Anda di halaman 1dari 12

EXPERIENTIAL MARKETING DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING JASA

PENDIDIKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Manajemen dan Pemasaran Pendidikan”

Dosen Pengampu :
Afni Marufah, S.Pd.I, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 11/kelas PAI D
Lusi Nur Badriyah (201200114)
Lutfi Mar’atus Sholikhah (201200116)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2022/2023
EXPERIENTIAL MARKETING DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING JASA
PENDIDIKAN

PENDAHULUAN
Untuk mengikuti perkembangan zaman, masyarakat harus beradaptasi dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Di zaman modern, snagat penting bagi setiap masyarakat untuk
meningkatkan kemampuannya mengikuti persaingan kompetitif dalam krisis multidimensi.
Pendidikan dianggap sebagai alat strategis untuk meningkatkan kehidupan manusia. Manusia
menjadi cerdas, memiliki kemampuan atau keterampilan dan sikap hidup yang positif sebagai
hasil pendidikan, sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam masyarakat.

Sekolah adalah lembaga yanag menyelenggarakan jasa pendidikan. Pendidikan adalah


hak asasi manusia yang mendasar. Manusia, sebagai makhlauk yang berbakat, membutuhkan
pendidikan sepanjang hidpnya. Penyelenggaraan pendidikan harus kreatif dalam menggali
keunikan dan keunggulan sekolah shingga dibutuhkan dan diminati oleh pelanggan jasa
pendidikan. Munculnya sekolah-sekolah berstandart internasional, serta lahirnya sekolah-sekolah
negeri dan perusahaan-perusahan swasta yang menyediakan fasilitas unggul dengan biaya yang
lebih murah dapat meningkatkan persaingan pendidikan.1

Kegiatan pemasaran jasa pendidikan yang sebelumnya dianggap tabu karena berbau
bisnis dan berorientasi pada keuntungan kini telah dilakukan secara terbuka. Sekolah
diklarifikasi sebagai lembaga pasar dalam konsep pemasaran. Menurut Kotler dan Armstorng
pasar lembaga terdiri dari sekolah, penjara, rumah sakit, dan institusi lain yang menyediakan
barang dan jasa kepada orang yang membutuhkan. Pemasaran layanan pendidikan memainkan
peran parenting dalam pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia. Berbagai strategi
dengan cara mereka melakukan racikan promosi untuk menarik minat siswa bersekolah ditempat
mereka, dengan kompetisi ini maka pihak sekolah memunculkan strategi pemasaran di sekolah. 2

Persaingan antar sekolah akan terlihat di dunia pendidikan, termasuk di Indonesia. Setiap
sekolah memiliki metode yang unik, ada juga yang serupa berdasarkan tren yang dibutuhkan saat
1
Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan- Sebuah Tinjauan Filosofis (Yogyakarta: SUKA-Press, 2019), h.
10
2
Nana Herdiana Abdurrahman, “Manajemen Strategi Pemasaran”, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), h. 55

2
ini. Manfaat unggul semakin muncul untuk memikat masyarakat setempat. Hal ini memerlukan
perencanaan yang matang sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Diperlukan strategi agar sekolah dapat menikmati pertumbuhan yang signifikan. Dalam
dunia pendidikan saat ini, diperlukan berbagai tindakan untuk membuat pemasaran menjadi lebih
sederhana. Berbagai penawaran yang diberikan adalah satu-satunya dan tidak dapat ditiru begitu
saja oleh orang lain. Hal ini dilakukan untuk menanamkan keyakinan bahwa sekolah memiliki
keunikan yang tidak dimiliki oleh orang lain.3

Istilah “daya saing” benar-benar berpijak pada pemikiran Darwinisme sosial, di mana
teori ini bertujuan untuk memperluas data (ekstrapolasi) gagasan biologis tentang seleksi alam
dan kelangsungan hidup yang paling tepat dalam sosiologi dan politik, sehingga melahirkan
ideologi. kekuasaan. Daya saing didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengungguli dan
mengungguli persaingan. Menurut beberapa editorial, daya saing didefinisikan sebagai
kemampuan untuk melaksanakan lebih baik, lebih cepat, dan lebih signifikan daripada saingan
dalam hal meningkatkan posisi pasar, hubungan lingkungan, terus meningkatkan dan
mengembangkan kinerja, dan mempertahankan kondisi yang menguntungkan. Selanjutnya, daya
saing mengacu pada kemampuan mengungguli pesaing dalam satu bidang tertentu yang tidak
dimiliki oleh perusahaan.

PEMBAHASAN

Experiential Marketing

Ekperiential marketing adalah cara pemasaran relative baru saja diperkenalkan pada bidang
marketing. Menurut Schmitt (1999, esensi konsep pemasaran serta manajemen didorong oleh
pengalaman pemasaran. Schmitt juga berpendapat dalam bukunya yang berjudul Experiential
Marketing. How to Get Customers to Sens, Feel, Think, Act, and Relate to Your Company and
Brands, bahwasannya pendekatan features and benefits (F&B) pada pemasaran yang tradisional.
Pada bidang pemasaran, secara tradisional pemasar berasumsi bahwasannya pelanggan berpikir
dari proses keputusan diambil dimana setiap sifat produk, apakah jasa ataupun barang memberi
3
Imam Faizin, “Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Meningkatkan Nilai Jual Madrasah,” Jurnal
Madaniyah,Vol.7,No.2(Agustus2017):hal,262-263 https://media.neliti.com/media/publications/195108-ID-strategi-
pemasaran-jasa-pendidikan- dalam.pdf.

3
keuntunngan karakteristik dan jelas, hal ini dinilai oleh calon pelanggan (baik itu konsumen
maupun mereka yang tidak terbiasa dengan produk atau tidak asal dengan produknya). Konsep
ini sangat terbatas cara pemasar memandang pengambilan keputusan konsumen, yang
melibakan unsur rasionalis dan logika, serta aspek emosional dan rasional dari pembeli.4

Experiential marketing sangat bermanfaat bagi peursahaan yang ingin meningkatkan merek
yang sedang menurun, membedakan produk dari pesaing, menciptakan citra dan identitas untuk
perusahaan, mendorong inovasi, dan membujuk pembeli untuk membeli dan mencoba
produknya. Hal yang paling penting yaitu mengembangkan pelanggan setia.

Pelanggan ingin perusahaan dan merk tertentu menjadi bagian dari hidup mereka, pelanggan
memilih perusahaan dan merk dapat berhubungan dengan mereka dan membantu mereka
menjalani hidup yang lebih memuaskan, memahami mereka, dan beradaptasi pada
kebutuhannya. Di era teknologi serta peralihan, setiap perusahaan harus sejalan dengan
pengalaman dan konsumen yang diberi suatu produk ataupun pelayanan.5

Langkah pertama experiential marketing berkondentrasi pada 3 poin utama, yakni :

a. Pengalaman Pelanggan.
Hal ini menyertakan panca indra dan fikiran yang baik, memungkinkan produk atau
layanan pembelian ditempatkan dalam konteks kehidupan yang lebih besar.
b. Pola Konsumsi
Analisis pola konsumsi dapat mengarah pada suatu hubungan untuk mencapai sinergi
lebih besar. Selain itu produk dan layanan (jasa) tidak boleh dievaluasi secara terpisah,
melainkan sebagai bagian dari pola penggunaan secara keseluruhan sesuai dengan
kehidupan konsumen. Yang terpenting, pengalaman pasca pembelian diukur dengan
loyalitas dan kepuasan.
c. Keputusan yang bersifat emosional dan rasional
Pengalaman hidp sering dipakai untuk memenuhi kesenangan, fantasi dan perasaan.
Terdapat keputusan diambil atas dasar hati nurani dan irasional agar pelanggan
experiential marketing memuaskan dengan keputusan pembelian mereka.6

4
Bernd H. Schmitt, Experiential Marketing: How to Get Customers to Sens, Feel, Think, Act, and Relate to Your
Company and Brands (New York: The Free Press 1999)
5
Hermawan Kartajaya, On Marketing Mark Plus 7 Co, (Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama, 2004)

4
Experiential marketing bisa sangatlah berguna bagi sebuah perusahaan yang hendak
memperbaiki merk yang menurun dengan membedakan produk seorang pesaing, mengadakan
identitas serta citra bagi sebuah perusahaan, mendorong kreasi, serta merayu pembeli agar
membeli serta mencoba produknya. Sesuatu yang paling penting yakni mengembangka
konsumen setia. Konsumen memilah dan memilih perusahaan serta merk khusus hendak diajak
berbisnis. Pelanggan juga mengharapkan perusahaan untuk menghubungkan ke kehidupan
mereka.7

Daya Saing

Menurut Crown Dirgantoro daya saing yaitu penciptaan nilai yang dapat dibeli oleh suatu
perusahaan. Sedangkan Agustinus Sri Wahyadi mengatakan bahwa, keunggulan bersaing adalah
sesuatu yang memungkinkan suatu perusahaan memperoleh laba yang lebih besar dari rata-rata
keunggulan yang didapat pesaing di industry tersebut.

Daya saing merupakan perbandingan kinerja dan kemampuan subsector, negara atau
perusahaan untuk memasok dan menjual jasa atau barang dipasar. Daya saing suatu Negara
dapat tercapai melalui akumulasi kekuatan dan daya saing strategis masing-masing perusahaan.
Perusahaan bertanggung jawab terhadap proses penciptaan nilai tambah.8

Menurut menteri pendidikan nasional, daya sainng didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menghasilkan hasil yang lebih bermakna, lebih cepat, dan lebih baik. Kemampuan yang
dimaksud sejalan dengan indicator Sumihardjo yaitu kemampuan unutk memperkuat pangsa
pasarnya, kemampuan untuk terhuubungan dengan lingkungan, kemampuan untuk
meningkatkan kinerja tiada henti dan kemampuan untuk mempertahankan posisi yang lebih
menguntungkan.

Daya saing ditentukan oleh keunggulan kompetitif suatu perusahaan, yang sangat
bergantung pada tingkat sumber daya relative yang dimilikinya, atau yang dapat kita sebut
keunggulan kompetitif. Signifikansi daya saing berasal dari tiga faktor :

6
Adhi Hendra Baskara, Tahap yang dilalui pelanggam pada Experiential Marketing (Jakarta: Faculty Member
Prasetya Mulya Business School, 2004)
7
Nurjaya and Nur Imam Duta Waskita, “Menciptakan Pengalaman Konsumen Dengan Experiential Marketing,”
Agroscience 11, no. 1 (2021): 89–100.
8
Rifki Mohamad and Idris Yanto Niode, “Analisis Strategi Daya Saing ( Competitive Advantage ) Kopia Karanji
Gorontalo,” Kajian Ekonomi Dan Bisnis 13 (2020): 1–14.

5
1) Meningkatkan produktivitas dan kemandirian
2) Meningkatkan kapasitas ekonomi, baik dalam konteks perekonomian daerah maupun
dalam jumlah pelaku perekonomian, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat meningkat
3) Percaya bahwa mekanisme pasar menciptakan efisiens9

Implementasi Daya Saing Jasa Pendidikan

Untuk bersaing dalam dunia pendidikan diperlukan pemikiran yang luas dan grand design
yang terorganisir. Dunia pendidikan terdiri dari banyak faktor, dan kinerja serta kinerja sekolah
memiliki pengaruh terhadap rekam jejak sekolah di masa depan. Insentif utama masyarakat
untuk mengirim anak-anak ke sekolah-sekolah ini adalah sifat timbal balik dari membangun
branding dan manfaat yang diberikan kepada mereka.

Implementasi dapat digambarkan secara sederhana sebagai pelaksanaan atau kegiatan


implementasi. Implementasi menurut kamus bahasa Indonesia berarti penerapan. “Implementasi
adalah perluasan dari suatu aktivitas yang saling menyesuaikan satu sama lain,” menurut Browne
dan Wildavsky. Berdasarkan pengertian di atas, maka terlihat bahwa implementasi adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan menurut rencana yang telah ditetapkan sebelumnya), lembaga
pendidikan menawarkan informasi tentang pembiayaan pendidikan (harga dan kualitas).10

Setelah itu lembaga pendidikan memberikan gambaran terkait biaya pendidikan yang harus
disiapkan oleh konsumen pendidikan dan memastikan bahwa harga tersebut sepadan dengan
biaya pendidikan. Munculnya banyak lembaga pendidikan yang saling memberikan keunggulan
masing-masing lembaga atau yayasan nampaknya menimbulkan persaingan di lembaga
pendidikan tersebut. Akibatnya, lembaga pendidikan harus memiliki pengalaman manajerial.
Kehadiran manajemen yang terampil dan efektif-efisien sangat penting dalam manajemen
lembaga pendidikan. Menghadapi persaingan yang semakin ketat, diperlukan manajemen yang
kompeten, salah satunya adalah manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran dalam konteks
ini mengacu pada setiap tindakan yang tujuannya adalah untuk menyelaraskan dengan kebutuhan
pelanggan. Pemasaran adalah peran manajemen yang mencakup semua operasi komersial
9
Mohamad and Niode.
10
Ade Wulandari et al., “Implementasi Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SMK
Muhammadiyah Pagar Alam,” Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 4, no. 02 (2021): 285,
https://doi.org/10.30868/im.v4i02.1519.

6
lembaga pendidikan, serta pendekatan pemasaran saat ini seperti penelitian, pemasaran, metode
statistik untuk memproyeksikan siklus promosi lembaga pendidikan, dan penerapan teknologi
informasi.

Strategi Experiential Marketing dalam meningkatkan daya saing jasa Pendidikan

Strategi experiential marketing dalam meningkatkan daya saing jasa pendidikan dilakukan
dengan mengutamakan:

A. Sense marketing dalam meningkatkan daya saing dilakukan dengan: 1) pengadaan madin
yang di kelola oleh ustadz/ustadzah dari Ma’haj, 2) Adanya mahasiswa asing dari negara lain, 3)
Biaya Perkuliahan Terjangkau, sehingga berdampak pada semakin bertambahnya mahasiswa dari
tahun ke tahun.

B. Feel marketing dalam meningkatkan daya saing dilakukan dengan: 1) Adanya mata
kuliah pilihan, sehingga mahasiswa berkompetensi dalam bidang apapun. Adanya mata kuliah
pilihan dapat menjadikan mahasiswa kompeten dalam segala hal. 2) Diberlakukannya eKampus
dengan sistem aplikasi yang baik yang mana mahasiswa dalam pemrograman, regristasi,
pendaftaran wisuda dengan menggunakan aplikasi. Hal ini lebih efisien dan dapat mempermudah
pelayanan sehingga tidak antri berjam-jam, karena bisa dilakukan dimana saja.

C. Think marketing dalam meningkatkan daya saing dilakukan dengan: 1) mendukung


organisasi kemahasiswaan untuk mengadakan kegiatan dan mengunggahnya di media sosial,
sehingga dapat di ekspos oleh pelanggan pendidikan. 2) Mendukung program kuliah kerja nyata
(KKN) meningkatkan daya saing perguruan tinggi dengan 93 mendukung program-program
yang dilakuan oleh LP2M yaitu kuliah kerja nyata yang dilakukan secara nasional maupun
internasonal.

D. Act marketing dalam meningkatkan daya saing dilakukan dengan: 1) Produktivitas tenaga
kependidikan yaitu dengan banyaknya karya ilmiah yang terbit baik skala nasional dan
internasional. 2) Menyiapkan materi perkuliahan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

E. Relate marketing dalam meningkatkan daya saing dilakukan dengan: 1) Adanya madin
yang di kelola oleh ustadz/ustadzah dari Ma’haj ataupun pengadaan Syahrul Qurany (Syauqy)

7
merupakan agenda rutinan satu tahun sekali. Adanya prestasi tingkat nasional dan internasional
dapat bernilai daya saing di lembaga pendidikan, 2) Adanya mahasiswa asing dari negara lain. 3)
Diberlakuannya e-kampus dimana sistem dibantu oleh aplikasi, 4) Pengadakan wisuda secara
periodik sehingga kampus bisa menyeimbangkan mahasiswa yang masuk dan keluar dengan
maksimal.

Menurut Muhardi daya saing operasi merupakan fungsi operasi yang tidak saja berorientasi
ke dalam (internal) tetapi juga keluar (eksternal), yakni merespon pasar sasaran usahanya dengan
proaktif. Tingkat persaingan yang semakin tajam di antara lembaga pendidikan baik negeri
maupun swasta di Indonesia membutuhkan perubahan yang fundamental untuk bisa bersaing,
apalagi menargetkan untuk bisa berkiprah dalam kompetisi global.

Tingginya persaingan dalam bidang pendidikan tinggi, pada gilirannya mendorong seluruh
entitas bisnis di dalam industry pendidikan untuk sekeras mungkin berupaya menemukan cara-
cara yang mampu secara efektif memperkuat keunggulan bersaing lembaga pendidikan.
Penciptaan keunggulan bersaing suatu lembaga pendidikan dituntut untuk dapat memahami
tuntutan pelanggan terhadap jasa pendidikan ang diinginkannya. Pemasaran untuk lembaga
pendidikan mutlak diperlukan.

Diperlukan strategi pemasaran jasa pendidikan untuk memenangkan kompetisi antar jasa
pendidikan serta untuk meningkatkan akselerasi peningkatan kualitas dan profesionalisme
manajemen jasa pendidikan. Banyak perubahan yang harus dilakukan khususnya menyangkut
pola-pola manajemen jasa pendidikan selama ini. Jasa pendidikan sebagai lembaga penyedia jasa
pendidikan perlu belajar dan memiliki inisiatif untuksemakin meningkatkan kepuasan pelanggan,
karena pendidikan merupakan proses yang sirkuler yang saling mempengaruhi dan
berkelanjutan. Inisiatif lembaga pendidikan dimulai dari mencari tahu (riset pasar) kondisi pasar
pendidikan, dari berbagai macam segmen yang ada di pasar. Selanjutnya lembaga pendidikan
menetapkan strategi pemasarannya yang sesuai dengan pasar sasaran.

Menurut Alma menjelaskan bahwa jasa pendidikan adalah suatu organisasi produksi yang
menghasilkan jasa pendidikan. Konsumen utamanya adalah mahasiswa atau siswa. Apabila
produsen tidak mampu memasarkan hasil produksinya, disebabkan karena mutunya tidak
disenangi oleh konsumen, tidak memberikan nilai tambah, layanan tidak memuaskan, maka
produk jasa yang ditawarkan tidak akan laku, sehingga lembaga pendidikan ditutup karena

8
ketidakmampuan para pengelolanya. Bisnis dan marketing bukan bekerja dengan iklan dan
promosi yang mengelabuimasyarakat, tapi mendidik dan meyakinkan masyarakat kearah yang
benar dan percaya bahwa jasa pendidikan ini bermutu. Persaingan antar lembaga pendidikan baik
negeri maupun swasta memicu calon mahasiswa menjadi semakin rasional dalam memilih
pendidikan tinggi.Upaya memenuhi keinginan mahasiswa dan calon mahasiswa merupakan
kunci sukses memenangkan persaingan.Upaya yang terbaik dilakukan oleh lembaga pendidikan
adalah kemauan spontan dari mahasiswanya karena mereka memperoleh kepuasan, sehingga
otomatis melakukan dord of mouth yang positif di dalam membangun citra lembaga pendidikan
tersebut. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah melalui strategi experiential marketing dalam
meningkatkan daya saing di lembaga pendidikan.11

11
Imam Junaris dan Nik Hariyati, Manajemen Pemasaran Pendidikan (Purbalingga: Eureka Media Aksara, 2022).
Hal: 92.

9
KESIMPULAN

Untuk mengikuti perkembangan zaman, masyarakat harus beradaptasi dengan kemajuan


ilmu pengetahuan dan teknologi. Di zaman modern, snagat penting bagi setiap masyarakat untuk
meningkatkan kemampuannya mengikuti persaingan kompetitif dalam krisis multidimensi.
Pendidikan dianggap sebagai alat strategis untuk meningkatkan kehidupan manusia. Manusia
menjadi cerdas, memiliki kemampuan atau keterampilan dan sikap hidup yang positif sebagai
hasil pendidikan, sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam masyarakat.

Ekperiential marketing adalah cara pemasaran relative baru saja diperkenalkan pada
bidang marketing. Experiential marketing sangat bermanfaat bagi peursahaan yang ingin
meningkatkan merek yang sedang menurun, membedakan produk seorang pesaing, mengadakan
identitas serta citra bagi sebuah perusahaan, mendorong kreasi, serta merayu pembeli agar
membeli serta mencoba produknya. sesuatu yang paling penting yaitu mengembangkan
pelanggan setia.

Daya saing merupakan perbandingan kinerja dan kemampuan subsector, negara atau
perusahaan untuk memasok dan menjual jasa atau barang dipasar. Daya saing suatu Negara
dapat tercapai melalui akumulasi kekuatan dan daya saing strategis masing-masing perusahaan.
Perusahaan bertanggung jawab terhadap proses penciptaan nilai tambah. implementasi adalah
suatu kegiatan yang dilaksanakan menurut rencana yang telah ditetapkan sebelumnya), lembaga
pendidikan menawarkan informasi tentang pembiayaan pendidikan (harga dan kualitas)

Strategi pemasaran jasa pendidikan untuk memenangkan kompetisi antar jasa pendidikan
serta untuk meningkatkan akselerasi peningkatan kualitas dan profesionalisme manajemen jasa
pendidikan. Banyak perubahan yang harus dilakukan khususnya menyangkut pola-pola
manajemen jasa pendidikan selama ini. Jasa pendidikan sebagai lembaga penyedia jasa
pendidikan perlu belajar dan memiliki inisiatif untuksemakin meningkatkan kepuasan pelanggan,
karena pendidikan merupakan proses yang sirkuler yang saling mempengaruhi dan
berkelanjutan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ade Wulandari et al., “Implementasi Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Pada Masa Pandemi
Covid-19 Di SMK Muhammadiyah Pagar Alam,” Islamic Management: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam 4, no. 02 (2021): 285.

Adhi Hendra Baskara, Tahap yang dilalui pelanggam pada Experiential Marketing (Jakarta:
Faculty Member Prasetya Mulya Business School, 2004).

Bernd H. Schmitt, Experiential Marketing: How to Get Customers to Sens, Feel, Think, Act, and
Relate to Your Company and Brands (New York: The Free Press 1999).

Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan- Sebuah Tinjauan Filosofis (Yogyakarta:
SUKA-Press, 2019), h. 10.

Hermawan Kartajaya, On Marketing Mark Plus 7 Co, (Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama,
2004).

Irwan Ismuratno, Mohammad Khusnul Hamdani, and Eka Danik Prahastiwi, “Implementasi
Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Di Lembaga Sekolah Dasar Islam Insan Cendekia
Pacitan,” KREATIF: Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Agama Islam 19, no. 1 (2021): 16–
29, http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/kreatif/article/view/685.

Ismuratno, Irwan, Mohammad Khusnul Hamdani, and Eka Danik Prahastiwi. “Implementasi
Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Di Lembaga Sekolah Dasar Islam Insan Cendekia
Pacitan.” KREATIF: Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Agama Islam 19, no. 1 (2021): 16–
29. http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/kreatif/article/view/685.

Mohamad, Rifki, and Idris Yanto Niode. “Analisis Strategi Daya Saing ( Competitive
Advantage) Kopia Karanji Gorontalo.” Kajian Ekonomi Dan Bisnis 13 (2020): 1–14.

Mohamad and Niode.

Nurjaya, and Nur Imam Duta Waskita. “Menciptakan Pengalaman Konsumen Dengan
Experiential Marketing.” Agroscience 11, no. 1 (2021): 89–100.
11
Rofiki, Moh, Lukman Sholeh, and Abdul Rozaq Akbar. “Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan
Dalam Meningkatkan Daya Saing Sekolah Menengah Atas Di Era New Normal.” Edukatif :
Jurnal Ilmu Pendidikan 3, no. 6 (2021): 4057–65.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1327.

Rifki Mohamad and Idris Yanto Niode, “Analisis Strategi Daya Saing ( Competitive Advantage )
Kopia Karanji Gorontalo,” Kajian Ekonomi Dan Bisnis 13 (2020): 1–14.

Syukur, Fatah. “Model Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Islam Pada SD Nasima Semarang.”
Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, Dan Tradisi) 7, no. 01 (2021): 1–14.
https://doi.org/10.18784/smart.v7i01.1084.

Wulandari, Ade, Kasinyo Harto, Mardiah Astuti, and Ari Sandi. “Implementasi Strategi
Pemasaran Jasa Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SMK Muhammadiyah Pagar
Alam.” Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 4, no. 02 (2021): 285.
https://doi.org/10.30868/im.v4i02.1519.

12

Anda mungkin juga menyukai