kompetitif karena ada nilai perbedaan dengan kompetitor10 . mSemakin kuat nilai
perbedaan, semakin baik bagi perusahaan atau lembaga. Dalam menemukan
perbedaan dibutuhkan kejelian, kecermatan, dan kreativitas tinggi. Di dalam
orientasi tujuan pemasaran lembaga pendidikan adalah memaksimumkan
kepuasan konsumen. Ada lima faktor dominan atau penentu mutu layanan jasa
pendidikan, yaitu:
a. Keandalan (realibility), yaitu kemampuan guru/dosen untuk memberikan
jasa sesuai dengan yamg dijanjikan, terpercaya, akurat dan konsisten
b. Daya tangkap (responsiveness), yaitu kemauan dari karyawan dan pemilik
lembaga untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat
dan bermakna serta kesediaan mendengar dan mengatasi keluhan yang
diajukan konsumen atau pemakai jasa pendidikan, misalnya penyediaan
sarana yang sesuai untuk menjamin terjadinya proses yang tepat.
c. Kepastian (assurance), yaitu berupa kemampuan karyawan untuk
menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah
dikemukakan kepada konsumen, misalnya janji dalam promosi.
d. Empaty, yaitu kesediaan guru atau dosen atau karyawan dan pengelola
untuk lebih peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada antara lain
guru atau dosen serta karyawan harus menempatkan diri sebagai peserta
didik atau orang tua serta pelanggan. Apabila pelanggan mengeluh, harus
dicari solusi untuk mencapai persetujuan yang harmonis dengan
menunjukkan rasa peduli yang tulus.
e. Berwujud (Fangible), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan dan
berbagai materi komunikasi, misalnya gedung dan kebersihan gedung
serta penataan ruang yang rapi.

Penerapan Pemasaran Pendidikan

Pemasaran pendidikan mempunyai 7 elemen pokok yaitu:

a. Product
Merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada customer yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pengembangan
produk dapat dilakukan setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan
pasarnya11. Jika masalah ini telah diselesaikan, maka keputusan-
keputusan tentang harga, distribusi dan promosi dapat diambil. Produk
terdiri atas lima tingkatan yaitu:
1) Core benefit, merupakan manfaat dasar yang sebenarnya dibeli
oleh customer.
2) Basic product atau versi dasar dari suatu produk dalam hal ini
misalnya pengetahuan dan ketrampilan yang memiliki ciri khas.
3) Expected product, yaitu sejumlah atribut yang menyertai
diantaranya adalah kurikulum, silabus, dan tenaga pendidik, dsb.
4) Augmented prodct, merupakan produk tambahan dengan tujuan
agar berbeda dengan produk pesaing, misalnya output dari lembaga
tersebut mampu berbahasa inggris baik lisan maupun tulisan,
computer, bahasa arab, dsb.
5) Potensial product, merupakan seluruh tambahan dan perubahan
yang mungkin didapat produk tersebut dimasa depan diantaranya
adalah pengakuan lulusan lembaga tersebut dari dunia kerja.
b. Price
Merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk,
apabila produk mutu baik, maka calon siswa berani membayar lebih
tinggi sepanjang dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan
pendidikan. Pada dasarnya harga yang telah ditetapkan oleh
perusahaan untuk suatu produk yang dihasilkan atau dipasarkan dapat
didasarkan atas strategi harga yang sama atau seragam untuk seluruh
daerah atau segmen pasar-pasar yang dilayani yang disebut dengan
single pricing dan strategi yang tidak seragam atau berbeda-beda
untuk beberapa daerah atau segmen pasar yang disebut dengan multi
pricing. Suatu lembaga pendidikan menetapkan harga yang berbeda
atau tidak seragam umumnya didasarkan pada pertimbangan tujuan
dan sasaran yang akan dicapai di masing-masing daerah pemasaran,
serta situasi dan kondisi yang ada.
c. Place
Adalah letak lokasi sekolah mempunyai peranan yang sangat
penting, karena lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan
bagian dari nilai dan manfaat jasa yang di persepsikan cukup berperan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan.
d. Promotion
Merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
lembaga dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal
pada produk yang ditawarkan oleh lembaga tersebut12. Aktivitas
tentang bagaimana memberitahu pelanggan tentang keberadaan
produk/jasa. Pomosi dilakukan dengan mengadakan suatu pameran,
peragaan, pawai, dan lain sebagainya.
e. People
Dalam pemasaran jasa, orang atau people, merupakan asset utama
yang berfungsi sebagai service provider yang sangat mempengaruhi
kualitas jasa yang diberikan.
f. Physical
Unsur-unsur yang termasuk di dalam physical evidence yaitu
lingkungan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-
barang lainnya yang dipadukan dengan service yang diberikan, seperti
tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.
g. Process
Menurut Zaithaml and Bitner, “process is the actual prosedures,
mechanims and floe of activities by which the service is dilivery-the
service dilivery and operating sistem”13 . Maka proses penyampaian
jasa pendidikan merupakan inti (core) dari seluruh pendidikan, kualitas
dalam seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal
yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses
pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan
lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk circle
dalam merekrut pelanggan pendidikan

Peran Manajemen Pemasaran dalam Meningkatkan Kuantitas Peserta Didik


Baru
Telah diuraikan diatas, bahwa pemasaran tidak dapat terpisahkan dengan
kegiatan manajemen, karena manajemen pemasaran bertugas bagaimana usaha
suatu sekolah mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dalam
pemasarannya, seperti mempromosikan sekolah agar dapat memuaskan konsumen
dan pelayanan yang berkualitas23 . Sebuah sekolah perlu memperhatikan
manajemen pemasarannya karena itu yang akan menentukan seberapa besar
peserta didik yang akan mendaftarkan diri ke sekolah tersebut. Tetapi dalam
pemasaran pendidikan yang harus diperhatikan tidak hanya di luar sekolah saja
seperti pemasangan spanduk ataupun penyebaran brosur tetapi juga harus ada
pembenahan dari dalam sekolah, terutama dalam pembenahan sumber dayanya.
Karena dengan adanya sumber daya yang berkualitas, akan melahirkan image atau
citra baik dimata masyarakat. Kebanyakan orang tua memilih sekolah yang telah
memiliki image atau citra yang baik di masyarakat. Sorotan utama mereka adalah
tentang proses pendidikan yang terjadi selama di sekolah, kegiatan belajar
mengajar, dan kualitas pelayanan yang dilakukan sekolah.

Dengan memberikan layanan prima atau layanan terbaik merupakan


salah satu upaya menumbuhkan kepercayaan konsumen. Jika peserta didik
diibaratkan konsumen, maka diperlukan berbagai upaya untuk memberikan
layanan terbaik agar mereka bisa belajar secara optimal terutama di sekolah24.
Costumer satisfaction atau kepuasan pelanggan sanagt diutamakan dalam kegiatan
bisnis, demikian halnya dalam pendidikan, meskipun bukan bisnis, layanan
terhadap peserta didik tetap harus diutamakan. Layanan bagi peserta didik bukan
hanya dari guru, tetapi juga dari pihak staf administrasi. Dalam hal ini, bila terjadi
hal-hal yang dapat mengurangi layanan, kepala sekolah harus segera mengambil
langkahlangkah positif agar kepercayaan kembali normal. Kepuasan peserta didik
sebagai pelanggan akan dapat meningkatkan gengsi sekolah tersebut sehingga
akan disenangi masyarakat dan akhirnya menjadi sekolah favorit25 . Layanan
prima merupakan tujuan utama dan modal untuk menarik minat peserta didik dan
calon peserta didik. Apa yang disarankan dalam dunia bisnis kiranya cocok,
bahwa untuk mencapai kepuasan dari konsumen, perlu dekat dengan konsumen
(close to the costumer) di samping ada keinginan yang kuat dari kepala sekolah
untuk menjadikan sekolahnya yang dapat memberi layanan prima (hands on value
driven)26. Layanan juga jangan setengah-setengah, tetapi harus tuntas (hands on
the knitting) agar peserta didik sebagai pihak yang dilayani merasa puas (costumer
satisfaction), yang akan meningkatkan kepercayaan terhadap sekolah.
Hakikat Manajemen Pemasaran PendidikanSebelum

Membahas tentang manajemen pemasaran pendidikan, perlu


kiranya dibahas sekilas tentang manajemen itu sendiri secara umum.
Menurut Sugiono, manajemen adalah proses keseluruhan usaha dengan
menggunakan metode yang efektif dan efesien untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.4Menurut Sulistyarini, menyatakan bahwa
manajemen merupakan keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau
lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.5Sedangkan menurut Oemar Hamalik, mendefinisikan bahwa
manajemen sebagai suatu proses. yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.6Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan segala aktivitas atau suatu proses dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan apapun tentunya memerlukan
manajemen yang baik, manajemen yang baik tentunya akan berpengaruh
pada hasil atau pencapaian tujuan pendidikan. Selain itu, antara perncanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian tidak bisa dipisahkan dan
mempunyai hubungan keterkaitan yang sangat erat. Jika perencanaan,
pengorganisasian dan penggerakan bagus namun pengendaliannya bermasalah,
maka tentunya akan berpengaruh pada pencapaian tujuan pendidikan, dan
begitu seterusnya.Pemasaran, menurut Joko Setyono, adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk merencanakan,
menetapkan harga, mempromosikan serta mendistribusikan barang dan
jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang adamaupun
pembeli potensial.7Sedangkan di buku lain dijelaskan bahwa pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan diinginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan memperhatikan produk yang bernilai dengan
pihak lain.8Pendidikan sebagai sebuah produk jasa merupakan sesuatu yang
tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang
diproses dengan menggunakan atau tidak mengggunakan produk fisik dimana
proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dengan
pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan hak atau
kepemilikan.9Pemasaran dalam kontek jasa pendidikan adalah sebuah proses
sosial dan manjerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan
diinginkan melalui penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai
dengan pihak lain dalam bidang pendidikan. Etika pemasaran dalam dunia
pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan
watak secara menyeluruh.

Definisi pemasaran ini berstandar pada konsep kebutuhan,


keinginan, permintaan, produk (barang, jasa dan gagasan), nilai, biaya, kepuasan,
pertukaran, transaksi, hubungan, jaringan, pasar, pemasar dan prospek.
Pemasaran saat ini tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan produk atau
jasa hingga sampai ke tangan konsumen, tetapi juga bagaimana produk
atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan
menghasilkan laba. Teori ini merupakan adopsi dari dunia bisnis, oleh
karenanya tujuan akhir dalam mencapai laba yang dimaksud dalam dunia
pendidikan tentunya adalah menarik pelanggan baru dan lama dengan
menjanjikan nilai superior, mempromosikan dengan efektif serta
mempertahankan pelanggan yang ada dengan tetap memegang prinsip
kepuasan pelanggan.Sedangkan manajemen pemasaran pendidikan menuur
Philip Kotler, mendefinisikan sebagai proses perencanaan dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan,
barang dan jasa untuk menciptkan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan
individu dan organisasi.10Teori manajemen pemasaran pendidikan yang
disebutkan di sini merupakan adopsi dari manajemen pemasaran dalam
bidang ekonomi pemasaran. Pengadopsian teori manajemen pemasaran ini
dilakukan dengan melihat bahwa lembaga pendidikan adalah sebagai bagian
dari organisasi layanan jasa.Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahawa
manajemen pemasaran pendidikan adalah proses yang melibatkan analisa,
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian jasa pendidikan yang terkandung
pada pertukaran dan dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-
pihak yang terlibat. Manajemen pemasaran biasanya dihubungkan dengan
tugas dan orang-orang yang menangani pasar pelanggan. Tugas-tugas tersebut
harus jelas diatur sedemikian rupa agar dilaksanakan dengan demi mencapai
tujuan pendidikan,

Relationship Marketing dalam Membangun Loyalitas Pelanggan

Relationshp marketing ini merupakan suatu upaya atau cara lembaga


mempromosikan produk dan jasanya yang berorientasi pada hubungannya dengan
pelanggan. Lembaga memperlakukan pelanggan sebagai mitra dalam hubungan
yang saling menguntungkan, sehingga dapat terjalin suatu kepuasan yang tinggi
bagi para pelanggan, sekaligus kesuksesan pemasaran bagi pihak lembaga.34
Lembaga yang gagal memberikan kepuasan pada pelanggan memiliki
kecenderungan untuk merugi, bahkan di masa mendatang akan mengalami ketidak
pastian dalam kesuksesan organisasi. Karena pada umumnya, pelanggan yang
merasa tidak terpuaskan akan menceritakan pengalaman buruknya kepada orang
lain. Hal ini juga berdampak pada citra lembaga karena informasi negatif tentang
kinerja atau layanan yang diberikan lembaga akan tersebar luas di masyarakat.
Lembaga pendidikan adalah institusi yang menawarkan produk berupa jasa
kepada konsumen yang terdiri dari orangtua, siswa, guru atau peg awai dan
masyarakat umum. Pemasaran jasa yang diterapkan dalam dunia pendidikan
adalah salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu sekolah dan meningkatkan
keunggulan bersaing di era globalisasi. Paradigma pemasaran dalam pendidikan
yang disamakan dengan manajemen perusahaan dan berorientasi pada pelanggan
diharapkan mampu mendongkrak peningkatan mutu pendidikan secara
berkelanjutan.

Untuk mewujudkan itu, lembaga harus tepat dalam menentukan


kebijakan dan strategi pemasaran yang diterapkan dan sesuai dengan kemampuan
sekolah. Salah satu strategi yang diyakini mampu meningkatkan eksistensi dan
promosi sekolah adalah Strategi Relationship Marketing. Strategi ini
memprioritaskan kebutuhan dan keinginan pengguna jasa pendidikan dan
membangun hubungan jangka panjang dengan menerapkan komunikasi yang
efektif dan membangun kepercayaan serta kemitraan (partnership) dengan
pengguna jasa (user education).
Lembaga pendidikan berupaya semaksimal mungkin untuk terus
menjalin komunikasi dan memberikan layanan sesuai kebutuhan dan keinginan
pengguna jasa, memegang prinsip kepuasan pelanggan, serta menciptakan suasana
keharmonisan degan seluruh stakeholder. Tujuan strategi ini adalah loyalitas
pelanggan. Dengan memberikan pelayanan dan kerjasama yang baik maka akan
dapat menciptakan kepuasan dan menimbulkan loyalitas pelanggan. Loyalitas
timbul karena adanya kepuasan dari pengguna jasa dalam segi pelayanan dari
sekolah, komunikasi atau jasa yang ditawarkan sekolah. Loyalitas pelanggan
sangat bermanfaat untuk kemajuan dan keunggulan sekolah pada masyarakat luas.
Pada akhirnya penerapan strategi pemasaran relasional ini diharapkan akan
mewujudkan loyalitas dari pengguna jasa pendidikan sehingga berdampak pada
citra positif lembaga terhadap masyarakat luas.

Tujuan dan Fungsi

Menurut Kotler and Amstrong, tujuan pemasaran merupakan proses


manajerial orang dalam mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan
melalui penciptaan dan pertukaran produk yang ditawarkan dan nilai produk
mereka kepada orang lain. Tujuan pemasaran tentunya dilakukan agar dapat
mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang dijual
akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan, sehingga produk tersebut dapat
terjual dengan sendirinya. Untuk lebih jelasnya lagi, di bawah ini akan dibahas
secara lengkap mengenai apa saja tujuan pemasaran dan fungsinya yang
sebenarnya.
Proses berjalannya lembaga pendidikan, jasa pendidikan adalah salah satu
faktor utama yang mempengaruhi minat para pengguna jasa tersebut. Oleh
karena itu kualitas jasa harus berorientasi pada kepuasan pelanggan sehingga
mereka merasa tidak kecewa dan berhasrat menyekolahkan anak-anaknya atau
bahkan mempromosikan lembaga tersebut secara suka rela. Jasa pendidikan
dalam sebuah lembaga harus dikenal secara luas oleh masyarakat agar
masyarakat memahami dan tertarik untuk menggunakan jasa tersebut. jasa yang
berkualitas kalau tidak dikenal oleh masyarakat maka tidak ada artinya.
Maka para SDM yang ada dalam lembaga pendidikan tertentu harus
melakukan pemasaran dalam rangka meyakinkan calon konsumen jasa
pendidikan. Tentu saja dalam mempromosikan sebuah jasa juga harus
dikenal siapa saja calon konsumen yang akan menggunakan jasa
tersebut. Semakin jasa yang dipromosikan adalah kebutuhan para calon
konsumen maka peluang untuk mendapatkan respon positif akan semakin
tinggi. Dengan tipologi karakter masyarakat yang berbeda-beda, ditambah lagi
dengan latar belakang sosial keagamaan yang juga berbeda maka di sinilah
pentingnya mengenal segmentasi pasar dalam mempromosikan jasa pendidikan,
khususnya pendidikan dasar Islam.

Experiential marketing sebagai suatu cara untuk menciptakan


pengalaman pelanggan melalui sentuhan terhadap indera (sense),
mengusahakan pelanggan agar merasa feel good sehingga dapat
menimbulkan pikiran dan opini yang positif (feel), pelanggan didorong untuk
berpikir mengenai merek atau slogan yang digunanakan oleh perguruan
tinggi(think), menciptakan pengalaman pelanggan yang dihubungkan pada
interaksi sosial baik terlihat pada perilaku dan gaya hidup (act) dan menciptakan
pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan, baik itu hubungannya
terhadap perguruan tinggi ataupun hubungan dengan sesama pengguna jasa
pendidikan.

Konsep kualitas pelayanan telah menjadi faktor yang dominan


terhadap keberhasilan suatu organisasi. Service qualitytidak hanya diadopsi
oleh lembaga penyelenggara jasa-jasa komersial, tetapi juga telah
digunakan oleh lembaga-lembaga pemerintahan, yang selama ini resisten
terhadap tuntutan kualitas pelayanan publik yang prima. Dengan demikian,
kunci agar perusahan tetap eksis adalah kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan pelanggannya (retensi). Apabila pelanggan pergi (defeksi),
maka eksistensi perusahaan tidak diperlukan lagi, dan sebaliknya. Oleh
karena itu perusahaan perlu mendeteksi sikap pelanggannya. Pemahaman
pemasar terhadap sikap pelanggan, dapat membantu pemasar untuk dapat
mempengaruhi dan mengubah sikap konsumen ke arah yang positif. Kualitas
pelayanan menjadi salah satu faktor yang menentukan kepuasan
pelanggan. Baiknya kualitas pelayanan dan efektifnya dalam melakukan bauran
promosi akan memberikan respon positif terhadap kepuasan konsumen untuk
tetap loyal menggunakan jasanya. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat
memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan
dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi
pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk
rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan
bagi perusahaan. Hal ini berarti bahwa eksistensi kualitas pelayanan yang
baik, akan menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan kepuasan
konsumen sehingga akan terjadi konsumsi yang berulang.

Kesimpulan
Manajemen pemasaran pendidikan merupakan proses analisa, perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian jasa pendidikan yang terkandung pada
pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.
Pemasaran pendidikan merupakan langkah pembaharuan ketika sebuah lemabaga
pendidikan harus mengikuti ketatnya persaingan untuk memperoleh
pelanggan. Pendidikan yang dapat dipasarkan adalah pendidikan yang
memiliki produk sebagai komuditas, produknya memiliki standar,
spesifikasi dan kemasan, memiliki orientasi yang jelas, memiliki jaringan,
media dan tenaga pemasar.Pemasaran saat ini tidak hanya berfungsi untuk
menyampaikan produk atau jasa hingga sampai ke tangan konsumen, tetapi
juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan dengan mencapai tujuan pendidikan. Dengan adanya penerapan
pemasaran pendidikan, maka akan menciptakan dan meningkatkan kualitas
pendidikan yang lebih baik, sehingga proses pendidikan yang disediakan
sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang menimbulkan kepuasan, kepuasan
pelanggan inilah yang menjadi tujuan dari pemasaran jasa pendidikan itu
sendiri, karena kepuasan dari pelanggan pendidikan akan mengantarkan
lembaga pada citra yang lebih baik.
Daftar Pustaka

Ali, Nizar dan Ibi Syatibi, Manajemen Pendidikan Islam, Bekasi: Pustaka
Isfanan, 2009

Alma, Buchari, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Pendidikan


Fokus pada Mutu dan Layanaan Prima, Bandung: Penerbit Alfabeta,
2009

Machali, Imam, Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan Madrasah dalam


Antologi Kependidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2010

Setyono, Joko, Manajemen Pemasaran (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Biruni


Press, 2008

Munawaroh, Kebijakan Strategi Pemasaran Pendidikan (Studi Kasus di SMK


Ma’arif Al-Munawwir Krapyak Yogyakartas, Tesis, Yogyakarta:
PPs UNY, 2011

Anda mungkin juga menyukai