Dibuat Oleh :
Dosen Pengampu :
Salamah,SE.M.pd
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam memebelajarkan siswa agar
terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap metode mengajar
memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam membentuk pengalaman balajar siswa, tetapi
satu dengan yang lainnya saling menunjang.Dalam kegiatan belajar ini akan dikemukakan
tantang konsep, karakteristik, prosedur, keterbatasan, dan keunggulan metode mengajar
simulasi yang mungkin banyak digunakan oleh guru.Penggunaan metode mengajar yang
didasarkan pada pembentukan kemampuan siswa, seperti memiliki kreativitas. Setiap metode
mengajar memiliki keunggulan dan kekurangan sehingga hal tersebut dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam memilih metode tersebut. Kelemahan-kelemahan metode harus
diantisipasi dan dikaji oleh guru agar penggunaannya dapat efektif.Model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran dikelas atau yang lain (Joyce dan Weil, 1980:1). Model pembelajaran Simulasi
dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran
dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Salah satu contoh simulas
adalah Gladi resik, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai
latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan.
Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu.
Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan
terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses.
Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam
proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh
konsep keterampilan pembuatan keputusan.Model pembelajaran ini diterapkan didalam dunia
pendidikan dengan tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses
sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan yang
dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses simulasi ini dilakukan dengan
menggunakan simulator.Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi
cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan
mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas
tinggi di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran, siswa akan dibina kemampuannya berkaitan
dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Disamping itu, dalam
metode simulasi siswa diajak untuk bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Dalam proses pembelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk
dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompok siswa dengan mekanisme pelaksanaan
yang diarahkan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan / direncanakan
4
sebelumnya. Simulasi ini lebih menitik beratkan pada tujuan untuk mengingat atau
menciptakan kembali gambaran masa silam yang memungkinkan terjadi pada masa yang
akan datang atau peristiwa yang aktual dan bermakna bagi kehidupan sekarang.
2. Sosiodrama
Dalam pembelajarannya yang dilakukan oleh kelompok untuk melakukan aktivitas belajar
memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk sosial.
Misalnya, hubungan anak dan orangtua, antara siswa dengan teman kelompoknya.
Dalam pembelajarannya siswa bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan sebagai
balajar membuat suatu keputusan.
Metode mengajar simulasi banyak digunakan pada pembelajaran IPS, PKn, Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Apresiasi.Pembinaan kemampuan bekerjasama, komunikasi dan
interaksi merupakan bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajarn
simulasi. Metode mengajar simulasi lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode
simulasi sebagai metode yang berlandaskan pada pendekatan CBSA dan keterampilan
proses.Disamping itu, metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis konstektual,
salah satu contoh bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial
maupun permasalahan-permasalahan sosial yang aktual maupun masa lalu untuk masa yang
akan datang. Permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan sosial
maupun membentuk sikap atau perilaku dapat dilakukan melalui pembelajaran ini.Langsung
maupun tidak langsung melalui simulasi kemampuan siswa yang berkaitan dengan bermain
peran dapat dikembangkan. Siswa akan menguasai konsep dan keterampilan intelektual,
sosial, dan motorik dalam bidang-bidang yang dipelajarinya serta mampu belajar melalui
situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan.
· melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-
hari,
5
· meningkatkan keaktifan belajar,
· menumbuhkan daya kreatif siswa, dan melatih siswa untuk mengembangkan sikap
toleransi.
memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsi,
Prosedur metode simulasi yang harus ditempuh dalam pembalajaran adalah sebagai berikut:
3. Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang
dimainkan
4. Prose pengamatan terhadap proses, peran, teknik, dan prosedur dapat dilakukan dengan
diskusi.
6
d. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi
e. Melaksanakan simulasi
f. Melakukan penilaian
Menurut Joyce dan Weil (1980) dalam Udin (2001:66), model simulasi ini memiliki 4 tahap
sebagai berikut:
Tahap I. Orientasi
Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam
proses simulasi.
Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang
harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai.
Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performan si pemeran.
Melanjutkan permainan/simulasi
7
Tahap IV. Pemantapan dan debriefing
Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi.
Menganalisis proses
Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang metode simulasi di antaranya:
a. Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur, dam peran yang
akan dilakukan dalam simulasi.
Adapun kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan metode
simulasi adalah:
8
a. Siswa dapat melaksanakan interaksi sosial dan komunikasi dalam kelompoknya.
b. Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam
pembelajaran.
c. Dapat mebiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial , hal ini dapat dikatakan
sebagai implementasi pembelajaran yang berbasis konstekstual
d. Melalui kegiatan kelompok dalam simulasi dapat membina hubungan personal yang
positif
g. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia
kerja.
h. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
i. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa. Memperkaya pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang
problematis.
Namun demikian, dalam metode simulasi masih tetap ada kelemahan atau kendala-kendala
yang kemungkinan perlu diantisipasi diantaranya adalah:
d. Banyak siswa yang kurang menyenangi simulasi sehingga simulasi tidak efektif.
9
Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan
di lapangan.
Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga
tujuan pembelajaran menjadi terabaikan. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering
memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan metode simulasi esensinya menyejikan bahan pelajaran melalui objek atau
kegiatan pembelajaran yang bukan sebenarnya. Pengalaman belajar yang diperoleh dari
metode ini meliputi kemampuan kerja sama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu
kejadian.
B. Saran
Agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektif , maka guru harus mampu memilih metode
mengajar yang paling sesuai. Proses pembelajaran akan efektif jika berlangsung dalam situasi
dan kondisi yang kondusif, hangat, menarik, menyenangkan, dan wajar. Oleh karena itu guru
perlu memahami berbagai metode mengajar dengan berbagai karakteristiknya, sehingga
mampu memilih metode yang tepat dan mampu menggunakan metode mengajar yang
bervariasi sesuai dengan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. Boston, London, Toronto, Sydney,
Tokyo, Singapore: Prentice-Hall, Inc
http://id.wikipedia.org/wiki/simulasi,http://kukuhsilautama.wordpress.com
Mulyana, Deddy. (2010). Stimulasi IPS Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rahmat,Jalaluddin. (2001). Psikologi stimulasi Bandung: Remaja
RosdakaryaWood, Julia T. (2013). Stimulasi Teori dan Praktek (Stimulasi dalam Kehidupan
Kita). Edisi ke 6. Penterjemah Putri Aila Idris. Jakarta: Salemba Humanika
11
12