Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI

TOKO BUSANA SERBA 35 DI KOTA PADANGSIDIMPUAN (Studi Kasus


Masyarakat Desa Kampung Setia Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru)

A. Latar Belakang
Bisnis merupakan kegiatan yang menyediakan barang dan jasa yang
digunakan ataupun yang diinginkan oleh pembeli atau konsumen, yang dapat
dilaksanakan oleh organisasi perusahaan yang memilki kesatuan badan hukum
ataupun perusahaan yang mempunyai badan usaha, maupun perorangan yang
tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha, pedagang kaki lima,
maupun warung atau kedai yang belum memiliki surat izin tempat usaha dan
surat izin usaha melakukan perdagangan, serta usaha mandiri lainnya.1
Seiring dengan perkembangan zaman yang maju didalam dunia bisnis
semakin lama semakin meningkat, dimana perkembangan yang pesat tersebut
mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan, sehingga mengakibatkan
terjadinya perubahan cara atau strategi para pesaing bisnis dalam
mempertahankan bisnisnya. Tujuan utama suatu perusahaan dalam
mendirikan suatu usaha atau bisnis adalah memperoleh dan mencari laba atau
keuntungan semaksimal mungkin. Dalam mencapai tujuan tersebut, sangat
dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan baik dari pemimpin maupun
karyawan itu sendiri dan caradalam mendistribusikan produk tersebut.
Perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang menguntungkan
pada tingkat kualitas yang diharapkan, sehingga akan mampu mengatasi
tantangan dari para pesaing terutama dalam bidang pemasaran.
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan
individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan

1
Ismail Solihin, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006), hlm. 3
mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan
pihak lain. Sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai
keinginan dalam membeli produk berdasarkan pengalaman dalam memilih,
menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk melakukan pertukaran untuk
memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang. 2Proses
pertukaran merupakan suatu kegiatan. Penjual harus mencari pembeli,
mengidentifikasi kebutuhan mereka, mempromosikan produk kepada mereka,
memajang dan mengantarkan produk dan menetapkan harga produk.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah
yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product),
penetapan harga (price), pendistribusian barang (place) dan mempromosikan
barang (promotion). Dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatan pemasaran,
setiap perusahaan berupaya untuk menetapkan strategi pemasaran dan target
marketnya.Aktivitas pemasaran tersebut dimulai sejak memproduksi suatu
produk sampai produk tersebut diterima oleh konsumen. Semua aktivitas yang
dilakukan dibidang pemasaran ditujukan untuk menentukan produk, pasar,
harga, dan promosi.3 Istilah bauran pemasaran atau marketing mix digunakan
pertama kali oleh Neil Borden yang terinspirasi dari gagasan James
Cullington. Gagasannya adalah bahwa seorang eksekutif bisnis berperan
sebagai mixer of ingredient. Borden menyusun elemen bauran pemasaran
yang terdiri dari 12 aspek, daftar tersebut kemudian di sederhanakan oleh
Jereome McCarthy kedalam 4 aspek yaitu product, price, place dan
promotion yang kemudian dikenal dengan istilah 4P.
Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan alat bagi marketer
yang berupa program pemasaran yang mempertajam segmentasi, targeting dan

2
Bilson Simamora, Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitable, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 7
3
https://id.M.Wikipedia,org/wiki/pemasaran diakses pada 6 Januari 2019.
positioning agar sukses. Bauran pemasaran (marketing mix) untuk produk
barang mencangkup 4P yaitu produk, price, place dan promosi.
Bauran pemasaran terdiri atas empat bidang strategi pemasaran, yaitu:
pertama, keputusan pemasaran yang akan mengubah ide dasar dari barang.
Kedua, keputusan promosi yang akan mengomunikasikan informasi yang
berguna pada pasar tujuan. Ketiga, keputusan distribusi mengenai pengiriman
produk kepada konsumen. Keempat, keputusan harga yang menyertakan nilai
pertukaran yang dapat diterima pada barang atau jasa.4
Strategi pemasaran digunakan perusahaan untuk mempertahankan
konsumen, yang diharapkan dapat memberikan kepuasan dan meningkatkan
minat beli konsumen sehingga mempengaruhi keputusan pembelian atau
minat dalam membeli. Adanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen,
menimbulkan respon positif berupa terjadinya pembelian ulang dan
menganjurkan konsumen lain agar membeli produk. Keuntungan berlipat akan
diperoleh produsen, melalui penyebaran informasi positif dari konsumen ke
konsumen lain. Sedangkan untuk menarik minat konsumen agar membeli,
perusahaan dapat memberikan harga, kualitas, dan iklan atau promosiyang
menarik kepada konsumen yang dipromosikan melalui berbagai media
pemasaran atau media- media social lainnya.
Persaingan yang terjadi dapat dilihat berdasarkan munculnya produk
yang berkualitas dengan harga yang bersaing untuk menarik minat beli
konsumen. Berbagai macam pilihan produk baik barang atau jasa yang
ditawarkan oleh produsen, memberikan kesempatan bagi konsumen untuk
mengonsumsi dengan beragam pilihan produk yang ditawarkan sehingga akan
menciptakan minat beli konsumen.
Minat beli konsumen dipengaruhi oleh eksternal influences yaitu
marketing stimuli berupa bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,

4
Ririn Tri Ratnasari dan Mastuti H, Manajemen Pemasaran Jasa, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2016), hlm. 37
lokasi dan promosi. Sedangkan nonmarketing stimuli berupa kondisi
ekonomi, kelas sosial, teknologi, politik dan budaya.
Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan kepada pasar
untuk memuaskan keinginan konsumen sehingga dapat mempengaruhi minat
konsumen untuk memutuskan membeli suatu produk.
Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang dipertukarkan konsumen
atas manfaat dari penggunaan barang atau jasa tersebut, yang berakibat pada
kepuasan konsumen yang mempengaruhi minat konsumen. Lokasi merupakan
dimana dan bagaimana penjual dapat menawarkan produknya agar konsumen
dapat membeli produk. Promosi adalah salah satu factor penentu keberhasilan
suatu program pemasaran, promosi yang dapat dilakukan seperti iklan, banner
atau media sosial yang dapat mempengaruhi minat konsumen untuk membeli
produk yang ditawarkan oleh perusahaan.5
Trend atau mode yang semakin maju dan berkembang menjadikan
persaingan bisnis dalam bidang fashion sangat menjanjikan. Dengan
banyaknya persaingan bisnis dibidang ini maka setiap pebisnis akan
memperkirakan dan menciptakan strategi agar dapat memenangkan pasar atau
strategi yang bisa menarik minat konsumen. Cara yang dilakukan bisa dengan
penambahan variasi produk, diskon atau memasang iklan promosi yang
kreatif dan inovatif. Sama halnya dengan Toko Busana Serba 35 yang berdiri
sejak 2019 yang beralamatkan di Jalan Sutan Soripada Mulia No. 165, Wek 1
Padangsidimpuan Utara. Toko ini termasuk toko yang lengkap karena menjual
busana atau pakaian dari usia anak-anak hingga dewasa. Harga yang
ditawarkan sangat bervariasi, semua busana atau pakaian anak-anak hingga
dewasa sama harganya yaitu 35 ribu. Kelengkapan jenis busana atau pakaaian
juga beragam, lokasi mudah dijangkau karena terletak dipinggir jalan raya dan
berdekatan dengan pusat keramaian serta memiliki tempat yang nyaman dan
luas. Pada prakteknya took busana serba 35 ini memiliki banyak konsumen.
5
Fandy Tjiptono, strategi pemasaran, (Bandung: ANDI, 2008), hlm. 219
pada tahun-tahun awal berdiri, tetapi lambat laun semakin sepi konsumen
yang datang. Hal ini dapat dilihat dari pendapatan yang diterima oleh pemilik
toko yang semakin menurun.
Berdasarkan kajadian atau pemaparan hal di atas, maka peneliti akan
melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Marketing Mix Terhadap
Minat Beli Konsumen di Toko Busana Serba 35 di Kota
Padangsidimpuan (Studi Kasus Masyarakat Desa Kampung Setia
Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru)”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat dibuat
identifikasi masalah yang ditemukan yaitu:
1. Apakah produk, price, place and promotion berpengaruh terhadap minat
beli konsumen pada toko busana serba 35?
2. Bauran pemasaran (Marketing mix) merupakan kombinasi dari empat
variabel yang dapat menunjang kegiatan pemasaran perusahaan yaitu:
produk, harga, promosi, lokasi.
3. Munculnya berbagai pusat penjualan busana atau pakaian mengakibatkan
konsumen diberikan banyak pilihan jenis produk yang ingin mereka
inginkan sesuai dengan selera dan yang mereka sukai.

C. Batasan Masalah
Mengingat luas dan kompleksnya cakupan masalah yang ada serta
kemampuan penulis atau penelitian yang terbatas, maka dalam penelitian ini
peneliti membatasi ruang lingkup masalah yang akan diteliti, yaitu hanya pada
pengaruh marketing mix terhadap minat beli konsumen di toko busana serba
35 di kota Padangsidimpuan. Bauran pemasarannya atau marketing mix nya
antara lain sebagai berikut yaitu product, price, place dan promotion.
D. Defenisi Operasional Variabel
Variabel adalah karakteristik yang akan di observasi dari suatu
pengamatan terhadap objek yang akan dilakukan oleh peneliti. Definisi
operasional adalah penjelasan mengenai cara-cara tertentu yang digunakan
untuk mengukur construct menjadi variabel penelitian yang dapat dituju.
Dalam penelitian melakukan treatment terhadap variabel penyebab (X) atau
variabel bebas (Independent variabel) dan variabel akibat (Y), tergantung
(Dependent variable).6 Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variable, yaitu:
1. Variabel bebas (variabel independen)
Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel
bebas. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menyebabkan perubahan atau timbulnya
variabel dependen ( terikat). Pada penelitian ini yang menjadi variabel
bebas atau variabel independen adalah produk (X1), price (X2), place
(X3) dan promotion (X4)
2. Variabel terikat (variabel dependen)
Variabel dependen sering juga disebut dengan variabel output, kriteria.
Dalam bahasa Indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat atau
variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah minat beli konsumen (Y)

Table 1.1
Defenisi Operasional Variabel

Jenis Variabel Devenisi Indikator Skala


Produk (X1) Sesuatu yang 1. keragaman Skala Likert
6
Suarsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hlm. 161
dapat ditawarkan produk
kepasar untuk 2. Kualitas
mendapatkan produk
perhatian untuk 3. Sifat produk
dibeli, untuk
digunakan atau
dikonsumsi yang
dapat memenuhi
kebutuhan dan
keinginan.
Konsep produk
menyatakan
bahwa para
konsumen akan
menyukai dan
memilih yang
memberikan
kualitas, kinerja
atau sifat-sifat
inovatif terbaik.
Price (X2) Sejumlah uang 1. Penetapan Skala Likert
yang dibebankan harga
untuk sebuah 2. Kualitas
produk dan jasa. produk
Oleh karena itu, 3. Terjangkau,
kunci untuk murah dan
menetukan harga diskon
produk terletak 4. Harga
pada pemahaman pesaing
terhadap nilai
yang akan
diberikan
konsumen kepada
produk.
Place (X3) Salah satu faktor 1. Strategi Skala Likert
yang perlu 2. Aman
diperhatikan oleh 3. Fasilitas
perusahaan, pendukung
karena pemilihan
tempat yang baik
dan strategis akan
memberi dampak
yang cukup besar
bagi
keberlangsungan
perusahaan.
Promotion (X4) Promosi 1. Periklanan Skala Likert
merupakan salah (advertising)
satu yang 2. Penjualan
dilakukan agar tatap muka
produk atau jasa (personal
yang dihasilkan seling)
suatu perusahaan 3. Promosi
laku dijual ke penjualan
masyarakat. (sales
promotion)
Minat Beli Minat beli 1. Adanya Skala Likert
Konsumen (Y) konsumen adalah keinginan
sebuah periaku 2. Dorongan
konsumen dimana dari diri
Konsumen sendiri atau
mempunyai hati
keinginan dalam 3. Motif social
membeli atau
memilih suatu
produk,
berdasarkan
pengalaman
dalam memilih,
menggunakan dan
mengkonsumsi
atau bahkan
menginginkan
suatu produk.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh produk terhadap minat konsumen?
2. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap minat konsumen?
3. Apakah terdapat pengaruh promosi terhadap minat konsumen?
4. Apakah terdapat pengaruh tempat/lokasi terhadap minat konsumen?
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap minat konsumen membeli di
toko busana serba 35 di kota padangsidimpuan
2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap minat konsumen membeli di
toko busana serba 35 di kota padangsidimpuan
3. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap minat konsumen membeli
di toko busana serba 35 di kota padangsidimpuan
4. Untuk mengetahui pengaruh tempat/lokasi terhadap minat konsumen
membeli di toko busana serba 35 di kota padangsidimpuan
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini semoga bermanfaat dan menambah
wawasan dan pengetahuan bagi peneliti serta pengalaman langsung
mengenai pengaruh marketing mix terhadap minat beli konsumen di toko
busana serba 35 di kota padangsidimpuan.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bagi pelaku bisnis
toko busana serba 35 untuk menentukan strategi ataupun keputusan
manajerial yang tepat diantara ketatnya persaingan.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Menambah wawasan dan kajian yang membahas tentang pengaruh
marketing mix terhadap minat beli konsumen di toko busana serba 35 di
kota padangsidimpuan
4. Bagi masyarakat desa kampong setia kecamatan padangsidimpuan
hutaimbaru
Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat desa kampong setia
kecamatan padangsidimpuan hutaimbaru lebih mengenal dan mengetahui
tentang produk busana di toko serba 35 di kota padangsidimpuan.
H. Landasan Teori
1. Kerangka Teori
a. Minat Beli Konsumen
1) Pengertian Minat Beli Konsumen
Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai
pengaruh cukup besar terhadap perilaku dan minat juga merupakan
sumber motivasi yang mengarahkan seseorang dalam melakukan
apa yang mereka lakukan. Minat beli (willingness to buy)
merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap
mengkonsumsi. Minat beli konsumen adalah dimana ada tahapan
dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa
merek yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada
ahirnya melakukan sesuatu pembelian pada suatu alternatif yang
paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk
membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam
pertimbangan.7
Sedangkan menurut Kotler dan Keller arti minat beli konsumen
adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai
keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan
pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi
atau bahkan menginginkan suatu produk. Sedangkan perilaku
konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka
dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka.
Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu
membuat keputusan untuk menggunakan sumberdaya mereka yang
telah tersedia mengkonsumsi suatu barang.8
7
Anggiat Yoebrilianti, “Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Minat Beli Produk Fashion
Dengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderator,” dalam Jurnal Manajemen, volume 8 No.1, 2017,
hlm. 6.
8
Daniel Dama, “Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Dalam
Memilih Laptop Acer di Toko Lestari Komputer Manado,” dalam Jurnal Berkala Iimiah Efisiensi,
volume 16. No. 01, 2016, hlm. 505.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli berhubungan
dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan
puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan
memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya
menghilangkan minat.
Minat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum
melakukan tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk
memprediksi perilaku atau tindakan tersebut, minat beli
merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk
yang di butuhkan pada periode tertentu, dapat dikatakan bahwa
minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek
tertentu.
Adapun minat beli dapat di identifikasikan melalui indicator-
indikator sebagai berikut:
1. Minat Transaksional
Yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2. Minat Refrensial
Yaitu kecenderungan seseorang untuk merefrensikan produk
kepada orang lain.
3. Minat Preferensial
Yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki preferensi utama pada produk tersebut
4. Minat Eksploratif
Menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen
Ada beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen
sebagai berikut:9
1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi
alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal
yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang
disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain.
2. Faktor situasi yang tidak terantisifasi, faktor ini nantinya akan
dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan
pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen
sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan
membeli suatu barang atau tidak
Super dan Crites dalam Priyanti dkk menjelaskan beberapa
faktor yang mempengaruhi minat yaitu:
1. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan
pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat
pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan,
penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.
2. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai
sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang
diinginkan daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.
3. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda
dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

9
E. Desi Arista Sri Rahayu Triastuti, “Analisis Pengaruh Iklan, kepercayaan Merek Dan Citra
Merek Terhadap Minat Beli Konsumen,” dalam Jurnal Ilmu Ekonomi ASSET, volume 13, No.1, Maret
2011, hlm. 39.
4. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan
orangtua akan berbeda minatnya akan berbeda, minatnya
terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.10
b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran atau marketing mix adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai
tujuan pemasarannya di pasar sasaran. McCharty (dalam kotler 2002)
mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas
yang disebut empat P (product, price, place, promotion) dalam
pemasaran, sebagai cara untuk mentransfer perencanaan pemasaran
(marketing planning) dalam praktik.11 Bauran pemasaran bukanlah
teori, melainkan kerangka kerja konseptual yang mengidentifikasi
putusan utama para manajer pemasaran dalam membentuk tawaran
mereka agar memuaskan kebutuhan konsumen. Kekuatan bauran
pemasaran terletak pada kemudahan dalam penggunaan yang
mendorong pemisahan antara pemasaran dan kegiatan lainnya serta
pendelegasian tugas-tugas pemasaran kepada para ahlinya.
Adapun alat-alat bauran pemasaran (marketing mix) adalah
sebagai berikut:
1. Produk (product)
Produk merupakan penawaran organisasi jasa yang ditujukan
untuk mencapi tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud
fisik maupun tidak yang dapat ditawarkan kepada pelanggan
potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.
Produk merupakan semua yang ditawarkan kepasar untuk

10
Yuli Priyanti, Dkk, “Minat Beli Konsumen Toko Sepatu Bata Dipasar Raya Padang Dilihat
Dari Sikap Dan Iklan,” dalam Jurnal Pundi, Volume. 01, No 02, Juli 2017, hlm. 90.
11
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT.Prenhallindo, 2002), hlm. 18.
diperhatikan, diperileh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang,
organisasi dan ide.12
Secara formal produk adalah jumlah seluruh kepuasan fisik dan
psikologis yang dinikmati oleh pembeli/pemakai sebagai akibat
pembelian dan penggunaan sebuah produk. Produk dapat
dikonseptualkan atas tiga tataran: manfaat inti (core benefit) atau
jasa yang diberikan; produk berwujud (tangible product); yakni
derajat, mutu, gaya, keistimewaan, pengemasan, nama merek dan
produk diperkaya (augmented product), yaitu pengiriman dan
kredit, garansi, servis purnajual, dan instalasi. Karena produk
meliputi segala sesuatu yang dipandang oleh pembeli atau pemakai
sebagai bagian dari produk, produk dapat dilihat sebagai memiliki
tiga komponen dasar yaitu, inti fisik produk, kemasan produk,
layanan tambahan.
Konsep produk menyatakan bahwa para konsumen akan
menyukai dan memilih yang memberikan kualitas, kinerja atau
sifat-sifat inovatif terbaik. Para manajer pada organisasi-organisasi
demikian memusatkan perhatian mereka pada upaya membuat
produk-produk superior dan berlangsungnya waktu produk-produk
tersebut terus menerus diperbaiki. Mereka mengasumsi bahwa para
pembeli mendambakan produk-produk yang diproduksi dengan
baik dan mereka sangat menilai tinggi kualitas serta kinerja.13

2. Harga (price)
Harga juga merupakan keputusan yang sangat penting dari
pemasar sebab bila harga terlalu tinggi banyak pembeli potensial

12
Sutarno, Serba-Serbi Manajemen Bisnis, (Yogyakarta: Graham Ilmu, 2012). hlm 224.
13
Ibid., hlm. 227
jadi menghilang, sedangkan bila harga terlalu rendah perusahaan
tidak memperoleh cukup keuntungan dalam. Harga yang
ditetapkan harus dapat menutup biaya yang telah dikeluarkan
untuk produksi ditambah besarnya persentase laba yang
diinginkan. Jika harga yang ditetapkan terlalu tinggi, secara umum
akan kurang menguntungkan, karena pembeli dan volume
penjualan berkurang. Akibatnya semua biaya yang telah
dikeluarkan tidak dapat tertutup, sehingga pada akhirnya
perusahaan menderita rugi. Salah satu prinsip dalam penentuan
harga adalah penitik beratan pada kemauan pembeli terhadap harga
yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup
biaya-biaya yang telah dikeluarkan beserta persentase laba yang
diinginkan.14
a. Tujuan dari penetapan harga
Pada dasarnya ada beberapa macam tujuan dari penetapan
sebuah harga. Berikut ini yaitu beberapa diantaranya adalah:
1. Tujuan berorientasi pada laba
Perkiraan dari teori ekonomi klasik menyebutkan bahwasanya
setiap perusahaan akan selalu memilih harga yang dapat
keuntungan menghasilkan yang terbesar. Tujuan ini disebut
dengan istilah maksimalisasi laba atau meningkatkan laba.
Dalam periode persaingan global yang situasinya sangat
kompleks dan banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya
saing di setiap perusahaan, laba meningkatkan akan sangat
sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat memprediksikan
secara tepat total penjualan yang dapat diraih pada tingkat
harga tertentu. Dengan demikian akan sangat sulit bagi sebuah

14
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 176.
perusahaan untuk dapat mengetahui secara pasti tingkat harga
yang dapat mengehasilkan laba maksimal.
2. Tujuan berorientasi pada volume
Selain berorientasi atau bertumbuh pada laba ada juga
perusahaan yang menetapkan harga berdasarkan tujuan yang
berorientasikan pada volume atau kapasitas tertentu yang biasa
dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Dalam hal
ini Harga yang ditetapkan akan diatur sedemikian rupa agar
dapat mencapai target penjualan volume, penjualan nilai atau
pasar pangsa.
3. Tujuan berorientasi pada citra
Citra sebuah perusahaan dapat diciptakan dan dibentuk melalui
strategi penetapan harga. Menetapkan perusahaan dapat mahal
harga untuk membentuk, menciptakan atau mempertahankan
dan meningkatkan citra perusahaan. Sedangkan, murah harga
dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu,
misalnya dengan memberikan sebuah jaminan bahwa harganya
merupakan harga yang paling rendah pada suatu wilayah
tertentu. Pada dasarnya, penetapan harga baik yang mahal dan
murah bertujuan untuk meningkatkan tanggapan konsumen
terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan oleh
sebuah perusahaan.
4. Tujuan stabilitas harga
Dalam pasar yang mayoritas konsumen nya sangat sensitif atau
sangat pemilih dalam membeli suatu produk terhadap harga,
bila sebuah perusahaan menurunkan harganya, maka para
pesaing juga akan menurunkan harganya, kondisi yang seperti
ini dapat menjadi jalan terciptanya atau terbentuknya tujuan
stabilitas harga pada industri tertentu yang produknya sangat
terstandarisasi. Tujuan stabilisasi dilaksanakan adalah dengan
jalan menetapkan harga yang mempertahankan hubungan atau
jalinan yang normal antara harga sebuah perusahaan dan harga
produksi pimpinan.15
b. Pandangan Islam Megenai Harga
Di dalam Al-qur’an bukan saja mendorong ummat Islam
melakukan perdagangan tetapi juga Al-qur’an membingkai
agar perdagangan dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai moral. Konteks perdagangan dalam Al-qur’an bukan
hanya dalam makna transaksi bisnis antar sesama manusia,
tetapi juga relasi dengan Allah Swt. Dengan kata lain
perdagangan yang bersifat material tetapi juga immaterial. 16
Sebagaimana di jelaskan dalam Al-qur’an surah Fathir ayat
29:17

‫اب هَّللا ِ َوَأقَا ُموا الصَّالةَ َوَأ ْنفَقُوا ِم َّما‬ َ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬
َ ُ‫ين يَ ْتل‬
َ َ‫ون ِكت‬
َ ‫َر َز ْقنَاهُ ْم ِس ًّرا َو َعالنِيَةً يَرْ ج‬
َ ‫ُون تِ َجا َرةً لَ ْن تَب‬
)٢٩( ‫ُور‬
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca
kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan
sebahagian dari rezki yang Kami anuge-rahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terangterangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.
Disamping kata perdagangan atau perniagaan, istilah lain yang
kerap digunakan adalah al-ba’i atau jual beli. Inti jual beli
secara istilah adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
dalam transaksi pemindahan kepemilikan atas suatu barang
15
Lili suryani, manajemen pemasaran, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2015), hlm. 40.
16
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Al-Qur’an (Bandung: Citapustaka Media
Perintis, 2012), hlm. 261.
17
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahan (Surakarta: Al-Hanan, 2006), Hlm. 437.
yang mempunyai nilai dan dapat terukur dengan satuan
moneter. Ukuran nilai tersebut menjadi dasar atas penentuan
harga barang dan kebijakan pengambilan keuntungan. Harga
sebuah komoditas (barang dan jasa) ditentukan oleh penawaran
dan permintaan, perubahan yang terjadi pada harga berlaku
juga ditentukan oleh terjadinya perubahan permintaan dan
perubahan penawaran. Hal ini sesuai dengan hadis yang
diriwayatkan dari anas bahwasanya suatu hari terjadi kenaikan
harga yang luar biasa dimasa Rasulullah SAW, maka sahabat
meminta nabi untuk menentukan harga pada saat itu, lalu nabi
bersabda: Artinya “Bahwa Allah adalah Dzat yang mancabut
dan memberi sesuatu, Dzat yang memberi rezeki dan
penentuan harga” (HR. Abu Daud).18
Dari hadis itu dapat disimpulakan bahwa pada waktu terjadi
kenaikan harga Rasulullah SAW, meyakini adanya penyebab
tertentu yang sifatnya darurat. Oleh sebab itu sesuatu yang
bersifat darurat akan hilang seiring dengan hilangnya penyebab
dari keadaan itu. Dilain pihak Rasul juga meyakini bahwa
harga akan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu
lama (sifat darurat). Penetapan harga menurut rasul merupakan
suatu tindakan yang mendzalimi kepentingan para pedagang,
karena para pedagang dipasar akan merasa terpaksa untuk
menjual barangnya sesuai dengan harga patokan, yang
tentunya tidak sesuai dengan keridhaannya.
Dengan demikian pemerintah tidak memiliki wewenang untuk
melakukan intervensi terhadap harga terhadap pasar dalam
kondisi normal. Ibnu Taimiyah mengatakan:

18
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2006), hlm. 160.
“jika masyarakat melakukan transaksi jual beli dalam kondisi
normal tanpa ada bentuk distorsi atau penganiayaan apapun
dan terjadi perubahan harga karena sedikitnya penawaran atau
banyaknya permintaan, maka ini merupakan kehendak Allah.”
Dalam konsep islam tidak memberikan ruang intervensi dari
pihak manapun untuk menentukan harga, kecuali adanya
kondisi darurat yang kemudian menuntun pihak-pihak tertentu
untuk ambil bagian menetukan harga. Pengertian darurat disini
adalah pada dasarnya peranan pemerintah ditekankan
seminimal mungkin. Namun intervensi pemerintah sebagai
pelaku pasar dapat dibenarkan hanyalah jika pasar tidak dalam
keadaan sempurna.
3. Promosi (promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu program pemasaran. Promosi adalah salah satu bagian dari
bauran pemasaran yang besar peranannya, dan merupakan suatu
ungkapan dalam arti luas tentang kegiatan-kegiatan yang secara
aktip dilkukan oleh perusahaan (penjual) untuk mendorong
konsumen membeli produk yang ditawarkan. Promosi adalah salah
satu unsur dalam bauran pemasaran. Tujuan akhir dari pemasar
adalah menaikkan penjualan dan keuntungan bagi perusahaan.
Promosi dan periklanan adalah usaha-usaha perusahaan untuk
meyakinkan konsumen untuk membeli produknya. Hal ini dikenal
sebagai komunikasi pemasar dari suatu perusahaan. Dengan
demikian tujuan utama promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi, membujuk, serta mengingatkan pelanggan tentang
produk atau perusahaan. Ditinjau dari sudut pandang ilmu
ekonomi, tujuan promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang
dapat mengenal produk perusahaan lalu berminat dan menyukai,
ahirnya membeli dan selalu mengingatnya. Biasanya barang untuk
konsumsi menggunakan kombinasi periklanan, promosi penjualan
dan tatap muka. Sedangkan barang untuk industri menggunakan
kombinasi penjualan tatap muka, promosi penjualan, pemasaran
langsung. Dalam mempromosikan produk, seorang muslim tidak
boleh berlebihan dengan menggunakan sumpah palsu atau
bombastis, tetapi harus realistis. Karena, jika dilakukan dengan
penuh bombastis, dapat menyesatkan dan mengecoh konsumen.
Apabila suatu saat konsumen menyadari kebohongan tersebut,
secara pasti konsumen akan meninggalkan penurunan kepercayaan
dan penjualan. Islam menganjurkan agar dalam melakukan
promosi, nilai kebenaran dan kejujuran harus di junjung tinggi
dalam berbisnis. Pada dasarnya promosi mempunyuai fungsi
memberikan informasi yang lengkap dan akurat kepada
masyarakat tentang sesuatu yang dipromosikan.19 Sebagaimana
dalam firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 77 tentang
pelanggaran penyampaian informasi yang tidak benar pada orang
lain, yang berbunyi:

َ ‫ك ال َخال‬
‫ق‬ َ ‫ُون بِ َع ْه ِد هَّللا ِ َوَأ ْي َمانِ ِه ْم ثَ َمنًا قَلِيال ُأولَِئ‬ َ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬
َ ‫ين يَ ْشتَر‬
‫اآلخ َر ِة َوال يُ َكلِّ ُمهُ ُم هَّللا ُ َوال يَ ْنظُ ُر ِإلَ ْي ِه ْم يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َوال‬
ِ ‫لَهُ ْم فِي‬
)٧٧( ‫ي َُز ِّكي ِه ْم َولَهُ ْم َع َذابٌ َألِي ٌم‬
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya
dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang
sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat,
dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan

19
Ilfi Nur Diana, Hadis-Hadis Ekonomi, (Malang: UIN-Maliki Press,2012), hlm.211-212
melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan
mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih.20
Komunikasi dengan konsumen adalah penting untuk merangsang,
mendorong penjualan produk dan memelihara image toko.
Terdapat beberapa macam sarana promosi yang dapat digunakan
oleh setiap perusahaan dalam mempromosikan produknya yaitu:21
a. Periklanan
Promosi yang digunakan perusahaan untuk menginformasikan,
menarik dan memengaruhi calon konsumennya. Penggunaan
promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media
seperti melalui pemasangan billboard di jalan-jalan strategis,
koran, majalah, tv, radio, internet dan lainnya.
b. Promosi Penjualan
Promosi yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan
penjualan atau untuk meningkatkan jumlah pelanggan.
Misalnya dengan pemberian harga khusus atau diskon untuk
produk tertentu, pemberian cinderamata, serta kenang-
kenangan lainnya kepada konsumen yang loyal, memberikan
sampel produk secara gratis kepada pembeli dan lainnya.

c. Publisitas
Kegiatan promosi yang digunakan pengusaha untuk
membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen
agar mereka menjadi tahu dan menyenangi produk yang
dipasarkannya. Misalnya melalui pameran, bakti sosial, kontes,

20
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Depok: Sabiq, 2005), hlm.
21
Agus Sucipto, Studi Kelayakan Bisnis, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hlm. 59.
siaran pers, serta kegiatan lainnya yang bertujuan untuk
membangun hubungan baik dengan masyarakat dan
meningkatkan pamor perusahaan di mata masyarakat.
d. Penjualan Pribadi Penjualan pribadi merupakan kegiatan
perusahaan untuk melakukan kontak secara langsung dengan
para calon konsumennya. Dengan adanya kontak langsung
diharapkan terjadi hubungan yang positif antara perusahaan
dengan konsumennya dan memunculkan tindakan pembelian.
e. Informasi dari mulut ke mulut
Pembeli akan bicara kepada pembeli yang lain atau masyarakat
lainnya tentang pengalamannya menggunakan produk yang
dibelinya. Promosi ini bersifat referensi dari orang lain, dan
referensi ini dilakukan dari mulut ke mulut, kegiatan promosi
ini sangat sederhana namun sangat efektif untuk menjual
produk.
4. Tempat (place)
Menurut Kotler (2008) tempat (Place) maksudnya adalah
berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk membuat
produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.
Lokasi sering pula disebut sebagai saluran distribusi yaitu suatu
perangkat organisasi yang saling tergantung dalam penyedia suatu
produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen
atau pengguna bisnis. Sebelum produsen mamasarkan produknya,
maka sudah ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan
dilakukan. Disini penting sekali perantara memiliki saluran
distribusinya. Perantara sangat penting karena dalam segala hal,
mereka yang berhubungan langsung dengan konsumen.22

22
Philip Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT.Prenhallindo, 2007), hlm. 16.
Pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat
terhadap beberapa faktor, yaitu:
1. Akses, misalnya jalan yang memudahkan konsumen untuk
mencapai tempat tersebut.
2. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari
tepi jalan.
3. Tempat parkir, mempunyai tempat atau lahan parkir sendiri
atau menggunakan tempat parkir umum.
4. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk memperluas usaha
di kemudian hari.
5. Peraturan pemerintah, misalnya surat izin usaha.
6. Persaingan, yaitu pertimbangan lokasi pesaing
7. Persaingan atau lokasi pesaing.
8. Peraturan pemerintah
Manfaat dari pengolahan tempat yang benar adalah:23
1. Konsumen mudah memperoleh produk anda.
2. Availaibility atau ketersediaan produk, banyaknya produk yang
dapat dijumpai dimana-mana atau penyebarannya sangatlah
luas hingga ketempat yang terpencil.
3. Impulse Buying, keinginan konsumen untuk membeli sesuatu
produk yang tidak direncanakan. Impulse buying timbul karena
konsumen melihat suatu produk disebuah toko dan muncul
keinginan untuk membelinya.

I. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari hasil-hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh penelitian-penelitian terdahulu dan mempunyai

23
Op.Cit,. hlm. 224
kaitan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun penelitian terduhulu saya,
saya ambil dari skripsi dan jurnal yaitu sebagai berikut:

Table 1.2
Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian


1 Setyani (2015) Pengaruh Marketing Variabel harga secara
Mix Terhadap parsial berpengaruh
Keputusan terhadap keputusan
Pembelian pembelian sedangkan
Konsumen Di Toko variabel produk.
Alat Tulis Hadi Variabel yang
Sutrisno Putra 2 dominan
Limpung mempengaruhi
keputusan pembelian
dalam penelitian ini
adalah variabel harga
2 Nurhabibah (2016) Pengaruh Bauran Terdapat pengaruh
Pemasaran Terhadap antara bauran
Minat Beli (Studi pemasaran 7P
Kasus Pusat terhadap minat beli
OlehOleh Getuk konsumen di Pusat
Goreng Khas OlehOleh Getuk
Sokaraja Banyumas Goreng Khas
Jalan Raya Buntu Sokaraja Jalan Raya
Sampang) Buntu
3 Arief Adi Satria, Pengaruh Harga, Hasil penelitian ini
Manajemen Bisnis Promosi, dan menunjukka n bahwa
dan Start-Up Bisnis Kualitas Produk variabel harga,
Universitas Ciputar Terhadap Minat Beli promosi, dan kualitas
Surabaya, (2017), Konsumen Pada produk berpengaruh
Jurnal. Perusahaan A-36 secara simultan
terhadap minat beli.
Variabel harga,
promosi, dan kualitas
produk juga memiliki
pengaruh secara
parsial terhadap
keputusan pembelian
4 Abdul Latief, Analisis Pengaruh Hasil dari penelitian
Manajemen Produk, Harga, ini dilihat dari
Keuangan Fakultas Lokasi, Dan Promosi variabel harga dan
Ekonomi, Universitas Terhadap Minat Beli promosi berpengaruh
Samudra, (2018) Konsumen Pada signifikan terhadap
Jurnal. Warung Wedang minat beli konsumen
Jahe (Studi Kasus warung wedang jahe
Warung Sido dan variabel produk
Mampir Di kota dan lokasi tidak
langsa berpengaruh secara
signifikan terhadap
minat beli warung
wedang jahe.
Penelitian yang dilakukan peneliti memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian terdahulu. Persamaannya terletak pada variable independen
yaitu bauran pemasaran (marketing mix). Perbedaannya dengan peneliti
setyani pada tahun 2015 yang berjudul Pengaruh Marketing Mix Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Di Toko Alat Tulis Hadi Sutrisno Putra 2
Limpung, dimana perbedaanya adalah dari segi lokasi penelitian diama
peneliti terdahulu meneliti di toko alat tulis hadi sutrisno putra 2 limpung
sedangkan peneliti di toko busana serba 35 di kota padangsidimpuan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Abdul Latief, pada tahun
2018 yang berjudul Analisis Pengaruh Produk, Harga, Lokasi, Dan Promosi
Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Warung Wedang Jahe (Studi Kasus
Warung Sido Mampir Di kota langsa. Perbedaan nya terletak pada tempat
lokasi yang diteliti, sedangkan persamaannya yaitu terletak pada variable Y
(minat konsumen)
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Arief Adi Satria, pada tahun
2017 yang berjudul Pengaruh Harga, Promosi, dan Kualitas Produk Terhadap
Minat Beli Konsumen Pada Perusahaan A-36. Dimana perbedaannya terletak
pada tempat penelitian dan variable X nya yaitu (kualitas produk), sedangkan
persamaanya yaitu terletak pada variable Y yaitu (minat beli konsumen) dan
variable X yaitu (harga dan promosi)

J. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah kemampuan seorang peneliti dalam
mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis
teoriteori yang mendukung permasalahan penelitia.Dalam penelitian ini
terdapat empat variabel independen dan satu variabel dependen, yang dapat
digambarkan dalam model analisis atau gambaran hubungan antar variabel
sebagai berikut:

Gambar 1.3
Kerangka Pikir
Produk X1

Price X2

Minat beli
konsumen
Place X3

Promotion X4

= secara parsial

= secara simultan

K. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. . Hipotesis
juga disebut sebagai jawaban sementara dari penelitian yang telah dilakukan
seperti fenomena, perilaku atau dengan kata lain sesuatu yang terjadi dalam
keadaan tertentu. Adapun hipotesis dalam penelitian ini mengenai pengaruh
marketing mix terhadap minat beli konsumen di toko busana serba 35 di kota
padangsidimpuan adalah :
Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara produk
terhadap minat konsumen membeli produk di toko busana serba 35 di kota
padangsidimpuan
Ha2: Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara harga terhadap
minat konsumen membeli produk di toko busana serba 35 di kota
Padangsidimpuan.
Ha3: Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara promosi
terhadap minat konsumen membeli produk di toko busana serba 35 di kota
Padangsidimpuan.
Ha4: Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara tempat/lokasi
terhadap minat konsumen membeli produk di toko busana serba 35 di kota
Padangsidimpuan.
L. Metode penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang diteliti adalah toko busana serba 35 di kota
Padangsidimpuan, di Jalan Sutan Soripada Mulia No. 165, Wek 1
Padangsidimpuan Utara. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan juli
2021 sampai dengan selesai.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Dengan menekankan pada data-data numeric (angka) yang
diolah dengan metode statistik. 24
Penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang menggunakan angka, datanya berwujud bilangan (skor atau nilai,
peringkat, atau frekuensi), yang dianalisis dengan menggunakan statistik
untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang bersifat
spesifik, dan untuk melakukan prediksi suatu variabel lain.

3. Populasi dan sampel


a. Populasi
Populasi merupakan silayah generalisasi yang terdiri dari subyek dan
obyek, yang memiliki karakteristik dan kuantitas tertentu yang
24
Syafaruddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 5.
ditetapkan oleh penelitian untuk dikaji kembali dan diambil
kesimpulan darinya.
b. Sampel
Sampel adalah sebahagian karakteristik dan kuantitas yang dimiliki
oleh populasi.

M. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam proposal ini terdiri dari bagian-bagian
agar mudah dipahami antara lain:
BAB I : Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
BAB II : Bab ini membahas mengenai kajian teori, penelitian terdahulu dan
kerangka pikir.
BAB III : Bab ini menguraikan metode penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel

DAFTAR PUSTAKA
Ismail Solihin, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006)

Bilson Simamora, Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan


Profitable, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003)

https://id.M.Wikipedia,org/wiki/pemasaran diakses pada 6 Januari 2019.

Ririn Tri Ratnasari dan Mastuti H, Manajemen Pemasaran Jasa, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2016)

Fandy Tjiptono, strategi pemasaran, (Bandung: ANDI, 2008)

Suarsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta:


Rineka Cipta, 2006)

Anggiat Yoebrilianti, “Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Minat Beli Produk


Fashion Dengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderator,” dalam Jurnal
Manajemen, volume 8 No.1, 2017

Daniel Dama, “Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli


Konsumen Dalam Memilih Laptop Acer di Toko Lestari Komputer
Manado,” dalam Jurnal Berkala Iimiah Efisiensi, volume 16. No. 01, 2016

E. Desi Arista Sri Rahayu Triastuti, “Analisis Pengaruh Iklan, kepercayaan Merek
Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Konsumen,” dalam Jurnal Ilmu
Ekonomi ASSET, volume 13, No.1, Maret 2011

Yuli Priyanti, Dkk, “Minat Beli Konsumen Toko Sepatu Bata Dipasar Raya
Padang Dilihat Dari Sikap Dan Iklan,” dalam Jurnal Pundi, Volume. 01,
No 02, Juli 2017

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT.Prenhallindo, 2002)

Sutarno, Serba-Serbi Manajemen Bisnis, (Yogyakarta: Graham Ilmu, 2012)

Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004)

Lili suryani, manajemen pemasaran, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2015)


Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Al-Qur’an (Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2012)

Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahan (Surakarta: Al-Hanan, 2006)

Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta:


Prenadamedia Group, 2006)

Ilfi Nur Diana, Hadis-Hadis Ekonomi, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012)

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Depok: Sabiq, 2005)

Agus Sucipto, Studi Kelayakan Bisnis, (Malang: UIN Maliki Press, 2011)

Philip Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT.Prenhallindo,


2007)

Syafaruddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)

Anda mungkin juga menyukai