Anda di halaman 1dari 10

              I.

    PENDAHULUAN
Manajemen pemasaran merupakan kegiatan menganalisa,merencanakan, mengimplementasi,
dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.Pengggunaan istilah pemasaran pada saat ini sudah sangat berkembang di segala
sektor.Demikian pula pengertian pemasaran sudah sangat luas dan halus. Pemasaran berarti
mengenai bagaimanacara untuk memuaskan konsumen. Seperti diketahui bahwa lembaga
pendidikan adalah sebagai kegiatan yang melayani konsumen, berupa siswa, mahasiswa, dan
juga masyarakat umum.Lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi
layanan.Layanan ini dapat dilihat dari berbagai bidang, mulai dari layanan dalam bentuk fisik
bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu. Jadi, pemasaran jasa
pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau menyampaikan jasa
pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan. Oleh karena itu dalam makalah
ini, akan dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dalam pemasaran jasa pendidikan,
yang meliputi strategi, pemasaran, konsep pemasaran dalam jasa pendidikan, dan strategi
pemasaran.

    II.            RUMUSAN MASALAH

a.       Apakah pengertian pemasaran?


b.      Apa saja konsep pemasaran dalam Jasa Pendidikan?
c.       Apakah pengertian strategi?
d.      Apa saja konsep strategi pemasaran?

  III.            PEMBAHASAN

A.         Pengertian Pemasaran


Pemasaran berasal dari bahasa inggris yaitu marketing. Pemasaran tidak hanya
menawarkan barang akan tetapi juga menawarkan jasa. Didalam pemasaran terdapat berbagai
kegiatan seperti menjual, membeli, dengan segala macam cara, mengangkut barang,
menyimpan, mensortir, dan sebagainya, sehingga  dikenal sebagi fungsi-fungsi marketing.
Berikut beberapa pendapat tentang pengertian marketing:
a.       Maynard dan Beckman dalam bukunya Principles of Marketing menyatakan “Marketing
embraces all business activities involved in the flow of goods and services from physical
production to consumption”. Yang artinya marketing berarti segala usaha yang meliputi
penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.

b.      Paul D. Converse dan Fred M. jones (1958) dalam “introduction to marketing”
mengemukakan bahwa dunia business itu dibagi dua, yaitu production and marketing.
Production diartikan sebagai “has to do with moving these goods in the hand of consumers”.
Produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan barang, sedangkan marketing ialah
pekerjaan memindahkan barang-barang ke tangan konsumen.
c.       Rayburn D Tousley, Ph. D., Eugene Clark, Ph. D., Fred E. Clark,Ph.D. (1962), dalam
bukunya Principles of marketing menyatakan: Marketing consist of those efforts which effect
transfers in the oownership of goods and services and which provide for their physical
distributiomn. Marketing terdiri dari usaha yang mempengaruhi pemindahan pemilikan
barang dan jasa termasuk distribusinya.[1]
Dari ketiga teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses
dimana seseorang atau kelompok dapat memenuhi keinginan melalui usaha mempengaruhi,
menyalurkan,dan memindahkan kepemilikan dari satu orang ke orang lain atau antar
kelompok baik dalam masalah barang atau jasa.
Marketing dalam jasa pendidikan
Istilah marketing dibagi menjadi dua yaitu marketing pada “profit organization” dan
marketing pada “non profit organization”. Lembaga pendidikan termasuk dalam non profit
organization.Marketing pada fokusnya adalah berbicara bagaimana memuaskan
konsumen.Jika konsumen tidak puas bererti marketingnya gagal.Lembaga pendidikan adalah
sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa murid, siswa, mahasiswa dan juga
masyarakat umum yang dikenal sebagai “stakeholder”. Lembaga pendidikan pad hakikatnya
bertujuan memberi layanan. Pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan
tersebut, karena mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan. Jadi
marketing jasa pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau
menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan.[2]
B.       Konsep pemasaran Dalam Jasa Pendidikan
Ada beberapa tahap perkembangan konsep marketing yang digunakan oleh para pengusaha
dalam menghadapi persaingan yaitu:
a.    Konsep Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa perusahaan membuat piduksi sebanyak-banyaknya.
Dengan produksi masal ini akan diperoleh efisiensi dalam pemakaian input dan efisiensi
dalam proses produksi. Kemudian perusahaan akan dapat menetapkan harga jual lebih murah
dari saingan.       
Jika hal ini diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti lembaga pendidikan
menghasilkan lulusan secara massal dengan mengabaikan mutu, kemudian menurunkan uang
kuliah, agar lebih banyak peminat masuk.Konsep produksi dalam jasa pendidikan, harus tetap
memegang teguh peningkatan mutu lulusannya, dan uang kuliah tidak terlalu tinggi.
b.    Konsep Produk
Konsep ini berlaku sudah sejak lama, pada saat produsen berada pada posisi
kuat.Produsen menghasilkan produk yang sangat baik, menurut ukuran atau selera produsen
sendiri, bukan menurut kehendak konsumen, konsumen demikian banyaknya, sehingga selera
mereka bervariasi.Kesalahan pada konsep produk adalah menyamakan selera produsen
dengan selera konsumen. Akibatnya jika timbul pesaing baru yang kreatif dalam bidang
produksi, maka pengusaha yang menganut konsep produk ini kan kalah dalam persaingan.
                        Jika diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka pimpinan lembaga tidak
boleh berbuat sekehendaknya, walaupun dalam rangka ingin meningkatkan mutu. Pimpinan
harus sering memonitor apa kehendak konsumen, apa keluhan-keluhan yang dibicarakan oleh
para mahasiswa diluar ataupun dosen, tenaga administrasi dan sebagainya.
c.     Konsep Penjualan
                           Pengusaha yang menganut konsep penjualan (selling concept) berpendapat
bahwa yang terpenting adalah produsen menghasilkan produk, kemudian produk itu dijual
kepasar dengan menggunakan promosi besar–besaran. Jika diterapkan dalam lembaga
pendidikan, maka ada kecenderungan lembaga menggunakan surat kabar, TV, memasang
iklan. Iklan ini harus harus disertai bukti nyata yang menunjang kekuatan iklannya, iklan
tanpa usaha perbaikan mutu lembaga pendidikan akan menjadi bumerang bagi lembaga itu
sendiri. Para pengelola yang menganut konsep penjulan hanya mementingkan tugasnya saja
tanpa memikirkan pelayanannya sudah baik atau belum.
d.    Konsep Marketing (Marketing Concept)
Konsep Marketing ini menyatakan bahwa produsen tidak hanya memperhatikan diri
sendiri tetapi melihat bagimana selera konsumen. Marketing tidak berarti bagaimana menjual
produk agar laris habis, akan tetapi konsep marketing lebih berorientasi jangka panjang.
Dalam konsep ini lebih menekankan pada “kepuasan konsumen”.Tujuan marketing adalah
bagaiman usaha untuk memuaskan selera, memenuhi “needs and wants” dari konsumen.
Istilah needs artinya kebutuhan yang didefinisikan sebagai rasa kekurangan pada diri
seseorang yang harus dipenuhi. Sedangkan wants adalah keinginan, yang didefinisikan
sebagai suatu kebutuhan  yang sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli,
pendidikan, agama, keyakinan, family, dan sebagainya.
Lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing ini tidak hanya sekedar mengajar
siswa tiap hari sesuai jadwal, tetapi mengusahakan agar siswa puas dengan layanan lembaga
dalam banyak hal, misalnya dalam suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman
yang asri, dosen-dosen yang ramah, perpustakaan, Lab, dan lain sebagainya harus siap
melayani siswa.
e.     Konsep Responsibility (konsep kemasyarakatan)
                               Konsep ini menyatakan bahwa dunia perusahaan harus bertanggung jawab
pada masyarakat terhadap segala perilaku bisnisnya.Perusahaan harus menghasilkan produk
yang dapat diandalkan, tidak cepat rusak, tidak berbahaya jika digunakan oleh konsumen dan
turut menjaga kelestarian alam.Jika konsep ini diterapkan dalam lembaga pendidikan maka
lembaga pendidikan harus bertanggung jawabt terhadap masyarakat luas yang dipungut dan
yang digunakan, sehingga mutu lulusan yang dihasilkannya benar-benar maksimal untuk
kepentingan masyarakat.[3]
Aspek yang Mempengaruhi Marketing Jasa Pendidikan
  Berikut beberapa pendapat yang berperan dalam marketing lembaga pendidikan tinggi:
a.      Dosen dan Peneliti
Tenaga Dosen memiliki peran yang sangat penting dalam proses mengajar, karena dosen
juga merangkap sebagai pembangkit image positif terhadap mahasiswa. Sebuah perguruan
tinggi hanya dapat berkembang baik, apabila di perguruan tinggi itu cukup tersedia tenaga
akademik tetap yang secara teliti melakukan penelitian dan menurunkan kemampuan meneliti
itu kepada anak didiknya.
b.      Perpustakaan
Perpustakaan merupakan unsur penting dalam pengembangan ilmu dan untuk
mengembangkan suatu perguruan tinggi, seperti dinyatakan berikut:”…the most important
ingredient of an institution of quality is a good library” (Cardozier, 1987: 146). Di Amerika
maupun di Indonesia tim akreditasi sangat menekankan pentingnya kelengkapan
perpustakaan ini. Ada tidaknya perhatian perguruan tinggi terhadap perpustakaan ini dapat
diperhatikan anggaran belanja yang dialokasikan untuk kebutuhan perpustakaan.
c.    Teknologi Pendidikan
Alat bantu berupa teknologi pendidikan sangat besar artinya bagi pengembangan ilmu,
terutama dalam proses belajar mengajar. Sebuah perguruan tinggi yang memiliki
kelengkapan teknologi pendidikaan ini, tentu  bukan untuk pamer, tetapi dapat menggunakan
peralatan tersebut secara teratur untuk membantu kegiatan proses belajar mengajar dalam
rangka mempertinggi pelayanan akademis untuk para mahasiswa.
d.      Kegiatan Olahraga
Kegiatan pertandingan olahraga selalu menarik perhatian masyarakat. Dimana ada
petandingan maka masyarakat akan berbondong-bondong datang menyaksikan. Tim yang
menang akan mendapat perhatian khusus dan selalu menjadi buah pebicaraan mereka, dan
juga dalam dunia pers. Oleh karena itu sebuah tim perguruen tinggi yang tangguh, akan
memperoleh banyak keuntungan dari promosi perguruan tinggi. di negara Indonesia ini sudah
banyak perguruan tinggi yang mencari bibit pemain olahraga dari cabang tertentu seperti
sepakbola, basket, tennis, dan lain sebagainya. Jika perlu calon mahasiswa yang berbakat
ditarik dan diberi beasiswa atau dibebaskan dari uang kuliah.Dengan demikian kegiatan
olahraga ini mempunyai banyak keuntungan, disamping memupuk image positif terhadap
perguruan tinggi, juaga dapat membantu calon mahasiwa yang kurang mampu dapat masuk
ke perguruan tinggi, karena dia pandai berolahraga.
e.       Kegiatan Marching band dan Tim Tim kesenian
Kegiatan marching band dan tim kesenian dari suatu perguruan tinggi yang
menampilkan kebolehannya pada suatu acara resmi akan memperoleh keuntungan promosi
yang luar biasa. Apalagi jika diadakan pertandingan diantara jtim tersebut dan mendapat
juara. Perguruan tinggi yang memiliki manajemen yang baik, akan mengarahkan
perhatiannya lebih membina kegiatan pad bidang ini, karena ini membuka peluang bagi
perguruan tinggi untuk lebih dikenal oleh masyarakat dan pemerintah. Akan tetapi lembaga
harus berhati-hati menjaga penampilan timnya, agar tidak mengecewakan penonton, karena
akan membawa akibat negativ terhadap lembaga, yang dianggap mencerminkan
ketidakberesan manajemen intern. Oleh karena itu, dalam setiap penampilan harus benar-
benar disiapkan secara matang.
f.       Kegiatan Keagamaan
                   Kegiatan keagamaan ini bukan hanya ditandai oleh adanya bangunan fisik
keagamaan, tetapi lebih penting adalah upacar yang dilakukan didalamnya.misal Nuzulul
Qur’an, Hari Raya Qurban dan lain sebagainya.
C.    Pengertian Strategi
Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang
menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan ancaman
lingkungan eksternalnya.Oleh karena itu strategi selalu berkaitan evaluasi dan pemilihan
alternatif yang tersedia bagi suatu manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada dua variabel besar dalam strategi pemasaran, yaitu variabel yang dapat dikontrol dan
variabel yang tidak dapat dikontrol ( Alex D.Triana 1985:19)
1.    Variabel yang tidak dapat dikontrol
a.         Keadaan persaingan
Keadaan persaingan adalah suatu kesulitan bagi seorang pengusaha untuk menduga kapan
saingan baru akan muncul. Oleh sebab itu pengusaha harus selalu memperbaiki produk atau
pelayanan usahanya.
b.        Perkembangan teknologi
Munculnya teknologi baru yang memperbaiki proses produksi baik dari segi efisiensi
maupun dari segi model sulit diduga. Untuk mengatasi hal ini pengusaha harus mencoba
menggunakan teknologi baru yang lebih cepat dari saingannya.
c.         Kebijakan politik dan ekonomi
Perubahan perubahan peraturan pemerintah dalam bidang ekonomi, ataupun perubahan
perubahan politik dapat mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis
d.      Sumber Daya Alam
Dalam beberapa hal sumber daya alam ini sulit diduga kapan berkurang atau ditemukan
sumber-sumber baru.

2.    Variabel yang dapat dikontrol


a)      Market segmentation
Dalam kebijaksanaan pemasaran pengusaha harus menetapkan strategi arah sasaran
dan pemasarannya.
b)      Marketing mix
Marketing mix mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi
maksimal sehingga  mendatangkan hasil yang paling memuaskan.
c)      Marketing Budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing yang sangat
mempengaruhi keberhasilan pemasaran.
d)     Timing
Para pengusaha harus bisa menjaga waktu, kapan dia harus mulai melancarkan
pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko harus dibuka.[4]

D.  Konsep Strategi Pemasaran


Secara umum strategi pemasaran jasa pendidikan diterapkan dalam konteks lembaga
pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan emasaran eksternal, tapi juga
pemasaran internal untuk memotivasi dosen/guru atau karyawan administrasi dan pemasaran
interaktif untuk menciptakan keahlian penyedia jasa.
1.    Produk Jasa ( The Service Product)
Produk jasa menurut Kotler (2000: 428) merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digujknakan atau dikonsumsi
pasar sebaagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Jadi, pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai
sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka terima dari
produk tersebut.
2.    Tarif Jasa ( Price)
Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa harus memperhatikan beberapa
hal.Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai dengan
strategi pemasaran secara keseluruhan.Perubahan berbagai tarif di berbagai pasar juga hrus
dipertimbangkan. Tarif spesifik yang akan ditetapkan akan bergantung pada tipe
pelangganyang menjadi tujuan pasar jasa tersebut. Nilai jasa ditentukan oleh manfaat dari
jasa tersebut.
Secara singkat, prinsip-prinsip penetapan harga seperti yang diusulkan oleh Kotler (1996)
dikutip dari Zeithlam dan Bitner (2000: 436) adalah sebagai berikut:
a.         Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harga, mencakup:
pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya,
menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode
penetapan harga, serta menentukan harga akhir.
b.         Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum melalui penetapan harga
maksimum, tetapi dapat pula dicapai dengan cara memaksimumkan penerimaan sekarang,
memaksimumkan penguasaan pasar atau kemungkinan lainnya.
c.         Para pemasar hendaknya memahami responsif permintaan terhadap perubahan harga.
d.        Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk didalamnya
adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, serta biaya-biaya
lainnya.
e.         Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang ditawarkan
sehingga harga pesaing harus dipertimbangkan dalam proses penetaan harga.
f.          .Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup markup, sasran
perolehan,nilai yang dapat diterima, faktor psikologis dan harga lainnya.
g.         Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya dengan
menggunakan harga psikologis, diskon harga, harga promosi, serta harga bauran produk.
3.      Tempat/Lokasi Pelayanan (Place/Service Location)
Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang
dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan
digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan di
mana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai lingkungan di mana dan bagaimana
jasa akan diserahkan, sebagai bagian dari nilai dan manfaat dari jasa.
4.        Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan
tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan
pernah membelinya.
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, membujuk serta
mengingatkan pelanggan sasran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
5.        Orang/Partisipan ( People)
Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa
sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai
perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan
karyawan, bahkan cara berpakaian karyawan dan penempilan karyawan mempunyai
pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan penyampaian jasa (service
encounter).
6.        Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut memepengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang
termasuk di dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik,
peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan
service yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.
7.        Proses (Process)
       Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan
untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran
pemasarn jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa sebagai
bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat
penting untuk suksesnya pemasaran jasa.[5]

VI.             KESIMPULAN
Pengertian Pemasaran
Pemasaran berasal dari bahasa inggris yaitu marketing. Pengertian pemasaran
menurut beberapa pendapat adalah sebagai berikut:
1.        Maynard dan Beckman dalam bukunya Principles of Marketing menyatakan “Marketing
embraces all business activities involved in the flow of goods and services from physical
production to consumption”. Yang artinya marketing berarti segala usaha yang meliputi
penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.
2.        Paul D. Converse dan Fred M. jones (1958) dalam “introduction to marketing”
mengemukakan bahwa dunia business itu dibagi dua, yaitu production and marketing.
Production diartikan sebagai “has to do with moving these goods in the hand of consumers”.
Produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan barang, sedangkan marketing ialah
pekerjaan memindahkan barang-barang ke tangan konsumen.
3.        Rayburn D Tousley, Ph. D., Eugene Clark, Ph. D., Fred E. Clark,Ph.D. (1962), dalam
bukunya Principles of marketing menyatakan: Marketing consist of those efforts which effect
transfers in the oownership of goods and services and which provide for their physical
distributiomn. Marketing terdiri dari usaha yang mempengaruhi pemindahan pemilikan
barang dan jasa termasuk distribusinya.
Konsep Pemasaran Dalam Jasa Pendidikan:
a.       Konsep Produksi
b.      Konsep Produk
c.       Konsep Penjualan
d.      Konsep Marketing (Marketing concept)
e.       Konsep Responsibility (Konsep Kemasyarakatan)
Aspek Yang Mempengaruhi Marketing Jasa pendidikan
a.         Dosen dan Peneliti
b.        Perpustakaan
c.         Teknologi Pendidikan
d.        Kegiatan olahraga
e.         Kegiatan marching band dan tim-tim kesenian
f.         Kegiatan keagamaan
Pengertian Strategi
Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang menghubungkan
antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya.
Dua variabel dalam strategi yaitu:
a.         Variabel yang tidak dapat dikontrol yang meliputi: keadaan persaingan, perkembangan
teknologi, kebijakan politik dan ekonomi, dan sumber daya alam.
b.        Variabel yang dapat dikontrol yang meliputi: Market segmentation, marketing mix,
marketing budget, dan timing.
Konsep Strategi Pemasaran:
a.         Produk Jasa
b.        Tarif Jasa
c.         Tempat/lokasi
d.        Promosi
e.         Orang/Partisipan
f.         Suasana Fisik
g.        Proses

V.      PENUTUP
      Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat menambah ilmu dan
bermanfaat bagyi kita semua.Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.Sehingga
kami sebagai manusa biasa yang banyak kekurangan mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun bagi semua pihak. Semoga apa yang kita kerjakan setiap hari
mendapatkan Ridho Allah SWT. Amiin

Anda mungkin juga menyukai