Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL

PEMASARAN JASA DAN PEMASARAN RELASIONAL

Rizky Johan Prasetyo1 Dr. Sriyono, S.E., MM.2

zhenjohan24@gmail.com1 sriyonosriyono007@gmail.com2

Manajemen Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

I.  PENDAHULUAN

Pada umunya pemasaran merupakan kunci utama yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat. Pengertian pemasaran Menurut WY. Stanton pemasaran merupakan
segala sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang memiliki keterkaitan dengan tujuan untuk
perencanaan kemudian menentukan harga sampai kepada mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan aktual maupun potensial. Oleh
karena itu, pentingnya sebuah lembaga maupun organisasi untuk menentukan strategi
manajemen pemasaran yang berbeda dengan lainnya.

Bidang keilmuan yang berkembang dengan pesat membuat para pengelola pendidikan
menyadari bahwa kemudian produk yang dimilikinya harus berorientasi kepada kebutuhan para
pelanggan. Menurut Business Innovation & Entrepreneurship Journal (2019), pendidikan
merupakan investasi jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dengan sarana dan prasarana
yang memadai agar mencapai kompetensi, yakni perpaduan pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang terefleksikan dalam kehidupan sehari-hari

Sekolah Dasar Islam (SDI) sebagai lembaga pendidikan berbasis islam membutuhkan
manajemen pengelolaan yang baik, terencana dan terstruktur. Zuhairini dalam bukunya Filsafat
Pendidikan Islam mengemukakan bahwa “Pendidikan islam merupakan usaha yang dipusatkan
kepada anak dalam pembentukan kepribadian yang sesuai dengan ajaran agama islam.atau
sesuatu kegiatan berdasarkan ajaran islam, memikir, mengintegrasi dan berbuat serta
bertanggungjawab sesuai dengan nilai- nilai islam”. Hal ini berkaitan pada upaya pencapaian
tujuan pendidikan agar dapat dikelola dan terlaksana dengan baik. Sehingga mampu menjadikan
sebuah lembaga pendidikan berbasis Islam yang tampil eksis di tengah-tengah persaingan global.
Dalam bidang pendidikan, kegiatan pemasaran dapat meliputi perencanaan produk pendidikan, penentuan
harga, dan mempromosikan produk pendidikan yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan yang
bersangkutan. 

Lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberikan pelayanan prima kepada pelanggan.
Mulai dari layanan dalam bentuk Tindakan 3 S (Senyum, Sapa, Salam), sarana prasarana yang baik dan
guru yang berkualitas. Secara Istilah (dalam Simanjuntak: 2011) pelayanan merupakan hubungan
interaksi langsung dengan manusia atau mesin secara fisik dengan runtutan kegiatan yang terjadi
dalam kebutuhan menyediakan kepuasan konsumen. Pengertian lebih luas perihal pelayanan ini
diutarakan Daviddow dan Uttal dalam (Sutopo dan Suryanto: 2003) yaitu pelayanan adalah
usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Sedangkan istilah Prima dalam
Kamus Bahasa Indonesia adalah pertama/sangat baik/utama, (KBI, org). Sehingga layanan prima
merupakan usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperhatikan “kepuasan pelanggan”
yang utama atau kepuasan pelanggan terkait layanan harus diutamakan.

Menurut Vanessa Ghaffar (2007), seiring dengan berjalannya waktu, telah mengalami
perubahan fokus pemasaran. Pada tahun 1950-an, pemasaran berfokus terhadap pada barang
konsumen. Pada tahun 1960-an, pasar industry menguasai pemasaran. Pemasaran tidak mencari
keuntungan, atau pemasaran sosial menjadi fokus pemasaran pada tahun 1970-an. Selanjutnya
pada tahun 1980-an, sektor jasa yang mendapat perhatian, sampai akhirnya pada tahun 1990-an,
Relationship Marketing mendapatkan perhatian yang sangat signifikan. Peningkatan hubungan
antara lembaga pendidikan dengan pelanggan menjadi salah satu faktor kunci utama untuk tetap
mempertahankan loyalitas pelanggan tersebut. Mengingat suatu hubungan tersebut tidak dilakukan untuk
jangka pendek saja, melainkan hingga jangka waktu yang cukup lama. Untuk mewujudkan hal tersebut,
lembaga penidikan tidak hanya berorientasi pada kegiatan pembelajaran maupun administrasi saja,
melainkan relasional terhadap lulusan dalam informasi maupun penghubung dengan lembaga lain yang
merupakan target atau sasaran yang berharga. Pendekatan pemasaran relasional perlu diterapkan di dalam
suatu lembaga pendidikan karena sangat relevan dalam pemasaran jasa.

 
1.2.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka yang menjadi pokok
pembahasan pada makalah ini, antara lain:

1. Bagaimana pemasaran jasa dalam konteks pemasaran relasional?

2. Bagaimana konsep dan tujuan pemasaran relasional di Lembaga Pendidikan?

3. Bagaimana implementasi pemasaran jasa dan pemasaran relasional di Lembaga


Pendidikan Sekolah Dasar Islam?

 Rumusan Masalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah yang ada, antara
lain:
1. Mengetahui konteks pemasaran relasional
2. Mengetahui konsep dan tujuan pemasaran relasional
3. Mengetahui strategi pemasaran jasa dan pemasaran relasional di Lembaga Pendidikan
sekolah islam

 
II. METODE

Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif dengan menggunakan penelitian
kepustakaan (library research). Sumber-sumber data yang digunakan sepenuhnya berasal dari
perpustakaan atau dokumentatif yang dapat berupa artikel, buku, dokumen, maupun pencermatan
terhadap literatur online yang kemudian dianalisis sesuai tema yang dibahas yakni “pemasaran
jasa dan pemasaran relasional”

III.  PEMBAHASAN

2.1.      Pemasaran Jasa dalam Konteks Pemasaran Relasional 

Pemasaran jasa pendidikan adalah keterampilan perencanaan dan pengelolaan suatu hubungan
pertukaran antara sekolah sebagai lembaga pendidikan dengan kelompok jasa pendidikan, meliputi siswa,
orang tua siswa, karyawan sekolah, dan masyarakat.

Menurut Kotler dan Fox dalam PAIC (2018) mendefinisikan tujuan utama pemasaran jasa pendidikan,
yaitu:

1. Memenuhi misi sekolah dengan tingkat keberhasilan yang besar.

2. Meningkatkan kepuasan pelanggan jasa pendidikan.

3. Meningkatkan ketertarikan terhadap sumber daya pendidikan.

4. Meningkatkan efisiensi pada aktivitas pemasaran jasa pendidikan.

Oleh karena itu, pemasaran jasa pendidikan lebih dari sekedar aktivitas penjualan, periklanan, dan
promosi untuk menciptakan permintaan jasa pendidikan. 

Kebutuhan pemasaran jasa pendidikan terjadi ketika sekolah menetapkan transaksi yang
diharapkan oleh pasar sasarna jasa pendidikan. Tujuan tersebut tidak mudah dicapai ketika kita memenuhi
keinginan siswa. Memenuhi keinginan siswa dapat berupa kegiatan belajar yang mudah seperti
mengerjakna soal pilihan. Kotler dan Fox dalam PAIC (2018) menyebutkan situasi itu sebagai pemasaran
social (social marketing) dimana pemasarn melakukan tugas utama sekolah, yaitu menentukan kebutahan,
keinginan, dan kepentingan pelanggan jasa pendidikan, serta menyesuaikan sekolah untuk menyampaikan
kepuasan pelanggan jasa pendidikan yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan
pelanggan jasa pendidikan dan masyarakat.

  Pemasaran reasional (relationship marketing) sangat relevan untuk dibahas dalam pemasaran jasa
pendidikan, mengingat keterlibatan dan interaksi antara konsumen (pelanggan jasa pendidikan) dan
produsen (sekolah) begitu besar. sehingga pendekatan pemasaran jasa pendidikan yang hanya berorentasi
transaksi (transactional marketing) dengan sasaran tingginya penjualan dalam jangka pendek (banyaknya
siswa) menjadi kurang berpengaruh didalam praktik jasa pendidikan.

Menurut Bruhn, dalam Ratih (2010), menyatakan bahwa pemasaran relasional merupakan semua
tindakan menganalisis, merencanakan, merealisasikan, dan mengendalikan ukuran yang memprakarsai,
menyetabilkan, meningkatkan dan mengaktivasi hubungan bisnis dengan stakeholder  perusahaan,
terutama pelanggan, untuk tujuan saling menciptakan nilai masing-masing. Lupiyoadi (2009)
menambahkan bahwa dalam bisnis jasa, fokus pelanggan menjadi pilihan tepat untuk menjalankan
aktivitas pemasaran. Pelayanan penjual kepada pelanggan adalah perwujudan terciptanya layanan
konsumen. Hal ini juga menjadi salah satu cara untuk mempertahankaan pelanggan. 

2.2.       Konsep Inti dan Tujuan Pemasaran Relasional di Lembaga Pendidikan

Sekolah merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan, setiap sekolah
memiliki jasa-jasa yang dapat ditawarkan kepada masyarakat. Jasa pendidikan dapat diwujudkan dalam
bentuk pemberian layanan kepada pelanggan jasa pendidikan. Pemasaran relasional merupakan
implementasi dari falsafah orientasi pada pelanggan yang memungkinkan organisasi untuk
mempertahankan pelanggan, melalui loyalitas dan komitmen yang bisa diperolehnya dari pelanggan. 

Little dan Marandi mengemukakan enam konsep inti dalam pemasaran rasional, yaitu :

1. Orientasi jangka panjang, yaitu memandang pelanggan jasa pendidikan sebagai mitra.

2. Komitmen dalam pemenuhan janji, yaitu dalam menjalin hubungan jangka panjang dengan
pelanggan jasa pendidikan maka perlu adanya penekanan pada upaya pemeliharaan sikap percaya
dan komitmen dengan menjaga integritas melalui pemenuhan janji dan empati dari kedua belah
pihak.

3.  Pangsa konsumen bukan pangsa pasar, yaitu pemarasan relasional tidak lagi berkonsentrasi pada
pencapaian pangsa pasar tetapi lebih kepada upaya mempertahankan pelanggan jasa pendidikan
4. Nilai sepanjang hidup pelanggan, yaitu sekolah harus mengidentifikasi pelanggan jasa pendidikan
yang berpotensi menjalin hubungan jangka panjang.

5. Dialog dua arah, dalan mencapai hubungan yang diinginkan, diperlukan dialog dan komunikasi
dua arah.

6. Penyesuaian terhadap pelanggan, yaitu memahami dengan baik tuntutan dan keinginan pelanggan
jasa pendidikan sehinga memungkinkan adanya penyedian produk jasa pendidikan sesuai dengan
spesifikasi pelanggan jasa pendidikan.

2.3 Implementasi Pemasaran Iasa dan Pemasaran Relasional di Lembaga Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)

Tuntutan produk dunia pendidikan, masyarakat mengharap agar siswa selesai sekolah memiliki
ketrampilan (life skill). Sehingga, masyarakat  akhirnya mencari alternatif dengan menyekolahkan putra-
putrinya di SMK dengan tujuan siap bekerja pasca lulus sekolah.

Penekanan kurikulum yang diajarkan di SMK, adalah life skill, sehingga perlu menghasilkan
sesuatu yang bisa dinikmati atau biasa dikenal dengan istilah produk. Produk dalam konteks SMK adalah
jasa yang ditawarkan berupa reputasi, prospek dan varian pendidikan. Lembaga pendidikan yang mampu
bertahan dan mampu memenangkan persaingan jasa pendidikan adalah lembaga yang dapat menawarkan
reputasi, prospek, mutu pendidikan yang baik, dan peluang yang cerah bagi para peserta didik untuk
menentukan pilihan-pilihan yang diinginkannya. Atau dengan kata lain produk pendidikan merupakan
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya

Semakin banyaknya sekolah menengah kejuruan, karena respon  masyarakat terhadap kebijakan
pemerintah, maka membuat semua lembaga pendidikan harus lebih profesional dalam mengelola lembaga
pendidikan dengan efektif dan efesien.

Menurut Kotler dalam Alma dan Hurriyati (2012), segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. 

Implementasi pemasaran jasa dan relasional dalam Sekolah Menengah Kejuruan yaitu menjalin
kerjasama dengan Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI) dalam bentuk Kunjungan Industri (KI), Kelas
Industri, dan Praktik Kerja Lapang (PKL); penyaluran bursa tenaga kerja melalui Balai Khusus Kerja
(BKK); memviralkan tempat uji kompetensi (TUK) dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)  dan
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk Uji Komptensi bagi peserta didik pasca lulus dari SMK, maupun
dalam hal penerapan Teaching Factory (TEFA) karena SMK sebgai embrio dalam pengembangan
produksi. Menjalin hubungan dengan sekolah tinggi bagi alumni yang ingin melanjutkan pendidikan
melalui program bidik misi. Dalam hal ini, SMK memerlukan strategi pemasaran untuk memperoleh
kepuasan pelanggannya. 

        Strategi pemasaran merupakan suatu langkah yang dilakukan dan diupayakan oleh sekolah untuk
mencapai target pemasaran dalam mewujudkan kepuasan pelanggan. Menurut Assauri (2010), strategi
pemasaran pada dasarnya adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah
kepada usaha - usaha pemasaran dari waktu ke waktu sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Dengan demikian, strategi digunakan untuk
mencegah terjadinya penurunan jumlah pelanggan (siswa), dan daya saing sekolah. 

Khasanah (2015) menjelaskan tentang strategi bauran pemasaran merupakan perpaduan unsur-
unsur yang disajikan sekolah untuk mempromosikan jasa pendidikan. Bauran pemasaran merupakan alat
bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Berikut uraian bauran pemasaran
yang terdiri dari 7 P :   

1. Produk (produk) meliputi fasilitas dan layanan yang diberikan oleh sekolah. Terkait SMK,
produk hasil kreativitas siswa menjadikan nilai tambah terhadap masyarakat. Penerapan
Attention, Interest, Action, Desir, dan Satisfaction melengkapi packaging produk siswa. 

2. Price (harga) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan jasa pendidikan yang
ditawarkan.

3. Place (lokasi)  adalah lokasi sekolah berada yang menentukan pertimbangan calon pelanggan
dalam menentukan pilihannya. 

4. Promotion (promosi) bertujuan untuk memberikan informasi dan meyakinkan konsumen akan
manfaat produk yang dihasilkan.

5. People (orang) dalam konteks pendidikan adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam
penyajian jasa sehingga dapat memengaruhi persepsi pembeli. Sumber daya pendidik dan
kependidikan ini penting bahkan menjadi ujung tombak dalam proses pemberian layanan
pendidikan kepada para siswa dalam lembaga pendidikan. Kualitas pelayanan tergantung pada
kualitas setiap tenaga pendidik dan kependidikan. Terkait SMK, peranan Pimpinan bagian
Hubungan Masyarakat bersama Ketua Program Keahlian dalam penyusunan program kerja baik
jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

6. Physical Evidence (bukti fisik) adalah meliputi rancangan dan tata letak gedung (seperti kelas,
laboratorium, bengkel praktikum, perpustakaan, lapangan olah raga, dan lain – lain), dan bukti
pendukung (seperti raport, catatan akademik siswa, dan lain-lain).

7. Process (proses) yaitu gabungan semua aktivitas yang terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan,
mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada
konsumen.

Dalam meningkatkan strategi pemasaran relasional, keterlibatan peserta didik dalam proses
pendidikan dan pelayanan cukup penting, tanggapan terhadap keluhan, fasilitas pelayanan hingga saran
dan prasarana. Untuk meningkatkan relasional dengan peserta didik, maka harus memfokuskan pada
kepercayaan dan membangun kenyamanan kepada pelanggan (peserta didik) dengan cara menerapkan
etika pemasaran yang benar yang meliputi :

1. Memiliki kepribadian spiritual (Takwa)

  Rasulullah SAW bersabda “Bertaqwalah engkau kepada Allah walaupun di mana engkau
berada, dan iringilah kejahatan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapuskan kejahatan tersebut dan
bergaullah sesama manusia dengan budi pekerti yang baik.” (Hadis riwayat al-lmam al-Tirmizi).

Islam menyatakan bahwasanya bertransaksi merupakan pekerjaan halal, pemasaran tidak boleh
menghalangi pelaku pemasaran untuk selalu ingat pada Allah dan melanggar rambu-rambu peritah-Nya.
Seorang muslim diperintahkan untuk selalu memiliki kesadaran tentang Allah meskipun ia sedang sibuk
mengurusi kekayaan dan anak-anaknya. Dalam surat al-Munafiqun ayat 9 Allah berfirman
ٰۤ ُ
َ‫ك هُ ُم ْال ٰخ ِسرُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ َ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تُ ْل ِه ُك ْم اَ ْم َوالُ ُك ْم َوٓاَل اَوْ اَل ُد ُك ْم ع َْن ِذ ْك ِر هّٰللا ِ َۚو َم ْن يَّ ْف َعلْ ٰذل‬
‫ك فَا‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi"

Dalam hal pemasaran, aktivitas dengan nilai-nilai seperti inilah yang disebut dengan spiritual marketing.
Kita selalu mengingat kebesaran Allah, dan karenanya kita terbebas dari sifat-sifat kecurangan,
kebohongan, kelicikan, dan penipuan dalam melakukan layanan pelanggan.

2. Berperilaku Baik dan Simpatik (Shidq)


Rasulullah Saw, bersabda :”Allah SWT, merahmati seseorang yang ramah ketika menjual,membeli dan
membayar hutang.” (HR Bukhori)

Al-qur'an  mengajarkan untuk  senantiasa berwajah manis, berperilaku baik dan simpatik. Allah SWT,
berfirman dalam Qs.Al-Hajr ayat 88  :

ْ ‫ك اِ ٰلى َما َمتَّ ْعنَا بِ ٖ ٓه اَ ْز َواجًا ِّم ْنهُ ْم َواَل تَحْ زَ ْن َعلَ ْي ِه ْم َو‬
َ‫اخفِضْ َجنَاحَكَ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْين‬ َ ‫اَل تَ ُم َّد َّن َع ْينَ ْي‬

 artinya "Dan berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman". Al-Qur’an juga mengajarkan
untuk senantiasa rendah hati dan bertutur kata yang manis. Jadi dalam pemasaranpun seseorang harus
berperilaku baik dan simpatik, sehingga pelanggan akan merasa puas.

3. Berperilaku Adil (al-‘adl)

Dalam pemasaran modern, sikap adil harus tergambarkan bagi semua stakeholder, semuanya harus
merasakan keadilan. Tidak boleh ada satupun pihak yang hak-hak nya terzalimi, terutama bagi para
stakehorder

4. Bersikap Melayani 

Bersikap melayani merupakan sikap yang penting yang harus di miliki oleh pelaku pemasaran. Allah swt
berfirman dalam surat al-Isra' ayat 53 :

ُ ‫َوقُلْ لِّ ِعبَا ِديْ يَقُوْ لُوا الَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗنُ اِ َّن ال َّشي ْٰطنَ يَ ْن َز‬
‫غ بَ ْينَهُ ۗ ْم اِ َّن ال َّشي ْٰطنَ َكانَ لِاْل ِ ْن َسا ِن َع ُد ًّوا ُّمبِ ْينًا‬

"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih
baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan
adalah musuh yang nyata bagi manusia.,” 

5. Menepati Janji dan Tidak Curang

Dalam hadist Bukhori :

Artinya : Nabi Muhammad bersabda :”Jika kalian sedang melakukan jual beli maka tidak boleh ada
tipuan.”

Allah swt, berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 283 

‫ق هّٰللا َ َربَّهٗ ۗ َواَل تَ ْكتُ ُموا ال َّشهَا َد ۗةَ َو َم ْن‬ ِ َّ‫ض ُك ْم بَ ْعضًا فَ ْليَُؤ ِّد الَّ ِذى اْؤ تُ ِمنَ اَ َمانَتَهٗ َو ْليَت‬ َ ْ‫َواِ ْن ُك ْنتُ ْم ع َٰلى َسفَ ٍر َّولَ ْم تَ ِج ُدوْ ا كَاتِبًا فَ ِر ٰه ٌن َّم ْقبُو‬
ُ ‫ضةٌ ۗفَاِ ْن اَ ِمنَ بَ ْع‬
‫ࣖ يَّ ْكتُ ْمهَا فَاِنَّ ٗ ٓه ٰاثِ ٌم قَ ْلبُهٗ ۗ َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ َعلِ ْي ٌم‬
"Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka hendaklah
ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa kepada
Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barangsiapa
menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan."

Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu lembaga pendidikan itu harus bisa menepati janji dan amanah.

6. Jujur dan terpecaya

Diantara akhlak yang harus menghiasi bisnis syariah dalam setiap gerak geriknya adalah jujur.

ْ‫لى البِرِّ وَِإ َّن الب َّر يَ ْه ِدي‬ َ ‫ص ْد‬


َ ‫ق يَ ْه ِدي ِإ‬ ِّ ‫ق فَِإ َّن ال‬ِ ‫ص ْد‬ِّ ‫ َعلَ ْي ُك ْم بِال‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن عبد هللا بن مسعود رضي هللا عنه قال‬
‫ب يَ ِه ِدى ِإل َى الفُجُوْ ِر َوِإ َّن الفُجُوْ َر‬ َ ‫ص ِديْقا ً َوِإيَّا ُك ْم َوال َك ِذ‬
َ ‫ب فَِإ َّن ال َك ِذ‬ َ ‫ى يُ ْكت‬
ِ ِ‫َب ِع ْن َد هللا‬ َ ‫ص ْد‬
َّ ‫ق َحت‬ ُ ‫الجنَّ ِة َو َما يَزَا ُل ال َّر ُج ُل يَصْ ُد‬
ِّ ‫ق َويَتَ َحرَّى ال‬ َ ‫لى‬َ ‫ِإ‬
‫ رواه مسلم‬ ً ‫َب ِع ْن َد هللاِ كذابا‬
َ ‫ب َحتَّى يُ ْكت‬
َ ‫ار َو َما يَزَ ا ُل ال َّر ُج ُل يَ ْك ِذبُ َويتَ َحرَّى ال َك ِذ‬
ِ َّ‫لى الن‬
َ ‫ يَ ْه ِدي ِإ‬.

          Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena sesungguhnya
jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang
senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan
jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan
keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta
sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta”.(HR Muslim) Shohih Muslim hadits no : 6586.

7. Tidak suka berburuk sangka (su’uzh-zhann)

Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW, yang harus di
implementasikan dalam perilaku pemasaran modern. Tidak etis menjelekan perusahaan (lembaga
pendidikan) yang lain, hanya bermotif persaingan dalam mendapatkan peserta didik.

8.Tidak suka Menjelek-jelekan (Ghibah)

Ghibah disebut juga suatu ejekan merusak,sebab sedikit sekali orang yang lidahnya dapat selamat dari
cela dan cerca. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila al-Quran melukiskan dalam bentuk tersendiri
yang cukup meggetarkan hati dan menggugah perasaan. Firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 12 : 

‫ض ُك ْم بَ ْعض ًۗا اَيُ ِحبُّ اَ َح ُد ُك ْم اَ ْن يَّْأ ُك َل لَحْ َم اَ ِخ ْي ِه َم ْيتًا‬ َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اجْ تَنِبُوْ ا َكثِ ْيرًا ِّمنَ الظَّ ۖنِّ اِ َّن بَع‬
ُ ‫ْض الظَّنِّ اِ ْث ٌم َّواَل ت ََج َّسسُوْ ا َواَل يَ ْغتَبْ بَّ ْع‬
‫َر ْهتُ ُموْ ۗهُ َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ تَوَّابٌ َّر ِح ْي ٌم‬
ِ ‫فَك‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka
itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang
menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Penerima tobat, Maha Penyayang“ 

9. Tidak melakukan sogok/suap (risywah)

Ahmad Muhammad Al-Asal mengatakan bahwa Rasulullah sendiri pernah melaknat orang yang
memberikan uang sogok agar mencapai kedudukan yang tidak semestinya atau mengambil bukan haknya.
Beliaupun melaknat orang yang menerima uang sogok, yaitu yang mau mengambilnya, dan juga
perantaranya, yaitu orang yang menjembatani diantara penyogok dan yang disogok. (Ahmad Muhammad
Al-Asal dan fathi Ahmad karim, Al-nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam Mabadi uhu Wa ahdafuhu,Dar
Fikr,hlm 86).

Lembaga pendidikan tidak hanya berorientasi terhadap nilai nominal atas jumlah pelanggan yang masuk
saja, melainkan juga mampu memanfaatkan secara efektif semua sarana media sosial secara on line
maupun media-media off line dalam menjalin relationship dengan berbagai kalangan atau stakeholder,
terus mengembangkan strategi komunikasi dua arah agar hubungan baik bisa dipertahankan sehingga
akan menciptakan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas pelanggan
terhadap lembaga pendidikan. 
IV.  PENUTUP

          Sekolah merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan, setiap sekolah memiliki
jasa-jasa yang dapat ditawarkan kepada masyarakat. Jasa pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk
pemberian layanan kepada pelanggan jasa pendidikan. Pemasaran relasional difokuskan pada rekrutmen
dan mempertahankan atau memelihara pelanggan jasa pendidikan, melalui peningkatan hubungan antara
sekolah dan pelanggan jasa pendidikan.

           Semakin banyaknya sekolah menengah kejuruan, karena respon  masyarakat terhadap kebijakan
pemerintah, maka membuat semua lembaga pendidikan harus lebih profesional dalam mengelola lembaga
pendidikan dengan efektif dan efesien.

Implementasi pemasaran jasa dan relasional dalam Sekolah Menengah Kejuruan yaitu menjalin
kerjasama dengan Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI) Dalam hal ini, SMK memerlukan strategi
pemasaran untuk memperoleh kepuasan pelanggannya.

Dalam meningkatkan strategi pemasaran relasional, keterlibatan peserta didik dalam proses
pendidikan dan pelayanan cukup penting, tanggapan terhadap keluhan, fasilitas pelayanan hingga saran
dan prasarana. Untuk meningkatkan relasional dengan peserta didik, maka harus memfokuskan pada
kepercayaan dan membangun kenyamanan kepada pelanggan (peserta didik) dengan cara menerapkan
etika pemasaran yang benar 

V. REFERENSI

 Ahmad Muhammad Al-Asal dan fathi Ahmad karim, Al-nizham Al-Iqtishadi fi Al-Islam Mabadi
uhu Wa ahdafuhu,Dar Fikr,hlm 86

 Al-Qur’an dan terjemahannya

 Alma, Buchori dan Ratih Hurriyati. 2012. Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan “Fokus Pada Mutu dan Layanan Prima‖, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 3, Hal. 156

 Assauri, Sofjan. 2010. Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 168
 BIEJ: Business Innovation & Entrepreneurship Journal. 2019. Volume 1 No.1 2019. Penerapan
Strategi Pemasaran Relasional terhadap 

 (HR Muslim) Shohih Muslim hadits no : 6586

 Little dan Marandi. Ibid, h. 26

 Khasanah, Afidatun. 2015. Jasa Pendidikan Sebagai Strategi Peningkatan Mutu di SD Alam
Baturraden, Jurnal El-tarbawi Vol 8, No. 2, 2015, hal.166

 PAIC. 2018. Evolusi Pemasaran Jasa Dan Pemasaran Relasional Jasa Pendidikan

 Pembentukan Nilai Jasa Perguruan Tinggi. Jajang Sugiat

 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa Edisi Dua, (Jakarta: salimba empat, 2009), 20.

 Ratih Juliati, “Analisis Kualitas Pelayanan pada kesetiaan Pelanggan melalui Pemasaran
Relasional pada “UMM INN” Hotel Pendidikan di Malang” , Ekonomika Bisnis , Vol 02 no.01
(Januari, 2010),  270

 Wijaya, David. 2016 Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksar, 2016), 20-21.

Anda mungkin juga menyukai