Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN

DI MAN 4 AKU TAHU

Disusun Oleh :
1. Pingki Apriliyani (193111139)
2. Fathoni Nur Fauzi (193111141)
3. Riyadi Taufiq H (193111142)
4. Waza’ Fathia Q (193111143)
5. M Luthfi H.B (193111144)

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen pemasaran bagi Lembaga pendidikan diperlukan seiring dengan adanya
persaingan antar sekolah yang semakin aktratif. Pemasarran yang dibutuhkan bagi lembaga
pendidikan dalam pembangunan citranya yang positif. Apabila lembaga atau sekolah memiliki
ciri yang baik dimata masyarakat, maka besar kemungkinan akan lebih mudah dalam mengatasi
persaingan. Jadi, pemasaran merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh sekolah untuk
memberikan kepuasan pada stakeholder dan masyarakat. Penekanan kepada pemberian kepuasan
kepada stakeholder merupakan hal yang harus di lakukan oleh setiap lembaga agar mampu
bersaing.
Permasalahn tersebut dapat dilihat dari adanya berbagai upaya kreatif dan inovatif dari
para penyelenggrara pendidikan untuk menggali keunikan dan keunggulan dari sekolahnya agar
semakin di butuhkan dan diminati oleh para pengguna jasa pendidikan. Untuk menarik calon
peserta didik di perlukan strategi pemasaran yang bukan saja menjual jasa pendidikan secara apa
adanya melainkan bagaimana mendekatkan pendekatan sesuai dengan keinginan dan kepuasan
konsumen. Sebuah lembaga yang ingin sukses untuk masa depan dalam menghadapi persaingan,
harus mempraktekan pemasaran secara terus menerus.1
Kemampuan dalam bersaing menentukan lembaga itu mampu bertahan atau tidak.
Lembaga pendidikan yang tidak mempunyai daya saing dengan lembaga lain maka akan
ditinggalkan oleh pelangganya. Daya saing di tentukan oleh produk atau jasa yang berkualitas.
Oleh karena itu, lembaga tersebut harus di kenalkan kepada masyarakat luas. Kemampuan
seorang manajer harus memahami tentang strategi pemasaran pendidikan dalam
mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan lembaganya. Pemasaran sangat di butuhkan
bagi lembaga pendidikan dalam membangun citra sekolah yang positif. Apabilla sekolah
memiliki image yang baik dimata masyarakat, maka sekolah tersebut akan lebih mudah dalam
mengatasi persaingan dengan sekolah lain. Jadi, pemasaran merupakan suatu proses yang harus
dilakukan oleh sekolah untuk memberikan kepuasan pada pelanggan dan masyarakat. Kepuasan

1
Muhaimin, Manajemen Pendidikan; Aplikasinya Dalam Penyusunan Rewncana Pengembangan
Sekolah/Madrasah. (Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2011), hlm.98.
pelanggan merupakan hal yang dilakukan oleh kepala sekolah dan civitas sekolah yang harus
dilakukan oleh setiap lembaga, agar mampu bersaing.
Melihat fenomena saat ini, sebagian lembaga pendidikan melakukan proses pemasaran
tidak menentukan strategi perencanaan untuk menganalisis kebutuhan lembaga pendidikan dan
analisis pasar, promosi, dan evaluasi serta tindak lanjut pemasaran. Jika pemasaran jasa tidak
menentukan strategi maka kemungkinan akan ditingalkan oleh pelanggan. Maka setiap lembaga
pendidikan harus selalu berusaha agar tetap hidup, berkembang, dan mampu bersaing dengan
lembaga pendidikan yang lain. Oleh karena itu sekolah harus menentukan dan menerapkan
strategi pemasaran yang kreatif dan inovatif dalam mencapai tujuan pemasaran. Aktivitas
pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan sekolah dapat mengubah penilaian masyarakat
terhadap kualitas sekolah yang sekarang dan yang akan datang dan merupakan cara untuk
membangun kesan positif terhadap sekolah secara keseluruhan. 2 Pemasaran jasa pendidikan
dapat dilihat dari segi adanya berbagai upaya kreatif, inovatif serta profesional dari para
penyelenggara pendidikan untuk menciptakan keunikan dan keunggulan dari sekolahnya agar
semakin dibutuhkan dan diminati oleh para pelanggan. Untuk menarik pelanggan atau calon
peserta didik diperlukan strategi pemasaran yang bukan biasa melainkan bagaimana cara
mendekatkan pendekatan sesuai dengan keinginan pelanggan dan adanya kepuasan pelanggan.
Setiap sekolah harus menentukan dan menerapkan pemasaran secara terus-menerus dalam
mengadapi persaingan.3
Jadi, sekolah harus mempersiapkan strategi pemasaran jasa pendidikan yang tidak biasa,
salah satunya adalah dengan menggandeng pelanggan di sekolah tersebut dan mempertahankan
pelanggan. Pihak sekolah harus mempertahankan keunggulan sekolah agar terciptanya kepuasan
terhadap pelanggan dengan produk atau jasa yang memuaskan dan dapat dirasakan oleh para
pelanggan. tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persiapan, pelaksanaan,
serta pelaporan penelitian.

2
D.Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: salemba empat, 2012) h.55
3
Imam Faizin, Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam Meningkatkan Nilai Jual Madrasah, (jurnal madaniah, vol 7 no 2
edisi agustus 2017) h.262
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Dalam penelitia ini penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
B. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA IT Nur Hidayah
C. Subyek dan Informan
Penelitian ini akan dilaksanakan di …. Dengan mempertimbangkan bahwa …
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, yaitu penelitian yang langsung dilakukan pada
responden, oleh karenanya untuk mendapatkan informasi yang akurat dan riil, metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Pada tahap pengumpulan data melalui observasi, peneliti akan melakukan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana manajemen
pemasaran jasa pendidikan di …. Dengan melihat data-data, perilaku subyek dan
informan.
2. Wawancara
Wawancara sebagai proses tanya jawab lisan dua orang atau lebih yang berhadap-
hadapan secara fisik, dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan suaranya dengan
telinga sendiri.4 Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur, dengan subyek atau objek dan informan yaitu kepala sekolah, guru, siswa dan
wali peserta didik.
Wawancara dilakukan guna menambah data yang diperlukan melalui tanya jawab seputar
topik yang terkait dengan permasalahan ini. Peneliti melakukan tanya jawab secara
langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pemasaran jasa pendidikan di
….. yaitu dengan kepala sekolah …., waka kesiswaan …., waka kurikulum…, panitia
ppdb, dan orang tua atau wali peserta didik……

4
Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm 217
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melihat data-data pada buku notulen, daftar
kegiatan dan dokumentasi kegiatan humas yang sudah dilaksanakan. Peneliti akan
mengumpulkan informasi berupa arsip-arsip, buku-buku yang berkaitan dengan penulisan
pembahasan ini. Bahan-bahan dokumentasi berupa artikel-artikel hasil wawancara, foto-
foto. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi
data. Proses pengumpulan dan pengambilan data berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk
catatan dokumen ataupun arsip-arsip yang mendukung penelitian.
E. Teknik Keabsahan Data
Menurut Lexy Moleong, triangulasi adalah Teknik keabsahan data yang memanfaatkan
seseuatu yang lain diluar data itu demi keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data
tersebut.5
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. data yang telah dianalisis
oleh peneliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang seseuai dengan ketiga sumber data
tersebut.
2. Triangulasi Teknik/ Metode
Triangulasi teknik/ metode digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data dengan sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan
teknik wawancara
4. Triangulasi Teori
Triangulasi teori adalah memanfaatkan dua teori atau lebih untuk dipadukan. Untuk itu
diperlukan rencana penelitian dan analisis data yang lebih lengkap. Dengan demikian
akan memberikan hasil yang lebih komprehesif.6
F. Teknik Analisis Data

5
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya Pers, 2017), hlm 175
6
Bahtiar S. Bachri, “Meyakinkan Validasi Data Melalui Triangulasi Data Penelitian Kualitatif”. Jurnal Teknologi
Pendidikan, Vol.10 No.1 (April 2010), hlm 56
Analisis data dari penelitian ini adalah proses mencari, mengumpulkan, dan menyusun data
yang telah diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi secara sistematis. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa data kualitatif deskriptif yaitu
model yang dikenalkan oleh Miles dan Huberman. 7 Miles dan Huberman mengemukakan
bahwa aktifitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas. Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display
dan conclution drawing.8
1. Tahap Pengumpulan Data (data reduction)
Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik
pengmpulan data yang disebut reduksi data. Reduksi data adalah proses pemilihan,
pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data yang
muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus
selama pengumpulan data berlangsung.9
2. Tahap Kondensasi Data
Pada tahap ini data dipilah yang kemudian disederhakan, data yang tidak dibutuhkan
dipilah supaya lebih mudah dalam penyajian, penampilan serta untuk menarik
kesimpulan sementara.
3. Penyajian Data/ Data Display
Menurut Matthew dan Michael, penyajian data adalah sekumpulan informasi yang
tersusun memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Tahap penyajian data berasal dari proses reduksi data yang ditampilkan berupa
informasi-informasi sederhana.
4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Tahap verifikasi dan penarikan kesimpulan dilakukan setelah tahap penyajian data yaitu
penarikan kesimpulan. Penarikan tersebut sebagai arti dari data yang telah ditampilkan
sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang memaparkan kondisi lapangan berdasarkan
data yang ada.

7
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2000), hlm 103.
8
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2017),
hlm 337.
9
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm 98.

Anda mungkin juga menyukai