Anda di halaman 1dari 55

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunianya kami dapat menyelesaikan diktat
mata kuliah IPA Sekolah yang berjudul “Simulasi,
Praktikum, dan Demonstrasi” dengan tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tersampaikan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah begitu banyak mengajarkan kebijakan dan
menyebarkan ilmunya pada semua umatnya.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat


bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat dinantikan demi kebaikan makalah
yang akan datang.
PENDAHULUAN
IPA dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematik,
dirumuskan secara umum dan ditandai dengan
penggunaan metode ilmiah dan munculnya sikap ilmiah.
Pendidikan IPA adalah suatu upaya atau proses untuk
membelajarkan IPA kepada siswa agar dapat memahami
hakikat IPA: produk, proses dan mengembangkan sikap
ilmiah serta memahami nilai-nilai positif dalam
masyarakat.

Tujuan pembelajaran IPA adalah untuk


meningkatkan kualitas pembelajaran IPA seperti
meningkatkan efektivitas pembelajaran, minat dan
motivasi, dan penguasaan kompetensi pembelajaran IPA;
yaitu pemahaman tentang alam, keterampilan IPA, sikap
ilmiah dan bekal pengetahuan IPA, mengembangkan dan
memperluas substansi materi IPA dalam pembelajaran
dan penguasaan keterampilan IPA. Substansi materi IPA
seperti pengetahuan biologi, fisika, dan ilmu bumi
sedang penguasaan keterampilan IPA seperti
keterampilan mengamati, meneliti, memprediksi,
inferensi, dan menyimpulkan.
BAB I
SIMULASI
1. Pengertian Simulasi
Dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya
membantu siswa mengembangkan pemahamannya
dengan memberikan bimbingan dan pengorganisasian
untuk belajar, motivasi belajar, klarifikasi konsep-
konsep yang sulit dipelajari siswa, dan kegiatan yang
dapat membantu siswa mengidentifikasi
kesalahpahaman (mengenali) dan memperbaiki, serta
memberikan bimbingan tentang bagaimana
memecahkan suatu masalah.
Simulasi dibuat untuk menggambarkan reaksi yang
mungkin tidak terjadi dalam situasi dunia nyata.
Penggunaan simulasi ini diharapkan dapat mengatasi
permasalahan pembelajaran siswa dan mengatasi
permasalahan biaya yang diakibatkan oleh perolehan
alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan
praktikum di sekolah tertinggal. Pembelajaran
multimedia dalam bentuk simulasi secara umum
dicapai agar proses pembelajaran menjadi lebih
menarik, lebih interaktif, waktu pengajaran
dipersingkat, kualitas pembelajaran meningkat dan
proses belajar mengajar dapat ditingkatkan. Prosesnya
bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Simulasi
dapat diartikan sebagai sebuah replikasi atau
visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya
sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada
kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan
bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi
seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama
dari sistem kehidupan yang sebenarnya.
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas simulasi adalah
satu model pelatihan yang memperagakan sesuatu
dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan
keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran
suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai
model statistic atau pemeran. Udin Syaefudin Sa’ud
juga menyampaikan bahwa simulasi merupakan
sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah
sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan,
yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi
dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah
model yang berisi seperangkat variabel yang
menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang
sebenarnya.
Menurut Saida, Simulasi adalah cara menampilkan
sesuatu dalam bentuk yang berbeda (mockup) yang
mirip dengan keadaan sebenarnya. Metode simulasi
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkolaborasi, berkomunikasi dan berinteraksi dengan
masalah.
Menurut Raharjo, Simulasi adalah reproduksi atau
visualisasi operasi sistem, seperti rencana pelatihan,
berjalan pada waktu tertentu. Jadi dapat dikatakan
bahwa simulasi adalah suatu model yang berisi
sekumpulan variabel yang menunjukkan ciri-ciri
utama dari suatu sistem kehidupan nyata. Simulasi
memungkinkan keputusan yang menentukan
bagaimana fitur utama dapat diubah dalam kenyataan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa simulasi adalah menampilkan
sesuatu kegiatan yang mirip dengan keadaaan
sebenarnya namun dalam bentuk yang berbeda.
2. Karakteristik Simulasi
Metode simulasi menekankan pada cara penyajian
pengalaman belajar dengan situasi tiruan dengan
tujuan agar siswa memahami tentang konsep, prinsip,
atau keterampilan tertentu. Pada simulasi, siswa
diajak untuk bermain ‘peran’ dalam rangka untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya
simulasi, siswa dapat memiliki suatu gambaran yang
jelas tentang proses dalam mengatur, membuat
sesuatu, terjadinya suatu hal, proses pengerjaan dan
komponen yang membentuk sesuatu. Metode simulasi
dapat meminimalisir pembelajaran satu arah dari guru
dan meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu, dengan
adanya simulasi dapat merangsang siswa untuk aktif
dalam mengamati, menyesuaikan antara teori dan
fakta atau kenyataan, dan mempraktekkan sesuai
dengan teori yang nyata atau melakukan simulasi
(Fauzia, 2013).
Menurut Fauzia (2013), karakteristik simulasi
dalam suatu pembelajaran yaitu sebagai berikut.
a. Perpaduan antara student centered approach dan
teacher centered approach
Hal tersebut berarti guru dan siswa sama-
sama berperan dalam mengoptimalkan perannya
dalam proses atau kegiatan belajar mengajar.
Sebelum penerapan simulasi, guru terlebih dahulu
menjelaskan atau menerangkan konsep atau materi
yang dipelajari kemudian membimbing siswa agar
siswa dapat memahami materi yang dipelajari dan
cara melakukan simulasi berkaitan dengan materi
tersebut. Siswa memiliki peranan yang lebih besar
karena memerankan dan melakukan secara
langsung tahapan-tahapan simulasi.
b. Metode pembelajaran yang komprehensif
Artinya dengan penerapan simulasi
menjadikan siswa tidak hanya cukup pada lingkup
materi, tetapi hingga ranah keterampilan siswa.
c. Melatih siswa berkolaborasi dalam kelompok
secara efektif
Dalam penerapan simulasi, siswa dituntut
untuk bekerja sama dengan siswa lain. Dengan
adanya kolaborasi, siswa dapat lebih memahami
materi karena terdapat anggota lain dalam
kelompok yang bisa saling mengisi dalam
d. Menuntun siswa pada proses peralihan isi
pengetahuan ke arah proses pengaplikasian teori
dalam realita kehidupan
Dengan penerapan simulasi, siswa dituntun
untuk learning by doing. Siswa yang telah
memiliki gambaran atas materi yang dipelajari
kemudian akan dihadapkan dengan kondisi “realita
buatan” sehingga dapat memperkuat pemahaman
siswa untuk diaplikasikan dalam keterampilan.
e. Membutuhkan sarana penunjang
Dalam menunjang simulasi yang
menerapkan “realita buatan”, maka memerlukan
alat dan bahan agar tercipta kondisi yang mirip
dengan realita. Dalam simulasi juga terdapat
beberapa yang menerapkan metode role playing,
dimana siswa memerankan menjadi “sesuatu”
untuk menginterpretasikan materi yang telah
dipahami.
Contoh dari simulasi dalam suatu pembelajaran
IPA. Misalkan pada materi rotasi dan revolusi bumi.
Untuk mengetahui pergerakan rotasi bumi dan revolusi
bumi dapat dilakukan simulasi dimana terdapat siswa
yang menjadi matahari, bumi, dan bulan. Siswa yang
menjadi matahari akan diam di tengah dengan sarana
atau alat penunjang senter untuk menunjukkan bahwa
ia berperan menjadi matahari yang menjadi pusatnya.
Kemudian, siswa yang menjadi bumi dan bulan akan
terus berputar. Dalam hal ini, siswa harus memahami
materi revolusi dan rotasi bumi terlebih dahulu agar
dapat melakukan simulasi dengan baik (Mulyati, 2022).
3. Tujuan Simulasi
Menurut Nana Sudjana, metode simulasi memiliki
beberapa tujuan yang dapat ditunjukkan sebagai
berikut:
a. Melatih keterampilan tertentu baik yang bersifat
professional maupun kehidupan sehari-hari.
b. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep
atau prinsip.
c. Melatih memecahkan masalah.
d. Meningkatkan keaktifan belajar.
e. Memberikan motivasi belajar kepada siswa.
f. Melatih siswa untuk dapat bekerjasama dalam
kelompok.
g. Menumbuhkan daya kreatif siswa.
h. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap
toleransi.
Sementara itu, Mulyani Sumantri dan Johar
Permana juga menyampaikan tujuan penggunaan
metode simulasi yaitu sebagai berikut:
a. Melatih keterampilan tertentu yang bersifat praktis
bagi kehidupan sehari-hari.
b. Membantu mengembangkan sikap percaya diri
bagi peserta didik.
c. Mengembangkan persuasi dan komunikasi.
d. Melatih peserta didik memecahkan masalah dan
dapat memanfaatkan sumber-sumber yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalag tersebut.
e. Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan
prinsip yang dipelajari.
f. Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan
peserta didik dalam mempelajari situasi yang
hampir sama dengan kejadian yang sebenarnya.
4. Jenis-jenis Simulasi
Metode pembelajaran sismulasi dapat terdiri dari
beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
a. Sosiodrama
Metode sosiodrama atau metode bermain
peran secara sosial merupakan suatu metode yang
berfungsi untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan fenomena sosial,
permasalahan yang menyangkut hubungan antar
manusia seperti masalah kenakalan remaja,
narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain
sebagainya. Sosiodrama digunakan sebagai
pemberi pemahaman dan penghayatan akan
masalah-masalah sosial serta pengembangan
kemampuan siswa untuk memecahkannya.
b. Psikodrama
Psikodrama ini biasanya digunakan untuk
terapi, dengan tujuan agar siswa memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang dirinya,
menemukan konsep diri serta dapat menyatakan
reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dihadapinya.
c. Role playing atau bermain peran
Simulasi dengan bentuk bermain peran ini
tidak hanya memuat mengenai kisah kehidupan
pribadi atau sosial, melainkan juga diarahkan
untuk mengkreasikan peristiwa sejarah,
mengkreasikan peristiwa-peristiwa actual atau
kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada
masa mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk
jenis ini misalnya memainkan peran sebagai juru
kampanye suatu partai atau gambaran keadaan
yang mungkin muncul pada abad teknologi
informasi.
d. Peer teaching
Peer teaching merupakan latihan mengajar
yang dilakukan oleh siswa kepada teman-temannya
yang bertindak sebagai calon guru. Setelah itu,
peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan seorang siswa kepada siswa
lainnya. Dimana ada satu siswa yang bertindak
untuk lebih memahami materi pembelajaran dan
ada pula siswa yang bertindak untuk tidak
memperhatikan saat pembelajaran dilakukan.
e. Simulasi Game
Game merupakan suatu permainan yang
bertujuan untuk mencapai kemenangan atau
keberhasilan tertentu. Pada jenis ini, siswa
berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu
melalui permainan dengan mematuhi peraturan
yang sudah ditetapkan.
5. Langkah-langkah Simulasi
Adapun langkah-langkah metode simulasi yang
disampaikan oleh Wina Sanjaya yaitu sebagai berikut:
a. Persiapan Simulasi
1) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan
yang akan dicapai pada simulasi yang
dilakukan.
2) Guru memberikan gambaran masalah dalam
situasi yang akan disimulasikan.
3) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat
dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan
oleh setiap pemeran dan waktu yang disediakan.
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya khususnya pada siswa yang
terlibat dalam pemeranan simulasi.
b. Pelaksanaan Simulasi
1) Simulasi mulai diperankan atau dimainkan oleh
kelompok pemeran.
2) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh
perhatian.
3) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada
pemeran yang menghadapi kesulitan.
4) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat
puncak masalah. Hal ini bertujuan untuk
mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan
masalah yang sedang disimulasikan.
c. Penutup Simulasi
1) Melakukan diskusi baik mengenai jalannya
simulasi maupun materi cerita yang
diimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa
dapat memberikan kritik dan tanggapan terkait
simulasi yang telah dilakukan.
2) Merumuskan kesimpulan.
6. Tahap-tahap dalam Simulasi
a. Tahap 1. Orientasi
1) Menyediakan berbagai topik simulasi dan
konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam
proses simulasi.
2) Menjelaskan prinsip simulasi dan permainan
yang akan dijalankan.
3) Memberikan gambaran teknis secara umum
tentang proses simulasi.
b. Tahap 2. Latihan bagi peserta
1) Membuat skenario yang berisi aturan, peranan,
langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang
harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai.
2) Menugaskan para pemeran dalam simulasi.
3) Mencoba secara singkat satu episode.
c. Tahap 3. Proses simulasi
1) Melaksanakan aktivitas permainan dan
pengaturan kegiatan tersebut.
2) Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari
hasil pengamatan terhadap performan si
pemeran.
3) Menjernihkan hal-hal yang berpotensi
menimbulkan miskonsepsi.
4) Melanjutkan permainan/simulasi.
d. Tahap 4. Pemantapan dan Debriefing
1) Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan
persepsi yang timbul selama simulasi.
2) Memberikan ringkasan mengenai kesulitan-
kesulitan dan wawasan para peserta.
3) Menganalisis proses
4) Membandingkan aktivitas simulasi dengan
dunia nyata.
5) Menghubungkan proses simulasi dengan isi
pelajaran.
6) Menilai dan merancang kembali simulasi.
7. Kelebihan dan Kekurangan Simulasi
Setelah mengetahui tujuan serta tahap dari
simulasi, perlu diketahui juga bahwa simulasi juga
memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Dapat dijadikan bekal dalam menghadapi situasi
yang sebenarnya kelak, baik dalam keluarga,
masyarakat maupun dalam dunia kerja.
b. Mengembangkan kreativitas, memupuk keberanian
dan rasa percaya diri. Melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peranan sesuai
dengan topik yang disimulasikan.
c. Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang diperlukan.
d. Meningkatkan gairah belajar dalam proses
pembelajaran.
Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga
memiliki beberapa kekurangan yaitu sebagai berikut:
a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak
selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di
lapangan.
b. Pengelolaan yang kurang baik dapat menyebabkan
tujuan pembelajaran tidak tercapai.
c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut
sering berpengaruh terhadap proses simulasi.
BAB II
PRAKTIKUM
1. Pengertian Praktikum
Praktikum berasal dari kata praktik yang artinya
adalah pelaksanaan apa yang disebut dalam teori
secara nyata Praktikum dilaksanakan sebagai bagian
dari pembelajaran yang bertujuan agar siswa
memperoleh kesempatan untuk menguji dan
melaksanakan dari apa yang diperoleh dan dipelajari
dari teori dan pelajaran praktik.
Menurut Polin dkk, Metode eksperimen adalah
penelitian yang dapat menguji hipotesis tentang
hubungan sebab akibat (sebab akibat) dengan tepat.
Dalam penelitian eksperimen, manipulasi terhadap
sekurang-kurangnya satu variabel mengendalikan
variabel-variabel lain yang terkait dan mengamati
efek atau pengaruh terhadap satu atau lebih variabel
dependen. Menurut Saida (2017), Eksperimen adalah
pembelajaran dimana siswa mengalami sesuatu yang
telah mereka pelajari sendiri.
Menurut Raharjo (2017), Metode eksperimen
adalah metode pengajaran dimana siswa melakukan
percobaan terhadap sesuatu, mengamati prosesnya
dan mencatat hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatannya dipresentasikan di depan kelas dan
guru mengevaluasinya. Dua istilah berbeda, yaitu
praktikum dan eksperimen. Dalam praktikum,
keterampilan lebih mungkin dikembangkan melalui
penggunaan alat atau mempraktikkan teknik/prosedur
tertentu. Eksperimen bertujuan untuk
menemukan/meneliti sesuatu yang baru dengan
menggunakan alat-alat ilmiah tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa praktikum adalah percobaan terhadap sesuatu
yang mengembangkan keterampilan dalam
penggunaan alat, teknik, dan prosedur tertentu.
2. Karakteristik Praktikum
Sesuai dengan pengertiannya, praktikum memiliki
tujuan untuk menemukan fakta-fakta melalui suatu
penyelidikan hingga sampai kepada prinsip yang
berkaitan. Praktikum memiliki peranan dan telah
menjadi bagian dari pendidikan sains, termasuk IPA.
Adapun karakteristik praktikum menurut
Nurhidayati (dalam Malik: 2018) yaitu sebagai
berikut.
a. Pembelajaran praktikum mengembangkan
keterampilan dasar siswa melalui suatu kegiatan
praktik. Dalam hal ini, siswa dilatih
mengembangkan kemampuan pemahaman
terhadap konsep dengan melatih kemampuan
observasi secara cermat, melakukan pengukuran
dengan akurat, menggunakan; merancang; dan
menangani alat dengan aman kemudian
melakukannya.
b. Wahana belajar pendekatan ilmiah. Hal ini berarti
dalam praktikum siswa berperan dan terlibat
langsung dalam proses identifikasi masalah,
mengumpulkan data, melakukan analisis data, dan
membuatnya dalam bentuk laporan.
c. Praktikum menunjang materi pelajaran. Dalam
praktikum, siswa diberi kesempatan untuk
mengumpulkan data serta menganalisis untuk
menemukan suatu fakta untuk membuktikan suatu
teori sehingga dapat menunjang pemahaman siswa
terhadap suatu materi pelajaran.
Kegiatan praktikum harus berintegrasi dengan
konsep teoritis dan digunakan untuk menemukan
fakta-fakta melalui suatu kegiatan penyelidikan.
Kegiatan praktikum biasanya dilakukan oleh siswa
baik secara individu maupun berkelompok. Kegiatan
praktikum berperan untuk mengembangkan
keterampilan dasar siswa seperti mengamati dan
mengukur, mencatat data, menarik kesimpulan,
berkomunikasi, dan melakukan kerja sama dalam
suatu tim. Adapun sarana penunjang untuk
pelaksanaan praktikum adalah laboratorium (Malik,
2018).

3. Kelebihan Metode Praktikum


Metode praktikum memiliki beberapa kelebihan
yaitu:
a. Dapat membuat siswa percaya atas kebenaran atau
kesimpulan dari percobaannya sendiri
dibandingkan hanya menerima teori dari guru dan
literatur buku.
b. Membantu mengembangkan sikap untuk studi
eksplorasi dalam bidang sains dan teknologi
c. Menumbuhkan sikap-sikap ilmiah pada siswa,
seperti bekerja sama, bersikap jujur, terbuka, kritis,
dan toleransi.
d. Siswa dapat belajar melalui proses mengamati
secara mandiri dari suatu proses atau kejadian
e. Menambah pengalaman siswa dengan hal yang
bersifat objektif dan realistis.
f. Hasil belajar bertahan lama dan terjadi proses
internalisasi.
4. Kekurangan Metode Praktikum
a. Membutuhkan beragam fasilitas alat dan bahan
yang tidak selalu mudah didapat dan memiliki
harga yang tidak murah
b. Tidak setiap praktikum langsung memberikan hasil
yang diharapkan, karena dapat terjadi suatu hal di
luar kemampuan
c. Tidak semua penerapan materi dapat dijadikan
pembelajaran metode praktikum
d. Menuntut penguasaan materi, fasilitas peralatan
dan bahan.
5. Pentingnya Praktikum Pada Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang
cenderung menekankan konsep kontekstual. IPA
berkaitan dengan proses yang sistematis dalam
pencarian suatu hal dan sesuai dengan hasil
penemuan. IPA tidak hanya berisi mengenai
penguasaan konsep, prinsip, atau penguasaan
pengetahuan atau fakta-fakta. Apabila siswa hanya
menghafal konsep, mempelajari teori maka
pemahaman siswa akan materi sulit untuk
berkembang.
Dengan penerapan metode praktikum dapat
membekali siswa agar lebih memahami teori dan
konsep. Menurut Zainuddin (1996), terdapat beberapa
hal yang dapat diperoleh siswa apabila melaksanakan
kegiatan praktikum, yaitu
a. Kegiatan praktikum dapat melatih keterampilan,
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
menerapkan dan mengintegrasikan pengetahuan
dan keterampilan yang dimilikinya secara nyata
dalam praktik,
c. Membuktikan sesuatu secara ilmiah/melakukan
scientific inquiry, dan
d. Menghargai ilmu dan keterampilan inkuiri. Oleh
karena itu, peneliti menerapkan metode praktikum
dalam pembelajaran IPA
Selain itu, terdapat beberapa alasan mengapa
praktikum IPA penting untuk dilaksanakan, yaitu
sebagai berikut.
a. Praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar
IPA
b. Praktikum dapat mengembangkan keterampilan
dasar dalam melakukan suatu eksperimen
c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan
ilmiah
d. Praktikum menunjang materi pelajaran. Dengan
menggunakan metode praktikum, maka
pembelajaran akan terarah pada proses
pembelajaran yang bersifat konkrit dan dapat
berdiskusi dengan teman sehingga dapat diperoleh
ide, gagasan ataupun konsep yang baru
6. Manajemen Praktikum
Keberhasilan pelaksaaan pembelajaran tidak
terlepas dari penyusunan perencanaan pembelajaran
beserta kegiatan praktikumnya. Baik kegiatan
pembelajaran atau kegiatan praktikum dapat
dikembangkan berdasarkan karakteristik kompetensi
dasar (KD) ,standar kompetensi,potensi peserta didik
dan daerah,serta lingkungan. Disesuaikan dengan
karakteristik pembelajaran mata pelajaran IPA,
kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan
keterampilan proses, meliputi eksplorasi (untuk
memperoleh informasi, fakta), eksperimen, dan
pemecahan masalah (untuk menguatkan pemahaman
konsep dan prinsip).
a. Perencanaan Praktikum
Pada tahap perencanaan praktikum, perlu
dilakukan penentuan judul dan tujuan praktikum,
sasaran praktikan yang disesuaikan kelas, materi
praktikum, instrument evaluasi sebagai pedoman
penilaian kerja siswa selama praktikum dan hasil
praktikum, pembuatan LKPD, materi
pembelajaran, keadaan sekolah, serta melakukan
pembagian kelompok secara rata. Tahap-tahap
perencanaan tersebut perlu dilakukan agar kegiatan
praktikum dapat berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan pembelajaran.
b. Strategi Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum merupakan proses
kegiatan untuk merealisasikan segala sesuatu yang
telah direncanakan. Yang dilakukan pada tahap ini
yaitu menentukan tempat praktikum yang
disesuaikan dengan praktikum, mengatur posisi
setiap kelompok, persiapan alat dan bahan
praktikum oleh laboran, memberikan pengarahan
berupa langkah kerja sebelum pelaksanaan,
menjelaskan kegunaan dan cara pengoperasian alat
praktikum, melaksanakan pengamatan atau
percobaan dan kembali menyimpan alat yang telah
selesai digunakan sesuai pada posisinya.
c. Pengawasan Praktikum
Pengawasan praktikum dilaksanakan untuk
mengetahu bagaimana pelaksanaan
praktikum,apakah praktikum berjalan sesuai
dengan perencanaan atau tidak. Pengawasan juga
dilaksanakan untuk memperkecil terjadinya
pelanggaran oleh siswa selama praktikum
berlangsung.
Tahap-tahap yang dapat dilakukan dalam
pengawasan praktikum yaitu dengan persiapan
pengawasan, menentukan aspek apa saja yang akan
diawasi, memberikan bimbingan dan arahan pada
siswa ketika praktikum berlangsung, memberikan
teguran atau sanksi kepada siswa yang tidak
menaati peraturan praktikum.
Guru bertanggung jawab dalam melakukan
pengawasan praktikum demi kelancaran kegiatan
praktikum dan untuk meminimalisir terjadinya
pelanggaran tata tertib.
d. Evaluasi Hasil Praktikum
Evaluasi hasil dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana kegiatan praktikum itu berjalan dan
bagaimana hasilnya,sehingga daya serap siswa
tentang materi praktikum dapat diketahui. Laporan
praktikum yang telah disusun oleh siswa
dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan dan
penilaian laporan oleh guru. Selanjutnya dalam
pembelajaran di kelas, guru melaksanakan diskusi
bersama siswa mengenai kesimpulan dari
praktikum yang telah dilaksanakan sebelumnya
dengan mengaitkannya berdasarkan teori yang ada.
Apabila kesimpulan telah dibuat, diberikan
posttest untuk menguji pemahaman dan
pengetahuan siswa mengenai materi praktikum
yang telah dilaksanakan.
7. Contoh Praktikum
Dalam pembelajaran IPA, sebagian besar materi
dapat diterapkan metode praktikum di dalamnya.
Contohnya pada materi Sistem Ekskresi Manusia.

Praktikum Uji Kandungan Keringat

IPKD

3.10.1 Menganalisis macam organ penyusun sistem


ekskresi pada manusia dan fungsi sistem ekskresi

3.10.5 Menjelaskan hubungan struktur dan fungsi


pada organ kulit.
3.10.6 Mengidentifikasi kelainan dan penyakit yang
terjadi pada sistem ekskresi

4.10.1 Membuat peta pikiran yang menunjukan


hubungan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada
manusia.

Rancangan Praktikum

Topik Praktikum : Uji Kandungan Keringat

Tujuan Praktikum : Peserta didik mampu memahami


struktur organ kulit sebagai sistem ekskresi pada
manusia dan cara menjaga organ kulit dengan
menyajikan hasil praktikum dengan bentuk poster.

Alat dan Bahan:


1. Alat Tulis
2. Kertas Kobalt diberi tanda A, B, C
3. Keringat
4. Air tawar dan air garam
Prosedur Kerja:

a. Lakukan berbagai aktivitas seperti berlari,


melompat-lompat dan bertepuk tangan selama 3
menit.
b. Tempelkan kertas kobalt A pada bagian telapak
tangan yang berkeringat.
c. Celupkan kertas kobalt B pada air tawar.
d. Celupkan kertas kobalt C pada air garam.
e. Bandingkan warna dan bau dari ketiga kertas
tersebut. Ulangi langkah 1 sampai 4 pada bagian
tubuh yang lain seperti dahi, ketiak dan lain-lain.
f. Tuliskan hasil pengamatanmu pada tabel
pengamatan yang telah disediakan.

Tabel Hasil Pengamatan

Bagian Tubuh Warna dan Bau


yang Berkeringat Kobalt A Kobalt B Kobalt C
Diskusi

Berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan di


atas, maka diskusikanlah:

1) Berdasarkan pengamatan yang kalian lakukan,


adakah perbedaan warna dan bau pada kertas
kobalt di bagian tubuh yang kalian beri perlakuan?
2) Apa yang terkandung pada keringat yang kita
ekskresikan?
3) Struktur kulit manakah yang dapat menghasilkan
keringat? Jelaskan fungsinya!
4) Berdasarkan hasil diskusi di atas dapat
disimpulkan bahwa?
BAB III

DEMONSTRASI

1. Pengertian Demonstrasi

Menurut Polin dkk, Metode demonstrasi adalah


cara penyajian pelajaran dengan cara memperagakan
dan menyajikan kepada siswa suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik nyata maupun hanya tiruan.
Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dengan cara mempertunjukkan atau
memperkenalkan kepada siswa suatu proses, situasi
atau objek tertentu yang sedang dipelajari, baik nyata
maupun artifisial, seringkali disertai dengan
penjelasan secara lisan. Dengan metode demonstrasi,
proses penerimaan siswa memberikan kesan yang
mendalam untuk membentuk pemahaman yang baik
dan utuh. Siswa juga dapat mengamati dan
memperhatikan apa yang disajikan.

Menurut Raharjo, Metode demonstrasi adalah


metode pengajaran yang di dalamnya disajikan topik,
peristiwa, aturan, dan siklus pelaksanaan kegiatan
yang relevan, baik secara langsung maupun dengan
menggunakan alat peraga.

Menurut Aminuddin Rasyad metode demonstrasi


adalah metode pembelajaran dimana sesuatu kegiatan
dipertunjukkan atau disajikan kepada siswa yang bisa
dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas
melalui metode demonstrasi. Pada metode ini, Guru
mengaktifkan semua alat indra siswa, karena proses
belajar yang paling efektif adalah proses belajar
mengajar.

Pendapat lain mengatakan bahwa, metode


demonstrasi adalah suatu bentuk penyajian di kelas, di
mana siswa diperlihatkan proses atau objek belajar
yang konkrit, nyata dan disimulasikan, seringkali
disertai dengan penjelasan lisan.

Istilah demonstrasi mengajar digunakan untuk


menggambarkan suatu metode pengajaran, yang
biasanya merupakan penjelasan lisan yang melibatkan
kerja fisik atau penggunaan peralatan atau benda.
Pekerjaan fisik dilakukan atau peralatan diuji sebelum
presentasi. Presenter (pelatih, siswa atau orang luar)
mendemonstrasikan dan menjelaskan sesuatu yang
akan dipresentasikan.

Metode demonstrasi adalah cara penyajian


pelajaran dengan memperlihatkan dan
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik nyata maupun hanya tiruan.
Selain metode penyajian, tidak lepas dari penjelasan
guru. Namun pada metode pembuktian, siswa hanya
memperhatikan hal tersebut.

Menurut Drajat, metode demonstrasi adalah


metode dimana demonstrasi digunakan untuk
menjelaskan, memahami atau menunjukkan kepada
peserta lain bagaimana sesuatu dilakukan.
Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang
efektif karena siswa dapat langsung mengenal
penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari.

Metode pembelajaran demonstratif adalah cara


menyajikan pembelajaran melalui pembuktian dan
demonstrasi dari suatu proses, situasi atau objek
tertentu yang sedang dipelajari, nyata dan
disimulasikan, yang disajikan kepada semua siswa
oleh guru atau sumber belajar lainnya.

Menurut Wina Sanjaya, metode demonstrasi


adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan
memperlihatkan dan menyajikan suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik nyata maupun hanya tiruan,
kepada siswa. Sebagai salah satu metode penyajian,
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lisan guru.
Walaupun tugas siswa dalam demonstrasi hanya
memperhatikan, namun demonstrasi dapat
memberikan materi pembelajaran yang lebih konkrit.
Strategi pembelajaran dapat menggunakan bukti
untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran
pengantar dan eksplorasi.

Dapat disimpulkan bahwa demonstrasi adalah


penyajian pelajaran dengan memperagakan suatu
proses atau situasi tertentu menggunakan alat peraga.
Metode demonstrasi adalah metode pengajaran guru
yang menyajikan dan mendemonstrasikan kepada
siswa suatu proses, situasi, peristiwa, urutan
melakukan suatu kegiatan atau objek tertentu yang
diselidiki baik yang nyata maupun yang disimulasikan
dengan menggunakan berbagai sarana yang relevan.
menangani topik sehingga lebih mudah bagi siswa
untuk memahami materi secara kreatif.

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan


siswa terhadap pelajaran tercetak lebih mendalam,
sehingga menimbulkan pemahaman yang baik dan
utuh. Siswa juga dapat mengamati guru selama proses
pembelajaran. Tujuan dari metode demonstrasi adalah
agar siswa memahami bagaimana sesuatu tersusun
atau disusun.

Demonstrasi merupakan metode yang sangat


efektif karena membantu siswa menemukan jawaban
sendiri berdasarkan fakta atau informasi yang benar.

2. Karakteristik Demonstrasi

Metode demonstrasi dikenal dengan


memperagakan sesuatu secara langsung. Demonstrasi
umumnya diberikan untuk memberikan suatu
gambaran sebagai penjelasan suatu informasi
terhadap siswa. Dengan adanya metode demonstrasi,
siswa tidak akan merasa bosan dengan pemaparan
materi saja. Selain itu, dengan demonstrasi dapat
mengurangi kesalahan terhadap pemahaman materi
oleh siswa karena demonstrasi menyajikan
pemahaman yang lebih nyata atau konkret. Adapun
karakteristik metode demonstrasi menurut
Winataputra yaitu sebagai berikut:

a. Mempertunjukkan objek yang sebenarnya. Dalam


hal ini, guru dapat menunjukkan suatu objek secara
langsung dalam proses pembelajaran.
b. Terdapat proses peniruan. Guru menjelaskan atau
memaparkan suatu materi dengan memperagakan
suatu proses yang dapat ditirukan oleh seluruh
siswa.
c. Terdapat alat bantu. Alat bantu merupakan alat
penunjang yang digunakan yang dapat
mempermudah siswa untuk memahami materi
yang telah disampaikan.
d. Membutuhkan tempat strategis yang dapat
memungkinkan seluruh siswa dapat aktif dalam
pembelajaran. Pemilihan tempat yang sesuai dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang dapat
memicu keaktifan siswa.
e. Demonstrasi dapat dilakukan oleh guru maupun
siswa. Demonstrasi juga dapat dilakukan oleh guru
bersama siswa, tidak hanya sebatas dilakukan oleh
guru.
3. Langkah-langkah Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan salah satu metode
yang dianjurkan untuk diterapkan dalam
pembelajaran IPA. Metode demonstrasi dapat
digunakan untuk memberikan pembuktian akan suatu
konsep dengan melakukan, mengamati, dan menguji.
Metode demonstrasi hendaknya dilakukan dengan
menampilkan peristiwa yang benar dan salah dan
menggunakan peristiwa yang diambil dari kehidupan
sehari-hari. Dengan penyajian peristiwa yang benar
dan salah tersebut dapat menjadikan siswa tertantang
mencari kebenaran dari peristiwa yang disajikan.
Metode demonstrasi tersebut dapat mendorong siswa
untuk menganalisis suatu peristiwa dan membuat
hipotesis berdasarkan dengan pengetahuannya.
Demonstrasi dapat diterapkan atau dilakukan pada
awal pembelajaran, selama pembelajaran, atau pada
akhir pembelajaran.

Langkah-langkah untuk menggunakan metode


demo meliputi:

a. Awali presentasi dengan kegiatan yang mendorong


siswa untuk berpikir, misalnya dengan teka-teki
untuk membuat siswa tertarik untuk
memperhatikan presentasi.
b. Ciptakan suasana sejuk sambil menghindari
suasana yang menegangkan.
c. Pastikan semua siswa mengikuti alur presentasi
dengan mendengarkan semua tanggapan siswa.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif
berpikir ke depan berdasarkan hasil proses
demonstrasi.
e. Cara menyelesaikan pembelajaran dengan metode
demonstrasi selanjutnya adalah dengan
menetapkan tugas-tugas khusus yang berkaitan
dengan metode demonstrasi dan proses untuk
mencapai tujuan pembelajaran untuk memastikan
bahwa siswa memahami proses demonstrasi atau
tidak.
f. Untuk lebih meningkatkan proses, sebaiknya guru
dan siswa mengevaluasi proses demonstrasi secara
bersama-sama, daripada hanya memberikan tugas
yang sesuai.
4. Keuntungan dan Kekurangan
Penggunaan metode demonstrasi sangat
menunjang proses interaksi mengajar belajar dikelas.
Keuntungan yang diperoleh ialah:
a. Dengan demonstrasi perhatian siswa lebih
terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan.
b. Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran
diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan
dan contoh konkrit. Sehingga yang diterima oleh
siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama
dalam jiwanya.

Jadi dengan metode demonstrasi itu siswa dapat


berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman
langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya
walaupun demikian kita masih melihat juga
kelemahan pada metode ini.

Pendapat lainnya mengatakan bahwa metode


demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut:

Untuk kelebihannya:

1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan


konkret, sehingga menghindari verbalisme
(pemahaman secara kata-kata atau kalimat )
2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
3. Proses pengajaran lebih menarik
4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati,
menyesuaikan antara teori denga kenyataan dan
mencoba Melaukannya sendiri.
Kekurangan dari Metode Demonstrasi adalah
1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara
khusus, karena tanpa ditunjuang dengan hal itu
pelaskanaan demonstrasi tidak akan efektif
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang
memadai tidak selalu tersedia dengan baik
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan
perencanaan yang matang disamping memerlukan
waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa
mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
Sehingga dalam melakukan metode demonstrasi
ini kita perlu mengkombinasikan dengan metode
lain sehingga dapat saling melengkapi

Sedangkan menurut Sartini dkk, Sebagai suatu


metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya:

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme


akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung
memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab
siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat
peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa
akan memiliki kesempatan untuk membandingkan
antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa
akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran
Disamping beberapa kelebihan, metode
demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya;

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang


lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai
demonstrasi bisa gagal, sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan
untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses
tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya
terlebih dahulu, sehingga dapat memakan banyak
waktu.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan,
dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan
keterampilan guru yang khusus, sehingga guru
dituntut untuk bekerja lebih profesional.
Disamping itu demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa
CONTOH DEMONSTRASI
Salah satu contoh penggunaan metode demonstrasi
dapat dilihat dengan penggunan model torso dalam
pembelajaran IPA. Model Torso mempunyai tiga
permukaan yaitu panjang, lebar dan tinggi. Oleh
sebab itu model torso termasuk kategori alat peraga
tiga dimensi. Alat peraga dengan bentuk tiga dimensi
akan lebih banyak mengandung pemahaman
dibandingkan dengan yang lain serta memberi
pengalaman yang lengkap dan mendalam. Jika
dikaitkan dengan pengalaman yang diperoleh siswa
yang belajar dengan menggunakan alat peraga torso
memperoleh pengalaman yang real.

Berikut contoh Torso Sistem Ekskresi pada


Manusia yang sering digunakan dalam pembelajaran:
Gambar Torso Sistem Ekskresi dan Bagian Kulit

Contoh lain dari penggunaan metode demonstrasi


pada pembelajaran IPA adalah pada pembelajaran
mengenai getaran, gelombang, dan bunyi Siswa
diminta untuk menentukan karakteristik dari getaran,
dan jenis gelombang dengan menggunakan bandul,
slinki, dan tali.

Bandul, slinki, dan tali adalah alat peraga tiga


dimensi yang dapat menunjukkan proses terjadinya
getaran, gelombang dan bunyi. Alat ini juga akan
melatih indra siswa karena siswa harus
memperagakan secara langsung dari kinerja alat ini.

Gambar Bandul Sederhana


Gambar Slinki

Gambar Tali tambang

Jika diterapkan pada pembelajaran, siswa akan


diminta untuk menggerakkan ketiga benda tersebut.
Pada bandul, siswa diminta untuk menentukan
banyaknya getaran dalam waktu tertentu dan
menentukan frekuensi dan periodenya. Pada slinki
dan tali tambang, siswa diminta untuk menggerakkan
dengan menarik slinki dan tali tambang sampai pada
jarak tertentu, kemudian ujung slinki salah satunya
dilepaskan dan pada tali digerakkan secara
bergelombang. Dari kegiatan tersebut, siswa diminta
untuk menentukan perbedaan dari arah gerak dan
bentuk gelombangnya.
Glosarium

Demonstrasi: penyajian pelajaran dengan memperagakan


suatu proses atau situasi tertentu menggunakan alat
peraga.
Game: suatu permainan yang bertujuan untuk mencapai
kemenangan atau keberhasilan tertentu.
Peer teaching: latihan mengajar yang dilakukan oleh
siswa kepada teman-temannya yang bertindak sebagai
calon guru.
Praktikum: Percobaan terhadap sesuatu yang
mengembangkan keterampilan dalam penggunaan alat,
teknik, dan prosedur tertentu dan pelaksanaan apa yang
disebut dalam teori secara nyata
Psikodrama: suatu metode yang digunakan untuk terapi,
dengan tujuan agar siswa memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang dirinya.
Role playing: metode bermain peran yang tidak hanya
memuat mengenai kisah kehidupan pribadi atau sosial,
melainkan juga diarahkan untuk mengkreasikan
peristiwa sejarah, mengkreasikan peristiwa-peristiwa
aktual atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul
pada masa mendatang.
Simulasi: menampilkan sesuatu kegiatan yang mirip
dengan keadaaan sebenarnya namun dalam bentuk yang
berbeda.
Sosiodrama: suatu metode yang berfungsi untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
fenomena sosial.
Torso: Bagian tubuh manusia yang terdiri dari bagian
dada, perut, pinggang, panggul, dan punggung.
Daftar Pustaka
Astuti, T. (2015). Manajemen Praktikum Pembelajaran
Ipa. Manajemen Pendidikan, 9(1), 57–64.
Mahmudatun Nisa, U. (2017). Metode Praktikum untuk
Meningkatkan Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa
Kelas V MI YPPI 1945 Babat pada Materi Zat
Tunggal dan Campuran Practical methods to
improve understanding and Learning Outcomes
Grade V MI YPPI 1945 Babat on Single Substances
and Materials Mix. Jurnal Biology Education,
14(1), 62–68.
Zahara, R., Wahyuni, A., Mahzum, E., Fisika, P.,
Keguruan, F., & Pendidikan, D. I. (2017).
Perbandingan Pembelajaran Metode Praktikum
Berbasis Keterampilan Proses Dan Metode
Praktikum Biasa Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
JIM) Pendidikan Fisika, 2(1), 170–174.
Dewanti, R., Fajriwati, A. and Penulis, N. (2020)
‘Metode Demonstrasi Dalam Peningkatan
Pembelajaran Fiqih’, Jurnal Kajian Islam
Kontemporer, 11(1), pp. 88–98.
Feni, K. (2013) ‘Metode Pembelajaran Demostrasi’, p.
11.
Sartini, S. dan H. K. (2014) ‘Penerapan Metode
Demonstrasi dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Sekolah Dasar’, Jurnal Penelitian
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(3), pp. 1–12.
Sriwahyuni, E., & Qaddafi, M. (2016). Pengaruh Model
Pembelajaran Simulasi Dan Direct Instruction
Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas
X Ma Al-Urwatul Wutsqaa. Jurnal Pendidikan
Fisika, 4(1), 1–5.
Hasbullah. (2021). Kurikulum Pendidikan Guru : Metode
Simulasi dalam Pembelajaran Di Masa Pandemi.
ADAARA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
11(2), 155–162.
Nofiana, M. (2016). KETERAMPILAN MENGAJAR
MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI. JEMS
(Jurnal Edukasi Matematika Dan Sains), 4(9), 85–
95.

Anda mungkin juga menyukai