Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PTK MANAJEMEN PENDIDIKAN

MENEJEMEN PENDIDIKAN DALAM MENGEMBANGKAN MTs. MAMBAUL ULUM BANJAREJO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendidikan juga merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai factor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian. Dalam kerangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju, demikian halnya bagi masyarakat Indonesia yang memiliki wilayah yang luas. Sebagaimana yang dikatakan oleh E. Mulyas,2004:4. Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation Character Building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula, dan secara progesif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas tersebut adalah pendidikan sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Sebagai factor penentu keberhasilan pembangunan, pada tempatnyalah kualitas SDM ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan (IMTAK). Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan tehnis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang sangat rumit dan kompleks, baik yang menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan system sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum mendapat perhatian yang serius sehingga seluruh komponen system pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang kelas dan putus sekolah. Menejemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Manajemen sekolah merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajemen

sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efesiensi tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses pembelajaran. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan kualitas guru dan pengembangan sumber belajar. (E. Mulyasa, 2002:21). Dari latar belakang permasalahan yang telah diaparkan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : MENEJEMEN PENDIDIKAN DALAM MENGEMBANGKAN MTs. MAMBAUL ULUM BANJAREJO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG
B. FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok pembahasan, yaitu : 1. Bagaimana manajemen pendidikan yang dikembangkan di MTs. Mambaul Ulum Banjarejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang ? 2. Usaha-usaha apa yang dilakukan dalam mengembangkan MTs. Mambaul Ulum Banjarejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang ? 3. Faktor apa saja yang menjadi penghambat terhadap pelaksanaan manajemen pendidikan di MTs. Mambaul Ulum Banjarejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui manajemen pendidikan yang dikembangkan di MTs. Mambaul Ulum Banjarejo. 2. Mengetaui usaha yang dilakukan dalam mengembangkan MTs. Mambaul Ulum Banjarejo. 3. Mengetahui faktor yang menjadi penghambat terhadap pelaksanaan manajemen pendididkan di MTs. Mambaul Ulum Banjarejo.

D. MANFAAT PENELITIAN
a. b. c. 1. Bagi Madrasah Membantu Madrasah dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Sebagai bahan informasi dalam melaksanakan strategi manajemen pendidikan. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam menyusun strategi menejemen pendidikan. 2. Bagi Lembaga Civitas Akademika Sebagai bahan pustaka bagi pengembangan pengetahuan dalam bidang manajemen Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang berkepentingan untuk menhkaji lebih lanjut permasalahan sejenis. 3. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengembangkan kemampuan menulis dalam mengamati permasalahan dan membantu sumbangan berpikir bagi madrasah. Sebagai bahan pertimbangan antara teori dari perkuliahan dengan permasalahan yang diteliti.

a. b.

a. b.

E. PENEGASAN ISTILAH

Tema MENEJEMEN PENDIDIKAN DALAM MENGEMBANGKAN MTs. MAMBAUL ULUM BANJAREJO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG
Manajemen Pendidikan : Aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.( Pidarta, 2004:4) MTs. Mambaul Ulum : Merupakan suatu lembaga pendidikan formal setingakat SLTP yang kurikulumnya memuat pelajaran agama dan umum. Pengembangan : Menaikkan (derajat, taraf, dsb), memperhebat.( W.J.S. Poerwadarminta, 1984:1078)

F. BATASAN PENELITIAN
Untuk lebih mengarahnya pembahasan selanjutnya, maka disini penulis membatasi pada :Terbatas hanya manajemen pendidikan MTs. Mambaul Ulumm Banjarejo.
G. ruang Lingkup Pembahasan

1. Pengertian Manajemen Pendidikan 2. Unsur-unsur manajemen 3. Fungsi manajemen 4. Manajemen komponen-komponen sekolah

H. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Mambaul Ulum Jl. KH. Hasbullah Telp. (0341) 878097 Banjarejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. 2. Jenis Penelitian Penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian penting artinya bagi seorang peneliti dalam memecahkan permasalahan ataupun menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena yang ada di lingkungannya.

Karena data-data yang ingin dikumpulkan adalah tentang menejemen pendidikan, maka dari itu penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan, menguraikan dan menjelaskan data-data, informasi-informasi dengan kata-kata atau kalimat yang diklasifikasikan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan yang berkaitan dengan objek penelitian. 3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 1998 : 119). Berdasarkan pada sumber data pada penelitian kali ini, maka kahadiran peneliti ditempat atau lokasi penelitian merupakan tindakan sebagai alat atau instrumen dalam teknik pengumpulan data. 4. Sumber Data Menurut sumbernya data dalam penelitian digolongkan atas data primer dan data sekunder yang diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambil data langsung pada subyek sebagai sumber informasi. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data ini berupa dokumen, laporan yang telah tersedia dan sebagainya (Azwar, 2001 : 91). Dalam proses pengambilan data, peneliti mengelompokkan atau mengklasifikasikan sumber data sesuai dengan macam-macam sumber data yang telah dirumuskan, antara lain : a. Data primer, meliputi : a) b) c) d) Kepala Madrasah Waka Kesiswaan Waka Kurikulum Tata Usaha b. Data sekunder, meliputi : a) b) Laporan-laporan yang terkait. Arsip yang berupa dokumen-dokumen.

5. Teknik Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini dilakukan penelitian yang didasarkan pada : a. Library research : dengan mengadakan penelitian dari buku-buku karangan yang bersifat ilmiah, yang ada hubungannya dengan pembahasan masalah.

b. Fild research : dengan mengadakan observasi langsung dan interview langsung dengan Kepala Sekolah, waka kesiswaan, waka kurikulum dan Tata Usaha. Selain lain mengadakan observasi dan interview langsung penulis juga menggunakan teknik dokumentasi, yakni mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, mengumpulkan catatan-catatan atau dokumentasi. Metode-metode pengumpulan data yang dilakukan dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini melalui : 1. Metode interview Metode interview atau wawancara (M. Sitorus : 2000), adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung antara penanya yang disebut pewawancara dengan penjawab yang disebut responden atau informan. Jadi metode interview adalah suatu percakapan yang diarahkan pada masalah tertentu dan ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. 2. Metode Observasi Metode observasi (M. Sitorus, 2000 : 100) biasa diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data melalui pengamatan indrawi, dengan melakukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian secara langsung di tempat penelitian. Observasi atau pengamatan sering dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia atau keadaan, kondisi, dan situasi lainnya. Pengamatan dapat dilakukan terhadap orang, keadaan tertentu, kondisi tertentu, kegiatan-kegiatan tertentu, proses tertentu, dan sebagainya. 2. Metode dokumenter Metode ini adalah suatu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara menganalisis data-data tertulis dalam dokumen-dokumen seperti catatan harian, transkip, surat kabar, buku, dan media cetak lainnya (M. Sitorus, 2000 : 99). Jadi metode dokumenter adalah suatu penyelidikan yang ditujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber-sumber dokumenter.
6. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan, menguraikan dan menjelaskan data-data, informasi-informasi dengan kata-kata atau kalimat yang diklasifikasikan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan yang berkaitan dengan objek penelitian.

I. Pustaka acuan Azwar, Saifuddin. 2001. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Aly, Hry Noer dan S.,Munzier. 2003. Watak Pendidikan Islam. Friska Agung Insani. Jakarta Utara. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan kurikulum. PT. Remaja Rosdakaya. Bandung. Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Manullang, M. 1990. Dasar-dasar Manajemen. Ghalia Indonesia. Jakarta. Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Sitorus, M. 2000. Berkenalan dengan Sosiologi. Erlangga. Jakarta. Widjajakusuma, M. Karebet dan Yusanto, M. Ismail. 2002. Pengantar Manajemen Syariat. Khairul Bayan. Jakarta Selatan. W.J.S. Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Jak

proposal IPA S1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai proses dengan metode-metode tetentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. ( Muhibbin Syah, 2004: 10 ) Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas. Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan mengumpulakn sejumlah pengetahuan. Sementara itu tradisi modern sebagai mana diungkapkan oleh Morgan dkk ( 1986 ); belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bernegara dan berbangsa, karena dengan adanya pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM ). Maka pendidikan bukan sebagai sarana saja tetapi sekaligus untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih kreatif. Melalui upaya ini mutu pendidikan sangat diharapkan dapat berubah melalui proses belajar mengajar. Belajar mengajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Guru sebagai salah satu pintu dalam proses belajar mengajar ini pasti terdapat beberapa kelemahan yang mempengruhi hasil belajar siswa. Dari hasil observasi diketahui bahwa proses pembelajaran IPA di kelas V MIN Petisah diketahui kelemahan-kelemahan yaitu: 1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada setiap pembelajaran 2. Guru menciptakan suasana pembelajaran kurang menyenangkan 3. Kurangnya kesadaran siswa dalam pembelajaran IPA Keadaan seperti ini siswa beranggapan pelajaran IPA merupakan pelajaran yang kurang menyenangkan.yang berakibat siswa kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Dalam hal ini guru harus kreatif untuk mempersiapkan pembelajaran yang akan dikembangkan. Maka guru harus sigap memilih jenis strategi pembelajaran yang relevan dengan materi yang akan disampaikan. Hal ini akan termotivasi untuk belajar lebih rajin sehingga mempeoleh nilai ( hasil ) belajar yang tinggi. Dan

siap dalam menghadapi ujian nasional ( UN ). Karena pelajaran IPA tergolong pelajaran yang termaktub dalam standar kelulusan siswa tingkat sekolah dasar. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), merupakan satu penelitian tindakan yang akar permasalahannya muncul di kelas dan dirasakan oleh guru yang mengajar langsung pada bidang studinya ( mata pelajaan ). Strategi ini bisa digunakan sebagai altenatif yang dirasa lebih memahami karakteristik siswa. Karakteristik yang dimaksud disini adalah bahwa siswa menyukai belajar sambil bermain, maksudnya dalam proses belajar mengajar guru harus bisa membuat siswa merasa tertarik dan semangat terhadap materri yang di sampaikan. Pokok materi Alat Pernafasan Manusia dan Hewan, merupakan materi pelajaran di kelas V SD. materi Alat Pernafasan Manusia dan Hewan, merupakan materi pokok yang dibahas pada Kelas V Madrasah Ibtidaiyah. Alat pernafasan pada manusia adalah paru-paru, sedangkan alat pernafasan pada Hewan bermacam-macam dan dilihat dari tempat hidupnya Dengan menggunakan strategi benomor, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran IPA. Dan pembelajaran di kelas mampu mengaktifkan siswa dan suasan di kelas menjadi menarik. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah, Mengapa hal tersebut tidak dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakuka. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memecahkan berbagai persoalan nyata dan praktis di dalam kelas. Dengan demikian peningkatan mutu pembelajaran dikelas dialami langsung dalam interaksi antar guru dengan siswa yang sedang belajar. Strategi Kepala Bernomor adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dan kreatif. Dalam strategi pembelajaran ini dapat membenahi daya serap anak dan sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang ditetapkan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Petisah yaitu 6,7 pada pelajaran IPA. Standar Ketuntasan lulusan 2,8 dan praktek 7,00. Pada tahun 2009/2010 KKM 6,7 tapi dari hasil penelitian siswa yang mencapai nilai 6,7 sebanyak 18 orang dari 36 siswa. Nilai 6,0 sebanyak 12 orang. Dan 2 orang nilai 4,9 dan 2 orang nilai 4,6, dan 2 orang nilai 4,2. Stardar kelulusan minimal 2,8 dan praktek 7,00, rata-rata siswa

mendapat nilai 3,00, khusus pada pelajaran IPA. Sedangkan jumlah keseluruhan di atas rata-rata yang di harapkan, itulah sebabnya diambil bidang studi ini untuk dijadikan objek penelitian Sebagaimana juga kepala madrasah mengambil kebijakan berpedoman pada peraturan UU No. 20 Tahun 2003 (Sistem Pendidikan Nasional ),UU No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006, Standar Isi dan SKL ditetapkan Kepmendiknas No 23 Tahun 2006[1] Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan diatas akan dilakukan penelitian dengan judulPenerapan Strategi Kepela Bernomor untuk meningkatkan Pemahaman Siswa tentang alat pernafasan Manusia dan Hewan pada mata pelajaran IPA Kelas V MIN Petisah.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan dapatlah di teliti bagaimana siswa MIN Petisan dapat meningkatkan pemahamannya dalam materi pembelajaran Alat Pernafasan Manusia dan Hewan pada mata pelajaran IPA kelas V, pada materi ini. Ada beberapa kelemahan siswa dalam pemahaman diantaranya: 1. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA 2. Guru kurang mempasilitasi pembelajaran IPA dan terutama dalam menggunakan media 3. Siswa dengan guru kurang berinteraksi dalam pelajaran terutama penerapan gaya belajar di kelas 4. Kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran IPA C. Rumusan Masalah Dari Identifikasi masalah ini dapatlah rumusan masalah ini diteliti yaitu bagaimana Strategi pembelajaran ini. Penulis menarik beberapapermasalahan yang dapat dirangkum dalambentuk rumusan masalah, antara lain: 1. Mengapa pemahaman siswa tentang Alat Pernafasan Manusia dan Hewan ini sangat rendah 2. Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa agar dapat diterapkan materi pembelajaran Alat Pernafasan Manusi dan Hewan

3. Bagaimana bentuk intervensi yang dilakukan 4. Bagaimana hasil intervensi yang dilakukan D. Tujuan Penelitian Ada pun tujuan dari penelitian dan kegiatan penelitiannya yaitu: 1. Untuk menggali faktor-faktor rendahnya pemahaman siswa terhadap materi Alat Pernafasan Manusia dan Hewan 2. Untuk menetapkan intervensi yang harus dilakukan 3. Untuk menciptakan metode yang bervariatf dalam mengajar 4. Memaparkan intevensi yang telah dilakukan

E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian akan bernilsi dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfat dari Penelitian Tindakan Kelas in adalah: 1. Bahan masukan bagi guru dan kepala sekolah MIN Petisah dalam meningkatkan pemahaman siswa 2. Bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan efektifitas pengajaran mereka khususnya pembelajaran IPA 3. Bahan pertimbangan bagi berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pengajaran 4. Langkah awal penulis dalam melaksanakan penulisan kaya ilmiah untuk masa yang akan datang

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Tindakan Kelas 1. Pengertian Tindakan Kelas ( Classroom Action Reseach ) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif dan dilakukan dengan tindakan inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi.Penelitian inkuiri dalam paradigma penelitian kualitatif adalah penelitian emansipasi tindakan ( emancipato action research ), yang merupakan study mikro membangkitkan

ekspresi kongkrit dan praktis dan memotivasi perubahan di dunia sosial ( pendidikan ), untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja praktisinya. Menurut Wardani, dkk ( 2006:4), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru. Sehingga hasil belajar siswa meningkat lebih baik[2] Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindakan yang dimunculkan secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru dilakukan oleh siswa. Juga tidak terbatas di ruang kelas saja, melainkan dimana saja guru bekerja atau mengajar. Mengapa guru harus melakukan penelitian tindakan kelas? Menurut Hopkins ( 1993 ), Penelitian Tindakan Kelas terkait seputar isi proforsionalisme, Praktek di kelas, control social terhadap guru serta kemanfaatan penelitian pendidikan yang dipandang memiliki sumbangan besar terhadap kualitas pendidikan dan profesional judgement guru.

2. Tujuan Penelitian Tindakkan Kelas Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: 1. Meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran 2. Membantu guru dan tenaga pendidik dalam mengatasi masalah 3. Meninbgkatkan sikap profesionalisme guru dan tenaga kependidikan 4. Memaparkan hasil interaksi yang telah dilkukan

3. Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat penelitian yang diharapkan dari pembahasan masalah penelitian ( PTK ) ini adalah: 1. Bahan masukan bagi guru dan kepala sekolah MIN Petisah dalam meningkatkan minat belajar siswa 2. Bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan efektifitas pengajaran mereka, terutama pembelajaran IPA 3. Bahan pertimbangan bagi beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan ini 4. Langkah awal bagi penulis dalam penulisan karya ilmiah di waktu yang akab datang B. STRATEGI PEMBELAJARAN

Dalam pembelajaran formal telah banyak para pakar pendidikan mencoba menerapkan strategi pembelajaran yang nampak dampaknya bagi dunia pendidikan masa kini. Begitu canggihnya manusia maka kita juga harus memikirkan apa saja komponen-komponen yang satu prinsip dalam pendidikan itu.Prinsip-prinsip pembelajaran di dalam kelas adalah satu ketentuan yang harus dicapai guru dan murid agar terjalin kerja sama anak dan guru di dalam kelas. Prinsip belajar adalah sebagai berikut: 1. Motivasi Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang hendak di capai oleh individu yang sedang belajar. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna dan bermanfaat baginya, maka motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi ini disebut dengan motivasi intrinsik atau internal.karena siswa ingin menguasai kemampuan yang terkandung di dalam tujuan pembelajaran. Sedangkan eksternal atau ekstinsik yaitu tujuan yang ingin mereka raih berada di luar tujuan pelajaran yang mereka pelajari. Dan belajar bukan karena ingin menguasai kemampuan tapi mengharapkan hadiah atau pujian 2. Perhatian Perhatian erat kaitannya dengan motivasi. Perhatian ialah pemusatan energi psikis ( pikiran dan perasaan ) terhadap suatu objek. Sehingga siswa berusaha supaya perhatian siswa terpusat pada pelajaran. Ada dua hal yang membuat seseorang terpusat perhatiannya pada sesuatu Yang pertama, orang itu merasa bahwa objek tersebut mempunyai kaitan dengan dirinya, seperti kebutuhan, cita-cita, pengalaman, balat dan cita-cita Kedua, objek tersebut di pandang memiliki sesuatu yang lain dari yang lain atau lain dari yang sudah biasa ada pada umumnya. Belajar dengan penuh perhatian akan lebih baik hasilnya. Juga upaya guru menumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran dapat di lakukan dengan beberapacara: 1. Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat, atau minat siswa 2. Menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (Fun Learning ), umpamanya menggunakan metode mengajar yang bervariasi, penggunaan multimedia, dan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. 3. Aktivitas

Aktivasi yaitu aktivitas mental dan emosional, peristiwa belajar di dalam keadaan berbeda, sebagai contoh dalam pelajaran IPA pokok materi pencemaran, dalam kegiatan pembelajaran guru membagi siswa menjadi tiga kelompok . maka masing-masing kelompok melakukan observasi diskusi eksplorasi tentang jenis-jenis pencamaran. Selain itu metode-metode mengajarpun dapat digunakan guru bila perlu. Sehingga siswa kegiatan belajarnya kadar aktivitasnya belajar mereka relatif tinggi 4. Umpan Balik Siswa perlu mengetahui apakah yang dilakukan dalam proses pembelajaran tugas-tugas yang ia kerjakan selama atau sesudah proses pembelajaran tersebut sudah benar atau belum. Bila ternyata salah maka harus dicari solusinya mengapa terjadi kesalahan. Maka umpan balik dapat diartikan sebagai kegiatan tahu hasil. Dan bagaimana umpan balik terhadap siswa: 1. Guru mengatakan bahwa pekerjaan siswa salah 2. Guru mengatakan bahwa pekerjaan siswa masih salah dan di tunjukkan bagaimana yang benar 3. Guru menunjukkan kepada siswa pada bagian mana siswa masih salah, kemudian di jelaskan mengapa masih salah dan diminta kepada siswa tersebut untuk memperbaiki bagian yang masih salah tersebut. Dengan cara ketiga siswa akan lebih memahami alasan mengapa ia melakukan kesalahan. Belajar dengan penuh pemahaman hasilnya akan lebih baik 5. Perbedaan Individual Belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tidak belajar berarti tidak memperoleh kemampuan. Belajar berarti proses mental dan emosional terjadi secara individual. Jika satu kelas berarti kadar aktivitas belajar siswa beragam. Maka akan ditemui perbedaan dalam hal pengalaman, minat, bakat, kebiasaan belajar, kecerdasan, tipe belajar dan sebagainya. Oleh sebab itu guru harus memahami tingkat tingkatan sifat siswa, maka guru yang menjadi bimbingan catatan pribadi siswa sangat bermanfaat. Dari catatan itu guru bijaksana akan mengahargai dan memperlakukan murid berdasarkan hakikat manusia khususnya siswa. Guru ini dapat memperlakukan perbedaan antara siswa yang cepat dengan siswa yang lamban. Siswa yang cepat harus diberikan kesempatan lebih dulu maju atau melakukan pengayaan. Di dalam metode mengajar, guru perlu menggunakan metode mengajar yang bervariasi, sebab tipe siswa memiliki perbedaan, ada siswa memiliki tipe belajar auditif ( pendengaran ), ada yang tipe belajar motorik ( melalu perbuatan ), dan ada pula tipe belajar visual ( melalui penglihatan ). Oleh karena itulah catatan pribadi siswa tiap tingkatan kelas harus ada contohnya: 1. Data apa saja yang di catat

2. 3. 4. a. b.

Kapan buku diisi Pernahkah buku catatan pribadi tersebut digunakan dan untuk apa Bagaimana saran anda untuk pemanfaatan buku catatan pribadi tersebut Data dan pengisiannya Penggunaannya.[3]

C. SISTEM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERDIRI DARI TIGA TEORI Di dalam strategi pembelajaran dapat kita temui teori-teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran : 1. Sebagaimana teori Pembangunan Kognitif yang dikemukakan oleh Piaget dan Lev.vygotsky, menurut piaget ketika individu bekerjasama konflik sosio kognitif terjadi dan menciptakan ketidakseimbangan yang stimulus pandangan, mengangkat kemampuan dan pemikiran. Teori Vygotsky menyajikan pengetahuan sebagai suatu produk sosial( jonson, jahson, St holubee, 1998 ). Piaget menyebukan bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata ( Schemas ), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Sehingga dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap dibanding ketika ia masih kecil. Menurut Vygosky ( 1962), keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung.informasi tentang alat-alat keterampilan-keterampilan dan hubungan-hubungan inter personal kopgnitif di pancarkan melalui ienteraksi langsung dengan manusia melalui pengorganisasian, pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang berada di dalam suatu latar belakang kebudayaan ini, perkembangan mental anak-anak menjadi matang 2. Teori Belajar Behaviorime, Menurut Behaviorisme belajar dapat diartikan sebagai perubahan yang relative sementara dalam perilaku yang dibawa dri hasil pengalaman atau praktek. Tujuan pendekatan behaviorisme adalah bagaimana lingkungan berdampak pada perilaku. Belajar behaviorisme menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang diamati,diukur dan dinilai secara kongkrit, perubahan melalui rangsangan ( stimulus ) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif ( respon ) berdasarkan hukum-hukum mekamistik. Stimulus adalah lingkungan belajar anak baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangakan respon adalah dampak berupa reaksi terhadap stimulasi. Belajar berarti penguatan ikatan asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S R ( stimulus respon ).

3. Teori Ketergantungan Sosial, Ketergantungan sosial pada pembelajaran kooperatif mensyaratkan bahwa pada proses ketergantunagan sosial menentukan struktur cara seseorang berinteraksi dengan yang lain. Oleh karena itu satu unsur kooperatif yang harus disusun dalam kelas adalah ketergantungan positif atau kerjasama, ketika dilaksanakan, hasil kerja dalam interaksi yang naik tingkatan sebagaimana dorongan anggota kelompok mudah satu sama lain berusaha untuk belajar ( Johnson,Jhonson, st Holubec, 1998 ). Saling ketergantungan ini dapat dicapai melalui : 1. Saling ketergantungan pencapaian tujuan 2. Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas 3. Saling ketergantungan bahan dan sumber 4. Saling ketergantungan peran dan, 5. Saling ketergantungan reward/hadiah Dari uraian teori-teori diatas maka jenis-jenis strategi pembelajaran kooperatif dapat di tanamkan sebagaimana judul PTK ini. Salah satu dari strategi ini dipilih dari beberapa strategi kooperatif yang ada.

D. BEBERAPA STRATEGI KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN 1. Mencari pasangan ( make a match ) yang dikembangkan oleh Lorna Curren ( 1994 ) 2. Bertukar pasangan, semata-mata untuk memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain 3. Berpikir berpasangan berempat. Teknik ini dikembangkan oleh Frank Lyman ( Think Pair Share ) dan Spancer Kagan sebagai struktur kegiatan pembelajaran cooperative Learning 4. Berkirim salam dan soal. Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang tes 5. Kepala bernomor ( Numbered Heads ), dikembangkan oleh Spencer Kagan ( 1992 ), teknik mendorong siswa untuk bekerja sama 6. Kepala Bernomor Terstruktur, ini adalah modifikasi kepala bernomor yang dipakai oleh Spencer Kagan. Ini adalah cara memudahkan memberi tugas 7. Dua tinggal dua tamu, dua tinggal dua tamu ( two stay two stray ) ini dikembangkan oleh Spencer Kagan ( 1992 ) disamakan dengan kepala bernomor 8. Keliling Kelompok, Teknik belajar mengajar keliling kelompok bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan tingkat usia

9. Kancing Gemerincing, Teknik belajar mengajar kancing gemerincing ini dikembangkan oleh Spencer Kagan ( 1992 ) dapat digunakan semua mata pelajaran 10. Keliling Kelas, Teknik ini juga dbisa digunakan semua mata pelajaran 11. Lingkaran kecil Lingkaran Besar ( Inside Out side Circle ), dikembangkan oleh Spencer Kagan agar memberikan kesempatan pada siswa saling berbagi informasi 12. Teori Bambu, Tekinik ini sebagai modifikasi lingkaran besar lingkarann kecil. Teknik ini cara belajar siswa saling berhadapan dengan strategi mirip potongan bambu 13. Jigsaw, Teknik ini dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai metode cooperative learning 14. Bercerita berpasangan, Teknik ini mengajar bercerita berpasangan (Paired Story Telling ) dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa,pengajar dan bahan pelajaran ( Lie 1994 ). Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran, membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Pada prinsipnya setiap mata pelajaran dapat menggunakan strategi ini, apalagi mata pelajaran yang bersifat bahasa yang naratif dan bersifat deskriptif. Disini siswa di tuntut kebersamaan , gotong royong dan mengolah ninformasi dalam berkomunikasi. Dan digunakan semua tingkatan usia anak didik . banyak lagi strategi kooperative yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran baik di kelas tinggi maupun dikelas rendah. Keunggulan dan Kelemahan strategi kooperatif adalah: 1. Keunggulan strategi kooperatif adalah - Siswa berkelompok sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan - Optimalisasi partisipasi siswa - Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan , dan dengan sesama siswa dalam bergotong royong - Meningkatkan penerimaan - Meningkatka hubungan positif - motivasi intrinsik makin besar - Percaya diri yang tinggi - Perilaku dalam tugas lebih baik -Siswa meningkatkan kolaborasi kognitif, mereka mengorganisasikan pikirannya untuk menjelaskan ide kepada teman teman sekelas mereka 2. Kelemahan dari strategi kooperatif

- Siswa yang pandai akan lebih menonjol dibanding siswa yang lemah dan siswa ini akan lebih minder dan pasif - Siswa akan terjadi kemalasan, kurang gairah hanya mencatat catatan kawan tanpa memiliki pemahaman yang memadai - Mengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus

E. Strategi Pembelajaran Kepala Bernomor Dalam kegiatan pembelajaran, untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran maka disusun strategi pembelajaran agar tujuan dapat terlaksana dengan baik dan optimal. Kecocokan dalam memilih strategi kepala bernomor termasuk bagian dari strategi kooperatif adalah belajar kelompok kecil. Teknik belajar mengajar kepala bernomor ( Numbered Head ), dikembangkan oleh Specer Kagen ( 1992 ). Teknik ini memberikan kesempatan siswa untuk saling memberikan ide-ide dan mengembangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Dapat juga digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkat usia anak didik Langkah-langkah kegiatannya adalah:

1. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor 2. Penugasan diberikan kepada setiap berdasarkan nomornya, misalnya nomor 1 bertugas mengerjakan nomor satu dan mengumpulkan data yang mungkin berhubungan dengan penyelesaian soal. Siswa nomor 3 mencatat dan melaporkan hasil kerja kelompok 3. Jika diperlukan ( untuk tugas-tugas yang lebih sulit ), guru juga bisa mengadakan kerja sama antar kelompok. Siswa dapat disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung dengan siswa yang bernomor sama - Keunggulan metode ini 1. Siswa berkelompok sembil belajar mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan 2. Optimalisasi partisipasi siswa 3. Meningkatkan hubungan positif

4. Memotivasi intrinsik makin besar 5. Percaya diri yang tinggi 6. Siswa bertanggung jawab dan mempuynyai sikapbaik pada guru 7. Siswa meningkat dalam kolaborasi kognitif mereka, mengorganisirpikirannya untuk di jelaskan ide pada teman sekelas mereka Kelemahan metode ini

a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah b. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai c. Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta

membutuhkan waktu khusus F. Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) berhubungan dengan mencari tahu tentang alam sistematis. Sehingga IPA bukan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA di arahkan untuk ingkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peseta didik untuk memperoleh pemahaman. Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD di dasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan bekerja ilmiah dan yang di fasilitasi oleh guru. Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tahan Yang Maha Esa. Berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu dan hubungan pembelajaran IPA dengan lingkungan teknologi dan masyrakat.

G. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN PADA MATERI ALAT PERNAFASAN Pada pembelajaran IPA di kelas V Madrasah ibtidaiyah terdiri dari 72 jam pelajaran terbagi kedalam 7 Bab. Pada pengembangan pembelajara ini disemester pertama ( ganjil ). Diawal semester ganjil materi yang dibahas adalah alat pernafasan makhlik hidup yang isinya mengidentifikasi fungsi prgan tubuh manusia dan hewan Sedangkan kompetensi dasarnya mengidentifikasi fungsi organ pernafasan hewan,misalnya ikan dan cacing tanah. Tujuan pembelajaran setelah mempelajari bab ini maka siswa diharapkan mampu: - Mengidentifikasi alat pernafasan manusia dan beberapa hewan - Membuat model alat pernafasan manusia dan memperagakan cara kerjanya - Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan pada alat pernafasan manusia, misalnya menghirup udara tercemar dan terinfeksi oleh kuman - Memelihara kesehatan alat pernafasan[4] Di dalam bab ini akan mempelajari beberapa alat tubuh bagian dalam manusia dan hewan melalui gambar-gambar menarik yang ditampilkan pada bab ini. Siswa akan mengetahui alat pernafasan, pencernaan makanan dan peredaran darah. Kamu juga melakukan beberapa kegiatan yang mengasikkan sehingga siswa lebih memahami materi

H. Penelitian Terdahulu Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik kepala bernomor terstruktur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 Oleh: NILA ASTIWI Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur dalam uapaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran akuntansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classrom action research ) dengan menggunakan siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Surakarta yang berjumlah 38 siswa.

Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Prosedur penelitian ini meliputi tahap: 1. Identifikasi masalah 2. Persiapan 3. Penyusunan rencana tindakan 4. Implementasi tindakan 5. Pengamatan 6. Penyusunan laporan Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu: 1.Perencanaan Tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan 3. Obsevasi dan Interpretasi, dan 4. Analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Alokasi waktu masingmasing pertemuan 4 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi ( baik proses maupun hasil ), melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik kepala bernomor terstruktur. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: 1. Keaktifan siswa dalam apersepsi menunjukan peningkatan dari 43,2% atau 17 siswa menjadi 63,2% atau 24 siswa 2. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukan keaktifan mereka sebanyak 19 siswa pada siklus satu sedangkan pada siklus dua sebanyak 30 siswa 3. Dalam ketepatan dan ketelitian menyelesaikan soal pada siklus satu terdapat 25 sisw, pada siklus dua terdapat 31 siswa 4. Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 55,3% atau 21 siswa menjadi 86,8% atau 33 siswa. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya antara lain: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur

2. Guru membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram 3. Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran akuntansi bai darisegi proses maupun hasil

BAB III

METODE PENELITIAN A. Situs Penelitian Penelitian ini dilaksnakan di MIN Petisah, Jalan Mesjid No. 1426 Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dari awal juli 2011. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V ( Lima ) yang berjumlah 32 orang pada semester ganjil di MIN Petisah, Medan Tp. 2011/2012

B. Instrumen Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data adalah: 1. Angket, merupakan alat pengumpulan data secara tertulis untuk mencari informasi tentang pemahaman siswa 2. Observasi, yakni kegiatan melakukan pengamatan langsung kepada populasi yang akan diteliti yang digunakan sebagai uji validasi instrumen dalam menggunakan strategi kepala bernomor (Numbered head ) 3. Anekdot, yaitu catatan harian guru tentang pelaksanaan penelitian. Catatan ini adalah pribadi untuk mengetahui proses penelitian Dalam penerapan penelitian tentang strategi kepala bernomor, saya sebagai guru masih banyak mengalami kendala dan kekurangan karena dalam diri saya belum menguasai dan juga keterbatasan pengetahuan tentang strategi dalam pembelajaran.

C. Langkah-Langkah Penelitian Siklus I 1. Perencanaan pra tindakan 2. Pelaksanaan pra tindakan 3. Pengamatan pengumpulan data pra tindakan 4. Refleksi pra tindakan Siklus II 1. Perencanaan tindakan siklus II 2. Pendalaman tindakan siklus II 3. Pengamatan /pengumpulan data siklus II

4. Refleksi tindakan siklus II Siklus III 1. Perencanaan tindakan siklus III 2. Pelaksanaan tindakan siklus III 3. Pengamatan/pengumpulan data siklus III 4. Refleksi tindakan siklus III

D. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Mengumpulkan kesimpulan hasil penelitian 2. Mengajukan rekomendasi kepada guru-guru dan individu-individu tertentu yang berkenaan dengan hasil penelitian E. Desain Penelitian Siklus I Pra tindakan

Siklus II

Siklus III

RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan: MIN Petisah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : Ilmu Pengetahuan Alam : V/ I : 4 x 35 menit

A. Standar Kompetensi - Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan B. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasi fungsi organ pernafasan manusia - Mengidentifikasi fungsi organ pernafasan hewan, misalnya Ikan, Cacing tanah C. Indikator: - Siswa mampu mengidentifikasi alat pernafasan manusia dan hewan - Membuat model alat pernafasan manusia dan mendemonstrasikan cara kerjanya - Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan alat pernafasan manusia akibat terinfeksi dan tercemarnya udara D. Materi Pokok: - Alat Pernafasan - Alat pernafasan Manusia dan Hewan

E. Metode/Teknik:

- Ceramah - Tanya Jawab - Penugasa

F. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Apersepsi b. Tanya Jawab tentang tumbuhan hijau 2. Kegiatan Inti

a. Menjelaskan proses tumbuhan hijau b. Menunjukkan tempat menyimpan cadangan makanan c. Membedakan tumbuhan yang digunakan manusia dan hewan untuk dimakan d. Menyimpulkan Pembelajaran tentang tumbuhan hijau 3. Kegiatan akhir a. Mengevaluasi hasil pembelajaran b. Penugasan G. Sumber Belajar a. KTSP 2006 b. Buku IPA Paket c. Buku lain yang relevan d. Alat peraga yang relevan

H. Penilaian a. Teknik : Unjuk kerja

b. Prosedur : Pre test dan post tes c. Bentuk d. contoh : Essay : Test

Medan, 8 Juli 2010 Guru bidang studi

Nurkhamisah

Penilaian

: Unjuk Kerja ( Skala Rentang )

NO

Aspek Yang Dinilai 7 8

Nilai 9 10

2 3

Mengetahui

Medan, 8 Juli 2010

Kepala Study

Madrasah

Guru

Bidang

Nurkhamisah

[1] BNSP, 2006 [2] IAINSU, Panduan Skripsi, Medan, ( IAIN: 2010 ), hal 18 [3] Masitoh dan laksmi Desi, Strategi Pembelajaran, Dirjen Pendik Islam, Depag RI, hal, 11-12 [4] Kurikulum 2006, Depag RI

Muh Azzam, Akrab dengan Dunia IPA, Tiga Serangkai ( Solo: 2008) Nana Djumhana, Pembelajaran IPA, Dirjen Pendidikan Islam ( Jakarta: ) Posted 13th October 2011 by sawaluddin siregar

Anda mungkin juga menyukai